wagely Kantongi Rp362 Miliar untuk Pendanaan Ekuitas dan Debt

Startup earned wage access (EWA) wagely mengumumkan perolehan dana segar sebesar $23 juta (sekitar Rp362 miliar), yang terdiri dari pendanaan ekuitas dan debt. VC yang fokus pada penerapan generative AI, Capria Ventures, menjadi investor lead untuk pendanaan ekuitas, diikuti investor lainnya dari putaran terdahulu.

Sementara, investor untuk pendanaan debt hanya disampaikan datang dari perusahaan swasta terkemuka.

Dana segar ini akan digunakan perusahaan untuk memberdayakan lebih banyak pekerja dalam mengelola keuangan lebih baik di Indonesia dan Bangladesh dengan solusi yang relevan.

Dalam keterangan resmi, Managing Partner Capria Ventures Dave Richards menyampaikan, pihaknya terkesan dengan kinerja dari tim wagely yang dibuktikan dengan pertumbuhan yang mengesankan dalam menyediakan solusi finansial bagi kelompok pekerja kerah biru yang kurang terlayani.

“Kami melihat peluang besar bagi wagely untuk menerapkan generative AI dalam berbagai kasus penggunaan, seperti automasi pemrosesan dokumen dan antarmuka percakapan bahasa lokal bagi pekerja untuk membuat keputusan finansial yang lebih baik,” terangnya, Senin (4/3).

wagely beroperasi di Indonesia dan Bangladesh. Sebanyak 75% dari sekitar 195 juta pekerja di kedua negara ini menghadapi situasi finansial yang menantang dan bergantung pada setiap gaji yang mereka terima untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keterbatasan akses layanan finansial konvensional mengakibatkan banyak pekerja kurang mendapatkan alat dan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.

Solusi yang ditawarkan wagely adalah fasilitas opsional untuk karyawan. Tak hanya itu, perusahaan juga memberikan kemampuan untuk melacak gaji dan mengakses sumber literasi finansial, sehingga membantu pekerja mengurangi tekanan finansial.

Diklaim sepanjang tahun lalu total gaji yang disalurkan wagely mencapai lebih dari $25 juta (Rp393 miliar), memroses hampir satu juta transaksi, dan diakses oleh 500 ribu pekerja. Pencapaian tersebut menobatkan wagely sebagai pemimpin di pasar karena memperlihatkan prospek pertumbuhan yang kuat.

wagely terakhir kali mengumumkan pendanaan pra-seri A pada Maret 2022. Putaran yang bernilai $8,3 juta ini dipimpin oleh East Ventures Growth Fund, diikuti Central Capital Ventura, Integra Partners, Asian Development Bank, Global Founders Capital, Trihill Capital, Blauwpark Partners, dan 1982 Ventures.

Sejak awal berdiri di 2020, diklaim wagely telah digunakan oleh lebih dari 100 perusahaan, di antaranya British American Tobacco, Ranch Market, Adaro Energy, Medco Energi, Mustika Ratu, dan masih banyak lagi.

Startup ini mengumumkan ekspansi ke Bangladesh pada Oktober 2021. Negara terbesar kelima di Asia ini memberikan peluang yang cukup besar dengan lebih dari 4,5 juta pekerja industri Ready-Made Garment (RMG). Para pekerja ini juga terkena dampak pandemi yang berakibat tingginya tekanan keuangan sehingga berdampak besar bagi produsen.

Application Information Will Show Up Here

CekAja Sediakan Solusi EWA, Bermitra dengan wagely

Startup marketplace produk finansial CekAja dan startup EWA wagely mengumumkan kerja sama strategis dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan finansial pekerja di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, CekAja kini menyediakan produk dari wagely melalui integrasi engine, untuk menjangkau lebih banyak pengguna baru dan memberi nilai lebih.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO wagely Tobias Fischer menyampaikan, untuk membuat hidup lebih baik bagi pekerja berpenghasilan rendah hingga menengah, diperlukan menjalin sinergi di dalam ekosistem finansial agar dapat menciptakan perubahan positif dalam skala yang jauh lebih besar.

“Kami siap bekerja sama dengan CekAja dan mitra perusahaan dalam menyediakan solusi yang dibutuhkan pekerja untuk membayar dan memenuhi kebutuhan hidup, memperkuat literasi keuangan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan finansial mereka,” kata Fischer, Senin (26/9).

Commercial Director CekAja Kailas Nath Raina menambahkan perusahaan bersemangat untuk bermitra dengan wagely karena pihaknya memiliki nilai dan transparansi yang serentak mendukung inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia.

“Jutaan orang di Tanah Air telah menggunakan teknologi dan layanan kami, dan kemitraan dengan wagely memungkinkan kami untuk terus menambah layanan finansial baru yang berdampak dan membuat perbedaan nyata bagi kehidupan banyak orang,” kata Raina.

Pada tahap awal kemitraan ini diarahkan untuk mendukung pekerja di sektor manufaktur, salah satu sektor terbesar yang menyerap sekitar 18,7 juta tenaga kerja.

Wagely merupakan alternatif dari fintech lending yang bermain di bisnis konsumer, umumnya dengan bunga mencekik. Startup ini menawarkan akses gaji yang sudah diperoleh karyawan kapan pun sebelum tanggal gajian tiba. Inisiatif ini berdampak positif bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan retensi, menambah daya tarik, menciptakan produktivitas, dan keterlibatan yang lebih tinggi.

Wagely mengutip dari survei yang diterbitkan oleh Mercer disebutkan, dua tahun terakhir merupakan masa yang tidak mudah bagi perusahaan di seluruh dunia. Survei menemukan bahwa sebagian besar perusahaan di Asia Tenggara termasuk Indonesia mengalami tingkat perputaran karyawan yang lebih tinggi, terutama pada tingkat karier  menengah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sebanyak 55% perusahaan menyatakan ketidakpuasan karyawan terhadap gaji sebagai penyebab utama, diikuti oleh kemampuan karyawan untuk mendapatkan benefit yang lebih baik di perusahaan lain sebesar 46%.

Di samping itu, perusahaan di Indonesia cenderung mengalami perputaran karyawan pada minggu-minggu setelah liburan Idul Fitri, dan sebuah studi dari LinkedIn yang dirilis sebelum pandemi menunjukkan bahwa 1 dari 10 karyawan Indonesia berganti pekerjaan setelah Hari Raya Idul Fitri. Fenomena ini menjadi sebuah tantangan yang cukup berat bagi perusahaan untuk mempertahankan karyawan mereka.

Sejak awal berdiri di 2020, diklaim wagely telah digunakan oleh lebih dari 100 perusahaan termasuk oleh British American Tobacco, Ranch Market, Adaro Energy, Medco Energi, Mustika Ratu, dan masih banyak lagi.

Startup ini mengumumkan ekspansi ke Bangladesh pada Oktober tahun lalu. Negara terbesar kelima di Asia ini memberikan peluang yang cukup besar dengan lebih dari 4,5 juta pekerja industri Ready-Made Garment (RMG). Para pekerja ini juga terkena dampak pandemi yang berakibat tingginya tekanan keuangan sehingga berdampak besar bagi produsen.

Perkembangan CekAja

Adapun CekAja mengawali kehadirannya di 2014 sebagai agregator finansial yang menyediakan beragam produk finansial, seperti kartu kredit, pinjaman, tabungan, investasi, dan lainnya. Semakin berkembangnya CekAja dengan kemampuan mengumpulkan data-data, memutuskan perusahaan untuk bangun anak usaha di bidang skoring kredit bernama CekSkor (PT Puncak Akses Finansial).

Kemudian, pada akhir tahun lalu, induk CekAja, C88 Financial Technologies, mengumumkan rebrand menjadi Caxe Technologies (re: cakes). Caxe adalah anagram dari berbagai produk fintech B2B dari anak perusahaannya di Asia Tenggara. Solusinya tetap fokus pada data, analitik, manajemen risiko kredit, automasi pinjaman digital, regtech, dan penjualan digital, yang menyasar konsumer B2B.

Saat diberitakan, grup perusahaan ini memiliki lebih dari 400 karyawan yang tersebar di Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, Australia, dan Tiongkok. Khusus di Indonesia, Caxe memiliki bisnis marketplace produk finasial CekAja.

Co-founder CekAja, J.P Ellis mengundurkan diri dari posisinya Agustus 2022. Ellis kini menjabat di McKinsey & Company sebagai Expert Associate Partner. Kini posisi tertinggi di CekAja dipegang oleh Kailas Nath Raina.

wagely Umumkan Pendanaan Pra-Seri A 119 Miliar Rupiah Dipimpin East Ventures

Setelah umumkan pendanaan awal $5,6 juta pada pertengahan tahun lalu, platform Earned Wage Access (EWA) wagely kini mengumumkan putaran pendanaan pra-seri A. Kali ini nilainya mencapai $8,3 juta atau setara 119 miliar Rupiah. East Ventures (Growth Fund) memimpin pendanaan ini dengan partisipasi Central Capital Ventura, Integra Partners, Asian Development Bank, Global Founders Capital, Trihill Capital, Blauwpark Partners, dan 1982 Ventures.

Dari seluruh putaran yang ada, total dana yang berhasil dikumpulkan wagely mencapai $14 juta — dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun.

Seperti diketahui, layanan wagely memungkinkan karyawan perusahaan untuk mencairkan gajinya lebih awal untuk berbagai kepentingan mendesak. Selain di Indonesia, mereka turut melayani pasar Bangladesh.

Sejak 2021, wagely mengklaim mendapatkan pertumbuhan sampai 10x lipat yoy. Pertumbuhan ini didukung kemitraan bersama deretan perusahaan besar di Indonesia termasuk British American Tobacco, Ranch Market, Adaro Energy, dan Medco Energi.

Situasi pandemi yang masih berlangsung memperburuk keadaan ekonomi yang dihadapi oleh para pekerja berpenghasilan rendah dan menengah, sehingga banyak perusahaan membutuhkan solusi untuk membantu mengurangi tekanan finansial dari banyak pekerjanya.

Platform EWA di Indonesia

Berbagai layanan EWA bermunculan akhir-akhir ini, mulai dari startup yang spesifik seperti wagely, Gajiku, GajiGesa, Kini, dan GetPaid; hingga sub layanan dari platform fintech Halogaji (Halofina), KoinGaji (KoinWorks), dan Flex (Mekari).

Semua tujuannya sama, memberikan fleksibilitas kepada pekerja untuk mengakses gajinya lebih dini. Lebih detail tentang cikal-bakal layanan EWA telah kami bahas di artikel ini: Konsep Earned Wage Access Menormalisasi Pembayaran Gaji di Muka.

Produk EWA dari wagely memungkinkan pekerja dari perusahaan yang menjadi mitra wagely untuk mengakses sebagian dari gaji yang mereka peroleh secara real-time yang terhitung dari total jumlah hari mereka telah bekerja. Konsep ini dinilai telah terbukti berhasil di beberapa pasar dunia dan telah diadopsi oleh beberapa organisasi terkemuka di antaranya Walmart, Pizza Hut, dan Visa, untuk mengurangi pergantian karyawan, menambah produktivitas, dan meningkatkan penghematan biaya bisnis.

“Kami bangga telah berhasil beroperasi di dua pasar terbesar di wilayah Asia yang mempekerjakan lebih dari 150 juta pekerja. Akses instan dalam memperoleh gaji kini memainkan peran penting bagi para pengusaha dalam mengurangi pembiayaan, meningkatkan produktivitas, serta memberi kesejahteraan bagi pekerja,” ujar Co-Founder & CEO wagely Tobias Fischer.

Managing Partner East Ventures Roderick Purwana, mengatakan, “Dengan pertumbuhan pesat dari wagely dalam beberapa kuartal terakhir, kami yakin wagely akan menjadi mitra pilihan bagi banyak perusahaan besar yang berkomitmen untuk mengadakan perubahan dalam kesejahteraan finansial para pekerja di Indonesia dan sekitarnya. Kami sangat antusias dalam mendukung Tobias, Didi, Kevin, dan tim wagely, karena mereka telah memperbaiki kehidupan jutaan pekerja di seluruh wilayah Asia, di mana lebih dari 75% penduduknya hidup dan bergantung dari gaji ke gaji.”

Application Information Will Show Up Here

wagely Secures 79 Billion Rupiah, Targeting 250 Thousand Employees for Early Wage Access

Indonesia has the largest underbanked population in Southeast Asia. Millions of low- and middle-income workers struggle to cover unexpected expenses each month, putting significant financial pressure on their paycheck.

Tobias Fischer, Sasanadi Ruka, and Kevin Hausburg intend to address this issue by establishing wagely in March 2020 in Jakarta. Those three hold digital industry background that counts for Wagely’s vision and mission to provide financial welfare to employees by providing access to early salaries.

Fischer used to work at Grab Financial Group, Capital Match, ADB, and Rocket Internet. Meanwhile, Ruka previously worked at Tokopedia, Jenius, AWS, and HappyFresh. While Hausburg has strong experience in digital marketing for many global companies.

In an interview with DailySocial, Fisher explained that Wagely helps businesses increase the productivity, engagement and loyalty of their workforce by offering employees an innovative financial benefits platform to access earned wages and financial education.

Employees can withdraw up to 50% of the salary instantly and on demand to their payroll bank account. The money will be used to help them pay for unexpected expenses and emergencies. Wagely provides an affordable flat fee per withdrawal with no hidden fees or interest. Therefore, Fisher consider wagely in accordance with the sharia concept.

“Wagely has a unique approach as it does not provide loans to employees but only access to earned salary. Therefore, Wagely does not require any underwriting and available to all employees in a company,” he said.

It is said that wagely has partnered with more than 50 companies, most of the companies are in global and national level. Among those are British American Tobacco, Ranch Market, Mustika Ratu, and others. As many as tens of thousands of employees from all of these partners have been served with early salary access.

Mockup aplikasi wagely / wagely
Wagely mockup app / wagely

Seed funding

In the same occasion, on its first anniversary, wagely officially announced the seed funding of $5.6 million (over 79 billion Rupiah) led by Integra Partners (formerly known as Dymon Asia Ventures). Also participated in this round Asian Development Bank (ADB) Ventures, PT Triputra Trihill Capital, 1982 Ventures, Willy Suwandi Dharma (former President Director of Asuransi Adira Dinamika), and others.

As wagely’s CEO, Fisher said that the fresh funds will be used to accelerate the adoption of the Wagely platform to more employees. It is targeted to attract more than 250 thousand employees as users this year. He said, providing a sound and affordable solution to an emergency cash flow problem is only the first step towards building long-term financial health.

“Ensuring long-term financial well-being means building a holistic platform that offers workers access to affordable services, encourages financial responsibility, and provides a pathway to financial stability and inclusion, with access to earned wages at the core and seamlessly integrated features. We are committed to building a complete ecosystem that builds and protects the future financial sustainability of employees in Southeast Asia.”

In an official statement, Integra Partners’ Partner, Christiaan Kaptein said, “The investment and participation of several Indonesian family conglomerates highlighted Wagely’s leadership role in financial awareness and its ability to build sustainable and responsible businesses by taking advantage of the vast financial services market opportunities in Southeast Asia,” he said.

ADB Ventures’ Senior Fund Manager, Daniel Hersson added, “This investment underscores our belief that Wagely has what it takes to lead financial inclusion and literacy in Indonesia. wagely offers workers what they didn’t have before: fair and accessible financial tools to help them manage inevitable contingencies and emergencies, including those caused by climate change.”

The presence of Earned Wage Access (EWA) platforms such as Wagely in Indonesia, GajiGesa has attracted a lot of attention from investors as the potential it offers. EWA solutions provide companies with the opportunity to reduce turnover, increase employee productivity, and increase business savings.

In the United States, Dailypay has received funding that brought them to the unicorn level. Softbank also invested in similar startups named Payactiv, Jeff Bezon and Bill Gates (Wagestream and Minu), and Peter Thiel (Even).

Terima Pendanaan 79 Miliar Rupiah, wagely Berambisi Jangkau 250 Ribu Karyawan Terima Akses Gaji Lebih Awal

Jumlah populasi underbanked di Indonesia merupakan terbesar se-Asia Tenggara. Jutaan pekerja berpenghasilan rendah dan menengah berjuang untuk menutupi pengeluaran tak terduga setiap bulanan, mengakibatkan tekanan keuangan yang signifikan terhadap pendapatan mereka.

Isu tersebut ingin ditangani oleh Tobias Fischer, Sasanadi Ruka, dan Kevin Hausburg dengan mendirikan wagely pada Maret 2020 di Jakarta. Latar belakang ketiganya dari industri digital membulatkan visi dan misi wagely yang ingin memberikan kesejahteraan finansial kepada karyawan dengan memberikan akses gaji lebih awal untuk membayar kebutuhan.

Fischer pernah bekerja di Grab Financial Group, Capital Match, ADB, dan Rocket Internet. Sementara, Ruka sebelumnya bekerja di Tokopedia, Jenius, AWS, dan HappyFresh. Sedangkan Hausburg memiliki pengalaman kuat di digital marketing untuk banyak perusahaan global.

Dalam wawancara bersama DailySocial, Fisher menerangkan wagely membantu bisnis meningkatkan produktivitas, keterlibatan, dan loyalitas tenaga kerja mereka dengan menawarkan karyawan platform manfaat keuangan yang inovatif untuk mengakses upah yang sudah diperoleh dan pendidikan keuangan.

Karyawan dapat menarik hingga 50% dari upah yang masih harus dibayar perusahaan secara instan dan sesuai permintaan ke rekening bank gaji mereka. Dana tersebut dipakai untuk membantu mereka membayar pengeluaran tak terduga dan keadaan darurat. wagely memberikan biaya tetap yang terjangkau per penarikan tanpa biaya tersembunyi maupun bunga. Makanya, Fisher menilai wagely sesuai dengan konsep syariah.

“wagely memiliki pendekatan yang unik karena tidak memberikan pinjaman kepada karyawan tetapi hanya akses ke gaji yang telah bekerja. Oleh karena itu, wagely tidak memerlukan penjaminan emisi apa pun dan terbuka untuk semua karyawan dalam suatu perusahaan,” ucapnya.

Disebutkan saat ini wagely telah bermitra dengan lebih dari 50 perusahaan, mayoritas mereka adalah perusahaan global dan nasional. Nama-namanya adalah British American Tobacco, Ranch Market, Mustika Ratu, dan lainnya. Sebanyak puluhan ribu karyawan dari seluruh mitra ini telah terlayani dengan akses gaji lebih awal.

Mockup aplikasi wagely / wagely
Mockup aplikasi wagely / wagely

Peroleh pendanaan tahap awal

Pada saat yang bersamaan, setahun setelah beroperasi, wagely resmi mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal sebesar $5,6 juta (lebih dari 79 miliar Rupiah) yang dipimpin Integra Partners (sebelumnya dikenal sebagai Dymon Asia Ventures). Terdapat sejumlah investor yang turut berpartisipasi dalam putaran ini, yakni Asian Development Bank (ADB) Ventures, PT Triputra Trihill Capital, 1982 Ventures, Willy Suwandi Dharma (eks Presdir Asuransi Adira Dinamika), dan lainnya.

Fisher sebagai CEO dari wagely menyampaikan dana segar ini akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi adopsi platform wagely kepada lebih banyak karyawan. Ditargetkan dapat menarik lebih dari 250 ribu karyawan sebagai pengguna sepanjang tahun ini. Menurutnya, memberikan solusi yang sehat dan terjangkau untuk masalah arus kas darurat hanyalah langkah awal menuju pembangunan kesehatan keuangan jangka panjang.

“Memastikan kesejahteraan finansial jangka panjang berarti membangun platform holistik yang menawarkan akses pekerja ke layanan yang terjangkau, mendorong tanggung jawab finansial, dan menyediakan jalan menuju stabilitas dan inklusi keuangan, dengan akses upah yang diperoleh sebagai inti dan fitur terintegrasi yang mulus. Kami berkomitmen untuk membangun ekosistem lengkap yang membangun dan melindungi keberlanjutan finansial masa depan karyawan di Asia Tenggara.”

Dalam keterangan resmi, Partner Integra Partners Christiaan Kaptein mengatakan, “Investasi dan partisipasi dari beberapa konglomerat keluarga Indonesia menggarisbawahi peran kepemimpinan wagely di bidang kesehatan keuangan dan kemampuannya untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan memanfaatkan peluang pasar jasa keuangan yang luas di Asia Tenggara,” ucap dia.

Senior Fund Manager ADB Ventures Daniel Hersson menambahkan, “Investasi ini menegaskan keyakinan kami bahwa wagely memiliki apa yang diperlukan untuk mengarusutamakan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia. wagely menawarkan pekerja apa yang tidak mereka miliki sebelumnya: alat keuangan yang adil dan dapat diakses untuk membantu mereka mengelola kontinjensi dan keadaan darurat yang tak terhindarkan, termasuk yang disebabkan oleh perubahan iklim.”

Kehadiran platform Earned Wage Access (EWA) seperti wagely di Indonesia sudah ada GajiGesa mulai menarik banyak perhatian investor karena potensi yang ditawarkan. Solusi EWA memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk mengurangi turnover, meningkatkan produktivitas karyawan, dan meningkatkan tabungan bisnis.

Di Amerika Serikat, ada Dailypay yang memperoleh pendanaan yang memboyong mereka ke status unicorn. Softbank juga sudah memiliki portofolio startup bernama Payactiv, Jeff Bezon dan Bill Gates (Wagestream dan Minu), dan Peter Thiel (Even).

Application Information Will Show Up Here