Pentingnya Memahami Pasar Sebelum Melakukan “Growth Hacking”

Growth Hacking adalah salah satu metode yang populer untuk membantu mengakselerasi bisnis startup, terutama bagi startup yang masih tahap pemula. Metode growth hacking dinilai lebih efektif dibanding dengan metode pemasaran lainnya. Berikut ini tips mengenai growth hacking dari Raymod Fang salah satu penulis “Growth Hacking: Silicon Valley’s Best Kept Secret” sekaligus co-founder Deviate Labs, salah satu agensi yang berkutat di industri pemasaran.

Mulai Growth Hacking dari sesuatu yang positif

Sebagai salah satu bentuk pemasaran yang cukup diminati bisnis atau startup sekarang ini growth hacking mulai dipelajari banyak pihak. Tujuannya jelas, selain untuk meningkatkan bisnis sendiri juga membuka jasa untuk membantu bisnis lain dalam hal pemasaran ini. Jika Anda seorang pemilik bisnis dan ingin melakukan growth hacking, pastikan semuanya bermula dari hal yang positif bukan hal yang negatif. Contohnya memulainya dengan kepercayaan dan pengetahuan yang mendalam tentang bisnis dan kesempatan peluang melakukan growth hacking, bukan malah sebaliknya. Frustrasi dengan pemasaran konvensional dan berharap mendapat hasil yang baik dengan growth hacking.

Salah satu unsur terpenting growth hacking adalah pemahaman mendalam produk dan pasar. Jika Anda menyerah dengan pemasaran konvensional tanpa melakukan perubahan apa pun dan mengharap sesuatu yang besar dari growth hacking, itu sebuah kesalahan besar.

Sesuatu yang menghambat growth hacking

Raymond mendefinisikan growth hacking sebagai sebuah strategi pemasaran yang kreatif dan banyak akan yang berfokus pada pertumbuhan tinggi. Untuk itu perlu memahami produk dan pasar dengan sangat baik.

Di dalam growth hacking, produk market fit menjadi sangat penting. Memiliki produk yang benar-benar bagus menjadi sebuah keharusan. Tidak hanya bagus tapi juga berbeda dengan pesaing yang sudah ada. Untuk mengetahui hal itu, Anda bisa mencari pasar yang sangat menginginkan produk Anda dan bersedia untuk membayarnya.

Jika Anda gagal menemukan pasar yang bersedia membayar untuk produk Anda ada dua pertanda. Pertama pasar untuk produk Anda tidak atau belum ada atau produk Anda kurang berkualitas. Segera lakukan evaluasi, kembali uji produk Anda. Jika memang kemungkinan kedua yang terjadi, mulai lagi dengan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk.

Sale Stock Raih Pendanaan Seri B+ Senilai 360 Miliar Rupiah

Salah satu sektor startup digital di tanah air yang tengah berkembang cukup jauh adalah bisnis e-commerce. Kabar terbaru adalah pendanaan yang didapat Sale Stock pasca masuk dalam jajaran startup di Meranti ASEAN Growth Fund oleh Gobi Partners.

Dalam rilis yang kami terima, Sale Stock menjadi startup e-commerce pertama yang masuk di jajaran portofolio Meranti ASEAN Growth Fund. Pendanaan kali ini merupakan pendanaan Series B+ bagi Sale Stock. Selain Gobi ada venture capital lain seperti Alpha JWC Ventures, Convergence Ventures, KIP, MNC, dan SMDV.

Di putaran kali ini Sale Stock disebut mendapatkan pendanaan sebesar $27 juta atau setara dengan 360 miliar rupiah. Angka yang cukup besar untuk berbuat banyak memenangi persaingan bisnis e-commerce di Indonesia.

Menanggapi pendanaan kali ini salah satu co-founder Sale Stock Lingga Madu mengungkapkan keseriusan Sale Stock dalam menghadapi pasar e-commerce di Indonesia.

“Penyuntikan modal baru ini akan digunakan untuk memperkuat posisi kita sebagai pemimpin pasar di Indonesia dan mencoba mendapatkan keuntungan di dalam waktu dekat.”

Rencana untuk bisa menghasilkan profit ini juga diamini oleh President Sale Stock Jeffrey Yuwono. Dikutip dari e27 Jeffrey menuturkan salah satu tujuan utama mereka adalah menjadi startup yang profitable di Indonesia.

“Tujuan pertama kami adalah menjadi profitable di Indonesia, yang kami rencanakan untuk tahun depan. Dan setelah itu kami akan berpikir tentang ekspansi regional,” ujarnya.

Di sisi lain Lingga secara tersirat juga menyebutkan bahwa pihaknya mengundang orang-orang yang memiliki kemampuan teknologi dan big data untuk bergabung dengan Sale Stock. Pernyataan tersebut menggambarkan rencana besar Sale Stock yang berusaha memperkuat jajaran teknologinya untuk bersaing di pasar Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Dampak Menjual Produk ke Pengguna yang Salah

Salah satu konsep terpenting dan inti dalam menjalankan bisnis adalah bagaimana menjual produk kita kepada pengguna. Kita bisa menghasilkan produk berkualitas dan memiliki tim yang solid, tapi jika tidak tahu bagaimana cara menjual yang baik, bisnis kita tidak pernah bisa berkembang. Menjual ke orang yang salah juga merupakan hal yang menghambat perkembangan bisnis. Orang yang salah di sini adalah orang yang tidak bisa mendapatkan atau tidak membutuhkan value yang ditawarkan.

Berikut beberapa dampak yang bisa terjadi jika kita menjual produk ke orang-orang yang salah.

Biaya pelayanan pelanggan yang tinggi

Yang paling bahaya dari menjual produk ke pengguna yang salah adalah feedback negatif yang bermunculan. Jika pengguna yang ditargetkan dari awal merupakan pembeli yang salah, produk tidak akan sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Demikian pula sebaliknya, jika tidak peka menilai pengguna maka produk akan dikembangkan akan mengarah ke jalur yang salah. Tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya.

Banyaknya feedback negatif tentu akan menguras banyak energi di sektor pelayanan pelanggan. Banyak komplain dan sejenisnya, karena pada dasarnya sebuah produk tidak akan bekerja dengan baik dengan pengguna yang salah.

Salah satu cara mengidentifikasi pengguna yang salah dengan melihat bagaimana mereka menanggapi sebuah produk. Biasanya pengguna yang salah tidak menemukan value yang ditawarkan dan sebagian dari mereka terlalu sering menanyakan diskon.

Merusak reputasi

Media sosial telah mengubah bagaimana cara bisnis mengelola citra mereka di publik. Semakin banyak ulasan positif di media sosial artinya semakin baik citra bisnis di masyarakat. Masalahnya jika produk terjual ke pengguna yang salah dan mereka tidak bisa mendapatkan value, konsumen ini tidak bisa mendapatkan apa yang ingin mereka dapatkan. Mereka ini yang jika banyak menuliskan di media sosial bisa berdampak pada reputasi produk dan bisnis secara umum.

Dampak negatif ini juga akan melebar dan menjangkiti moral tim yang merasa mengembangkan sesuatu yang tidak berguna. Padahal yang mereka kembangkan bukan tidak berguna, tetapi tidak tepat sasaran.

Untuk bisa mengatasi kesalahan menjual kepada pengguna yang salah, bisnis harus waspada ketika mencoba melebarkan basis pengguna. Selalu pastikan mereka memenuhi kriteria sebagai target pasar yang diinginkan. Pastikan semua data yang didapat bisa divalidasi.

Modalku dan TaniHub Sajikan Solusi “Cashflow” untuk Petani Indonesia

Menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang ke 70 dua startup tanah air mengumumkan kerja sama dalam rangka untuk mendukung sektor pertanian. TaniHub dan Modalku sepakat menjalin kerja sama untuk menyalurkan solusi cashflow agar petani Indonesia dapat mengembangkan usaha mereka lebih lanjut. Pengumuman ini berbarengan dengan diluncurkannya produk teranyar Modalku, Supply Chain Financing (SCF), di platform mereka.

Modalku adalah salah satu startup yang memberikan layanan peer-to-peer lending (P2P) di Indonesia, sedangkan TaniHub merupakan salah satu startup yang memiliki cita-cita untuk menyejahterakan para petani. Kombinasi keduanya diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi sektor pertanian Indonesia.

COO Modalku Iwan Kurniawan menjelaskan kerja sama Modalku dan TaniHub mengemas solusi dalam bentuk aplikasi digital yang diharapkan lebih menguntungkan petani. Mereka tak lagi perlu bergantung pada tengkulak untuk memasarkan produk mereka.

CEO TaniHub Ivan Arie Sustiawan, di lain pihak, menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya keberadaan dan dukungan Modalku sangat membantu pihak TaniHub dalam mengembangkan agribisnis digital, baik di pasar domestik maupun ekspor. Ivan juga berharap sinergi positif TaniHub dan Modalku bisa terus berlanjut dan meningkatkan kemajuan sektor pertanian Indonesia.

Berbarengan dengan pengumuman kerja sama ini, Modalku juga mengumumkan peluncuran produk supply chain financing (SCF). Sebuah solusi yang dapat membantu UMKM (kini juga mendukung petani, nelayan, dan peternak) untuk membayar tagihan supplier agar UMKM dapat lebih fokus mengatur usaha mereka.

Application Information Will Show Up Here

Pertanyaan-pertanyaan untuk Mengukur Perkembangan Tim

Seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab atas perkembangan profit dan pendapatan bisnis tetapi juga perkembangan seluruh elemen dalam bisnis. Baik dari segi finansial atau manusia-manusia di dalamnya. Selain mengembangkan produk dan berinovasi secara berkala untuk tidak kalah di persaingan pasar seorang pemimpin juga harus mengembangkan orang-orang dalam tim untuk siap menjadi pemimpin di kemudian hari.

Bagi seorang pemimpin, berikut beberapa pertanyaan yang sekiranya bisa dipertanyakan untuk mengukur perkembangan tim dalam bisnis, terutama untuk menyiapkan regenerasi pemimpin.

Apakah Anda melakukan hal kecil tapi berdampak besar bagi mereka?

Jika Anda sudah cukup lama menjadi pemimpin dan mulai meragukan peran serta Anda di dalam tim coba tanyakan pertanyaan di atas. Seharusnya semakin lama memimpin sebuah bisnis, sebuah tim Anda bisa lebih fokus pada hal-hal kecil yang spesifik, namun dalam hal-hal tersebut Anda memberikan sesuatu yang besar. Ini semacam efektivitas kerja Anda, tim Anda telah berkembang untuk mengambil atau mengisi tanggung jawab Anda yang lain.

Seberapa besar bisnis tergantung pada Anda dibanding kuartal sebelumnya?

Masih berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya, pertanyaan ini juga membantu Anda mengukur tingkat ketergantungan bisnis terhadap peran serta Anda dalam bisnisnya. Semakin kecil ketergantungannya berarti Anda sudah berhasil memberikan visi dan misi yang jelas bagi setiap tim yang ada.

Apakah Anda mengembangkan generasi selanjutnya sebagai pemimpin bisnis ?

Waktu terus bergerak, Anda sebagai pemimpin tidak lantas akan abadi di posisi Anda. Sebagai seorang pemimpin Anda wajib mencari pengganti Anda, caranya tentu dengan menyiapkan orang-orang yang mampu. Peran Anda tentu diperlukan untuk membentuk karakter, kemampuan dan tanggung jawab calon pemimpin di bisnis  Anda. Hal ini sangat terbantu Jika Anda mengembangkan kultur yang baik di perusahaan Anda.

Apakah Anda membantu memecahkan masalah atau membantu tim menemukan cara mereka untuk memecahkan masalah?

Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab tim adalah dengan memberikan jam terbang dan tanggung jawab yang lebih bagi tim yang ada. Salah satu kebiasaan baik yang bisa dicoba adalah dengan tidak membantu memecahkan masalah, tapi bantu mereka menemukan jalan untuk mencari solusi.

Perkembangan Rencana Pembangunan “Apple Innovation Center” di Indonesia

Bulan ini Apple akan melakukan pre-launch pusat riset mereka di Indonesia. Bertempat di Bina Nusantara di Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten. Pre-launch ini akan menjadi yang pertama di Indonesia telah dalam satu tahun terakhir menjadi perbincangan. Kehadiran pusat riset dan pengembangan Apple di Indonesia merupakan upaya Apple memenuhi TKDN yang mulai diterapkan pemerintah untuk sejumlah perangkat ponsel berkonektivitas 4G/LTE.

Seperti dikutip dari beberapa media, Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan menjelaskan pihaknya telah mendapat undangan acara pre-launching tersebut. Hanya saja Putu menekankan bahwa acara tersebut bukan peresmian, pasalnya realisasi investasi masih sekitar 30 persen dari total yang telah dijanjikan. Apple disebutkan telah berkomitmen berinvestasi di Indonesia sebesar $44 juta atau sekitar Rp586 miliar dengan jangka waktu berlaku.

Apple sendiri telah memilih mendirikan pusat inovasi di Indonesia, tepatnya di Green Office Park 9 BSD City Serpong, Tangerang Selatan. Selain itu juga beredar kabar bahwa Apple akan membangun dua pusat riset lain di Indonesia. Meski demikian informasi mengenai kota, jadwal pembangunan, dan keterangan lebih lanjut belum bisa dikonfirmasi.

Jika mengacu pada informasi-informasi sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pernah menyampaikan bahwa pembangunan Apple Innovation Center (AIC) akan ditempatkan di 4 kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surakarta. Kota-kota yang saat ini banyak menjadi rujukan studi mahasiswa-mahasiswa Indonesia.

Nantinya AIC yang dibangun Apple akan melakukan beberapa hal yang berkenaan dengan inovasi, termasuk di dalamnya pengembangan perangkat lunak dan menyiapkan tenaga terlatih dengan standar Apple. Termasuk memberikan sertifikasi bagi mahasiswa. Kehadiran AIC juga menargetkan bisa menyerap banyak tenaga kerja.

Dengan memilih membangun pusat riset dan pengembangan di Indonesia, harapannya masyarakat Indonesia tidak hanya dianggap sebagai konsumen produk-produk Apple, tetapi juga produsen, baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

Pasca Perolehan Pendanaan Pra-Seri A, Marketplace Penyewaan Ruangan FlySpaces Seriusi Pasar Indonesia

Marketplace untuk penyewaan ruang atau kantor untuk jangka waktu pendek FlySpaces baru saja mengumumkan telah mendapatkan pendanaan Pra-Seri A senilai $2,1 juta. Pendanaan kali ini didapatkan dari sejumlah investor asal Filipina yang dipimpin Co-President Net Group Raymond Rufino bersama dengan firma ekuitas pribadi dan pengusaha properti asal Filipina. Dengan pendanaan ini, FlySpaces akan fokus pada ekspansi pasar, termasuk di Indonesia, dengan memperkuat sektor teknologi.

Dana yang didapat direncanakan untuk kembali melebarkan sayap FlySpaces di beberapa negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Selain itu FlySpaces juga mengupayakan pertumbuhan yang signifikan di negara-negara tempat mereka beroperasi.

“Kami benar-benar fokus pada UKM dan perusahaan multinasional yang mencari solusi ruang kantor yang fleksibel dengan cepat karena berbagai alasan, mulai dari pengurangan biaya hingga mobilitas karyawan,” ungkap COO FlySpaces Guillaume Martin.

Sejak berdiri tahun 2015 silam, FlySpaces disebutkan telah mengelola penawaran 1.000 ruang kantor seluas total 400.000 meter persegi. Mereka telah melayani lebih dari 500 pelanggan selama 18 bulan terakhir di lima negara, yaitu Filipina, Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Indonesia.

Menurut penuturan Country Manager FlySpaces Indonesia Disa Pakpahan, Indonesia akan menjadi pusat fokus FlySpaces. Bahkan CEO FlySpaces akan pindah dan tinggal di Jakarta untuk mengenal pasar Indonesia dengan lebih baik dan akan menghabiskan waktu dengan para pemain di bidang real estate, pengguna, dan mitra bisnis yang ada di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, pesaing terdekat FlySpaces adalah Xwork.

Untuk strategi menghadapi persaingan industri marketplace penyewaan ruang kerja, Disa menuturkan:

“Kami selalu menggunakan pendekatan  yang localized di setiap kota di mana kami beroperasi. Tim sales kami di setiap kota sangat tahu betul seluk beluk kota tersebut. Jadi tim kami bisa memberikan rekomendasi terbaik bagi para klien.”

“Dengan menjadi pemain regional terbesar dalam kategori marketplace untuk ruang kantor, kami juga sudah memiliki basis klien dalam skala regional dengan banyak sekali peluang dari para klien tersebut untuk membuka kantor cabang di kota-kota di mana kami beroperasi,” imbuhnya.

Pria Hong Kong Upayakan Bantu Peternak Sapi Indonesia Melalui ICO

Layanan startup peternakan tampak mulai diupayakan oleh banyak pihak di Indonesia. Meski memiliki konsep yang berbeda-beda tujuannya serupa, membantu menyejahterakan peternak hewan seperti sapi dan domba. Salah satu warga asing yang mencoba menangkap peluang ini adalah James Bang. Pria Hong Kong yang disebut sebagai profesional di sektor cryptocurrency dan blockchain ini mencoba membantu para peternak sapi di Indonesia dengan membentuk cryptocurrency khusus untuk meningkatkan nilai jual sapi-sapi yang ada di peternak yang diberi nama CashCow Coin.

Dalam suatu kunjungannya ke Indonesia, Bang menjumpai pembagian hasil jual yang kurang merata antara peternak (orang yang merawat ternak) dengan pemilik ternak. Kondisi ini kemudian membuatnya transpirasi untuk membuat CashCow Coin, sebuah startup yang mencoba membantu meningkatkan kesejahteraan para peternak.

Ide Bang adalah dengan membuka investasi untuk pembelian sapi kemudian dititipkan ke para peternak, kemudian ketika nanti dijual bisa dibagi masing-masing sepertiga, untuk CashCow, peternak, dan pemodal. Namun proses investasinya memanfaatkan cryptocurrency yang dikembangkan sendiri, CashCow Coin. Seperti dikutip dari South China Morning Post ICO (Initial Coin Offering) yang akan mulai ditawarkan pada bulan Oktober mendatang. Ia berharap bisa mendapatkan dana sebesar US$15 juta (lebih dari 200 miliar Rupiah).

Cryptocurrency menjadi buah bibir para penggiat teknologi dan masyarakat. Teknologi di belakangnya, blockchain dan segenap ekosistem penunjangnya, kemudian banyak dikembangkan untuk berbagai macam produk.

Sampai saat ini belum ada keterangan lebih lanjut mengenai CashCow Coin dan bagaimana strateginya di Indonesia. Hanya saja sejumlah tantangan-tantangan sudah pasi dihadapi oleh CashCow Coin untuk masuk ke Indonesia.

Salah satu tantangan terbesar CashCow Coin adalah bagaimana Bang mengelola peternak lokal di Indonesia. Mulai dari pemahaman proses investasi (termasuk pendaftaran ke regulator), konversi cryptocurrency ke mata uang yang legal, dan termasuk usaha-usaha riil pemberdayaan peternak lokal.

Bukan startup pertama di sektor investasi budidaya ternak

Di Indonesia sendiri belakangan sudah mulai muncul banyak startup yang menawarkan investasi budi daya hewan ternak. Salah satunya Angon, startup investasi budi daya yang menawarkan pengelolaan hewan ternak.

Di sistem milik Angon sapi atau domba merupakan milik peternak Angon. Setelah dibeli oleh member Angon maka sapi atau domba akan berpindah kepemilikan kepada member dan peternak sendiri statusnya menjadi peternak Angon yang bekerja di Sentra Peternakan Rakyat untuk merawat ternak milik para member.

CashCow Coin seharusnya memiliki konsep yang mirip dengan Angon, tapi dengan cara crowdfund yang berbeda. Meskipun masih diliputi sentimen skeptisisme tentang keberlangsungan bisnis ini, kita tunggu bagaimana implementasi dan eksekusi CashCow Coin di lapangan.

Wakuliner Mencoba Menangkap Peluang Bisnis Marketplace Makanan

Pertumbuhan bisnis online di Indonesia sangat dipengaruhi oleh banyaknya konsumen yang melek teknologi digital. Salah satu segmen yang laris manis adalah sektor makanan, lengkap dengan jasa pengantarannya. Kondisi jalanan yang kurang kondusif dan antrian di restoran yang mengular merupakan alasan utama bagi masyarakat memesan makanan via online. Peluang ini kemudian coba ditangkap Anthony Gunawan dengan menghadirkan Wakuliner, sebuah marketplace yang melayani jual beli makanan lengkap dengan layanan antar dan fitur-fitur lainnya.

Wakuliner secara jeli melihat peluang yang ada di segmen jual beli makanan. Tidak hanya berupa makanan panas tetapi juga snack dan makanan khas atau oleh-oleh. Tujuannya untuk membantu UMKM menjual produk-produk makanannya.

Dari segi model bisnis Wakuliner merupakan marketplace yang mengusung konsep C2C (Customer to Customer) yang artinya memberikan kesempatan bagi masyarakat umum membeli dan berjualan di platform Wakuliner yang kini sudah tersedia untuk platform Android dan iOS.

“Kami sudah dan akan terus menyiapkan beragam fitur dan layanan terbaik untuk memudahkan masyarakat menikmati kuliner nusantara, seperti fitur Waku-Antar, Waku-Wiku, dan Waku Katering yang memiliki fungsi masing-masing,” jelas Anthony.

Fitur Waku-Anter sendiri merupakan fitur pesan antar yang memungkinkan pembeli mendapatkan makanan yang dipesan, baik makanan panas maupun snack atau oleh-oleh. Untuk jasa pengantaran makanan panas Wakuliner mencoba membantu depot atau restoran yang memiliki jasa antar makanan untuk lebih banyak mendapatkan pengguna. Dengan kata lain Wakuliner hanya meneruskan pesanan ke restoran masing-masing dan menggunakan jasa antar restoran masing-masing. Sedang untuk makanan snack atau oleh-oleh, Wakuliner berambisi membantu UMKM dalam menjual produk makanan mereka.

Fitur selanjutnya adalah Waku-Wiku, sebuah fitur yang memberikan informasi makanan legendaris bagi pencinta wisata kuliner. Dengan demikian pengguna dapat lebih mengenal makanan tersebut lengkap dengan daftar tempat makan, menu, foto, review, alamat lengkap (GPS) dan informasi pendukung lainnya. Fitur ketiga yang juga ada di sistem Wakuliner adalah sistem Waku-Katering, sebuah layanan yang memungkinkan pengguna memesan katering harian maupun katering event.

Untuk metode pembayarannya Wakuliner saat ini melayani pembayaran tunai atau cash on delivery, bank transfer, kartu kredit, dan lainnya. Kabarnya akan segera menyusul beberapa metode pembayaran seperti virtual account dan e-wallet.

Sejauh ini Wakuliner sudah memiliki kurang lebih 3600 penjual atau merchant yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Bali, Solo, Surabaya, Palembang hingga Makassar. Dengan call center dan technical support yang bisa dihubungi kapan saja diharapkan bisa membantu meningkatkan kepuasan pengguna.

“Visi kami menjadikan Wakuliner sebagai marketplace kuliner terbesar dan terlengkap di dunia. Misi kami membantu pengusaha kuliner dengan memberikan pelatihan dan aplikasi terbaik. Juga menyediakan beragam fitur pelayanan kuliner terbaik, terlengkap dan aman bagi masyarakat,” pungkas Anthony.

Application Information Will Show Up Here

Modalku Bergabung dengan Forum IACPM untuk Mencapai Standar Kualitas Internasional

Modalku, salah satu layanan teknologi finansial yang mengusung model peer to peer (P2P) lending, mengumumkan telah bergabung dengan International Association of Credit Portofolio Managers (IACPM), sebuah forum yang berisi institusi keuangan berdiskusi dan berbagai mengenai praktek manajemen risiko kredit. Modalku juga menggandeng Terry Tse, mantan Chief Risk Officer Dianrong, platform P2P lending asal Tiongkok sebagai penasihat. Harapannya dengan bergabung dengan para pemain di industri yang sama di internasional, Modalku bisa memajukan standar, kualitas, dan kredibilitas platform mereka.

Disampaikan CEO Modalku Reynold Wijaya, saat ini Modalku tengah fokus mencapai standar internasional, bahkan dunia. Salah satu yang coba diusahakan adalah dengan selalu menegaskan komitmen terhadap perlindungan konsumen.

“Tim kami selalu menegaskan komitmen terhadap perlindungan konsumen. Platform Modalku melayani dua sisi, UMKM sebagai peminjam dan pencari alternatif investasi sebagai pemberi pinjaman. Kami mendukung UMKM Indonesia dengan pinjaman modal usaha, tetapi kami juga menjunjung tinggi tanggung jawab terhadap pemberi pinjaman.”

“Penilaian kredit kami ketat, kami hanya memberikan pinjaman ke UMKM berpotensi dan berkualitas agar risiko default lebih terkontrol. Menciptakan sistem credit assessment yang efektif merupakan prioritas utama kami,” lanjutnya.

Reynold juga menanggapi keanggotaan Modalku di forum IACPM. Menurutnya menjadi anggota IACPM adalah bukti keseriusan Modalku dalam menciptakan sistem credit assessment terbaik. Berada di forum yang sama dengan institusi keuangan dunia seperti Barclays, HSBC, Citigroup dan Goldman Sachs diharapkan Modalku bisa menggabungkan ilmu yang didapat dengan teknologi digital terbaru.

“Kami juga bangga karena ahli credit portfolio management sekaliber Terry Tse melihat potensi Modalku dan menjadi penasihat kami. Kedua hal ini akan meningkatkan keamanan aktivitas pemberi pinjaman di Modalku,” imbuhnya.

Application Information Will Show Up Here