Beberapa Pertanyaan yang Sering Muncul dalam Wawancara Penggalangan Dana

Dalam perjalanan bisnisnya, sering kali startup menemui masa-masa mencari investor untuk tetap memastikan modal di startup mencukupi untuk menjalankan strategi demi memenuhi target yang sudah ditetapkan. Sudah banyak tips dan trik bagaimana menghadapi wawancara dengan investor, berikut beberapa kumpulan pertanyaan yang mungkin sering ditanyakan investor kepada founder ketika ingin melakukan penggalangan dana.

(1) Siapa pelanggan yang dituju dan problem seperti apa yang ingin diselesaikan ?

(2) Apa yang unik dari solusi Anda? Apa yang unik dari insight Anda?

(3) Bagaimana produk Anda bekerja?

Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin terkesan sebagai pertanyaan mendasar, tetapi suka tidak suka pertanyaan tersebut sangat penting. Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut investor bisa lebih jelas mengetahui sebenarnya apa yang sedang founder kerjakan,  siapa yang akan mereka bantu, dan kepada siapa produk akan terjual. Termasuk mengetahui bagaimana founder menyikapi sebuah masalah dan sejauh mana orisinalitas ide atau inovasi yang diberikan, apakah sudah banyak yang solusinya atau hadir dengan sesuatu yang benar-benar berbeda.

Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan seperti:

(4) Seperti apa bisnis model Anda?

(5) Bagaimana Anda menentukan harga ?

(6) Seperti apa strategi Anda untuk masuk ke pasar?

(7) Siapa saja kompetitornya dan bagaimana Anda membuat perbedaan ?

Sering kali menjadi pertanyaan yang digunakan untuk menggali lebih jauh kesiapan founder dalam menjalankan bisnisnya. Tiga pertanyaan di atas mampu memberikan gambaran investor sejauh mana Anda siap dengan model bisnis, pasar, dan harga yang Anda tetapkan. Ini seperti nakhoda kapal yang ditanyai ke mana akan berlayar dan dengan cara apa mereka bertahan hidup. Sekali lagi, sederhana tapi sangat mendasar dan krusial.

Tak hanya pertanyaan mendasar mengenai bisnis, pelanggan, dan pasar investor juga biasanya bertanya mengenai hal-hal teknis seperti:

(8) Teknologi apa yang ada di balik produk Anda?

(9) Properti intelektual apa saja yang Anda miliki ?

(10) Apa saja risiko bisnis Anda?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus bisa dijelaskan dengan rinci dan pastikan semua jawaban jujur, sehingga alih-alih menyiapkan jawaban lebih penting menyiapkan hal-hal tersebut. Seperti membangun tim yang solid, profesional, dan bertalenta atau menyiapkan infrastruktur IT yang cukup baik guna memberikan kualitas prima kepada pengguna.

Microsoft: Kami Tidak Mencoba Mengubah Gamer PC Jadi Gamer Console

Microsoft mempunyai rencana besar terkait divisi game mereka. Sang console maker asal Redmond itu sedang menggodok Project Scorpio untuk menjawab tantangan 4K gaming, dan kabarnya bermaksud melebur dua platform game andalannya: Windows dan Xbox. Meski terdengar sebagai rencana yang solid, terdapat pula banyak pertanyaan dan rasa cemas dari berbagai pihak.

Melalui program Xbox Play Anywhere, Anda bisa membeli permainan yang didukung fitur tersebut kemudian dipersilakan menikmatinya di Windows 10 maupun console Xbox One tanpa tambahan biaya. Seluruh data progres, file save, add-on serta achievement juga tersaji lengkap. Namun melalui metode ini, apakah Microsoft berkeinginan untuk mengubah gamer PC jadi gamer console, ataupun sebaliknya?

Dalam bincang-bincang bersama The Guardian, bos Xbox Phil Spencer mengungkap bahwa ia tidak setuju terhadap anggapan tersebut. Menurut Spencer, memainkan game di PC dan di console sangat berbeda, dan masing-masing segmentasi konsumen mempunyai kemampuan dan ekspektasi unik terhadap platform yang mereka gunakan, walaupun memang terdapat kesamaan di beberapa aspek.

Meski demikian, bagi Microsoft menyatukan kedua platform bukanlah hal negatif. Spencer menegaskan timnya tidak berupaya ‘mendoktrin’ satu kalangan konsumen agar minat mereka berubah. Microsoft mengakui saat ini PC gaming sedang berada di momen terbaiknya, bahkan beberapa pengguna Xbox paling aktif merupakan gamer PC. Di sana mereka melihat kesempatan buat memberikan layanan baru, contohnya mempermudah akses ke permainan yang mereka miliki dan memudahkan pelanggan berhubungan dengan kawan-kawannya.

Fitur Xbox Play Anywhere sendiri hadir untuk menyuguhkan keleluasaan bagi pemain. Spencer mencontohkan satu skenario sederhana: seorang user bermain game sejenak di sekolah bersama kawan-kawannya, lalu saat ingin meneruskan permainan itu, ia tinggal melanjutkannya di rumah – layaknya media hiburan (musik, film) lain.

Menariknya, dalam wawancana ini Microsoft juga sedikit membahas produk sang kompetitor. Sang bos Xbox berkomentar bahwa Sony melakukan pekerjaan yang sangat baik terhadap PlayStation 4, namun secara fundamental, Sony dan Microsoft memiliki arahan berbeda. “Strategi kami bukanlah respons terhadap kesuksesan Sony, melainkan tanggapan kami atas permintaan konsumen dan gamer,” tutur Spencer.

Di belakang segala pembahasan mengenai hardware dan teknologi, satu hal tetap menjadi fokus Microsoft: konektivitas. Saat diperkenalkan, Xbox Live diakui sebagai layanan revolusioner, dan kini mereka bermaksud membuat terobosan di sisi social play.

Gambar: WeGotThisCovered.

Kondisi Ekosistem eSport di Indonesia Menurut Pandangan Tim NXL

Penetrasi eSport di tanah air yang terbilang cepat merupakan dampak dari beberapa aspek: lebih banyak orang kini memahami potensi gaming, pemerintah mulai mengakuinya, dan makin banyak gamer lokal mengerti cara menakar kualitas permainan video. Namun rasanya belum lengkap jika kita belum meminta pendapat dari salah satu pemain berpengalaman di ranah itu.

Belum lama, saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang bersama founder sekaligus kapten tim NXL, Richard Permana terkait kondisi eSport di Indonesia. Ayo disimak.

NXL 6

Menurut Anda, apakah ekosistem eSport di negara ini sudah ideal? Dan melihat kecemasan orang tua, apakah dunia pro-gaming bisa dijadikan karier?

Bagi kebanyakan tim tentu belum ideal. Hanya mereka yang benar-benar berani berjuang serius yang dapat menikmati hasilnya, itu pun mungkin belum seberapa.

Tapi beberapa judul permainan seperti League of Legends dan PointBlank terbukti sangat menjanjikan karena Garena berkomitmen penuh untuk memajukan eSport. Dalam kasus ini, eSports bisa dijadikan karier mereka karena game-game tersebut merupakan judul global dan didukung publisher-nya.

Di permainan yang saya geluti, yaitu CS:GO, ekosistemnya belum cukup memuaskan. Di sini, ia minim turnamen online dan belum banyak konten lokal. Jumlah penonton live-stream pun belum optimal.

NXL 5

Bagaimana perbedaan keadaan eSport ketika Anda pertama terjun di dalamnya dengan kondisi saat ini? Sudah adakah perkembangan signifikan?

Tentu saja ada perbedaan. Buat sekarang, tersedianya jejaring sosial sangat membantu, terutama untuk berinteraksi dan bertukar informasi dengan para fans. Pemerintah sendiri hadir dalam sebuah wadah bernama IeSPA, dan pelan-pelan dukungan mereka bisa kami rasakan. Oh, bulan Oktober nanti kebetulan akan ada event World Championship di Ancol.

NXL 4

Selain dukungan sponsor, sebetulnya apa yang paling dibutuhkan tim eSport lokal saat ini?

Dalam game yang kami geluti, Counter-Strike: Global Offensive, komunitas merasa rindu pada event-event besar rutin setiap bulan, juga pertandingan level menengah atau kecil setiap dua minggu, dan sebagainya. Kalaupun event sudah ada, kita butuh penonton untuk memuaskan sponsor acara tersebut, bukan hanya fokus pada peserta pertandingan.

Kehadiran pemerintah melalui IeSPA sudah sangat kami syukuri, dan kami tidak mau menaruh harapan terlalu tinggi. Saya rasa saat ini masih banyak hal penting yang perlu pemerintah benahi selain eSport, kecuali mereka serius untuk terjun langsung dalam pengembangan industri ini.

NXL 3

Untuk Anda sendiri, seperti apa keadaan paling ideal yang dapat membuat eSport berkembang subur di Indonesia?

Mungkin di setiap kota besar, pemerintah menyediakan bangunan khusus untuk eSports, di mana di dalamnya komunitas bisa bebas berlatih tanding secara rutin dan profesional. Kami sendiri melihat kebutuhan akan perlengkapan turnamen berstandar high-end, contohnya PC berspesifikasi mumpuni, monitor dengan refresh rate tinggi, dukungan caster dan lokasi yang menarik, serta tersedianya ‘coaching clinic‘ buat membantu para pemain baru.

NXL 2

Apakah Anda tidak merasa khawatir jerih payah tim NXL akan terlupakan oleh pemerintah di masa yang akan datang?

Ketika kami berlatih, bertanding dan menjadi juara di luar negeri, kami selalu bentangkan bendera Merah Putih. Kami semua sudah tahu dan sepakat, besar peluang kami tidak akan mendapatkan penghargaan dalam bentuk apapun. Jujur saja kami tidak berharap apa-apa, perjuangan ini murni untuk sumbangsih bagi negeri dan tim, keluarga, sponsor, serta memberikan contoh yang baik buat fans dan komunitas eSport Indonesia.

Terima kasih Richard!

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Pendapat ‘Gadget Reviewer’ Tentang Kepergian OnePlus dari Indonesia

Awal bulan Juni kemarin, penggemar gadget tanah air dikejutkan dengan berita atas hengkangnya salah satu brand yang dikenal menghadirkan smartphone flagship killer, OnePlus.

TeknoKompas memuat komentar dari Carl Pei, founder OnePlus yang mengkonfirmasi tentang kepergian OnePlus dari pasar tanah air. Dengan kepergian ini, penggemar OnePlus yang telah dikecewakan dengan tidak hadirnya OnePlus 2 secara resmi bisa melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan untuk OnePlus 3 yang belum lama ini dirilis.

Penikmat gadget hanya bisa menikmati OnePlus X sebagai smartphone ‘selipan’ selain OnePlus One yang resmi masuk Indonesia.

Kiprahnya di Indonesia terbilang cukup singkat, dan kalau mau dibilang hadirnya perangkat OnePlus juga sebenarnya agak lambat dibandingkan rilis utama di pasar lain.

Saya tidak pernah memiliki perangkat OnePlus namun sempat mencoba OnePlus X dan menuliskan review singkat. Tetapi beberapa teman saya memiliki OnePlus One dan merasa puas dengan performanya. Komunitas OnePlus yang ada di Indonesia juga meski belum sebesar komunitas smartphone pendatang baru lain saya lihat cukup menarik, bahkan review OnePlus 3 pun sudah ada yang membuat thread-nya. Indonesia juga punya community manager khusus untuk pasar tanah air. Jadi dari sisi konsumen, OnePlus punya peluang untuk diminati konsumen.

Artikel kompas juga memuat alasan kenapa OnePlus hengkang, meski tidak rinci. Regulasi menjadi salah satu faktor (kemungkinan berhubungan dengan TKDN dan komitmen investasi di lokal), kemampuan produksi, yang berhubungan dengan harga produk, menjadi faktor lain. OnePlus dikenal dengan sistem produksi yang ‘irit’ dengan sistem invite – meski kini sistem itu sudah ditinggalkan. Untuk harga, sebagai flagship killer tentu saja harga yang ditawarkan lebih murah dari flagship merek lain.

Artikel ini tidak membahas lebih jauh tentang ada cerita apa di balik kepergian OnePlus, tetapi saya lebih tertarik dengan komentar dari para gadget reviewer yang rajin melakukan review gadget tentang perkembangan dari OnePlus ini. Apakah akan berdampak pada strategi pengembangan komunitas pecinta merek tertentu? Bagaimana dengan brand lain, apakah kita akan menemukan merek lain hengkang dari pasar lokal juga?

Saya berbincang dengan dua idola gadget review saya di ranah lokal, SobatHape (Mouldie Satria Eka) dan ObatGaptek (Nico Chandra Alam). Wawancara lewat surel sebenarnya telah selesai tanggal 10 dan 12 Juni, tetapi beberapa acara membuat saya baru bisa menyusunnya kali ini. Mari kita simak.

Pendapat perihal kepergian OnePlus

Mouldie Satria Eka menyebutkan bahwa dampak hengkang OnePlus dari Indonesia secara umum seharusnya tidak akan terlalu terasa. Belum banyak model (hanya dua yang secara resmi hadir, Oneplus One dan OnePlus X) serta kahadiran yang tidak begitu lama di ranah lokal bisa menjadi acuan.

Sebagai gadget entusias, Mouldie sendiri menyayangkan kejadian hengkangnya OnePlus, salah satu alasannya adalah karena spesifikasi dan desain yang ditawarkan kelas atas dengan harga kelas menengah. Mouldie juga menyoroti perihal peraturan TKDN yang menurut pendapatnya menjadi tantangan terbesar OnePlus di Indonesia.

Persyaratan yang dipenuhi dari TKDN diharusnya jika ingin menjual smartphone 4G, OnePlus masih merupakan brand kecil. Produksi terpusat untuk bisa menekan harga, yang mengakibatkan OnePlus tidak mampu memenuhi persyaratan TKDN.

Dengan adanya persyaratan TKDN, Mouldie juga berpendapat bahwa pilihan brand smartphone menjadi lebih dibatasi. “Hanya brand besar saja (yang punya cukup uang untuk membangun pabrik, atau bekerja sama dengan pabrik perakitan lokal) yang bisa dipilih”.

Apakah kejadian ini bisa membuat brand lain hengkang juga?

Nico Chandra memberikan pendapat bahwa dengan kepergian OnePlus ini bisa membuat persaingan sedikit banyak akan menjadi renggang. Brand lain punya sedikit urang untuk bernafas. Meski demikian, Nico menambahkan, kalau ternyata pasar yang di target masih tetap sesak dan tidak sebanding dengan investasi yang dikeluarkan oleh brand maka tidak menutup kemungkinan bisa menyusul hengkang dari Indonesia.

Menurut pendapat dia pribadi, kepergian OnePlus ini dirasa tidak masalah selama brand lain masih bisa menjual produk flagship mereka secara laris serta beberapa distributor yang membawa produk garansi distributor ke sini.

Mouldie memberikan pendapat yang relatif sama bahwa kondisi yang dihadapi OnePlus ini (merujuk pada masalah TKDN) bisa membuat brand lain ikut pergi. Contohnya beberapa brand lain seperti Coolpad, Xiaomi dan Apple kesulitan untuk memenuhi syarat TKDN.

Untuk produk OnePlus terbaru, misalnya OnePlus 3, sebagai reviewer Mouldie menganggap tidak masalah karena masih bisa mendapatkan produk dari jalur lain seperti membeli langsung dari luar negeri atau resseler. Meski untuk produk seperti ini tidak after sales service, jadi tidak direkomendasikan.

Persaingan di segmen flagship killer

Bagi saya, segmen flagship killer sangat menarik terutama di pasar negara berkembang seperti Indonesia. Spesifikasi tinggi dengan harga yang lebih terjangkau adalah jargon yang menjadi daya jual di pasar sini. Hengkangnya OnePlus membuat satu pemaing kuat di segmen ini hilang di pasar lokal.

Mouldie menyoroti kembali tentang masalah TKDN (untuk smartphone 4G – red) yang akan memberikan tantangan bagi perangkat flagship killer untuk hadir resmi di pasar lokal. Karakter flagship killer yang bisa hadir dengan memangkas ongkos produksi dan ongkos marketing akan cukup sulit dicapai jika karena salah satu syarat TKDN, produksi dilakukan di tanah air. (Meski demikian, proses kepastian peraturan TKDN ini masih dalam pembahasan).

Pasar yang ‘kosong’ dari hengkangnya OnePlus ini juga disayangkan oleh Nico. Meizu, Xiaomi dan OnePlus belum berani terjun total ambil resiko untuk menggarap asar ini secara penuh di Indonesia, padahal pasarnya kosong. Di sisi lain Infinix juga dikatakan Nico belum merilis produk yang bisa disebut flagship killer. Mouldie menambahkan bahwa Xiaomi belum bisa bicara banyak di segmen ini karena baru device kelas menegah dan entry level yang secara resmi masuk ke tanah air.

OnePlus diharapkan bisa mengisi segmen flagship killer

Mouldie berpendapat bahwa konsumen lokal cukup kecewa dengan kepergian ini, termasuk ia sendiri. Salah satu alasan adalah bahwa OnePlus merupakan brand yang mampu menghadirkan spesifikasi flagship, desain cantik, UX mirip pure Android, dukungan software dan hadir dengan harga yang lebih murah dari brand besar seperti Samsung dan LG.

Saya bertanya tentang apakah kepergian OnePlus ada hubungannya dengan gema OnePlus X yang kurang terasa saat telah dirilis di Indonesia? Mouldie menjawab bahwa tidak ada hubungannya dengan gema OnePlus X yang kurang terasa. “Selama OnePlus belum bisa memenuhi TKDN, mereka tidak akan bisa menjual produk smartphone 4G-nya di Indonesia.” Mouldie juga menambahkan bahwa OnePlus X dijual di Indonesia sebagai smartphone 3G. Dan ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa gema OnePlus X tidak begitu nyaring.

Tren rilis produk terbaru tentu saja harus menangkap tren penggunaan yang sedang berkembang. Kebutuhan akan perangkat 4G menjadi standar dalam kehadiran smartphone. Produk terbaru yang belum 4G biasanya kurang diminati penikmat gadget.

Pendapat senada dengan angle yang berbeda hadir dari Nico. Ia mengatakan bahwa fans OnePlus itu rata-rata ‘ngerti’ smartphone, jadi ketika ditawarkan smartphone dengan proseser tahun lalu dan ada isu overheat, maka para fans ini akan lebih sensitif dari fans brand lain. Nico memberikan catatan bahwa kemungkinan akan ada cerita yang lain jika OnePlus 2 kemarin hadir di Indonesia. (Baca juga: OnePlus 2 batal masuk Indonesia).

Tentang nasib komunitas OnePlus di Indonesia

Seperti yang disebutkan di atas, saya melihat bahwa komunitas OnePlus sebenarnya sudah ada dan bisa dimaksimalkan oleh brand. Bagaimana pendapat dua gadget reviewer tentang hal ini?

Nico memberikan pendapat bahwa “Saya kira komunitasnya bakal tetap ada, walau mungkin aktivitasnya nggak bakal seheboh dulu”. Ia menambahkan bahwa komunitas yang ada malah bisa lebih solid karena akan terseleksi mana yang merupakan fans sejati mana yang penggembira saja.

Mouldie juga senada dengan pendapat Nico, komunitasnya akan tetap ada terlepas dari ada atau tidaknya kehadiran sang induk di Indonesia. Mouldie melihat bahwa komunitasnya telah ada bahkan sebelum OnePlus resmi hadir di pasar lokal, mereka sudah berkumpul di forum internasional.

Apa yang bisa dipelajari brand dari kejadian ini

Kepergian brand yang telah memiliki komunitas, bagi saya pribadi adalah sebuah kesalahan. Komunitas adalah salah satu garda depan yang bisa membantu brand dalam menjaga pangsa pasar bahkan membantu target penjualan. Kesalahan dalam komunikasi bisa jadi adalah yang paling besar dilakukan OnePlus.

Mouldie memberikan pendapat bahwa apa yang dilakukan OnePlus Indonesia (pergi tanpa pamit) membuat penggemar brand ini kecewa. Ia memberikan contoh grup Facebook OnePlus yang dihapus oleh fans mereka sendiri.

Saran Mouldie jika brand memang ingin pergi, alangkah baiknya untuk memberikan pernyataan resmi pada para fans dan memberikan jaminan after sales atau garansi produk sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sedangkan Nico memberikan penekanan bahwa ada perbedaan acara vendor, yang memang berniat untuk melakukan bisnis dengan fans, yang tidak murni bisnis. Namun Nico juga menyayangkan jika brand yang pamit tidak ada basa-basi atau pendekatan untuk pamit ke komunitas.

Business as usual

Mouldie mengatakan bahwa Indonesia adalah pasar yang menarik, tidak perlu takut untuk kebahisan pilihan dari brand smartphone yang masih terus berlomba untuk menjual produk mereka di sini. Brand lokal juga dipandang Mouldie sebagai pilihan yang menarik. Ia juga yakin bahwa OnePlus masih ingin kembali ke Indonesia.

Nico juga mengatakan bahwa seiring jalannya waktu, maka suasana akan adem sendiri.

Saya sendiri melihat kepergian dari OnePlus ini sebagai hal yang disayangkan karena kita kehilangan salah satu smartphone flagship killer paling potensial. OnePlus memang tidak mengatakan bahwa mereka akan pergi selamanya, dan masih membuka peluang untuk kembali lagi hadir di pasar lokal. Namun, pengguna di Indonesia sering kali tertinggal dari region Asia lain untuk mendapatkan gadget terbaru, kini harus menambah daftar gadget yang rilis terbarunya tidak bisa lagi dinikmati secara cepat (tidak lama setelah rilis resmi).

Tentu saja, kondisi business as usual akan tetap berjalan. Brand lain terus merilis produk baru yang hadir dengan spesifikasi yang makin canggih dan harga yang terjangkau pula. Penikmat gadget (konsumen) di tanah air juga masih diberikan pilihan merek dengan segala keunggulan dan kelemahannya. Meski demikian, saya pikir penggemar gadget tetap menanti kehadiran kembali OnePlus dengan segala inovasi mereka.

Pertanyaan bonus:

Ini mungkin agak konspirasi dan pertanyaan selingan, tapi udah menjadi rahasia umum kalau OnePlus punya kedekatan dengan Oppo. Apakah kepergian ini termasuk ‘rencana’ Oppo yang sepertinya belum menikmati kesuksesan di pasar Indonesia?

Mouldie: Saya rasa tidak. Karena OnePlus dan OPPO bersaing di pasar yang berbeda. OnePlus hanya fokus untuk pasar online (yang dapat dilakukan dengan biaya marketing sedikit) sedangkan OPPO berada di pasar offline (membutuhkan SPG dan SPB, distribusi stok, konter hape, dan masih banyak lagi).

Nico: Walau satu induk, tapi manajemen di Indonesia sama sekali berbeda, hanya memang dengan OPPO yang nggak membantu OnePlus buat pemenuhan TKDN, ya jadi wajar kalau muncul konspirasi kayak gitu, tapi ya tidak bisa nyalahin OPPO yang totalitas investasinya tidak diragukan di Indonesia, tiba-tiba OPPO F1 Plus-nya tidak laku karena OnePlus 2, kan kasian juga. (Edited tanpa mengubah isi – red)

Terima kasih kang Mouldie dan kang Nico. Jangan lupa untuk subscribe dan tonton review mereka yang ciamik di tautan berikut ini: SobatHape dan ObatGaptek.

Microsoft Jelaskan Alasan Mereka Garap Project Scorpio

Meski rumor mengenai PlayStation Neo lebih sampai di telinga kita, ternyata Microsoft-lah yang melakukan pengumuman lebih dulu terkait console baru. Dengan agenda peluncuran Xbox One S di penghujung 2016, Project Scorpio secepat-cepatnya baru hadir tahun depan. Tapi tetap saja penyingkapan resmi ini membuat fans bersemangat, apalagi mendengar kabar soal kemampuan gaming di 4K.

Namun apa sebetulnya sistem yang disebut-sebut sebagai ‘super console‘ itu dan apa bedanya ia dengan platform current-gen? Di E3 2016, bos Xbox Phil Spencer akhirnya memberi penjelasan lebih rinci soal Project Scorpio lewat wawancara bersama Eurogamer, Gamespot dan PCGamesN. Melalui hardware anyar ini, Microsoft berupaya ‘menghilangkan upgrade serta meruntuhkan sekat antar generasi console‘.

Microsoft mengawali proses pengembangan Scorpio dengan berdiskusi bersama para kreator mengenai hal apa yang akan segera hadir dan aspek-aspek apa yang ingin mereka manfaatkan, dan alhasil, diliriklah tema 4K gaming. Sejauh ini, menikmati permainan di empat kali resolusi full-HD adalah kemewahan. Spencer bilang, itulah alasan mengapa kartu grafis GTX 980 jadi populer di kalangan gamer PC. Dan dari sana, Microsoft termotivasi menciptakan console pendukung 4K.

Menariknya, walaupun nantinya ada beberapa tingkatan Xbox One (standar, S, dan Scorpio), pemilik hardware lawas tidak perlu khawatir akan tertinggal karena kontennya tetap sama. Performa enam teraflop di Scorpio sengaja ditujukan buat mengangkat konten 4K, dan kita bisa melihat arahan pengembangan Scorpio. Pelepasan hardware baru tersebut sengaja dijadwalkan saat sudah lebih banyak konsumen mempunyai TV 4K.

Phil Spencer menekankan, tanpa memiliki TV 4K, Scorpio tidak memberi banyak manfaat untuk kita. Itu mengapa Microsoft turut menyediakan Xbox One S (alternatif lebih kecil plus sejumlah tambahan fitur), dan menurunkan harga Xbox One biasa, karena harga ialah aspek sensitif. Pertanyaannya, bukankah developer akan tergoda pada prospek enam teraflop dan terdorong menciptakan kreasi yang lebih ambisius?

Sang bos Xbox mengkomparasinya dengan PC. Di platform ini, UHD bukan lagi hal baru. Microsoft telah menyiapkan fitur 4K di Forza Motorsport Apex dan bahkan tidak sedikit orang mulai bermain-main di 6K. Scorpio dibuat sebagai ‘sweet spot‘, sebuah standar 4K buat console. Microsoft yakin, puluhan juta gamer Xbox One akan meyakinkan developer untuk menghadirkan konten di seluruh hardware – bukan di satu tipe saja.

Untuk sekarang, Microsoft belum mau menyingkap seperti apa wujud dan harga Scorpio. Yang jelas, console baru tersedia di ‘musim liburan’ 2017.

Bincang-Bincang Bersama Tim CS:GO SoloMid di Kantor Logitech Indonesia

Team SoloMid atau yang fans kenal dengan panggilan TSM awalnya didirikan sebagai tim League of Legends, hingga mereka mulai melirik Counter-Strike: Global Offensive di Januari 2015. Dan dalam waktu cukup singkat, TSM pelan-pelan mendulang kemenangan, di antaranya dalam Game Show CS:GO League Season 2 sampai PGL CS:GO Championship Series: Season 1.

Sebagai salah satu sponsor Team SoloMid, Logitech mengundang sejumlah media dan mewadahi acara bincang-bincang langsung dengan kedua pemain utama TSM, yaitu Kory ‘Semphis’ Friesen dan Pujan ‘FNS’ Mehta, di mana kami membahas banyak hal. Silakan disimak:

Apa pendapat Anda mengenai program sponsor Logitech?

Kory: Sejauh ini program sponsor dari Logitech sangat berarti. Mereka memberikan segala hal yang kami butuhkan, contohnya seperti kantor dan rumah ini; Logitech memperlakukan kami dengan sangat baik, menyiapkan gaming gear, serta memberikan kami saran dan masukan.

Logitech TSM 1
Kory ‘Semphis’ Friesen dan Pujan ‘FNS’ Mehta.

Bagaimana awalnya Anda bisa berkarier sebagai gamer pro CS:GO? Adakah game lain yang dimainkan sebelumnya?

Pujan: Saya mendalami CS:GO karena sebelumnya juga memainkan CS 1.6. Saat Global Offensive tersedia, semua orang, termasuk anggota tim segera beralih ke game baru tersebut. Saat itu saya sudah bermain secara kompetitif, dan tak lama kami diundang untuk berpartisipasi di ESEA. Dan hal itu memotifasi saya buat terus mempelajari Global Offensive.

Apakah sebelumnya saya bermain game lain? Tidak juga, hanya Counter-Strike 1.6 secara kompetitif.

Kory: Saya mengawalinya dari Counter-Strike 1.6, dan ketika CS:GO diumumkan, versi 1.6 sudah mulai kehilangan pemain. Hanya ada sedikit pilihan: antara pindah ke Global Offensive atau berhenti. Saya menikmati judul lain seperti Dota, dan buat sekarang saya juga bermain Overwatch. Semua game sudah pasti menghibur, itu sebabnya saya menyukai permainan multiplayer.

Logitech TSM 2
Ruang meeting kantor Logitech Indonesia jadi tempat bincang-bincang bersama TSM.

Apa perasaan Anda setelah kini bergabung dalam salah satu tim CS:GO terbaik di dunia dan berkesempatan bertanding di turnamen internasional?

Pujan: Tentu saja saya merasa bahagia. Sebelumnya saya telah bermain di tim lain, namun TSM merupakan organisasi eSport prestisius. Anda tidak ingin mengecewakan mereka, jadi sudah pasti ada tekanan. Saya merasa inilah tingkatan tertingginya.

Kory: Dahulu saya mewakili Cloud 9 yang boleh dibilang seperti adik kecil TSM, dan saat ini saya berada di situasi serupa, juga dengan sponsor yang sama. Saya gembira dapat kembali ke organisasi eSport besar. Mereka menyediakan segala macam keperluan kami, sehingga saya tidak harus banyak berpikir mengenai hal-hal lain.

Sebelum bergabung ke SoloMid, Anda mewakili tim berbeda. Bagaimana cara Anda beradaptasi dengan personel lain sewaktu latihan dan turnamen?

Pujan: Sudah pasti adaptasi memerlukan waktu. Sebelumnya saya bermain di CLG (Counter Logic Gaming), dan saya punya rekan-rekan bermain berbeda dan jam terbang yang lama membentuk chemistry. Di TSM, saya belum pernah bermain bersama Semphis serta anggota lainnya. Jadi jelaslah sangat sulit bersinergi pada awalnya; namun semakin sering bertanding bersama, kian banyak pula kekompakan terbentuk.

Kory: Bagi saya aspek tersulit adalah, saat Anda bergabung ke kelompok baru padahal sebelumnya telah bermain dengan kawan-kawan lama, pada dasarnya ialah membangun kembali dari awal. Performa kami sangat payah selama beberapa bulan pertama, lalu dihadang pula oleh perubahan-perubahan formasi. Tapi belakangan kami mulai merangkak naik dan membuktikan diri karena kami berpikir harus menujukkan bahwa tim layak mendapatkan sponsor. Dan kini lebih banyak fans mendukung kami.

Logitech TSM 3
Kory bilang, “Jangan harap bermain dua jam sehari cukup untuk menghadapi turnamen major.”

Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk berlatih dalam seminggu?

Pujan: Alasan utama kami bisa berada di gaming house ini adalah buat berlatih dan menghabiskan banyak waktu mendalami permainan. Di masa CS 1.6 dan awal kelahiran CS:GO, belum ada banyak kompetisi, tapi sekarang ada banyak tim rival dan turnamen. Banyak dari tim tersebut yang berada di depan kami, jadi setidaknya kami harus fokus antara delapan sampai sepuluh jam sehari agar dapat mengejar mereka – dari aspek skill, kerjasama sampai chemistry.

Kory: Menurut saya waktu latihan sebetulnya tergantung pemain, tetapi 99 persen gamer profesional pasti akan berlatih sesering-seringnya, minimal delapan jam sehari. Jangan harap bermain dua jam sehari cukup untuk menghadapi turnamen major. Saya kira, semakin banyak kerja keras maka hasilnya juga kian baik.

Logitech TSM 6
TSM bahkan tidak percaya mereka berhasil menghimpun fans dari Indonesia.

Ada pesan khusus untuk para fans ataupun gamer CS:GO lain, khususnya di Indonesia?

Pujan: Saya bahkan tidak percaya orang-orang di Indonesia menyaksikan kami bermain, jadi hal ini terasa sangat luar biasa. Saya lebih percaya jika Anda menggemari Fnatic atau tim papan atas lain. Bagaimanapun juga kami sangat menghargainya. Banyak orang berkomentar negatif, namun tidak sedikit yang memberikan komentar positif, mengutarakan keyakinan dan dukungan, meskipun kami kalah. Jadi, terimakasih banyak.

Kory: Saya pikir saya sempat bermain CS 1.6 bersama tim Asia [sambil Googling] di WCG, tapi saya lupa karena sudah lama sekali. Saya ucapkan terimakasih pada semua orang yang mendukung Team Solo Mid, kami sangat menghargainya.

Dan TSM juga berterimakasih pada rekan-rekan media atas interview ini. Bincang-bincang ini merupakan wawancara pertama semenjak saya masuk di Team SoloMid.

Logitech TSM 5
Logo Team SoloMid.

Berkenalan Dengan Anggota Baru Tim NXL, Bagas ‘Banteng’ Gunadi

Dengan pengunduran diri Agung ‘Sys’ Frianto, tim CS:GO NXL harus segera mengisi kekosongan tersebut. Tak lama NXL mengumumkan bahwa mereka akhirnya memilih Bagas Gunadi, pemuda berusia 19 tahun untuk membantu pertahanan tim. Dari bincang-bincang bersama NXL minggu lalu, anggota lain setuju, Bagas memiliki kemampuan individu yang tinggi.

Tentu saja sebelum keputusan dibuat, Bagas Gunadi alias Banteng sudah masuk dalam ‘daftar pengawasan’ NXL. Ia adalah juara turnamen 1 vs. 1 yang sempat NXL adakan di ToysCity, memenangkan dua dari tiga pertandingan. Tetapi skill hanyalah sebuah variabel, NXL harus memahami kepribadian calon anggotanya. Singkat cerita, empat personel NXL berkunjung ke kediaman Bagas, berbicara dengan keluarga, dan merekrutnya di sana.

Bagas 'Banteng' Gunadi, tim NXL.

Kawan-kawan di NXL memberikan komentar senada mengenai Bagas: bidikannya istimewa. Bagas seringkali menempati ranking teratas di match. Sys sendiri mengaku ia sering jadi korban headshot sang Banteng dan turut merekomendasikannya.

Ingin berkenalan lebih jauh, saya menghubungi Bagas dan mengajukan sejumlah pertanyaan:

Sejauh ini, apa momen terbaik Anda semenjak bergabung di NXL?

Bisa meraih urutan dua besar eFrag RisingStars SEA Promotional Cup. Selain itu saya bisa merasakan jadi pro-gamer yang sesungguhnya, terutama di Indonesia.

Saya dengar bidikan Anda sangat akurat, sampai disangka bermain dengan cheat.

[Menurut saya] aim saya biasa-biasa saja, namun memang kebanyakan orang menganggapnya di luar kewajaran. Mungkin itu karena refleks yang cepat…

NXL Article 2 2

Apa tekanan yang Anda rasakan semenjak diterima menjadi anggota ‘tim esport tersukses di Indonesia’? Dan adakah tuntutan dari rekan-rekan di NXL?

Tekanannya ialah harus selalu bermain dengan performa terbaik, agar selalu dapat berkonstribusi di setiap round, map, terutama di pertandingan penting.

Tuntutannya ada pada saat saya bertahan. Saya harus bisa menahan serangan musuh semaksimal mungkin. Saya diminta untuk belajar secepat-cepatnya dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam permainan yang sudah mendarah daging selama ini.

NXL Article 2 3

Pelajaran apa saja yang Anda dapatkan di ranah esport papan atas?

Pelajaran yang saya dapatkan selama bermain bersama NXL adalah, saya tidak boleh mengganti pisau sembarangan, dan tidak boleh meninggalkan teman ketika perang. NXL banyak mengajarkan saya berkomunikasi secara aktif, untuk selalu menginformasikan keadaan tiap waktu. Lalu saya juga diajari tips dan trik melempar granat asap atau flashbang di map tertentu.

Yang terpenting, saya tak boleh bingung dalam mengadapi berbagai skenario: menentukan timing untuk lurking/backstab, mesti membiasakan mendukung anggota tim, memahami krusialnya pergerakan dan bagaimana mengambil keputusan, serta teknik agar tidak membuang-buang waktu di base sesudah freeze time habis.

Pengalaman tanding apa yang paling berat buat Anda?

Pengalaman terberatnya saya rasakan saat melawan Tyloo, Vici Gaming, ex-SkyRed dan The Mongolz. Mereka ialah tim paling kuat yang pernah saya hadapi. Selain skill tinggi, strategi mereka sangat ampuh, membuat kami kewalahan.

NXL Article 2 4

Kira-kira bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri dua sampai tiga tahun lagi? Adakah impian tertentu, terutama di ranah esport?

Saya membayangkan bisa hidup mandiri dari esports, bisa membanggakan keluarga dengan prestasi-prestasi saya. Dan juga saya ingin tim Counter-Strike: Global Offensive NXL secara reguler masuk ke kejuaraan-keujuaraan [dunia] seperti ESL, Dreamhack, IEM, serta menguasai kejuaraan di daratan China dan tunamen major lainnya yang berujung pada mengharumkan nama Indonesia.

Terimakasih Bagas dan NXL.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Berbincang Santai Dengan Tim Esport NXL

Dengan keberhasilan mengumpulkan penghargaan serta reputasi sejak pertama berdiri, NXL kini menjadi panutan para pemuda-pemudi Indonesia yang memimpikan esport sebagai karier mereka. Jika ditanya mengenai rahasia kesuksesan, keuletan dan kerja keras biasanya menjadi jawaban jawaban sang founder, Richard Permana. Tapi untuk sekarang, saya akan membahas tema yang lebih ringan.

Buat menulis artikel ini saya menghubungi Richard dan kawan-kawan untuk berbincang santai dengan NXL, serta bertanya-tanya mengenai perubahan yang terjadi di tim mereka. Beberapa minggu silam, Agung ‘Sys’ Frianto dikabarkan mengundurkan diri, digantikan oleh Bagas ‘Banteng’ Gunadi. Pertanyaan sama saya ajukan pada ke lima anggota NXL, terkait aktivitas sehari-hari dan hobi.

NXL Article 1 04
Dari kiri ke kanan: Richard Permana, Vega Tanaka, Albert Giovanni, Baskoro Dwi Putra.

Meskipun anggota termudanya bahkan belum menyentuh usia 20 tahun, layaknya pekerjaan profesional, NXL dan Counter-Strike: Global Offensive menuntut perhatian penuh serta waktu kerja yang konsisten. Mereka ‘bekerja’ delapan jam sehari sebagai pro-gamer, lima kali seminggu. Jika ada jadwal turnamen saat weekend, maka itulah tuntutan pekerjaan.

Baskoro Dwi Putra menceritakan pengalamannya. Sewaktu dahulu kuliah, Ujian Tengah Semester bentrok dengan agenda kejuaraan di India. Lalu di tengah kesibukan membuat skripsi dan revisi, NXL harus berangkat ke TWC di Serbia. Namun semua akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Khususnya untuk gamer pro yang masih berkuliah, Baskoro memberi saran, “Kalau bisa selesaikan tugas-tugas dulu baru main, biar ketika main tidak kepikiran. Intinya, jalankan saja.”

NXL Article 1 03
Roseau dan FrostMisty sedang bermain.

Ternyata menjadi atlet esport tidak menghilangkan kecintaan tim NXL terhadap gaming. Albert Giovanni sekarang lagi sering memainkan Fallout 4 dan Grand Theft Auto V. Di luar boot camp, FrostMisty gemar pergi ke gym. Saya bertanya apakah bermain game lain akan mempengaruhi performa, dia menjawab riang, “Mestinya sih tidak ya. Tidak ngaruh, kalau mau jago mah jago saja.”

Vega Tanaka juga menggemari video game. Ia menyukai RPG dan action-RPG, contohnya seri Final Fantasy atau Star Ocean. Hobi lain Vega yang tidak melibatkan keyboard dan mouse meliputi olahraga sepakbola, basket dan ping-pong. Untuk kehidupan pribadi, gamer ber-nickname Soifong itu cukup beruntung karena ‘kebetulan’, belahan hatinya ialah sesama pro gamer, anggota tim CS:GO Female Fighters.

NXL Article 1 05
Vega Tanaka A.K.A Soifong.

Menjawab pertanyaan saya bertanya soal siapa yang suka menjadi target kelakar, Albert dan Baskoro kompak bahwa Vega-lah orangnya. Ia adalah ‘bagian kena bully‘. “Paling santai dan paling sering dikerjain itu Vega. Saking seringnya, dia tidak merasa sedang dikerjain,” tutur Albert.

Dan akhirnya, saya bertanya pada Richard (sang sosok kepala sekolah, begitu menurut Bagas Gunadi), bagaimana proses NXL menentukan personel baru buat jadi pengganti. Pertama-tama, mereka harus mengeksplorasi karakter bermainnya – apa saja kelemahan, kekuatan, serta senjata favoritnya. Selanjutnya tim akan berunding dan mengajak calon anggota bermain bersama. Pelan-pelan, ia bisa beradaptasi, walaupun boleh jadi butuh waktu sampai beberapa bulan hingga ia benar-benar membaur.

NXL Article 1 02
Anggota terbaru tim NXL, Bagas ‘Banteng’ Gunadi.

Richard, Vega, Baskoro dan Albert setuju bahwa Bagas ialah sosok yang tepat menggantikan Agung. Mereka juga memberi komentar senada: skill individunya sangat tinggi. Sys sendiri juga merekomendasikan Bagas karena pada saat latihan, ia sering menjadi korban headshot sang Banteng…

NXL Article 1 06
NXL dalam sesi latihan.

Disclosure: DailySocial adalah media partner tim NXL. Gambar: Facebook NXL.

Harapan Oculus VR Terhadap Virtual Reality di Waktu Dekat

Pengumuman Oculus Rift di 2012 menandai era baru virtual reality setelah beragam ‘eksperimen ‘yang dilakukan belasan tahun sebelumnya. Kesuksesan Oculus VR di Kickstarter menarik perhatian seisi industri, termasuk programmer game legendaris John Carmack. Developer sudah merilis beberapa versi DK, dan tak terasa, pelepasan resmi Oculus Rift menanti di penghujung bulan ini.

Bukan tanpa alasan 2016 disebut sebagai tahunnya virtual reality. Selain Oculus VR, HTC (bersama Steam) dan Sony berencana meluncurkan headset virtual reality dalam waktu dekat; ditambah lagi perangkatperangkat unik yang belum lama diungkap. Namun tema VR masih meninggalkan tanda tanya besar: apa rencana produsen selanjutnya setelah produk tersedia untuk publik?

Dalam wawancara bersama Gamasutra, founder Oculus VR Palmer Luckey menuturkan harapan dan ekspektasi mereka mengenai virtual reality, terutama satu tahun sesudah peluncuran Rift. Luckey belum mempunyai gambaran pasti, tapi ia yakin banyak orang akan menciptakan terobosan baru dan memperoleh banyak keuntungan dari VR. Selain Oculus Rift, ia memperkirakan ada banyak konsumen menggunakan Gear VR dan headset produsen lain.

Luckey juga optimis, konten akan sangat diminati konsumen meskipun ia bukanlah game atau aplikasi yang betul-betul inovatif. Itu karena VR merupakan ranah baru dan banyak sekali hal terjadi di sana. Buat sekarang, jumlah konten memang terbatas, apalagi jika dibandingkan dengan console game. Luckey percaya diri, banyak developer jadi sukses berkat VR.

Sang founder turut menyampaikan bagaimana idealnya perilisan Oculus Rift. Luckey ingin semua orang (yang sudah memesan) segera mendapatkan unit Rift, lalu ketika disambungkan ke PC, device berjalan tanpa masalah, baik di sisi software maupun hardware. Selanjutnya ‘mereka menghabiskan minggu dengan menikmati game-game virtual reality non-stop.’ Nyatanya, kendala pasti ada, dan tim developer telah bersiap-siap menghadapinya lewat bug fix, perubahan-perubahan, dan siap siaga membantu konsumen jika muncul problem.

Dan walaupun era kehadiran VR ada di depan mata, tak berarti ia jadi merakyat. Luckey mengakui, headset virtual reality mungkin tidak akan sepopuler iPhone dalam sekejap. Butuh proses cukup lama untuk mengumpulkan jutaan user. Namun Luckey juga bilang, Oculus tidak perlu mencapai status mainstream buat sukses. Yang penting, ekosistemnya terus berkembang.

Oculus VR mengonfirmasikan prediksi pemakaian VR di waktu ke depan. Konten diperkirakan terbagi rata antara game dan non-game. Namun tidak berarti penggunaan headset VR buat permainan jadi berkurang: pemanfaatan device untuk fungsi selain video game-lah yang akan meningkat.

Microsoft: New Xbox One Experience Ialah Update Terbesar di Sepanjang Sejarah Console

Bagi tim Xbox dan para fans, 12 November 2015 ialah sebuah momentum penting. Di tanggal inilah Microsoft akhirnya resmi melepas New Xbox One Experience, sebuah update masif yang sangat dinanti, berisi perombakan pada penyajian konten dan ekosistem secara keseluruhan. Melaluinya, Microsoft mendapatkan peluang untuk memimpin kancah ‘perang console‘.

New Xbox One Experience membawa satu fitur yang berpotensi mengubah pandangan gamer console dalam menikmati hobi mereka: backward compatibility. Sejak diungkap perdana di ajang E3 2015, tim Xbox terus menyempurnakannya dibantu peserta program Preview. Namun se-signifikan apa update tersebut jika menakar dari perspektif sang produsen? Mike Nichols selaku CMO Xbox menjabarkannya di wawancara dengan GameSpot.

Menurut Nichols, New Xbox One Experience merupakan perilisan update paling besar untuk Xbox, bahkan mungkin terbesar di sepanjang sejarah console. Pembaruan terdiri atas perpaduan dua aspek, yaitu interface baru dan dukungan permainan-permainan Xbox 360. Nichols yakin, koleksi judul-judul klasik tersebut dapat memperkokoh jajaran game yang telah mereka siapkan buat Xbox One.

Mungkin Anda sudah tahu, salah satu target dari New Xbox One Experience ialah meng-upgrade dashboard agar akses lebih cepat serta intuitif. Sang chief marketing officer mengakui bahwa navigasi di UI Xbox One terkadang tidak gampang, bahkan beberapa fungsi sangat sulit ditemukan. Melalui update teranyar ini, Microsoft memangkas ‘jumlah tombol yang harus ditekan’ – diklaim menawarkan pengalaman sepuluh kali lebih baik, termasuk saat berinteraksi dengan teman.

New Xbox One Experience juga memperoleh dongkrakan di sisi kinerja berkat adopsi Windows 10. Kenaikannya memang tidak banyak, Mike Nichols menjelaskan bahwa efek yang paling dirasakan konsumen adalah peningkatan level kemudahan navigasi. Kita hanya butuh satu dua kali menekan tombol untuk masuk ke game atau mengaktifkan salah satu fitur console. Nichols juga menjamin, timnya bekerja keras demi memastikan semuanya berjalan optimal.

Dan tentu saja backward compatibility merupakan faktor paling esensial di New Xbox One Experience. Nichols menuturkan bagaimana dirinya sangat tercengang saat menyaksikan permainan Xbox 360 beroperasi di Xbox One untuk pertama kalinya. Tapi ketika itu mereka masih belum yakin buat menyuguhkannya di skala lebih serius. Untung saja para publisher merespons dengan begitu positif dan sangat mendukung gagasan Microsoft.

Perlu diketahui, New Xbox One Experience didistribusikan secara bergelombang. Jadi tak usah cemas jika update belum muncul di sistem Anda.

Sumber tambahan: Xbox.com.