Meski Punya Xbox One X, Microsoft Fokuskan Upaya Pengembangan VR ke PC

Jika Anda rela berkompromi, maka PSVR adalah perangkat virtual reality terbaik untuk end-user. Ia memang tidak secanggih Vive atau Rift, tapi harganya jauh lebih terjangkau, dan Sony menjamin semua game yang kompatibel berjalan optimal di sana. Setelah PSVR tersedia, kini perhatian tertuju pada Microsoft. Apalagi, mereka akan segera meluncurkan versi high-end Xbox.

Sebagai home console terkuat saat ini, Xbox One X kabarnya sanggup menjalankan game di resolusi native 4K tanpa up-scaling. Menakar dari kemampuannya itu, berarti menyuguhkan konten VR bukanlah hal sulit bagi Xbox One X. Namun menariknya, Microsoft diam-diam sempat menghilangkan penyebutan kata VR di laman Xbox One X (waktu itu masih dinamai Project Scorpio). Tentu saja langkah tersebut membuat orang penasaran, bahkan mungkin mulai mempertanyakan klaim sang console maker.

Ternyata ada pertimbangan lain yang menyebabkan Microsoft melakukan revisi pada strategi penyajian Xbox One X dan alasan mereka tidak membahas VR di panggung E3 2017 bulan Juni lalu. Berbicara pada GameSpot, general manager Dave McCarthy menyampaikan bahwa upaya pengembangan virtual reality dan augmented reality oleh Microsoft dititikberatkan terlebih dulu untuk platform PC. Konsol akan menyusul sesudahnya.

“Kami akui, PC merupakan fokus utama Microsoft,” tutur McCarthy. “Ketika melihat Windows 10, kami melihat sebuah ekosistem terbuka untuk developer. Kami juga melihat jumlah pengguna aktif bulanan yang mencapai angka setengah miliar orang. Akhirnya kami putuskan bahwa inilah area yang akan jadi pusat perhatian pengembangan VR dan AR.”

Menurutnya, saat ini para developer masih terus mencoba menemukan pengalaman VR ‘pamungkas’, yaitu konten yang benar-benar membuat orang terdorong untuk memiliki perangkat virtual reality. Sejauh ini prosesnya berjalan cukup baik. Microsoft sendiri yakin studio first-party mereka yang sedang mengerjakan konten VR buat Windows 10 akan menghasilkan karya memuaskan. Sayangnya, Microsoft baru bisa mengungkap detailnya di akhir tahun.

Sentimen serupa juga sempat diungkap oleh sang bos Xbox, Phil Spencer. Menurutnya, suatu hari nanti virtual reality akan jadi elemen krusial dalam gaming. Tetapi syaratnya, VR harus jadi mainstream terlebih dulu. Xbox One X sendiri sengaja dirancang sebagai console yang siap menunjang HMD VR, namun Spencer belum bisa memperkirakan kapan tepatnya hal itu terjadi.

Xbox One X rencananya akan meluncur pada tanggal 1 November 2017, ditawarkan di harga US$ 500. Fitur dan kapabilitas console baru Microsoft itu dapat Anda simak dalam artikel ini.

Sumber: GameSpot.

Apakah Harga Xbox One X Masih Terlalu Mahal Untuk Gamer?

Xbox One X merupakan salah satu primadona di acara E3 2017 yang dilangsungkan minggu kemarin. Console yang sebelumnya dinamai Project Scorpio itu diklaim sebagai sistem gaming 4K sejati, dan di E3 2017, Microsoft sungguh-sungguh berkeinginan untuk memperlihatkan seluruh kemampuannya lewat demo game-game blockbuster seperti Forza Motorsport 7 dan Anthem.

Salah satu kekhawatiran terbesar konsumen terhadap Xbox One X terletak pada harganya. Console disiapkan sebagai perangkat gaming mainstream, sebuah device yang mampu menghidangkan pengalaman paling optimal di harga masuk akal. Bagi gamer core, console ialah alternatif lebih terjangkau dibanding sistem seperti PC. Namun premis Xbox One X boleh jadi menyebabkannya tidak begitu bersahabat bagi dompet gamer.

Xbox One X 1

Bersamaan dengan penyingkapan Xbox One X, Microsoft juga mengumumkan harganya. Device ini dibanderol di angka estimasi terendah: US$ 500. Cukup masuk akal bukan? Memang, tapi mayoritas konsumen masih menganggapnya terlalu mahal, khususnya jika dibandingkan dengan varian standar – Xbox One S dibanderol mulai dari US$ 250 sedangkan PlayStation 4 dijual di harga US 300.

Dalam wawancara bersama Business Insider, sang bos Xbox Phil Spencer menegaskan bahwa Microsoft tidak mengambil keuntungan dari penjualan Xbox One X. Seperti sebelumnya, mereka menganggapnya sebagai investasi (Meski begitu, Microsoft juga enggan untuk bilang bahwa proses produksi, distribusi dan pemasaran One X membuat mereka rugi). Pemasukan tentu saja dapat diperoleh lewat penjualan game dan konten.

Tapi apakah Xbox One X layak ditawarkan di US$ 500? Beberapa hal perlu kita ketahui:

  • Chip ‘Scorpio Engine’ lebih canggih 15 sampai 20 persen dibanding prosesor PlayStation 4 Pro. Ia adalah komponen termahal di console.
  • Xbox One X punya tambahan memori GDDR5 4GB, dan harganya pun sudah pasti tidak murah. Kabarnya, AMD membutuhkan modal US$ 30 untuk meng-upgrade memori di R9 390 dan 390X dari 4GB ke 8GB.
  • Ruang pendingin Xbox One X memanfaatkan teknologi serupa kartu Grafis GTX 1080 dan GTX 1080 Ti.
  • Bandwidth di unit hard drive juga telah ditingkatkan dari 40MB/detik menjadi 60MB/detik. Itu artinya ada kenaikan sebesar 50 persen (mungkin berkat penggunaan drive 7.200rpm). Performa lebih tinggi tentunya membuat harganya meningkat.
  • Keberadaan UHD Blu-ray juga berpengaruh pada harga, walaupun kenaikannya tidak terlalu signifikan karena Xbox One S juga memiliki optical disk drive sejenis.
  • Di dalam, Xbox One menggunakan teknologi bernama ‘Hovis Method’, bertugas untuk menyesuaikan pasokan tenaga di motherboard pada Scorpio Engine. Hal ini sudah pasti menambah ongkos produksi.

US$ 500 memang cukup memberatkan mayoritas gamer, dan kita belum tahu berapa harga Xbox One X setelah masuk ke Indonesia. Namun perlu kita ingat, kecanggihan Xbox One X baru betul-betul bisa dirasakan bagi mereka yang mempunyai TV 4K, dan saya rasa mereka yang sanggup mengeluarkan uang untuk membeli televisi high-end tak akan keberatan meminang console seharga US$ 500.

Sumber: Eurogamer.

Mengulik Console Microsoft Xbox One X Lebih Jauh

Di hari Senin pagi kemarin, Microsoft resmi mengganti nama Project Scorpio jadi Xbox One X. Seperti penjelasan sang perusahaan asal Redmond itu sebelumnya, console ini disiapkan untuk menjalankan konten-konten hiburan next-gen yang kian menuntut performa hardware tinggi. Tapi mengejutkannya, Xbox One X ternyata tidak semahal prediksi banyak orang.

Via website Xbox, Microsoft menjabarkan sejumlah fitur serta kapabilitas One X. Dari bocoran sebelumnya, Anda mungkin sudah mengetahui spesifikasi teknis console anyar itu, namun baru kali ini informasinya diungkap secara resmi oleh pihak Microsoft. Misi dari Xbox One X adalah menghidangkan game di 4K, dan hardware di dalam tentu tidak sulit menangani permainan-permainan virutal reality.

Aspek lain yang tidak kalah mengagetkan adalah penampilannya. Dibekali komponen-komponen bertenaga, kita bisa memaklumi jika ukuran Xbox One X lebih besar dari varian biasa maupun One S – apalagi jika berpatokan pada versi developer-nya. Kenyataannya tidak seperti itu. Xbox One X merupakan console terkecil ciptaan Microsoft, memiliki tubuh balok minimalis  berwarna hitam ala grafit.

Sisi depan dan atasnya sangat simpel, hanya ada sedikit tombol, slot optical drive, satu port USB, dan logo Xbox berwarna putih. Di sisi sampingnya terdapat lubang-lubang mungil, mungkin dimaksudkan sebagai ventilasi udara. Baru di sisi belakangnya Anda bisa menemukan konektivitas fisik lebih lengkap seperti HDMI in dan out, dua buat port USB SS, S/PDIF dan port LAN.

Xbox One X menyimpan CPU AMD custom 8-core, berjalan di kecepatan 2,3GHz. Kemampuan proses yang lebih gesit itu memungkinkan AI bekerja lebih optimal, lalu console bisa menampilkan detail serta menyajikan interaksi lebih baik. Sistem memiliki memori grafis GDDR5 sebesar 12GB dengan bandwith 326GB per detik, berguna untuk mendongrak performa game serta mempercepat proses loading.

Xbox One X 1

GPU tersebut mempunyai tenaga sebesar 6-teraflop, diklaim sanggup menampilkan karakter dan detail permainan secara lebih realistis, serta membuat animasi berjalan lebih mulus. Buat menyejukkan hardware, Microsoft memanfaatkan solusi pendingin berbasis cairan yang dipadu bersama kipas berstruktur sentrifugal. Dihitung secara keseluruhan, Xbox One X mempunyai kinerja 40 persen lebih tinggi dibanding console terkuat saat ini.

Xbox One X 2

Selain itu, Xbox One menyimpan flash memory 8GB, penyimpanan berbasis hard disk 1TB, mendukung Blu-ray 4K, HDR 10 dan AMD FreeSync; serta ditunjang sistem audio DTS 5.1.

Beberapa game yang Microsoft pamerkan di panggung E3 2017 kemarin siap dinikmati di resolusi 4K, antara lain: Forza Motorsport 7, Crackdown 3, State of Decay 2, Sea of Thieves, Super Lucky’s Tale, Assassin’s Creed Origins dan Star Wars Battlefront II.

Xbox One X akan tersedia di bulan November 2017, dibanderol di harga US$ 500.

Seperti Inilah Penampakan Project Scorpio Versi Developer

Momen pengumuman resmi console yang Microsoft siapkan untuk menangani konten-konten next-gen semakin dekat. Belakangan, Microsoft sudah mengizinkan beberapa jurnalis dari media ternama buat mencoba dan membeberkan spesifikasi lengkap Project Scorpio. Dan setelah penantian panjang, wujud dari console ‘4K ready’ itu akhirnya terungkap.

Langkah ini berkaitan dengan upaya sang console maker memantapkan ekosistem Scorpio lewat pemberian akses pada developer buat mencoba dan menguji kemampuannya. Dan dari sana, tersingkaplah penampakan dari Project Scorpio. Satu hal paling menarik dari platform ini adalah Microsoft berhasil memampatkan hardware berperforma tinggi dalam perangkat yang tidak terlalu besar.

Arahan desain Scorpio tak jauh berbeda dari Xbox One standar maupun One S. Console mempunyai tubuh balok dengan warna putih di atas dan hitam di bawah. Di bagian depan area putih, berjejer lima lingkaran seperti tombol, lalu sepertinya ada sebuah tombol lebih kecil di dekat logo Xbox. Di bawahnya, saya melihat ada tiga port USB dan satu lagi tombol (power?). Di sana, tersaji pula layar OLED buat menunjukkan data performa seperti FPS.

Project Scorpio Developer Kit

Foto komparasi Scorpio dengan console Xbox One lain itu dipublikasikan oleh Gamasutra. Untuk sekarang, sulit menguliknya lebih jauh karena foto tersebut diambil dari sisi depan dan resolusinya tidak begitu besar. Eurogamer sendiri menjelaskan bahwa meskipun device ini merupakan versi ‘belum jadi’, cukup besar kemungkinan penampilan varian retail-nya tak jauh berbeda – melihat dari pengalaman Microsoft menyuguhkan dev-kit Xbox One dan Xbox One S.

Menariknya lagi, versi developer tersebut sengaja dibekali hardware yang lebih canggih dari versi konsumen. Group program manager Kevin Gammill menjelaskan alasannya pada Gamasutra: proses pengembangan game oleh developer akan lebih mudah dilakukan di perangkat berspesifikasi tinggi, baru kemudian di-downgrade, ketimbang diramu dari device berspesifikasi rendah lalu baru di-upgrade.

Gammill kembali mengungkap hal yang jadi target mereka, yaitu menyajikan gaming di resolusi UHD sejati, tekstur 4K, framerate stabil, color gamut yang luas, dan audio ‘spasial’. Microsoft sebelumnya juga sempat mengonfirmasi akan membekali Scorpio dengan konektivitas HDMI ‘next-gen‘ 2.1 dan dukungan AMD FreeSync.

Lalu seberapa berbeda hardware Project Scorpio versi development kit dan retail? Jangan kaget, dev-kit menyimpan RAM DDR5 24GB (dua kali Scorpio standar), tambahan penyimpanan SSD 1TB, dengan GPU 44-compute unit – bukan lagi 40CU.

Project Scorpio kabarnya akan meluncur di kuartal empat tahun 2017.

Begini Caranya Microsoft Bisa Tahu Project Scorpio Sanggup Sajikan 4K Gaming Sejati

Ketimbang menyediakan hardware berspesifikasi tinggi, PlayStation 4 Pro memanfaatkan kombinasi teknik render dan fitur hardaware demi menyuguhkan game di resolusi UHD karena Sony tidak mau volume console jadi membengkak. Tentu saja arahan upscale itu belum memuaskan sebagian orang yang menginginkan 4K gaming sejati. Karena alasan inilah perhatian khalayak kini beralih ke Project Scorpio.

Mendekati pelepasannya yang dijadwalkan untuk dilakukan tahun ini, sang console maker akhirnya memajang Project Scorpio di Microsoft Store, dan membiarkan perwakilan Digital Foundry membeberkan sejumlah rincian mengenai spesifikasi sistem game baru tersebut. Di sana, Richard Leadbetter sempat menjelaskan kesanggupan Scorpio menjalankan demo Forza Motorsport di 4K. Dan mungkin Anda penasaran, bagaimana cara device itu melakukannya.

Leadbetter memberikan pemaparan di artikel Eurogamer terpisah. Senior director of console marketing Xbox Albert Penello memang belum mengonfirmasi metode Scorpio menangani game di 4K, namun dari gerak-geriknya, ia sangat percaya diri pada kapabilitas console. Informasi lebih lanjut datang dari anak perusahaan Microsoft, yaitu developer di belakang franchise Forza, Turn 10 Studios.

Untuk mendemonstrasikan kemampuan Scorpio, Turn 10 dan tim Xbox menggunakan ForzaTech. Software ini bukanlah Forza Motorsport 6 ataupun permainan Forza 7 yang belum diumumkan. Kedua tim juga diketahui mempunyai peran penting dalam pengembangan console, dan hasilnya mungkin tak hanya sesuai janji Microsoft, namun boleh jadi malah melampauinya.

Chris Tector selaku studio software architect Turn 10 menerangkan fungsi dari ForzaTech, yakni sebagai platform menguji fitur-fiftur semisal Direct3D 12 di PC hingga mencoba kemampuan Scorpio – terutama untuk menguji apakah hardware sanggup melakukan apa yang pengembang inginkan. Selain itu, ForzaTech juga merupakan wadah buat merealisasikan visi-visi Turn 10 dalam menggarap game Forza berikutnya.

Di sisi Microsoft sendiri, mereka telah menciptakan tool inovatif bernama PIX (atau Performance Investigator for Xbox). Tool ini bertugas merekam proses kerja dari GPU, dan dengan data yang telah diperoleh, Microsoft menggunakannya buat mendesain prosesor baru. PIX menyediakan data untuk dimasukkan ke emulator hardware, sehingga Microsoft bisa menakar kinerja Scorpio. PIX juga memberi keleluasaan pada developer buat men-tweak dan menyempurnakan engine permainan.

Penjabaran lengkap mengenai PIX dan ForzaTech, serta bagaimana elemen-elemen ini memengaruhi proses pengembangan Project Scorpio dapat Anda baca di Eurogamer. Console spesialis 4K gaming itu kabarnya akan meluncur di kuartal keempat tahun ini.

Spesifikasi Hardware Project Scorpio Akhirnya Terungkap

Seperti Sony dengan PlayStation 4 Pro mereka, Project Scorpio merupakan jawaban Microsoft atas semakin tingginya standar penyajian konten hiburan. Eksistensinya diungkap lebih dulu dari hardware sang rival, namun console maker dari Amerika itu memutuskan untuk melepasnya di musim liburan 2017 nanti, saat ada lebih banyak orang mengadopsi TV 4K.

Tak lama setelah diumumkan, Microsoft juga sudah memberikan garis besar spesifikasi hardware Project Scorpio. Kabarnya, console ditenagai APU delapan-core dengan bandwith memori 320GB per detik, serta menyimpan performa grafis sebesar 6-teraflop demi menyajikan video game di resolusi native ultra high-definition. Scorpio juga sempat disebut-sebut sebagai console terkuat yang pernah dibuat.

Berdasarkan laporan staf Digital Foundry Rich Leadbetter dari kunjungannya ke kampus Redmond, tampaknya klaim Microsoft tersebut bukanlah janji kosong semata. Pemaparannya mengenai spesifikasi menunjukkan kesanggupan Scorpio buat menghidangkan 6-teraflop, namun ia masih dilarang untuk membeberkan rincian lainnya, termasuk harga. Simak spesifikasi lengkapnya di bawah:

  • CPU delapan-core custom x86, masing-masing berkecepatan 2,3GHz.
  • GPU 40 compute unit custom berkecepatan 1172MHz.
  • RAM GDDR5 sebesar 12GB dengan bandwith memori 326GB per detik.
  • Penyimpanan berbasis hard drive 2,5-inci berkapasitas 1TB.
  • Optical disc drive UHD Blu-ray.
  • Unit power supply terintegrasi.
  • Opsi input/output-nya seperti Xbox One S. Ada HDMI in dan out, dua port USB 3.0, S/PDIF, networking dan lock port.

Dari pengakuan Leadbetter, performa hardware Scorpio sangat luar biasa. Console ini sanggup menjalankan demo Forza Motorsport 6 di resolusi 4K dengan setting grafis setara Xbox One di 60 frame rate per detik. Forza Motorsport 6 ialah salah satu permainan yang paling menuntut kinerja hardware, dan berdasarkan acuan ini, Scorpio tak akan kesulitan menyuguhkan permainan lain di 60fps.

Banyak orang mengharapkan agar Scorpio mengusung teknolog CPU next-gen, namun Microsoft masih mempertahankan arsitektur lama agar console tetap kompatibel dengan software-software Xbox One yang sudah ada.

Sebagai rangkuman: prosesor Scorpio 30 persen lebih cepat dari pendahulunya, lalu kartu grafisnya 4,6 kali lebih bertenaga dari Xbox One. Komponennya dirancang untuk menyalurkan aset-aset game berkualitas tinggi lebih cepat, sangat membantu buat menyuguhkan konten 4K.

Kabarnya, desain Project Scorpio akan mengejutkan Anda, tapi tentu saja harganya tidak murah – boleh jadi di rentang US$ 500-650. Scorpio sudah mulai dipajang di Microsoft Store sejak bulan Maret 2017 kemarin.

Sumber tambahan: Eurogamer.

Console Project Scorpio Resmi Mejeng di Microsoft Store

Euforia peluncuran The Legend of Zelda: Breath of the Wild dan Nintendo Switch masih memenuhi atmosfer, namun 2017 bukan hanya tahun yang besar bagi perusahaan Jepang itu. Console maker terbesar asal Amerika juga punya agenda untuk merilis versi baru perangkat gaming mereka yang kabarnya sanggup menyuguhkan permainan di resolusi 4K native: Project Scorpio.

Microsoft memang belum mengumumkan kapan tepatnya Project Scorpio akan dirilis, hanya memberi tahu akan meluncurkannya di musim liburan 2017. Sejauh ini, proses pengembangannya tampak berjalan lancar dan belum lama, laman produk Project Scorpio resmi muncul di Microsoft Store. Tapi jangan terlalu bersemangat dulu, console tersebut masih belum bisa Anda pesan.

Terlepas dari kehadiran product page tersebut, Microsoft masih belum memberi tahu nama resmi dari Scorpio. Di sana, produsen hanya mengungkap beberapa info yang kemungkinan sudah Anda ketahui sebelumnya:

  • Merupakan console paling bertenaga dengan kemampuan proses grafis sebesar 6-teraflop.
  • Console pertama dan satu-satunya yang mampu menyajikan gaming 4K dan virtual reality di kualitas high fidelity.
  • Scorpio kompatibel dengan semua aksesori dan permainan-permainan Xbox One.
  • Di page itu, Microsoft juga mencantumkan video teaser Scorpio yang mereka publikasi di E3 2016.
  • Anda bisa mendaftarkan email untuk memperoleh notifikasi ketika console tersedia.

Sedikit merangkum fakta-fakta mengenai Project Scorpio: console merupakan sebuah upgrade besar-besaran dari Xbox One, diklaim menyimpan APU delapan-core yang menyuguhkan bandwith memori 320GBPS (tiga kali lipat dibanding Xbox One standar) dengan dongkrakan kapabilitas olah grafis empat kali lipat. Scorpio dijanjikan bisa menjalankan sejumlah game di ultra-HD tanpa metode upscaling.

Microsoft juga bilang bahwa tidak ada game eksklusif Scorpio. Semua judul-judul Xbox One dapat dimainkan di sana. Meski demikian, GM game publishing Microsoft Shannon Loftis sempat mengungkapkan keraguannya dan bilang ‘semua itu tergantung dari komunitas developer‘.

Dibandingkan kompetitor utamanya, PlayStation 4 Pro, Scorpio memang jauh lebih perkasa. GPU PS4 Pro hanya menyimpan tenaga 4,2-teraflop. Berbeda dari Sony dengan PlayStation VR mereka, divisi Xbox memang tidak punya head-mounted display dedicated buat console mereka. Maka dari itu sangat penting bagi Scorpio untuk bisa menunjang headset-headset kelas high-end seperti HTC Vive dan Oculus Rift.

Harga Project Scorpio hingga kini juga masih belum diketahui, boleh jadi dibanderol antara US$ 600-800.

Via Trusted Reviews.

Xbox Game Pass ‘Sewakan’ Lebih dari 100 Game Seharga $10 per Bulan

Microsoft punya kejutan buat para pengguna Xbox One. Mereka baru saja mengumumkan sebuah layanan berlangganan yang cukup unik bernama Xbox Game Pass. Sepintas layanan ini terdengar seperti layanan streaming game, tapi pada prakteknya ternyata tidak demikian.

Dengan membayar biaya $10 per bulan, Anda dapat mengakses lebih dari 100 judul game Xbox One maupun Xbox 360 yang backward compatible. Katalog game yang disuguhkan akan diperbarui setiap bulannya, menyesuaikan dengan tren sekaligus apa saja yang baru pada saat itu.

Namun yang menarik adalah cara kerja dari Xbox Game Pass itu sendiri. Seperti yang saya bilang, ini bukan layanan streaming, jadi Anda tidak perlu khawatir soal koneksi. Setiap game yang terdapat dalam katalog Xbox Game Pass dapat diunduh dan dimainkan secara offline selama 30 hari ke depan (atau sampai game tersebut diganti dengan yang lain di katalognya).

Lalu apakah ini berarti game tersebut jadi milik Anda? Tidak. Kalau Anda membatalkan langganan, semua game yang sudah Anda unduh dari Xbox Game Pass jadi tidak bisa diakses lagi. Namun seandainya Anda ingin memiliki game tersebut secara permanen, Anda bisa membelinya dengan potongan harga 20% – asalkan game-nya masih tersedia di katalog Xbox Game Pass.

Layanan ini bakal tersedia bagi konsumen Xbox One mulai akhir musim semi mendatang. Untuk sekarang, Microsoft akan lebih dulu mengujinya bersama sejumlah pengguna terpilih yang tergabung dalam Xbox Insider Program.

Sumber: Xbox.

Microsoft Janjikan Performa Gaming yang Lebih Baik Lewat Windows 10 Creators Update

Tidak lama lagi, Microsoft akan merilis Windows 10 Creators Update kepada seluruh pengguna tanpa terkecuali. Secara garis besar update ini dirancang untuk mendukung aktivitas pengguna dalam bekerja dan berkreasi, namun di saat yang sama Microsoft juga tidak lupa menunjukkan kecintaannya terhadap para gamer.

Yang pertama, seperti yang sudah dijanjikan, adalah integrasi layanan live streaming interaktif Beam. Microsoft sejatinya ingin menjadikan Beam sebagai fitur standar pada Windows 10 maupun Xbox One, dimana live streaming dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan sebuah akun Xbox Live, tanpa melibatkan software tambahan apapun.

Akan tetapi yang Microsoft belum sempat ceritakan sebelumnya adalah bagaimana Windows 10 Creators Update ini nanti akan menyuguhkan performa gaming yang lebih baik. Misi ini akan Microsoft penuhi melalui fitur bernama Game Mode, yang bekerja mengoptimalkan PC supaya gaming bisa berjalan lebih mulus.

Penjelasan teknis mengenai Game Mode sejauh ini masih samar-samar, akan tetapi Microsoft sudah bersiap untuk mengirimkannya kepada mereka yang tergabung dalam program Windows Insider minggu ini juga, dimana mereka akan menguji fitur tersebut dan terus mematangkannya supaya siap dirilis ke publik secara luas.

Seandainya peningkatan performa yang bisa diberikan Game Mode berkisar antara 5 – 10 fps, dampaknya jelas akan sangat signifikan di kalangan gamer. Namun sepertinya kita masih harus menunggu penjelasan lebih detail dari Microsoft.

Pembaruan lain seputar gaming yang dibawa Windows 10 Creators Update meliputi update pada fitur Activity Feed di Xbox Live sehingga pemain dapat lebih mudah bergabung dengan komunitas gamer lainnya, plus fitur Arena dimana pemain dapat menciptakan turnamennya sendiri untuk dimainkan bersama teman-temannya.

Sumber: Xbox Wire. Sumber gambar: Forza Motorsport.

Xbox Insider Program Ajak Pengguna Mencoba Fitur, Game dan Aplikasi Baru Sebelum Dirilis

Belajar dari Windows Insider Program, Microsoft baru-baru ini mengumumkan program serupa untuk Xbox. Tujuan Xbox Insider Program adalah memberi kesempatan kepada pengguna untuk menjajal berbagai macam konten baru sebelum dirilis, supaya pada akhirnya mereka bisa memberikan masukan buat Microsoft.

Sebelum ini sebenarnya sudah ada Xbox Preview Program yang telah berjalan sejak tahun 2014. Insider Program merupakan kelanjutan darinya, dan konten yang difokuskan kini mencakup game, app dan pengalaman baru lainnya, bukan cuma system update saja seperti sebelumnya.

Semua konten ini bisa diakses melalui Xbox Insider Hub. Microsoft berjanji untuk menyajikan pengumuman, quest maupun jenis konten lain yang relevan dan terpersonalisasi buat masing-masing partisipan. Satu console pun bisa dipakai oleh beberapa pengguna sekaligus sehingga masing-masing bisa memberikan masukannya sendiri-sendiri.

Alaminya, Insider Program ini akan dibuka bagi mereka yang sebelumnya sudah aktif memberikan masukan dalam Preview Program. Mereka pun tidak perlu melakukan apa-apa selama Xbox One berada dalam mode Instant-on dan aplikasi Xbox Preview Dashboard telah ter-install.

Pun demikian, Microsoft juga berjanji bahwa Xbox Insider Program ini akan dibuka untuk semua pengguna tanpa terkecuali dalam waktu dekat, sehingga mereka pun bisa menikmati preview game, aplikasi serta system update terbaru sebelum semua itu diluncurkan. Tentunya program ini bersifat opsional, sama kasusnya seperti Windows Insider Program.

Sumber: Xbox Wire.