Induk 99.co dan Rumah123.com Dapat Pendanaan Seri C, Lanskap Proptech Lokal Terus Berkembang

99 Group, induk perusahaan proptech 99.co dan Rumah123.com,  mengumumkan pendanaan seri C senilai $52 juta atau setara 776 miliar Rupiah yang dipimpin GAW Capital Partners. Dana senilai $37 juta sudah dirampungkan pada penutupan fase pertama. Sementara $15 juta lainnya masih berbentuk komitmen investor yang baru akan ditutup beberapa bulan mendatang. Perolehan ini membuat dana ekuitas yang berhasil dibukukan perusahaan menjadi lebih dari $80 juta.

“Kami sangat optimistis dengan pasar Asia Tenggara dan investasi yang kami lakukan di 99 Group ini adalah sebuah langkah yang tepat. Hal ini membawa sinergi dan membantu kami untuk lebih memahami pasar untuk membuka kesempatan investasi serta membuat kemampuan go-to-market untuk proyek-proyek kami menjadi lebih terdepan,” ujar Humbert Pang mewakili GAW Capital Partners.

Fokus selanjutnya 99 Group

Menurut pertanyaan yang disampaikan, dana segar ini akan dimanfaatkan perusahaan untuk mengoptimalkan potensi pasar yang telah ada di Singapura dan Indonesia, serta melanjutkan inovasi, riset, pengembangan, dan ekspansi untuk pasar baru di wilayah Asia Tenggara.

“Ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk meningkatkan modal, dengan pencapaian kami yang berhasil menguasai pasar properti dan siap untuk melakukan ekspansi, berbekal kekuatan teknologi, pengalaman mendalam, dan kemampuan operasional bisnis yang ekstensif. Memiliki neraca keuangan yang kuat akan membuat kami dapat bereaksi dengan gesit dan teguh terhadap potensi peluang merger and acquisition yang kami prediksi akan semakin berkembang,” jelas CEO 99 Group Darius Cheung.

99 Group mengoperasikan empat merek platform proptech yaitu 99.co, iProperty.com.sg, Rumah123.com, dan srx.com.sg. Dari data yang dibagikan, perusahaan telah mengalami pertumbuhan penjualan lebih dari 8x lipat sepanjang Q1/2019 hingga Q1/2022.

Di sisi lain, 99 Group juga telah mengalami pertumbuhan trafik lebih dari 4x lipat menjadi 30 juta per bulan di periode yang sama. Jumlah agen yang bergabung di Singapura telah tumbuh 2x lipat sejak akuisisi SRX. Sementara di Indonesia juga menjadi marketplace properti nomor satu yang paling dominan di Indonesia dengan lebih dari 70% pangsa pasar.

Di Indonesia, 99 Group dipimpin oleh Wasudewan. Menurut pemaparannya, pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi serta pengembangan inovasi produk untuk semakin mempermudah pencari serta pelaku industri properti.

“Saat ini kami tengah fokus mengembangkan pasar di beberapa kota besar di luar Jabodetabek yaitu Surabaya, Bandung, Solo, Semarang, dan Makassar. Harapannya, 99 Group Indonesia dapat menjadi bagian dari ekosistem properti di level regional dengan produk dan teknologi yang kita miliki. Misalnya saja produk Simulasi Gaji KPR yang dapat digunakan calon pembeli untuk mengetahui kemampuan mencicil rumah serta produk X-Value atau property price estimator tool yang memungkinkan pencari atau penjual properti untuk mendapatkan informasi estimasi harga properti dengan lebih cepat,” jelasnya.

Sebagai informasi juga, tahun 2018 lalu 99 Group mengakuisisi platform proptech lokal Urbanindo, untuk selanjutnya dilebur ke dalam situs 99.co.

Digitalisasi bisnis properti makin menarik

Di Indonesia sendiri, startup proptech sejenis telah berjamuran, khususnya mereka yang menyajikan layanan listing berbagai macam jenis properti. Salah satu pesaing terdekatnya adalah Lamudi; belum lama ini mereka mengumumkan akuisisi bisnis properti OLX Indonesia. Strategi ini merupakan bagian dari ambisi Lamudi untuk menjadi proptech terbesar di Indonesia.

Situs Rata-Rata Kunjungan (Apr-Jun 2022) Peringkat (Real-Estate)
99.co 20 juta+ (situs ini diakses secara regional,
spesifik dari Indonesia 78,05%)
#1
Rumah.com 3,7 juta+ #2
Rumah123.com 4,5 juta+ #3
Lamudi.co.id 1 juta+ #4

*Data trafik dan peringkat bersumber dari SimilarWeb, diakses per tanggal 29 Juli 2022 pukul 14.00 WIB

Tidak hanya berhenti pada platform listing properti saja, proptech telah berkembang lebih luas menawarkan kapabilitas yang lebih mendalam — baik dari sisi konsumen maupun pebisnis. Salah satu model bisnis yang berkembang pesat dewasa ini adalah digitalisasi proses KPR atau pembiayaan kepemilikan rumah. Beberapa platform mencoba mendemokratisasi sejumlah tahapan yang sebelumnya dianggap rumit dan memakan waktu — kendati tidak sampai ke proses pembiayaannya.

Tahun ini ada 4 startup yang mendapatkan dukungan investor untuk mematangkan produk digitalnya dalam membantu masyarakat mendapatkan KPR secara efisien, mereka adalah IDEAL, Tanaku, Ringkas, dan Pinhome. IDEAL misalnya, aplikasi yang dikembangkan membantu pengguna menghitung biaya dan cicilan pembiayaan properti secara detail sesuai dengan kebutuhan dan preferensi yang dimiliki. Mereka turut menyediakan sistem aplikasi yang memungkinkan pengguna melakukan pengajuan pembiayaan di beberapa bank sekaligus.

Platform seperti IDEAL terhubung langsung dengan perbankan yang memberikan kredit, sekaligus pengembang properti yang menjalankan proyek. Model bisnisnya berbasis komisi dari setiap pengajuan yang berhasil disetujui.

Kendati fokus bisnisnya lebih luas, platform legasi seperti 99.co sebenarnya juga sudah memiliki fitur serupa. Di situsnya saat ini ada menu KPR, di dalamnya termasuk kalkulator simulasi pinjaman dan layanan pengajuan pinjaman. Saat ini salah satu bank yang sudah menjadi mitra 99.co adalah BCA.

Menurut data, sejauh ini 75% pembelian rumah di Indonesia menggunakan metode KPR. Dengan literasi finansial yang minim, mayoritas pemohon mengalami kesulitan untuk memahami ketentuan yang ada, di samping prosesnya memang panjang. Di sisi pemberi pinjaman, sejumlah tahapan administratif juga dirasa kurang efektif.

Kesempatan ini yang coba dimenangkan oleh para startup, mengingat pada tahun 2021 industri KPR lokal bernilai $39 miliar dengan proyeksi pertumbuhan lima tahun ke depan 17%. Dan mayoritas pangsa pasarnya akan jatuh ke Gen Y dan Gen Z pada 10 tahun ke depan, sehingga digitalisasi dinilai akan diterima baik.

Model bisnis proptech

Secara umum, dari yang sudah ada saat ini, model bisnis proptech terbagi ke dalam tiga kategori utama. Yakni platform yang mendigitalkan pengalaman penggunaan properti, platform yang membagikan informasi seputar properti, dan platform yang menjembatani kebutuhan pembiayaan properti.

Tren menarik yang bisa ditangkap, sebuah platform proptech mencoba menghadirkan ekosistem menyeluruh yang saling terhubung. Menyajikan berbagai layanan secara terhubung dalam satu platform terpusat. Contohnya yang dilakukan 99.co, setelah pengguna mengeksplorasi proyek properti yang diinginkan, mereka bisa melanjutkan untuk memahami tentang opsi pembiayaan yang ada.

Ini sekaligus memperluas model mereka, tidak hanya C2C saja, melainkan masuk ke B2B dan B2B2C. Para platform akan terhubung juga dengan sistem yang dimiliki di sisi pengembang atau lembaga jasa keuangan.

Kendati demikian, inovasi proptech ternyata masih terus berkembang menyasar segmen-segmen yang belum terdigitalkan. Salah satu model bisnis yang juga bermunculan tahun ini adalah B2B Commerce yang mendigitalkan proses supply-chain bahan bangunan untuk pengembangan properti. Beberapa startup yang bermain di sini di antaranya Tokban, BRIK, dan GoCement.

Belum lama ini BRIK mendapatkan pendanaan awal 59 miliar Rupiah yang dipimpin AC Ventures. Sementara Go-Cement sebelumnya juga mendapatkan dukungan dari sejumlah investor, termasuk Arise Fund. Apa yang mereka kembangkan bertujuan untuk mempersingkat rantai distribusi bahan konstruksi melalui platform teknologi, menghubungkan pembeli dengan produsen bahan konstruksi secara efisien.

Model layanan lain yakni membantu pemilik properti untuk mengelola aset yang dimiliki, baik yang berbentuk indekos maupun apartemen. Platform seperti Travelio, Mamikos (Singgahsini), atau Rukita bermain di area tersebut. Selain informasi berupa listing, mereka membantu menyajikan pengalaman transaksi sewa secara lebih efisien.

Sebagai sebuah kebutuhan primer, produk hunian memang menjadi salah satu yang paling banyak diburu. Hadirnya inovasi digital ini, diharapkan bisa membantu berbagai kalangan masyarakat untuk mengatasi isu yang selama ini ditemui untuk memenuhi kebutuhan akan hunian — dari proses pencarian sampai dengan pembelian secara lebih mudah dan transparan.

Application Information Will Show Up Here

Oto.com Akuisisi Grup Media Carvaganza, Berambisi Digitalkan Bisnis Otomotif secara Menyeluruh

Platform teknologi otomotif Oto.com baru-baru ini mengumumkan telah mengakuisisi media otomotif Carvaganza beserta dua anak usahanya Motorvaganza dan Autovaganza. Akuisisi ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan bisnis perusahaan untuk mendigitalisasi seluruh proses penjualan produk otomotif di Indonesia.

Sejak debut di tahun 2015, Oto.com dikenal sebagai portal online (listing) yang membantu penggunanya mendapatkan informasi detail mengenai produk mobil dan motor. Termasuk informasi promo, asuransi dan kredit pembelian.

Kepada DailySocial, CEO Oto.com Wasudewan mengatakan bahwa pascaakuisisi tidak akan ada peleburan situs — kendati Oto.com sebelumnya juga sajikan berita dan tips ringkas soal otomotif. Ketiga portal media tetap akan berdiri terpisah seperti sediakala.

Rencana bisnis di tahun 2020

Lebih lanjut Wasudewan menceritakan, tahun ini perusahaannya juga sudah terapkan pendekatan berbasis AI berkelanjutan. Salah satu tujuannya untuk membantu mitranya (dalam hal ini ATPM – agen tunggal pemegang merek; perusahaan yang ditunjuk oleh oleh produsen mobil/motor untuk memasarkan produk) dalam mengenali lebih dalam kebiasaan dan keinginan konsumen.

Setiap kali pengguna mengunjungi situs Oto.com dalam mencari produk otomotif, mereka dapat mengisi data diri untuk di-follow up dengan penawaran oleh ATPM. Oto.com tidak melakukan transaksi jual-beli di portalnya dan memang fokus sajikan informasi untuk unit baru. Wasudewan ungkap sebulan bisa mendapatkan sekitar 250 ribu data untuk prospek penjualan.

Oto.com sendiri merupakan bagian dari CarDekho Group. Startup digital otomotif tersebut berbasis di Indonesia, saat ini telah mengumpulkan dana sekitar US$190 juta dari sejumlah investor, termasuk Sequoia, Hillhouse Capital, CapitalG, Tybourne Capital dll. Mereka hadir ke Indonesia bekerja sama dengan korporat media KMK Online (bagian dari EMTEK).

Pergeseran tren konsumsi media

Wasudewan turut mengomentari terkait tren konsumsi media di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Tidak sedikit orang yang bergeser ke kanal seperti YouTube untuk mendapatkan ulasan produk otomotif. Oleh karenanya salah satu landasan Oto.com mengakuisisi Carvaganza adalah untuk sajikan informasi komprehensif soal industri terkait.

Latar belakang founder, Munawar Chalil, juga diyakini akan memberikan peran kunci. Terlebih di industri ia dinilai sebagai salah satu tokoh penting di lini pemberitaan otomotif. Dengan tetap menghadirkan pembahasan mendalam soal produk otomotif, diyakini model pemberitaan Carvaganza tetap akan relevan dan diminati masyarakat.

“Setiap tahun ada 1 juta mobil baru terjual di Indonesia, angka ini diproyeksikan terus meningkat seiring peningkatan PDB dan infrastruktur. Ketika pertama kali memulai di tahun 2015, kami melihat tidak ada portal yang fokus memberikan informasi detail tentang produk mobil. Kemudian kami memulai situs yang fokus ke sana,” ujar Wasudewan.

Ia melanjutkan, “Salah satu faktor kunci Carvaganza, Motovaganza dan Autovaganza adalah mereka cukup dekat dengan antusiasme otomotif dan memiliki ikatan yang baik di antara mereka. Dengan akuisisi ini, kami akan memberikan nilai komprehensif dan holistik untuk semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam industri ini (termasuk konsumen, bank, multi-finance, dealer, pemasar dll).”

Sementara itu Munawar selaku Publsiher & Group Chief Editor Carvaganza “Dengan bergabung dengan Oto.com, kami memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik. Kami juga dapat memberikan kontribusi yang lebih berarti bagi industri otomotif. Oto.com adalah platform listing dan tempat pasar mobil terbesar di Indonesia yang didukung orang dan teknologi berkualitas. Tidak heran dalam empat tahun kehadirannya sudah menjadi pasar otomotif nomor satu di Indonesia.”

Situs otomotif di Indonesia

Dalam publikasi bertajuk “Car Marketplace Survey 2018DSResearch mendapati temuan, dari 1871 responden survei sebanyak 96,02% di antaranya memanfaatkan platform digital untuk mendapatkan informasi tentang produk otomotif.

Karenanya kini situs otomotif bertubuh subur di Indonesia. Tidak hanya yang sajikan informasi saja, namun juga kanal penjualan. Ada yang berbentuk marketplace, ada juga yang khusus menjual atau membeli mobil bekas, dan lain-lain.

Car Marketplace di Indonesia

Application Information Will Show Up Here

Strategi Oto.com Kuasai Pangsa Pasar Portal Otomotif Indonesia

Pangsa pasar otomotif di Indonesia begitu menggiurkan, seiring tingginya tingkat populasi. Selama lima tahun terakhir, menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil rata-rata berada di kisaran angka 1,1 juta unit.

Kendati agak stagnan, namun memiliki prospek yang cukup baik apabila menarik data hingga 10 tahun belakangan. Pada 2013, pernah tembus di angka 1,22 juta unit. Peluang inilah yang ingin dimanfaatkan oleh portal otomotif Oto.com.

CBO Oto.com Wasudewan menjelaskan pada tahap awal berdiri, perusahaan memosisikan diri sebagai mitra penjual mobil baru. Sebab kebanyakan portal otomotif yang hadir lebih banyak bermain di segmen mobil bekas. Di segmen ini, Oto.com banyak melakukan riset untuk bantu ATPM dan diler bertemu dengan calon pembeli potensial yang benar-benar memiliki intensi beli mobil.

“Dengan teknologi yang kami bangun sendiri, mitra kami lengkapi dengan tools yang bisa permudah mereka menemukan calon pembeli. Dari sisi pembeli, lewat situs kami bisa mendapatkan informasi mobil yang mereka impikan secara lengkap dan menyeluruh,” terangnya kepada DailySocial.

Menurutnya, keputusan untuk membeli mobil bukan hal yang mudah, apalagi buat pembeli mobil pertama. Sehingga pembeli butuh informasi yang lengkap dan bisa diakses dengan mudah. Untuk itu butuh konten yang lengkap dari teks hingga video. Seluruhnya konten tersebut dibuat oleh internal tim Oto.com.

Dari data internal perusahaan, rata-rata pertimbangan untuk beli mobil itu butuh waktu dua bulan. Tipe mobil yang bidik biasanya mobil keluarga dengan tujuh kursi seharga Rp150 juta sampai Rp200 juta-an. Metode pembayaran yang biasa dipilih adalah cicilan.

Sementara itu, untuk mobil kedua dan seterusnya butuh waktu yang lebih lama lagi. Mereka cenderung membelinya secara tunai dengan nominal mulai dari Rp800 juta.

“Oto.com ingin memastikan seluruh consumer journey tersebut dipenuhi lewat kami. Dalam situs kami, seluruh jenis mobil tersedia stoknya karena kami ingin jadi bahan portal research untuk konsumen.”

Bangun teknologi untuk permudah pekerjaan diler

Wasudewan melanjutkan, selama ini metode pendekatan sales otomotif untuk mendapatkan calon pembeli adalah menemui mereka langsung di tempat keramaian saat ada pameran atau sebagainya. Mereka menyodorkan pamflet berisi kontak yang bisa dihubungi apabila tertarik, atau meminta memasukkan nama dan nomor handphone untuk di-follow up.

Cara seperti ini kurang tepat untuk meningkatkan penjualan mobil. Sementara, banyak orang memanfaatkan mesin pencari Google untuk gali informasi sendiri. Lahan inilah yang diperkuat oleh Oto.com, dengan perkuat SEO untuk kata-kata kunci yang paling sering konsumen pakai, seperti “cicilan”, “DP kecil”, “kredit”, dan sebagainya.

Traffic kami organik, tidak ada yang pakai iklan. Untuk memastikan itu, makanya dari awal yang kami perkuat adalah SEO di Google. Tiap tahun kenaikan [traffic] double digit terus.”

Saat mengunjungi situs Oto.com pembeli akan menerima pop up notifikasi yang berisi tawaran untuk dihubungi sales apabila ada ketertarikan untuk membeli mobil. Ada pilihan berapa lama intensi yang dibutuhkan sebelum memutuskan untuk beli mobil, jenis mobil yang diinginkan, dan tak lupa memasukkan nomor handphone.

“Data yang pembeli masukkan ini tidak fiktif. Jadi ada OTP yang harus mereka masukkan sebagai verifikasinya. Sehingga semua data yang kami berikan ke sales untuk di-follow up benar-benar real intensinya untuk beli mobil.”

Aplikasi LMS untuk sales / Oto.com
Aplikasi LMS untuk sales / Oto.com

Dia mengklaim setiap bulannya ada 60 ribu orang yang memasukkan datanya agar bisa segera dihubungi sales. Angka ini naik 2,5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Data tersebut akan diberikan ke sales yang berlangganan aplikasi dari Oto.com bernama Lead Management System (LMS).

Sebanyak 60 data dalam dua bulan akan diberikan kepada para sales. Selain itu, aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai kemudahan untuk permudah follow up dan mencatat progress-nya. Sejauh ini ada 3 ribu sales yang telah memanfaatkan layanan ini dari Oto.com.

Dari sisi konsumen, mereka bisa lebih mudah terhubung dengan mitra multifinance untuk pembiayaan kredit. Oto.com telah bekerja sama dengan CIMB Niaga Auto Finance dan BRI.

Tanpa menyebut angka detail, Wasudewan menyebut perusahaan telah memfasilitasi transaksi penjualan mobil baru hingga miliaran Rupiah dengan kenaikan hingga 5 kali lipat dalam kurun waktu April 2018 hingga Maret 2019. Situs Oto.com dikunjungi 8 juta kali per bulannya dan memiliki 5 juta unique users.

Model bisnis lainnya, perusahaan menyediakan jasa iklan online atau kegiatan lainnya untuk para ATPM agar bisa beriklan dengan tepat guna. Oto.com memanfaatkan kebiasaan pengunjung situsnya berdasarkan rekam jejaknya, misalnya berapa lama mereka mengunjungi situs, laman apa yang mereka kunjungi, dan sebagainya.

“Sekarang sudah zamannya beriklan yang tepat sasaran, bukan lagi tebar jala seperti dulu.”

Rencana bisnis tahun ini

Tim Oto.com di Indonesia / Oto.com
Tim Oto.com di Indonesia / Oto.com

Tahun ini Oto.com berencana untuk merambah segmen mobil bekas. Bentuk model bisnisnya kurang lebih seperti yang sudah dilakukan oleh Carsome dan Belimobilgue. Konsumen yang ingin menjual mobilnya akan diarahkan untuk mengadakan bidding ke diler rekanan Oto.com.

Kendaraan akan diinspeksi terlebih dahulu oleh tim Oto.com untuk memeriksa kelayakannya sebelum bidding dimulai. Seluruhnya dilakukan secara online lewat aplikasi, nanti para diler akan menawarkan kendaraan tersebut dalam kurun waktu yang ditentukan, sampai akhirnya dapat harga tertinggi.

Akan tetapi, Wasudewan menuturkan seluruh konsep ini masih dalam tahap pematangan. Ada kemungkinan terjadi perubahan.

Sejauh ini ada 2 ribu diler yang telah bekerja sama, tersebar di Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Bandung. Ketika produk ini resmi beroperasi, perusahaan akan terus berupaya menambah jumlah rekanan agar semakin banyak konsumen yang bisa menikmati layanan tersebut.

“Pangsa pasar mobil bekas itu sebenarnya lebih besar, ada banyak faktor yang menyebabkan harga suatu mobil keluaran lama harganya tidak lebih jauh lebih mahal dari mobil baru. Ini yang menyebabkan keuntungan yang bisa diraup di segmen ini lebih besar.”

Oto.com resmi hadir di Indonesia sejak 2016, merupakan perusahaan patungan antara portal otomotif CarBay Pte Ltd dari India dan anak usaha Grup Emtek KMK Online. Total tim Oto.com mencapai 120 orang, berada di Indonesia dan India, namun khusus untuk tim teknologinya saja.

Wasudewan menyebut berkaitan dengan peluncuran model bisnis teranyarnya ini, perusahaan sedang mempertimbangkan rencana untuk menggalang dana segar apakah bakal dilakukan tahun ini atau tidak. Lantaran pihaknya harus memastikan cash flow tetap berjalan, saat sudah resmi beroperasi.

“Sebenarnya dengan kondisi sekarang cukup untuk beberapa tahun. Dengan bisnis baru ini, kita harus pastikan cash flow tetap jalan karena ada banyak ekspansi yang mau kita lakukan,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Targetkan 5,5 Juta Pengguna, Rumah.com Akuisisi RumahDijual

Hari ini secara resmi Rumah.com, anak perusahaan PropertyGuru Group, mengumumkan akuisisi situs RumahDijual yang dimiliki oleh Yohanes Aristianto dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Langkah ini merupakan akuisisi pertama yang dilakukan oleh Rumah.com dengan tujuan untuk menjangkau lebih dari 5,5 juta pencari properti dengan total kunjungan lebih dari 30 juta halaman setiap bulannya.

Strategi bisnis ini merupakan bentuk kelanjutan investasi sebesar $ 175 juta dari konsorsium strategis tiga investor TPG, SquarePeg Capital, dan Emtek Group pada bulan Juni 2015.

“Kami melihat nama RumahDijual.com cukup berpotensi dari segi SEO hingga jumlah pengguna serta traffic yang signifikan jumlahnya, setelah proses alot selama hampir satu tahun akhirnya Rumah.com memutuskan untuk mengakuisisi RumahDijual.com,” kata General Manager Rumah.com Wasudewan kepada media hari ini (03/12) di Jakarta.

Sejak didirikan pada tahun 2010 silam, RumahDijual.com milik pria lulusan ITB ini telah mampu mendapatkan 17 juta pageviews setiap bulannya dan peningkatan 2,6 juta pengguna setiap bulannya dalam kurun waktu 5 tahun. Dari sisi SEO, nama RumahDijual.com juga mampu menjadi kata kunci (keyword) yang sering digunakan oleh pengguna pada saat mencari informasi melalui mesin pencari tentang informasi properti terkini.

“Ketika saya bertemu dengan pihak dari Rumah.com saya menyadari bahwa kita memiliki visi yang sama untuk membantu para pencari rumah di Indonesia menemukan pilihan yang tepat. Saya yakin dengan bergabung bisa menempatkan pencarian properti di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Yohanes.

Meskipun telah diakuisisi, RumahDijual.com tidak langsung terintegrasi dengan situs dari Rumah.com. Hal ini dilakukan agar masing-masing situs bisa tetap menjalankan usaha yang ada, menarik lebih banyak pengguna, dan menawarkan fitur andalan.

Dengan akuisisi ini gabungan kedua situs meraih 43% dari total market time on site, yang merupakan total waktu yang diperoleh oleh seluruh situs properti di Indonesia saat ini.

Langkah akuisisi merupakan yang kedua di industri marketplace properti tahun ini. Enam bulan yang lalu, layanan marketplace milik Rocket Internet Lamudi telah mengakuisisi PropertyKita. Hal ini memberi sinyal adanya konsolidasi di industri yang pemainnya semakin terbatas.

Menempatkan Rumah.com sebagai pemimpin pasar online properti di Indonesia

Dengan dilakukannya akuisisi kepada RumahDijual.com menempatkan posisi Rumah.com sebagai pemimpin pasar online property di Indonesia, dengan engagement market share hampir dua kali lipat dari pemain lainnya. Akuisisi ini juga menyediakan pilihan lebih kaya dengan informasi berkualitas yang akan membantu pencari properti di Indonesia menemukan rumah.

Untuk tahun 2016 mendatang, Rumah.com juga menjanjikan akan menambahkan fitur-fitur baru yang disesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna. Dari survei yang telah dilakukan tim Rumah.com, saat ini pengguna terbesar berasal dari smartphone, selebihnya dari desktop.

“Rumah.com telah membawa inovasi seperti memperbarui versi aplikasi mobile, penyegaran situs di bulan Juli 2015, dan penggabungan kalkulator KPR di situs dan aplikasi mobile. Setelah inovasi yang kami lakukan terbukti kunjungan pengguna yang masuk ke situs kami tumbuh 22% year-on-year dengan pertumbuhan kunjungan dari smartphone mencapai 53%,” kata Wasudewan.