Detail Hero Wiro Sableng, Karakter Lokal Pertama di Arena of Valor

Bila game MOBA Mobile Legends: Bang Bang punya hero Gatotkaca, Arena of Valor (AoV) juga akan menghadirkan hero lokal dari Indonesia yaitu Wiro Sableng. Masih ingat dong dengan Wiro Sableng?

Ya, seorang pendekar dengan senjata kapak maut Naga Geni 212 – pembela kebenaran dan pembasmi kejahatan. Dengan sikap yang lucu, tingkahnya aneh, dia slengean tapi cinta damai. Jadi, kapan tiba di dalam game AoV?

Wiro Sableng siap membasmi hero-hero jahat di Arena Antaris pada bulan Agustus mendatang. Hero ini bisa diperoleh secara ‘gratis’ dalam tanda kutip, di mana Anda harus mengikuti event di dalam game AOV nanti.

detail-hero-wiro-sableng-arena-of-valor

Ini adalah desain awal dari hero Wiro Sableng, karakter di film dan di game tentu bakal berbeda ya. Kalau di film harus terlihat realistis, tapi di game harus tampil fantastis. Misalnya, ukuran kapak maut Naga Geni 212 yang lebih besar dan juga bakal memiliki armor.

Wiro Sableng sebagai hero AoV lokal pertama, apakah ada hero dari Indonesia – misalnya Angling Dharma, Malampir, Raden Kian Santang, mungkin Panji Milenium dan juga Saras 008? Jawabannya mungkin-mungkin saja, tapi memang butuh komitmen dalam mengembangkan hero lokal dan alasan yang kuat kenapa kita harus membawa ke dalam game.

Pembuatan Hero Wiro Sableng

detail-hero-wiro-sableng-arena-of-valor

Garena AoV Indonesia bekerja sama dengan Lifelike Pictures – pembuat film Wiro Sableng 212 yang akan tayang di seluruh bioskop Tanah Air mulai tanggal 30 Agustus. Film ini spesial jangan sampai tidak nonton, karena Lifelike Pictures bekerja sama dengan 20th Century Fox.

Selain itu, hadirnya hero Wiro Sableng di AOV juga berkat dukungan dari Caravan Studio, Tencent Timi Studio, Garena Indonesia dan pihak-pihak lainnya – proses pembuatan hero ini telah memakan waktu kurang lebih enam bulan. Vino G Bastian, pemeran utama dari film Wiro Sableng 212, juga ikut berpartisipasi dalam pembuatan hero Wiro Sableng.

detail-hero-wiro-sableng-arena-of-valor

Karakter Wiro Sableng sendiri adalah tokoh fiksi dari serial novel karya Bastian Tito. Serial ini telah diadaptasi dalam sinetron Indonesia dari tahun 1994 hingga 2002 dan juga diangkat menjadi film pada tahun 1988 dan 1989.

Bicara soal Wiro Sableng sudah, lalu bagaimana kabar tim Indonesia yang sedang mengikuti gelaran AoV World Cup 2018 di Los Angeles, Amerika Serikat?

Tim AoV Indonesia dan Rencana Garena AoV Indonesia

detail-hero-wiro-sableng-arena-of-valor

AoV World Cup (AWC) 2018 sendiri diikuti oleh 12 tim terbaik AoV yang berasal dari 9 negara, termasuk Indonesia, Taiwan, Taiwan Wildcard, China, Thailand, Thailand Wildcard, Vietnam, Filipina, Korea Selatan, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Mereka akan bertarung memperebutkan gelar juara dunia AoV dan hadiah uang tunai dengan total sebesar US$550.000 atau sekitar Rp7,5 miliar. Sayangnya, pada gelaran tersebut tim Indonesia menelan kekalahan.

Melihat kekalahan tim Indonesia di AWC 2018, ada dua hal yang ingin Garena AoV Indonesia lakukan.

“Pertama kita ingin mengundang pakar dari negara-negara lain, terutama dari Korea – karena di sana eSport sudah sangat maju untuk sharing dari segi taktik dan juga strateginya.” Ujar Hans Saleh selaku Product Manager AoV Indonesia.

“Kedua, kita ingin mengundang tim-tim dari negara lain untuk latih tanding dengan tim-tim Indonesia,” tambahnya.

Final AWC 2018 akan berlangsung pada tanggal 29 Juli 2018 dan jangan lupa untuk login tersebut karena ada event-event spesial dan ada skin lokal gratis Xenial Garuda.

detail-hero-wiro-sableng-arena-of-valor

Untuk diketahui, Arena of Valor adalah satu-satunya game mobile yang terpilih sebagai olahraga demonstrasi resmi untuk Asian Games 2018.

Ada delapan tim yang akan bertanding yaitu Chinese Tipe, China Hongkong, China, India, Laos, Thailand, Vietnam, dan tentu saja Indonesia.

[Review] Xiaomi Redmi Note 5: Kemampuan Kamera Jadi Tumpuan

Yang sudah-sudah, Xiaomi seri Redmi selalu mengandalkan chipset powerful dengan harga yang ‘ramah’. Saya merasa lega ketika Xiaomi merilis Redmi Note 5. Sebab, tak hanya tiba dengan chipset Snapdragon 636 yang kencang. Tapi, juga membawa kemampuan kamera yang sekelas atau mendekati smartphone flagship.

Meski begitu saya harus terus terang, dikisaran harga dua sampai tiga jutaan – Redmi Note 5 bukan satu-satunya pilihan smartphone terbaik di kelasnya. Kenapa? Mari kita mulai saja, inilah review Xiaomi Redmi Note 5.

Unboxing Xiaomi Redmi Note 5

review-xiaomi-redmi-note-5

Seperti biasa, kemasan smartphone Xiaomi memiliki desain kotak dan ukuran yang minimalis dalam balutan warna orange. Unit yang saya review berwarna hitam, varian RAM 4GB, dan storage 64GB. Isi paket penjualan perangkat ini meliputi:

  • Unit Xiaomi Redmi Note 5
  • Adapter charger 2A
  • Kabel data microUSB
  • Softcase transparan
  • SIM ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain Agak Kaku

review-xiaomi-redmi-note-5-1

Tahun 2018 kita sudah banyak sekali disuguhi smartphone dengan desain layar penuh, demikian juga Redmi Note 5. Layar dalam rasio 18:9 ini telah menjadi fitur standar smartphone saat ini, bukan lagi hal yang spesial.

Hadir dalam dimensi 158.6×75.4×8.1 mm dan bobot 181 gram, ukuran Redmi Note 5 memang terbilang bongsor dan panjang. Rupanya, bezel samping layarnya kurang tipis, bagian dahi dan dagu juga lumayan lebar.

Terus desainnya juga kelihatannya kaku dan itu-itu saja (garis miring ngebosenin). Khas smartphone Redmi masih menempel dengan dua garis antena berwarna silver di punggungnya.

Tapi kalau soal build quality sih sudah mantap banget, kerangka dan punggungnya bermaterial logam. Ada sedikit campuran bahan plastik di bagian bawah dan atasnya, mungkin untuk antena biar tak menggangu penerimaan sinyal.

review-xiaomi-redmi-note-5-3

Sekarang mari bahas atribut yang menempel pada Redmi Note 5. Pada bagian muka, terpampang layar 5,99 inci yang sudah berlapis kaca 2.5D Corning Gorilla Glass – tapi tak disebutkan versinya.

Bagian dagu, terdapat kamera depan 13-megapixel lengkap dengan LED flash untuk selfie. Ada pula LED untuk notifikasi, serta sensor biasa lainnya, dan earpiece.

Berbalik ke belakang, bisa kita temui fingerprint sensor, serta kamera ganda dan LED flash dalam posisi vertikal yang menonjol keluar. Sebaiknya, gunakan softcase bawaan untuk melindungi dari gesekan.

Beralih ke sekelilingnya, tombol volume dan power berada di sisi kanan. Lalu, SIM tray di sisi kiri – sayangnya bentuknya hybrid.

review-xiaomi-redmi-note-5-4

Jadi, dengan berat hati Anda harus memilih apakah ingin menggunakan fungsi dual SIM (micro SIM + nano SIM) atau mengorbankan satu slot untuk menambah penyimpanan (mircoSD + nano SIM).

Kemudian, di sisi atas ada infrared sensor untuk aplikasi remote control Mi Remote dan lubang mic. Serta, di sis bawah ada jack audio 3,5mm, lubang mic, port microUSB, dan loudspeaker.

Layar 5,99 Inci Full HD+

review-xiaomi-redmi-note-5-10

Selain penggunaan aspek rasio baru 18:9, kualitas layar Redmi Note 5 tak mengalami peningkatan. Masih menggunakan jenis layar IPS dan disokong resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel) dengan tingkat kerapatan 403 ppi dan membulat di sudut-sudutnya.

Tapi ya, kualitas layar 5,99 inci pada Redmi Note 5 sudah berada di standar yang bagus. Sesuai harganya, karena kalau misal pakai layar AMOLED maka harganya tak akan seperti sekarang.

review-xiaomi-redmi-note-5-11

Kalau tak suka dengan karakter warna yang ditampilkan secara default, tersedia pengaturan untuk menyesuaikan suhu warna dan tingkat kontras. Ada pula, reading mode yang sebaiknya Anda atur schedule-nya – misalnya dari mulai jam 8 malam sampai jam 8 pagi untuk menjaga kesehatan mata.

MIUI 9 dan Android Oreo

review-xiaomi-redmi-note-5-12

Redmi Note 5 berjalan di atas OS Android 8.0 Oreo dengan antarmuka MIUI 9.5 versi global dan stable. Antarmukanya memang terasa lebih ringan, membuka aplikasi dan berpindah aplikasi juga terasa gesit.

Dari segi tampilan dari dulu MIUI sebenarnya begitu-begitu saja dengan antarmuka satu lapis. Tapi di versi terbaru MIUI 9, ikon dan animasinya terlihat lebih segar, serta punya lebih banyak fitur yang tersembunyi di menu pengaturan.

Yang paling saya suka ialah fitur ‘full screen gestures‘. Akhirnya, bisa melenyapkan tombol navigasi virtual back, home, dan recent app di layar. Lalu, beralih menggunakan gesture untuk mengoperasikan smartphone.

Ada empat gesture sederhana untuk mengontrol Redmi Note 5, yaitu usap dari bawah ke atas untuk ke homescreen dan usap dari bawah ke atas dan tahan untuk membuka recent app.

Kemudian, usap dari tepi kanan atau kiri ke dalam layar untuk fungsi back. Satu lagi, usap dari tepi kanan atau kiri pada bagian atas ke dalam layar untuk membuka menu saat membuka aplikasi tertentu.

Fitur face unlock untuk membuka gembok layar smartphone dengan wajah juga tersedia. Keren sih, tapi ada peringatan kalau fitur ini kurang aman – lebih baik pakai pemindai sidik jari saja.

Dual Camera dengan AI

review-xiaomi-redmi-note-5-20

Kalau cuma mengandalkan chipset yang kencang dengan harga terjangkau, kompetitor juga punya. Bagaimana kalau ditambah kemampuan kamera yang cakap? Kayaknya sih belum banyak dan yang pasti Redmi Note 5 salah satunya.

Kemampuan kamera menjadi fitur andalan Redmi Note 5, Xiaomi menggunakan sensor gambar besutan Samsung. Sensor utama beresolusi 12-megapixel, dengan ukuran pixel 1.4 um, aperture f/1.9, dan dilengkapi teknologi autofocus dual pixel PDAF.

Sementara sensor kedua beresolusi 5-megapixel dengan ukuran pixel 1.12 μm dan aperture f/2.0. Sedangkan, kamera depannya 13-megapixel dengan pixel ukuran 1.12µm dan aperture f/2.0.

review-xiaomi-redmi-note-5-24

Dari spesifikasinya saja sudah terlihat keseriusan Xiaomi, sistem kameranya juga dibantu teknologi kecerdasan buatan (AI). Bagaimana dengan kualitas hasil foto dan videonya?

Kalau Anda pikir kualitas foto seri Redmi dan Redmi Note sebelumnya sudah bagus, maka Redmi Note 5 bisa diketegorikan spesial – salah satu yang terbaik di kelasnya. Kamera depan juga lumayan bagus, buat selfie muka kita jelas. Berkat fitur stabilisasi elektronik (EIS), hasil perekaman videonya juga stabil dan mulus banget.

Sayangnya, mode manual di Redmi Note 5 terbatas untuk mengatur white balance dan ISO saja (100-3.200). Hasil fotonya juga tidak bisa disimpan dalam format RAW dan belum mendukung perekaman video 4K.

Berikut beberapa tangkapan Xiaomi Redmi Note 5:

Hardware dan Performa

review-xiaomi-redmi-note-5-34

Redmi Note 5 dipersenjatai mobile platform Qualcomm Snapdragon 636. Berikut susunan hardware Redmi Note 5:

  • Sytem-on-chip Qualcomm SDM636 Snapdragon 636
  • CPU Octa-core 1.8 GHz Kryo 260
  • GPU Adreno 509
  • RAM 3GB/4GB
  • ROM 32GB/64GB
  • Baterai Li-Po 4.000 mAh

Di Antutu, Redmi Note 5 mencetak skor tertinggi 116.908 poin dalam tiga kali ujian, di PCMark Work 2.0 meraih 5.763 poin, di 3DMark Sling Shot mendapatkan 1.454 poin, serta di GeekBench 4 single-core 1.343 poin dan multi-core 4.906 poin.

Performa yang ditawarkan dalam membuka dan berpindah aplikasi sangat gesit, tak perlu diragukan lagi. Tapi, bagaimana untuk aktivitas gaming dan sudah bisa bermain PUBG Mobile grafis HD belum?

review-xiaomi-redmi-note-5-37

Kalau PUBG Mobile adalah game favorit Anda, mungkin Anda akan kecewa mendengar ini. Redmi Note 5 belum mendukung kualitas grafis HD, mentok di balance dan frame rate medium.

Padahal Asus Zenfone Max Pro M1 dengan chipset yang sama mendukung grafis HD. Kalau Anda tidak bermain game PUBG Mobile – bisa mengabaikan kelemahan ini.

Verdict

review-xiaomi-redmi-note-5-38

Meningkatkan kemampuan kamera adalah langkah yang tepat, membuat Redmi Note 5 mampu bertahan dari gempuran kompetitor. Kalau menyukai fotografi dan kerap menggunakan fitur kamera, Redmi Note 5 mungkin cocok buat Anda.

Tapi, kalau tujuan utamanya buat gaming – Redmi Note 5 punya lawan berat yakni Asus Zenfone Max Pro M1. Dengan chipset Snapdragon 636 yang sama – harganya lebih terjangkau dan punya kapasitas baterai lebih besar, berikan perbandingannya.

  • Asus Zenfone Max Pro M1 3GB/32GB Rp2,3 juta
  • Xiaomi Redmi Note 5 3GB/32GB Rp2,6 juta
  • Asus Zenfone Max Pro M1 4GB/64GB Rp2,8 juta
  • Xiaomi Redmi Note 5 4GB/64GB Rp3,1 juta

Belum lagi gempuran Honor 9 Lite, bertenaga chipset Kirin 659 (3GB/32GB) dengan harga Rp2,5 juta. Dari faktor harga, Xiaomi juga sudah tak bisa lebih murah ya – malahan belum lama ini mereka menaikkan harga jual Redmi 5A dan Redmi Note 5 sebesar Rp100 ribu.

Jadi intinya, Redmi Note 5 tetap recommended, berkat kemampuan fotografinya yang bisa diandalkan. Cuma itu tadi, Xiaomi sudah tak bisa bergerak bebas kaya dulu – karena banyak smartphone harga miring dengan spesifikasi tinggi selain Xiaomi.

Sparks

  • Snapdragon 636 + MIUI 9 = Performa gesit
  • Sensor gambar Samsung dan AI, kemampuan kameranya bisa diandalkan
  • Fitur EIS membuat video stabil dan mulus
  • Build quality body mantap

Slacks

  • Desain terasa kaku
  • Perekam video belum 4K
  • Mode kamera manual terbatas WB dan ISO, belum dukung format RAW
  • PUBG Mobile Belum Sampai Grafis HD

 

Benchmark Kirin 710 di Huawei Nova 3i Terkuak, Bisakah Kalahkan Snapdragon 710?

Seperti yang Anda ketahui, Huawei membuat SoC (System on Chip) sendiri yang disebut Kirin dan diproduksi oleh anak perusahaannya yakni HiSilicon. Nah baru-baru ini Huawei telah memperkenalkan chipset Kirin 710 sebagai penantang Snapdragon 710.

Smartphone pertama dengan Kirin 710 ialah Huawei Nova 3i. Sedangkan, ponsel pintar dengan Snapdragon 710 ada Xiaomi Mi 8 SE dan Vivo Nex A.

huawei-nova-3i-1

SoC Kirin 710 ini menggunakan proses pabrikasi 12 nm. Terdiri dari empat inti Cortex A-73 dengan kecepatan 2,2GHz dan empat inti Cortex A53 dengan kecepatan 1,7GHz, serta GPU Mali-G51 MP4.

Sebagai pembanding, Snapdragon 710 menggunakan pabrikasi 10nm. CPU Kryo 360 ini terdiri dari dua inti gold custom Cortex-A75 dengan kecepatan 2.2GHz dan enam inti silver custom Cortex-A55 dengan kecepatan 1.7GHz, serta GPU Adreno 616.

hisilicon-kirin-710

Jadi, siapa yang lebih unggul – apakah Kirin 710 atau Snapdragon 710? Jawabannya bisa kita lihat dari hasil benchmark Huawei Nova 3i dan Xiaomi Mi 8 SE di aplikasi GeekBench 4,2.

benchmark-kirin-710-pada-huawei-nova-3i-2

Hasil ujicoba single-core Huawei Nova 3i mencetak skor 1.601 poin, sedangkan Xiaomi Mi 8 SE mendapatkan skor lebih tinggi yakni 1.863 poin – selisih 262 poin.

benchmark-kirin-710-pada-huawei-nova-3i-3

Kemudian hasil ujicoba multi-core Huawei Nova 3i meraih skor 5.457 poin, sementara Xiaomi Mi 8 SE mendapatkan skor 5.801 poin – 344 poin.

Hasil sementara dari hasil BeekBench 4.2 dimenangkan oleh Xiaomi Mi 8 SE dengan Snapdragon 710. Hasil ini belum tentu sebanding dengan kinerja dalam dunia nyata.

Sekali lagi, mari kita lihat komposisi intinya – Kirin 710 memiliki empat core besar, sedangkan Snapdragon 710 hanya memiliki dua. Jadi, konfigurasi mana yang lebih baik dalam praktik ber-smartphone sehari-hari?

Huawei rencananya akan merilis seri Nova generasi ke-3 di Indonesia pada 31 Agustus 2018. Kemungkinan, seri Nova 3i dan kami pasti akan melakukan review lebih lengkap.

Sumber: GSMArena

Sony Perkenalkan Sensor Gambar IMX586 Resolusi 48MP untuk Smartphone

Bicara soal kamera smartphone, tentunya tak bisa lepas dari nama besar Sony. Sebagai produsen sensor gambar terbesar di dunia, kepiawaiannya meracik sensor gambar tak perlu diragukan lagi.

Sony baru-baru ini memperkenalkan sensor CMOS IMX586 untuk smartphone dengan resolusi 48-megapixel (8.000×6.000 pixel) dan ukuran pixel 0,8 μm. Resolusi setinggi itu memungkinkan kamera smartphone menghasilkan foto berkualitas tajam meski menggunakan fitur zoom digital dan sangat ideal untuk foto landscape.

sony-imx-586-sensor-1

Ya, resolusinya bahkan lebih besar dari kamera mirrorless full-frame Sony Alpha A7R series yakni 42-megapixel. Tapi keduanya tidak bisa dibandingkan, karena kamera smartphone menggunakan ukuran sensor yang kecil. Sedangkan, kamera mirrorless menggunakan ukuran sensor yang lebih besar.

Selain mengunggulkan resolusi yang sangat tinggi, Sony menggabungkannya dengan filter warna Quad Bayer 2×2 pixel. Di mana 2×2 piksel yang berdekatan akan memiliki warna yang sama.

sony-imx-586-sensor

Jadi, kamera akan menghasilkan output empat pixel yang setara dengan sensor 12-megapixel dan ukuran piksel 1,6 μm. Sehingga mampu menciptakan foto dan video yang minim noise saat memotret di malam hari. Sedangkan, bila memotret dalam cahaya berlimpah maka grid akan kembali ke pemrosesan sinyal yang biasa dengan resolusi penuh 48-megapixel secara real time.

Selain itu, Sony IMX586 juga membawa fitur-fitur seperti image plane phase-difference AF, HDR imaging, kemampuan merekam video 4K hingga 90 fps, dan perekaman video 1080 hingga 480 fps.

Sensor IMX586 sendiri ialah penerus dari sensor gambar 40-megapixel yang tertanam pada Huawei P20 Pro yang juga membawa pengaturan Quad Bayer.  Makin banyak piksel, memang makin detil foto yang bisa direkam.

Sony Xperia XZ3 yang diprediksi meluncur di gelaran IFA 2018 diharapkan akan hadir dengan sensor IMX586. Tapi, mungkin baru bisa kita temui di smartphone flagship lain tahun depan, pengiriman sampel dilakukan pada bulan September 2018.

Sumber: DPreview dan GSMArena

Distribusi Android Bulan Juli 2018, Apa Kabar Oreo?

Tak seperti dulu, produsen smartphone memang cenderung lebih cepat dalam memberikan update Android ke versi terbaru. Smartphone anyar yang dirilis ke pasaran juga langsung menjalankan Android Oreo. Lalu, bagaimana kabar adopsi Android Oreo saat ini?

Google telah merilis data distribusi untuk sistem operasi Android yang dikumpulkan dalam jangka waktu tujuh hari yang berakhir tanggal 23 Juli 2018 kemarin. Hasilnya cukup menggembirakan, di mana market share gabungan Android 8.0 dan 8.1 Oreo telah naik mencapai 12,1 persen.

distribusi-android-bulan-juli-1

Versi sebelumnya yakni Android 7.0 dan 7.1 Nougat masih merupakan versi Android yang paling banyak digunakan saat ini dengan market share 30,8 persen. Ya, menurut saya di tahun 2018 pakai smartphone Android Lollilop harusnya masih baik-baik saja sih.

Sayangnya, masih banyak pengguna smartphone Android di dunia yang terjebak di versi Android lebih jadul. Misalnya Android 6.0 Marshmallow dengan 23,5 persen, diikuti Android 5.0 dan 5.1 Lollipop 20,4 persen, serta Android 4.4 KitKat 9,1 persen.

Selain itu, market share versi Android Gingerbread, Ice Cream Sandwich, serta Jelly Bean sudah turun drastis dan diharapkan akan benar-benar lenyap selamanya dalam laporan distribusi Android bulanan Google berikutnya.

Sumber: PhoneArena 

Memulai Hobi Kamera Film Instan untuk Keluarga, Berapa Modal yang Dibutuhkan?

Hobi fotografi saya sedang bergelora dan saya ingin istri saya turut merasakannya. Kebetulan dalam waktu dekat ini putri saya akan merayakan ulang tahun pertama dan saya sedang mempertimbangkan untuk membeli kamera film instan.

Lucunya ide ini terlintas saat bermain game Life is Strange, ketika Maxine Caulfield – seorang siswa jurusan fotografi sedang memandang foto-foto yang ditempel dengan gaya acak-acakan namun terlihat artistik.

memulai-hobi-kamera-film-instan-untuk-keluarga-3

Selain itu, desain kamera instan yang stylish dengan berbagai pilihan warna ceria tentunya bakal menarik anak dan istri saya. Hasil fotonya juga lebih unik dibanding kamera smartphone dan tentu saja tercetak langsung. Tetapi, berapa banyak modal yang dibutuhkan?

Memilih Tipe Kamera Instan

memulai-hobi-kamera-film-instan-untuk-keluarga-2
Foto: Fujifilm

Pilihan saya langsung jatuh ke Fujifilm, meski ada pula merek lain seperti Polaroid, Kodak, Leica, dan lainnya. Alasannya sederhana, harganya relatif terjangkau, modelnya banyak, dan kertas filmnya mudah didapat. Pilihannya:

  • Fujifilm Instax Mini 9 – Rp945.000
  • Fujifilm Instax Wide 300 – Rp1.599.000
  • Fujifilm Instax Mini Neo 90 – Rp1.999.000
  • Fujifilm Instax SQ6 – Rp2.049.000
  • Fujifilm Instax SQ10 – Rp3.999.000

Paling terjangkau adalah Fujifilm Instax Mini 9, bentuk dan pilihan warnanya sangat menggemaskan. Kamera ini menggunakan lensa Fujinon 60mm f/12.7 – f/32 dengan output foto seukuran kartu kredit.

memulai-hobi-kamera-film-instan-untuk-keluarga-4
Foto: Fujifilm

Tapi yang paling terbaru adalah Fujifilm Instax SQ6. Desainnya terlihat lebih kekinian dan menghasilkan jepretan dalam rasio aspek 1:1 atau persegi dengan ukuran 2,4×2,4 inci.

Lalu, yang paling canggih adalah Fujifilm Instax SQ10 dengan mengombinasikan digital dan analog. Jadi, hasil foto-fotonya tersimpan di kamera dan tak langsung tercetak.

Harga Kertas Film

Fujifilm-Instax-SQ10
Foto: Fujifilm

Satu pack kertas film berisi 10 lembar, dengan harga Rp95.000 untuk yang persegi panjang, kertas film yang wide Rp125.000, dan persegi Rp150.000.

Terbilang cukup mahal, hasil foto yang diambil akan langsung tercetak dari kamera dan tidak bisa memilih. Jadi, mungkin akan ada beberapa foto yang hasilnya tak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Ya, namanya juga kamera analog, fitur-fiturnya juga tak secanggih kamera digital. Bahkan, untuk baterainya sendiri menggunakan baterai jenis AA dan tidak bisa diisi ulang. Atau Anda bisa juga menggunakan baterai jenis AA yang bisa di-charge ulang, mirip yang biasa digunakan untuk mainan, tentu saja akan bertambah biaya untuk membeli beterai serta charger-nya.

Verdict

memulai-hobi-kamera-film-instan-untuk-keluarga-5
Foto: Fujifilm

Saya masih ingat betul, bagaimana orang tua menunjukkan album foto-foto kenangan dan hal tersebut sangat berkesan. Kini zaman telah berubah, kita cenderung membagikan foto ke media sosial.

Mungkin saya akan mulai dari model paling basic yaitu Fujifilm Instax Mini 9. Meski modal untuk mencoba kamera Instax lumayan mahal – tapi harus diakui hasil cetaknya sangat unik. Bisa juga saya berubah pikiran, edit saja koleksi foto yang ada dan cetak sendiri dengan biaya lebih terjangkau.

Tapi, memang kalau ‘nostalgia’ adalah alasan utama saya ingin mencetak foto. Namun harus sejalan dengan perkembangan zaman, saya ingin membuat album foto kenangan yang lebih kreatif dan juga ingin menempelnya ke dinding persis seperti game Life is Strange.

Update: Terdapat penambahan keterangan tentang batera AA yang bisa diisi ulang. 

Smartphone Mid-Range untuk Bermain PUBG Mobile Grafis HD

Game battle royale PUBG Mobile memang menuntut smartphone berspesifikasi tinggi agar bisa dimainkan dengan nyaman. Dibutuhkan setidaknya smartphone kelas menengah untuk bermain PUBG Mobile dalam kualitas grafis HD dan frame rate tinggi.

Saya punya empat rekomendasi smartphone mid-range yang ideal untuk aktivitas gaming – terutama bermain PUBG Mobile. Keempat smartphone ini juga sudah saya review dan memang menyuguhkan performa bertenaga untuk bermain game. Kita mulai dari harga yang paling murah.

1. Asus Zenfone Max Pro M1 3GB – Rp2,3 Juta

asus-zenfone-max-pro-m1

Sempat menjadi ‘HP ghoib’ di awal peluncuran, saat ini Asus Zenfone Max Pro M1 sudah lebih mudah untuk didapat. SoC Snapdragon 636 (3GB/64GB) dan baterai 5.000 mAh dengan harga Rp2,3 – membuatnya menjadi smartphone yang ideal buat aktivitas gaming, bisa buat main PUBG Mobile dalam grafis HD lebih lama.

Konfigurasi RAM 4GB dan storage 64GB juga telah tersedia dengan harga Rp2,8 juta. Selisih RAM 1GB ini tidak mempengarui performa di awal, tapi nanti setelah menginstal banyak aplikasi.

2. Oppo F7 – Rp4,2 Juta

review-oppo-f7

Lanjut ke Oppo F7 yang menggunakan MediaTek Helio P60, SoC ini tergolong baru dan terbukti bertenaga untuk bermain game di Oppo F7. Selain itu, fitur game acceleration membuatnya mampu bermain PUBG Mobile dalam grafis HD dengan lancar.

Oppo F7 varian RAM 4GB dan storage 64GB dibanderol Rp4,2 juta. Sementara, RAM 6GB bersanding storage 128GB dijual Rp5,5 juta.

3. Asus Zenfone 5 – Rp4,3 Juta

asus-zenfone-5

Asus Zenfone 5 juga bertenaga SoC Snapdragon 636 dan RAM 4GB, kemampuan gaming-nya memang tak beda jauh dengan Zenfone Max Pro M1. Tapi, Zenfone 5 hadir dengan ZenUI versi 5 yang lebih kaya fitur dan punya mode AI Boost.

Sementara, Zenfone Max Pro M1 menggunakan Android Pure atau polosan. Selain itu, desainnya lebih kece dan kemampuan kamera Zenfone 5 juga lebih unggul.

4. Vivo V9 6GB – Rp4,3 Juta

vivo-v9-6gb

Kalau Vivo V9 versi standar cuma jual tampang keren dan dikritik habis-habisan. Vivo akhirnya memutuskan membawa V9 versi RAM 6GB dengan SoC terkuat di Snapdragon 600 series yakni Snapdragon 660.

Harga Rp4,3 juta memang terbilang ‘nekat’, saya juga terkejut dan merekomendasikan smartphone ini untuk gaming. Hal yang dikorbankan Vivo pada V9 SD660 adalah kemampuan mengambil foto selfie – resolusi kamera depan turun setengahnya menjadi 12-megapixel.

Verdict

Untuk saat ini, itulah empat smartphone mid-range yang mampu bermain game PUBG Mobile dalam kualitas grafis HD dan frame rate tinggi secara default.

Tak semua smartphone kelas menengah mendukung grafis HD. Xiaomi Redmi Note 5 misalnya, meski hadir dengan Snapdragon 636 tapi mentok di grafis ‘balance‘ saja.

Mirror to Windows PC Adalah Aplikasi Mirroring untuk iPhone

Menghubungkan smartphone ke PC atau laptop bukan lagi hal yang rumit seperti dulu. Karena saat ini sudah banyak aplikasi mirroring dengan metode yang praktis tanpa perlu menginstal aplikasi tambahan di komputer.

Nah yang terbaru, datang dari AirBeamTV bernama Mirror to Windows PC untuk platform iOS. AirBeamTV sendiri memang dikenal dengan aplikasi mirroring untuk melempar konten dari smartphone ke smart TV tanpa perlu perangkat hardware tambahan.

aplikasi-mirror-to-windows-pc-3

Di aplikasi terbarunya ini, AirBeamTV memanfaatkan kapabilitas fitur Screen Recording atau kemampuan merekam aktivitas layar dalam bentuk video yang ada di iOS 11.

Di sini, yang dibutuhkan ialah browser Chrome di PC, ikuti intruksinya, dan membuka tautan AirBeamTV. Untuk diketahui, Mirror to Windows PC merupakan aplikasi berbayar dengan harga US$4.99 atau sekitar Rp70 ribuan.

aplikasi-mirror-to-windows-pc-2

Banyak manfaatkan yang diberikan, misalnya untuk menampilkan foto atau video bersama keluarga dan teman-teman. Bisa juga sebagai teman para pekerja kantoran untuk menyajikan presentasi bisnis ke layar yang lebih besar saat meeting.

Sumber: GSMArena

[Game Playlist] Life is Strange Android, Ketika Waktu Bisa Diulang Kembali

Sebelum mulai bekerja, mengaktifkan fitur WiFi di smartphone, lalu membuka Google Play Store, dan memperbarui aplikasi – telah menjadi kebiasaan baru yang rutin saya lakukan tiap pagi.

Namun, kamis pagi kemarin terasa sangat spesial karena salah satu game yang sudah lama ingin saya mainkan telah tersedia untuk diunduh di Play Store – game itu adalah Life is Strange.

life-is-strange-android

Life is Strange adalah game adventure yang dirilis secara episodic oleh Square Enix. Game ini awalnya tersedia di platform konsol dan PC sejak 2015.

Setelah dua tahun, barulah tiba di platform mobile. Apple iOS mendapatkan lebih dulu pada bulan Desember 2017 dan Android menyusul setelah berselang enam bulan. Ya, masih ada saja developer atau publisher game yang lebih menganaktirikan Android.

Sebelum bermain, saran saya tancapkan earphone dan menaikkan level brightness untuk menikmati audio dan kualitas grafis yang optimal. Saya telah sedang mencoba episode pertama yang berjudul Chrysalis, akan saya ceritakan sedikit di sini dan selebihnya Anda harus mencobanya sendiri.

Plot Cerita Life is Strange

Life is Strange adalah game bergenre interactive story yang berfokus pada cerita. Mengisahkan petualangan gadis bernama Max Caulfield, ia adalah seorang murid kelas fotografi di Blackwell Academy – kota Arcadia Bay.

Game dibuka dengan adegan yang sangat mengerikan, hujan deras turun dan ia terbangun di sebuah bukit. Rupanya di situ sedang terjadi tornado air yang sangat dahsyat.

Lalu, tiba-tiba Max kembali ke ruang kelas – awalnya saja sudah penuh misteri. Entah mungkin kurang fokus, Max mengambil foto selfie dan mendapatkan teguran dari dosen.

Seusai pelajaran, ia berusaha menenangkan diri ke toilet dari pengalaman yang tidak mengenakkan di kelas. Namun, ia justru menyaksikan pertengkaran temannya yang berujung aksi pembunuhan.

Sontak membuat Max sangat panik dan ketakutan setengah mati. Lalu, secara ajaib tiba-tiba ia kembali ke kelas tadi, rupanya kejadian tersebut memicu kekuatan Max yakni memutar kembali waktu.

Max kemudian menggunakan kekuatan tersebut untuk kembali ke masa lalu, mengubah kejadian yang tak menyenangkan di kelas. Kemudian, mencoba menggagalkan pembunuhan di toilet tadi.

Cerita berlanjut pada petualangan Max dalam menyelidiki hilangnya temannya, Rachel Amber. Ya, kekuatannya mampu mengubah mempermainkan takdir, opsi yang dipilih akan menimbulkan konsekuensi dan mempengaruhi jalan cerita.

Spesifikasi Smartphone Android yang Dibutuhkan

life-is-strange-android

Bagi yang ingin mencobanya, Life is Strange membutuhkan smartphone yang menjalankan Android 6.0 Marshmallow atau yang lebih baru. Selain itu, smartphone harus memiliki prosesor 64 bit, GPU yang mendukung OpenGL 3.1, dan mininum RAM 2GB.

Soal kualitas grafisnya, sebenarnya sudah cukup memukau untuk standar game mobile. Tapi, memang tak bisa disandingkan dengan versi konsol dan PC, karena grafisnya kurang begitu detail.

Mekanisme kontrolnya simpel, tapi tetap menawarkan pengalaman yang interaktif. Ada tiga kontrol yang tersedia, yaitu tap to move, virtual pad, atau joystick. Game ini juga mendukung penuh terhadap penggunaan kontroler.

life-is-strange-android

Saat ini Life is Strange di Android terdapat lima episode, episode pertama bisa dimainkan secara gratis. Bila ingin melanjutkan pertualangan, Anda bisa membeli paket komplet empat episode sekaligus dengan harga spesial yang lebih murah Rp129.000.

Bagi Anda yang ragu-ragu ingin melanjutkan atau tidak, harga episode masih murah yakni Rp15.000. Tapi episode tiga dan seterusnya masing-masing per episode dibanderol Rp75.000.

Verdict

Kemampuan memutar kembali waktu mungkin merupakan sebuah kekuatan yang setiap orang di dunia ini inginkan, walaupun itu hanya dalam hitungan menit. Namun meski cerita adalah nilai jual utama, sayangnya versi Android belum didukung subtitle bahasa Indonesia.

Life is Strange ini bukanlah game kompetitif seperti Mobile Legends ataupun PUBG Mobile yang harus ngotot untuk menang. Anda bisa memainkan Life is Strange dengan benar-benar santai, sekalian bisa sekalian bernostalgia saat masa-masa sekolah – walaupun suasana sekolah di Amerika Serikat dan Indonesia pastinya berbeda.

Application Information Will Show Up Here

Layaknya Tablet, Phablet Xiaomi Mi Max Resmi Dikenalkan dengan Layar 6,99 Inci

Dulu, smartphone dengan layar jumbo di atas 5,5 inci kerap disebut sebagai phablet. Sementara, 7 inci atau lebih mulai disebut tablet. Kini, batasan itu sekarang makin kabur, Xiaomi telah merilis phablet terjangkau seri Mi Max generasi ke-3 dengan layar 6,99 inci.

Meski begitu, dimensi Mi Max 2 (174.1×88.7×7.6 mm) dengan Mi Max 3 (176.2×87.4×8 mm) ini tak beda jauh. Hal tersebut karena bezel yang lebih tipis, serta penggunaan aspek rasio 18:9 yang memanjang dan lebih sempit.

Xiaomi-Mi-Max

Layar IPS ukuran 6,99 inci pada Mi Max 3 ini disokong resolusi Full HD+ 1080×2160 piksel (350 ppi). Body-nya terbuat dari logam dengan bobot 221 gram, itu sudah termasuk baterai berkapasitas 5.500 mAh.

Xiaomi-Mi-Max

Otaknya sama seperti Redmi Note 5, Xiaomi mempercayakannya kepada chipset Qualcomm Snapdragon 636 yang menawarkan performa mantap dan tetap hemat daya. RAM besaran 6GB juga siap menstabilkan kinerjanya, didukung pilihan memori internal 64GB atau 128GB.

Xiaomi-Mi-Max

Berbalik ke belakang, Anda akan menemui fingerprint sensor dan dual camera + LED flash dalam posisi vertikal. Sensor kamera utamanya beresolusi 12-megapixel, dengan ukuran pixel 1.4μm, aperture f/1.9, dan dukungan teknologi autofocus dual pixel PDAF. Kamera kedua bertugas sebagai depth sensor dengan resolusi 5-megapixel.

Sedangkan, untuk aktivitas selfie dan video call – mengandalkan sensor kamera depan 8-megapixel, dengan ukuran pixel 1.12µm, dan aperture f/2.0. Lalu, berapa sih harga Xiaomi Mi Max 3?

Di Tiongkok, Xiaomi Mi Max 3 varian memori internal 64GB dibanderol dengan harga US$250 atau sekitar Rp3,6 jutaan. Sedangkan, varian memori internal 128GB dijual US$300 atau Rp4,3 jutaan dalam pilihan warna black, champagne gold, dan blue.

Sumber: PhoneArena