WAZ8 Hadirkan Layanan Laundry On-Demand Di Kota Medan

Memanfaatkan tiga cabang yang telah dimiliki di kota Medan, lengkap dengan fasilitas mesin cuci, WAZ8 siap menghadirkan layanan on-demand untuk jasa laundry. Berbeda dengan Taptopick yang bermitra dengan pengusaha laundry serta kurir di Jakarta, WAZ8 memanfaatkan kios laundry milik mereka yang saat ini sudah tersebar di penjuru kota Medan.

Secara resmi kios laundry WAZ8 didirikan sejak tahun 2010 oleh Wirna Ade dan Zaki Nasution, dan telah berhasil mengumpulkan sejumlah pelanggan setia yang secara rutin menggunakan layanan laundry WAZ8 di kota Medan. Saat ini WAZ8 telah memiliki jumlah pelanggan terdaftar sebanyak 1078 orang, jumlah pelanggan yang tidak terdaftar sebanyak 2506 orang.

“Bisnis laundry kami pilih karena mencuci baju adalah kebutuhan masyarakat sehari-hari, terutama masyarakat perkotaan yang rata-rata suami-istrinya bekerja dan desain ukuran rumah masa kini yang sangat minim area untuk menjemur pakaian, begitu kira-kira pola pikir kami saat memilih jenis usaha yang akan dibangun,” kata Zaki.

Tahun 2016 ini Zaki bersama dengan rekan bisnisnya memutuskan untuk menambah pilihan baru untuk pelanggan, dengan menghadirkan layanan pesan jasa laundry online yang bisa diakses di komputer serta mobile site. Dengan mengembangkan fitur-fitur andalan, WAZ8 ingin mengadopsi teknologi untuk layanan laundry tradisional.

“Untuk pelanggan yang ingin menggunakan layanan WAZ8 online cukup mengakses situs kami, kemudian pelanggan dapat bebas memilih lokasi penjemputan dan pengantaran di rumah atau di kantor, gratis biayanya dan harganya lebih murah dibandingkan pelanggan harus datang sendiri ke outlet kami,” ujar Zaki.

Kemudahan pembayaran dan ketepatan waktu

Saat ini sistem pembayaran yang ditetapkan oleh WAZ8 adalah transfer bank dan bayar di tempat saat proses penjemputan pakaian di lokasi yang ditentukan oleh pelanggan. Untuk bisa memberikan layanan yang terbaik dan tepat waktu, WAZ8 juga memfokuskan kepada sistem work flow laundry, yakni dengan menyusun serapi mungkin urutan eksekusi pelayanan cuci baju.

“Kami ingin mengedukasi masyarakat Medan untuk mulai menggunakan teknologi untuk mempermudah proses pencucian pakaian setiap harinya, cukup dengan mengakses situs dan melakukan pemesanan semua sudah bisa dilakukan,” kata Zaki.

Dengan memotong aktivitas rutin, yaitu malakukan pengantaran pakaian ke konter laundry, WAZ8 berharap bisa memberikan kenyamanan bagi masyarakat, dan ke depan dapat memperluas usahanya di luar kota Medan sembari menawarkan bisnis model yang baru dengan sentuhan teknologi.

“Saat ini kita sedang mencoba fokus di digital marketing sesuai dengan layanan terbaru kami di situs WAZ8, di antaranya melalui blog-blog lokal Medan, digital newspaper dan memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram sebagai media promosi WAZ8,” tuntas Zaki.

Peroleh Pendanaan Investasi, AsmaraKu Perluas Jangkauan Layanan dan Tambah Fitur Baru

Setelah menjalankan bisnisnya secara bootstrapping dan mendapatkan jumlah pengguna serta jumlah produk yang makin bertambah, hari ini Asmaraku mengumumkan pendanaan dari dua investor global, Alpha JWC Ventures dan IMJ Investment Partners. Pengumuman ini secara resmi disampaikan oleh Co-founder AsmaraKu William Tunggaldjaja dalam konfrensi pers di Decanter Wine and Food Kuningan Jakarta hari ini (26/01).

“Kami terus berinovasi, antara lain dengan menambah layanan online-to-offline (O2O) untuk memberi kemudahan konsumen mendapatkan produk mereka dengan privasi yang lebih terjamin,” kata William.

Sejak beroperasi secara online di awal 2015, AsmaraKu berhasil menarik perhatian sebagai e-commerce pertama yang melayani kebutuhan “romantis”, yakni produk yang dapat meningkatkan hubungan percintaan, kesehatan dan kecantikan. Tanpa adanya pendanaan dari luar, sepanjang 2015 transaksi penjualan di AsmaraKu bertumbuh pesat hingga 400 persen dengan peningkatan jumlah transaksi di setiap bulannya.

Pertumbuhan yang cukup signifikan jumlahnya menunjukkan potensi yang besar dari AsmaraKu sebagai satu-satunya layanan online yang menyediakan produk khusus yang selama ini masih sulit untuk didapatkan baik secara offline maupun online. Hal tersebut yang kemudian menarik perhatian dua investor global Alpha JWC Ventures dan IMJ Investment Partners untuk berpartisipasi dengan memberikan pendanaan investasi.

“Pasar yang ditargetkan oleh AsmaraKu adalah pasar yang sangat besar. Kami melihat pengalaman dari tim AsmaraKu di bidang teknologi, ditambah dengan fokus dan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan konsumen di segmen yang unik ini, dapat memberikan solusi dan nilai tambah tersendiri bagi konsumen di Indonesia,” ungkap Co-Founder dan Managing Partner Alpha JWC Ventures, Jefrey Joe.

Tim Asmaraku menolak untuk menyebutkan berapa jumlah investasi yang diberikan oleh dua investor global tersebut, namun yang pasti dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan dengan memperluas jangkauan dan menambah layanan fitur yang diharapkan bisa lebih memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk-produk romantis.

Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan oleh AsmaraKu adalah melakukan kerja sama dengan beberapa partner logistik salah satunya PopBox untuk penyediaan loker pintar.

“Nantinya konsumen bisa membeli secara online dari mana saja dan mengambil produk langsung di lokasi yang dipilih. Saat ini terdapat 60 titik pengambilan yang sudah tersedia dan akan terus kami tambah jumlahnya,” pungkas William.

Segera Hadir di Jakarta, Layanan Laundry On-Demand Taptopick (UPDATED)

Meskipun belum diluncurkan secara resmi, satu lagi startup buatan anak muda asal Jakarta meramaikan layanan on-demand di Indonesia. Taptopick adalah startup yang dijalankan secara bootstrapping oleh dua orang pendirinya, yaitu Halilintar Ramadhan sebagai Director dan Puja Pramudya sebagai Technology Director. Mereka mencoba mengadopsi teknologi on-demand kepada layanan laundry, cuci kiloan, dan dry cleaning yang secara tradisional sudah banyak digunakan warga ibukota. Taptopick diharapkan bisa diluncurkan dalam waktu dekat.

“Ide Taptopick muncul saat saya sedang membuat business plan untuk mengembangkan lagi cabang bisnis laundry saya. Menurut perhitungan saya biaya untuk membuat usaha laundry sangatlah besar dan kompetisinya juga banyak, jadi untuk balik modal membutuhkan waktu yg lumayan lama. Di situlah akirnya saya mendapatkan ide untuk membuat aplikasi,” kata Halilintar yang sudah memiliki sejumlah layanan laundry tradisional.

Halilintar kemudian dibantu oleh rekannya, Puja Pramudya, yang lebih mengerti soal teknologi dan pemrograman untuk mengembangkan aplikasi yang bisa digunakan untuk layanan pick-up delivery. Dengan kemitraan yang dilakukan oleh konter laundry dan layanan cuci kiloan yang tersebar di Jakarta, Halilintar melihat potensi laundry online ini cukup besar dan belum ada pemain yang mencoba bidang usaha ini.

“Seperti yg kita tahu trend teknologi sedang tinggi sekali saat ini di Indonesia. Hampir semua orang menggunakan smartphone. Di situ saya berpikir bagaimana jika saya fokus pada layanan tambahan dari usaha laundry, yaitu jasa antar dan jemput tapi berbasiskan teknologi yaitu menggunakan aplikasi. Saya bisa lebih fokus pada pelayanan konsumen, dan bisa berpartner dengan laundry lain yang sudah berpengalaman,” kata Halilintar.

Secara bisnis, kehadiran layanan laundry berbasis on-demand memudahkan melakukan ekspansi usaha karena tidak lagi diperlukan mesin cuci tambahan atau menyewa kios sebagai drop-point di seluruh daerah Jakarta yg biayanya bisa sangat mahal. Cukup melakukan kemitraan dengan pengusaha laundry di seluruh Jakarta, bahkan di seluruh Indonesia, Taptopick  bisa fokus pada jasa pengambil dan pengantaran laundry melalui aplikasi smartphone.

Fitur-fitur andalan dan kemitraan dengan Veritrans

Taptopick nantinya akan dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan pelanggan menggunakan aplikasi. Di antaranya adalah fast and easy pick-up order, real time status update (mulai dari pick-up, cleaning, hingga delivery), dan flexible pick-up and delivery location (misalnya cucian diambil di kantor dan diantar ke rumah). Untuk pembayaran, Taptopick menggunakan Taptopick credit yang bisa dibeli langsung di dalam aplikasi dengan sistem pembayaran kartu kredit dan bank transfer. Untuk urusan ini Taptopick bekerja sama dengan Veritrans.

“Cara kerja Taptopick sangatlah mudah, Nantinya pelanggan bisa mengunduh aplikasi di App Store dan Google Play Store, kemudian  pilih waktu pick-up [tanggal dan jam], pilih lokasi delivery [lokasi delivery bisa diubah nantinya], pilih jasa laundry yang ingin digunakan. Selanjutnya Pickr [kurir] akan datang menjemput pakaian kotor pelanggan dan membawanya ke laundry partner kami,” kata Halilintar.

Pelanggan bisa melihat status pesanan secara real time melalui aplikasi. Akan ada notifikasi ketika pakaiannya telah selesai dicuci hingga Pickr mengantarkan kembali pakaian yang telah dicuci.

Membuka lowongan Pickr paruh waktu

Nantinya layanan antar jemput laundry Taptopick baru melayani kota Jakarta saja, karena Taptopick telah memiliki sejumlah armada kurir full time di wilayah Jakarta.

“Nantinya kami juga akan membuka lowongan untuk Pickr part time. Harapannya kami bisa memberikan opsi penghasilan tambahan bagi orang-orang yang membutuhkan untuk bergabung. Bisa cek terus website kami untuk mengetahui update-nya,” kata Halilintar.

Dengan mengandalkan strategi pemasaran word of mouth dan media sosial, Taptopick berharap bisa melakukan promosi secara menyeluruh kepada warga Jakarta. Siapa tahu booming layanan on-demand, yang sudah dimulai Go-Jek, bakal mendorong percepatan adopsi layanan laundry on-demand seperti ini.

Update (29/1): Aplikasi iOS Taptopick sudah tersedia

Rayakan Satu Dekade, OLX Perbarui Aplikasi dan Lancarkan Monetisasi

Di usia satu dekade, OLX Indonesia menghadirkan beberapa inovasi baru untuk pengguna setianya. Dalam sebuah kesempatan OLX Indonesia menyampaikan pemaparannya kepada media seputar prestasi yang telah diraih oleh OLX selama 10 tahun terakhir. Setiap bulan OLX Indonesia berhasil memfasilitasi lebih dari 1,4 juta transaksi dengan nilai Rp 16 triliun. Lebih dari 3 miliar halaman dikunjungi dan lebih dari 4 juta iklan dibuat oleh para penggunanya setiap bulan.

Memasuki usia ke-11, OLX meluncurkan versi aplikasi terbaru yang dinilai lebih menarik dan informatif. Selain itu OLX juga menghadirkan fitur promosi khusus untuk para penjual agar dapat membuat iklan mereka menjadi lebih menarik dan mendapatkan lebih banyak calon pembeli. Fitur promosi OLX ini juga didukung dengan fasilitas top-up saldo yang lebih banyak, mulai dari transfer ATM, internet banking hingga kartu kredit.

“OLX Indonesia saat ini sudah menjadi platform terpercaya layanan jual beli barang masyarakat Indonesia yang terbukti cepat, mudah dan tentunya terjamin kebenarannya. OLX ingin terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia lewat pertukaran yang saling menguntungkan,” kata CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa.

Jika di tahun sebelumnya OLX Indonesia belum melakukan monetisasi, maka di tahun 2016 OLX Indonesia berencana untuk melakukan monetisasi melalui pilihan OLX on Site Promotion.

“Dengan pilihan baru yang kami beri nama OLX on Site Promotion kami menawarkan para penjual untuk menampilkan produknya dengan pilihan seperti istimewa, latar kuning, sundul iklan dan top listing,” Kata CMO OLX Indonesia Edward Killian.

Pasar OLX dan OLX Property

Selain tampilan baru, di aplikasi khusus untuk platform Android, tahun 2016 ini secara rutin OLX juga akan menggelar Pasar OLX, acara offline yang dibuat khusus untuk mempertemukan penjual dengan pembeli. Nantinya di acara Pasar OLX ini semua penjual bisa mengikuti acara Pasar OLX yang diadakan oleh OLX Indonesia.

Acara seperti Pasar OLX ini diharapkan dapat mengedukasi pengguna lama dan baru agar bisa lebih rajin menjual barangnya di OLX dan tentunya menambah kepercayaan pengguna.

Selain itu pada pertengah tahun nanti OLX juga akan menghadirkan pilihan baru di situs serta aplikasi mobilenya, yaitu OLX Property.

“Hingga kini kami masih melakukan persiapan untuk segera meluncurkan OLX Property, bentuk dan konsepnya seperti apa tunggu saja informasi selanjutnya dari kami,” kata Edward.

Valuasi dan lanskap produk di marketplace OLX

Dalam kesempatan tersebut ada catatan menarik yang berhasil dirangkum oleh OLX, di antaranya adalah kecepatan waktu produk yang dijual di OLX tidak lebih dari 2 hari sudah laku terjual. Jika produk tersebut cukup popular dan dilengkapi dengan iklan yang lengkap dan menarik, tidak lebih dari dua hari sudah laku dibeli oleh pengguna.

Kemudian catatan menarik lainnya adalah terbukti produk motor merupakan produk paling favorit dan cepat dijual di OLX Indonesia. Sebanyak 250 ribu iklan motor yang ditampilkan di OLX Indonesia telah laku terjual dengan jumlah 434 ribu setiap bulannya. Sementara itu motor merk Honda merupakan brand paling banyak dicari dan terbukti laku dijual di OLX Indonesia.

Fakta menarik yang juga dibagikan oleh OLX Indonesia dalam kesempatan tersebut adalah, hingga tahun 2015 nilai transaksi untuk jual-beli mobil mencapai nilai Rp 10,6 triliun per bulan. Sebanyak 220 ribu mobil telah laku terjual dengan jumlah iklan sebanyak 430 ribu per bulan.

Bagaimana dengan bisnis properti? OLX mencatat sebanyak 270 ribu iklan setiap bulannya masuk ke OLX Indonesia, dengan jumlah 54 ribu properti yang berhasil dijual dalam jangka waktu 45 hari, rumah yang paling banyak di incar yaitu kawasan Jakarta Selatan.

Untuk produk popular lainnya yang banyak menuai keuntungan adalah smartphone, harga rata-rata smartphone yang ditawarkan melalui OLX adalah Rp 1,3 juta dengan nilai transaksi Rp 500 miliar per bulan. OLX mencatat smartphone yang paling cepat laku adalah platform Android.

Secara keseluruhan OLX menyimpulkan sebanyak 100 iklan baru muncul setiap menitnya dan sebanyak 4 juta iklan baru per bulannya. Semua dibuat dalam platform Android. Kecepatan penjualan barang membuat lebih dari 50% pengguna OLX selalu kembali setiap bulan dan mempercayakan barang lain untuk dijual di OLX.

Pedagang Online di Media Sosial Wajib Membayar Pajak, Pemerintah Kesulitan Mendata

Berdasarkan informasi yang dirilis Direktorat Jendral Pajak (DJP), disebutkan sebanyak 70% APBN berasal dari pajak negara. Salah satu usaha meningkatkan perolehan pajak negara, bagi DJP, adalah melakukan penarikan kewajiban pajak kepada pelaku UKM yang mulai banyak memanfaatkan media sosial sebagai platform untuk berjualan. Pajak yang dikenakan DJP untuk UKM dengan pendapatan kurang dari Rp 4,8 miliar per tahun adalah 1%.

Diakui DJP, saat ini masih kesulitan untuk mendata siapa saja pelaku UKM yang tersebar jumlahnya di seluruh Indonesia dan memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, Line, BlackBerry Messenger (BBM), dan WhatsApp untuk menjual produk dagangannya. Untuk itu, seperti yang ditegaskan oleh Kepala Sub Direktorat Pengembangan Penegak Hukum Direktorat Jendral Pajak Yulianingsih, pemerintah akan mengejar kewajiban pajak dari transaksi yang dilakukan di media sosial.

“Sekarang banyak yang memanfaatkan media sosial untuk berjualan. Kita akan kejar pajak dari transaksi yang dilakukan di platform itu,” ungkap Yulianingsih kepada Indotelko.

Menurut Yulianingsih, setiap penjual diwajibkan untuk membayar 1% pajak dari omset penjualan Rp 4,8 miliar setahun. Peraturan ini berlaku untuk semua ritel offline dan online. Diharapkan semua penjual online yang memanfaatkan media sosial, yang menjual secara spontan (sewaktu-waktu) dan masih memanfaatkan media sosial, untuk mendaftarkan data diri mereka ke DJP.

“Pedagang pun nantinya diharuskan mendaftar supaya kami memiliki datanya, ini buat ketertiban bersama,” kata Yulianingsih.

Data yang dihimpun Bank Indonesia menyebutkan sepanjang tahun 2014 nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai $2,6 miliar atau sekitar Rp 36 triliun.

Pelaku Industri Bahas Permasalahan Sektor E-Commerce di Indonesia Tahun 2016

Banyak catatan menarik yang didapatkan dalam acara yang digelar oleh idEA, yaitu Diskusi “@5minutes for E-Commerce 2016”. Acara yang dibuka Ketua Umum idEA Daniel Tumiwa menyoroti kemajuan yang dialami di sektor e-commerce dalam 5 tahun terakhir. Dalam sambutannya Daniel juga memberikan apresiasi kepada pemerintah yang saat ini sudah merampungkan peta jalan e-commerce.

“Sejak awal saya bertemu dengan Chief Rudiantara (Menkominfo) beliau menanyakan apa yang bisa saya lakukan dalam hal ini pemerintah, kemudian setelah proses yang panjang lahir juga roadmap e-commerce ini,” kata Daniel.

Dalam acara yang digagas oleh idEA, masing-masing nara sumber yang berjumlah 15 orang diminta untuk memberikan presentasi terkait dengan kinerja serta kontribusi perusahaan mereka di sektor e-commerce di Indonesia.

Mulai dari isu utama yang merupakan tantangan terbesar bagi industri e-commerce di Indonesia pada masa awal yaitu kepercayaan pelanggan, hingga perlunya riset yang komprehensif serta akurat terkait dengan kemajuan industri UKM dan e-commerce di Indonesia, dan pembahasan mengenai pentingnya dibangun National Internet Backbone yang hingga saat ini masih minim dan kalah jauh dengan negara lainnya di Asia Tenggara.

Pembahasan tersebut diberikan secara lugas oleh nara sumber yang merupakan pelaku e-commerce, startup, peneliti, pengajar, hingga lembaga dan perusahaan.

Hal-hal terkait lainnya yang turut dibahas dalam forum diskusi tersebut adalah, masih mahalnya pengiriman logistik dari kota di luar Jabodetabek, masih maraknya “ads war” di kalangan e-commerce di Indonesia, hingga masih banyaknya pengaduan pelanggan terkait dengan perlindungan konsumen e-commerce di Indonesia.

Sementara itu turut dibahas pula mengenai liability atau perlindungan kepada marketplace yang sangat berisiko mengalami masalah, seperti penjual yang palsu hingga pengaduan pelanggan. Semua masalah tersebut dikupas tuntas oleh setiap narasumber selama 5 menit saja.

Acara yang turut dihadiri oleh pimpinan e-commerce terkemuka di Indonesia, seprti CEO Mataharimall Hadi Wenas dan Founder dan CTO Kaskus Andrew Darwis, merupakan acara pembuka menjelang pagelaran IESE (Indonesia E-Commerce Summit and Expo 2016) bertajuk “Transforming Towards Indonesia Digital Economy” yang akan diselenggarakan idEA (Asosiasi E-Commerce Indonesia) 27 – 29 April 2016 mendatang di Indonesia Convention Exhibition (ICE).


Disclosure: DailySocial adalah media partner event @5minutes for E-Commerce 2016

Pemerintah Ingin Kirim 200 Teknopreneur Tiap Tahun Jalani Inkubasi di Silicon Valley

Demi mewujudukan rencana pemerintah untuk menghasilkan 200 teknopreneur setiap tahunnya dan secara keseluruhan 1000 teknopreneur hingga tahun 2020, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melakukan kemitraan kepada startup dan perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat. Nantinya perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Microsoft, serta startup dan inkubator lainnya diminta untuk menampung 200 teknopreneur yang telah dinyatakan lulus seleksi di Indonesia.

“Saya sudah berbicara dengan Sergey Brin, kalau bisa jangan hanya 7 startup asal Indonesia saja yang diinkubasi [dalam program Google Launchpad Accelerator] tapi 200 startup asal Indonesia juga bisa diberikan mentoring dari pakar serta pelaku perusahaan teknologi dan startup di Silicon Valley,” kata Menkominfo Rudiantara saat acara Gelar Diskusi “@5minutes for E-Commerce 2016” idEA di Hotel Le Meridien Jakarta (22/01).

Rudiantara menegaskan selama ini di Indonesia fungsi inkubator, kegiatan seperti hackathon, dan lainnya tidak memiliki kelanjutan yang pasti. Para pemenang dan peserta tidak diberikan informasi pembelajaran lebih lanjut untuk bisa mengembangkan startup yang sukses dan bertahan untuk jangka panjang.

Untuk itu, selain mengembangkan kegiatan mentoring di Indonesia, Kominfo, dibantu dengan para pelaku e-commerce, pemilik startup lokal, dan asing, diharapkan bisa bersama mengumpulkan dana serta memberikan kontribusi kepada calon pelaku e-commerce di Indonesia.

“Saya harapkan melalui program CSR masing-masing perusahaan, uang yang ada bisa dialokasikan untuk rencana kami [pemerintah] mewujudkan teknopreneur handal dan berkualitas di Indonesia,” kata Rudiantara

Secara aktif pemerintah juga masih melakukan kegiatan promosi kepada para investor asing untuk mulai berinvestasi di Indonesia untuk menanamkan modal di industri e-commerce, teknologi dan lainnya. Salah satu kegiatan yang disebutkan Rudiantara adalah melakukan pendekatan dengan pengusaha yang dikenal sebagai ‘super angel’ asal Kanada yang kerap berinvestasi dan menyediakan seed funding untuk early stage startup, Wesley Clover.

“Secara khusus saya mengajak Wesley untuk ikutan berinvestasi di Indonesia, terutama untuk e-commerce, startup serta perusahaan teknologi lainnya asal Indonesia yang saat ini semakin menggairahkan,” kata Rudiantara.

Penanganan pajak yang adil serta dukungan kementrian perdagangan

Di kesempatan yang sama, perwakilan Ditjen Pajak (DJP) juga turut memberikan dukungannya kepada industri e-commerce di Indonesia. Salah satu bukti nyata yang dilakukan Ditjen Pajak untuk e-commerce di Indonesia adalah dengan membentuk tim e-commerce di DJP yang secara khusus mengatur, memonitor, dan mendukung jalannya usaha e-commerce lokal hingga asing.

“Kami dari DJP ingin menjadi rekan serta partner para pelaku e-commerce bukannya menjadi penghalang, untuk itu menjadi hal yang penting bagi DJP untuk menerapkan pajak yang adil untuk para pelaku e-commerce dan bisnis lainnya,” kata perwakilan Ditjen Pajak Yulianingsih.

DJP mencatat hingga kini masih sulit untuk melakukan pengawasan kepada industri e-commerce. Selain jumlahnya yang makin bertambah, tidak ada laporan yang jelas siapa saja pelaku e-commerce dan UKM di Indonesia, hingga belum transparannya laporan keuangan dan transaksi yang ada.

“Untuk itu, bagi DJP penting untuk segera dibuatnya National Payment Gateway, agar pihak-pihak terkait seperti Bank Indonesia, OJK, Ditjen Pajak bisa memonitor seluruh kegiatan keuangan yang terjadi di e-commerce,” kata Yulianingsih.

Ditjen Pajak juga berharap nantinya semua perusahaan teknologi serta e-commerce asing yang memiliki induk perusahaan di luar negeri agar bisa melaporkan perusahaannya di Indonesia, bukan hanya cabang perusahaan saja agar bisa dikenakan pajak yang sesuai oleh Ditjen Pajak. Hal ini penting agar perlakuan yang adil kepada seluruh e-commerce yang ada Indonesia bisa terwujud.

Sementara itu Kementerian Perdagangan yang diwakili Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Sri Agustina mengungkapkan nantinya akan dibuat regulasi yang secara jelas menuliskan bahwa semua investor asing yang menanamkan modal kepada startup dan layanan e-commerce di Indonesia harus berfungsi sebagai mitra.

“Kami juga nantinya akan mengatur peraturan yang sifatnya light touch regulation, yaitu peraturan yang sifatnya meringankan para pelaku UKM serta e-commerce pemula,” kata Sri Agustina.

Hingga kini Kemendag, dibantu oleh Kominfo, DJP, idEA dan asosiasi serta lembaga e-commerce lainnya, masih menyusun peraturan serta regulasi yang jelas dan tentunya memudahkan, agar UKM dan lembaga e-commerce di Indonesia, bisa mengakomodir dan memberikan layanan lebih baik kepada masyarakat Indonesia yang saat ini makin antusias menerima berbagai ragam e-commerce.

Laundry Online Ramaikan Layanan On-Demand di Indonesia

Kemudahan baru kembali ditawarkan oleh startup Indonesia awal tahun 2016. Dengan memanfaatkan potensi serta minat yang cukup besar terhadap jasa layanan cuci pakaian atau laundry, yang selama ini makin menjamur jumlah konter, toko dan tempat lainnya di kota-kota besar.

Cara sederhana yang mengharuskan pelanggan untuk datang ke tempat cuci kiloan, laundry, dry cleaning dan lainnya, kemudian dicoba untuk dimodifikasi dengan menawarkan layanan melalui aplikasi dan situs oleh dua startup yang baru saja diluncurkan awal tahun 2016 ini.

WAZ8

WAZ8 beroperasi di Medan dan didirikan oleh Zaki Nasution, warga asli Medan Sumatera Utara. Pria lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) ini, tertarik untuk mengadopsi teknologi kepada layanan laundry yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari warga.

“Situs WAZ8 saya ciptakan untuk lebih menghemat waktu sehingga pengguna jasa tidak perlu repot datang ke konter laundry, cukup melakukan pemesanan dan transaksi secara online semua laundry siap untuk diproses,” kata Zaki Nasution kepada Pojok Sumut.

Untuk pengguna yang ingin mencoba layanan dari WAZ8 cukup melakukan registrasi, kemudian setelah login akan muncul pilihan pakaian serta harga yang telah disesuaikan, nanti secara keseluruhan total biaya yang akan dikenakan serta informasi berapa banyak pakaian yang akan di-laundry akan dikirimkan melalui email. Menyesuaikan waktu penjemputan yang telah ditentukan nantinya pihak WAZ8 akan melakukan penjemputan pakaian ke rumah, kantor, atau tempat lain sesuai perjanjian.

Jika pengguna ingin merubah waktu waktu penjemputan semua bisa dilakukan dalam pilihan Atur Waktu usai order atau pemesanan dilakukan. Nantinya pihak WAZ8 akan memberikan konfirmasi kepada pelanggan.

Saat ini WAZ8 baru bisa diakses di desktop dan belum meluncurkan aplikasi. Sistem pembayaran juga masih memanfaatkan transfer bank atau membayar langsung saat pengambilan pakaian.

“Laundry online memiliki nilai lebih karena sistem yang sangat fleksibel yaitu barang yang akan dilaundry bisa dijemput dan diantar di rumah atau di kantor, dan waktu pengerjaannya pun relatif sangat cepat yaitu 2 hari saja sudah selesai,” kata Zaki.

Taptopick

Jika WAZ8 saat ini baru melayani jasa laundry di desktop saja, lain halnya dengan Taptopick. Aplikasi yang segera hadir di kota Jakarta ini mengklaim sebagai aplikasi layanan on-demand laundry pertama di Indonesia. Sesuai dengan namanya Taptopick mengajak warga Jakarta dengan mudah menggunakan aplikasi hanya dengan satu ‘tap’ saja. Startup ini didirikan oleh Halilintar Ramadhan sebagai Director dan Puja Pramudya sebagai Technology Director.

Saat ini situs Taptopick sudah bisa diakses, yang secara lengkap memberikan informasi proses laundry online, penggunaan aplikasi dan lainnya. Namun hingga kini masih belum diinfromasikan kapan waktu peluncuran aplikasi tersebut. Untuk pengguna yang ingin mengetahui tanggal peluncuran aplikasi Taptopick, bisa mendaftarkan alamat email di kolom subscribe dan nantinya secara serentak akan dikirimkan informasinya dari pihak Taptopick.

Aplikasi yang nantinya dihadirkan oleh Taptopick, nampaknya bisa lebih memudahkan masyarakat Indonesia terutama warga Jakarta yang saat ini sudah semakin terbiasa menggunakan smartphone untuk melakukan pemesanan transportasi, memesan makanan, dan lainnya.

Meski belum benar-benar beroperasi, kira-kira begini cara menggunakan Taptopick. Dengan 3 cara mudah, pengguna bisa memesan atau order layanan Taptopick di aplikasi, kemudian petugas Taptopick atau Pickr akan menjemput pakaian langsung ke rumah. Setelah 3 hari proses laundry pakaian akan diantar kembali ke rumah pelanggan. Mudah, cepat, dan bisa dijamin kebersihannya, merupakan 3 aspek yang dijanjikan Taptopick.

Karena WAZ8 dan Taptopick nantinya tetap bermitra dengan layanan laundry yang sudah ada, sebenarnya mereka tidak secara langsung berkompetisi dengan layanan laundry tradisional, meskipun pasti ada kue yang diambil dari layanan laundry yang biasanya mengandalkan order dari lingkungan sekitar.

Hal yang menjadi tantangan adalah menjaga kualitas, terutama memastikan tidak ada kehilangan satu pakaian pun dan semua hasil pencucian sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Faktor kepercayaan, kebersihan, dan kecepatan menjadi fokus konsumen yang tertarik untuk mencoba.

Survei: Instagram Kini Lebih Populer ketimbang Twitter di Indonesia

Fakta yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah Facebook Country, nampaknya memang tidak salah. Dari survei terhadap 1033 responden yang dilakukan oleh JakPat bulan Januari ini, sebanyak 87,45% masyarakat Indonesia pria dan wanita aktif menggunakan Facebook dalam seminggu terakhir. Di peringkat kedua Instagram menyalip Twitter dengan persentase 69,21%, sedangkan Twitter digunakan oleh 41,31% responden. Urutan keempat ditempati Path dengan jumlah persentase 36,29%. Yang menarik, lebih dari 5% responden menjawab aktif menggunakan Snapchat.

JakPat melakukan survei kepada 1033 reponden di pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan Timur dan Sulawesi dengan fokus rentang usia 16 – 35 tahun.

Di segi usia, lebih dari 90% responden di rentang 26-35 tahun aktif menggunakan Facebook. Angka itu terus turun untuk rentang usia responden yang lebih muda dan hanya mencapai angka 80% di rentang 16-19 tahun.

Lantas media sosial apa yang menarik kalangan millennials yang rata-rata berusia 16 – 25 tahun? Ternyata hasil survei JakPat menyebutkan media sosial favorit di kalangan muda adalah Instagram, dengan persentase pengguna di rentang usia tersebut mencapai lebih dari 70%.

Sebagian besar pengguna Instagram menggunakannya untuk mencari informasi produk online shop dan meme, kemudian sebanyak 48% pengguna Instagram gemar mengunggah foto-foto liburan dan wisata.

Khusus untuk Twitter, hampir 40% responden mengatakan tidak setiap hari membuka layanan media sosial berbasis 140 karakter itu.

Pengguna Snapchat sendiri paling tinggi berada di rentang usia 16-19 tahun dengan kebanyakan aktivitas berkisar di lingkungan pertemanan dan mengunggah video sendiri.

Lima Keuntungan Lebih Bekerja di Startup

Dinamika startup digital yang saat ini makin banyak bermunculan ternyata menjadi peluang yang menguntungkan serta menyenangkan bagi pegawainya. Jika saat ini Anda tertarik untuk bergabung bekerja di startup atau perusahaan teknologi namun tidak memiliki latar belakang pendidikan teknik dan IT, tidak usah ragu untuk mulai mencoba. Saat ini banyak startup justru mencari pegawai dengan latar belakang di luar teknik, IT dan sejenisnya untuk mengisi posisi-posisi tertentu di perusahaan.

Artikel berikut ini membahas beberapa poin penting yang wajib diketahui jika Anda tertarik untuk bekerja di startup, rangkuman nasihat dari Vice President Global Human Resources Apttus, perusahaan yang menyediakan software untuk mendukung penjualan B2B di perusahaan.

Gudangnya peluang kerja

Perusahaan teknologi menciptakan banyak peluang kerja dengan posisi yang beragam. Selalu ada penawaran serta pekerjaan yang menarik di bidang teknologi, hal ini tentunya berbeda dengan perusahaan di luar teknologi yang biasanya hanya memiliki posisi yang sama. Data analisis yang dirilis oleh Phe Research menunjukkan kenaikan jumlah peluang kerja di sektor teknologi pada tahun 2012 mencapai hingga 4 miliar, dan jumlah tersebut diperkirakan semakin meningkat tiap tahunnya.

Peluang luas untuk pekerja non-tech

Saat ini semua peluang bisa diciptakan terkait dengan perusahaan teknologi, mulai dari posisi yang sederhana hingga penulis, staf media sosial dan lainnya. Setiap harinya selalu ada lowongan untuk mengisi posisi tertentu dan tentunya menarik di perusahaan teknologi

Peningkatan karir dan kompetensi diri

Bekerja di startup atau perusahaan teknologi juga merupakan kesempatan terbaik untuk peningkatan karir Anda. Hal ini disebabkan karena pada umumnya perusahaan teknologi atau startup belum banyak memiliki jumlah pegawai, sehingga Anda bisa tumbuh bersama dengan perusahaan. Semakin berkembang perusahaan semakin maju pula karir Anda.

Lebih menyukai pekerjaan dan perusahaan

Sebagian besar pegawai yang bekerja di perusahaan teknologi atau startup menyukai pekerjaan mereka. Hal ini tentunya akan menguntungkan bagi Anda agar setiap harinya Anda bisa menjalankan rutinitas dengan rasa puas, lebih bahagia dan tentunya semakin produktif. Sebagian besar pegawai yang tidak memiliki latar belakang IT atau teknik dan memutuskan bekerja di startup, akan memiliki semangat yang tinggi, selalu ingin tahu dan menghargai pekerjaan yang telah dimiliki.

Teknologi itu menyenangkan

Salah satu keuntungan lain bekerja di startup atau perusahaan teknologi adalah, kultur perusahaan yang lebih fleksibel, casual dan bebas. Mulai dari cara berpakaian, waktu istirahat serta fasilitas pendukung yang menyenangkan dan membuat Anda betah berada di kantor. Semua aspek tersebut saat ini sudah mendarah-daging di startup, dan jika Anda tertarik untuk mencoba bersiaplah menerima lingkungan baru yang menyenangkan, dinamis dan trendi.