Codec Video H.266 VVC Menawarkan Ukuran File 50 Persen Lebih Kecil Dari H.265 HEVC

Fraunhofer HHI telah mengumumkan standar codec video baru bernama Versatile Video Codec (H.266/VVC). Dalam pengembangannya, mereka bermintra dengan sejumlah raksasa industri seperti Apple, Ericsson, Intel, Huawei, Microsoft, Qualcomm, dan Sony.

H.266/Versatile Video Coding (VVC) ini berfokus pada peningkatkan kompresi dan menjanjikan ukuran file 50 persen lebih kecil dibanding standar HEVC (H.265). Namun, tanpa mengalami penurunan kualitas visual yang signifikan.

codec-video-h-266-vvc-menawarkan-ukuran-file-50-persen-lebih-kecil-dari-h-265-hevc

Bila kamu periksa pengaturan perekam video di smartphone, penggunaan codec video HEVC (H.265) dan kapabilitasnya masih terbilang terbatas. Meskipun sangat penting, mengingat kemampuan perekaman video di smartphone juga meningkat pesat, dari resolusi 4K dan sekarang 8K. Bisa dibayangkan, bila merekam video 8K pada codec H.264 maka ukuran file videonya pasti sangat besar. Di sisi lain, kapabilitas yang dimiliki H.264 sangat luas.

Selain untuk merekam video beresolusi tinggi, contoh penggunaan H.266/Versatile Video Coding (VVC) paling tepat adalah teknologi video streaming. Kegiatan berbasis video streaming akan sangat diuntungkan, termasuk halnya smart TV. Di mana nantinya kita bisa menikmati tontonan 4K dengan penggunaan internet yang lebih hemat tanpa mengurangi kualitas signifikan.

Software encoder dan decoder pertama akan dirilis pada musim gugur ini (sekitar bulan Agustus – Oktober). Hardware encoder dan decoder juga sedang dirancang baik untuk aplikasi seluler maupun TV.

Sumber: GSMArena

Platform Jejak.in Bantu Bisnis FMCG Rencanakan Sistem Produksi yang Ramah Lingkungan

Sebagai negara dengan jumlah populasi keempat terpadat serta masuk ke dalam sepuluh besar penghasil emisi karbon di dunia, Indonesia cukup memiliki andil dalam perubahan iklim. Pemerintah sedang berupaya mengurangi dampaknya dengan komitmen yang tertuang dalam UU No. 16 Tahun 2016 tentang Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim.

Beberapa perusahaan mulai menyadari bahwa emisi karbon yang dihasilkan oleh industri memiliki dampak negatif, tidak hanya lingkungan, namun juga terhadap kelangsungan bisnis serta dampak sosial. Berangkat dari hal ini, Arfan Arlanda selaku Founder dan CEO Jejak.in, menginisiasi platform yang memanfaatkan teknologi guna membantu dunia usaha untuk terlibat dalam penurunan laju perubahan iklim.

Model bisnis dan target pasar

Platform yang mulai beroperasi sejak akhir 2018 ini menargetkan konsumen awal dari industri FMCG. Solusi yang mereka kembangkan berhasil membantu industri FMCG yang kerap mengalami isu dalam perencanaan, implementasi, dan pemantauan program konservasi dengan metode MRV (Measurable, Report-able, dan Verifiable). Sebagai contoh, bagaimana cuaca ekstrem dapat mengganggu rantai pasok mereka atau peraturan iklim yang lebih ketat nantinya dapat merusak nilai investasi dan bisnis mereka.

Jejak.in memiliki misi untuk mempercepat aksi iklim melalui solusi berbasis AI dan IoT. Salah satu produk andalan mereka adalah Tree and Carbon Storage Monitoring Platform, sebuah platform yang memanfaatkan teknologi seluler, drone, sensor IoT, LiDAR, dan satelit untuk mengumpulkan dan menganalisis data ekologis lingkungan. Selain itu, terdapat fitur lain yang berfungsi untuk mengukur dampak penyerapan karbon, infiltrasi air, kondisi tanah dan udara, serta keanekaragaman hayati.

“Tujuan jangka panjang kami adalah untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan, salah satunya dengan secara aktif membantu dunia usaha dan konsumen untuk lebih memahami jejak karbon mereka, dan memungkinkan mereka dengan mudah mengakses teknologi kami untuk mengimbanginya,” tambah Arfan.

Dalam misinya untuk menciptakan dampak sosial skala besar, Jejak.in telah resmi bergabung dengan program Gojek Xcelerate batch keempat bersama sepuluh startup lainnya. Arfan turut menyampaikan harapannya untuk bisa terus berkembang di luar dari program yang telah diikuti.

Saat ini, pihaknya mengaku sedang melakukan fundraising. Tanpa menyebutkan detail angka yang ditargetkan, perusahaan juga sedang dalam tahap penjajakan peluang kerja sama dengan industri, baik di sektor B2B maupun B2C.

“Kami cukup optimis dalam mengembangkan perusahaan ini ke depan. Saat ini juga sudah ada beberapa peluang kerja sama yang datang dari luar negeri,” tutupnya.

[Rekap] Build Balmond R7 di MPLI, Komentar Zeys atas kekalahan EVOS, dan Info Lainnya

Selamat datang di artikel [Rekap], rubrik baru dari Hybrid hasil kerja sama dengan ONE Esports. Untuk edisi kali ini ada rangkuman sejumlah info menarik dari berbagai skena esports dan industri game dalam sepekan terakhir. Tanpa berpanjang lebar, mari langsung kita simak Rekap berita esports minggu ini.

Rivaldi “R7” Fatah menggunakan Balmond di game ketiga.

Istimewanya Balmond dari R7 benar-benar mengambil perhatian. Bagaimana tidak, pada game ketiga tersebut, bukan Xin yang memakai Hayabusa yang menjadi MVP, melainkan Balmond-nya R7.

Lalu bagaimana build item dari R7 pada game tersebut?

Via: ONE Esports
Via: ONE Esports

Bagaimana Zeys menyikapi kekalahan EVOS di MPLI?

Kegagalan EVOS Legends di MPL Invitational 4 Nation Cup memang menyakitkan. Bukan apa-apa, sang juara dunia tunduk dari tim Myanmar non-unggulan, Burmese Ghouls.

Salah satu sosok yang dikambinghitamkan oleh fans adalah Bjorn “Zeys” Ong. Pelatih yang sekaligus menjadi tanker EVOS itu dianggap tampil kurang baik pada beberapa game EVOS sepanjang turnamen. Simak bagaimana pemain/pelatih EVOS asal Singapura tersebut menyikapi itu semua.

Lanjutan aksi intens pada ONE Esports Dota 2 SEA League.

Aksi intens kembali tersaji di fase grup ONE Esports Dota 2 SEA League. Di hari terakhir pekan ketiga, dua tim telah membuktikan diri sebagai yang terdepan di turnamen tersebut.

TNC dan Fnatic masing-masing meraih kemenangan 2-0 atas Reality Rift dan NEW Esports. Sementara itu, gaya permainan yang unik dari Neon Esports mampu memberi mereka kemenangan kedua di fase grup saat mengalahkan T1.

Via: ONE Esports
Via: ONE Esports

5 momen paling mengejutkan dari skena Dota 2 Asia Tenggara.

Meskipun Asia Tenggara (SEA) selalu menjadi rumah dari penggemar paling bersemangat di ranah Dota 2, tetapi region ini tidak selalu menjadi pusat perhatian. Namun hal tersebut bisa dibilang telah berubah, terutama sejak 2019.

Ada banyak hasil pertandingan yang cukup mengejutkan sempat terjadi atau dialami oleh tim-tim papan atas Asia Tenggara. Berikut lima momen pilihan dari beberapa kejadian paling mengejutkan dari tim-tim Asia Tenggara, setidaknya sejak 2019:

TobiWan undur diri sebagai shoutcaster.

Via: ONE Esports
Via: ONE Esports

Bagi para pencinta scene Dota 2 dunia, siapa yang tak mengenal nama Toby “TobiWan” Dawson. Ia merupakan salah satu caster terbaik dengan gaya membawakan sebuah pertandingan yang khas dan sukses menginspirasi banyak orang. Namun, kini ia telah memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai caster.

Hal ini disebabkan oleh tuduhan yang dilayangkan kepada TobiWan oleh beberapa wanita atas perbuatan yang tidak menyenangkan kepada mereka yang dilakukan oleh sang caster.

 

Powered by ONE Esports 

esports-logo

Female Daily Rambah Layanan E-commerce Melalui “Beauty Studio”

Platform komunitas online untuk perempuan Female Daily merilis situs e-commerce khusus produk kecantikan Beauty Studio sejak Mei 2020, bertepatan dengan hari jadi perusahaan yang ke-13. Layanan ini sudah bisa diakses melalui aplikasi utama Female Daily atau mengunjungi langsung ke situsnya.

Co-Founder dan CEO Female Daily Hanifa Ambadar menjelaskan, sementara ini katalog produk yang tersedia masih berasal dari produk kecantikan lokal. Alasannya, selain punya misi untuk memajukan produk lokal yang tak kalah saing dengan brand luar, perusahaan punya hubungan yang dekat karena pernah terlibat secara langsung dari sebelum mereka dirilis resmi ke publik.

We have a very close relationship with them. [..] dan tentunya kami punya misi untuk memajukan local beauty industry dan menonjolkan local beauty entrepreneurs karena sekarang produknya udah keren-keren banget. Target berikutnya menambah international brands di e-commerce kami,” jelas Hanifa kepada DailySocial.

Tampilan situs e-commerce Female Daily
Tampilan situs e-commerce Female Daily

Menurutnya, meski sudah banyak pemain e-commerce dan marketplace yang fokus ke produk kecantikan, Studio Beauty punya proposisi yang beda. Situs ini memberikan pengalaman belanja yang lebih spesial, personal, dan seamless untuk semua anggota Female Daily karena semua perjalanan tentang kecantikannya ada di Female Daily.

Kendati belum semua fitur yang diinginkan sudah bisa dinikmati, sehingga perlu waktu supaya platformnya bisa sesuai dengan target. Terlebih, Female Daily sebagai platform komunitas memiliki keunggulan yang kuat dari sisi konten. Alhasil telah mendapat kepercayaan yang tinggi dari konsumen untuk mendapatkan informasi yang edukatif dan akurat.

“Jadi kami juga ingin meng-extend service itu [Female Daily] dengan menjual produk-produk kecantikan secara langsung.”

Sebagai platform komunitas, basis pengguna Female Daily bisa dikatakan cukup kuat. Hanifa mengatakan penggunanya mencapai 50 juta dalam setahun terakhir. Dari angka tersebut, 4 juta di antaranya adalah unique users per bulannya.

Yang menarik adalah rentang usia pengguna Female Daily terbesar datang dari kelompok 18-24 tahun. “Sebelumnya lebih dewasa, ini menandakan bahwa semakin banyak anak muda yang tertarik dengan beauty.”

Tim Beauty Studio / Female Daily
Tim Beauty Studio / Female Daily

Pasca bergabung dengan CT Corp

Hanifa melanjutkan akuisisi terhadap J-Tech pada 2016 sebenarnya lebih ditujukan untuk urgensi merilis aplikasi Female Daily karena belum ada. Sehingga pengembangan untuk mengembangkan layanan e-commerce belum terbersit.

“Saat itu kami belum ada app dan belum ada tech team yang kuat. Akhirnya diputuskan jalan paling cepat untuk bangun tech team adalah mengakuisisi. Dua bulan setelah akuisisi, kami launch app lalu banyak sekali menambah beragam fitur yang memudahkan konsumen mencari produk kecantikan dan me-review.”

Selain aplikasi, tim teknologi di Female Daily juga membuat platform lainnya seperti user dashboard, brand dashboard, FD Talk, GirlsBeyond, dan lainnya.

Mengenai dampak pandemi, dia menuturkan dari sisi konsumsi konten terkait kecantikan terjadi penurunan trafik pada bulan pertama. Kondisi tersebut dianggap wajar karena prioritas pengguna adalah informasi seputar kesehatan dan sedang sibuk beradaptasi dengan keadaan.

Tim akhirnya mulai geser fokus dengan memperkaya konten terkait kesehatan baik fisik maupun mental dan semua yang berhubungan dengan work from home. “Misalnya, makeup untuk video call, alat-alat yang dibutuhkan untuk work from home, dan sebagainya.”

Masuk ke bulan kedua, ada kenaikan momentum untuk konten terkait kecantikan dan sekarang mencapai rekor tertingginya. Kecenderungan konten yang paling banyak dinikmati adalah seputar perawatan kulit (skincare) dibandingkan makeup.

Selain itu, seluruh kegiatan rutin offline tahunan Female Daily juga harus dibatalkan. Baik di Jakarta, maupun kota lainnya juga bernasib sama, seperti di Surabaya dan Medan. Sebelum ada pandemi, Jakarta x Beauty mampu menarik 25 ribu pengunjung.

Hanifa melanjutkan pasca diakuisisi oleh CT Corp pada tahun lalu, dia mengaku belum ada perubahan dari internal maupun eksternal. Akan tetapi, bicara tentang rencana ke depannya akan ada banyak hal yang bisa disinergikan dengan ekosistem CT Corp. Mereka memiliki entitas usaha yang bergerak di industri media, ritel, dan unit bisnis lainnya yang bisa mengakselerasi pertumbuhan Female Daily.

“Sayangnya beberapa jadi tertunda karena pandemi. Semoga setelah ini kami bisa berlari kencang bersama,” tukasnya.

Application Information Will Show Up Here

Sisa Pertandingan Call of Duty League Akan Digelar Online

Sudah enam bulan lebih Call of Duty League berjalan. Dimulai sejak Januari 2020 lalu, liga ini berjalan dengan cukup baik, dan menorehkan jumlah penonton yang cukup memuaskan, walaupun sedang dalam situasi pandemi COVID-19. Namun demikian, menghadapi keadaan ini, perubahan tetap harus dilakukan.

Salah satunya adalah perubahan dari format offline ke online untuk gelaran Playoff yang direncanakan hadir sekitar bulan Agustus 2020. Sampai saat ini masih tersisa dua Regular Season Call of Duty League yaitu: New York Home Series yang diselenggarakan 10-12 juli, London Home Series yang diselenggarakan 17-19 Juli, dan Toronto Home Series yang diselenggarakan 24-26 Juli 2020. Lebih jelas soal perubahaan format, Call of Duty League menuliskan sebuah pengumuman lewat sebuah blog post:

“Karena risiko COVID-19 yang masih berlanjut, dan prioritas kami adalah melindungi keamanan bagi para tim, pemain, staf liga, dan personil dari partner, maka sisa jadwal Call of Duty League akan diselenggarakan secara online. Keputusan ini dibuat dengan sangat hati-hati, komunikasi, dan pertimbangan setelah melalui berbagai diskusi yang panjang.”

Call of Duty League 2020 Season 2020-02-09 / Photo: Robert Paul for Activision Blizzard
Walau meniadakan pengalaman menonton yang menyenangkan, namun format online jadi sesuatu yang perlu dilakukan selama situasi pandemi COVID-19 ini.| Call of Duty League 2020 Season 2020-02-09 / Photo: Robert Paul for Activision Blizzard

Lebih lanjut, blog post tersebut juga menjelaskan bagaimana pihak penyelenggara menjaga integritas turnamen walau ada perubahan format. Dijelaskan bahwa penyelenggara liga akan memberikan setup kamera universal yang akan aktif selama pertandingan. Kamera tersebut digunakan untuk memudahkan panitia liga untuk memeriksa konsol, joystick, dan monitor para peserta.

Berhubung Call of Duty League diikuti oleh tim asal Amerika Utara dan Eropa, maka dari itu akan ada kebijakan memilih server untuk peserta yang bertanding selama format pertandingan online berjalan. Nantinya peserta bertanding diberikan 3 opsi server (dari total 9 server yang dimiliki). Dari 3 opsi tersebut, peserta bertanding diperkenankan menguji, dan memilih server terbaik untuk digunakan dalam pertandingan.

Sumber: Call of Duty League Official
Sumber: Call of Duty League Official

Terakhir, pihak panitia juga menjelaskan bahwa mereka akan menambah jumlah staf di berbagai lini, baik untuk urusan produksi, teknis, ataupun panitia lainnya. Dijelaskan bahwa hal ini merka lakukan agar tim penyelenggara Call of Duty League selalu siaga untuk menangani berbagai masalah dan isu yang dapat terjadi selama gelaran online berjalan.

Memang ada tantangan tersendiri bagi penyelenggara turnamen selama situasi pandemi COVID-19 terjadi. Ketika format pertandingan berubah bentuk menjadi online, harus ada penyesuaian pada beberapa bagian, seperti penyesuaian untuk menjaga integritas turnamen, dan penyesuaian konten agar tetap menghibur penonton dan memuaskan para sponsor.

Total Pemasukan Pokemon GO Tembus Rp51,8 Triliun

Pokemon GO diluncurkan pada 2016. Sekarang, jumlah pemain dari game buatan Niantic itu tidak lagi sebanyak ketika ia pertama kali diluncurkan 4 tahun lalu. Namun, pemasukan Pokemon GO justru mengalami kenaikan. Menurut laporan perusahaan analitik Sensor Tower, Pokemon GO mendapatkan US$445 juta (sekitar Rp6,4 triliun) pada semester pertama 2020, naik 20 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Sementara secara keseluruhan, total pemasukan Pokemon GO menembus US$3,6 miliar (sekitar Rp51,8 triliun).

Salah satu alasan mengapa pemasukan Pokemon GO tidak turun di tengah pandemi adalah karena developer Niantic melakukan sedikit perubahan pada gameplay Pokemon GO. Beberapa perubahan yang Niantic buat seperti mengurangi jarak yang diperlukan untuk menetaskan Pokemon Eggs, memberikan lebih banyak reward di PokeStop, dan meningkatkan persentase kemunculan Pokemon. Dengan begitu, para pemain tetap bisa menikmati Pokemon GO walau mereka tidak bisa berpergian jauh dan harus menghindari tempat ramai.

“Dengan bertambahnya jumlah negara yang berhenti melakukan lockdown, pemasukan Pokemon GO bisa kembali naik, seperti yang terjadi pada Mei dan Juni,” kata Craig Chapple, Mobile Insights Strategist, Sensor Tower, menurut laporan Games Industry. “Meskipun umurnya terus bertambah, popularitas Pokemon GO tidak memudar.”

pemasukan Pokemon GO 2020
Pemasukan Pokemon GO terus naik. | Sumber: Sensor Tower

Pengguna Android memberikan kontribusi terbesar pada total pemasukan Pokemon GO. Sekitar 53,6 persen pendapatan game Augmented Reality itu datang dari Google Play sementara 46,4 persen sisanya dari App Store. Dari segi jumlah pemain, Android juga masih lebih unggul. Sebanyak 78,3 persen pemain Pokemon GO menggunakan Android dan 21,7 persen menggunakan iOS. Namun, hal itu berarti, total belanja per download dari pengguna iOS masih lebih tinggi.

Amerika Serikat menjadi penyumbang terbesar dari total pemasukan Pokemon GO dengan kontribusi sebesar US$1,3 miliar (sekitar Rp18,7 triliun). Secara total, Pokemon GO telah diunduh 577 juta kali. Sebanyak 18,2 persen dari total download itu berasal dari Amerika Serikat.

Kesukesan Pokemon GO membuat developer lain tertarik untuk membuat game serupa. Misalnya, Dragon Quest Walk dari Square Enix di Jepang, Jurassic World Alive dari Ludia, dan Let’s Hunt Monsters dari Tencent. Namun, Pokemon GO masih tetap menjadi mobile game berbasis lokasi yang paling sukses. Diluncurkan pada September 2019, Dragon Quest Walk memiliki pemasukan sebesar US$540 juta (sekitar Rp7,8 triliun). Sementara Jurassic World Alive mendapatkan US$76,5 (sekitar Rp1,1 triliun) juta selama 2 tahun dan Let’s Hunt Monsters mendapatkan hampir US$70 juta (sekitar Rp1 triliun) di Tiongkok.

23 Juli, Microsoft Singkap Deretan Game Xbox Series X Karya Studio-Studio Internalnya

Salah satu alasan yang membuat peluncuran PlayStation 5 bulan lalu begitu berkenang – di samping hardware-nya sendiri – menurut saya adalah lusinan game yang diumumkan bakal mendampinginya. 9 di antaranya juga merupakan judul eksklusif persembahan PlayStation Studios, dan saya sudah bisa membayangkan setidaknya 4 judul yang hype-nya bakal cukup besar: Horizon Forbidden West, Marvel’s Spider-Man: Miles Morales, Rachet & Clank: Rift Apart, dan Gran Turismo 7.

Dari kubu Microsoft, 13 game Xbox Series X yang sudah dipamerkan trailer-nya rupanya belum ada yang berasal dari studio-studio internal asuhan Xbox Game Studios sendiri. Namun tak perlu khawatir, Microsoft sudah menjadwalkan livestream pada tanggal 23 Juli mendatang untuk menyingkap deretan karya internal yang sudah mereka godok untuk Series X.

Hampir bisa dipastikan bintang utamanya adalah Halo: Infinite, yang sudah disinggung sejak E3 tahun lalu; demikian pula Senua’s Saga: Hellblade II, yang sengaja disiapkan untuk mendemonstrasikan performa grafik dari Series X, dan yang digarap menggunakan Unreal Engine 5 yang begitu impresif.

Senua's Saga: Hellblade II / Ninja Theory
Senua’s Saga: Hellblade II / Ninja Theory

Rekap informasi dari tim Xbox yang dipublikasikan bulan lalu masih menyebut ada 15 studio internal Xbox yang sedang mengerjakan game untuk Series X. Salah satu studio yang saya pribadi paling nantikan karyanya adalah Obsidian Entertainment, dedengkot genre RPG yang Microsoft akuisisi menjelang akhir tahun 2018.

Kita tahu bahwa Obsidian sedang mengembangkan Grounded, game survival bertema jenaka, namun game itu bahkan sudah tersedia versi demo-nya di Steam. Yang lebih mengguggah minat adalah rumor bahwa pencipta The Outer Worlds itu juga tengah meracik RPG yang benar-benar baru, dan ada kemungkinan infonya bakal disingkap pada livestream 23 Juli nanti.

Rumor lain yang tak kalah menarik adalah seputar franchise Fable. Sekitar dua tahun lalu, Eurogamer melaporkan bahwa Microsoft telah menunjuk Playground Games, developer seri Forza Horizon, untuk mengembangkan RPG baru yang kemungkinan besar adalah Fable 4. Dan belum lama ini, jagat Twitter sempat ramai membicarakan akun placeholder @Fable yang telah Microsoft konfirmasi sebagai akun asli yang mereka buat.

Judul-judul lain yang kemungkinan juga akan dibahas lebih detail mencakup Everwild besutan Rare, serta Psychonauts 2 buatan Double Fine. Tak kalah menarik adalah studio first-party anyar yang diumumkan pada pertengahan 2018 lalu, yakni The Initiative. Merujuk pada rumor yang beredar, studio baru tersebut dikabarkan sedang mengerjakan penerus game shooter lawas Perfect Dark.

Lebih jelasnya kita harus menunggu sampai 23 Juli pukul 23.00 WIB (sudah saya konversikan dari Pacific Time). Medium livestream yang dipilih seperti biasa, yakni YouTube dan Twitch, dan tentu saja tidak ada Mixer kali ini.

Sumber: Eurogamer dan GamesRadar.

Perjalanan Bhinneka Pertajam Bisnis B2B2B

Bhinneka terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar e-commerce B2B di Indonesia lewat transformasinya sebagai business super ecosystem (b2b2b). Kontribusi bisnis yang didapatkan perusahaan dari segmen ini disebutkan tembus 90%, ketimbang B2C pada tahun lalu.

Chief of Commercial & Omni Channel Bhinneka Vensia Tjhin menjelaskan, transformasi ini sebenarnya sudah diumumkan sejak akhir tahun lalu lewat sejumlah rangkaian persiapan. Di antaranya, meluncurkan Bhinneka Smart Procurement, mengembangkan omnichannel O2O, dan memiliki selected merchant.

“Dan tahun ini titik untuk bertransformasi menjadi business super ecosystem. Kami ingin mengokohkan leadership kami di segmen B2B karena di situlah expertise kami, dari soal produk/jasa/solusi yang dibutuhkan untuk bisnis tetap berjalan secara efektif, hingga proses bisnis yang transparan,” jelasnya kepada DailySocial.

Posisi yang kini ditempati Vensia adalah nomenklatur baru untuk mempersiapkan model bisnis Bhinneka tersebut. Sebelum Februari 2020, ia menjabat sebagai Chief of Platform & Omnichannel.

Business super ecosystem ini secara konsep adalah ekosistem yang menghubungkan para pelaku bisnis enabler mulai dari para penghasil barang, penyedia jasa, fintech, logistik, dengan para pelanggan yang terdiri dari usaha mikro, UKM, dan enterprise.

Chief of Commercial & Omni Channel Bhinneka Vensia Tjhin / Bhinneka
Chief of Commercial & Omni Channel Bhinneka Vensia Tjhin / Bhinneka

Perusahaan mengklaim telah memiliki 1,5 juta pelanggan yang datang dari berbagai kelas usaha, termasuk institusi dan pemerintah. Di dalam platform tersebut, perusahaan mempertemukan semua kebutuhan bisnis dan memberi 1,5 juta peluang bisnis semuanya di ranah B2B2B/G.

“Para pelaku usaha dapat bergabung ke dalam Bhinneka, smart procurement yang telah kami luncurkan beberapa waktu lalu, semua ada dalam Bhinneka.com.”

Kategori produk telah ditambah, tidak hanya menjual produk IT; tapi ekstensi ke penyediaan produk MRO, solusi bisnis, dan jasa profesional yang dibutuhkan pelanggan. Beberapa pelaku usaha yang telah bergabung di antaranya adalah Markplus, Omnicom Media Group, SF Consulting, Ideoworks, dan BATS International.

Penyedia jasa lainnya akan ditambah, terutama dari segmen perpajakan, pengelolaan SDM, konsultasi marketing, riset komersial, dan lainnya.

Melalui model ini, pelaku bisnis dari beragam skala usaha dapat terhubung dengan penyedia jasa dan memanfaatkan layanan bisnis yang ditawarkan. Misalnya, melakukan konsultasi dan pelayanan pajak sejak awal bisnis; memperluas branding dan exposure; atau mendapatkan market insight melalui riset pasar yang penting dalam menyusun strategi bisnis.

Bhinneka telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 10 ribu merchant, vendor/principal, menawarkan lebih dari 1 juta SKU di platform-nya.

Sejak memproklamirkan model bisnis ini pada akhir tahun lalu, Vensia mengklaim saat ini kontribusi bisnis terbesar buat perusahaan adalah belanja korporasi dan pemerintah tembus 90%. Sisanya datang dari bisnis konsumer (B2C).

Meski kontribusi bisnis konsumer minim, Vensia mengaku bahwa segmen ini tidak akan ditutup. Pihaknya melihat justru menjadi pelengkap posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar e-commerce B2B.

“Bhinneka melayani konsumsi perorangan, para entrepreneurs yang belanja untuk startup, termasuk para individual, pebisnis yang ingin berjualan di Bhinneka dapat menggarap segmen konsumer dan korporasi sekaligus.”

Dia melanjutkan, “Jadi peluang-peluang usaha yang bergabung dalam ekosistem platform Bhinneka, membuka peluang untuk scale up bisnis. Apalagi kami sudah 27 tahun melayani korporasi dan institusi pemerintah, jadi compliance dalam berbisnis itu kami transform juga ke pemain UMKM.”

Dampak pandemi Covid-19

Vensia menambahkan perusahaan turut berdampak semenjak pemberlakuan PSBB hingga menjelang akhir paruh pertama tahun ini. Pandemi yang berlangsung sejak Maret menyebabkan perlambatan pertumbuhan revenue dibandingkan setahun sebelumnya (yoy). Akan tetapi, disebutkan ada pergeseran kategori produk yang mengimbangi kategori yang sebelumnya populer sebelum pandemi.

“Bhinneka dengan eksistensi produk yang disediakan via platform, kini selain IT, growth tertinggi disumbang dari MRO/perkakas dan alat kesehatan. Sementara itu, di marketplace kami mencatat lonjakan pada produk makanan dan kebutuhan harian. Jadi kami melihat ada balancing process dari kedua segmentasi.”

Perusahaan berupaya mengejar pertumbuhan bisnis dengan gencar menambah variasi pada kategori kesehatan dan perawatan. Sejak awal tahun, kategori ini tumbuh lebih dari 100% berdasarkan variasinya.

Dalam merespons kondisi normal baru, perusahaan mengembangkan produk kesehatan lainnya bersama para vendor. Misalnya, perbanyak mitra layanan kesehatan seperti test Covid-19 untuk perusahaan, menawarkan produk ThermoNex untuk mendeteksi suhu tubuh secara otomatis, terhubung dengan cloud, dan dilengkapi dengan fitur face recognition sebagai data dan terhubung dengan panel absensi.

Bermitra dengan mitra healthtech seperti Triasse dan Prixa untuk menyediakan layanan kesehatan, membuat produk Digital Classroom untuk sekolah yang ingin memaksimalkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tanpa tim IT sendiri, dan produk Crinoid yakni multichannel management untuk bantu mengatur penjualan di beberapa marketplace sekaligus.

“Kecepatan dan agility menjadi kunci dalam menghadapi masa yang penuh uncertainties ini, kami melakukan berbagai aktivitas dan perubahan dengan menangkap peluang-peluang yang dapat segera dilakukan,” tutup Vensia.

Application Information Will Show Up Here

Smartphone dengan Kamera Foto dan Video Terbaik Versi DxOMark

Perkembangan teknologi pada kamera smartphone memang sangat mengesankan, terutama di segmen high-end. Di mana pabrikan smartphone berlomba-lomba menghadirkan inovasi dan teknologi terbaru mereka pada seri flagship-nya.

Ukuran sensor dan pikselnya semakin besar, resolusinya tinggi, dibekali dengan banyak lensa dari ultra wide, macro, hingga telephoto. Serta, didukung fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) dan masih banyak lagi.

Belum lama ini, DxOMark telah merilis daftar smartphone dengan kamera terbaik yang terbagi dalam beberapa kategori. Buat yang belum kenal, DxOMark memang kerap dijadikan sebagai benchmark untuk menilai kemampuan kamera dan namanya sering disebut saat peluncuran smartphone baru.

Daftarnya sebagai berikut:

  • Foto – Huawei P40 Pro
  • Video – Huawei P40 Pro
  • Wide – Samsung Galaxy S20 Ultra
  • Night – Huawei P40 Pro
  • Zoom – Huawei P40 Pro
  • Bokeh – Samsung Galaxy Note 10+ 5G

Aspek yang Diuji

smartphone-dengan-kamera-foto-dan-video-terbaik-versi-dxomark-2
Foto DxOMark

Sebelum menguji smartphone, DxOMark sendiri dikenal akan pengujiannya terhadap sensor kamera DSLR dan mirrorless, serta lensa. Untuk pengujian kamera smartphone, DxOMark membagi dalam dua kategori yaitu foto dan video, kemudian menggabungkannya nilainya. Selain itu, mereka juga menguji kamera depan dan kualitas audio secara terpisah.

Pada ketegori foto, aspek kamera yang diuji adalah exposure, color, autofocus, texture, noise, artifacts, night, zoom, bokeh, dan wide. Sementara, untuk video yang diuji meliputi exposure, color, autofocus, texture, noise, artifacts, dan stabilization.

Smartphone Kamera Terbaik

smartphone-dengan-kamera-foto-dan-video-terbaik-versi-dxomark-4

Saat ini, smartphone Android flagship terbaru dari Huawei ini meraih beberapa gelar sekaligus. Menurut DxOMark, Huawei P40 Pro adalah smartphone terbaik untuk foto, video, night, dan zoom. Sementara, untuk kamera wide dimenangkan oleh Samsung Galaxy S20 Ultra dan Samsung Galaxy Note 10+ 5G untuk bokeh.

Dengan skor foto 140 poin, foto yang dihasilkan oleh kamera utama Huawei P40 Pro menunjukkan dynamic range yang luas dan keseimbangan antara texture / noise terdepan di kelasnya. Artinya, smartphone ini pilihan yang ideal untuk memotret dalam kondisi menantang seperti kontras yang tinggi dan low light.

Meraih skor video 105 poin, rekaman video Huawei P40 Pro ini menangkap exposure yang bagus dan dynamic range yang luas, dengan hanya beberapa minor clipping saat merekam pada keadaan kontras tinggi. Selama tidak merekam di bawah cahaya tungsten yang rendah, white balance dan color rendering akurat.

10 Smartphone Kamera Terbaik

Secara keseluruhan (foto dan video), sepuluh smartphone terbaik sementara versi DxOMark saat ini, diraih oleh:

1. Huawei P40 Pro – 128
2. Honor 30 Pro+ – 125
3. Oppo Find X2 Pro – 124
4. Xiaomi Mi 10 Pro – 124
5. Huawei Mate 30 Pro 5G – 123
6. Honor V30 Pro – 122
7. Samsung Galaxy S20 Ultra – 122
8. Huawei Mate 30 Pro – 121
9. Xiaomi Mi CC9 Pro Premium Edition – 121
10. OnePlus 8 Pro – 119

Meski begitu, tidak semua smartphone yang disebutkan di atas tersedia di Indonesia. Hanya tiga smartphone kamera terbaik yang bisa dibeli secara resmi di Indonesia, sebagai berikut.

1. Huawei P40 Pro

smartphone-dengan-kamera-foto-dan-video-terbaik-versi-dxomark-3

Smartphone yang meraih skor foto 140 dan 105 untuk video ini dibanderol Rp14.499.000 dan memiliki konfigurasi quad-camera. Kamera utamanya disebut Ultra Vision Wide, resolusinya 50MP RYYB (23mm) f/1.9 dengan omnidirectional PDAF dan OIS.

Sensor gambar ini berukuran 1/1.28 inci yang merupakan terbesar di kelas smartphone, dengan teknologi Quad Bayer dan piksel berukuran 2.44 µm. Lalu, ditemani 12MP dengan lensa telephoto dengan struktur periscope 5x optical zoom, 40MP dengan lensa ultra wide, dan ToF 3D camera.

2. OPPO Find X2 Pro

smartphone-dengan-kamera-foto-dan-video-terbaik-versi-dxomark-7

Flagship OPPO ini menempati posisi ketiga dengan skor foto 134 dan 104 untuk video. Smartphone yang dibanderol Rp17.999.000 ini mengemas konfigurasi triple camera.

Kamera utamanya menggunakan sensor baru Sony IMX689 48MP yang dirancang khusus bersama OPPO. Bersama kamera 13MP dengan lensa telephoto periscope 5x optical zoom dan 48MP dengan lensa ultra wide.

3. Samsung Galaxy S20 Ultra

smartphone-dengan-kamera-foto-dan-video-terbaik-versi-dxomark-6

Beralih ke Samsung, smartphone yang dibanderol dengan harga Rp18.499.000 mengusung setup quad-camera. Meraih skor 132 untuk foto dan 102 untuk video.

Galaxy S20 Ultra mengandalkan kamera utama 108MP menggunakan sensor Samsung ISOCELL Bright HM1. Bersama kamera 48MP dengan lensa telephoto periscope yang menyuguhkan 4x optical zoom, 10x hybrid zoom, dan 100x space zoom. Lalu, 12MP dengan lensa ultra wide 13mm yang menurut DxOMark sebagai yang terbaik, dan satu lagi ToF 3D camera.

Chiefs Esports Club Kerja Sama dengan L’Oreal

Organisasi esports asal Australia, Chiefs Esports Club baru saja menandatangani kontrak kerja sama dengan merek skincare L’Oréal Paris Men Expert. Melalui kerja sama ini, L’Oréal akan menyediakan berbagai produk grooming untuk para pemain Chiefs. Selain itu, Chiefs dan L’Oréal juga akan mengadakan program giveaway.

Untuk mengumumkan kerja sama ini, Chiefs mengunggah video iklan L’Oréal di channel media sosial mereka. Video tersebut menampilkan sejumlah pemain Chiefs. Hal ini menunjukkan bahwa tidak tertutup kemungkinan, kerja sama antara Chiefs dan L’Oréal juga akan melibatkan pembuatan konten. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai kolaborasi tersebut.

“Kita semua pernah berlatih hingga larut malam dan merasa tidak segar pada keesokan harinya. L’Oréal Paris Men Expert akan membantu para atlet esports dan gamer untuk tetap merasa segar,” kata Nick Bobir, CEO Chiefs Esports Club, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami tidak sabar untuk memperkenalkan merek ternama seperti L’Oréal ke industri esports dan melihat dampak positif bagi semua fans kami.”

Seiring dengan semakin populernya esports, semakin banyak merek non-endemik yang tertarik untuk mendukung para pelaku esports. Dan walaupun jumlah fans esports perempuan terus bertambah, kebanyakan fans esports tetaplah laki-laki. Jadi, tidak heran jika merek grooming pria seperti L’Oréal Paris Men Expert memutuskan untuk memasuki industri esports. Faktanya, Chiefs bukanlah rekan pertama L’Oréal di esports. Sebelum ini, L’Oréal juga pernah menjadi sponsor dari liga League of Legends di Tiongkok. Selain itu, mereka juga menjadi sponsor dari organisasi esports Spanyol, Vodafone Giants, menurut Esports Observer.

“Kami sangat senang karena kami bisa menjalin kerja sama dengan Chiefs pada 2020 dan memperkenalkan produk-produk kami pada para fans mereka,” kata Raagjeet Garg, Marketing Director, L’Oréal Paris Australia. Dia mengatakan, melalui kerja sama ini, baik L’Oréal maupun Chiefs akan dapat memberikan nilai lebih pada para fans dan konsumen mereka.

Salah satu turnamen yang Chiefs Esports Club ikuti adalah Oceanic Pro League, liga League of Legends di kawasan ANZ (Australia dan Selandia Baru). Selain itu, mereka juga memiliki tim yang bertanding di Rocket League dan Counter-Strike: Global Offensive. Selain L’Oréal, Chiefts juga memiliki beberapa rekan lain, seperti merek monitor AOC, Red Bull, perusahaan pengantar makanan asal Australia Menulog, dan Marvel.

Sumber header: The Esports Observer