Lima Tips Membangun Startup dari Y Combinator

Ada banyak cerita-cerita sukses startup yang dibagikan. Dari sana kita yang ingin menjalankan sebuah bisnis bisa mengambil beberapa teori atau mencoba mengulang langkah yang sama untuk mencapai kesuksesan yang sama. Berikut ini rangkuman mengenai kutipan-kutipan Y Combinator yang mungkin bisa memberikan wawasan atau pelengkap rencana Anda yang sedang mencari cara bagai mana memulai sebuah bisnis.

Buat sesuatu yang mudah untuk dibicarakan

Memberikan solusi dan populer. Dua kata yang coba diusahakan startup pada tahap awal. Bagi Anda yang sedang dalam tahap mencari masalah, atau menulis ide untuk bisnis bisa dicoba untuk mencari sesuatu solusi yang mudah menjadi buah bibir, tentu dalam arti yang positif. Sebuah solusi yang memicu semua orang membicarakan solusi Anda karena manfaat dan kemudahan yang ditawarkan.

Dapatkan pengguna secara manual

Banyak layanan pemasaran yang menawarkan solusi mudah untuk menawarkan produk atau solusi Anda kepada masyarakat. Namun jika Anda masih di tahap awal tidak ada salahnya untuk mencari pengguna secara manual dan konvensional. Temui orang yang ada di coffee shop, kedai, atau kerumunan. Perkenalkan aplikasi Anda. Cari tahu apakah apa yang Anda buat bisa diterima oleh mereka. Jika penolakan terjadi karena solusi Anda kurang menarik Anda sudah harus khawatir. Coba pikirkan ulang, coba desain ulang, dan temukan umpan balik jika pengguna pertama Anda menerima produk atau ide Anda.

Pahami apa yang sedang dikerjakan

Sebelum benar-benar mengeksekusi sebuah ide kita selalu punya gambaran besar mengenai ide tersebut. Semacam roadmap yang nantinya menghantarkan ke satu tujuan. Jika Anda sedang memulai ada baiknya  Anda tetap pada roadmap awal. Jika pun ada penyesuaian paling tidak tujuan tidak bergeser terlalu jauh. Hal ini penting untuk memastikan Anda untuk mengerjakan sesuatu yang jelas dan benar-benar dikonsep dari awal. Menghindari dari mengerjakan sesuatu yang tidak pasti.

Investasi untuk membangun tim yang solid

Menjalankan dan mengembangkan startup tidak bisa sendirian. Membangun sebuah tim adalah salah satu cara untuk membagi beban dan tanggung jawab sekaligus mengakselerasi progres untuk segera mencapai tujuan. Untuk hal membangun tim tidak ada salahnya berinvestasi lebih di sana. Mencari orang-orang hebat sesuai keahlian yang dibutuhkan perlu investasi yang tidak sedikit.

Beri kesempatan ide untuk berkembang

Perubahan mungkin salah satu hal yang konstan dalam dunia bisnis. Ide luar biasanya berevolusi. Perpaduan dari ide sederhana yang kemudian berkembang dengan masukan dan solusi lain yang ditemukan dari cerita dan komentar dari pengguna. Atau dari pemikiran dan pendekatan lain yang dilakukan. Yang perlu digarisbawahi adalah berikan ruang ide untuk berkembang menjadi sesuatu yang lebih baik.

Lima Hal Dasar yang Wajib Diketahui Saat Membangun Startup

Membangun startup merupakan proses yang panjang dan juga melelahkan. Bukan hanya bisa berakhir kegagalan, namun jika tidak dibarengi dengan ide serta eksekusi yang tepat, bisa menjadi upaya yang sia-sia. Artikel berikut ini akan membahas 5 hal dasar yang wajib dicermati oleh Anda calon pelaku startup, sebelum terjun ke dunia startup yang cukup berat, berubah dengan cepat dan dinamis.

Mulai sekarang juga

Apa pun idenya, seberapa rumit produk yang bakal diluncurkan, idealnya adalah ketika Anda merasa siap dan memiliki niat yang cukup kuat terhadap startup, mulai segera startup Anda. Lalui proses yang ada, apakah nantinya startup Anda bakal berhasil atau tidak, akan ditentukan dari aksi yang telah Anda lakukan. Jangan tunda terlalu lama rencana dan niat Anda untuk memulai startup.

Ciptakan ide yang beragam

Ketika satu ide startup ternyata tidak berhasil, jangan langsung menyerah. Carilah ide lain yang menarik dan tentunya memiliki potensi untuk berkembang. Idealnya ketika Anda berniat untuk terjun ke dunia startup, buatlah beberapa ide yang beragam, sebagai cadangan jika ide awal yang menurut Anda paling solid, ternyata tidak berfungsi dengan baik.

Dirikan startup bersama

Menurut Paul Graham dari Y Combinator calon entrepreneur baiknya tidak memulai usaha seorang diri. Ajaklah rekan kerja, teman baik hingga kerabat untuk ikut serta. Apakah itu dalam bentuk pendanaan, ide, tenaga hingga kreativitas. Saat ini banyak startup yang mengajak teman SMA hingga teman kuliah untuk menjadi bagian dari startup. Jika Anda ingin memiliki orang yang bisa dipercaya, adik atau kakak kandung juga bisa diajak untuk mendirikan startup bersama.

Lokasi yang strategis

Idealnya jika Anda berniat untuk mendirikan startup carilah lokasi yang paling strategis untuk bisnis Anda. Tentunya pusat kota menjadi lokasi yang paling ideal untuk mulai menjalankan startup. Selain lebih efektif, pusat kota juga memberikan akses lebih mudah dan kesempatan untuk bertemu serta menawarkan produk atau layanan langsung kepada target pasar. Jika di awal startup Anda berlokasi di perumahan atau lokasi yang jauh dari pusat kota, ada baiknya untuk memindahkan lokasi tersebut ke pusat kota.

Promosi yang masif

Ketika produk telah siap diluncurkan langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan pemasaran yang masif dan tentunya tepat sasaran. Cara-cara berikut tentunya wajib dilakukan, seperti melakukan pendekatan dengan media, media sosial, iklan berbayar hingga email marketing. Jangan lupakan juga SEO untuk mempercepat proses pemasaran.

Jika Anda mempunyai cukup uang untuk memperluas kegiatan pemasaran tidak ada salahnya dengan memanfaatkan tenaga agensi kehumasan, yang selama ini sudah banyak digunakan oleh perusahaan rintisan.

Lima Cara Mendapatkan Mentoring dan Pendanaan dari Venture Capital di Silicon Valley

Silicon Valley hingga kini masih menjadi pusat pertumbuhan startup baru serta berkumpulnya para venture capital (VC) terbaik di Amerika Serikat. Meskipun saat ini sudah mulai banyak bermunculan VC dari mancanegara seperti Jepang, Belanda hingga Tiongkok, namun VC dari kawasan Silicon Valley masih menjadi tujuan utama semua startup secara global, termasuk Indonesia.

Permasalahannya adalah kebanyakan VC yang berasal dari Sillicon Valley hanya akan berinvestasi kepada startup yang memang berada disekitar kawasan tersebut. Hal tersebut tentunya menyulitkan startup di luar kawasan Siliocn Valley untuk menjangkau.

Cara paling efektif tentunya adalah dengan memindahkan lokasi startup Anda ke Silicon Valley, namun jika saat ini startup Anda belum memiliki dana yang cukup untuk melakukan cara tersebut, mungkin akan sangat berat untuk beranjak ke sana. Namun artikel berikut ini akan membantu Anda mencari cara terbaik untuk bisa mendapatkan mentoring hingga pendanaan dari VC di Silicon Valley.

Mengikuti program akselerasi/inkubator dengan mentor dari Silicon Valley

Salah satu kegiatan paling terjangkau tanpa harus langsung ke Silicon valley adalah dengan mengikuti kegiatan akselerator atau inkubator yang melibatkan mentor dari Silicon Valley di tanah air. Sudah banyak kegiatan yang bisa dipilih dan saat ini tersedia, di antaranya adalah Founder Institute, TechStars and Y Combinator. Kegiatan ini menyediakan pelatihan terbaik untuk startup, sekaligus memberikan peluang kepada Anda untuk bertemu langsung kepada investor terkait.

Mengahadiri konferensi teknologi di Silicon Valley

Saat ini sudah banyak acara teknologi, mulai dari eksibisi, konferensi hingga pertemuan kelas dunia yang digelar di Silicon Valley. Jika Anda berniat untuk berkenalan dengan VC dan penggiat startup yang berlokasi di kawasan tersebut, cara yang satu ini bisa dilakukan. Pilihlah konferensi atau acara yang paling sesuai, gunakan kesempatan tersebut untuk membuka jaringan, promosi sekaligus mendapatkan informasi agar bisa mendapatkan mentoring dan pendanaan dari VC di Silicon Valley.

Membuat video promosi yang menarik

Kebanyakan VC di Silicon Valley lebih tertarik untuk memberikan investasi kepada startup yang telah mengalami pertumbuhan yang baik. Dalam hal ini lebih kepada startup yang telah lama menjalankan bisnis. VC pada umumnya enggan untuk memberikan investasi kepada startup baru yang masih belum memiliki cukup pengalaman. Cara paling efektif yang bisa dilakukan adalah jangan terlalu memfokuskan kepada pendanaan, namun cara cari untuk Anda bisa mendapatkan konsultasi atau mentoring dari mereka.

Untuk itu buatlah video promosi atau perkenalan yang menarik dan temukan angel investor di Silicon Valley yang sesuai dengan startup Anda. Sampaikan video tersebut kepada mereka, dan jika mereka bersedia, cobalah kesempatan untuk mendapatkan mentoring terlebih dahulu, sebelum penggalangan dana dilancarkan.

Memperluas jaringan dengan angel investor dan entrepreneur

Jika Anda masih kesulitan untuk melakukan pertemuan dengan VC yang besar dan ternama di Silicon Valley, mulailah untuk melakukan pendekatan dengan angel investor hingga penggiat startup yang ada di Silicon Valley. Ciptakan relasi yang baik dan utarakan dengan jelas tujuan Anda kepada mereka, jika kesempatan terbuka untuk Anda, relasi atau kenalan yang sebelumnya sudah pernah bertemu dengan VC besar di Silicon valley, bisa membantu untuk mempertemukan Anda dengan mereka. Untuk itu binalah hubungan baik dengan para entrepreneur tersebut.

Membuka kantor cabang di Silicon Valley

Cara lain yang bisa dilakukan agar startup Anda bisa dikenal oleh VC di Silicon Valley, dengan memindahkan kegiatan pemasaran dan operasional ke kawasan tersebut. Tempatkan tim kecil di Silicon Valley, yang bertugas untuk melakukan kegiatan networking hingga pemasaran, sementara jalankan kantor Anda di negara tanah air seperti biasa. Untuk bisa melakukan rencana ini tentunya memiliki biaya yang cukup besar. Untuk itu sebelum Anda mulai melakukan kegiatan tersebut, pastikan startup memiliki cukup dana untuk menjalankan operasional di dua negara sekaligus.

Segmen Startup yang Menjadi Tren dan Berpotensi Dikembangkan

Sejak tahun 2008, inkubator startup ternama Y Combinator telah menerima ribuan startup yang mendaftarkan ide dan produk yang ditawarkan. Bermitra dengan Priceonomics, Y Combinator merilis tren, minat, dan hal-hal lainnya yang dirangkum dari ribuan ide serta produk yang didaftarkan oleh peserta yang ingin mendapatkan pendanaan dari Y Combinator.

Dari data tersebut, mencuat beberapa tren yang mulai bergeser dan prediksi teknologi yang akan semakin diminati 5 tahun ke depan.

Startup dan perusahaan teknologi yang menjadi inspirasi

Ada beberapa pertanyaan yang kerap ditanyakan oleh pihak Y Combinator ketika melakukan proses penyaringan kepada para pendaftar. Dari jawaban tersebut kemudian terkumpul startup yang yang menjadi inspirasi dan perusahaan teknologi mana yang kemudian menjadi kompetitor langsung.

Dari data yang dikumpulkan, sebagian besar produk yang ditawarkan mencoba untuk bersaing dengan perusahaan teknologi seperti Facebook, Google hingga Twitter dan Microsoft. Namun menjelang tahun 2014 data yang dikumpulkan menyebutkan Twitter dan Microsoft tidak lagi menjadi acuan kompetitor untuk perusahaan teknologi.

Menyinggung soal startup apa yang menjadi kompetitor sekaligus menjadi inspirasi dibuatnya sebuah produk, jawaban terbanyak yang dikumpulkan adalah mulai dari Airbnb, Uber hingga Instagram. Hal ini menunjukkan dengan makin menarik dan diminatinya layanan tersebut, memunculkan ide-ide baru untuk kemudian membuat produk yang serupa.

Hal lain yang menjadi catatan oleh tim Y Combinator adalah memasuki tahun 2010 sudah banyak produk yang mengedepankan aplikasi mobile dan secara perlahan mulai meninggalkan situs sebagai media utama. Diperkirakan sepanjang tahun 2016 dan beberapa tahun ke depan, akan makin banyak produk startup yang mengembangkan aplikasi terlebih dahulu dibandingkan situs.

Hal tersebut tentunya meningkatkan popularitas dan penggunaan perangkat pintar lainnya secara langsung. Y Combinator mencatat kebanyakan startup yang mendaftar memilih untuk mengembangkan teknologi untuk perangkat pintar seperti smartwatch dan wearable.

Platform lain yang saat ini tengah menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan adalah messaging platform. Tercatat aplikasi seperti Slack, Whatsapp, dan WeChat mengalami jumlah kenaikan dan menjadi produk yang menginspirasi kebanyakan startup baru.

Slack merupakan startup yang menjadi pusat perhatian sepanjang tahun 2016 ini, dengan peningkatan yang dialami oleh perusahaan sebanyak 850%. Hal ini juga yang kemudian menginspirasi lebih banyak startup untuk membuat produk serupa.

Bangkitnya SaaS dan tenggelamnya ads

Perubahan yang ada dalam kebiasaan konsumen mengakses iklan juga kemudian menjadi salah satu peluang yang dikembangkan oleh pendaftar di Y Combinator.

Jika dulunya layanan yang mengedepankan advertising atau iklan menjadi favorit, kini platform Software-as-a-Service (Saas) semakin banyak dikembangkan. Tercatat kenaikannya mencapai 400% sejak tahun 2008, sementara advertising mengalami penurunan sebanyak 60%.

Hal menarik lainnya yang juga dicatat oleh Y Combinator adalah peningkatan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kebanyakan produk yang ditawarkan kepada Y Combinator menerapkan AI untuk semua aplikasinya, sementara Y Combinator mencatat justru teknologi Machine Learning yang saat ini baru mulai diaplikasikan di Indonesia mulai mengalami penurunan.

Y Combinator juga mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan terkait dengan bangkitnya tren Virtual reality atau VR yang semakin menarik untuk dikembangkan. Hal tersebut ternyata juga disambut dengan baik oleh startup yang mendaftar diri kepada Y Combinator.

Justin Kan dan Pengalamannya Sebagai Entrepreneur Kelas Dunia

Akhir pekan lalu (30/01), entrepreneur kelas dunia asal Amerika Serikat yang sebelumnya telah sukses mendirikan Justin TV, Twitch, dan saat ini memegang posisi sebagai Partner di venture capital Y Combinator Justin Kan hadir di Jakarta dalam suatu sesi Ask Me Anything yang digelar layanan fintech Xendit dan @America. DailySocial turut hadir dalam acara tersebut dan mencermati beberapa poin penting tentang pengalamannya sebagai seorang entrepreneur.

Nama Justin Kan tentunya sudah tidak asing lagi dikalangan pelaku dan penggiat startup. Kesuksesannya meniti karir sebagai entrepreneur telah dimulai sejak pertama kali ia membuat Kiko, sebuah AJAX web calendar bersama rekannya Emmet Shear. Dengan model bisnis yang sederhana, Justin berhasil menjual idenya tersebut kepada investor untuk mendapatkan pendanaan.

“Ketika melakukan penggalangan dana pastikan Anda selaku pendiri startup meninggalkan kesan kepada investor jika mereka tidak menginvestasikan kepada startup Anda akan rugi besar dan kehilangan momen yang berharga,” kata Justin.

Namun demikian, setelah mulai berjalan, web calendar miliknya tidak terlalu banyak digunakan oleh masyarakat. Untuk bisa mengembalikan pendanaan yang diberikan oleh investor, Justin dan rekan akhirnya menjual perusahaan miliknya melalui eBay ke Tucows.

“Pengalaman tersebut tentunya membuat saya lebih percaya diri dan belajar dari kesalahan yang telah dibuat. Ternyata salah satu kunci kesuksesan untuk menjadi entrepreneur yang sukses adalah buat produk yang baik, lemparkan ide tersebut ke publik,” kata Justin

Cara unik yang ditempuh oleh Justin untuk menjual perusahaan melalui eBay ternyata membuahkan hasil. Tidak lama kemudian perusahaan pertama miliknya telah resmi terjual.

Setelah gagal membangun usahanya yang pertama, Justin kemudian mulai mengembangkan ide untuk membangun usaha yang baru. Munculah ide untuk membuat live streaming reality show Justin.TV. Ide unik dan tergolong segar tersebut ternyata disambut dengan baik oleh Paul Graham dari Y Combinator, yang kemudian bersedia untuk memberikan investasi kepada Justin untuk mengembangkan Justin.TV.

Kehadiran Justin.TV kemudian melahirkan ide untuk membuat Twitch, platform video dan komunitas untuk para gamer. Para gamer dari seluruh dunia bisa terhubung dengan sistem dari Twitch, mereka bisa menyiarkan, menonton dan chatting dengan siapa dan darimana pun ketika bermain.

“Twitch dibangun berdasarkan feedback yang kami terima dari para pengguna Justin.TV. Mereka melemparkan ide alangkah baiknya jika mereka bisa melihat para gamer profesional sedang bermain dan ditayangkan secara live stream online, kami akhirnya mulai merubah platform dan membuat Twitch,” kata Justin.

Justin mengklaim saat ini pengguna Twitch di seluruh dunia sudah mencapai 100 juta orang setiap bulannya. Pada tahun 2014 perusahaan raksasa Amazon membeli Twitch  dengan nilai $970 juta (atau sekitar Rp 13 triliun). Video-video Twitch sudah menjangkau lebih dari 55 juta gamer. Rata-rata, menurut Justin, pengguna menonton 106 menit per hari.

Ciptakan ide bisnis yang unik dan tentunya bersifat ‘niche’ untuk memulai startup, tahap selanjutnya, ketika ide sudah ditentukan, buat produk yang menarik dan langsung lemparkan produk tersebut ke publik,” kata Justin.

Asia Tenggara dan potensinya menjadi kawasan startup terpadu

Saat ini Justin Kan menjabat sebagai Partner di Y Combinator. Salah satu tugas yang dibebankan kepadanya adalah mencari startup-startup baru yang yang berpotensi untuk diberikan investasi oleh Y Combinator.

Selama ini Y Combinator mencatat dari 12 ribu startup yang mengirimkan pitch deck-nya, hanya sekitar 100 startup yang kemudian dilirik oleh Y Combinator (0,8%). Saat ini Y Combinator telah menghasilkan 800 startup, 1600 founder dengan nilai total valuasi keseluruhan berjumlah $65 miliar (sekitar Rp 890 triliun).

Startup yang telah mendapatkan pendanaan dari Y Combinator di antaranya adalah airbnb, Dropbox, Twitch, Xendit, wepay, 9gag, reddit, codeacademy dan masih banyak lagi. Selain Amerika Serikat, saat ini Y Combinator telah melakukan investasi di negara-negara seperti India, Indonesia, Tiongkok, Singapura Amerika Latin hingga Afrika.

“Kami selalu memilih ragam startup untuk didanai mulai dari e-commerce, fintech dan lainnya. Pastikan dengan jelas Anda mengetahui bisnis yang anda jalankan dan seorang Founder harus memiliki insight serta skill yang baik untuk mengembangkan startup mereka,” kata Justin.

Asia Tenggara merupakan pasar yang dibidik secara khusus oleh Y Combinator saat ini, meskipun belum banyak startup yang didanai (kurang lebih hanya sekitar 1% jumlahnya). Justin melihat Indonesia memiliki potensi yang besar untuk investasi.

“Masyarakat indonesia banyak jumlahnya dan sebagian besar dari mereka menggunakan smartphone secara rutin. Pasar tersebut yang tentunya kami bidik sebagai pasar yang luar biasa,” ungkap Justin.

Kerika ditanya startup seperti apa yang berpotensi besar di Indonesia, Justin menyebutkan fintech merupakan sektor yang cukup menjanjikan. Faktanya adalah saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bankable, merupakan pasar yang memiliki potensi besar untuk dibidik.

Sektor lain yang juga menarik perhatian Justin adalah layanan on-demand seperti yang telah dilakukan oleh Go-Jek, Uber dan Grab.

“Di Amerika Serikat mahal sekali untuk mempekerjakan pegawai, sehingga sulit untuk mengembangkan model bisnis seperti Go-Jek yaitu dengan kemitraan. Tidak heran ketika layanan on-demand seperti Go-Jek cukup populer dan disukai oleh publik dan tentunya digunakan setiap harinya,” ungkap Justin.

Dalam kesempatan tersebut Justin juga melihat layanan Go-Massage yang dihadirkan oleh Go-Jek cukup menarik dan berpotensi menjadi besar untuk ke depannya.

Good growth vs bad growth

Salah satu poin penting yang juga dibagikan Justin adalah bagaiamana mendiferensiasi antara pertumbuhan yang baik atau buruk pada startup. Pertumbuhan yang baik atau good growth tentunya adalah ketika produk startup disukai oleh pengguna dan memiliki jumlah pengguna yang aktif setiap harinya. Namun demikian jika saat ini produk yang Anda miliki belum memiliki traksi yang cukup signifikan, tidak ada salahnya untuk mempertahankannya.

“Apakah buruk membuat sesuatu yang tidak menghasilkan uang? Jika produk tersebut terbukti bermanfaat dan digunakan oleh beberapa pengguna saja, carilah investor yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mengembangkan. Jika saat ini belum banyak traksi, kemungkinan besar suatu hari nanti akan berpotensi untuk sukses,” tuntas Justin.

Meneliti Penyebab Kegagalan Startup

Dalam tulisan di halaman Medium-nya, Kristoffer Tjalve mengkategorikan 4 aspek yang mempengaruhi kegagalan terbesar startup. Tulisan tersebut terinspirasi dari “18 kesalahan yang membunuh startup” yang ditulis oleh Co-Founder Y Combinator Paul Graham. Secara lugas diuraikan pula empat kategori tersebut yang ternyata saling berhubungan berdasarkan tahap-tahap yang dilalui pemilik startup. Empat kategori tersebut adalah orang, masalah, proses dan konteks.

Orang (termasuk pendiri serta anggota tim)

Mencari anggota tim merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan oleh pendiri startup. Anda sebagai Founder bertanggung jawab untuk menemukan Co-Founder, CTO hingga anggota tim pendukung lainnya demi kesuksesan dari startup. Jika startup Anda saat ini masih belum memiliki Co-Founder, Anda sebagai Founder dituntut untuk memiliki kemampuan membuat produk, menjual produk, dan melakukan eksekusi. Kurangnya kemampuan dan fokus  bisa menyebabkan startup tidak bisa mengalamai growth yang signifikan, untuk membangun perusahaan yang sukses, Anda dituntut untuk selalu optimis, dan fokus 100% kepada perkembangan produk, dan tentunya menghargai semua masukan dari anggota tim.

Menciptakan rasa loyalitas, kecintaan serta kebanggaan tersendiri kepada produk yang startup Anda tawarkan kepada anggota tim merupakan salah satu kunci kesuksesan jangka panjang sebuah startup. Namun yang paling penting di sini tentunya mempekerjakan orang-orang yang memiliki kemampuan, dapat bekerja dengan mandiri dan mampu memberikan ide-ide serta kontribusi yang kreatif untuk kemajuan perusahaan. Untuk posisi kunci di perusahaan, carilah tenaga ahli yang sudah pakar di bidangnya.

Masalah

Salah satu kesalahan terbesar sebagian besar startup adalah menciptakan produk yang sama dengan target pasar yang bermacam-macam. Kemudian masalah lainnya adalah kebanyakan startup menciptakan produk yang tidak diinginkan oleh orang. Adalah menjadi suatu hal yang sia-sia jika produk yang telah Anda buat menggunakan teknologi terkini dan menghabiskan uang yang besar jumlahnya namun tidak diminati oleh publik.

Co-Founder Y Combinator Paul Graham menegaskan:

“Sebagian besar ide startup terlihat mustahil untuk diwujudkan, jika ide tersebut terbukti sukses tidak heran jika orang sebelumnya telah melakukan hal yang sama.”

Bagaimana membuat produk untuk konsumsi beberapa orang saja? Ide ini menyulitkan untuk berkembang, menambah jumlah konsumen, hingga mendapatkan keuntungan lebih. Namun hal ini bisa saja Anda lakukan dan coba, jika produk yang Anda buat memilki teknologi yang terkini dan digawangi oleh tim yang solid. Contoh kesuksesan setelah menerapkan ide untuk kaum niche tersebut adalah Elon Musk dengan Tesla dan Google dengan proyek Google X-nya.

Proses

Tahap yang satu ini merupakan posisi penting untuk perkembangan. Agar startup Anda mampu menjalani proses yang ada dengan lancar mulailah untuk mengerjakan proses yang ada secara bertahap. Paul Graham kerap menganjurkan kepada startup untuk memulai pekerjaan dengan hal-hal kecil terlebih dahulu, hindari untuk melakukan skalabilitas. Proses lain yang harus diterapkan dengan benar adalah jangan terlalu lama mengembangkan produk dan terlambat untuk menguraikan feedback. Hal ini bisa mempengaruhi kemajuan dari startup. Idealnya startup Anda memang wajib diluncurkan ketika semua komponen telah selesai dengan sempurna, namun jika terlalu lama dalam prosesnya juga tidak baik untuk kemajuan startup.

Aspek lain yang juga harus diperhatikan adalah menghindari untuk membuat banyak fitur demi menciptakan produk yang terkini dan canggih. Cobalah untuk mengembangkan fitur yang ada sebaik mungkin dan tonjolkan fitur tersebut sebagai salah satu fitur andalan produk Anda.

Hal lain yang harus diperhatikan saat proses adalah penentuan metrik. Fase yang wajib dilalu saat menentukan metrik di antaranya adalah membangun, memperkirakan, dan belajar. Terapkan tiga hal ini untuk bisa menentukan metrik yang sesuai untuk startup Anda.

Hal terakhir yang wajib dilalui oleh startup adalah masalah pendanaan, apakah itu penggalangan dana, memanfaatkan pendanaan, hingga mendapatkan keuntungan yang akan berimbas kepada valuasi perusahaan.

Konteks

Sebaik apa pun produk yang Anda buat, kegagalan merupakan hal yang sulit untuk dihindari. Banyak hal yang mempengaruhi kegagalan, di antaranya adalah kurangnya infrastruktur, masalah regulasi, kultur perusahaan, dan lainnya. Ekosistem startup yang baik mempengaruhi kesuksesan dari startup. Untuk itu carilah lokasi yang tepat untuk mengembangkan startup Anda, temukan atau buatlah ekosistem yang ideal dan lakukan dengan benar pengelolaan keuangan startup Anda.

Kiat Sukses Tingkatkan Skala Bisnis di Startup

Ketika startup sudah memiliki cukup banyak dana, anggota tim hingga produk yang diterima oleh pangsa pasar, tahap selanjutnya yang harus diperhatikan adalah masa peningkatan skala bisnis (scale-up). Mengidentifikasi peluang baru merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh agar startup Anda mampu mengalami kemajuan dan pastinya mengamankan pendapatan untuk jangka tahun-tahun mendatang.

Founder LinkedIn Reid Hoffman dalam tulisannya merangkum rahasia sukses para pakar dan ahli teknologi saat menjalani proses scale-up. Dan berikut poin-poin utama yang disorot Hoffman.

Tidak hanya pendanaan, proses scale-up membutuhkan pengembangan sumber daya pendukung lainnya

Yang perlu diperhatikan ketika Anda baru mulai melakukan scale-up, bukan hanya dana yang tersimpan akan digunakan secara sepenuhnya, namun Anda pun perlu untuk mempekerjakan pegawai lebih banyak. Siapkan diri Anda untuk memasuki teritori baru yang memacu Anda untuk bergerak lebih cepat, mengeluarkan uang lebih banyak dan tentunya dengan risiko lebih besar yang menentukan kesuksesan jangka panjang, jika Anda mampu menjalani proses scale-up.

Namun tak perlu terburu-buru untuk merekrut pegawai baru

Hindari untuk mempekerjakan banyak pegawai jika perusahaan Anda belum siap untuk melakukan scale-up. Seperti yang diungkapkan oleh Sam Altman, President at Y Combinator. Yang perlu diketahui adalah :

  • Airbnb membutuhkan waktu 9 bulan sampai akhirnya mempekerjakan satu orang pegawai.
  • Dropbox membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mempekerjakan pegawai pertama.
  • Stripe membutuhkan waktu 6 bulan sebelum akhirnya menambah satu pegawai baru.

Jika Anda belum yakin untuk menambah jumlah pegawai, upayakan jumlah tim yang ada untuk mengembangkan produk, ketika sudah waktunya secara alami penambahan pegawai akan terjadi.

Rekrut orang yang tepat untuk bisnis Anda

Proses perekrutan merupakan kunci keberhasilan dari proses scale-up. Dalam buku yang dirilis oleh Google dengan judul “How Google Works”, sebagian besar keberhasilan dari Google adalah proses perekrutan kandidat yang tepat. Secara pribadi Larry Page, Sergey Brin serta Brian Chesky mengulas satu persatu calon kandidat yang layak untuk dijadikan pegawai sedikitnya hingga 100 orang.

Yang perlu diperhatikan adalah proses perekrutan akan lebih mudah dilakukan ketika perusahaan sudah masuk ke tahap scale-up, namun demikian ketika jumlah pegawai makin bertambah jangan pernah menurunkan standar atau kualifikasi dari perusahaan. Seperti yang ditegaskan oleh Founder dan ex-CEO VMware Diane Greene.

Membutuhkan adaptasi cepat di setiap situasi

Setiap tahap yang akan dilalui memiliki sifat dan proses yang berbeda, untuk perlu dilakukan adaptasi dan penyesuaian di setiap tahap scale-up. Hal ini juga ditegaskan oleh Executive Chairman Alphabet Inc. Eric Shmidt perlunya dilakukan perubahan di setiap proses dan tahapan untuk tingkatkan skala bisnis.

Siap menghadapi kompetitor saat bisnis sudah bertumbuh

Salah satu alasan mengapa perusahaan wajib untuk melakukan scale-up adalah kompetitor. Seperti yang ditegaskan ex-CEO Mozilla John Lilly. Pada awal persaingan tidak begitu penting, karena target pasar sudah jelas dan mudah untuk disasar, namun ketika sudah memasuki tahap selanjutnya perusahaan lain akan melakukan hal yang sama, menawarkan produk serupa. Di sinilah persaingan dan jumlah kompetitor akan semakin meningkat.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Founder dan  CEO Airbnb Brian Chesky, yang perlu dilakukan ketika proses scale-up dilakukan adalah tidak harus tergesa-gesa, lakukan scale-up secara perlahan namun pasti dan dikerjakan dengan tepat. Seperti yang dilakukan oleh Brian dengan Airbnb, diawali dengan memfokuskan bisnis di kawasan Amerika Serikat sebelum merembet ke ranah yang lebih luas.

Fokus mendapatkan traction pengguna

Lebih baik memiliki 100 orang yang mencintai produk Anda dari pada memiliki 1 juta orang yang hanya menyukai produk Anda. Seperti yang diungkapkan oleh Co-Founder Y Combinator Paul Graham. Kesalahan terbesar dari pemilik startup adalah ketika waktunya membuat aplikasi berharap agar aplikasi tersebut langsung menjadi viral dan menjangkau jutaan pengguna. Hal tersebut menjadi tidak berguna jika jutaan orang tersebut hanya melihat dan menyukai saja.

Proses scale-up akan lebih mudah dilakukan jika produk yang Anda miliki telah berhasil meraih perhatian 100 orang yang bukan hanya menyukai produk Anda namun mencintainya.

Scale-up harus segera dilaksanakan pada momen yang tepat

Kapan waktunya untuk scale-up? VP Product Strategy LinkedIn mencatat beberapa poin penting yang wajib diketahui ketika sudah sampai saat yang tepat untuk melakukan scale-up. Ketika jumlah pegawai Anda sudah mencapai 150 orang atau lebih, merupakan pertanda yang pasti untuk segera melakukan scale-up. Selain itu di tahap ini biasanya perusahaan telah memiliki traction serta pendapatan. Untuk mendukung pertumbuhan organisasi, scale-up harus segera dilakukan.

Buatlah susunan tim untuk mendukung kinerja bisnis

Buatlah pengelompokan tim di perusahaan. Dengan demikian masing-masing tim akan saling mendukung kemajuan serta pergerakan dari perusahaan. Contoh sederhana yang dilakukan oleh Partner di Greylock dan ex-CEO Mozilla John Lilly adalah :

  • Tim 1 – Fokus kepada teknis, produk, desain, pertumbuhan dan beberapa poin yang mendukung pengembangan produk.
  • Tim 2 – Fokus kepada memberikan dukungan kepada Team 1 yang terdiri atas bagian legal, PR, CS, penjualan, operasional, HR dan lainnya.

Inovasi dimulai dari sebuah tim kecil

Produk terbaik dihasilkan dari tim dengan jumlah yang kecil. Meskipun saat ini perusahaan Anda sedang menjalani proses scale-up, selalu prioritaskan tim dengan jumlah yang kecil untuk menciptakan produk baru yang kreatif.  Seperti yang diceritakan oleh Eric Schmidt di Google selalu ada 1 hingga 2 orang yang bekerja dalam kelompok berbagi ide satu dan lainnya.

Contoh lain yang bisa ditiru adalah, Windows diciptakan oleh satu orang, UNIX dibuat oleh dua orang saja, Java dibuat oleh satu orang, Gmail berasal dari ide dua orang pegawai, Android berasal dari kumpulan ide tim yang kecil, Linux dibuat oleh satu orang dan contoh lainnya.

CEO menjalankan tugasnya dengan benar

Seorang CEO sebuah perusahaan wajib untuk memiliki kemampuan bekerja dengan cepat, memiliki kepekaan terhadap perkembangan produk, mampu menjadi pemimpin di bawah pengawasan para pemangku kebijakan dan yang pasti melakukan koordinasi yang baik saat proses scale-up. Pada dasarnya fungsi CEO dapat dikerucutkan menjadi tiga hal berikut:

  • Strategi.
  • Kultur (hanya Founder dan CEO yang bisa mendesain kultur bisnis).
  • Menentukan pihak manajemen senior untuk perusahaan.
  • Memiliki opsi terhadap produk (seorang CEO bisa secara fokus mengembangkan produk atau melakukan pengembangan yang lain untuk produk yang berbeda).

Perusahaan yang sedang berkembang menuntut CEO dan tentunya engineer untuk menciptakan inovasi terbaru. Ketika perusahaan Anda telah menjalani proses product market fit, tahap selanjutnya adalah scaling pendapatan dan mencari lanskap pertumbuhan, vertikal dan geografi yang berbeda.

Setelah Xendit, Startup Lokal Harus Siap Bersaing dengan Startup Jebolan Y Combinator yang Lain

shutterstock_302443847

Tiga hari yang lalu layanan pembayaran peer-to-peer Xendit diluncurkan di Indonesia. Banyak yang mengira Xendit berasal dari kawasan Asia Tenggara, padahal Xendit sendiri didirikan oleh empat mahasiswa UC Berkeley — satu orang memiliki darah keturunan Indonesia — yang berhasil mengikuti program inkubator Y Combinator. Dengan Y Combinator secara eksplisit mencantumkan nama Asia Tenggara, selain Tiongkok dan India, sebagai salah satu kategori segmen startup yang dibidiknya, startup tanah air mau tak mau harus siap berkompetisi dengan mereka yang dari awal memiliki jaringan global.

Continue reading Setelah Xendit, Startup Lokal Harus Siap Bersaing dengan Startup Jebolan Y Combinator yang Lain

Dave McClure Bicara Strategi Investasi

Dengan memiliki lebih dari 1000 startup dalam portofolio mereka, dapat dikatakan 500 Startups telah jauh melampaui target awal mereka. Beberapa angka dari TechCrunch menggambarkan bagaimana 500 Startups telah berkembang dengan pesat selama lima tahun ke belakang. Saat ini, VC yang awalnya berupa akselerator tahap awal tersebut telah menyuntikkan dana senilai US$100 juta kepada 1000 startup di 50 negara.

Continue reading Dave McClure Bicara Strategi Investasi

Tech in Asia Presents Asia’s Startup Database Techlist

Tech in Asia has published Techlist, a database compilation of startups in Asia, especially Southeast Asia, which helps investors to catch up with startups’ trend and growth. The freemium service took a part in 2015 Y Combinator winter batch and claimed to have already had more than 1000 Asian companies listed on its database. In total, Asian startups gathered around $988 million of disclosed funding in 2014.   Continue reading Tech in Asia Presents Asia’s Startup Database Techlist