Dukungan SIRCLO Dalam Mempercepat Transformasi Digital Bagi Industri UMKM

Dalam merespon situasi pandemi yang mulai memasuki tahun kedua, mendorong pemulihan ekonomi menjadi salah satu agenda penting banyak pihak di dalam negeri. Salah satu strategi pemulihan ekonomi yang digenjot datang dari industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan langkah digitalisasi yang menjadi kunci. Sebagai sektor yang sangat terdampak, UMKM sejatinya memiliki peran besar terhadap roda perekonomian Indonesia, dengan nilai kontribusi yang mencapai lebih dari Rp8,500 triliun.

Menurut data yang dilansir oleh Asosiasi UMKM Indonesia, pandemi menekan jauh kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Indonesia di tahun 2020 yang melorot hingga 37.3%, cukup jauh jika dibandingkan pada tahun 2019 dengan kontribusi yang mencapai 60.3%. Digitalisasi diyakini menjadi langkah yang esensial, sesuai dengan target pemerintah yang ingin menghubungkan 30 juta UMKM secara online di tahun 2024.

Langkah strategis yang menjadi pekerjaan rumah bagi banyak pihak ini turut disambut oleh SIRCLO – perusahaan teknologi penyedia solusi eCommerce, yang bermisi membantu pebisnis tanah air berjualan di ranah digital. Melalui program #MerdekaJualanOnline, SIRCLO bertujuan untuk mengakselerasi industri UMKM, sekaligus memberikan dampak positif terhadap pemulihan ekonomi negara.

Program #MerdekaJualanOnline yang diluncurkan SIRCLO pada Agustus 2021 kemarin menghadirkan modul penjualan online, yang mencakup penyediaan dan pelatihan teknologi bagi pelaku UMKM. Dukungan yang dimaksud berupa solusi teknologi terpadu pengelolaan toko online SIRCLO Store, dan juga pelatihan intensif seputar menjalankan bisnis di ranah online yang mencakup berbagai aspek operasional bisnis seperti; pelatihan content marketing, digital marketing, keuangan, legal, dan lain sebagainya.

Dalam laman resminya, Brian Marshal selaku Founder & CEO SIRCLO mengatakan, program ini sengaja disiapkan untuk tak hanya membuat para pelaku UMKM mampu bertahan, namun juga membuka peluang untuk bertumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi.

“SIRCLO, melalui SIRCLO Store, kini turut mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia yang bertujuan untuk kembali menggerakkan perputaran roda dunia usaha, terutama melalui pemberdayaan UMKM. Tujuan utama yang ingin kami capai adalah mendukung UMKM untuk onboarding digital dan bertahan selama/setelah pandemi, hingga bahkan mampu naik kelas melalui penggunaan teknologi,” ujar Brian.

Strategi yang diterapkan SIRCLO bisa jadi selaras dengan berbagai temuan dan kondisi lanskap industri UMKM tanah air. Pasalnya, laporan SME Empowerment Report 2021 yang dirilis oleh DailySocial.id mengemukakan, sebagian besar pelaku UMKM dari berbagai jenis usaha mengaku masih mengalami kesulitan dalam mempromosikan produk dan jasa yang ditawarkan. Lebih spesifik, tantangan itu dialami oleh 78% pengusaha mikro, 72% pengusaha kecil, dan 56% pengusaha menengah berdasarkan hasil survei yang dilaporkan DSResearch.

Tantangan itu mesti dijawab dengan pendekatan digital. Perusahaan konsultan global, Mckinsey & Company memperkirakan, digitalisasi di sektor UMKM patut diadaptasi dalam mendorong kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Indonesia, yang diproyeksi bakal mencapai angka US$ 140 miliar di tahun 2030 mendatang.
Sejak pandemi bergulir, pembatasan mobilitas rupanya cukup berhasil mendorong pelaku usaha untuk beralih ke ranah online. Dalam survei terhadap 100 orang yang dilakukan pada Mei hingga Juni lalu, 83% pelaku UMKM di 6 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Denpasar, dan Makassar) mengaku telah memanfaatkan platform online untuk mendukung roda bisnisnya.

Menariknya, dari survei tersebut juga ditemukan pelaku UMKM memanfaatkan teknologi untuk berbagai hal demi menunjang bisnisnya, seperti pengimplementasian kanal jual-beli online, layanan pembayaran digital, logistik, hingga memanfaatkan layanan SaaS (Software as a Service) untuk kebutuhan pencatatan keuangan, pajak, dan sejenisnya.

SIRCLO turut melaporkan adanya pertumbuhan yang baik terkait digitalisasi bisnis. Dalam laporannya, pada Maret 2021 kemarin, jumlah pebisnis yang bergabung dengan platform SIRCLO mengalami kenaikan hingga 130%, yang sebagian besar didominasi dari pelaku usaha UMKM yang datang dari berbagai jenis usaha ritel seperti fesyen, kuliner, hingga produk rumah tangga.

Berdasarkan temuan di atas, semakin jelas bahwa transformasi digital berperan esensial dalam membekali industri UMKM dalam menghadapi situasi pandemi yang masih bergulir, sekaligus mempersiapkan akselerasi bisnis menjelang situasi pasca pandemi dengan target pertumbuhan yang signifikan. Meski tren positif digitalisasi tengah berjalan, komitmen dan sikap keseriusan wajib ditunjukkan dari para stakeholder terkait untuk kian mengakselerasi pertumbuhan tersebut.

Sebagai entitas teknologi, SIRCLO merupakan satu dari sekian startup teknologi yang juga berfokus dalam menghadapi tantangan ini. Sangat menarik untuk kita nantikan bersama seperti apa kolaborasi dan inovasi selanjutnya dari industri startup teknologi tanah air, dalam memajukan industri UMKM dan perekonomian bangsa.

Rilis Tampilan Baru, DANA Komitmen Tingkatkan Pengalaman Pengguna

Diinisiasi oleh komitmen DANA terhadap kehadiran teknologi finansial yang semakin esensial dalam membawa perubahan yang progresif di masyarakat, DANA memperkenalkan tampilan baru DANA versi 2.0 pada acara DANA Tech Talk yang bertajuk “Gold Recipe in Building Experience to Tens of Millions Users” pada Jumat, 27 Agustus lalu.

Acara yang didukung oleh DailySocial.id ini tak hanya mengupas berbagai terobosan baru, DANA juga berkesempatan membahas berbagai perkembangan teknologi yang mampu berdampak luas untuk memperkaya pengalaman pengguna hingga peningkatan literasi keuangan digital.

Gagasan ini dibangkitkan oleh literasi keuangan atau pengetahuan dan keyakinan dalam melakukan pengelolaan keuangan yang masih rendah. Sehingga, memunculkan keraguan pada masyarakat untuk beralih ke transaksi nontunai. Dalam survei nasional literasi dan inklusi keuangan ketiga yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2019 menunjukan bahwa, indeks literasi keuangan baru mencapai 38,03% dan indeks akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 76,19%, artinya ini masih menjadi disparitas yang cukup signifikan antara literasi dan inklusi keuangan.

Prakarsa ini juga diinisiasi oleh situasi pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan. Pandemi mendorong pergeseran masyarakat dalam memanfaatkan layanan berbasis digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya adalah pemanfaatan layanan dompet digital yang terus bertumbuh secara signifikan di era pandemi.

Laporan e-Conomy SEA 2020 dalam Fintech Report 2020 oleh DailySocial.id mengemukakan, Indonesia mampu meraih US$44 Miliar Gross Merchandise Value (GMV) hasil kontribusi dari eCommerce, on-demand services, online travel, dan sektor fintech. Menurut analis, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi pertumbuhan fintech di berbagai area. Subsektor yang mengalami pertumbuhan termasuk investasi (116%), remitansi (43%), asuransi (30%), pembayaran digital (3%), dan layanan pinjaman (<1%).

DANA yang menjadi salah satu pemain di layanan pembayaran digital pun seiring dengan teknologi yang maju dan kebutuhan pengguna, berevolusi lebih dari sekadar dompet digital. DANA telah menjelma menjadi lifestyle digital wallet yang terintegrasi dengan kehidupan keseharian penggunanya.

DANA sebagai penyedia layanan keuangan digital terus berupaya untuk menghubungkan dan memahami basis penggunaannya agar manfaat teknologi yang dihasilkan semakin inklusif dan bernilai bagi pengalaman bertransaksi. Salah satu wujud itu dibuktikan dengan pembaruan tampilan UI/UX yang optimal.

Seperti yang dipaparkan oleh Chief Technology Officer DANA Indonesia, Norman Sasono. “Hal pertama yang akan dipikirkan DANA adalah menyajikan manfaat yang besar bagi pengguna. Ini semua tentang di mana kita membawa customer ke situasi yang lebih baik dengan menggunakan teknologi,” paparnya.

Tampilan teranyar DANA itu menawarkan pengalaman pengguna yang dipersonalisasi sehingga memudahkan hampir segala aspek kehidupan pengguna. Adapun berbagai pembaharuan yang sudah bisa dinikmati pengguna sejak 17 Agustus lalu adalah adanya perubahan fitur yang semakin ramah pemakaian kepada setiap pengguna, fitur limitasi untuk mengatur pengeluaran harian, fitur DANA Statement yang kini bisa ditambahkan dengan widget di iOS sehingga pengguna dapat dengan cepat melihat keseluruhan pengeluaran mereka tanpa harus masuk ke aplikasi, dan fitur terakhir adalah adanya Smart Pay yang dapat merekomendasikan pembayaran alternatif bila saldo DANA tidak mencukupi.

Senada dengan ini, CEO dan Co-Founder DANA Indonesia, Vincent Iswara mengatakan, dalam merespon kebutuhan pengguna, keamanan dan kenyamanan menjadi aspek utama dalam setiap rencana pengembangan DANA.

“Secara progresif DANA mengutamakan keamanan bertransaksi dan solusi keuangan yang terintegrasi dengan teknologi pintar yang memudahkan pengguna dalam bertransaksi. Berbagai penyesuaian terus DANA lakukan termasuk mengubah tampilan agar lebih nyaman mengakomodir berbagai kebutuhan pengguna,” ujar Vincent.

Tampilan baru sebuah aplikasi bukan hanya sekadar memikirkan desain yang menarik, lebih jauh dari itu, yang terpenting adalah bagaimana aplikasi layanan tersebut mampu mempertemukan solusi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Sehingga, harapannya evolusi yang dilakukan DANA dengan DANA v.2.0 ini mampu mengakselerasi teknologi yang semakin inklusif untuk semua masyarakat dan membawa perubahan yang progresif dalam memudahkan berbagai aktivitas hingga memberdayakan masyarakat ke kehidupan yang lebih baik.

***

Advertorial ini didukung oleh DANA Indonesia

DANA Tingkatkan Pengalaman Bertransaksi Digital Lewat Tampilan Baru

Dalam merespon pertumbuhan transaksi digital di Indonesia, aplikasi dompet digital DANA, resmi meluncurkan pembaruan total pada tampilan antarmuka dan fitur lewat DANA v.2.0. Diperkenalkan pertama kali pada acara seminar virtual bertajuk “DANA Tech Talk” bersama DailySocial.id pada 27 Agustus lalu, DANA v.2.0 mengusung misi untuk menjembatani kebutuhan pengguna di era digital yang semakin dinamis dan juga kompleks.

Dalam webinar yang bertemakan ‘Gold Recipe in Building Experiences to Tens of Million Users’ tersebut, upaya memperkaya pengalaman pengguna menjadi salah satu aspek kunci pembaruan tampilan dan layanan DANA v.2.0.

Norman Sasono, selaku CTO dari DANA mengatakan, “filosofi di DANA sendiri adalah start with UX. Hal pertama yang akan dipikirkan adalah menyajikan manfaat yang besar bagi pengguna. Ini semua tentang di mana kita membawa customer ke situasi yang lebih baik dengan menggunakan teknologi. Akhirnya dari situ, kami bisa muncul membawa produk dan fitur baru maupun produk yang sudah ada, tetapi menjadi 10 kali lebih baik,” ujar Norman.

Senada dengannya, Borrys Hasian yang dikenal sebagai praktisi ternama di bidang UI/UX turut mengamini pernyataan pentingnya mengoptimasi tampilan antarmuka dan pengalaman pengguna dalam pengembangan sebuah produk.

“Setiap penyedia layanan keuangan harus selalu adaptif dalam menanggapi kebutuhan pengguna yang senantiasa berubah-ubah. Tidak pernah berhenti selalu belajar mendengarkan dan mengerti customer untuk kemudian memperbaiki menjadi lebih baik. Dan yang paling penting adalah aplikasi yang dibuat bisa memberikan nilai dan impact yang lebih besar, sehingga ketika membangun produk tidak hanya memberi manfaat ke bisnis, tapi juga membuat produk disukai bahkan dicintai oleh pelanggan,” paparnya.

Aplikasi dompet digital yang didirikan pada tahun 2018 ini menghadirkan sejumlah pembaruan tampilan antarmuka pada beberapa komponen seperti; DANA Home, ‘Hanya Untukmu’ untuk beragam promo, DANA Protection, DANA Statement yang bisa diwujudkan dengan widget di iOS, fitur Daily Limit, hingga adanya fitur Smart Pay berupa rekomendasi metode pembayaran lain apabila saldo DANA tidak mencukupi.

Dalam rilisnya, Vince Iswara – CEO & Co-Founder DANA mengungkapkan pembaruan DANA juga berfokus pada membangun fondasi yang mengakomodir kebutuhan pengguna secara luas.

“Fondasi yang dibutuhkan untuk membangun kepercayaan tersebut antara lain adalah kemudahan dan kenyamanan penggunaan serta akses, keandalan teknologi, serta jaminan keamanan dan proteksi. DANA v.2.0 yang kami kembangkan merupakan bentuk keseriusan kami dalam menjawab tantangan tersebut. Inovasi teknologi, termasuk UI dan UX, akan terus kami lakukan secara konsisten dan senantiasa menjadi fokus dalam pengembangan dompet digital DANA demi pengalaman bertransaksi yang terbaik untuk para pengguna,” ungkap Vince.

Pembaruan DANA kali ini patut dipandang krusial dalam upaya melayani kebutuhan transaksi digital di Indonesia yang terus bertumbuh secara pesat, dan menciptakan keuangan digital yang makin inklusif melalui teknologi. Laporan Statista pada Februari 2021 lalu mengatakan, pertumbuhan pengguna aktif layanan digital wallet kian meningkat di tengah pergeseran konsumsi pasar ke ranah eCommerce yang dipicu oleh pandemi. Secara spesifik, pada semester kedua 2020 persentase pertumbuhannya dapat mencapai 14% dibanding dengan semester sebelumnya. Tren positif tersebut diperkirakan bakal terus terjaga dengan baik di masa mendatang, dan hal ini tentu menjadi hal yang menarik bagi DANA dalam berkiprah di kancah kompetisi layanan digital wallet di tanah air.

***

Advertorial ini didukung oleh DANA

Hybrid Channel Jadi Kunci UMKM Bertahan Sekaligus Bertumbuh di Tengah Pandemi

Di tengah situasi ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19, digitalisasi ternyata memegang peranan penting bagi pebisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat bertahan, bahkan sekaligus meraih pertumbuhan yang signifikan.

Hal itu dibuktikan melalui data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) yang menyatakan, hanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang telah terhubung dengan platform digital mampu mengalami pertumbuhan. Lebih spesifik lagi, pertumbuhan tersebut mencapai 26%.

Merespon potensi di atas, indeks kepercayaan UMKM di semester awal tahun 2021 meningkat tajam dibanding dengan periode sebelumnya terhadap iklim bisnis di kala pandemi. Sejalan dengan itu, kini pelaku UMKM semakin “melek” dengan strategi kanalisasi ‘Hybrid’ (Hybrid Channel), yakni menjalankan bisnis di dua kanal yaitu offline dan online. Strategi ini diyakini sebagian besar pebisnis UMKM dapat membantu meraih pertumbuhan yang positif di tengah tantangan pandemi.

Pengaplikasian ‘Hybrid Channel’ diklaim mampu meningkatkan penjualan yang signifikan. Berdasarkan laporan Digital SME Confidence Index 2021 yang dirilis oleh KoinWorks, sebanyak 48% pelaku UMKM lebih memilih mengadopsi kanal hybrid untuk bertahan dan membuka peluang baru. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan penjualan sebesar 7% atau rata-rata 44% pada UMKM yang menjalankan bisnis secara hybrid.

Hybrid Channel juga mendorong pergerakan Offline to Online (O2O) yang di sisi lain mampu membuka peluang komprehensif bagi pelaku industri startup digital untuk menciptakan sebuah ekosistem baru guna mendukung pertumbuhan UMKM.

Ekosistem UMKM digital sendiri lahir karena adanya kolaborasi antara pemilik bisnis dan perusahaan. Kolaborasi dan sinergi ini diperlukan untuk menghadapi masa sulit saat ini dan juga perbekalan untuk menghadapi era pasca pandemi.

Solusi yang lahir dari ekosistem digital UMKM hadir dengan berbagai macam solusi di antaranya; solusi ecommerce, logistik, akses pendanaan berbasis teknologi, hingga pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia.

Salah satu solusi yang bisa kita lihat saat ini yakni adanya dukungan akses pendanaan berbasis teknologi seperti yang diusung oleh KoinWorks. Dalam pemaparannya pada webinar “A new hope: What’s next for the SME’s in the digital era” beberapa waktu lalu, angka pencairan pendanaan produktif dari KoinWorks mencapai lebih dari Rp930 Miliar pada kuartal pertama tahun 2021.

Meski begitu, persaingan industri yang semakin ketat menuntut para pelaku UKM untuk mempelajari kiat dan strategi baru di ranah digital untuk terus menarik konsumen. Masih dengan laporan yang sama dari KoinWorks, terbukti sebanyak 89% pelaku UMKM mengikuti proses e-learning untuk mempelajari seluk-beluk menjalankan bisnis secara digital, mulai dari pemahaman pemasaran digital hingga media sosial.

Di sisi lain, dampak positif digitalisasi selain meningkatkan indeks kepercayaan dan kemampuan meningkatkan penjualan, transformasi digital juga berhasil membuat para pelaku UMKM tak lagi khawatir dengan gempuran produk impor.

Sebagian dari mereka bahkan menjadikan hal itu sebagai peluang baru untuk dapat menjual kembali produk impor tersebut agar mendapatkan nilai tambah pada bisnisnya. Di samping itu, transformasi digital juga bahkan membantu mereka membuka keran ekspor, yang artinya tentu juga berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan nilai ekspor secara nasional.

Transformasi digital diharapkan dapat terus diakselerasi tidak hanya semata-mata demi menghadapi pandemi, namun juga mempersiapkan situasi dan kondisi pasar pasca pandemi yang nantinya akan semakin dinamis dan kompetitif.

Sesuai data yang dilansir oleh Kominfo, baru ada 3,79 juta UMKM yang memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini hanya baru berkisar sekitar 8% dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta. Potensi dan ceruk pasarnya artinya masih sangat luas dan perjalanannya masih cukup panjang dalam mewujudkan ekosistem UMKM digital yang menyeluruh. Untuk itu diperlukan sinergi apik ke depannya antara UMKM, startup digital, dan tak lupa pemerintah sebagai regulator.

Tujuh Puluh Startup Terpilih Siap Mengikuti Kegiatan Program Akselerator ActCelerate

ActCelerate, salah satu program akselerator yang berfokus pada pertumbuhan startup Indonesia, kini telah memasuki tahap selanjutnya. Sebanyak 70 startup terpilih dan berhak mengikuti tahapan program selanjutnya. Program akselerator yang diinisiasi oleh MCash, SiCepat, dan berkolaborasi dengan DailySocial.id ini melakukan proses seleksi yang sangat ketat dari ratusan kandidat startup yang sama-sama bertujuan untuk mengakselerasi performa bisnisnya. Tujuh puluh peserta yang lolos tersebut berhasil melalui proses penilaian dan berkesempatan untuk bersinergi bersama MCash dan SiCepat.

Berikut adalah 70 startup yang terpilih dan akan mengikuti coaching serta mentoring session bersama para mentor yang expert di bidang startup:

  1. Cityplan
  2. Create It
  3. Versinema
  4. FishLog
  5. Moretrash
  6. Fammi
  7. Powerbrain
  8. Transforme
  9. Gamelon
  10. Greenara
  11. Bumblebook
  12. KreatifHub
  13. Kedata
  14. Algobash
  15. TokoIG
  16. PT Medlinx Asia Teknologi
  17. Talent Growth
  18. PT Indonesia Hakiki Pertama
  19. Data bangalore
  20. PT Prestasi Tani Nusantara
  21. CV AMX UAV Technologies
  22. C4ll.ID Express
  23. Sistrack.id
  24. PT Gudang Dingin Indonesia
  25. SpaceCollab
  26. PT Lini Muda Inspirasi Negeri
  27. Expandana
  28. Rempah Tani Indonesia
  29. PT Teknologi Usaha Sukses Bersama (MyLawyers)
  30. Arconesia
  31. Bintang Kecil
  32. Popaket
  33. Labtek Indie
  34. Teman Pasar
  35. Bala Indonesia
  36. Banoo Inovasi Indonesia, Ltd
  37. Gardha Catering
  38. PT Tips Cuan Indonesia
  39. Kupintar.id
  40. PT Sentra Integrasi Solusi Teknologi
  41. Analitica
  42. PT Karya Sinergi Indonesia (Mamang Sayur)
  43. PT Kita Maju Bersama (Letzgo)
  44. Culture Academy
  45. PT Trimegah Sarana Mandiri (Biglink)
  46. diklatkerja
  47. PT Indowira Amalia Perkasa
  48. betukang.id
  49. PT Putramega Mitra Perkasa (sebelumnya CodeFirst lalu menjadi blajarpedia.com)
  50. PT Lister Teknologi Edukasi
  51. Digita
  52. Aturusaha
  53. Kei Medika
  54. Ina Jobs
  55. Nukang Hub
  56. Checkout Aja
  57. Gardenee
  58. Paktukang.com
  59. DEWISRIFARMTECH
  60. Arah Muslim
  61. Dispace
  62. Mounev Indonesia
  63. Cardium
  64. FOODLIVE ( PT Belajar Kuliner Nusantara)
  65. PT Skydu Teknologi Indonesia
  66. Bentara Informasi Teknologi (Lembaga Kursus dan Pelatihan Bentara Informasi Teknologi)
  67. PT Solusi Teknologi Air Nusantara (SIAB Indonesia)
  68. PT Pelopor Ide Kreatif
  69. Mediccation Indonesia
  70. Enevti

Sejumlah agenda komprehensif telah disiapkan secara eksklusif oleh tim ActCelerate, bersama dengan mentor dan super mentor bagi 70 startup di atas. Agenda tersebut meliputi rangkaian materi dan assessment wajib yang akan berjalan selama 8 minggu ke depan. Seluruh program ini akan dilakukan secara daringmenggunakan platform DailySocial.id, sehingga para peserta diharapkan dapat dengan mudah mengakses materi apapun tanpa ada kendala selama kegiatan berlangsung.

Perjalanan Program ActCelerate

Pengumuman 70 startup ini hanyalah awal dari perjalanan mereka dalam mengikuti program ActCelerate yang akan berlangsung pada 25 Agustus hingga 15 Oktober 2021. Coaching & Mentoring session ini akan menghadirkan mentor-mentor berkelas ternama dengan berpengalaman di bidang startup teknologi.

Sejumlah mentor yang akan ditemui pada rangkaian program ActCelerate yakni; Natali Ardianto (CEO Jovee) yang akan membahas mengenai “Finding Customer’s Pain Points” dan Dayu Dara Permata (CEO Pinhome) yang akan mengulik mengenai “Better Understand Your Customer to Build Better Solution” Selain itu ada Edy Sulistyo (CEO GoPlay) yang akan berdiskusi mengenai “Finding Your North Star Success Metrics”, Edward Chamdani (Managing Partner of Gayo Capital) yang akan membahas tentang “Optimizing Measurements & Metrics for Growth”, Dimas Yaputra (CCO Tiket.com) yang nantinya akan membahas tentang “Growth Tactics for Startups”, Tessa Wijaya (COO Xendit) membahas mengenai “Using Growth Metrics As Competitives Advantages”, Hadi Wenas (Chief Commercial Officer Amartha) “Fundraising 101”, Shamira Shihab (CEO Tinkerlust), “The Power of Storytelling for Growth”, dan yang terakhir ada Nicko Widjaja (CEO BRI Ventures) dan Ahmad Zaky (founder dari BukaLapak & Initial6) yang akan membahas mengenai “How to Build Sustainable and Competitive Startup”.

Tidak hanya itu, para peserta juga akan mendapatkan sesi 1-on-1 dengan para mentor, sehingga mereka berkesempatan untuk bertanya dan belajar lebih banyak dari para mentor yang telah disebutkan. Adapun materi yang akan disampaikan oleh para mentor meliputi idea validation, measurement & metrics, growth & scaling, storytelling & branding melalui acara webinar.

Semua kegiatan tersebut akan didapatkan oleh 70 startup terpilih dalam program ActCelerate hingga proses seleksi 10 besar dan ditutup dengan kegiatan Demo Day. Peserta yang berhasil lolos masuk 10 besar akan melakukan presentasi mengenai ide bisnisnya di depan para calon investor dan venture capital. Dengan begitu, program ActCelerate ini bisa membuka peluang bagi mereka yang terpilih untuk memperluas pengalaman sekaligus network mereka.

Sekali lagi, kami ucapkan selamat kepada para startup terpilih pada tahap 70 besar dan selamat menjalankan rangkaian program ActCelerate!

Menjawab Tantangan Bisnis Bagi Pelaku UMKM di Era Pandemi Lewat Digitalisasi

Tantangan mengakselerasi pertumbuhan industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia kian dinamis. Terlebih di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ekonomi akibat pandemi, strategi yang dipasang perlu dicermati dengan seksama agar tidak salah langkah. Kontribusinya yang krusial di kancah perekonomian Indonesia, membuat industri UMKM patut memperoleh perhatian khusus, baik itu dari regulator, maupun institusi swasta yang berasal dari berbagai macam industri. Transformasi digital dinilai punya peranan penting untuk mendorong pertumbuhan tersebut, di samping adanya berbagai tantangan yang akan dihadapi selama masa pandemi ini hingga sesudahnya. Lalu apa saja yang sekiranya bakal menjadi babak selanjutnya bagi pelaku industri UMKM?

Digitalisasi masih menjadi kunci. Transformasi digital bagi pelaku UMKM yang sejatinya telah digaungkan bertahun-tahun ke belakang, dinilai perlu didorong lebih kuat lagi. Manfaatnya diyakini tak hanya bisa mempertahankan bisnis, namun juga bisa membuka peluang lebar yang menguntungkan di tengah masa penuh tantangan saat ini. Dalam diskusi panel virtual bertajuk “A new hope: What’s next for the SME’s in the digital era” yang diprakarsai oleh KoinWorks, pemanfaatan kanal digital diklaim tak hanya berhasil meningkatkan performa bisnis, namun juga berhasil membuka kemungkinan ekspor bagi para pelaku UMKM.

Dalam pemaparannya, Benedicto Haryono selaku CEO KoinWorks mengungkapkan, sebanyak 5% pelaku UMKM mampu melakukan ekspor yang dimungkinkan melalui dukungan teknologi eCommerce.

“Walaupun kita melihat UMKM masih memberikan peran yang sangat kecil untuk ekspor [dari target pemerintah], tapi kita melihat sudah ada potensinya. Dengan mereka onboarding ke digital, mereka bisa mengakses customer based di pasar internasional yang mungkin sebelumnya secara offline sulit untuk digapai. Tentunya dengan adanya kanal eCommerce sudah ada beberapa pelaku UMKM yang berhasil mencakup pasar Asia Tenggara,” ungkapnya.

Temuan terkait nilai ekspor tadi juga didukung oleh situasi dan tren pebisnis UMKM yang saat ini mulai banyak menghadirkan bisnisnya secara ‘hybrid’, yakni berada di kanal offline dan juga online. “Berdasarkan riset yang kami lakukan dan juga dari data-data publik, kita melihat ada sebanyak 48% pelaku usaha yang menjalankan bisnisnya di ranah offline sekaligus online, menariknya lagi kita juga melihat dengan lebih banyaknya kanal digital yang dimanfaatkan, pebisnis juga mampu meningkatkan penjualan mereka secara signifikan,” tambah Benedicto.

Seiring dengan tren peningkatan digitalisasi di industri UMKM, inklusi keuangan juga disorot selaras dengan pertumbuhan tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Rose Dian Sundari, Deputi Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK yang mengatakan, digitalisasi menjadi salah satu hal yang masuk sebagai strategi atau agenda dalam strategi percepatan inklusi keuangan nasional. Dalam pemaparannya disebutkan, dalam program strategi nasional keuangan inklusif OJK, digitalisasi mengambil bagian penting, khususnya dalam hal edukasi keuangan, dan juga fasilitas intermediasi dan saluran distribusi keuangan.

“Dalam hal ini OJK terlibat langsung dalam strategi edukasi, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi, dan juga terkait perlindungan konsumen,” tuturnya.

Senada dengan pihak OJK, pihak institusi jasa perbankan yang diwakili oleh BRI Agro juga tak melewatkan menyambut positif perihal digitalisasi yang mendorong kemajuan industri UMKM. Pembiayaan bank berbasis digital menjadi salah satu poin penting dalam rancangan strategi BRI Agro dalam memperluas akses pendanaan bagi UMKM. Menurutnya, strategi tersebut direalisasikan BRI Agro dalam bentuk pengembangan produk pinjaman dan tabungan yang seluruhnya terintegrasi penuh secara digital.

Kolaborasi dengan pelaku financial technology (fintech) turut pula dilakukan oleh BRI Agro. Dalam salah satu upaya pemulihan industri UMKM akibat pandemi, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan KoinWorks untuk jangkauan pendanaan yang lebih luas dari sebelumnya.

“Melalui sinergi dan kemitraan dengan pelaku fintech, penyaluran pendanaan kami bisa dikatakan sangat menggembirakan, hingga saat ini sudah ada sekitar 828 ribu pelaku UMKM potensial yang terjangkau, dan juga sudah ada sekitar 92 miliar lebih dana yang disalurkan melalui kemitraan kami dengan KoinWorks. Kami harap kedepannya dari kerja sama ini bisa sustain, dan juga tentu dapat menjangkau pelaku UMKM yang lebih banyak lagi agar kita bisa memberikan impact yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutur Bhimo Wikan Hantoro selaku Direktur Digital Bisnis BRI Agro.

Digitalisasi rupanya masih disepakati menjadi kunci utama dalam pertumbuhan industri UMKM yang semakin masif lagi di masa mendatang. Dari panel diskusi virtual yang diselenggarakan oleh KoinWorks, bisa dilihat bahwa kolaborasi apik antara regulator, institusi keuangan, dan penyedia teknologi finansial mampu mempercepat upaya transformasi digital UMKM untuk menghadapi tantangan pasar di era pandemi dan sesudahnya. Sangat menarik untuk disimak kolaborasi seperti apa yang nantinya akan terjadi di masa mendatang untuk kemajuan UMKM dan perekonomian digital Indonesia.

Sebagai super financial-app terkemuka di Indonesia, KoinWorks juga telah merilis laporan yang bertajuk “Digital SME Confidence Index 1st Half of 2021”. Dalam laporan tersebut, transformasi digital berhasil mendorong indeks confidence dan optimisme dari pelaku UMKM dalam menghadapi pandemi lewat bisnis digital. Untuk insight selengkapnya, laporan tersebut dapat Anda unduh di halaman ini.

Menantang Inovator dan Founder Bantu UMKM Memasarkan dan Mengiklankan Produknya Secara Efektif

Hadirnya layanan digital seperti online marketplace dan social media telah terbukti membuka ruang yang semakin lebar bagi pelaku UMKM untuk merangkul pangsa pasar yang lebih luas. Namun di balik itu, kemudahan akses yang diberikan juga memberikan tantangan tersendiri, yakni kompetisi yang semakin sengit. Di ranah online, ada ribuan hingga jutaan pelaku usaha yang menyajikan produk atau layanan serupa, maka selain unique selling point yang kuat, pebisnis juga harus memikirkan secara matang strategi pemasaran dan pengiklanan yang tepat.

Sayangnya dengan kondisi pasar yang sangat beragam mengharuskan pelaku bisnis untuk memiliki cara-caranya sendiri agar kegiatan pemasaran dan iklannya mendapati perhatian dan konversi maksimal. Dan kenyataannya tidak semua pebisnis memiliki kecakapan tersebut, dan kelas-kelas ala digital marketing membutuhkan biaya dan waktu yang relatif panjang.
Dari permasalahan tersebut kemudian munculah terminologi advertising technology (adtech) dan marketing technology (martech). Pada dasarnya kedua inovasi teknologi tersebut ditujukan untuk memudahkan pebisnis dalam merencanakan, merancang, mengeksekusi, dan mengukur kegiatan pemasaran dan iklan yang dilakukan agar lebih tepat sasaran dan efektif. Peran teknologi di dalamnya membantu pelaku UMKM dalam melakukan pemasaran digital modern.

Cakupannya dapat dimulai dari aspek yang paling dasar, misalnya, di tahap perencanaan. Teknologi seperti kecerdasan buatan dapat membantu pebisnis menentukan kanal pemasaran yang efektif didasarkan pada tipe bisnis dan persona konsumen yang ingin disasar. Atau di tingkat eksekusi inovasi ala omnichannel yang dapat memudahkan pebisnis dalam mengelola iklan digital di berbagai kanal dalam satu dasbor terpusat.

Melalui berbagai kanal pemasaran tersebut, industri UMKM dapat menerapkan beragam solusi kreatif tersebut dalam bisnis mereka. Mengingat menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga kini, tercatat lebih dari 60 juta pelaku UMKM, sayangnya hanya sebesar 8 persen jumlah pelaku UMKM yang baru mengadopsi digital. Melihat jumlah tersebut potensi masif jelas terpampang lebar, terlebih pada kebutuhan mendorong industri UMKM lewat pemasaran digital.

Untuk menyambut potensi tersebut, inovator di bidang teknologi mesti mampu melihat celah yang dapat dimanfaatkan untuk sama-sama bertumbuh. Dalam mendukung modernisasi pemasaran digital, salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkomsel menyelenggarakan Digihackaction, sebuah wadah kolaboratif di bidang teknologi yang menargetkan lahirnya inovasi baru di bidang advertising technology dan juga marketing technology, untuk mendukung industri UMKM lewat pemasaran digital.

Guna merealisasikan ide ataupun solusi yang Anda miliki untuk UMKM Indonesia, Telkomsel DigiAds, Tinc, berkolaborasi dengan DailySocial.id dalam membuka kesempatan tersebut melalui program hackathon Digihackaction 2021, yang menjadi perhelatan hackathon pertama di Indonesia pada bidang pemasaran digital modern. Program tersebut memberikan peluang bagi para inovator yang memiliki ide untuk memperkuat UMKM melalui berbagai kanal pemasaran digital, yang bisa diaplikasikan langsung oleh para pelaku usaha mikro.

Inovasi yang dapat Anda tawarkan dalam bidang ini sangat terbuka lebar. Misalnya saja, jika Anda memiliki ide untuk mengkombinasikan omnichannel dengan permasalahan di dunia periklanan, Anda dapat mengimplementasikannya ke dalam inovasi Digital Advertising Omnichannel. Inovasi lain yang mungkin dapat menjadi inspirasi, Anda bisa mencoba di ranah analisis data bagi industri periklanan, dengan mengkombinasikan fungsi Business Intelligence untuk ranah marketing yang akan menghasilkan strategi pemasaran berbasis data. Masih banyak lagi inspirasi dan inovasi lainnya yang dapat Anda telusuri untuk menghasilkan solusi di dunia pemasaran digital. Ranah seperti SEO, programmatic ads, hingga Software-As-A-Service (SaaS) juga dapat Anda jajaki.

Setiap orang maupun tim bisa mendaftarkan lebih dari satu ide di Digihackaction. Yang nantinya akan diimplementasikan untuk mengembangkan industri UMKM, sekaligus Anda juga berkesempatan untuk mengembangkan prototype tersebut menjadi sebuah startup yang bisa dibangun ke depannya, dibantu dengan teknologi yang didukung oleh Telkomsel DigiAds dan Tinc, serta berkesempatan mendapatkan pendanaan dari Telkomsel.

Tidak hanya itu, Telkomsel DigiAds dan Tinc menyediakan akses API sandbox berupa, API ‘Adtag’ dan ‘Adscript’ yang dapat dimanfaatkan para pengembang sebagai “playground” atau “testing environment” untuk menghasilkan prototipe (purwarupa) terkait solusi bagi AdTech dan juga MarTech. Secara teknis, akses API ini akan diberikan secara eksklusif bagi peserta Digihackaction yang berhasil memasuki fase 100 besar. Keuntungan lain yang akan didapatkan oleh para peserta adalah memperluas network bisnis startup bersama Telkomsel DigiAds, Tinc, dan jejaring mereka, hingga mendapatkan kesempatan hadiah ratusan juta rupiah.

Untuk bisa mengikuti program hackathon ini, para peserta diminta untuk mengisi formulir registrasi yang ada di laman resmi Digihackaction 2021. Peserta bisa mendaftarkan diri secara perseorangan maupun tim dan mendaftarkan beragam ide yang berbeda dengan formulir yang berbeda. Bagi Anda yang belum memiliki link video bisa melewati persyaratan tersebut dan melanjutkan mengisi kolom yang tersedia. Sedangkan untuk contoh portofolio bisa diunduh dan mengikuti template yang telah disediakan oleh panitia.

Advertorial ini didukung oleh Digihackaction

ActCelerate: Program Akselerator Dari MCash dan SiCepat Dalam Misi Menghadirkan Startup Berkualitas di Indonesia

Perusahaan startup atau rintisan terus berkembang hingga saat ini. Hal ini tidak terlepas dari penetrasi dan penggunaan jaringan internet yang cukup besar di Indonesia. Menurut data yang dihimpun oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia( APJII), pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 196.7 juta pada tahun 2020 – atau setara dengan 74% penduduk Indonesia telah menjadi pengguna internet. Angka yang masif tersebut dapat menjadi peluang, terlebih bagi bisnis perusahaan rintisan digital.

Di lain pihak, mendirikan dan menjalankan startup bukan perkara yang mudah. Banyak hal yang harus dipahami oleh pendiri, mulai dari menentukan vertikal bisnis yang tepat, pembentukan visi yang kuat, sampai menentukan model bisnis yang cocok dengan target pasar, hingga kebutuhan menghimpun pendanaan merupakan pemahaman yang harus dikuasai guna mencapai kesuksesan. Tak ayal hal itu menjadi tantangan tentang bagaimana melahirkan startup yang benar-benar siap, baik secara operasional dan untuk kebutuhan pendanaan dari investor. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan suatu startup, seperti misalnya perancangan konsep yang lemah, kurangnya inovasi, pemahaman yang minim soal aspek manajemen dan aspek legal, dan masih banyak lagi faktor-faktor lainnya.

Salah satu solusi bagi para founder atau pemilik bisnis startup bisa lakukan adalah dengan berpartisipasi dalam program akselerator startup. Program akselerator memiliki tujuan untuk membantu mempercepat pertumbuhan startup. Kegiatan ini bisa diikuti bagi pemilik startup yang baru saja menjalankan bisnisnya maupun startup yang sudah sampai ke tahap perkembangan dan telah mendapatkan modal dari beberapa modal ventura dan investor. Program akselerator akan menghadirkan mentor berpengalaman yang akan berbagi cerita mengenai jatuh bangunnya serta memberikan insight menarik mengenai bisnis tersebut. Selain itu, hal yang perlu diingat juga bahwa program akselerator tidak dapat membantu startup yang berada pada fase kolaps.

Secara umum, kita tahu bahwa seorang mentor adalah seorang pakar yang telah memiliki track record gemilang dalam bisnis, sehingga pengalaman dan informasi baik tentang proses, kegagalan dan bagaimana mentor tersebut berada di titik kesuksesan saat ini bisa langsung didapatkan yang oleh sebab itu maka dikenal dengan istilah akselerasi. Pada saat program akselerasi berlangsung, mentor akan disesuaikan dengan kategori startup yang ikut dalam program.

Di Indonesia, ada banyak sekali program akselerasi startup, salah satu program yang akan segera hadir adalah program ActCelerate yang merupakan program akselerator kolaboratif dari MCcash, SiCepat, dan juga DailySocial.id. Program ActCelerate ini akan berlangsung selama 8 (delapan) minggu, yang akan diisi dengan berbagai kegiatan seputar mengakselerasi bisnis startup.

ActCelerate mempersembahkan modul yang tentu sangat bermanfaat untuk menggenjot pertumbuhan bisnis startup, di samping itu, dukungan mentorship juga dihadirkan dengan mengajak para ahli di bidangnya, untuk membahas tentang bagaimana startup melangkah untuk meraih kesuksesan dengan meningkatkan kemampuan memvalidasi ide, mendorong model bisnis yang optimal, pemahaman akan pentingnya prototyping, sampai menggenjot upaya pemasaran yang maksimal. Semua hal itu akan dibahas secara virtual lewat sesi webinar mentorship yang akan dihadirkan ActCelerate.

Lebih jauh lagi, selain menawarkan ilmu dan insight menarik, program ActCelerate juga memberikan dukungan permodalan dan kolaborasi bisnis bersama MCash dan SiCepat bagi startup yang terpilih. Disediakan insentif yang menarik dalam bentuk hadiah yang disiapkan untuk 3 (tiga) peserta terpilih dengan nilai total sebesar 100 juta Rupiah dan juga kesempatan untuk mendapatkan fasilitas dari Indonesian Cloud untuk public cloud infrastructures dan dari Damcorp untuk penggunaan WhatsApp for Business API (syarat dan ketentuan berlaku). Startup yang terpilih juga akan tampil menjadi yang terbaik di ‘Demo Day’ ActCelerate.

Tertarik untuk mengakselerasi startup Anda di program ActCelerate bersama MCash, SiCepat, dan DailySocial.id? Pantau terus informasi selengkapnya hanya di DailySocial.id.

Mendalami Rencana Dan Strategi Bisnis iSeller: Targetkan Pertumbuhan Hingga 3x Lipat

Proyeksi pertumbuhan industri ecommerce Indonesia diprediksi kian cemerlang. Menurut laporan yang dirilis oleh Google-Temasek yang bertajuk “e-Conomy SEA 2019”, nilai bisnis ecommerce Indonesia bakal melesat hingga mencapai 82 miliar dolar pada 2025 mendatang. Proyeksi positif tersebut tentu jadi peluang berkelanjutan bagi banyak entitas yang terlibat di dalamnya. Entah itu pebisnis besar, pelaku UMKM, hingga startup penyedia layanan pendukung.

Penting pula untuk diketahui bahwa, proyeksi besar tersebut turut dipicu oleh gerakan transformasi digital yang belakangan semakin dianggap krusial dan relevan dengan zaman. Untuk mencapai itu kini banyak solusi yang ditawarkan, salah satunya seperti yang ditawarkan oleh iSeller yang mengusung solusi ecommerce secara end-to-end bagi pebisnis untuk mampu ‘go-digital’ secara optimal, meski dengan upaya yang minimal.

Solusi yang dimaksud di atas sangat beragam. Dalam ekosistemnya, iSeller mencoba menawarkan 4 (empat) pilar layanan yang saling terkait. Mulai dari Omnichannel Commerce (fitur akses penjualan ke berbagai kanal melalui satu pintu), aktivasi dan pengelolaan payment gateway, fasilitas pengelolaan operasional berbasis online, hingga dukungan pemasaran.

Di pasar global, layanan iSeller sedikit mirip dengan apa yang diusung oleh Shopify maupun Square yang memiliki market cap miliaran dolar. Potensi yang dimiliki iSeller pun bisa jadi mirip. Sebab, meski terbilang belia, iSeller berhasil merengkuh milestone yang cukup mengesankan.

Di atas kertas, hingga kini iSeller berhasil mencetak pertumbuhan transaksi sebesar 300% secara year-on-year, dengan membukukan total kemitraan yang mencapai lebih dari 30 ribu outlet dan lebih dari 10 ribu merek, dengan tingkat retensi yang mencapai 90% sejak iSeller berdiri.

Tak heran, iSeller belakangan berencana untuk mengakselerasi pertumbuhan yang berkelanjutan. Selain terus mendorong pertumbuhan angka performa bisnis, iSeller juga menggandeng Bank Mandiri, yang juga merupakan salah satu investor iSeller, untuk memperluas cakupan layanan agar lebih merata dari sisi demografis konsumen, hingga jangkauan mitra atau pebisnis potensial. Selain itu, iSeller juga baru membuka fitur integrasi terbaru yang memungkinkan mitra untuk mengelola bisnisnya ke berbagai marketplace populer seperti; Tokopedia, Shopee, Lazada, hingga integrasi dengan layanan Grab Food.

Rencana “sustainability growth” yang dipasang iSeller dinilai bakal menjadi tantangan sekaligus potensi yang menarik. Dari kacamata mitra strategis, Eddy selaku CEO Mandiri Capital mengatakan, “Kekokohan platform omni-channel iSeller sangat selaras dengan visi, strategi, dan inovasi digital Mandiri dalam waktu dekat. Kami percaya bahwa kolaborasi strategis dengan ekosistem merchant kami dan grup bisnis Mandiri akan membantu iSeller mencapai pertumbuhan yang besar dan membuka jalan menuju profitabilitas,”.

Senada dengannya, Founding Partner Openspace Ventures, Shane Cesson mengutarakan, di balik situasi ketidakpastian akibat pandemi, iSeller justru memiliki potensi cerah dari inovasi layanan omni-channel yang menjadi ciri khasnya. “Peluang layanan omni-channel di Indonesia siap untuk bertumbuh pesat. Pandemi Covid-19 telah berhasil mempercepat pengadopsian pembayaran digital dan menyadarkan pula bahwa integrasi online bagi banyak mitra sangat penting,” tutur Shane.

Dalam keterangannya, ditargetkan pula rencana pertumbuhan berkelanjutan iSeller juga akan mengarah kepada beberapa rencana strategis yang lebih spesifik. Seperti halnya upaya fundraise iSeller yang dalam proses closing untuk Pre-Series B, dan juga rancangan kemitraan strategis dengan berbagai pihak.

“Kami berkomitmen untuk terus meluncurkan inovasi baru agar dapat semakin mempermudah pengusaha UKM Indonesia melakukan transformasi digital secara holistik. Mulai dari berjualan di toko fisik, online, media sosial dan kini marketplace seperti Tokopedia dan Shopee. Pengusaha dapat mengelola semua bisnis proses dengan cepat, mudah dan efisien dalam satu platform.”, Jimmy Petrus selaku CEO dan founder iSeller menjelaskan, “Dalam tiga sampai lima tahun kedepan, kami ingin menjadi merchant superapp di Indonesia dan Asia Pasifik,” tambah Jimmy.

 

Disclaimer: Advertorial ini didukung oleh iSeller