Ayo Dukung Tim NXL Berlaga di Kejuaraan PGL CS:GO Minor Jumat Besok

PGL adalah salah satu liga esport tertua, didirikan hampir dua dekade silam. CS:GO sendiri telah menjadi judul permainan utama di sana, meneruskan game-game kompetitif legendaris seperti Quake sampai StarCraft. Mungkin Anda sudah tahu, event PGL CS:GO Minor Championship segera dilangsungkan tidak lama lagi, dan tim favorit kita akan turut bertanding di kejuaraan itu.

PGL CS:GO Minor Championship Asia kali ini diikuti oleh delapan tim internasional – enam telah lolos babak kualifikasi, dan dua merupakan tim undangan. Kabar gembiranya, nama familier turut muncul di daftar peserta: NXL. Para jawara Counter-Strike asuhan kapten Richard Permana itu rencananya akan bertanding melawan tim-tim papan atas dunia; memperebutkan hadiah total US$ 50 ribu.

Kompetisi LAN tersebut akan dilaksanakan di Pinewood Iskandar Studios, berlokasi di Johor Bahru, Malaysia pada tanggal 28 sampai 31 Oktober 2016. PGL CS:GO Minor Championship Asia dibagi dalam dua grup, masing-masing berisi empat tim, mereka bertempur buat memperoleh posisi top 2. Tiap wilayah mempunyai jumlah slot berbeda: China satu slot, Asia Timur satu slot, India dan Timur Tengah satu slot, Oceania satu slot, dan Asia Tenggara dua slot.

Memang belum ada informasi rincian bracket di situs PGLePsports, namun via akun sosial media NXL dan update langsung dari Richard, para veteran Counter-Strike: Global Offensive tanah air ini akan berduel menghadapi satu dari dua tim undangan, yakni Tyloo dari Tiongkok. Tyloo sudah memupuk reputasi sejak generasi Counter-Strike terdahulu, dan belakangan sukses memenangkan tiga kompetisi secara berturut-turut.

Tim NXL mengajak Anda untuk menyaksikan match secara live, bisa diakses lewat channel  Twitch resmi PGL, pada pukul 9:30 pagi, hari Jumat tanggal 28 Oktober. Persaingannya akan sangat ketat karena panitia hanya mengambil tim dengan skor terbaik di satu babak (best of one).

NXL PGL

Di bawah ini ialah daftar lengkap tim peserta PGL CS:GO Minor Championship:

  • Tyloo (China, undangan)
  • LA Renegades (Amerika/Australia, undangan)
  • Vici Gaming (China, lolos kualifikasi)
  • Athletico (Australia, lolos kualifikasi)
  • MVP (Korea Selatan, lolos kualifikasi)
  • MVP Karnal (Malaysia, lolos kualifikasi)
  • Bot (Timur Tengah, lolos kualifikasi)
  • NXL (Indonesia, lolos kualifikasi)

Selain mendapatkan porsi terbanyak dari pool prize senilai US$ 50 ribu, dua tim terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kualifikasi offline event selanjutnya, PGL CS:GO Major.

Update: ada kesalahan penulisan asal tim Bot, sebelumnya tertulis Brazil.

Para Analis Menunjukkan Keraguan Mereka Terhadap Nintendo Switch?

Lewat video first look, Nintendo NX resmi beralih nama menjadi Nintendo Switch. Info mengenai fitur dan hardware memang masih terbilang minim, tapi banyak hal bisa kita analisis dari video berdurasi tiga setengah menit itu. Sejak diumumkan, Switch memicu kehebohan di internet, tapi mungkin orang juga bertanya-tanya: untuk siapa sebetulnya sistem ini ditujukan?

Sebelum mencoba menjawab pertanyaan itu, kita harus memahami posisi Nintendo Switch di antara platform game kompetitor. Sony sebentar lagi akan merilis versi high-end dari PS4, sedangkan Microsoft sedang menggodok sistem yang jauh lebih bertenaga lagi. Dari susunan hardware, Switch bukanlah tandingan mereka. Para analis sendiri melihat ada kelemahan di rencana Nintendo dalam menciptakan hybrid antara home console dan handheld tersebut.

Via Games Industry, Piers Harding-Rolls selaku head of games research di IHS menjelaskan bahwa Switch terlihat seperti upaya Nintendo bertahan dari gempuran mobile gaming sembari mencoba merangkul mereka yang lebih memilih menikmati permainan video di layar lebar. Tapi satu hal harus dihindari: menyuguhkan kualitas di bawah standar karena ingin memuaskan semua orang.

Dari trailer, Switch tampak ditargetkan pada konsumen young adult, mencoba memasarkannya sebagai console tradisional yang juga dapat dipergunakan di perjalanan. Agar misi tersebut berhasil, sang console maker Jepang membutuhkan dukungan developer dan publisher third-party. Dan karena alasan itulah Nintendo menggandeng banyak sekali pemain-pemain ternama di industri gaming.

Yang kini menjadi perhatian ialah apakah kemampuan motion control kembali disertakan di sana? Dengan menghilangkan metode input ini, akan lebih mudah bagi pengembang third-party dalam melepas game multi-platform di Switch, tapi efek sampingnya, keunikan dan ciri khas Nintendo jadi hilang.

Joost van Dreunen dari SuperData sendiri berpendapat, Switch akan lebih populer di kalangan anak-anak dan remaja. Meski perangkat ini tampil lebih serius dibanding produk-produk Nintendo sebelumnya, fitur multiplayer split-screen di mana user bisa menikmati game berdua di kursi penumpang dengan sepasang Joy-Con lebih masuk akal jika dihidangkan ke konsumen berusia muda.

Analis pasar mobile di Asia, Dr. Serkan Toto turut mengutarakan rasa skeptisnya: Switch tidak mempunyai fitur pamungkas. Pasar mobile di Jepang saja sudah dua sampai tiga kali lebih besar dari console, dan akan sangat sulit bagi Nintendo untuk mengaet gamer casual yang telah beralih ke sana. Dr. Toto bilang, mungkin hanya penggemar berat Nintendo yang merasa terpanggil buat membeli Switch.

Kita hanya bisa berharap prediksi-prediksi tersebut keliru dan di momen perilisannya nanti, Switch terbukti menjadi batu lompatan selanjutnya bagi Nintendo.

Gambar header: Polygon.

Gaming Sampai Audiophile ‘Pemula’, Sennheiser Punya Headset yang Tepat Untuk Anda

Mampu memengaruhi manusia memaknai lingkungan di sekitarnya, bagi Sennheiser, suara memainkan peranan penting di berbagai konten hiburan. Sang spesialis audio asal Jerman itu tanpa lelah memperluas jajaran produk, menawarkannya ke lebih banyak segmen konsumen. Dan di triwulan terakhir tahun ini, Sennheiser membawa banyak sekali headphone baru ke Indonesia.

Sennheiser 2016 6

Hal paling menarik di event peluncuran pada tanggal 20 Oktober kemarin ialah, produk-produk di sana bukanlah hidangan eksklusif audiophile. Lalu siapa target pasarnya? Perangkat-perangkat ini ditujukan untuk pecinta musik casual, gamer, dan seperti kata marketing manager Wee Hong, konsumen yang ingin mencoba jadi audiophile tanpa perlu ‘membakar isi kantong’. Headphone-headphone tersebut terdiri atas varian HD 500 Series, HD 2 serta HD 4 yang stylish, headset gaming serta terdapat pula sepasang amplifier.

Sennheiser 2016 9

 

HD 2 Series

Sennheiser 2016 2

Terdiri dari tiga model, yaitu HD 2.10, HD 2.20s dan HD 2.30 i/G, penampilan anggota keluarga HD 2 Series memang berbeda, tapi masih mempunyai benang merah di sisi desain: stylish, ramping, dan foldable. Masing-masing punya karakteristik berbeda: HD 2.10 lebih all-rounder, menjanjikan proyeksi dan respons suara stereo dinamis; HD 2.20s fokus pada vokal dan soundstage tanpa mengorbankan bass; lalu HD 2.30 i/G merupakan varian paling seimbang dan mumpuni di antara ketiga HD 2 Series.

Sennheiser 2016 10

 

HD 4 Series

Masih tetap mengusung struktur foldable, HD 4.20s dan HD 4.30 i/G mempunyai earcup lebih besar, berperan sebagai pembaruan dari HD 461 dan HD 471. Di keluarga 4 Series, HD 4.20s memberikan Anda output seimbang, respons akustik detail serta bass bertenaga. Soundstage HD 4.30 i/G sendiri diklaim ‘lebih hidup’, suara akustiknya bersih dipadu bass ‘dinamis yang kaya’. Sennheiser meng-upgrade beberapa aspek seperti mengganti komposisi material sehingga lebih kuat, juga membubuhkan bantalan yang lebih empuk.

Sennheiser 2016 1

Wee Hong bilang, kehadiran HD 2 dan 4 Series membuat pengalaman mendengarkan musik di perjalanan berubah dari ‘good to go’ menjadi ‘great to go’.

Sennheiser 2016 5

 

HD 500 Series

Keluarga HD 500 Series menjadi primadona di acara kali ini, diramu untuk menghidangkan home entertainment jempolan dan terbaik di kelasnya. Sang marketing manager bilang, headphone-headphone ini sangat pas buat audiophile pemula. Penampilan mereka hampir serupa, perbedaanya hanya terletak pada komposisi warna.

Sennheiser 2016 11

HD 559

Diracik untuk ‘membuka potensi’ home audio, karakter suaranya hangat dengan nada menengah dan tinggi yang jernih. Kapabilitas bass-nya lebih kuat dibandingkan saudara-saudarinya, ditopang transducer 38mm 50-ohm, memanfaatkan desain open around ear. Earpad lembutnya dapat Anda ganti.

HD 569

Sennheiser 2016 16

Rupa dan pemilihan warnanya hampir mirip HD 559, termasuk kehadiran kabel dettachable sepanjang 3m (ada bonus kabel lebih pendek dengan colokan 3,5mm juga) dengan jack 6,3mm, bass ialah spesialisasi HD 569: jangkauannya tinggi, jernih, dentumannya menonjol, lalu headphone mampu memisahkan suara vokal dan bass secara optimal.

HD 579

Sennheiser 2016 15

Warna keperakan HD 579 mewakilkan sejumlah kapabilitas premium. Ditopang driver besutan Sennheiser sendiri, headphone mampu menghasilkan audio seimbang di mana nada mengenah dan tinggi terdengar sangat detail. Bass-nya juga tidak berlebihan, terasa halus karena sengaja dikontrol secara optimal. Oh, HD 579 juga sudah dibekali kemampuan soundstage 3D.

HD 599

Sennheiser 2016 14

Namun untuk menikmati musik-musik binaural recording secara memuaskan, saya pribadi sangat merekomendasikan HD 599. Performa open headset ini dalam menyajikan audio tiga dimensi tak kalah jempolan dari produk-produk yang lebih mahal. Kemampuannya mensimulasikan jarak antara telinga dengan sumber suara sangat luar biasa.

 

Gaming

Enggannya Sennheiser berkompromi pada mutu menjadi penghalang bagi gamer untuk meminang headset-headset terdahulu. Namun belakangan, mereka mulai mengubah strategi. GSP 300, sebuah headphone gaming terjangkau diperkenalkan bersama sepasang amplifier – GSX 1000 dan GSX 1200 Pro – di Gamescom 2016. Dan baru di bulan ini, GSP 350 menyusul, dipersenjatai audio surround 7.1. Anda tidak mau yang standar? Jangan cemas, Sennheiser turut membawa PC 373D ke tanah air.

GSP 300 & 350

Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, perbedaan penampilan pada kedua headphone ini hanya terletak pada warna bantalan. GSP 300 mempunyai padding biru, dan GSP 350 warna merah. Sennheiser menjelaskan bahwa GSP 300 lebih pas dipergunakan oleh penikmat game di console karena hanya di PC kemampuan channel 7.1 milik GSP 350 bisa diakses. Keduanya dibekali boom mic ber-noise cancelling, sudah lulus uji ketahanan, dan Sennheiser berani memberikan garansi internasional selama dua tahun.

Sennheiser 2016 18

Sennheiser 2016 19

PC 373D

Meski sama-sama menyimpan teknologi Dobly 7.1 Surround Sound seperti GSP 350, PC 373D berada beberapa tingkatan di atasnya. Rancangannya premium dengan bantalan beludru mewah, diklaim sangat nyaman dipakai di waktu lama. Output suara dapat Anda konfigurasi lewat software, lalu Sennheiser tidak lupa mencantumkan teknologi noise-cancelling level profesional di mic-nya.

Sennheiser 2016 17

Sennheiser 2016 12

GSX 1000 & 1200 Pro

Via kedua amplifier ini, Anda bisa merasakan audio binaural serta ditawarkan keleluasaan pengaturan equalizier. Tak cuma game, GSX 1000 dan 1200 Pro dapat pula digunakan untuk mendongkrak kualitas penyajian musik sampai film. Anda bahkan dipersilakan mengatur volume sidetone (memungkinkan kita mendengar suara sendiri).

Sennheiser 2016 21

Sennheiser 2016 20

Daftar harga masing-masing produk bisa Anda lihat di bawah:

  • HD 2.10 – Rp 900 ribu
  • HD 22.0s – Rp 1,33 juta
  • HD 2.30 i/G – Rp 1,66 juta
  • HD 4.20s – Rp 1,49 juta
  • HD 4.30 i/G – Rp 1,82 juta
  • HD 569 – Rp 3 juta
  • HD 579 – Rp 3,4 juta
  • HD 599 – Rp 4,2 juta
  • GSP 300 – Rp 1,66 juta
  • GSP 350 – Rp 2,3 juta
  • PC 373D – Rp 4,95 juta
  • GSX 1000 – Rp 3,78 juta
  • GSX 1200 Pro – Rp 4,2 juta

Sennheiser 2016 3

Sennheiser 2016 8

Sennheiser 2016 4

4 Hal Unik yang Terungkap di Trailer Red Dead Redemption 2

Game-game berkualitas tinggi dan cara Rockstar membangun antisipasi membuat tiap pengumuman permainan baru mereka terasa sangat menarik, dan Red Dead Redemption 2 bukanlah pengecualian. Berawal dari perubahan logo dan gambar yang mereka unggah di sosial media, akhirnya tim pencipta Grand Theft Auto itu melepas trailer perdana RDR 2.

Hingga saat ini, hampir seluruh konten permainan Red Dead Redemption 2 masih misterius. Di website, hanya ada penjelasan bahwa game menyajikan kisah epik, di-setting dalam dunia permainan luas, yang juga menjadi pondasi ‘pengalaman multiplayer online baru’. Lewat trailer berdurasi satu menit, untuk pertama kalinya Rockstar memperlihatkan kualitas visual RDR2 dan menginzinkan kita menggali beberapa info dari sana.

Alam, flora dan fauna

Hampir mirip trailer pertama Grand Theft Auto V, alam merupakan elemen penting yang mereka pamerkan di video singkat tersebut. Tanpa perlu membangun gedung-gedung mewah, Rockstar fokus pada keindahan alam, dibantu oleh efek-efek visual seperti pencahayaan dan lebatnya tumbuhan. Di sebuah adegan, Anda bisa melihat sendiri warna jingga api kebakaran yang memengaruhi asap tampak kontras dengan langit biru abu-abu berawan di atasnya.

RDR2 1

Selain pepohonan, dunia Wild West virtual ini dipenuhi satwa liar, masing-masing mengerjakan urusannya: kerbau berkumpul dalam kawanan, rusa-rusa merumput, burung melintas di angkasa, dan seekor musang menangkap serta memakan buruannya. Di RDR2, variasi dan jumlah fauna akan lebih kaya dari permainan Rockstar sebelumnya.

 

Berkendara di atas punggung kuda

Dengan ketiadaan kendaraan bermotor, menunggangi kuda menjadi salah satu cara buat pindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Tapi tentu saja Anda tidak cuma bisa berkuda. Trailer juga menunjukkan alat transportasi lain seperti kereta uap dan kano.

RDR2 5

Hal menarik lain yang saya tangkap adalah ketika sekelompok orang memacu kudanya di kecepatan tinggi, kemungkinan besar mereka ialah tujuh tokoh di poster RDR2 – boleh jadi terinspirasi dari film The Magnificent Seven.

RDR2 2

 

Kota dan penduduknya

Kota merupakan pusat peradaban di era Wild West, dituangkan oleh Rockstar ke permainan secara apik, dihuni oleh penduduk yang mempunyai kesibukannya masing-masing. Rockstar Games memang terkenal mahir dalam menghidangkan detail, dan saya sangat penasaran akan seperti apa RDR2 nantinya.

RDR2 4

 

Multiplayer

Kesuksesan GTA Online menjaga Grand Theft Auto V tetap hidup sehat tiga tahun setelah pelepasannya membuat Rockstar enggan meninggalkan multiplayer. Pertanyaan terbesarnya ialah: bagaimana cara developer menyuguhkannya di RDR2? Prediksi saya, Rockstar akan mengadopsi sejumlah elemen GTA Online, mengombinasi beragam elemen seperti free-for-all, kompetisi tanpa senjata, serta mode co-op ala Heist.

RDR2 3

 

Red Dead Redemption 2 memang baru akan meluncur di musim gugur tahun depan, tapi gerbang pre-order sudah dibuka sekarang.

Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Nintendo Switch

Beberapa jam lalu, Nintendo akhirnya menanggalkan nama panggilan platform hiburan baru yang sedang mereka poles. Ucapkan selamat tinggal pada NX, dan ayo sambut Nintendo Switch. Diperkenalkan perdana lewat sebuah video, perangkat ini memang tersaji seperti gambaran rumor-rumor terdahulu, yaitu sebuah perpaduan antara console tradisional dengan handheld.

Nintendo Switch ialah device yang mencoba memberikan Anda segalanya: pengalaman gaming ala home console dalam mode singleplayer maupun multiplayer, keleluasaan mengakses konten hiburan di perjalanan; berkiblat pada kemahiran sang perusahaan gaming asal Jepang itu di bidang handheld. Tingginya faktor fleksibilitas Switch bukan hanya memengaruhi cara kita bermain, tapi juga berpotensi memicu developer melahirkan permainan-permainan jenis baru.

Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, Switch terdiri dari beberapa komponen. Di mode console, unit utama terkoneksi ke Nintendo Switch Dock, memungkinkan Anda menikmati permainan di TV bersama kawan-kawan dan keluarga. Kemudian jika Anda harus bepergian, tinggal angkat komponen tablet dari docking, dan Switch secara otomatis segera mengaktifkan mode portable.
Nintendo menjanjikan performa layar yang cerah sehingga sanggup menemani Anda ber-gaming di mobil, pesawat terbang dan lapangan. Dari press release, Switch memanfaatkan display beresolusi high-definition 720p.

Nintendo Switch 2

Controller Switch yang Nintendo namai Joy-Con juga merupakan salah satu bagian terunik di sistem ini. Dalam mode console, ia tersambung ke unit base Joy-Con Grip dan membentuk layout ala gamepad. Ada D-pad di bawah thumb stick di area kiri, dan action button di atas stick analog kanan. Dari video, saya juga bisa melihat trigger button, tombol ‘-‘ dan ‘+’ (kemungkinan buat volume), beberapa tombol pelengkap lain serta port audio 3.5mm.

Nintendo Switch 1

Dua bagian Joy-Con dapat dilepas dari grip untuk dipasangkan ke tablet atau Anda gunakan langsung di kedua tangan. Menariknya lagi, masing-masing controller bisa digunakan oleh dua orang untuk bermain multiplayer Mario Kart secara split-screen. Masih belum puas? Nintendo turut menyediakan Switch Pro Controller, gamepad dengan pendekatan lebih tradisional.

Nintendo Switch 3

Nintendo juga mengumumkan bahwa ada puluhan publisher dan developer turut mendukung pengembangan konten Switch. Video perkenalannya juga menampilkan pemandangan unik: Skyrim, NBA, Splatoon, serta satu permainan Mario baru terlihat berjalan di Switch.

Nintendo Switch 4

Switch merupakan console generasi kedelapan pertama yang ditenagai teknologi Nvidia Tegra, lalu game didistribusikan lewat medium cartridge berukuran mungil. Sayangnya sejauh ini, Nintendo memang belum menyingkap rincian lain mengenai spesifikasinya. Dan sesuai informasi yang dulu pernah diungkap, Nintendo Switch akan hadir di bulan Maret 2017.

Menilik Samsung Z2 Lebih Dalam, Smartphone Entry-Level Berbekal OS Tizen dengan ‘Desain Lokal’

Tizen adalah sistem operasi berbasis Linux yang menjadi kian populer setelah Samsung mengusungnya di perangkat wearable Gear S meski sebelumnya platform tersebut sudah banyak dimanfaatkan di smart TV, Blu-ray player, robotic vacuum cleaner sampai home appliance. Tapi baru di minggu ini Samsung betul-betul resmi membawa Tizen ke pasar smartphone Indonesia.

Upaya Samsung buat memasyarakatkan platform ini tidak tanggung-tanggung. Peluncuran handset Tizen pertama di nusantara, sebuah device bernama Z2 dilakukan bersamaan dengan pengumuman pemenang kompetisi Indonesia Next App 3.0 – boleh dikatakan sebagai upaya memperkaya konten serta memperkenalkan developer ke ekosistem Tizen. Selain itu, sang raksasa elektronik dari Korea Selatan juga menggandeng Smartfren untuk mendukung produk dari sisi jaringan mobile.

Samsung Z2 13

Mengapa Tizen? Mungkin pertanyaan ini segera muncul di benak Anda. Secara tertulis, Samsung menjelaskan bahwa Tizen ialah bagian dari masa depan perangkat teknologi, di mana segi konektivitas antar device jadi kian esensial. Gagasan interconnectivity merupakan arahannya. Z2 sendiri ditargetkan untuk kembali mengajak para pengguna feature phone buat pindah ke smartphone, dihidangkan sebagai produk entry-level terjangkau dengan UI yang simpel dan didukung pula oleh fitur-fitur ala ‘device high-end’.

Samsung Z2 2

Samsung Z2 7

Di rentang harga super-ekonomis ini, saya tidak melihat banyak hal yang bisa dikeluhkan. Samsung Z2 memang bukanlah handset dengan rancangan anggun dan body tipis. Tubuhnya berdimensi 121,5x63x10,8-milimeter, menyajikan layar 4-inci TFT WVGA 800×480-pixel. Layaknya handset Samsung, Z2 memiliki tombol home fisik di bawah display serta tombol volume dan power di kedua sisi samping. Lalu bagian punggungnya diberi tekstur agar perangkat tidak gampang tergelincir dari genggaman tangan.

Samsung Z2 3

Samsung Z2 16

Menariknya, Samsung memberi sedikit twist pada Z2 yang dijual di Indonesia: tersedia backcover bercorak Batik Megamendung – lalu paket penjualan dibundel bersama bonus cover. Menurut Samsung, langkah ini merupakan salah satu upaya ‘lokalisasi’ produk.

Samsung Z2 11

Diklaim sebagai ‘pilihan cerdas untuk berkomunikasi’, Samsung membanggakan sejumlah kapabilitas di Z2. Handset ini sudah menyimpan kemampuan voice over LTE (VoLTE) via jaringan data 4G, kemudian perangkat juga bisa membantu pengguna buat terhubung ke komunitas Tizen. Forum ini adalah wadah para user untuk saling tanya-jawab dan bertukar informasi.

Samsung Z2 5

Samsung Z2 17

Samsung menyadari bahwa ada dua aspek yang jadi perhatian utama user di Indonesia: durasi aktif device terkait kapasitas baterai, dan masyarakat kita umumnya juga sensitif terhadap data plan. Buat memenuhinya, Samsung menyediakan mode ultra power saving. Sewaktu diaktifkan, mode ini segera menyederhadakan tampilan home, mengubah output display jadi monokromatik, mematikan konektivitas wireless sekunder (seperti Wi-Fi dan Bluetooth), serta menonaktifkan pemakaian mobile data saat layar mati.

Samsung Z2 7

Selanjutnya ada mode ultra data saving. Tidak sulit Anda terka, ia berfungsi menghemat kuota internet dengan membatasi pengguaan data di background.

Samsung Z2 9

Samsung Z2 15

Samsung Z2 juga dapat menjadi perangkat pelengkap berkendara. Kita memang sudah tidak asing lagi dengan app-app navigasi berbasis GPS seperti Waze dan Google Maps, namun sang produsen Korea Selatan itu menyempurnakan pengalaman penggunaaan di Z2 lewat mode S Bike. Saat dinyalakan, hanya telepon darurat saja yang bisa masuk, lalu sistem segera merespons otomatis beberapa kontak penting via fitur Smart Reply.

Samsung Z2 12

Handset ditenagai chip quad-core Spreadtrum SC9830A 1.5GHz, serta dibantu RAM 1GB, flash memory 8GB yang bisa diperluas hingga 200GB lewat kartu MicroSD. Untuk kebutuhan fotografi, tersedia kamera bersensor CMOS 5-megapixel di belakang dengan lensa f/2.2, sanggup merekam video HD di 30fps, dan turut dibantu flash LED. Kemudian terdapat kamera VGA f/2.4 di depan buat keperluan video call.

Samsung Z2 14

Bukan rahasia lagi, Z2 memang sudah mulai dipasarkan di tanah air, dapat diperoleh di sejumlah pusat perbelanjaan barang elektronik. Namun jika Anda kebetulan ingin membelinya sekarang, Samsung punya penawaran sangat menarik. Bersama Smartfren, mereka meluncurkan paket bundel Smartplan Galaxy Double Quota, semuanya dijajakan seharga cuma Rp 900 ribu.

Samsung Z2

Apa saja keuntungannya?

Cukup dengan mengisi pulsa sebesar Rp 20 ribu paling lambat satu minggu sesudah aktivasi kartu SIM, pelanggan akan memperoleh bonus kuota dua kali lipat, berlaku hingga 12 bulan. Paket ini berisi kuota data 1GB plus voice-on-net (telepon ke sesama pengguna Smartfren) selama 100 menit.

Sajikan Medan Tempur Perang Dunia Pertama Merupakan Arahan Tepat Bagi Battlefield 1

Meski didukung nilai produksi tinggi, kelemahan utama Star Wars: Battlefront ialah kontennya yang ringan dan casual. Itu mengapa penantian Battlefield 1 terasa menggelisahkan bagi fans. Mereka cemas ‘penyakit’ Battlefront akan menular ke game baru DICE itu, apalagi gamer masih bisa mengingat kurang mulusnya pelepasan Battlefield 4. Lalu bagaimana nasib Battlefield 1?

Battlefield 1 dijadwalkan untuk meluncur tanggal 21 Oktober besok, dan game sudah lebih dulu dijajal oleh para media ternama. Kabar gembiranya, ulasan-ulasan mereka mengindikasikan bahwa DICE berhasil meramu permainan secara optimal. Developer lagi-lagi membuktikan, mengombinasikan elemen sejarah dengan formula action merupakan kemahiran utama mereka.

Battlefield 1 1

Dahulu sempat memberikan skor sangat rendah untuk Battlefield 4, Polygon kini menyatakan bahwa Battlefield 1 jauh di luar ekspektasi mereka. Game memang tidak lepas dari sedikit kendala, tapi DICE tampak tidak takut mengambil resiko. Mode multiplayer  Battlefield 1 terasa berbeda, lalu singleplayer-nya digarap dengan penuh keterampilan. Selain diakui sebagai salah satu permainan terbaik di seri ini, Battlefield 1 juga menyuguhkan konten terlengkap.

Battlefield 1 4

The Daily Dot mengapresiasi cara DICE dalam membuat game jadi tidak membosankan: menghidangkan persenjataan asli ‘yang menyenangkan untuk dipakai’ meski saat itu jumlahnya tidak banyak, lalu membuat zeppelin terbang rendah sehingga bisa bertempur langsung melawan pasukan darat. Memang tidak akurat, tapi jadi sangat menyenangkan. Bagi Daily Dot, Battlefield 1 tersaji cantik dan mampu memberi rasa segar di genre action yang disesaki tema-tema futuristis.

Battlefield 1 2

Destructoid sendiri masih mengulik permainan, namun dalam review-in-progress, mereka menyampaikan kekaguman pada bagaimana Battlefield 1 menyampaikan cerita ala film dokumenter, serta berharap DICE dapat menjaga kualitas dan menyiapkan konten tambahan di singleplayer dalam season pass. Untuk multiplayer-nya sendiri, DICE memang sengaja mengorbankan aspek realisme demi keseimbangan gameplay, dan hal ini patut dipuji.

Gamespot memberikan Battlefield 1 nilai tinggi setara Overwatch, yakni 9 dari 10. Menurut reviewer Miguel Concepcion, EA berhasil membuktikan bahwa Perang Dunia pertama layak dijadikan setting permainan shooter. Developer juga mengedepankan negara-negara yang berperan besar dalam membentuk hidup kehidupan kita sekarang – beberapa dari mereka mungkin sudah tak ada lagi. Selain medium hiburan, Battlefield 1 dapat jadi alat edukasi sejarah mengasikkan.

Battlefield 1 3

Sejauh ini, penilaian terendah diberikan oleh Attack of the Fanboy. Menurut sang pengulas, bergesernya haluan Battlefield ke cerita-cerita yang lebih intim dipadu kualigas audio dan visual jempolan membuat mode singleplayer-nya sangat menarik. Sayang multiplayer-nya terasa kurang ambisius dibanding judul-judul Battlefield terdahulu, walaupun masih sanggup memuaskan fans yang menginginkan kacaunya pertempuran dan keharusan bekerja sama.

Di situs agregat review  OpenCritic, Battlefield 1 mencetak skor rata-rata 85. Sama sekali tidak mengecewakan.

Betulkah Blizzard Entertainment Sedang Menggarap Diablo 4?

Berbeda dari mayoritas publisher yang kerap memperkenalkan seri game baru, Blizzard hanya punya empat franchise andalan. Itu mengapa Overwatch sangat menarik di mata gamer: arahannya berbeda dan memperlihatkan kemauan Blizzard untuk keluar dari zona nyaman. Menariknya, sang publisher dirumorkan berniat menyegarkan kembali seri action-RPG populer mereka.

Dideteksi oleh Eurogamer, gelagat Blizzard belakangan memberi pertanda mereka mungkin diam-diam sedang menyiapkan pengumuman penerus permainan Diablo. Petunjuk-petunjuk itu muncul dari beragam hal, dari mulai merchandise sampai gerak-gerik para individu penting di belakang kelahiran game legendaris ini. Apapun yang sedang Blizzard Entertainment godok kemungkinan akan diungkap di BlizzCon 2016.

Petunjuk pertama adalah dadu empat sisi di dalam goody bag BlizzCon, sebuah boks limited edition seharga US$ 35, cuma bisa dibeli oleh pemilik tiket virtual BlizzCon 2016. Dadu tersebut tidak biasa karena angka-angka yang dicetak di sana salah – atau sengaja dibuat salah. Dadu empat sisi itu bukannya menjukkan tiga angka satu di sisi bawah, tapi malah menampilkan angka satu-satu-empat. Jika dituangkan ke kalender, angka menunjukkan tanggal dimulainya BlizzCon 2016, yaitu 4 November. Dadu D4 juga dipercayai sebagai singkatan dari Diablo 4.

Selanjutnya, via Twitter David Brevik mem-posting gambar rasi bintang Libra bersama kalimat, “Selama 20 tahun, game mirip Diablo telah berevolusi dan mengejutkan kita. Saya bangga sudah menjadi penasihat permainan yang mengangkat genre ini ke tingkatan baru.”

Libra

David Brevik adalah co-founder Blizzard North dan salah satu pencipta Diablo. Ia memang telah keluar dari tim publisher di tahun 2003, namun terhitung sejak Januari 2016, Brevik sudah menjadi ‘agen lepas’. Sebelumnya, ia juga sempat mengunggah foto yang diambil di kantor pusat Blizzard, yang segera mendapatkan respons dari Bill Roper – vice president Blizzard North dan produsen dua permainan Diablo pertama.

Blizzard HQ

Hal ini membuat fans bertanya-tanya, apa gerangan yang sedang dilakukan Brevik dan Roper di markas Blizzard?

Mendengar rumor tersebut, David Brevik segera mengeluarkan sebuah peryataan di Twitter-nya, “Ada banyak spekulasi (dan harapan) diungkap belum lama ini, tapi saya sedang tidak mengerjakan permainan Diablo, baik untuk sekarang dan juga di masa yang akan datang.”

Komentar Brevik tentu saja tidak menyurutkan antusiasme para fans. Di tweet sebelumnya, ia memang hanya menyebutkan ‘telah menjadi penasihat’ dan tidak mengindikasikan terlibat langsung dalam pengembangan permainan.

Betul atau tidaknya spekulasi ini akan segera terungkap di acara BlizzCon 2016 nanti.

Tambahan: PC Gamer.

Perusahaan Gaming Gear Razer Mengakuisisi THX, Apa Motivasi Mereka?

Mereka yang gemar menikmati film layar lebar sudah pasti tidak asing dengan THX. Perusahaan Amerika ini merupakan spesialis audio, terkenal berkat pengembangan standar reproduksi audio/video hi-fi untuk bioskop, home theater, console sampai speaker. Tapi George Lucas mungkin tak pernah membayangkan THX akan jadi bagian dari perusahaan gaming gear ternama.

Betul sekali, THX dan Star Wars punya hubungan erat. THX yang saat ini kita kenal didirikan di tahun 2002 sebagai spin-off dari Lucasfilm. Namanya sendiri ada sejak tahun 1983, waktu itu dimanfaatkan untuk memastikan soundtrack Return of the Jedi tersaji sempurna. Dan di awal minggu ini, muncul sebuah berita mengejutkan. Mayoritas aset dan kekayaan intelektual THX kabarnya telah jadi milik Razer.

Sejauh ini belum diketahui seberapa besar uang yang dikeluarkan oleh Razer, namun beralihnya kepemilikan aset membuka probabilitas baru pemanfaatan sistem ‘quality assurance‘ THX. Secara tertulis CEO Min-Liang Tan menuturkan bahwa Razer mempunyai visi untuk menyajikan inovasi di berbagai level hiburan. Visi tersebut juga menjadi kebanggaan THX sejak didirikan. Akuisisi ini memungkinkan Razer menjaga kepemiminan mereka di ranah gaming gear serta segmen hiburan secara umum.

Kabar gembirannya, tim THX akan bekerja secara normal sebagai entitas independen dengan tim management-nya sendiri bersama para partner. Dari penjelasan mereka, Razer membeli THX tepat saat perkembangan bisnisnya menunjukkan kenaikan. Dalam beberapa bulan ke belakang, THX diketahui tengah memperluas program sertifikasi ke jenis hiburan live dan konser-konser musik.

Misi THX sendiri tidak berubah, yaitu menyediakan pengalaman hiburan berkualitas baik di bioskop, rumah atau on-the-go. Namun dengan kesempatan ini, THX percaya diri mereka dapat menggapai kategori-kategori baru, dibantu Razer dalam upaya mengoptimalkan mutu audio visual di semua segmen.

“Memastikan tiap orang memperoleh hiburan bermutu tetap menjadi fokus utama kami, terlepas dari apapun medium yang mereka gunakan,” tutur CEO THX Ty Ahmad-Taylor di press release. “Bersama Razer, kami bisa memperkuat lini bisnis utama sembari memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah.”

Saat ditanya oleh Venture Beat mengenai apa alasan Razer membeli THX, Tan bilang bahwa ia adalah penggemar berat THX. Brand ini menawarkan program sertifikasi audio video terbaik di kelasnya, didukung oleh teknisi-teknisi berbakat; lalu kekayaan intelektual dan teknologi THX juga relevan bagi konsumen utama Razer.

Dan Anda harus ingat, Razer bukan hanya fokus pada penyediaan gaming gear semata. Mereka juga merupakan salah satu ujung tombak dan penggagas proyek Open Source Virtual Reality (OSVR), jadi jangan kaget jika teknologi THX turut diterapkan ke ranah VR…

Smartphone Lentur WhammyPhone Bisa Jadi Alat Musik

Pengembangan alat musik eksperimental telah dilakukan sejak akhir abad ke-19, umumnya memanfaatkan beragam material dan teknik berbeda buat menghasilkan bunyi-bunyian. Di era modern, upaya tersebut terus berlangsung. Device-device seperti Ototo dan Mogees memberikan kita kemampuan untuk bermain musik dengan objek apapun. Tapi saya yakin Anda belum pernah melihat device seunik kreasi tim Queen’s University ini.

Para ilmuwan di Human Media Lab di Queen’s University Kanada memanfaatkan arahan berbeda dalam menciptakan alat musik. Dinamai WhammyPhone, penemuan mereka tersebut mengusung penampilan perangkat komunikasi multi-fungsi terpopuler saat ini: smartphone. Bedanya, WhammyPhone mempunyai struktur tubuh yang lentur, dan akan mengeluarkan suara biola ataupun gitar begitu device dibengkokkan.

Wujud WhammyPhone memang belum menyerupai produk rampung. Di video, Anda masih bisa melihat pita perekat di sisi bawah device. Perangkat memiliki layar sentuh FOLED (flexible organic light emitting diode) dengan resolusi 1920×1080-pixel. Panel tersebut berfungsi untuk menampilkan tombol-tombol buat memicu suara via software synthesizer yand diinstal di sana. Silakan simak demonstrasinya di bawah:

Seperti smartphone ReFlex yang sempat Human Media Lab perkenalkan di bulan Februari silam, WhammyPhone memanfaatkan rangkaian sensor fleksibel. Komponen ini memungkinkan perangkat mengubah gerakan di tubuhnya menjadi input untuk memanipulasi suara. Spesifikasi WhammyPhone sendiri sedikit canggih dari ReFlex, yang saat itu mengusung display LG Flexible OLED 720p.

Dr. Vertegaal selaku perwakilan dari tim Human Media Lab menjelaskan bahwa karya mereka tersebut merupakan sebuah upaya menciptakan cara baru berinteraksi dengan suara menggunakan smartphone. Metode ini membebaskan kita dalam berekspresi, yang sebelumnya cuma dapat disuguhkan oleh alat-alat musik ‘tradisional’.

Di video, sang Doktor memamerkan sejumlah cara menggunakan WhammyPhone. Dengan melekuknya, device bisa mensimulasikan momen saat musisi menarik senar gitar – mengeluarkan suara ‘ala Jimmy Hendrix’. Contoh lainnya, smartphone mampu meniru suara biola. Ketika WhammyPhone ditekuk, suara jadi menyerupai sewaktu pemusik menekan senar dengan hair di stick. Kegunaan terakhir ialah untuk mengendalikan loop di musik dance elektronik, membuatnya lebih intuitif.

Seperti ReFlex, tidak ada indikasi Human Media Lab akan mencoba menghadirkan WhammyPhone menjadi produk retail. Meski begitu, para ilmuwan Queen’s University sempat memamerkan WhammyPhone di konferensi Human-Computer Interaction di kota Tokyo awal minggu ini.

Sumber: Queen’s University.