EmasDigi Siap Hadirkan Produk Keuangan Valuta Asing dan Sasar Konsumen B2B

Setelah menjalankan bisnis selama empat bulan, layanan jual beli emas online EmasDigi dalam waktu dekat akan meluncurkan fitur terbaru, yaitu penjualan valuta asing (valas). CEO EmasDigi Claudia Kolonas menyebutkan, jika sudah siap dan proses validasi telah dirampungkan, produk terbaru ini akan segera hadir di platform EmasDigi.

“Sejak awal memang misi kita adalah tidak hanya menghadirkan jual beli emas secara online, namun juga produk finansial lainnya yang dibutuhkan oleh pengguna.”

Meskipun sudah masuk dalam rencana, tidak disebutkan siapa saja mitra yang nantinya akan bergabung bersama EmasDigi. Relasi EmasDigi dengan PT PG Berjangka yang resmi terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) memudahkan EmasDigi untuk menghadirkan produk-produk finansial lainnya di masa mendatang.

Selain valas, EmasDigi juga berencana untuk mengimplementasikan cashback untuk pengendapan saldo voucher.

Konsumen B2B

Saat ini EmasDigi mengklaim telah memiliki sekitar 30 ribu pengguna yang tersebar di 34 kota. Kebanyakan pengguna EmasDigi tersebut datang dari mitra yang sudah menjalin kemitraan dengan EmasDigi. Untuk menambah jumlah pengguna, EmasDigi berencana meluncurkan platform yang menyasar konsumen B2B. Selain itu EmasDigi juga akan membuka API untuk mempermudah kemitraan tersebut.

“Nantinya kami akan membuka kerja sama dengan layanan e-commerce agar mereka bisa menjual produk investasinya. Saat ini sudah ada e-commerce yang menjalin kemitraan dengan kami, jika sudah final prosesnya akan kami sebutkan lebih lanjut apa layanan e-commerce tersebut,” kata Claudia.

Disinggung apakah EmasDigi memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana, menurut Claudia hingga saat ini belum ada rencana untuk melakukan fundraising. Masih menggunakan dana yang ada, fokus EmasDigi adalah menambah pengguna, edukasi ke pengguna, sekaligus menambah mitra yang relevan.

Tugas baru Natali Ardianto

Dalam kesempatan tersebut turut hadir CTO EmasDigi yang baru, Natali Ardianto. Dalam presentasinya disebutkan, sebelum menempati posisi CTO EmasDigi, Natali mengklaim telah mendapat tawaran dari berbagai layanan e-commerce di Indonesia, namun akhirnya Natali memilih EmasDigi usai melepaskan jabatan di Tiket.

“Keputusan saya memilih EmasDigi karena EmasDigi memiliki fundamental yang kuat dan EmasDigi juga merupakan perusahaan yang memiliki potensi yang cerah di masa depan.”

Sebagai CTO, tugas Natali selanjutnya adalah mengembangkan teknologi sekaligus menghadirkan fitur yang memudahkan pengguna untuk melakukan jual-beli emas dan varian produk keuangan lainnya di EmasDigi.

“Kami juga akan mengembangkan skema O2O dengan menambah lebih banyak kemitraan dengan penjual emas. Dengan demikian proses online-to-offline tersebut bisa lebih lancar lagi,” kata Natali.

Application Information Will Show Up Here

Peranan Tim SDM Tingkatkan Kemampuan dan Loyalitas Pegawai

Rendahnya kemampuan dan kualitas pendidikan tenaga kerja di Indonesia menjadi salah satu tantangan saat ini, ketika perusahaan teknologi dan startup semakin membutuhkan talenta baru untuk mengisi posisi penting di perusahaan.

Menurut Co-Founder Qareer Group Asia yang juga merupakan Founding Partner Kejora Ventures Sebastian Togelang di sesi #SelasaStartup, peranan HR (SDM) atau personalia bisa membantu meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan memberikan pelatihan hingga edukasi yang tepat.

“Perusahaan konvensional juga harus sudah mulai mengadopsi teknologi dan menerapkannya bukan hanya kepada bisnis tapi juga pegawai. Teknologi pun tidak harus yang canggih, pastikan mudah untuk digunakan.”

Untuk bisa menarik talenta yang tepat, perusahaan harus bisa melakukan branding agar bisa menarik perhatian tenaga kerja yang saat ini mulai didominasi oleh kalangan milenial. Dengan demikian bukan hanya perusahaan popular saja yang dicari talenta baru, namun perusahaan konvensional dan perusahaan baru, jika dipromosikan secara tepat.

Saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah working population tertinggi secara global. Makin banyak working age yang bermunculan dan membutuhkan pelatihan yang tepat dari perusahaan.

“Dibandingkan dengan negara tetangga, masih banyak tenaga kerja Indonesia yang memiliki kualitas dan kemampuan kurang. Itulah tantangan yang ada saat ini,” kata Sebastian.

Meningkatkan kemampuan

Agar bisa bersaing dengan tenaga kerja lainnya, penting bagi masing-masing individu untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman bekerja. Semua bisa didapatkan dengan cara sendiri, hingga memanfaatkan pengalaman bekerja sejak awal di perusahaan saat ini. Gali terus kemampuan dan perluas wawasan, dengan demikian peningkatan skill di karir akan semakin meningkat dan secara langsung mempengaruhi gaji yang akan didapat.

“Orang Indonesia saat ini memang masih salary oriented. Namun demikian semua itu akan dapat diraih, jika kemampuan dan edukasi yang dimiliki semakin bertambah,” kata Sebastian.

Kultur perusahaan

Salah satu cara yang juga bisa diterapkan perusahaan adalah menerapkan kultur perusahaan yang ideal. Semua tentu bisa disesuaikan dengan kondisi di perusahaan masing-masing. Melihat tren yang ada, ketika fleksibilitas, keterbukaan dan transparansi makin banyak dicari oleh kalangan milenial, ada baiknya bagi perusahan untuk mulai mengadopsi cara-cara baru tersebut.

“Dia ntaranya adalah dengan menerapkan kerja remote yang saat ini makin banyak dicari oleh kalangan milenial saat mencari pekerjaan. Kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh coworking space hingga coffee shop menjadikan suasana kerja lebih menyenangkan dan dinamis,” kata Sebastian.

Bukan hanya teknologi yang harus diadopsi, perusahaan juga harus mulai menerapkan peraturan yang lebih fleksibel yang bertujuan untuk menjaga work balance pegawai perusahaan.

Loyalitas pegawai

Ketika makin banyak startup yang bermunculan menawarkan posisi dengan gaji yang beragam, banyak pegawai yang tergoda dan memutuskan untuk meninggalkan posisi bekerja di perusahaan saat ini. Untuk bisa terhindar dari pegawai yang kurang loyal, penting bagi perusahaan untuk bisa menerapkan suasana bekerja yang menyenangkan. Pastikan semua pekerjaan, visi perusahaan, hingga target yang ingin dicapai disampaikan sejak awal kepada pegawai.

Dengan demikian pegawai tersebut bisa melihat, masa depan dan arah yang akan diambil perusahaan. Sesuaikan ekspektasi dan fakta yang bakal didapatkan pegawai, jika bekerja di perusahaan tersebut.

“Dari sini biasanya akan terlihat pegawai yang bakal loyal, dilihat dari passion mereka dan motivasi memilih untuk bekerja di perusahaan,” kata Sebastian.

Cara lain yang bisa dilakukan perusahaan agar pegawai bisa loyal adalah memberikan pelatihan, training, hingga mendukung pertumbuhan karier pegawai selama bekerja di perusahaan. Pada akhirnya, perusahaan yang dinilai berhasil adalah jika memiliki lingkungan kerja yang positif, standarisasi gaji yang sesuai, dan pegawai yang loyal.

Strategi Gramedia Digital Nusantara Gabungkan Kultur Startup dan Korporasi

Setelah melebur menjadi Gramedia Digital Nusantara pada tahun 2016 lalu, layanan Scoop yang berangkat dari kultur perusahaan startup masih mencoba untuk menggabungkan dua kultur yang berbeda, yaitu perusahaan yang sudah mapan (Gramedia) dan startup.

Kepada DailySocial, Managing Director Gramedia Digital Nusantara Kelvin Wijaya mengungkapkan, proses penggabungan ini tidak selalu berjalan dengan mudah, sarat dengan bentrokan dari sisi kebiasaan, cara kerja hingga tim yang terlibat di dalamnya.

“Proses integrasi memang benar-benar lumayan sulit, karena kita datang dari startup dan berhadapan dengan perusahaan yang telah berdiri selama 48 tahun lebih hadir di Indonesia. Jadi memang terdapat culture clash, people clash, SOP dan cara kerja yang clash,” kata Kelvin.

Sebagai pimpinan yang memiliki latar belakang startup, Kelvin berupaya untuk bisa melakukan integrasi tersebut dengan cara pembuktian hingga melakukan MVP (Minimum Viable Product). Dengan menerapkan proses tersebut, Kelvin dan tim mengklaim bisa memberikan hasil yang terbaik agar bisa melancarkan proses integrasi.

Fokus ke misi utama

Hadirnya Gramedia Digital Nusantara, menurut Kelvin, untuk membantu percepatan transformasi digital di Gramedia Group. Menyesuaikan fokus utama, keterlibatan antara pegawai yang berasal dari korporasi dan pegawai yang berasal dari startup bisa menjadi kolaborasi yang solid guna mempercepat pertumbuhan bisnis.

“Misi besar kita adalah untuk Gramedia. Jadi kita mempunyai tugas besar untuk melakukan transformasi digital untuk toko buku Gramedia. Perusahaan dibuat untuk mempercepat transformasi digital di grup,” kata Kelvin.

Salah satu langkah yang telah diterapkan untuk bisa membawa kultur startup ke perusahaan adalah memisahkan kantor Gramedia Digital, menjalankan bisnis secara independen, dan melakukan konsolidasi dengan grup. Cara ini, menurut Kelvin, bisa membawa perusahaan ke arah yang tepat dengan menciptakan keseimbangan tersebut.

“Baiknya buat kami yang memiliki latar belakang dari startup adalah, kemampuan untuk bergerak dengan cepat, sementara perusahaan seperti Gramedia cenderung untuk lebih hati-hati dan kurang berani untuk mengambil langkah yang agresif. Di situlah peranan kami untuk bisa menggabungkan proses kerja tersebut,” kata Kelvin.

Berikut wawancara lengkap dengan Kelvin Wijaya soal strategi dan tantangan Gramedia Digital mengonversi konsumen yang terbiasa mengonsumsi konten secara gratis menjadi konsumen berbayar.

Application Information Will Show Up Here

Kolaborasi Innovation Factory dan GREE Ventures Hadirkan Program Akselerasi “SKALA”

Innovation Factory, sebuah inisiatif berbasis komunitas yang memiliki BLOCK71 Jakarta sebagai ecosystem builder bagi startup di Indonesia, meluncurkan program akselerasi untuk startup SKALA yang menggandeng perusahaan modal ventura GREE Ventures. GREE Ventures selama ini telah berinvestasi kepada di berbagai perusahaan teknologi Indonesia, seperti Bukalapak, Kudo, BerryBenka, Luxola, dan Pie. Nantinya program akselerasi ini akan fokus kepada startup yang sudah mendapatkan traksi pasar dan melewati proses minimum viable product (MVP).

Kepada DailySocial, Program Manager SKALA Agustiadi Lee mengungkapkan, dukungan komunitas Innovation Factory dan keahlian GREE Ventures yang dibungkus program BLOCK71 diharapkan bisa menjadi program akselerasi yang dapat membantu startup berkembang.

“Kedua organisasi ini dapat melengkapi satu sama lain. Kami memiliki pandangan yang sama bahwa ada celah di program akselerasi yang ada di Indonesia sehingga masuk akal bagi kami untuk bekerja sama membangun program kami sendiri, yaitu program yang berfokus pada metrik bisnis dan mentorship,” kata Agustiadi.

Berikan modal awal Rp437 juta

Terinspirasi fokus dan pendekatan Y Combinator, secara khusus program akselerasi ini tidak hanya melirik startup Indonesia, namun startup asing yang dinilai memiliki potensi dan model bisnis yang menarik, bisa mendaftarkan diri untuk menjadi peserta program. Bagi startup yang berhasil masuk, SKALA akan langsung menanamkan modal awal sebesar USD30.000 (Rp437 juta) untuk 5% ekuitas.

Di akhir program, Demo Day akan dilaksanakan agar startup bisa memberikan presentasi di hadapan investor terpilih. GREE Ventures juga bisa memilih untuk menanamkan modal dalam startup yang telah menunjukkan potensi besar selama program dan menaati tesis investasi GREE Ventures.

“Agenda kedua pihak melalui SKALA adalah untuk pengembangan ekosistem startup di tanah air. Kami ingin mencari dan membimbing pendiri startup berkualitas yang memiliki produk yang hebat namun memiliki kesulitan dalam pengembangan bisnis,” kata Agustiadi.

Kategori binaan

Terkait kategori startup yang menjadi incaran SKALA, Agustiadi menegaskan program ini terbuka untuk semua startup. Meskipun demikian, saat ini SKALA fokus ke startup yang menyasar di bidang agritech, logistik, healthtech, edtech, O2O, media, dan fintech.

“Kami juga terbuka untuk startup internasional selama mereka memiliki solusi untuk memecahkan permasalahan mendasar di Indonesia. Idealnya yaitu startup yang memiliki pemahaman mendalam tentang permasalahan di Indonesia dan memiliki tim yang solid,” kata Agustiadi.

Partner lainnya yang terlibat dalam program ini adalah Direktur Innovation Factory dan CEO PopBox Adrian Lim, Head of Startup Ecosystem AWS Indonesia Budiman Wikarsa, Investment Manager GREE Ventures Samir Chaibi, dan Principal GREE Ventures Nikhil Kapur.

“Kebanyakan akselerator berfokus mengumpulkan startup, lalu hanya membantu mereka mencari modal usaha. Kami percaya bahwa jika membangun perusahaan dengan cara yang tepat di pasar yang cukup besar, modal akan datang dengan sendirinya. Kami juga memperhatikan sekeliling kami dan melihat tidak adanya program lain yang melakukan ini di Indonesia, jadi kami memutuskan untuk berkolaborasi untuk proyek kami sendiri,” kata Nikhil.

Kantongi Pendanaan Baru, Lemonilo Kembangkan Teknologi dan Tambah Varian Produk

Lemonilo, platform e-commerce yang fokus kepada makanan organik (alami) dan makanan-makanan sehat lainnya untuk mendukung pola hidup sehat, mengumumkan perolehan pendanaan baru dari Alpha JWC Ventures dan Unifam Capital.

Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang diberikan, namun CEO dan Co-Founder Lemonilo Shinta Nurfauzia kepada DailySocial menyebutkan, dana segar tersebut akan digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan di platform dan menambah produk baru.

“Pendanaan ini sudah kami finalisasi sejak bulan Juli lalu. Selain mengembangkan teknologi platform di situs dan aplikasi nantinya, kami juga berniat untuk menambah produk CPG (Clinical Practice Guidelines),” kata Shinta.

Produk sehat terkurasi

Saat ini Lemonilo telah memiliki 10 produk CPG, di antaranya adalah mie goreng alami dan kaldu pelezat alami. Secara khusus Lemonilo menghadirkan produk terkurasi dari bahan-bahan yang sehat untuk pelanggan. Mengklaim sebagai layanan yang mempertemukan teknologi dengan perusahaan FMCG dan mengedepankan model bisnis M2C (manufacturer-to-consumers).

“Operasi kami terdiri dari melakukan kurasi, membuat dan mendistribusikan. Setelah di kurasi dan memastikan produk yang kami pilih bebas dari bahan yang dikategorikan tidak baik untuk kesehatan, kami kemudian menjualnya dalam marketplace yang terkurasi,” kata Shinta.

Lemonilo juga melakukan riset pasar dan data, proses tersebut dilakukan agar bisa lebih scalable terkait dengan produk yang bisa meningkatkan volume lebih tinggi lagi. Untuk memastikan produk memiliki kualitas yang terbaik, Lemonilo juga melakukan inkubasi kepada mitra untuk kemudian bisa menjadi bagian dari brand Lemonilo.

“Proses tersebut kita lakukan setelah melakukan penyaringan kepada mitra eksklusif yang memiliki potensi untuk menjalin kemitraan dengan Lemonilo dari ratusan produsen yang terdaftar,” kata Shinta.

Lemonilo diprakarsai tiga orang, yakni Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya. Mereka bertiga juga berperan dalam pengembangan layanan Konsula, salah satu layanan yang fokus pada sektor kesehatan.

GO-JEK Confirms GO-Ventures Initiation

After the previous rumor about GO-Ventures, a venture capital unit from GO-JEK, Nadiem Makarim, GO-JEK’s CEO has confirmed the plan. According to our source, Head of Go-Ventures is a former Redmart executive with long tenure in the investment banking industry, particularly in Singapore.

Makarim said GO-Ventures is currently being prepared and soon to be launched. GO-Ventures targets the funding for SEA startups, prioritizing strategic partnership with GO-JEK business.

Up until now, GO-JEK has invested at medtech startup HaloDoc and insurtech startup PasarPolis. In addition, they have also acquired some fintech services.

GO-Ventures existence will be highly competing with its rival, Grab. Grab has previously announced Grab Ventures. The vertical industries targeted by Grab Ventures includes online payments, finance, shopping, logistics, and food delivery.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Konfirmasi Kehadiran GO-Ventures

Setelah sebelumnya beredar kabar tentang GO-Ventures, sebuah unit permodalan dari GO-JEK, beberapa waktu lalu CEO GO-JEK, Nadiem Makarim, memberikan konfirmasi terkait rencana tersebut. Menurut sumber yang kami peroleh, Head of Go-Ventures adalah mantan eksekutif Redmart yang lama berkecimpung di industri investment banking, khususnya di Singapura.

Disebutkan oleh Nadiem, saat ini GO-Ventures tengah dipersiapkan dan akan segera diresmikan. GO-Ventures menargetkan pendanaan untuk startup di Asia Tenggara, mengedepankan kerja sama strategis dengan bisnis GO-JEK.

Hingga saat ini GO-JEK setidaknya telah berinvestasi di startup teknologi kesehatan HaloDoc dan startup teknologi kesehatan PasarPolis. Selain itu mereka juga telah mengakuisisi sejumlah layanan fintech.

Kehadiran GO-Ventures turut menabuh kembali genderang persaingan bersama rivalnya, Grab. Beberapa waktu lalu Grab sudah lebih dulu mengumumkan Grab Ventures. Vertikal industri yang disasar Grab Ventures meliputi online payments, finance, shopping, logistic dan food delivery.

Application Information Will Show Up Here

DycodeX Wakili Indonesia di Acara Google Demo Day Asia

Bertempat di Shanghai bulan September 2018 mendatang, gelaran Demo Day Asia yang diinisiasi oleh Google, telah memilih 10 startup dari seluruh Asia Pacific untuk bisa memberikan presentasi dan pitching di hadapan investor secara global.

Di antara 10 startup terpilih, DycodeX yang merupakan anak perusahaan pengembang software asal Bandung DyCode, menjadi satu-satunya wakil Indonesia di gelaran tersebut.

Dycode X, yang kini fokus ke produk SmarTernak, solusi manajemen ternak berbasis Internet of Things (IoT), akan bersaing dengan 9 startup lainnya.

Mereka adalah FreightExchange (Australia), GITAI (Jepang), Marham (Pakistan), Miotech (Tiongkok), Origami Labs (Hong Kong), SigTuple (India), SkyMagic (Singapore), Swingvy (Korea)

Terpilihnya DycodeX dalam gelaran Demo Day Asia, setelah Open Call dilakukan Google dan pendaftaran yang masuk diklaim mencapai hingga ribuan dari startup di Asia Pacific. Google kemudian melakukan penyaringan hingga 305 startup yang masih dalam tahap kualifikasi, dan 10 startup terpilih yang kemudian berhasil masuk ke babak final, berhak tampil dalam panggung Demo Day Asia.

Startup yang berhasil menarik perhatian para investor di babak final, akan mendapatkan kesempatan mengantongi pendanaan dari investor senilai $100,000 dalam bentuk Google Cloud Platform credits. Venture capital yang akan memberikan penilaian dan hadir di acara Demo Day tersebut di antaranya adalah Sequoia Capital Tiongkok, Venturra Capital, dan para pimpinan yang tergabung dalam Google for Entrepreneurs.

Kembangkan IoT untuk peternakan

Didukung Kementerian Pertanian, DycodeX mulai mengembangkan SmarTernak yang merupakan perangkat precision livestock farming (PLF). Fitur-fitur yang ditawarkan mencakup fitur pelacakan hewan ternak, mendeteksi aktivitas hewan ternak, estimasi kesehatan hewan ternak, hingga membaca kondisi lingkungan hewan ternak. Data-data tersebut dipancarkan secara real time dan bisa dibantu melalui aplikasi yang ada di perangkat mobile.

Dalam pengembangannya, DycodeX berperan penuh dalam pengembangan sistem dan alat-alat yang digunakan, sementara pemerintah mendukung dalam penyediaan lahan untuk uji coba.

Solusi DycodeX menjadi salah satu solusi berbasis teknologi yang bermanfaat untuk mengoptimalkan peternakan dan menggali lebih jauh potensi dan masalah yang ada di peternakan.

iflix dan Wattpad Hadirkan Konten Original di Indonesia

Untuk memperkuat dan menambah konten original, layanan video on demand iflix mengumumkan kerja sama dengan Wattpad. Sebagai Perusahaan hiburan multiplatform global yang menggunakan kekuatan komunitas dan teknologi, Wattpad memiliki lebih dari 65 juta pengguna di seluruh dunia, dengan lebih dari 17 juta pengguna di Asia Tenggara. Cerita original di Wattpad yang kebanyakan diunggah oleh pengguna Wattpad, dengan jumlah pengguna sekitar 65 juta pengguna di seluruh dunia, dengan lebih dari 17 juta pengguna di Asia Tenggara.

“Dengan bekerja bersama iflix, kami dapat menghadirkan cerita-cerita lokal kesukaan jutaan pengguna layanan kami di Indonesia dan Asia Tenggara yang tidak sabar untuk dapat menyaksikan adaptasi filmnya di iflix,” kata Head of Wattpad Studios Aron Levitz.

Melihat potensi tersebut, iflix yang saat ini telah memiliki 9 juta pengguna di Indonesia, berencana untuk mengadopsi konten original dari Wattpad untuk menjadi bagian dari katalog konten original premium di iflix. Tercatat hingga kini sudah ada sekitar 6 juta cerita original Indonesia yang diunggah melalui Wattpad.

“Penceritaan adalah fondasi dari segala jenis hiburan yang luar biasa. Bersama Wattpad, kini kami memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan ribuan penulis Indonesia berbakat untuk menghadirkan cerita-cerita mereka kepada jutaan pengguna iflix di Indonesia,” kata Chief Content Officer iflix Sean Carey.

Sebelumnya, Iflix telah menjalin kerja sama dengan rumah produksi lokal Rapi Films, menghadirkan konten film Indonesia. Dengan menghadirkan banyak film-film baru kepada para pengguna iflix secara gratis, secara signifikan mendiversifikasi dan memperluas deretan konten iflix Original.

Machine learning untuk pengembangan iflix Original

Rencana iflix dan Wattpad adalah mengidentifikasi cerita-cerita dan tren yang sesuai menggunakan machine learning untuk dikembangkan sebagai iflix Original, kemudian sepanjang tahun 2019 nanti akan memasuki proses produksi puluhan film original tersebut.

Wattpad nantinya akan mengidentifikasi cerita-cerita dan tren yang sesuai untuk dikembangkan sebagai film original iflix menggunakan brand iflix Original. Indonesia disebut sebagai pasar yang menarik dan salah satu yang terbesar secara global bagi Wattpad dan iflix.

“Distribusi tradisional dan persyaratan platform tidak lagi menjadi kendala, analisis mendalam terhadap data juga digunakan untuk mengukur kinerja dan keterlibatan pengguna, kesepakatan ini memungkinkan kami untuk menciptakan produksi original yang menarik dari cerita lokal yang terkenal,” kata Sean.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Perkenalkan Layanan “Jasa Titip” Terintegrasi, TIPS Jalin Kemitraan Strategis dengan Citilink dan Angkasa Pura

Bertujuan memperlancar proses pengiriman dan menjaga keamanan, startup lokal yang diinisiasi sejak tahun 2016, TIPS (Titipin Penumpang Saja) meresmikan kerja sama strategisnya dengan Citilink Indonesia, PT Angkasa Pura II (Persero), PT Angkasa Pura Logistik, dan PT Angkasa Pura Kargo.

Sebagai layanan yang hadir memanfaatkan ruang bagasi milik penumpang pesawat sebagai media penitipan barang, kerja sama ini diharapkan bisa menambah penggunanya.

“Meskipun ide ini bukan original dan sudah banyak diterapkan oleh startup di Indonesia, namun kami dari TIPS memiliki keunggulan dari sisi keamanan dari kemitraan yang terjalin,” kata CEO TIPS Vincent Kusuma.

Di Indonesia sendiri saat ini sudah ada layanan serupa yang hadir memanfaatkan bagasi lebih milik penumpang pesawat untuk menitipkan barang, di antaranya adalah BistipTriplogic dan Airfrov.

Program loyalitas dan insentif

Menggandeng Citilink yang selama ini dikenal sebagai perusahaan penerbangan low cost, nantinya pengguna TIPS (yang disebut “tipster”) bisa memanfaatkan sisa bagasi jika menggunakan maskapai Citilink. Insentif yang diberikan pun cukup beragam, mulai dari loyalty program yang ditukarkan dengan tiket Citilink hingga pendapatan untuk pengguna hingga Rp 200 ribu menyesuaikan jumlah dan berat bagasi yang dititipkan.

“Proses kita termasuk mudah. Tidak perlu repot bertemu dengan penitip barang. Semua sudah diatur dan diurus oleh tim kami di setiap konter TIPS. Mulai dari penyerahan barang hingga pengantaran barang semua akan didampingi oleh tim kami,” kata Vincent.

Saat ini layanan TIPS hanya tersedia di tiga bandara besar di Indonesia, yaitu di Jakarta, Denpasar dan Surabaya. Targetnya hingga akhir tahun konter TIPS sudah tersebar di 20 airport di Indonesia. TIPS diharapkan sudah tersebar di seluruh Indonesia pada kuartal pertama 2019.

“Mengedepankan proses pengiriman barang same day delivery, aplikasi TIPS saat ini sudah bisa diunduh di Play Store. Sementara untuk versi iOS rencananya akan dirilis pada awal September 2018 mendatang,” kata Vincent.

Asuransi kehilangan barang

Untuk memastikan penumpang adalah benar dan memiliki peluang untuk penitipan bagasi, proses dilakukan dengan mencocokkan booking code yang dimiliki. Proses yang sudah terintegrasi dengan pihak maskapai penerbangan diharapkan meminimalisir terjadinya informasi yang tidak tepat dan penumpang yang tidak terdaftar.

“Saat ini TIPS masih fokus menjalin kemitraan dengan Citilink. Namun tidak menutup kemungkinan kedepannya kemitraan akan diperluas dengan maskapai penerbangan lainnya,” kata Vincent.

Untuk melindungi barang milik pengguna yang dititipkan, TIPS juga memberikan asuransi hingga Rp2 juta. Namun dengan proses penyerahan hingga pengemasan dan pengiriman yang dijamin aman, TIPS mengklaim akan memberikan keamanan kepada pengguna.

“Pola crowdshipping dengan keamanan berlapis oleh pihak otoritas bandara ini merupakan model bisnis yang pertama kali ada di Indonesia dan secara global. Semoga kehadiran TIPS bisa memberikan manfaat bagi pengguna untuk berbagi bagasi di hari yang sama,” kata Vincent.

Penggalangan dana

Saat ini TIPS masih menjalankan bisnis secara bootstrap dan berada dalam tahapan pendanaan seed. Rencananya dalam waktu dekat TIPS akan mengumumkan pendanaan tahapan selanjutnya dari investor asing.

“Kita masih dalam tahap penjajakan dengan investor yang berniat berinvestasi di TIPS. Jika sudah final akan kami umumkan siapa investor tersebut dan kemungkinan juga nilai investasi yang diberikan,” tutup Vincent.

Application Information Will Show Up Here