Tentang Crowdfunding, Kejadian “Cak Budi” dan Penegasan UU Pengumpulan Donasi

Kasus “Cak Budi” yang terindikasi menggunakan dana patungan untuk pembelian mobil dan gadget mewah beberapa waktu lalu tampaknya akan berdampak serius pada tatanan model pendanaan crowdfunding di Indonesia. Kendati sudah ada klarifikasi dari Kitabisa sebagai salah satu platform yang digunakan untuk mengumpulkan dana dan klarifikasi informasi pengembalian dana untuk disalurkan ulang, namun kejadian ini menjadikan publik kembali harus berpikir dan mempertimbangkan risiko sistem social-crowdfunding untuk pendanaan kegiatan sosial.

Pun demikian dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, sesuai keterangan yang dikutip Kompas, ia menegaskan kembali tentang poin yang tertera pada UU No. 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang dan Barang dan PP No. 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Dana. Selain masalah sosialisasi UU, Khofifah turut menegaskan kembali tentang siapa yang berhak melakukan pengumpulan dana dalam kegiatan sosial.

“…yang boleh mengumpulkan bantuan sumbangan uang atau barang untuk layanan kesejahteraan sosial itu organisasi atau perkumpulan sosial, tidak bisa pribadi…,” ujar Khofifah.

Sementara organisasi masyarakat harus memenuhi beberapa kriteria dalam mencapai legalitasnya. Salah satunya harus didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM. Dan jika organisasi tersebut akan bergerak di bidang sosial, seperti melakukan pengumpulan dana kepada masyarakat Indonesia secara umum, maka wajib mendaftarkan juga ke Kementerian Sosial.

Secara teknis menurut Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih pemrosesan izin akan sangat disesuaikan dengan ruang gerak organisasi. Jika organisasi sosial tersebut menghimpun dana dari masyarakat nasional, maka izinnya pun harus langsung dari Kemesos. Sedangkan ketika berada di ranah kabupaten atau provinsi, izin bisa didapat dari dinas terkait di daerahnya masing-masing dengan melampirkan data kepanitiaan, SIUP, NPWP, dan sebagainya.

Kondisi berbeda pada capaian sistem Kitabisa

Sepanjang tahun 2016, platform crowdunding Kitabisa berhasil membukukan donasi senilai Rp61 miliar, naik tujuh kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dana tersebut dikumpulkan melalui lebih dari 3 ribu kampanye penggalangan dana online yang melibatkan 192 ribu donatur. Salah satu penggalangan dana terbesar di tahun tersebut adalah pembangunan masjid Chiba Jepang dengan nilai mencapai Rp3,2 miliar dan aksi tanggap bencana banjir bandang di Garut sebesar Rp883 juta. Beberapa tokoh publik –mulai artis sampai pejabat, turut menginisiasi beberapa kampanye di Kitabisa.

Capaian tersebut tentu berbanding terbalik dengan pernyataan pihak Kemensos di atas. Model penggalangan dana yang dilansir Kitabisa membebaskan siapa saja (perorangan) untuk bisa melakukan penggalangan dana. Untuk menanggapi hal tersebut, kami mencoba berdiskusi dengan CMO Kitabisa Vikra Ijas.

Vikra mengungkapkan bahwa pihaknya menghormati apa yang diungkapkan Menteri mengacu kepada UU pengumpulan uang dan barang tahun 1961. Namun menurut pemaparan Vikra, Kemensos sendiri sudah menunjuk tim perumus dan sedang dalam proses melakukan revisi terhadap UU tersebut agar menyesuaikan dengan situasi yang ada hari ini, masyarakat (termasuk individu) dapat dengan mudah membuat penggalangan dana berskala publik melalui media sosial dan internet.

Untuk menyiasatinya dengan kondisi saat ini, Vikra mengatakan strategi yang akan digalakkan Kitabisa:

“UU yang ada secara spesifik mengatur penggalangan dana berskala publik. Sementara penggalangan dana yang bersifat terbatas, seperti di dalam komunitas tertentu maka tidak memerlukan izin. Ke depan, Kitabisa akan menekankan peran sebagai ‘alat bantu’ untuk menjaga transparansi bagi individu yang ingin menggalang dana kepada jaringan/komunitas mereka sendiri (peer-funding). Untuk galang dana yang sifatnya publik, Kitabisa hanya akan meng-endorse campaign yang diinisiasi atau penyaluran dananya ditujukan/ditangani oleh lembaga/organisasi berbadan hukum dan berizin seperti ACT, BAZNAS, Dompet Dhuafa, PMI dan sebagainya.”

Lalu terkait dengan kasus Cak Budi –kendati Kitabisa sudah merilis klarifikasi resmi—Vikra turut menuturkan pihaknya akan terus meningkatkan sistem dan SOP verifikasi identitas, pencairan dana dan pelaporan dari campaigner (pihak yang menggalang dana).

“Tanpa platform Kitabisa pun masyarakat (termasuk individu) sudah menggalang dana sendiri secara, baik offline maupun online melalui media sosial. Kitabisa hadir untuk membantu proses penggalangan dana yang dilakukan masyarakat selama ini menjadi lebih transparan dan termonitor. Pada akhirnya, kami percaya platform Kitabisa ada agar setiap orang dapat membantu siapa saja/apa saja yang mereka peduli, serta menciptakan ekosistem giving yang inklusif, aman dan nyaman untuk semua.”

Esensi crowdfunding adalah demokratisasi pendanaan

Crowdfunding sendiri merupakan salah satu hasil manis dari pemanfaatan internet. Mulai banyak diperbincangkan sejak tahun 2006, crowdfunding merupakan praktik penggalangan dana dari sejumlah besar orang untuk memodali suatu proyek atau usaha yang umumnya dilakukan melalui medium digital. Salah satu keunggulan sistem ini setiap orang bisa berpartisipasi, baik sebagai penyalur dana ataupun pemberi dana.

Di Indonesia sendiri model konvensional untuk urun dana dalam kegiatan sosial sudah dipraktikkan sejak lama. Sangat mudah ditemui, misalnya ketika terjadi bencana alam, banyak organisasi atau perusahaan (cth. pertelevisian) membuka kegiatan amal sebagai penyalur dana.

Jika ditelaah lebih lanjut, manfaat dari sistem berbasis crowdfunding bisa dikatakan sangat efisien saat ini. Karena pada dasarnya setiap orang bisa menderma untuk kegiatan sosial. Platform crowdfunding menjembatani model tersebut sehingga lebih transparan, terkontrol dan mudah disebarluaskan.

Kejadian Cak Budi mungkin bisa menjadi pelajaran bagi penyedia platform untuk memperbaiki alur sistem yang dimiliki, sehingga meminimalkan terjadinya penyelewengan, namun bukan berarti kegiatan seperti ini dibatasi. Nyatanya banyak yang akhirnya tergerak dan bersimpati, karena untuk berkegiatan sosial kini mendapatkan wadah yang nyaman.

Jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga.

Media Sosial Lokal Kwikku Dapatkan Seed Funding

Pada awal berdirinya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dalam berbagai kesempatan pihaknya sering menyampaikan, bahwa fokusnya untuk startup digital bukan pada memberikan permodalan, namun membuka kanal seluas-luasnya mempertemukan startup dengan investor potensial. Kwikku menjadi anak asuhan yang membuktikannya. Pengembang layanan media sosial lokal tersebut mengumumkan telah mendapatkan investasi dari hasil intermediasi bersama Bekraf.

Meskipun tidak diungkapkan siapa investor dan besaran investasi yang diberikan, diinformasikan bahwa ada tiga investor yang tertarik membantu Kwikku untuk berkembang. Datu di antaranya telah menyalurkan dana investasinya kepada tim Kwikku untuk seed funding. Menurut Co-founder Kwikku Ifa Alif, investasi ini penting untuk keberlangsungan sebuah usaha rintisan. Alif juga mengakui jika startup pada umumnya unggul pada teknik dan produksi, tapi lemah di pembiayaan.

“Untuk pihak investor dan besaran investasi, masih undisclosed, karena saya belum ijin secara langsung. Bocorannya, pihak investor sudah sangat berpengalaman di dunia media dan memiliki visi yang sama terkait apa yang kami bangun. Besaran investasinya, cukup untuk menjalankan Kwikku selama dua tahun ke depan,” ujar Alif.

Sebelum mendapatkan investasi, Kwikku bertahan dengan membagi waktu bootstrapping yaitu mengerjakan proyek lain untuk mendapatkan dana dan mengembangkan produknya sendiri.

“Ada banyak plan yang sudah kami siapkan untuk investasi ini, hal utama tersebut di antaranya membangun tim, pengembangan produk dan terus membuat aplikasi semakin clean dan easy to use. Di luar production, tim Kwikku juga memanfaatkan dana investasi untuk memperkenalkan Kwikku ke seluruh target market dan mengeksekusi ide terkait fitur baru yang akan dikembangkan. Tentunya juga termasuk riset tentang apa saja yang diinginkan pengguna,” lanjut Alif.

Perjalanan Kwikku bersama Bekraf

Beberapa proses telah dilalui Kwikku sebelum akhirnya mendapat investasi. Kwikku pertama kali mengikuti acara Bekraf pada pagelaran Startup Pitch Day di Malang tahun lalu. Pada kesempatan tersebut Kwikku bertemu dengan startup lain dan para mentor untuk saling berbagi ilmu. Tak berhenti di situ, selanjutnya Kwikku juga sempat mengikuti Startup Mentoring Program yang diadakan Bekraf. Sesi ini memberikan pelatihan khusus untuk pitching di hadapan investor.

Salah satu rangkaian Startup Pitching Day oleh Bekraf
Salah satu rangkaian Startup Pitching Day oleh Bekraf

Setelah mendapatkan pelatihan berupa teori dan praktik, Kwikku bersama 24 startup lain dipertemukan dengan investor pada acara Pitching Ideatalks pada rangkaian Ideafest 2016 di Jakarta. Para startup dipertemukan dengan investor potensial yang tertarik dengan model bisnis mereka. Hingga akhirnya Kwikku juga menemukan partner strategisnya dalam investasi untuk bersama-sama melakukan akselerasi bisnis.

“Bekraf memfasilitasi pertemuan startup yang dilirik investor dengan harapan kesepakatan antara investor dan startup jejaring Bekraf. Saya melihat Kwikku sebagai startup potensial saat menjadi juri dan mentor Startup Pitch Day Roadshow Malang. Alhamdulillah, Kwikku bisa memanfaatkan intermediasi Bekraf dengan baik,” tutur  Direktur Akses Non Perbankan Bekraf Sugeng Santoso.

Kiat Kwikku untuk bisa memperoleh pinangan investor

Setidaknya Kwikku sudah melakukan tiga kali presentasi untuk pitching di hadapan investor, sebelum pada akhirnya berhasil mendapatkan investasi. Alif menceritakan bahwa membangun relasi dengan investor menjadi hal krusial untuk mengembangkan bisnis di level startup. Jika ada kesempatan untuk bertemu, maka sangat perlu dimanfaatkan.

“Kami arrange meeting dan bertemu untuk membahas apa yang ingin dibangun ke depan, persiapan yang dibutuhkan, dan apa yang bisa dibantu investor,” ujar Alif.

Selain itu Alif juga menggarisbawahi bahwa jangan pernah menganggap investor sebagai mesin uang, namun sebagai rekanan strategis yang dapat bersama-sama mengembangkan bisnis. Membangun hubungan yang baik dengan investor termasuk berdiskusi masalah pengembangan produk dan permasalahan teknis di lapangan jika ada. Karena pada umumnya investor sudah lebih mengerti tentang kondisi pasar berbekal pengalaman bisnis yang dimilikinya.

Kwikku sendiri hingga saat ini fokus menyajikan layanan media sosial dengan “rasa” lokal. Salah satu pendekatan yang diambil ialah dengan mengambil ragam ciri khas budaya Indonesia untuk konten yang ada di dalamnya, termasuk untuk stiker dan bahasa yang digunakan.

Application Information Will Show Up Here

Startup Weekend Jakarta 2017 Ingin Validasi dan Realisasikan Ide Startup

Tertarik untuk membangun startup digital tapi tidak mengerti beberapa aspek bisnis atau teknologi secara spesifik? Sedang mencari co-founder untuk memacu bisnis bersama? Atau butuh memvalidasi ide startup yang sedang digodok? Startup Weekend Jakarta 2017 dapat menjadi pilihan acara untuk dihadiri. Acara yang akan dilaksanakan pada tanggal 19-21 Mei 2017 di Freeware Space ini akan menghadirkan para pakar untuk membantu early stage startup founder di landskap startup Indonesia.

Acara ini terbuka bagi siapa saja yang tertarik mengembangkan startup. Mulai dari mahasiswa, pengusaha, programmer, desainer dan lainnya. Peserta akan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan ide mereka dan memberikan kesempatan kepada pemilik ide untuk menemukan rekanan guna merealisasikannya. Jadi acara ini juga terbuka bagi rekan-rekan yang mungkin belum memiliki ide bisnis, barangkali dari presentasi yang ada tertarik untuk bergabung.

Startup Weekend juga didesain sebagai acara konsultasi, tidak ada acara panel atau seminar. Para mentor dan validator ide bisnis akan bertatap langsung dengan para peserta untuk membantu mematangkan gagasan yang dibawa.

Beberapa mentor yang dihadirkan adalah pelaku startup sukses dan managing partner dari perusahaan venture capital, seperti Kudo, Tiket.com, Fabelio, Brand Union, Printerous, Qerja.com, Kredivo, Venturra, Alpha JWC Ventures, Grupara Ventures, 500 Startups, Angin, Ebay, SaleStock, Mbiz, Uber, Global Founders Capital dan beberapa lainnya.

Nantinya ide yang terpilih menjadi pemenang, karena dalam acara tersebut juga akan didadakan kompetisi, akan mendapatkan sesi privat berdiskusi dengan para mentor. Termasuk keanggotaan gratis 3 bulan untuk menggunakan fasilitas Freeware Space. Selain itu ada beberapa hadiah yang akan diberikan dari para sponsor, termasuk dari Uber, Seekmi, Printerous, Talenta, Jojonomic, dan Wantedly

Acara ini berbayar. Untuk informasi lebih lanjut dan pembelian tiket dapat dilakukan melalui laman pendaftaran resmi Startup Weekend 2017 https://swjakarta2017.eventbrite.com.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Startup Weekend Jakarta 2017.

Cre8 Akan Selenggarakan “Sunny Start Up”, Diskusi Soal Masalah Permodalan

Sebagai upaya untuk memberikan kesempatan para pelaku startup berdiskusi langsung dengan para pakar di industri, Cre8 Community + Workspace akan memulai sebuah acara rutin bernama “Sunny Start Up”. Di acara bulanan seri pertamanya, Cre8 akan menghadirkan Andy Zain selaku Managing Director Kejora Ventures.

Sunny Start Up Vol.1 with Andy Zain akan diselenggarakan Sabtu, 6 Mei 2017 mulai 09.00 – 11.00 WIB bertempat di Cre8 Co-Working Space, PIK Avenue, Pondok Indah Kapuk Jakarta. Acara ini dibuka bagi orang-orang yang antusias dengan dunia startup dan pelaku startup di tahap awal. Acara ini akan didesain secara santai sehingga dapat terjalin obrolan yang lebih “intim” terkait dinamika bisnis startup.

Di Indonesia saat ini terdapat banyak sekali startup dengan ide brilian berkembang setiap hari, dan salah satu permasalahan yang merata adalah terkait dengan modal awal. Sunny Start up diharapkan dapat menjadi wadah untuk mendiskusikan permasalahan tersebut. Karena salah satu visi dari acara ini memang ingin mendekatkan pelaku startup ke akses modal, dengan membagikan ragam tips dan strategi dari para pakar dan pebisnis senior.

“Kami berharap Sunny Start Up dapat membantu perusahaan startup untuk bekerja sama dengan venture capital dan akhirnya berhasil dalam usaha mereka,” ujar Denny selaku koordinator acara ini.

Acara ini dapat diikuti secara cuma-cuma. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi tautan berikut ini: http://bit.ly/sunnystartup1.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Sunny Start Up.

Konferensi Agile Indonesia Akan Diselenggarakan untuk Pertama Kalinya

Penelitian yang dilakukan Standish Group mengungkapkan bahwa sekitar 60% proyek pengembangan perangkat lunak mengalami kegagalan dan diragukan kualitasnya. Salah satu penyebabnya adalah adanya proses yang sesuai dalam rangkaian proses pengembangan tersebut. Banyak penelitian yang mencoba memecahkan masalah tersebut, sehingga terlahir sebuah metode yang disebut Agile Software Development. Saat ini metode tersebut cukup umum digunakan, karena mampu menyajikan efektivitas dan hasil yang lebih terukur dalam proses pengembangan.

Untuk meningkatkan pemahaman tentang metodologi tersebut, Konferensi Agile pertama di Indonesia akan diselenggarakan. Tepatnya pada tanggal 12-13 Juli di Menara BTPN Jakarta. Puluhan pemateri ahli akan dihadirkan untuk berbagi tentang praktik terbaik dan strategi penerapan Agile Software Development dalam lingkungan bisnis. Konferensi ini juga memiliki visi untuk menyebarkan kesadaran, pengetahuan dan pengalaman tentang agile melalui perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.

Di hari pertama konferensi, pembahasan akan difokuskan pada tema “Enterprise Agility”. Tema ini akan mengupas tentang leadership dan management dalam proses pengembangan perangkat lunak. Sedangkan hari kedua akan memfokuskan pada “Practitioner Day”, menghadirkan para praktisi untuk menceritakan praktik terbaiknya. Termasuk membahas tentang manajerial produk, scrum master, testing dan sebagainya.

“Tujuan kami adalah untuk berbagi dan menyebarkan ilmu tentang agile dan scrum di Indonesia. Kami mengadakan meetup setiap bulan di berbagai daerah di Indonesia dan memiliki komunitas aktif di Facebook. Kami juga memiliki lingkaran agile (pertemuan yang lingkupnya lebih kecil) dan grup Slack,” sambut perwakilan komunitas Agile Indonesia selaku penyelenggara konferensi ini.

Konferensi dini diharapkan dapat menjadi ajang bagi para profesional industri teknologi informasi untuk mendiskusikan ragam proses pengembangan perangkat lunak yang berkualitas. Bagi para profesional IT, manajer proyek perangkat lunak, manajer produk, programmer, tester dan komponen lainnya yang tertarik untuk mengikuti konferensi ini dapat segera mendaftarkan diri melalui laman resmi Konferensi Agile Indonesia http://2017.agileindonesia.org.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Konferensi Agile Indonesia.

Pengembangan Layanan Berbasis Chatbot di Indonesia Sebagai “The Next Big Thing”

Mengambil definisi CEO Octane AI Matt Schlicht, Chatbot merupakan sebuah layanan yang didukung sebuah peraturan (mekanisme program) atau kecerdasan buatan yang berinteraksi dengan pengguna melalui antarmuka chatting. Chatbot digadang-gadang akan menjadi salah satu tren teknologi paling atraktif tahun 2017 ini. Beberapa narasumber kami bahkan mengatakan bahwa bot menjadi level selanjutnya dari transisi kanal distribusi berbasis teknologi. Bisa dikatakan kanal distribusi telah berkembang pesat di era internet. Dimulai dari popularitas aplikasi berbasis web untuk ragam layanan, dilanjutkan konversi ke mobile app, dan kini mengarah ke chatbot.

Banyak faktor yang menyebabkan layanan ini berkembang. Dari sisi teknologi, messaging app menjadi salah satu yang terlaris di abad smartphone ini. Kehadirannya mampu mewadahi sebuah sistem terpadu untuk ragam kebutuhan. Tak heran jika Messaging Apps mulai mengarah dari Communication Apps menjadi Messaging as a Services. Contohnya adalah hadirnya marketplace di dalam aplikasi pesan dan kemampuan untuk terhubung dengan layanan pihak ketiga, misalnya untuk pemesanan tiket, hingga permainan digital yang embedded secara native pada aplikasi chat.

Hasil kajian seputar sistem cerdas juga telah sampai ke tahap implementasi riil, sebut saja Natural Languange Processing (NLP) dan Machine Learning (ML). Alogritma yang disajikan didesain untuk mampu memahami kebutuhan yang berasal kebiasaan pengguna, yang dilakukan secara terus-menerus. Seakan seperti manusia berpikir, mesin komputer didesain untuk dapat belajar dari aktivitas yang dilakukan penggunanya. Bahasa yang lazim digunakan manusia kini mulai ditanamkan pada mesin untuk dibiasakan.

Memfasilitasi lebih dari sekedar kenyamanan berkomunikasi

Pada akhirnya ujung tombak terdapat pada layanan yang mewadahi sistem komunikasi populer tersebut. Saat kenyamanan pengguna untuk melakukan komunikasi chatting tersebut sudah melebur dalam kultur masyarakat secara umum, beberapa layanan mencoba menyajikan lebih. Beberapa aplikasi pesan populer telah berevolusi sedemikian rupa, dalam kaitannya dengan bot ragam dukungan berbasis API (Application Program Interface) mulai dimunculkan ke pengembang.

Dukungan dalam layanan Mesagging Apps saat ini / Oratio
Dukungan dalam layanan Mesagging Apps saat ini / Oratio

Membahas tentang dibukanya dukungan bot dari layanan aplikasi pesan, kami berdiskusi dengan Global Engineer LINE Indonesia Matthew Tanudjaja. Ia mengawali perbincangan dengan menguak kesiapan pengembang lokal untuk membuat aplikasi kompleks. Inovasi berbasis chatbot sendiri dinilai bukan hal yang baru.

“Sejak jaman mIRC balasan otomatis oleh sistem sudah ada, hanya saja kala itu ada keterbatasan, misalnya dari sisi storage dan display untuk menampilkan konten interaktif. Tren chatbot sendiri hadir dari kelanjutan kemajuan platform didukung oleh berkembangnya infrastruktur,” ujar Matthew.

Inti dari sistem berbasis chatbot saat ini ialah kemampuan untuk bisa melakukan request informasi secara otomatis. NLP dan ML mampu membantu mesin melakukan generalisasi dari aktivitas pengguna. Oleh karenanya, sangat umum jika saat ini sistem berbasis chatbot masih didampingi oleh pelayanan manusia. Hal-hal yang umum dan mampu dipelajari oleh mesin akan ditangani, sedangkan kebutuhan kustom atau yang benar-benar baru harus tetap ditangani manusia. Studi kasusnya pada sistem pelayanan pelanggan.

Chatbot membuka banyak kemungkinan

Saat ini implementasi paling populer untuk sistem layanan pelanggan (customer service), namun, menurut Matthew, masih banyak peluang yang dapat digali dari popularitas layanan berbasis chatbot. Beberapa contoh implementasi turut disampaikan, misalnya untuk layanan reservasi di sebuah restoran, untuk dukungan game online hingga memfasilitasi kontrol perangkat IoT (Internet of Things). Dukungan untuk itu semua, khususnya di kanal API LINE, telah tersedia, kreativitas pengembang menjadi kuncinya.

“Konsep layanan seperti chatbot sebenarnya ada sejak lama. Mungkin dulu kita mengenal dengan SMS Gateway, melalui medium pesan singkat kita bisa mengontrol sesuai dari jarak jauh. Kemampuan aplikasi pesan untuk mengelola informasi menjadikannya lebih kuat. Saya membayangkan konsep chatbot diterapkan dalam smart home, misalnya melalui LINE kita bisa mengetikkan matikan lampu, secara otomatis lampu di rumah akan mati. Hal seperti itu sangat mungkin untuk berkembang,” lanjut Matthew.

Matthew Tanudjaja, Global Engineer LINE Indonesia
Matthew Tanudjaja, Global Engineer LINE Indonesia

Di Indonesia sendiri beberapa bisnis telah memulai ke mengeksplorasi chatbot untuk membantu kegiatan operasinya, khususnya yang berkaitan dengan konsumen. Khusus untuk yang menggunakan platform LINE, beberapa bisnis di Indonesia seperti BCA, Bang Joni, dan Teman Jalan sukses mengimplementasikan sistem tersebut. Migrasi ke layanan berbasis chatbot disebut mampu meningkatkan traksi pengguna layanan. Alasannya aplikasi pesan yang digunakan sudah menjadi basis pengguna. LINE mengklaim telah memiliki 90 juta Monthly Active Users (MAU) di Indonesia.

Secara teknis, ada beberapa model monetisasi yang bisa diterapkan ketika sebuah bisnis atau startup akan mendalami chatbot sebagai sebuah sistem primer. Tiga hal yang bisa diputar dalam roda bisnisnya adalah sistem berlangganan, sistem analisis riset pasar, penjualan, dan referral. Trennya baru saja dimulai, sehingga belum bisa dipastikan model mana yang paling cocok di Indonesia.

Tantangan dan potensi membisniskan chatbot

Bang Joni menjadi salah satu pengembang produk berbasis chatbot di Indonesia. Setelah berjalan sejak tahun 2015, pembaruan terakhir yang diusung memantapkan diri untuk memanfaatkan platform LINE dalam sistem bisnisnya. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Bang Joni Ache Harahap bercerita memulai proses bisnis dengan sistem seperti ini tidak mudah. Dicontohkan di tahun pertama mereka beroperasi, sangat sulit untuk meyakinkan merchant yang bergabung. Alasannya belum ada benchmark pada waktu itu. Memang layanan chatting sudah sangat populer, namun proses transaksi di dalamnya tidak.

“Berbicara teknis, chatbot adalah salah satu dari pada pendekatan kami untuk mengembangkan kemampuan Artificial Intelligence. Artificial Intelligence sendiri menurut kami adalah kemampuan membaca berbagai macam sumber data dalam waktu super cepat sehingga menghasilkan result yang diinginkan,” terang Ache.

Ache Harahap, Co-Founder dan CEO Bang Joni
Ache Harahap, Co-Founder dan CEO Bang Joni

Seiring berjalannya waktu, pengguna sudah mulai aware dengan manfaat chatbot dan sistem berbasis AI. Bang Joni makin berkembang dan mudah diterima oleh pengguna, namun bukan berarti tanpa kendala. Secara teknis bahasa juga masih menyajikan tantangan yang harus terus direduksi. Ache menceritakan penggunaan bahasa saat chatting polanya sulit ditebak, misalnya unsur SPOK jarang digunakan. Tim Bang Joni harus selalu memastikan untuk memperbarui basis data bahasa dengan bahasa dan singkatan yang sering digunakan pengguna. Dalam hal ini NLP menjadi kunci.

Sebelumnya Bang Joni juga memanfaatkan platform Telegram dan Facebook, namun dukungan ke dua platform tersebut ditutup dan fokus ke LINE. Bang Joni menargetkan bisa digunakan sekurangnya satu juta pengguna LINE di Indonesia.

“Kami mempunyai beberapa strategi pemasaran dan target market. Yang pertama adalah existing LINE user dan yang kedua existing merchant user untuk dIakuisisi yang menjadi fokus kami saat ini,” lanjut Ache.

Tak serta merta mengikuti popularitas chatting

Kesempatan pengembangan dan debut di pangsa pasar seakan sudah di depan mata, namun ada satu hal yang perlu digarisbawahi. Popularitas chatting sebagai sarana komunikasi dan sebagai media transaksi tidak bisa disamaratakan. Saat seseorang hendak melakukan transaksi, yang ia butuhkan adalah trust, di balik kenyamanan itu sendiri. Akibatnya proses edukasi di pasar harus kembali digalakkan, sama halnya ketika debut bisnis e-commerce hadir di Indonesia.

Dengan berbagai kemungkinan yang dimiliki, besar harapan layanan ini untuk dapat berkembang di pangsa pasar Indonesia. Aplikasi pengguna di smartphone kian terfragmentasi, sementara orang-orang mulai beralih ke sesuatu yang sifatnya simpel. Ketika sistem berbasis chatbot mampu memenuhi kriteria ini, besar kemungkinan disruption akan terjadi lagi di lingkungan bisnis Indonesia.


Amir Karimuddin berkontribusi dalam penulisan dan penyuntingan artikel ini.

Go-Jek Dikabarkan Raih Pendanaan Baru 16 Triliun Rupiah

Startup unicorn pertama Indonesia Go-Jek kembali dikabarkan mendapatkan pendanaan baru. Menurut TechCrunch, nilai putaran pendanan kali ini mencapai $1,2 miliar atau setara dengan Rp 16 triliun. Kami sudah menghubungi pihak Go-Jek terkait pendanaan ini dan bakal memperbarui informasi jika ada tanggapan.

Membawa pada valuasi perusahaan $3 miliar

Pendanaan Go-Jek kali ini cukup luar biasa, nilainya bisa dikatakan setara dengan valuasi yang dimiliki Go-Jek sebelumnya pasca pendanaan dari KKR & Co, Warburg Pincus LLC, dan sejumlah investor lain pertengahan tahun lalu. Estimasi valuasi Go-Jek pasca pendanaan disebutkan mencapai $3 miliar atau sekitar 40 triliun Rupiah.

Sebelumnya memang disebutkan Tencent berminat untuk berinvestasi di Go-Jek, termasuk membantu mengembangkan Go-Pay yang menjadi alat pembayaran cashless yang populer. Masuknya Ant Financial, anak perusahaan Alibaba, yang mengelola Alipay ke Indonesia bakal menambah ketat persaingan pembayaran digital dan masuknya Tencent, yang di Tiongkok populer dengan platform messaging WeChat, bakal menambah keriuhan ini. Patut ditunggu apakah nantinya Go-Pay bakal menjadi layanan tersendiri.

Investasi ini sendiri menjadi investasi pertama Tencent di Indonesia sejak “hiatusnya” joint venture yang dibangun bersama raksasa media MNC saat membawa WeChat ke Indonesia.

 

Application Information Will Show Up Here

Andalkan Konten “Virtual Tour”, Situs Penyewaan Apartemen Jendela360 Matangkan Debutnya

Sebagai pusat utama bisnis di Indonesia, ibukota Jakarta menjadi salah satu area yang banyak disinggahi oleh pendatang untuk bekerja. Keadaan tersebut memunculkan salah satu tren sewa hunian yang meningkat setiap tahunnya, salah satunya untuk penyewaan apartemen.

Untuk menjembatani kebutuhan tersebut, antara penyewa dan pemberi sewaan apartemen, portal Jendela360 hadir. Secara sekilas, tampilan pada portal tersebut mirip dengan situs sewa apartemen yang telah ada sebelumnya. Salah satu yang menjadi andalan, Jendela360 memberikan gambaran visual yang lebih detail dengan virtual tour.

“Di Jendela360 ada ribuan listing apartemen yang siap dikunjungi tanpa perlu hadir, karna sudah tersedia virtual tour-nya. Yang pasti ini akan sangat menghemat waktu customer yang mau sewa apartemen,” ujar Founder Jendela360 Kiki Guzali.

Selain gambaran apartemen yang dapat dilihat dalam model 360 derajat, informasi yang disajikan juga cukup lengkap, mulai dari biaya bulanan, kelengkapan unit, hingga detail ruangan tersebut di gedung yang disewakan. Melalui layanan ini, calon penyewa juga bisa mengusulkan jadwal kunjungan ke apartemen yang akan disewa tersebut kepada orang yang menyewakannya.

“Dan umumnya persewaan apartemen di Jakarta bayar untuk 1 tahun, tapi di kita menyediakan juga 0% installment payment 12 kali,” lanjut Kiki.

Untuk saat ini jangkauan Jendela360 baru di wilayah Jakarta, baik di Jakarta Selatan, Pusat, Utara, Barat dan Timur. Untuk melakukan pencarian berdasarkan lokasi, Jendela 360 menyediakan tampilan atraktif dengan peta, harapannya dapat memudahkan pengguna menemukan lokasi ideal yang dibutuhkan.

Laman Jendela360 untuk pencarian apartemen
Laman Jendela360 untuk pencarian apartemen

Saat ini pihaknya berjalan secara bootstrapping, namun pihaknya juga sedang melakukan fundraising saat ini. Untuk tahun pertamanya, Jendela360 menargetkan setidaknya terdapat 6.000 active listing dengan target pengunjung mencapai 90.000 per bulan dan diharapkan mampu melakukan 300 closing (tersewa) per bulan. Selain itu rencana untuk pengembangan mobile apps juga telah masuk dalam pipeline, namun belum dipastikan kapan aplikasi tersebut akan terbit.

Ada satu hal menarik, bahwa di Jendela360 tidak terdapat sistem keanggotaan seperti layanan web pada umumnya. Kiki menjelaskan:

“Karena kita tidak melihat point-nya ada sistem login untuk saat ini, justru kita mau fokus ke easiness dan user oriented. Jadi lebih berfokus apa diperlukan customer dan tailor best user experience daripada bikin mereka ribet dengan fitur-fitur yang tidak memberikan value.”

Dari sisi konsumen, proses bisnis yang diterapkan ketika hendak melakukan sewa apartemen, setelah memilih opsi yang sesuai, tim Jendela360 akan mengonfirmasi seputar ketersediaan dan detail unit tersebut. Selanjutnya pengguna dapat mengunjungi apartemen yang dipilih didampingi tim Jendela360. Jika setelah kunjungan cocok dengan unit tersebut, maka konsumen dapat melakukan down payment hingga serah terima unit dan dokumen pendukungnya.

Dari sisi pemilik apartemen, setelah melakukan registrasi, tim Jendela360 akan melakukan pendataan dan penjadwalan foto. Proses fotografi dilakukan secara gratis. Listing apartemen tersebut akan dimasukkan ke website Jendela360 dan semua marketplace properti berbayar. Tim Jendela360 secara khusus juga melakukan pemasaran. Untuk setiap deal yang datang dari Jendela360, ada biaya profit sharing sebesar 5% untuk tiap unitnya.

Kelase Mobile Lab Dihadirkan untuk Bantu Sekolah di Pelosok Belajar TIK

Sebagai lanjutan dari kegiatan Microsoft Affordable Access Initiative Grant, Kelase mengadakan serangkaian kegiatan untuk mengoptimalkan implementasi teknologi digital dalam pendidikan. Sebelumnya dalam program Microsoft tersebut, Kelase mendapatkan pendanaan dan dukungan infrastruktur komputasi awan Microsoft Azure untuk mengembangkan layanan end-to-end solusi pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) agar dapat dinikmati oleh sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Kelase bekerja sama dengan Microsoft Indonesia dan PT Trakindo Utama memberikan akses pembelajaran digital kepada sekolah di Merauke. Salah satu hasil inovasi yang diberikan berupa Kelase Mobile Lab, yakni sebuah paket perangkat TIK yang didesain untuk mudah dipindahkan dan digunakan di area yang tergolong sulit dijangkau.

“Kelase Mobile Lab dihadirkan untuk memberi akses kepada sekolah-sekolah di pelosok Indonesia untuk dapat menerapkan pembelajaran digital dengan lebih terjangkau dan mudah. Paket piranti TIK ini didesain untuk bisa berpindah dari satu kelas ke kelas lain, selain itu dengan adanya server kelas berikut aplikasi dan konten edukasi digital yang disertakan akan memudahkan siswa dan guru melakukan kolaborasi dan pembelajaran digital dengan koneksi internet yang minim,” ujar Winastwan Gora, Chief Operating Officer PT Edukasi Satu Nol Satu (Kelase).

Gora menuturkan, selain menyediakan Kelase Mobile Lab sebagai sarana belajar, pihaknya juga memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru dan siswa untuk mampu belajar secara efektif memanfaatkan TIK sebagai perangkat produktivitas belajar.

“Kami sangat senang dapat kembali mendukung kegiatan Kelase dengan memberikan akses pembelajaran digital. Bantuan piranti TIK ini kami harapkan dapat membantu proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih kreatif dan kolaboratif. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung misi Microsoft untuk memberdayakan masyarakat dan organisasi, terutama di sektor pendidikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di era transformasi digital saat ini,” sambut Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari.

SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo yang mendapatkan kesempatan untuk menerima suguhan tersebut dari Kelase.

“SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo. Dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek sebagai bagian dari pelaksanaan program pendidikan berbasis karakter yang kami selenggarakan, SDN Inpres Polder ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar terpilihnya SDN Inpres Polder sebagai sekolah percontohan berbasis TIK oleh mitra kerja kami,” ungkap Chief Administration Officer PT Trakindo Utama Maria T. Kurniawati.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Konsep SMART dalam Pengelolaan Pekerjaan

Terdapat banyak sekali konsep yang dapat digunakan oleh seorang manajer dalam bisnis untuk mengatur ritme kerja timnya. Salah satunya adalah konsep Management by Objectives (MBO). Sudah diterapkan sejak tahun 1960an, manajemen penugasan ini dinilai efektif, karena mampu memberikan porsi pekerjaan yang tepat bagi para pekerjanya.

Salah satu yang melandasi konsep ini adalah prinsip dasar yang disebut SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic dan Time-based).

Mengapa SMART menjadi efektif untuk diterapkan dalam target realisasi sebuah pekerjaan, berikut ini ulasannya.

Specific (Memiliki tujuan spesifik)

Menurut teori manajemen tugas MBO, target yang spesifik akan memberikan efisiensi lebih kepada seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tujuan spesifik berkaitan dengan detail apa saja yang harus diselesaikan, harus mampu diterangkan secara eksplisit dan mudah dipahami.

Tujuan spesifik ini tidak hanya menyangkut definisi spesifik dari penugasan tersebut, namun termasuk mampu memberikan penugasan kepada orang yang spesifik. Dalam artian bagian dari tim yang paling berkemampuan untuk menyelesaikannya.

Measurable (Memiliki tujuan yang terukur)

Apa yang dikerjakan juga harus bisa diukur. Hal ini untuk memudahkan dalam mendefinisikan capaian sukses dari pengerjaannya. Masing-masing pekerjaan memiliki cara ukur yang berbeda, akan tetapi sedari awal pekerjaan atau tujuan tersebut dirundingkan, ukuran tersebut harus mampu disampaikan oleh pihak pemberi dan penerima tugas.

Achievable (Memiliki tujuan yang mungkin untuk dicapai)

Pekerjaan yang diberikan juga harus sesuatu yang mungkin untuk diselesaikan. Ini berkaitan dengan dua poin sebelumnya, yakni detail dan dapat diukur. Ada beberapa perkerjaan kadang diberikan tanpa target hasil akhir yang jelas. Pada akhirnya sering kali menggantung, karena kehilangan arah.

Realistic (Memiliki tujuan realistis)

Pekerjaan dengan tujuan realistis berkaitan dengan menghubungkan sebuah tugas dengan kapabilitas orang yang mendapatkan tugas tersebut. Orang pemasaran hampir tidak mungkin jika diberikan pekerjaan teknis pengembangan program, pun sebaliknya.

Time-based (Memiliki jangka waktu)

Untuk dapat mengatur ritme tim, seorang manajer juga penting memperhatikan waktu eksekusi sebuah pekerjaan. Oleh karenanya selalu perhatikan estimasi waktu dalam sebuah pekerjaan. Atur tenggang waktu dengan baik, caranya diskusikan dengan orang yang akan bertanggung jawab dengan tugas tersebut.