Bekerja Sama dengan Militer, Beberapa Pegawai Unity Ungkapkan Kekecewaan

Menyebut nama Unity kepada para gamer tentunya akan mengingatkan mereka kepada salah satu engine game yang telah digunakan oleh banyak game selama hampir 20 tahun. Game-game modern seperti Genshin Impact, Fall Guys, hingga Mobile Legends bahkan juga dibuat dengan Unity.

Di luar industri game, engine ini juga digunakan di beragam keperluan pengolahan grafis seperti film, arsitketur, otomotif, hingga keperluan militer. Untuk yang terakhir, meskipun perusahaan Unity sendiri dengan bangga menyebutkan bahwa mereka bekerja sama dengan militer, namun kabar terbaru ternyata menunjukkan bahwa beberapa pegawai Unity tidak menyukai kerja sama tersebut.

Laporan tersebut diungkap oleh Vice yang melakukan wawancara terhadap tiga narasumber yang berasal dari pegawai dan juga mantan pegawai dari Unity yang meminta disembunyikan identitasnya untuk masalah keamanan.

Menurut pengakuan dari para narasumber ini, proyek-proyek Unity yang bekerja sama dengan militer tersebut akan diberi kode nama “GovTech“. Unity sendiri mengumumkan proyek tersebut kepada publik pada bulan Maret 2021 lalu bahwa mereka mengembangkan teknologi di semua produk mereka untuk membantu pemerintah dalam beradaptasi dengan AI (artificial intelligence) dan machine learning.

Kerja sama antara kedua belah pihak itu menimbulkan kekhawatiran pada para pegawai terkait masalah etika yang muncul dari potensi persilangan antara proyek militer dan non-militer. Mereka mengambil contoh kecerdasan buatan atau AI yang awalnya dikembangkan untuk video game, dapat juga berakhir di dalam proyek militer tanpa mereka ketahui.

Salah satu sumber tersebut juga mengutarakan bahwa dirinya bergabung ke Unity karena percaya mereka memiliki tujuan untuk memberdayakan developer dan juga membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Lebih blak-blakan, sumber tersebut menyebut bahwa dirinya kini tersadar bahwa mencari keuntungan lewat perang merupakan cara tercepat untuk mencari keutungan secara universal di industri teknologi.

unity ipo
Image Credit: Unity

Setelah Vice mencoba menghubungi pihak Unity untuk meminta komentar, sang CEO John Ritccitiello disebutkan langsung mengeluarkan pernyataan internal kepada seluruh pegawai Unity bahwa kontrak mereka dengan militer sangat terbatas. Dan Unity tidak akan mendukung program kerja sama yang mereka tahu melanggar prinsip atau nilai-nilai perusahaan.

Namun ternyata pesan yang disampaikan kepada lebih dari 4.000 karyawan Unity tersebut malah menimbulkan reaksi negatif. Karena kenyataannya hanya segelintir karyawan yang mengetahui keterlibatan Unity dengan militer, sedangkan berkat pernyataan tersebut semua karyawan kini mengetahuinya.

Hal ini akhirnya membuat sang CEO berjanji akan membuat pertemuan terbuka untuk seluruh pegawai Unity yang akan diadakan hari Selasa waktu setempat untuk membahas bersama terkait topik kerja sama militer tersebut.

Dianggap Mengeksploitasi Para Kreatornya, Model Bisnis Roblox Dikritik

Roblox dikenal sebagai salah satu game yang disenangi sekaligus aman untuk dimainkan anak-anak di seluruh dunia. Dengan beragam mode gameplay menarik yang ditawarkan, Roblox mampu bertahan sejak 2006 dan terus berkembang hingga sekarang.

Diestimasi ada lebih dari 200 juta pemain setiap bulannya yang memainkan Roblox. Dengan basis pengguna inti yang mayoritas adalah anak-anak dengan umur antara 9 hingga 15 tahun.

Namun di balik popularitasnya, Roblox ternyata tengah mendapatkan perhatian banyak pihak terkait dengan bisnis model yang mereka usung. Para pemain Roblox memang bisa mendapatkan uang dengan membuat mode permainan di dalam game-nya.

Tetapi permasalahannya adalah pihak Roblox hanya memberikan sedikit uang kepada para kreator ini yang jauh lebih rendah dari standar industri untuk para pengembang video game.

Credit: Roblox

Para kreator Roblox tadi hanya mendapatkan bagian 24,5% dari total keuntungan yang didapat game-nya. Hal ini dirasa jauh lebih kecil dibandingkan dengan bagian yang diberikan oleh Steam dengan 70% ataupun Epic Game Store yang mencapai 88%.

Masalah tersebut diperburuk dengan masifnya jumlah kreator game di dalam Roblox. Game-game buatan para kreator ini harus berjuang keras untuk mendapatkan pemain dan bisa populer. Apalagi Roblox dengan sengaja membuat platform-nya memiliki fitur pencarian yang sangat terbatas, dengan hanya menampilkan kurang lebih 1.000 game di halaman depannya.

Para kreator yang game-nya tenggelam hanya mampu berharap agar apa yang mereka buat bisa populer secara organik. Namun Roblox juga menyediakan fitur berbayar agar game tersebut bisa ditampilkan di halaman depan.

Mata uang dalam game Roblox yang bernama Robux (image credit: Roblox)

Penerapan iklan bagi para kreator pun hanya memberikan kesempatan yang lebih baik. Sehingga dengan membayar pun, tidak ada jaminan bahwa game yang mereka iklankan tersebut pasti akan muncul di halaman depan dan mendapatkan banyak pemain.

Masalah yang terakhir adalah penerapan dari Robux, mata uang di dalam Roblox yang digunakan untuk semua transaksi di dalam game-nya. Meskipun terlihat seperti mata uang dalam game pada umumnya, namun Roblox memiliki praktek yang tidak biasa dalam penerapannya.

Robux dapat dibeli oleh para pemainnya menggunakan uang asli ataupun didapatkan dari menjual game dan konten-kontennya kepada pemain lainnya.

Namun proses pencairan dana dari dalam game-nya cukup aneh. Para kreator yang ingin mencairkan uangnya harus memiliki minimal 100.000 Robux yang berarti sekitar US$1.000 atau Rp14 juta. Namun karena sistem potongan yang diterapkan maka para kreator tersebut hanya menerima $350 atau Rp5 juta saja.

10 Game Indonesia Terbaik yang Wajib Dimainkan di 2021

Industri video game Indonesia memang menunjukkan perkembangan yang pesat beberapa tahun ke belakang. Dengan semakin banyak lahirnya pengembang-pengembang lokal dengan beragam potensi dan talentanya, semakin banyak juga game-game lokal dengan beragam tema dan keunikannya masing-masing.

Tidak hanya jumlahnya saja yang bertambah namun para pengembang ini juga terus meningkatkan kualitas dari game-game yang mereka buat sehingga mampu menarik perhatian pasar global.

Dan bertepatan dengan bulan kemerdekaan ini, kami telah merangkum 10 game buatan Indonesia terbaik di tahun 2021 ini yang bisa Anda jadikan pilihan untuk dimainkan.

Dreadout Series

Platform: PC

Siapa yang tidak mengenal game horor yang satu ini, game buatan pengembang asal Bandung Digital Happiness ini memang telah menorehkan banyak pencapaian dan juga mendapat pengakuan dari banyak gamer pecinta horor dari seluruh dunia.

Game ini juga telah memiliki sekuel dan juga spin-off. Kisah utama dari Dreadout ini mengikuti petualangan dari Linda yang diikuti oleh kejadian-kejadian mistis di lingkungan sekitarnya.

Escape From Naraka

Platform: PC, Nintendo Switch

Selanjutnya ada game yang baru dirilis tahun ini, yaitu Escape from Naraka. Game buatan pengembang asal Yogyakarta, Xelo Games ini sempat mencuri perhatian banyak gamer karena menjadi salah satu game lokal yang menyematkan fitur ray-tracing dalam game-nya.

Untuk gameplay, sesuai namanya pemain harus kabur dari neraka lewat mekanisme action-platformer yang cukup menantang. Kerennya Xelo Games memasukkan banyak unsur budaya Bali ke dalam game ini.

Ultra Space Battle Brawl

Platform: PC, Nintendo Switch

Siapa bilang pengembang game lokal tidak bisa membuat game yang kompetitif namun juga tetap menyenangkan. Buktinya pengembang asal Surabaya, Mojiken Studio berhasil menggabungkan banyak hal ke dalam Ultra Space Battle Brawl ini.

Mulai dari desain karakter, serangan, hingga ke background music yang dimainkan sangat bernuansa lokal. Game ini tentunya cocok untuk para pecinta game kompetitif.

Babol the Walking Box

Platform: PC, PlayStation 4, Nintendo Switch, Xbox Series X and Series S, PlayStation 5, Xbox One

Selain Escape From Naraka, ada game Indonesia lain yang juga baru saja dirilis tahun ini. Babol the Walking Box dibuat oleh pengembang asal Jakarta yaitu Gamecom Team.

Game ini akan cocok bagi mereka yang ingin merasakan nostalgia dari game-game action platformer ala Crash Bandicoot. Para pemain akan dihadapkan dengan berbagai level yang menuntut ketangkasan dan juga kelihaian untuk mengalahkan musuh tapi jangan sampai mati terkena ledakan bom.

Lokapala: Saga of the Six Realms

Platform: Android

Berbicara soal game mobile tentunya kita harus bicara genre Multiplayer Online Battle Arena alias MOBA dan salah satu pengembang lokal asal Jakarta yaitu Anantarupa Studios.

Game ini memang sempat ramai di awal kemunculannya karena mereka mengangkat tema lokal yang kuat mulai sejarah, budaya, hingga mitologi Indonesia. Lokapala juga terus mendapatkan update dan pengembangan supaya dapat terus bersaing dengan game MOBA lainnya.

Ghost Parade

Platform: PC, PlayStation 4, Nintendo Switch

Game bertema hantu tidaklah harus selalu menakutkan, mungkin itulah yang coba diraih oleh Lentera Studio asal Bandung ini.

Berseberangan dengan Dreadout yang menjadikan hantu-hantu lokal sebagai musuh yang menakutkan, para hantu di Ghost Parade tampil imut nan lucu dan bahkan akan membantu karakter utama dalam petualangannya menyelamatkan hutan. Gameplay-nya menggunakan mekanik platformer side-scrolling yang cukup simpel namun menantang.

Tahu Bulat 1-2

Platform: Android

Video game memang menjadi salah satu tempat untuk memasukkan kultur atau bahkan sekadar tren yang terjadi di lingkungan masyarakat. Seperti tren penjual tahu bulat yang booming beberapa tahun lalu yang kemudian diangkat jadi sebuah game tycoon/simulator yang menyenangkan oleh Own Games.

Saking larisnya game ini, ia memiliki sekuel yang memperluas aspek permainannya dengan beragam fitur dan konten tambahan namun masih tetap berpusat pada usaha berjualan tahu bulat.

Pamali: Indonesian Folklore Horror

Platform: PC

Sepertinya game horor memang jadi salah satu tema andalan sekaligus yang paling sukses dieksekusi oleh para pengembang game di Indonesia. Hebatnya mereka mampu memberikan pengalaman yang berbeda-beda.

Seperti game Pamali milik StoryTale Studios yang sesuai namanya berfokus pada pantangan atau larangan yang ada di kehidupan masyarakat Indonesia. Kerennya game ini memiliki 35 ending yang membuat game ini bisa dimainkan berulang kali untuk mendapatkan semua ending-nya.

Code Atma

Platform: Android

Bagi para pecinta game Idle RPG sekaligus visual novel, Agate Games dari Bandung memiliki game yang cocok untuk Anda, yaitu Code Atma. Game ini juga tidak lupa memasukkan supranatural lokal lewat karakter-karakter yang ada di dalamnya.

Namun tidak perlu khawatir karena game-nya sendiri bukanlah game horor, melainkan lebih condong ke RPG turn-based. Para pemain nantinya juga akan dihadapkan narasi dengan pilihan-pilihan layaknya visual novel yang membuat game ini tetap seru untuk terus dimainkan.

Rising Hell

Platform: PC, PlayStation 4, Xbox One, Nintendo Switch

Apabila Anda mengikuti gelaran Baparekraf Game Prime 2021 pada awal Agustus lalu tentu mengetahui keberadaan game yang satu ini. Game yang dikembangkan oleh pengembang asal Kediri, Tahoe Games Studio.

Game ini menceritakan sosok Arok yang terinspirasi dari Ken Arok, dalam petualangannya kabur dari neraka. Lewat permainan bergaya vertical platformer rogue-lite, para pemain akan disuguhi dengan beragam aksi cepat yang membutuhkan ketepatan untuk dapat berhasil menuju tingkat teratas neraka.

Saints Row akan Umumkan Game Baru pada Gamescom Mendatang

Kehadiran seri Saints Row memang selalu disandingkan dengan seri Grand Theft Auto. Dan meskipun belum pernah berhasil mengalahkan keberhasilan GTA, namun Saints Row tetap tumbuh menjadi game yang banyak diingat oleh para fans berkat keunikan yang diusung.

Dan bagi fans yang telah merindukan kehadiran game open-world dari Volition dan Deep Silver kelihatannya bisa bergembira karena kelihatannya game terbaru dari Saints Row kelihatannya akan segera diumumkan.

Hal tersebut didapati dari gambar yang diunggah di website resmi Saints Row dan juga lewat cuitan Twitter dari host terkenal Geoff Keighley yang menunjukkan dinding bata yang ditutupi dengan graffiti bertuliskan “Rebooting” lengkap dengan logo ‘Fleur-de-lis’ dan beragam elemen-elemen grafis lainnya.

Meskipun mengusung tagline “Rebooting” namun akun Twitter Saints Row memastikan bahwa game terbaru mereka ini bukanlah remaster ataupun remake dari seri-seri lamanya. Walaupun memang reboot untuk seri game-nya. Hal ini memang layak untuk dilakukan karena seri ini telah mengalami pergeseran tema yang cukup signifikan pada instalasi terakhirnya yaitu Saints Row IV yang dirilis 2013 lalu.

Apalagi banyak fans yang telah kehilangan harapan ketika Deep Silver beralih dari Saints Row dengan merilis Agent of Mayhem pada 2017. Game ini mengambil elemen fiksi dan humor yang ada pada Saints Row IV dan mendorongnya lebih jauh. Namun hal tersebut ternyata tidak disukai oleh para fans yang malah menganggap game ini tidak serius.

Maka keputusan untuk me-reboot seri Saints Row ini merupakan hal yang cukup lumrah karena melanjutkan seri-seri sebelumnya sudah tidak memungkinkan dan akan membuat serinya semakin rumit dan tidak jelas.

Sayangnya tidak ada informasi ataupun bocoran apapun mengenai game Saints Row Reboot ini selain bahwa game ini akan muncul perdana pada acara Opening Night Live dari gelaran Gamescom pada 25 Agustus 2021 mendatang. Semoga saja Saints Row bisa kembali ke akarnya menjadi sebuah game open world dengan sisi konyol dan hiperbolisnya.

WWE 2K22 Akhirnya Umumkan Trailer Perdana dan Tanggal Rilisnya

Di bawah bendera 2K Games, game official dari WWE memang menjadi game tahunan layaknya game olahraga seperti NBA atau FIFA. Sayangnya, sistem rilis tahunan ini ternyata membuat kualitas game WWE 2K semakin menurun. Puncak terendahnya ada pada WWE 2K20 yang mendapat reaksi negatif karena banyaknya bug dan glitch di dalam game-nya.

Untungnya, 2K Games dan WWE mau belajar dari kesalahan tersebut dan mengambil waktu lebih dengan melewatkan WWE 2K21 tahun lalu. Mereka langsung menuju ke WWE 2K22 yang diumumkan pada awal tahun 2021 lalu.

Bila pada pengumuman awalnya WWE hanya menampilkan teaser yang menampilkan secuil gambaran saja tentang WWE 2K22, maka di trailer perdana ini akhirnya para fans bisa melihat lebih banyak. WWE 2K22 diklaim oleh 2K Games akan memiliki engine yang didesain ulang, grafis yang menakjubkan, dan memiliki kontrol yang baru ini.

https://www.youtube.com/watch?v=tgO0XKUpwf4

Dalam trailer singkat tersebut 2K Games akhirnya memperlihatkan lebih banyak superstar WWE dengan penampilan barunya. Sama seperti pada teaser-nya, pegulat bertopeng Rey Mysterio masih menjadi sorotan utama.

Namun kini beberapa pegulat lain juga muncul seperti Sheamus, Richocet, Roman Reigns, Bailey, Finn Balor, The Miz, dll. Dalam trailer tersebut juga ditampilkan pegulat legendaris WWE seperti Goldberg dan juga Kane yang tampil lengkap dengan topeng ikoniknya.

Sayangnya semua pegulat ini hanya ditampilkan beberapa detik saja secara bergantian sehingga cukup sulit untuk mengamati apakah animasi gerakan dari para pegulat ini kini lebih realistis atau tidak.

Tetapi untuk masalah grafis, kelihatannya 2K Games berhasil menepati janjinya karena wajah para pegulat tersebut kini tampil lebih mendetail dan mendekati penampilannya di dunia nyata. Hal ini terlihat pada screenshot dari pegulat Edge yang diunggah oleh akun Twitter dari WWE 2K22.

2K Games memang dilaporkan telah membangun ulang engine yang digunakan untuk membuat WWE 2K22. Bagian kontrol pun dikabarkan akan lebih bersih dari seri-seri sebelumnya. Meskipun sayangnya tidak dijelaskan lebih detail bagaimana kontrol yang ‘lebih bersih’ ini nantinya.

WWE 2K22 akan melewatkan tahun ini dan diumumkan untuk dirilis pada bulan Maret 2022 mendatang. Sayangnya 2K Games masih belum mengumumkan platform apa saja yang akan dituju oleh game-nya.

Rocket League Dikabarkan Akan Beralih Gunakan Unreal Engine 5

Posisi Rocket League yang kini menjadi game free-to-play di bawah bendera Epic Games pasca akusisi pengembangnya, Psyonix pada 2019, memang mengubah masa depan dari game-nya.

Game yang menggabungkan sepak bola dan mobil bertenaga roket ini memang sudah cukup berumur saat ini. Rocket League sendiri dirilis pada 2015 lalu yang berarti sudah berumur lebih dari 5 tahun sekarang. Namun karena model bisnis dari game ini yang kini diubah menjadi “game as service”, maka menghadirkan sekuel untuk Rocket League kelihatannya bukanlah rencana yang dipikirkan oleh Epic Games.

Dengan popularitas game-nya yang masih tinggi, Epic Games sepertinya lebih memilih untuk meningkatkan engine yang digunakan di dalam game-nya. Rocket League awalnya dibangun menggunakan Unreal Engine 3 dan kemungkinan besar game ini nantinya akan beralih ke engine terbaru Epic yaitu Unreal Engine 5.

Informasi ini mengemuka di forum Reddit setelah salah satu penggunanya bernama ryangoldfiish5 menemukan bahwa Psyonix tengah mencari anggota baru untuk membantu projek masa depan mereka seperti Rocket League: Sideswipe di mobile dan juga Rocket League yang pindah ke UE5 (Unreal Engine 5).

Sayangnya, kini kata-kata yang berhubungan dengan ‘Unreal Engine 5’ sudah dihapus dari lowongan pekerjaan tersebut. Namun Senior Community Manager dari Rocket League, Devin Connors menjelaskan bahwa pemindahan engine game ini merupakan projek jangka panjang dan sudah mulai berlangsung.

Screenshot: Reddit

“Meningkatkan teknologi di balik Rocket League, termasuk perpindahan ke UE5 memang sedang dikerjakan. Hal ini adalah projek jangka panjang bagi kami dan kami akan membagikan lebih banyak detail ketika kami siap untuk menunjukkan kepada para pemain apa yang akan datang berikutnya,” tulis Connors

Pengumuman tidak resmi ini ternyata disambut gembira oleh para fans. Apalagi para fans memang cukup antusias untuk menyambut musim keempat terbaru dari Rocket League yang baru saja diumumkan beberapa minggu lalu.

Meski begitu, Psyonix tentu masih memerlukan waktu untuk membawa game-nya ke dalam Unreal Engine 5 sebelum nantinya dapat dimainkan. Namun implementasi Unreal Engine 5 memang menjanjikan berbagai peningkatan terutama untuk masalah grafis yang akan memanjakan mata para pemainnya nanti.

Nama Activision Absen dari Semua Promosi Call of Duty: Vanguard

Call of Duty baru saja mengumumkan seri terbarunya yang berjudul Vanguard. Banyak hal mengejutkan yang terjadi pada perkenalan game terbaru dari seri shooter paling populer ini. Pertama adalah latar waktu dari Vanguard yang kembali ke perang dunia.

Kemudian yang cukup tidak biasa adalah pengumuman Call of Duty: Vanguard yang bisa dibilang biasa saja dan kurang istimewa. Kelihatannya hal tersebut ada kaitannya dengan apa yang tengah terjadi di belakang Activision Blizzard.

Bagi Anda yang belum mengetahuinya, Activision Blizzard masih berurusan dengan masalah internal yang menyangkut gugatan pelecehan seksual dan deskriminasi yang dilakukan oleh para petinggi Activision Blizzard.

Sang pengembang dari Call of Duty Vanguard, Sledgehammer Games bahkan membahas masalah tersebut secara singkat saat virtual preview-nya. Dikutip dari Eurogamer yang mengikuti sesi preview tersebut bahwa mereka mengecam pelecehan dalam bentuk apapun karena bertentangan dengan apa yang studio mereka perjuangkan.

Kepala studio Sledgehammer Games, Aaron Halon juga mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan komentar tentang kasus gugatan tersebut. Namun ia dan timnya berkomitmen untuk memastikan bahwa semua anggota tim tetap aman, diterima, dan dihormati.

Hal ini pun akhirnya berbuntut dengan absennya segala bentuk logo ataupun nama Activision dari segala materi marketing dari COD Vanguard. Padahal Activision adalah penerbit dari seri Call of Duty sekaligus induk perusahaan dari Sledgehammer Studio.

Ketidakhadiran logo Activision yang biasanya selalu muncul di poster, video, dan berbagai hal marketing pertama kali disadari oleh pengguna Twitter Neoxon619 di trailer terbaru dari Call of Duty: Vanguard. Namun lebih jauh, Neoxon juga tidak menemukan logo Activision di halaman website game-nya di Battle.net.

Padahal biasanya logo Actvision selalu disematkan di atas judul game-game Call of Duty seperti pada Modern Warfare, Black Ops: Cold War, dan Black Ops 4. Para fans pun mulai berspekulasi tentang alasan dari Activision yang menghilangkan logonya dari semua materi marketing COD Vanguard.

Para fans pun mulai mengejek postingan-postingan mengenai Call of Duty: Vanguard di media sosial dengan menyebut bahwa Activision adalah penakut dengan seakan menjauhkan diri dari keterlibatan mereka di game-game yang mereka terbitkan.

Kartu Grafis Gaming Pertama Intel, Intel Arc, Akan Tiba Awal Tahun 2022

Kabar bahwa Intel akan segera meramaikan industri kartu grafis memang sudah terdengar sejak tahun lalu. Namun, setelah sekian lama, Intel baru mengumumkan secara resmi brand dari kartu grafis yang akan bersaing dengan NVIDIA Geforce dan AMD Radeon, yaitu Intel Arc.

Brand Intel Arc ini nantinya akan menaungi berbagai hal mulai dari hardware, software, dan juga layanan lainnya. Brand ini ke depannya juga akan terus berkembang ke beberapa generasi dari hardware-nya.

Generasi pertama dari kartu grafis ini akan memiliki kode nama Alchemist (yang sebelumnya dikenal dengan DG2). Intel juga telah mengumumkan beberapa nama generasi selanjutnya dari Arc setelah Alchemist ini yaitu Battlemage, Celestial, dan Druid. Kelihatannya Intel sangat terinspirasi dari nama-nama kelas yang ada di dalam RPG.

Kartu grafis pertama Alchemist ini akan menggunakan micro arsitektur Xe HPG (High Performance Gaming) yang dirumorkan akan memiliki performa yang dapat menyaingi RTX 3070. Ia juga akan mendukung ray-tracing berbasis hardware dan juga teknik super-sampling yang dilakukan oleh kecerdasan buatan atau A.I. Dan kartu grafis ini akan mendukung penuh teknologi DirectX 12 Ultimate.

Dari apa yang diperlihatkan, teknologi peningkatan resolusi yang diusung Intel sepertinya mampu untuk berkompetisi dengan DLSS milik NVIDIA dan juga FidelityFX milik AMD. Intel juga menunjukkan beberapa tes performa dalam menjalankan beberapa game seperti Days Gone, Forza Horizon 4, Metro Exodus, dan bahkan Crysis Remastered.

Sayangnya cuplikan game-game tersebut tidak dilengkapi dengan bagaimana pengaturan grafis yang digunakan. Begitu juga dengan performa FPS yang dapat diraih oleh setiap game. Namun mengingat cuplikan tersebut menggunakan versi pre-produksinya dan Intel juga masih memiliki waktu hingga tahun depan, kemungkinan besar Intel akan memperlihatkan lebih banyak tentang performanya beberapa bulan ke depan.

Intel juga belum mengumumkan berapa harga dan juga ketersediaan dari kartu grafis Arc ini nantinya. Satu hal yang pasti adalah Intel sepertinya tidak tergesa-gesa untuk memanfaatkan momen kelangkaan kartu grafis saat ini untuk mengisi permintaan pasar.

Setelah Rick and Morty, Fortnite akan Kedatangan Skin Will Smith

Game battle royale milik Epic Games, Fortnite memang cukup gila-gilaan saat mereka memasuki musim ketujuhnya bulan Juni lalu. Dengan tema serangan alien ke dalam dunia Fortnite, Epic juga menyertakan berbagai macam hal mulai dari mode game baru, kosmetik baru, skin baru, dan berbagai karakter baru yang menarik.

Dari semua hal yang masuk ke dalam update besar tersebut, yang paling mencuri perhatian yaitu kehadiran skin karakter Superman dan juga Rick Sanchez dari serial kartun Rick and Morty. Apalagi Rick memang menjadi karakter yang memang telah lama diinginkan kehadirannya oleh fans.

Meskipun begitu, para fans ternyata masih belum puas karena sang ponakan yang selalu menemani Rick berpetualang, Morty tidak ikut masuk ke dalam battle pass yang diumumkan. Namun kekhawatiran para fans kelihatannya akan segera berakhir, berkat data miner HYPEX yang menemukan skin Morty di dalam file game-nya.

Skin untuk Morty ini bisa dibilang cukup unik karena ia tampil dengan menggunakan sebuah exosuit. Ya, dalam Fortnite, hal tersebut harus dilakukan untuk menyesuaikan hitbox yang dibutuhkan karena karakter Morty yang asli akan terlalu kecil dan akan membuat karakter tersebut lebih sulit ditembak.

Bila skin Morty ini masih kurang menarik, maka para pemain mungkin akan tertarik dengan skin berikutnya yang didapatkan oleh HYPEX dan NotOfficer yaitu skin dari aktor terkenal Will Smith. Khususnya Will Smith yang tampil sebagai karakter di Bad Boys yaitu Mike Lowrey.

HYPEX bahkan mengatakan bahwa ada kemungkinan skin Bad Boys ini bukanlah satu-satunya skin yang akan didapatkan oleh Will Smith. Dikatakan juga akan ada skin karakter Agent J dari film Men in Black yang tidak ikut ditampilkan dalam bocorannya.

Sayangnya, meskipun skin-skin di atas terlihat sangat menarik. Terutama bagi mereka yang menyukai Rick and Morty maupun Will Smith, belum ada kepastian kapan Epic akan merilis skin-skin di atas. Apalagi bila melihat ke belakang, Epic dapat sewaktu-waktu berubah pikiran untuk merilis skin-skin yang telah mereka buat meskipun sudah bocor sekalipun.

Yang bisa Anda lakukan sekarang hanyalah berharap agar Epic segera memberikan pengumuman resmi terhadap skin-skin di atas.

Pendapatan Global PUBG Mobile Akhirnya Kalahkan Honor of Kings

Pasar game mobile menjadi irisan paling besar dari industri video game untuk saat ini. Dengan jumlah pemain yang terus bertambah, pendapatan yang didapat dari konsumen game mobile juga terus meningkat.

Sebelumnya kami juga telah membahas bahwa gamer mobile 50% lebih konsumtif ketimbang gamer dari platform lain. Dan kini, data terbaru menunjukkan bahwa game-game mobile favorit para gamer mendapat peningkatan pendapatan yang signifikan untuk tahun ini.

Data yang dikumpulkan oleh Sensor Tower tersebut menunjukkan bahwa 2 game mobile dengan pendapatan terbesar pada bulan Juli lalu adalah game-game milik Tencent yaitu Honor of Kings (AOV di Indonesia) dan juga PUBG Mobile.

Image credit: Sensor Tower

Dua game ini memang telah menjadi yang teratas untuk waktu yang cukup lama. Namun bulan lalu merupakan momen bagi PUBGM yang akhirnya dapat mengalahkan Honor of Kings yang telah menduduki peringat teratas selama kurang lebih 4 bulan.

Para pemain PUBGM ini tercatat telah mendatangkan keuntungan hingga $299 juta atau sekitar Rp4,3 triliun hanya dalam waktu satu bulan. Angka menakjubkan tersebut juga menunjukkan peningkatan sebesar 26,7% dari pendapatan PUBGM tahun lalu di periode yang sama.

Sedangkan Honor of Kings yang kini harus berada di posisi kedua berhasil meraup keuntungan hingga $231,2 juta atau sekitar Rp3,3 triliun. Turun sekitar $40 juta dari bulan sebelumnya. Penurunan ini dipercaya terjadi karena adanya peraturan pembatasan waktu bermain yang baru diterapkan oleh Tencent di Tiongkok.

Image credit: Tencent

Peraturan tersebut merupakan tindak lanjut yang diambil oleh Tencent pasca pemberitaan negatif dari media lokal Tiongkok yang menyebut game sebagai  “narkoba elektronik” dan “candu spiritual“. Pemberitaan tersebut bahkan sempat membuat saham Tencent terjun bebas.

Setelah PUBGM dan Honor of Kings, game-game selanjutnya yang mendapatkan pendapatan tertinggi adalah Genshin Impact milik MiHoyo, Pokemon GO milik Niantic, dan Roblox yang masih mampu bertahan masuk ke 5 besar.

Untuk pembagian pasarnya, Amerika Serikat ternyata menjadi negara dengan pendapatan tertinggi dengan presentase sebesar 29%. Diikuti dengan Jepang di posisi kedua dengan 19,8%. Sedangkan Tiongkok berada di posisi ketiga dengan 17,4%. Dengan catatan bahwa Google Play tidak tersedia di Tiongkok.