Kiat CEO Sepulsa, dari Programmer Menjadi Founder

Di era perkembangan teknologi seperti saat ini, profesi programmer banyak sekali dibutuhkan oleh bisnis, baik di tingkat korporasi maupun startup. Mungkin sering mendengar juga kabar, sebagian perusahaan bahkan berinvestasi mahal dengan membayar gaji dengan jumlah yang luar biasa untuk seorang programmer. Peranannya sangat kunci, dalam pengembangan produk atau sistem dalam bisnis digital.

Selain bisa mendapatkan jenjang karier yang cukup menawan, dengan memiliki kemampuan programmer juga dinilai dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun usaha rintisan. Salah satunya seperti diungkapkan oleh Co-Founder & CEO Sepulsa Ananto Wibisono dalam sesi presentasinya di acara diskusi mingguan DailySocial #SelasaStartup. Ananto sendiri dulunya dikenal sebagai programmer.

Di presentasinya, Ananto banyak memaparkan bahwa kemungkinan seorang programmer menjadi pendiri startup sangat mungkin, mengingat produk berbasis teknologi menjadi basis utama sebuah startup digital. Ananto juga memaparkan beberapa tips bagi para programmer yang akan mempersiapkan diri untuk menjadi pendiri startup, berikut ulasannya:

Mendapatkan pengarahan dari mentor

Kendati startup digital memang didasari dari sebuah produk teknologi, namun memiliki pemahaman menyeluruh tentang startup itu sendiri menjadi sebuah keharusan. Cara paling efektif ialah dengan memilih dan mendapatkan mentor yang tepat untuk memberikan nasihat atau gambaran umum tentang kiat memulai bisnis. DNA bisnis startup memang teknologi, namun banyak aspek lain yang perlu menyokong, misalnya dari sisi permodalan, bisnis, pemasaran dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, dari sisi soft-skill juga perlu berbagai penyesuaian, terlebih saat seseorang tersebut akan memimpin langsung usaha rintisan yang didirikan. Ada banyak aspek non-teknis yang harus disiasati untuk mampu menggerakkan laju sebuah tim.

Memahami berbagai bidang kerja

Memimpin sebuah bisnis tidak hanya dibutuhkan kemampuan teknis memprogram saja. Lebih dari itu perlu sedikit demi sedikit memahami bidang kerja lain, misalnya di bagian pengembangan bisnis, operasional bahkan sumber daya manusia. Menjadi pendiri sekaligus CEO menurut Ananto harus mampu menyusun strategi dari beragam aspek bisnis. Jadi pemahaman secara menyeluruh perlu dipahami sebelum benar-benar memutuskan memulai bisnis.

Membangun budaya tim

Budaya tim menjadi aspek pertama yang wajib diprioritaskan ketika startup sudah dimulai. Karena hal ini akan berpengaruh langsung pada kekuatan dan performa tim. Dengan gaya berpikir yang sistematis, idealnya mantan programmer dapat menyajikan budaya kerja yang lebih efektif dan transparan. Pun demikian dalam optimasi teknologi dalam produktivitas bisnis.

“Jika ingin memiliki perusahaan teknologi, sebaiknya memulai menggunakan teknologi sebagai sistem membangun budaya di perusahaan tersebut,” ungkap Ananto.

Sebagai pemimpin perusahaan harus mampu mendefinisikan suatu budaya dari organisasi yang bisa mewujudkan visi startup. Budaya yang kuat itu bukan hanya sekedar menciptakan hubungan harmonis di lingkungan kerja, tetapi memberikan pola agar individu semakin berkembang dan lebih produktif.

Application Information Will Show Up Here

Menerka Potensi Perkembangan Startup di Bidang Kesehatan

Tahun 2017 digadang-gadang menjadi awal bagi healthtech atau layanan kesehatan berbasis teknologi di Indonesia. Secara kasat mata pun, mudah ditemui beberapa celah yang dapat dioptimalkan menggunakan teknologi, misalnya sistem antrean, layanan konsultasi dan sebagainya. Dan sedikit demi sedikit, inovasi tersebut kini tampak di tengah-tengah riuhnya perkembangan startup nasional.

Melihat tren tersebut, dalam sesi diskusi mingguan DailySocial #SelasaStartup diundang Co-Founder & CIO Halodoc Doddy Lukito. Dalam pemaparannya ia menceritakan beberapa hal terkait inovasi teknologi yang dapat membantu masyarakat Indonesia untuk mudah mengakses layanan kesehatan.

Dari survei internal yang dilakukan Halodoc, saat ini persebaran dokter yang aktif bertugas masih kurang berimbang dengan kebutuhan masyarakat –terlebih di daerah dengan lingkungan geografis yang sulit diakses. Contohnya, di Indonesia hanya ada sekitar 600 dokter spesialis jantung, untuk menangani seluruh pasien di Indonesia. Melihat fakta tersebut, sangat sulit mendambakan pelayanan kesehatan yang berjalan baik.

Saat mencetak dokter sebanyak-banyaknya dalam waktu dekat bukan menjadi solusi efektif, maka pendekatan digital bisa didesain untuk membantu. Contohnya seperti apa yang dilakukan oleh Halodoc. Dengan inovasi aplikasi smartphone, layanan tersebut mencoba menghubungkan masyarakat dengan dokter. Proses bisnis di dalamnya memungkinkan dokter bekerja seperti saat ia praktik, hanya saja tidak langsung bertemu dengan pasiennya.

Cara seperti ini yang dinilai akan terus menyajikan terobosan di lanskap kesehatan, dengan berbagai macam keterbatasan yang ada. Selain dapat komunikasi langsung dengan dokter yang menangani keluhan masyarakat, Halodoc pun mengintegrasikan layanan konsultasi dengan sistem pemesanan obat yang dapat dilakukan juga secara virtual. Sederhananya, proses bisnis yang biasanya ada di klinik dan apotek disederhanakan dalam sebuah layanan tunggal di aplikasi.

Resep pun disajikan oleh perusahaan farmasi yang menjadi mitra. Di sini sudah mulai terlihat, tentang perlunya sinergi yang harus dijalin oleh inovator di bidang healtech dengan berbagai pihak yang berkepentingan –tidak hanya dokter, melainkan apoteker hingga perusahaan obat.

“Oleh karena itu, sebagai pengembang layanan kesehatan berbasis teknologi harus bisa mencapai keselarasan dengan pihak-pihak yang terkait dengan ekosistem kesehatan, guna mencapai hasil yang maksimal,” ungkap Doddy.

Doddy juga menegaskan, bahwa layanan kesehatan yang dipadukan dengan teknologi dalam berkembang lebih cepat, dalam kaitannya dengan inovasi layanan. Misalnya untuk pengantaran obat, sekarang Halodoc mulai bekerja sama dengan layanan on-demand di seluruh basis wilayahnya.

Application Information Will Show Up Here

Hadirnya Oorth dan Kesempatan Media Sosial Lokal untuk Bersaing

Belum lama ini tersiar kabar munculnya media sosial lokal baru bernama Oorth. Tepatnya sejak awal Oktober lalu, Oorth berusaha menggabungkan kapabilitas media sosial dengan teknologi finansial (fintech). Fokusnya bukan ke pengguna personal layaknya Facebook, melainkan ke komunitas, baik untuk komunitas sosial ataupun komunitas bisnis.

Selain Feeds untuk penyebaran informasi dan Chat untuk komunikasi, Oorth juga dilengkapi dengan fitur Donasi dan Digital Wallet. Menarik, menggabungkan Digital Wallet, memungkinkan pengguna dapat melakukan transaksi langsung dari platform media sosial tersebut. Namun demikian layanan ini belum resmi diluncurkan.

Berbincang tentang media sosial lokal, mungkin di benak kita langsung terbesit sebuah pertanyaan, “apa iya kita masih butuh inovasi berbasis media sosial tatkala Facebook, Twitter dan sebagainya sudah sangat mendominasi pasar di sini?”. Untuk itu kami berbincang dengan pengamat media sosial.

Pertama kami menghubungi Wiku Baskoro selaku pengamat media sosial. Ia mengungkapkan, bahwa pada dasarnya masih ada kesempatan untuk inovasi media sosial baru.

“Semua masih tergantung tujuan, bila lebih spesifik kemungkinan untuk scalling bakal besar peluangnya,” ujar Wiku.

Tujuan spesifik bisa jadi menghadirkan tren baru, karena uniknya memang pengguna di Indonesia bisa dengan mudah mengadopsi cara-cara baru dalam mengonsumsi konten digital.

Kami juga menghubungi pakar dari ICT Institute, Heru Sutadi. Ia menjelaskan kehadiran media sosial lokal sesungguhnya juga dapat menjadi antisipasi bilamana media sosial mainstream diblokir pemerintah atau mereka “ngambek” tidak memberikan layanan di Indonesia. Dengan alternatif, masyarakat bisa memilih mana media sosial yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakter lokal.

Oorth ingin menghadirkan layanan yang sistematis

CEO Oorth Krishna Adityangga menjelaskan, dirinya sangat optimis aplikasi ini dapat dinikmati dengan fitur terbaik yang dimilikinya. Selain memanfaatkan kapabilitas e-wallet –sesuatu yang cukup baru untuk pengguna media sosial di Indonesia—pendekatan ke komunitas juga dinilai akan menjadi nilai plus, karena konsep bermedia sosial yang ingin disajikan sebisa mungkin sesuai dengan kearifan budaya lokal. Akan ada inovasi yang segera dihadirkan.

Meski terlihat baru sebagai media sosial, Oorth ternyata memiliki keunikan dibanding aplikasi media sosial yang sudah ada. Menggunakan fitur E-Wallet dan Organize, kegiatan komunitas dapat mengatur keuangan secara sistematis yang dapat terlihat lengkap rekapitulasi semua arus keuangan.

“Sejak diumumkan secara perdana, saat ini user dalam aplikasi Oorth sudah lebih dari 7 ribu pengguna dan memiliki 200 lebih komunitas yang dibentuk oleh pengguna itu sendiri. Kami berharap dengan pembaharuan secara berkala melalui memantapkan fungsi dan fitur, akan semakin menambah pengguna Oorth dalam waktu dekat ini,” jelas Krishna.

Saat ini Oorth baru bisa digunakan di platform Android dan akan rilis di awal tahun 2018 untuk versi iOS, sekaligus fitur yang lebih kompleks pada sistem Android.

Application Information Will Show Up Here

GoToMalls Jalin Kerja Sama dengan PayPro

Berdiri sejak Juli 2016, platform direktori promosi, diskon dan penjualan barang GoToMalls mengklaim sudah menjalin kerja sama dengan lebih dari 400 mall di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di dalamnya lebih dari 6000 toko atau outlet penjual barang. Hal ini juga dinilai menjadi faktor pertumbuhan jumlah kunjungan layanan mall online tersebut. Dalam tahun pertama telah membukukan lebih dari lima juta pengunjung harian.

Selain efektivitasnya dalam persebaran dan promosi produk –karena menjangkau pangsa pasar yang lebih luas—adanya model mall online ini juga dinilai banyak menguntungkan para gerai. Pasalnya selain tetap dapat melakukan penjualan langsung di toko, mereka bisa mendorong penjualan yang lebih banyak melalui kanal online melalui serangkaian informasi promosi dan diskon. Terlebih sistem pembayaran juga terintegrasi dengan berbagai layanan dompet elektronik, salah satunya yang baru dijalin kerja samanya, yakni dengan PayPro dari Indosat Ooredoo.

CEO GoToMalls Bruno Zysman menjelaskan, pada fase pertama kolaborasi GoToMalls.com dengan PayPro selain memfokuskan pada sistem jual beli, juga ingin menemukan model yang sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar, baik untuk online ataupun offline. Beberapa pendekatan di fase awal yang dilakukan salah satunya dengan memberikan promosi diskon untuk pembeli yang menggunakan dompet elektronik tersebut.

Kerja sama ini juga dapat dilihat sebagai “langkah aman” yang dipilih oleh GoToMalls, pasalnya jika mengembangkan sistem e-wallet sendiri, maka mereka berkewajiban mendapatkan lisensi dari BI. Sementara untuk mendapatkan lisensi tersebut tidak mudah, pemain lain seperti Tokopedia atau Shopee yang memilik e-wallet sendiri harus membekukan transaksi –karena sudah memutarkan uang lebih dari 1 miliar rupiah di sana, sebagai batas awal diperlukannya lisensi e-money dari BI.

 

Screenshot 2017-10-18 at 15.51.11

Selain menghadirkan fitur pembayaran melalui e-wallet, untuk meningkatkan pelanggan toko dan merchant, GoToMalls juga menghadirkan fitur penilaian dan ulasan. Dengan begitu sangat memungkinkan manajemen mall dan retail brand dapat memahami kebutuhan pelanggan dan keinginan pelanggan.

“Melalui fitur-fitur ini diharapkan target pengunjung di tahun 2017 dapat meningkat mencapai 10 juta yang masuk ke mall untuk belanja sesuai kebutuhan mereka. Maka dari itu target bisnis kami harus dapat meningkatkan merchant untuk menarik perhatian pengunjung,” ujar Bruno.

Kehadiran fitur ini dinilai sesuai untuk membantu pusat perbelanjaan berkomunikasi dengan cara digital. Rencananya ke depan GoToMall dapat memicu fitur-fitur lain untuk menjadi partner merchant, menambah mitra pembayaran yang terintegrasi dan pelayanan transportasi online untuk memudahkan pesan antar menuju ke mall.

Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Memulai Startup Game

Banyak pilihan produk yang dapat dikembangkan oleh startup digital, salah satunya game. Di Indonesia sendiri startup game juga cukup berkembang, tidak hanya di Jakarta melainkan sampai di daerah seperti Bandung ataupun Yogyakarta. Kesempatannya cukup terbuka lebar, karena disasarkan langsung kepada konsumen –khususnya pengguna ponsel pintar. Dan untuk produk game sendiri, lifecycle-nya cukup kencang, sehingga membuka kesempatan kepada para pengembang untuk menghadirkan inovasinya.

Tidak cukup berbekal kemampuan teknis dan desain saja, ternyata ada beberapa hal lain yang perlu dimatangkan sebelum seseorang memutuskan untuk membangun startup yang fokus pada produk game. DailySocial berkesempatan untuk mewawancara beberapa pengembang game yang sudah terbukti mampu menghasilkan produk bagus. Ketika mengawali debut, mereka mengaku, ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Frida Dwi atau akrab dipanggil Ube, seorang pengembang game dari Yogyakarta.

“Langkah awal dapat dimulai dengan jeli melihat kesempatan yang ada, sehingga memicu inovasi untuk mengembangkan produk yang disukai. Termasuk mengamati kemampuan internal, terkait kelebihan dan kelemahan tim, sampai strategi monetisasi yang akan dilakukan kelak,” ujar Ube.

Lebih lengkapnya, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang ingin mengembangkan startup dengan produk game, berkaca pada fase awal yang pernah dilalui beberapa pengembang gam lokal.

Diawali dengan menganalisis pasar

Analisis pasar perlu dilakukan untuk mengawali debut, karena dasarnya startup game adalah perpaduan yang kental antara bisnis dengan kreativitas. Dari sisi kreativitas, debut pertama startup game adalah membangun awareness, salah satu strategi yang bisa dilakukan ialah melihat tren terkini. Seperti dicontohkan beberapa game yang diluncurkan menyesuaikan “isu terkini” di masyarakat, contohnya Tahu Bulat.

Secara bisnis startup pengembang game juga perlu menyadari dari awal tentang potensi pasar yang ada. Hal ini memicu munculnya beberapa pertanyaan, contohnya: jika mengembangkan game untuk anak-anak bagaimana prospeknya? Apakah game tersebut lebih baik dibuat dalam model gratis atau freemium? Dan lain sebagainya.

Menentukan konsep pengembangan

Setelah tahap analisis pasar, di tengah persaingan industri game, yakinkan diri sebelum bersaing. Jika tim yang dapat sudah berjalan buatlah konsep, sehingga tim dapat mencairkan ide untuk buat prototipe yang sekaligus menjadi ilustrasi game yang akan di luncurkan.

Setelah tahap analisis pasar, langkah selanjutnya ialah menentukan konsep. Dalam sebuah startup game, konsep tersebut akan berpengaruh secara keseluruhan. Jika konsep yang dipilih adalah game kasual, maka diperlukan tim yang mampu berkreasi –baik dari sisi desain, cerita ataupun pemrograman—untuk menyusun genre tersebut. Konsep dalam startup game adalah sebuah visi.

“Tim yang dibentuk haruslah solid, punya satu visi yang sama untuk project yang dibuat, karena tim yang berisi individu kuat, tidak selalu berarti akan menghasilkan produk yang baik dalam waktu yang reasonable. Diperlukan seorang project manager yang mampu mengelola flow dari proses produksi,” terang Dicky selaku Co-Founder Visionesia.

Menciptakan strategi pemasaran

Setelah konsep direncanakan dengan baik, selanjutnya tim perlu memikirkan strategi distribusi atau pemasaran yang akan dilakukan. Ini berkaitan erat dengan konsep dan riset pasar yang sebelumnya dilakukan. Pemasaran kadang harus dilakukan secara spesifik, menyesuaikan target pasar.

“Cara pemasaran yang kami tempuh saat ini dengan menggunakan media sosial, membangun Fans Page, dan mempublikasikan kemajuan dari proses development. Juga aktif di forum-forum yang berhubungan dengan pengembang game, baik regional maupun internasional,” ungkap Dicky.

BelanjaBekas Hadirkan Marketplace untuk Jual Beli dan Lelang Barang Bekas

Situs marketplace BelanjaBekas pada awalnya muncul di tahun 2016 untuk mengakomodasi penjualan barang bekas atau limbah elektronik dari dan untuk perusahaan. Startup yang berdiri di bawah naungan PT Sachihiro Digitama Indonesia ini bertekad untuk mencoba mematangkan bisnis, salah satunya dengan menyempurnakan platform dan opsi penjualan. Melebar ke kategori produk lain, kini BelanjaBekas menjual berbagai jenis barang bekas mulai dari pakaian, otomotif sampai properti.

Dari proses bisnis, BelanjaBekas masuk ke layanan C2C (Customer-to-Customer) dan C2B (Customer-to-Business). Target spesifik ke dua segmentasi tersebut juga akan menjadi perhatian serius, mengingat persaingan bisnis e-commerce dan online marketplace di Indonesia sudah sangat riuh.

Menurut CEO BelanjaBekas Daniel Siswanto tujuan utama platformnya supaya konsumen yang memiliki barang bekas namun mereka kesulitan mencari pembeli bisa langsung dijual dengan penawaran terbaik.

Tampilan situs BelanjaBekas

“Ada beberapa fitur yang tidak dapat diakses dari akun reguler, seperti halnya akun premium, pelanggan dapat menikmati fasilitas yang lebih baik dengan mencantumkan identitas diri. Hal ini juga untuk mengantisipasi user yang sedikit nakal,” ujar Daniel.

Saat ini BelanjaBekas memiliki dua tipe keanggotaan yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, yaitu akun reguler dan premium. Dengan menggunakan fitur akun reguler, pengguna dapat melakukan transaksi jual beli sesama pengguna. Berbeda dengan akun berbayar premium yang memiliki fitur lebih unggul dan jaminan keamanan dalam transaksi.

Selain pengguna premium juga dapat menjual langsung ke BelanjaBekas, mereka juga dapat membuka lelang harga barang sesuai keinginan, sekaligus yang memiliki kios dapat dipromosikan oleh situs BelanjaBekas.

Hal yang Perlu Dipahami Pengusaha di Fase Awal dalam Membangun Mentalitas

Menjalankan bisnis sendiri perlu didukung dengan mental wirausaha. Di antaranya banyaknya generasi muda yang memulai bisnisnya sendiri, masih ada beberapa yang ragu. Umumnya karena mereka tidak yakin bahwa perkembangan usahanya akan berhasil di jalankan. Mentalitas adalah salah satu yang perlu ditata di awal, karena dengan mentalitas yang kuat, seseorang akan mampu fokus terhadap apa yang ingin dicapai ketika berwirausaha.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diyakinkan untuk seorang pemula yang hendak meniti karier berwirausaha.

Perubahan adalah hal yang lumrah

Di titik awal berusaha, mungkin apa yang disebut traksi akan terlihat (walaupun sedikit). Kendati demikian harus meyakinkan pada diri sendiri, bahwa ketika bisnis memasuki titik traksi yang baik, bukan berarti harus berhenti menghadirkan formulasi baru. Perubahan adalah hal yang sangat lumrah dalam bisnis. Konsumen selalu menginginkan hal baru yang lebih memudahkan atau memberikan kenyamanan.

Perubahan bisnis ini, dalam arti yang sesungguhnya adalah mencoba memiliki strategi jitu untuk bertahan dalam peta persaingan. Jika seorang pengusaha tidak berani melakukan itu, dipastikan bisnisnya akan tertinggal dan gagal.

Piawai melihat kondisi

Informasi menjadi kunci, kemampuan analisis harus dimiliki bagi setiap penguasa. Hal ini perlu untuk dapat melihat hal-hal apa yang dapat mereka akomodasi dalam bisnis. Dalam artian, tren apa saja yang perlu dielaborasikan dalam bisnis. Kemampuan ini layak dimiliki, agar inovasi produk dan layanan dapat sejalan dengan kebutuhan konsumen yang ada saat ini.

Relevansi informasi sangat dibutuhkan oleh pengusaha saat melihat situasi bisnis, sehingga persaingan tidak menjadikan alasan pengusaha takut bersaing mengelola bisnisnya.

Menyikapi pendanaan awal

Pendanaan awal kadang menjadi kunci akselerasi bisnis di fase awal. Namun demikian harus disikapi dengan baik, salah satunya dengan menjalin sinergi strategis dengan investor. Bukan hanya sebagai penyuntik dana, seharusnya pengusaha turut meminta “lebih” kepada mereka, salah satunya pengetahuan dan bantuan pertimbangan ketika hendak melakukan keputusan yang signifikan.

Kebanggaan mempromosikan bisnis

Setidaknya ketika bisnis dimulai, perkenalkanlah inovasi yang dibuat kepada rekan-rekan di sekitar, kepada kolega dan sebagainya. Yakinkan mereka terhadap produk atau layanan tersebut, jika berhasil mintalah sebuah testimoni. Ini menjadi cara yang paling efisien untuk mengetahui posisi produk atau layanan di mata konsumen.

 

Menumbuhkan Mental Berkarya di Lingkungan Kerja

Menjadi profesional kadang menjadi kebanggaan tersendiri, melalui pengalaman serta kemapanan yang dimiliki. Namun tak jarang orang merasa jenuh karena apa yang dilakukan bukanlah sesuatu yang ia gemari. Orang banyak bilang tentang passion, diterima atau tidak, memang passion yang sesuai dengan kriteria pekerjaan akan memberikan kepuasan tersendiri bagi tiap orang, bahkan akselerasi perkembangannya bisa jauh lebih cepat.

Namun demikian, kadang keadaan mengantarkan kita pada kondisi harus mampu beradaptasi dengan berbagai jenis lingkungan kerja –termasuk yang tidak sesuai dengan minat. Karena kadang ada tuntutan lain yang harus dipertimbangkan. Jangan khawatir, itu semua ada solusinya, yakni dengan mengubah pola pikir sehingga menjadikan kesempatan dan pekerjaan yang ada sebagai sarana penumbuhan diri.

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjadikan lingkungan kerja dapat membuat kita senantiasa menumbuhkan kemampuan diri dan memberikan keuntungan bagi pengembangan profesi.

Menyatu dengan tempat bekerja

Langkah awal yang dapat dilakukan ialah mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, menyatu dengan workflow yang ada. Cara paling mudah dengan memahami visi dan misi perusahaan, biasanya pendampingan dari CEO atau pemimpin bisnis akan memberikan gambaran, sekaligus motivasi, tentang sumbangsih apa yang bisa seseorang berikat sehingga berdampak signifikan pada laju bisnis.

Memang hal ini membutuhkan waktu yang cukup, apalagi jika seseorang baru masuk dalam dunia kerja profesional atau fresh graduate. Pemahaman secara bertahap ini, membuat investasi waktu yang diperoleh akan membawakan sebuah peluang tersendiri yang cukup baik.

Mencoba menikmati pekerjaan

Setelah berada di lingkungan kerja profesional, tantangan selanjutnya adalah mendapat tugas yang berbeda dari sebelumnya. Walaupun beban yang diemban bagi pemula tidak terlalu berat, transmisi dari pekerjaan sebelumnya membuat seseorang sedikit terganggu dengan mentalnya.

Namun, semua tugas yang diberikan tentu sudah sesuai prosedur atasan untuk pegawai baru dengan klasifikasi seperti ini. Jangan khawatir dengan proses yang ada, bila ingin menyesuaikan diri dengan pekerjaan hadapi dengan cara menikmati tugas yang diberikan.

Mengubah pola pikir

Semangat dalam melakukan sesuatu akan banyak bergantung pada mentalitas, sehingga sangat penting untuk memastikan pola pikir ketika bekerja berada pada jalur yang tepat. Misalnya anggap saja bekerja ini menjadi sebuah investasi untuk mencari pengalaman baru, atau sebagai batu loncatan untuk misi pengembangan diri yang lebih baik lagi.

 

DOOgether Luncurkan Aplikasi Mobile

DOOgether sebagai platform pemesanan olahraga –dalam hal ini ke jaringan studio fitness dan gym—hari ini mengumumkan peluncuran aplikasinya di platform Android dan iOS. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, sekaligus memperluas jangkauan akses. Saat ini setidaknya sudah ada lebih dari 80 studio fitness dan gym yang dapat dipesan melalui aplikasi tersebut.

Dalam sambutannya, CEO DOOgether Fauzan Gani menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah melihat momentum yang kuat atas kebutuhan konsumen akan aplikasi tersebut di pasar. Dengan hadirnya aplikasi mobile, ia berambisi untuk dapat memperkenalkan secara luas, baik untuk pasar domestik maupun internasional.

Data internal menyebutkan, per tahun 2017 sudah ada lebih dari 21 ribu pemesanan dan lebih dari 62 ribu kelas yang dilakukan melalui DOOgether (webiste). Sebelumnya selain sebagai platform yang membantu pengguna secara personal, DOOgether juga mendukung tercetusnya komunitas seperti Dooday (mereka yang memiliki pengalaman olahraga) dan Doofigher (memiliki rutinitas waktu olahraga sangat tinggi).

Fauzan juga menjelaskan, saat ini solusi terbaik yang dilakukan DOOgether adalah melayani masyarakat yang ingin melakukan aktivitas olahraga, namun kesulitan untuk menghubungi studio olahraga dan waktu yang diperoleh tidak memungkinkan untuk datang ke lokasi. DOOgether sendiri didirikan sejak tahun 2016. Saat ini baru beroperasi memfasilitasi pengguna di wilayah Jakarta.

Turut hadir dalam peluncuran Erick Tohir, selaku Presiden Komisaris MAHAKA Group, salah satu Trustee Advisor DOOgether. Dalam pemaparannya ia mengatakan, “Kami percaya bahwa pasar dan industri olahraga akan terus berkembang. Hadirnya DOOgether merupakan kolaborasi yang tepat antara media digital dan olahraga.”

Selain Erick, dalam peluncuran tersebut juga hadir Shinta Dhanuwardoyo selaku penasihat sekaligus investor DOOgether. Ia memaparkan bahwa tujuan besar DOOgether juga ingin memberikan dampak positif untuk kehidupan masyarakat Indonesia, memberikan pengalaman untuk olahraga menjadi lebih mudah, khususnya untuk melakukan transaksi pemesanan.

Application Information Will Show Up Here

Finansialku Fokuskan Pengembangan Layanan Konsultasi Finansial

Berawal dari layanan yang memfokuskan pada edukasi finansial, platform Finansialku bertransformasi menjadi portal perencana keuangan dengan aplikasi berbasis SaaS. Secara khusus aplikasi Finasialku ditargetkan untuk kalangan pekerja, freelance, entrepreneur, ibu rumah tangga, dan mahasiswa.

Baru-baru ini, menurut data IDC’s FinTech Fast 101, Finansialku masuk ke dalam 10 startup fintech paling bertumbuh di Indonesia bersama dengan Amartha, Bareksa, CekAja, DOKU, GO-PAY, Midtrans, Modalku, TCash, dan UangTeman. Melihat perkembangan tersebut, DailySocial mencoba menghubungi Finansialku menanyakan pembaruan yang sedang dikerjakan saat ini.

“Finansialku saat ini sedang melakukan banyak update pada aplikasi mobile dan web. Perbaikan lebih banyak difokuskan di fitur-fitur yang sudah ada. Salah satu fitur yang kami perbaiki adalah fitur konsultasi dengan perencana keuangan yang telah tersertifikat. Fitur konsultasi tersebut dapat diakses jika pengguna sudah berlangganan aplikasi Finansialku premium 1 tahun,” tutur Founder & CEO Finansialku Melvin Mumpuni.

Salah satu strategi yang terus digalakkan juga termasuk dengan memperluas jalinan kerja sama dengan para perencana keuangan tersertifikasi. Ada juga rencana untuk menambah produk keuangan dalam unit aplikasi Finansialku, termasuk menambah layanan kursus online mengenai investasi reksa dana, saham dan lain sebagainya.

Fintech memang menjadi salah satu yang tengah menjadi tren saat ini dalam bisnis digital, khususnya di kalangan startup. Pergerakan cepat tersebut menjadikan para pemainnya berpikir keras tentang inovasi apa yang bisa memberikan ketertarikan bagi para pengguna, di tengah memanfaatkan berbagai kesempatan misalnya kalangan unbanked-society.

“Sejauh ini kami melihat persaingan di beberapa bagian fintech, misal pembayaran, lending. Dari segi regulator, kami sangat mengapresiasi langkah otoritas, dalam hal ini OJK dan Bank Indonesia, serta asosiasi Fintech.id. Mereka telah melakukan yang terbaik untuk memastikan perusahaan fintech dapat melayani masyarakat Indonesia dengan maksimal,” imbuh Melvin.

Melvin melanjutkan, “Saat ini sedang terus berusaha meningkatkan jumlah pengguna aplikasi Finansialku. Berdasarkan Investopedia.com salah satu tantangan masyarakat millennials adalah membeli barang-barang yang butuh dana besar, misal beli kendaraan atau rumah. Aplikasi Finansialku bertujuan untuk membantu para millennials menyiapkan masa depan keuangan dengan perencanaan keuangan.”

Application Information Will Show Up Here