Dikembangkan oleh Disney, PoseVR Berniat Memudahkan Pekerjaan Para Animator 3D

Sejak awal trennya mulai populer, virtual reality sudah dilihat sebagai salah satu medium baru untuk berkreasi, bukan sekadar format baru hiburan semata. Anggapan itu semakin kuat dengan adanya proyek eksperimental Walt Disney Animation Studios yang diberi nama PoseVR.

Secara mendasar, PoseVR merupakan software untuk merangkai animasi pada karakter 3D. Software semacam ini jelas bukan barang baru, akan tetapi selama ini prosesnya harus mengandalkan input standar seperti mouse dan keyboard, dan itu jelas kurang intuitif untuk konteks 3D.

Lain ceritanya dengan VR. Di sini animator bisa dengan mudah melihat model 3D yang dikerjakannya dari segala arah, tanpa perlu repot memutar-mutarnya menggunakan mouse. Lebih lanjut, menggunakan dua controller yang ada dalam genggamannya, mereka bisa langsung memanipulasi bagian-bagian dari model 3D yang tengah digarap.

Tim yang mengembangkannya percaya bahwa metode baru yang ditawarkan software seperti PoseVR ini mampu membuat kinerja animator jadi lebih efisien. Mereka bisa lebih berfokus pada apa yang dikerjakannya, bukan dipusingkan dengan kontrol tradisional yang agak terbatas pada konteks 3D.

Kendati menjanjikan, Disney masih belum bisa memastikan apakah PoseVR nantinya bakal dirilis menjadi suatu produk final. Pengembangannya lebih lanjut bahkan masih belum ada kejelasan. Terlepas dari itu, sekali lagi kita harus mengubah pandangan bahwa VR tidak lebih dari sebatas format hiburan baru.

Sumber: Upload VR.

Google Siapkan Sederet Fitur Baru Assistant untuk Menyambut Masa Liburan

Libur akhir tahun sudah hampir tiba. Buat Google, mereka ingin menyambutnya dengan memperbarui Assistant. Sederet kapabilitas baru telah Google siapkan untuk Assistant, dan semuanya dirancang agar penggunaan smart display seperti LG WK9 atau punya Google sendiri bisa lebih maksimal lagi.

Fitur yang pertama dinamai Pretty Please. Semasa liburan, asumsinya semua anggota keluarga bakal berkumpul bersama, dan Google ingin mengajak kita membentuk perilaku yang lebih ramah melalui fitur baru milik Assistant ini.

Jadi ketika kita menambahkan kata seperti “please” atau “thank you” selagi menginstruksikan Assistant, kita juga akan mendapat balasan yang tak kalah ramah. Sepele memang, tapi bisa kita bayangkan dampak positifnya apabila yang sering berbicara dengan Assistant adalah anak-anak kecil.

Yang kedua, Google Assistant kini bisa membantu membuatkan catatan atau holiday shopping list, dan pengguna hanya perlu mengucapkan apa yang hendak mereka beli kepada Assistant. Bagi yang menggunakan layanan pihak ketiga seperti Any.do atau Todoist, Google berjanji untuk segera menghadirkan dukungannya.

Ketiga, ada fitur komunikasi dua arah bagi pemilik perangkat smart display yang juga menggunakan video doorbell Nest Hello. Jadi ketika ada tamu yang datang, kita bisa lebih dulu menyambutnya sebelum membukakan pintu dan mempersilakan mereka masuk.

Keempat, smart display Google Assistant kini bisa difungsikan sebagai mesin karaoke, asalkan pengguna sudah berlangganan Google Play Music. Jadi ketika pengguna meminta Assistant memutar suatu lagu, liriknya akan otomatis muncul di layar smart display.

Google Home Hub story time

Kelima, Assistant pada smart display sekarang juga bisa membacakan cerita kepada anak-anak. Ceritanya bukan sembarangan, melainkan judul-judul populer seperti Frozen, Aladdin, Dora the Explorer, dan masih banyak lagi, hasil kerja sama Google dengan Disney dan Nickelodeon.

Terakhir, ada fitur bernama Broadcast Replies yang memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan ke smart display, lalu yang sedang berada di rumah juga bisa merespon balik. Fitur ini sangat bermanfaat selagi misalnya pengguna sedang berbelanja dan hendak memastikan tidak ada yang lupa dibeli dengan menanyakannya kembali ke orang-orang yang ada di rumah.

Sumber: Google via Digital Trends.

Tidak Selamanya Server Farm Harus Bernuansa Kelam

Tidak ada yang menarik dari sebuah server farm. Bahkan film serial Silicon Valley menggambarkannya sebagai semacam labirin bernuansa kelam yang dapat dengan mudah membuat orang-orang di dalamnya tersesat. Fungsi server farm hanyalah sebatas menjadi gudang komputer-komputer yang beroperasi sebagai server, jadi estetika semestinya tidak akan terlalu dipentingkan.

Lain ceritanya kalau sebuah server farm menggunakan hardware buatan Graphcore. Prosesor server yang dibuat Graphcore sendiri dimaksudkan untuk pengolahan algoritma machine learning, namun itu tidak mencegah mereka untuk memberikan upaya lebih perihal estetika.

Graphcore chip

Mereka pun memercayakan kepada agensi desain Pentagram untuk mempercantik hardware besutannya. Hasilnya, setiap unit tampak seperti kartu grafis yang telah ditempeli biji-biji Lego warna-warni. Motifnya berbeda dari unit ke unit, sebab Pentagram merancangnya menggunakan algoritma khusus.

Tempelannya itu terbuat dari bahan plastik yang sama seperti Lego, dengan sejumlah gambar geometris yang di-emboss. Fungsinya murni untuk alasan kosmetik dan branding, dan Graphcore sendiri rela berkorban untuk menghabiskan waktu lebih lagi demi merancang heat sink yang efektif menjaga hardware tetap dingin meski ditutupi ‘make up‘ hasil riasan Pentagram tersebut.

Graphcore server rack

Kesan ceria yang tersirat dari warna-warna pastel itu terus berlanjut ketika perangkat disusun di dalam rak. Menurut salah satu desainer Pentagram, ini dapat membantu para teknisi mengidentifikasi tiap-tiap rak supaya mereka bisa bertindak cepat ketika ada masalah.

Estetika sering kali diabaikan ketika membicarakan mengenai hardware komputer. Namun di saat konsumen disuguhi RAM dengan lampu warna-warni yang cantik yang tidak ada fungsinya sama sekali selain demi bergaya, kenapa para teknisi yang bekerja di server farm tidak bisa menerima perlakuan serupa?

Sumber: Fast Company.

Bereksperimen dengan Dua Canon EOS 5DS, Storm Chaser Hasilkan Video Timelapse Beresolusi 16K

Coba Anda putar salah satu video 8K di YouTube, lalu pilih opsi resolusi tertingginya: 4320p alias 8K. Saya cukup yakin videonya akan menolak untuk berjalan. Kalaupun internet Anda sedemikian cepat sehingga dapat memutarnya tanpa buffering, kemungkinan besar videonya bakal terlihat patah-patah.

Ini dikarenakan begitu besarnya performa grafis yang dibutuhkan untuk mengolah pixel dalam jumlah luar biasa banyak itu. Maka dari itu, kreator yang menggunakan kamera 8K seperti bikinan RED misalnya sering kali hanya mengincar detail dan fleksibilitas ekstra ketika hasil akhirnya dikonversi menjadi 4K.

Singkat cerita, 8K mustahil bakal menjadi mainstream dalam waktu dekat. Namun hal itu tidak mencegah seorang storm chaser bernama Martin Lisius untuk bereksperimen, dan pada akhirnya mencoba merekam video dalam resolusi 16K. Ya, bahkan YouTube maupun Vimeo yang menjadi tempat videonya diunggah pun belum mampu menampilkannya dalam resolusi sebenarnya.

Kamera yang sanggup merekam video 16K belum eksis, akan tetapi Martin tidak kehabisan akal. Ia menjejerkan dua Canon EOS 5DS, kamera full-frame dengan sensor 50 megapixel, di atas sebuah tripod dengan dudukan khusus, lalu memosisikannya secara presisi agar hasilnya bisa di-stitch menjadi satu gambar super lebar, dengan jumlah pixel yang luar biasa banyak.

Prairie Wind 16K

Hasil stitching-nya adalah foto berukuran 15.985 x 5.792 pixel. Foto-foto ini kemudian digabung lagi menjadi video timelapse, dan prosesnya jelas sangat memakan waktu. 700 foto yang digabung menjadi klip berdurasi 23 detik memakan waktu pengerjaan sekitar dua hari.

Sama seperti fleksibilitas penyuntingan yang ditawarkan rekaman 8K yang diedit menjadi 4K, rekaman 16K pun juga demikian ketika diedit menjadi video 8K berdasarkan pengakuan Martin. Detail ekstra menurutnya juga kelihatan pada hasil akhir video beresolusi 8K-nya.

Seperti yang saya bilang, videonya masih belum bisa kita tonton dalam resolusi penuh 16K. Di Vimeo, videonya dapat diputar dalam resolusi 8K, tapi di YouTube rupanya hanya dalam resolusi full-HD saja.

Sumber: Digital Trends.

Niantic Bekerja Sama dengan PBB demi Memajukan Turisme Global Lewat Game AR

Niantic resmi meluncurkan game AR barunya belum lama ini, Ingress Prime. Game tersebut boleh dikatakan sebagai remake atas properti pertama Niantic, tapi di saat yang sama Ingress Prime juga menjadi panggung demonstrasi atas usaha besar Niantic mengembangkan Real World Platform besutannya selama ini.

Kita tahu bahwa AR secara umum punya potensi yang sangat luas di luar ranah gaming, dan itu juga berlaku untuk teknologi yang dikerjakan Niantic. Buktinya, United Nations World Tourism Organization (UNWTO) baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Niantic, dengan tujuan untuk meningkatkan turisme global melalui game AR.

Baik UNWTO maupun Niantic belum membeberkan secara detail mengenai rencananya. UNWTO hanya bilang bahwa teknologi AR besutan Niantic dapat membantu orang-orang jadi lebih terlibat dengan beragam lokasi dan komunitas di berbagai belahan dunia, dan caranya pun sangat bervariasi.

Pokemon GO sejatinya bisa menjadi bukti atas pernyataan UNWTO tersebut. Game itu terbukti mampu menggerakkan jutaan orang untuk mengeksplorasi lokasi-lokasi baru, dan di sana mereka juga membangun komunitas dengan skala amat besar.

Kolaborasi dengan Niantic ini merupakan salah satu dari agenda kampanye Travel.Enjoy.Respect yang dicanangkan UNWTO. Pihak Niantic sendiri bilang bahwa mereka berencana menciptakan “petualangan baru” bersama UNWTO untuk meningkatkan kesadaran akan misi mereka dalam memajukan ekosistem turisme.

Sumber: Niantic dan UNWTO via VRFocus.

5 Plugin Toko Online yang Paling Ngetop untuk WordPress

Seperti yang sudah pernah kita bahas, bahwa untuk membuat toko online tidak harus menggunakan script atau CMS yang rumit. Jika Anda sudah punya web berbasis WordPress dan ingin memperluas bisnis dengan membuat toko online, Anda tak harus membuat sub domain atau bahkan membeli domain, cukup pasang plugin toko online dan masalah pun selesai.

Tapi, masalah baru datang. Pasalnya, ada beberapa plugin toko online yang tersedia untuk WordPress, dan memilih yang terbaik juga butuh waktu dan pertimbangan ini itu. Untuk menghemat waktu Anda, redaksi Dailysocial punya rekomendasi 5 plugin toko online terbaik yang bisa Anda pakai.

WooCommerce

Plugin toko online untuk WordPress buatan Automattic ini masih memuncaki daftar pertama plugin online shop yang paling direkomendasikan. Tidak hanya  fleksibel karena bisa dipasang di semua tema, plugin ini juga terbilang sangat lengkap dan mudah integrasinya sangat luas. Pemasang aktifnya mencapai 4 juta toko, belum termasuk yang versi modifikasi dan yang mengunduh dari pihak ketiga. Fitur lengkap WooCommerce bisa Anda baca di tautan ini.

WP eCommerce

Plugin berikutnya adalah WP eCommerce yang cukup populer walaupun masih kalah jauh dari WooCommerce. Angka pemasangan aktif plugin toko ini hanya 20.000 tetapi ratingnya tak kalah bagus, rata-rata 4.5. Sama seperti WooCommerce, plugin memudahkan Anda menjual produk fisik dan digital, menawarkan beberapa metode pembayaran dan mencatat semua pesanan dari satu panel.

eCommerce Product Catalog Plugin for WordPress

Plugin buatan ini terbilang lengkap, menawarkan sebuah sistem pemesanan online yang rapi. Pemilik toko dapat menampilkan toko yang profesional lengkap dengan alat-alat pendukungnya seperti sistem pemesanan, pembayaran, integrasi merchant, galeri, dan juga review. Sayang, namanya yang kelewat panjang mungkin akan membuat banyak orang kesulitan untuk mengingatnya.

Shopping Cart & eCommerce Store

Plugin toko yang satu ini punya tiga tipe, gratis, profesional dan premium. Untuk penggunaan standar, versi gratisnya saja sudah cukup untuk Anda yang ingin membuat toko beserta sistemnya. Plugin sudah menghadirkan apa yang dibutuhkan, antara lain penambahan produk baru tanpa batas, baik fisik maupun digital, integrasi pembayaran online, pelacakan pesanan, sistem konfirmasi, dan lain-lain.

Jigoshop eCommerce

Terakhir, ada plugin Jigoshop eCommerce yang terbilang baru di kancah per-pluginan WordPress khususnya di ranah ecommerce. Angka unduhannya baru 400 tetapi prospeknya bagus menyusul ratingnya yang nyaris sempurna.

Jigoshop cocok dipakai untuk produk fisik dan digital, mempunyai sistem desain sendiri, pengelola produk, pemesanan dan persediaan. Ia juga mendukung berbagai sistem pembayaran, pengiriman dan menawarkan kemudahan untuk pembuatan alur keranjang, formulir dan invoice yang lebih profesional.

Sumber gambar header Pixabay.

Indocomtech 2018 Tawarkan Promo dan Program Menarik

Setiap tahun, Jakarta pasti ramai dengan berbagai pameran. Salah satunya yang masih eksis hingga tahun 2018 ini adalah Indocomtech. Mulai dari hari Rabu tanggal 31 Oktober 2018, Indocomtech pun resmi dibuka.

Indocomtech 2018

Walaupun tidak semegah tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi dengan banyaknya promo yang dibawa dari beberapa toko membuat Indocomtech 2018 menarik untuk dikunjungi. Diskon sampai 90% pun ditawarkan oleh salah satu eksebitor yang ikut dalam pameran kali ini.

Tema yang diangkat pada tahun 2018 ini adalah ”Technology for Everyone”. Hal ini menggambarkan apa yang sedang dialami oleh masyarakat saat ini, khususnya di Indonesia. Selain menjual barang dengan harga murah, pameran kali ini pun juga memperlihatkan teknologi terbaru yang ada.

Indocomtech 2018 - Ramai

Selain berjualan, Indocomtech 2018 kali ini juga mengundang beberapa sekolah dari luar kota untuk melihat teknologi apa saja yang sedang dipamerkan kali ini. Kami pun melihat beberapa orang berseragam sekolah yang mencoba perangkat yang dipamerkan kali ini. Hal tersebut seperti mencoba laptop gaming terbaru, mencoba Playstation 4 dengan Smart TV terbaru, dan lain sebagainya.

Acara yang cukup megah ini diadakan pada dua hall besar di Jakarta Convention Center. Acara yang berbarengan dengan Indonesian Motorcycle Show 2018 ini, sayangnya, tidak memiliki connecting door seperti tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pengunjung harus keluar terlebih dahulu untuk berpindah pameran ke Indocomtech.

Indocomtech 2018 - Ramai 2

Dari pantauan kami di hari pertama, Hall A terlihat cukup penuh dikarenakan banyaknya promo yang diadakan. Promo besar oleh grup Erajaya memang mampu membuat Hall ini penuh sesak. Sebaliknya, Hall B terlihat tidak terlalu penuh. Biasanya, pengunjung bakal penuh pada saat hari libur.

Pada Hall B sendiri, Hybrid.co.id juga membuka booth, bekerja sama dengan Shinta VR. Jika Anda ingin merasakan bermain VR dengan menggunakan saber, silahkan datang ke booth kami di Hall B nomor 26G.

Kali ini, Indocomtech 2018 diikuti oleh 250 eksebitor dari berbagai vendor teknologi. Pameran yang berlangsung hingga tanggal 4 November 2018 ini dapat didatangi dengan membayar tiket masuk seharga Rp. 20.000 untuk hari biasa dan Rp. 30.000 untuk hari libur.

Disclosure: DailySocial.menjalin kerja sama dengan Indocomtech untuk mengisi booth dan acara di-main stage.

Windows Defender Mulai Dibekali Fungsi Sandbox, Cegah Peretas Memasuki Sistem Windows

Ada alasan mengapa Microsoft menyertakan Windows Defender sebagai fitur inti dalam sistem operasinya. Sebab, menjalankan perangkat komputer tanpa anti malware bukanlah ide yang bijak, apalagi jika Anda mengakses internet setiap saat.

Untuk memberikan lingkungan yang aman bagi pengguna Windows 10, Microsoft menghadirkan fitur sandbox untuk Windows Defender yang secara efektif akan menghindarkan pengguna dari resiko ancaman dari virus yang disebarkan oleh peretas.

Dalam desain perangkat lunak, “sandbox” adalah mekanisme keamanan yang bekerja secara unik, di mana perancang memisahkan proses di dalam area sistem operasi yang dikontrol ketat yang memberikan proses akses ke disk terbatas dan sumber daya memori. Rancangan ini bertujuan untuk mencegah penyebaran dan mengeksploitasi kode dari satu proses ke proses lainnya, atau ke OS yang mendasarinya.

Secara sederhana, sandbox akan mengisolasi aktivitas peretas dari sistem sehingga apabila sebuah aplikasi dapat ditembus oleh oknum. Sehingga sistem yang tersisa di luar aplikasi tetap akan aman dan hampir mustahil untuk ditembus oleh peretas.

Untuk dapat terus memantau dan mematahkan serangan malware, Windows Defender Antivirus menggunakan hak istimewa yang lebih dari aplikasi lain buatan Microsoft sekalipun. Tetapi di saat bersamaan kelebihan ini menjadi target sempurna bagi peretas yang menginginkan cara sederhana untuk mencuri akses istimewa tersebut.

Dengan menerapkan dukungan sanbox ini, Microsoft ingin memastikan bahwa setiap aktor jahat yang berhasil memanfaatkan kerentanan Windows Defender Antivirus untuk. Sehingga ketika aplikasi berhasil ditembus, peretas tetap akan teriolasi dari sistem utama.

Fitur yang menarik, tetapi saat ini Microsoft belum mengaktifkannya secara default di sistem Windows 10.  Mereka mengatakan bakal “secara bertahap mengaktifkan” fitur ini untuk Windows Insiders dan menganalisis cara kerjanya di dunia nyata.

Sumber berita Microsoft.

Adobe Pamerkan Smooth Operator, Fitur Cropping Otomatis untuk Video Vertikal

Suka atau tidak, video vertikal sudah menjadi tren. Buktinya bisa kita lihat dari peluncuran platform IGTV bulan Juni lalu. Kemudian, YouTube juga telah memperbarui tampilan web-nya agar bisa beradaptasi dengan beragam aspect ratio, termasuk tentu saja video vertikal.

Buat kreator konten yang tertarik memublikasikan karyanya di IGTV, mereka pada dasarnya punya tiga opsi: 1) membuat video yang benar-benar baru dengan orientasi vertikal, 2) mengunggah video lamanya (dengan aspect ratio 16:9 standar) tapi harus tabah melihat blok hitam besar di bagian atas dan bawah video ketika disajikan dalam format vertikal, atau 3) mengedit videonya secara manual agar benar-benar optimal dalam format vertikal.

Dari ketiga opsi tersebut, opsi kedua jelas yang paling tidak ideal. Opsi pertama jauh lebih rasional, tapi ini berarti konten lama mereka tidak bisa mendulang view di IGTV. Opsi ketiga bisa menjadi solusi atas masalah ini, akan tetapi proses penyuntingannya cukup menyulitkan dan butuh waktu.

Kabar baiknya, Adobe tengah menggodok fitur bernama “Smooth Operator” yang bisa mengatasi dilema video vertikal ini. Fitur ini masih dikategorikan prototipe, akan tetapi Adobe tidak segan mendemonstrasikan kebolehannya di konferensi Adobe MAX baru-baru ini.

Adobe Project Smooth Operator

Smooth Operator pada dasarnya merupakan fitur cropping video yang mengandalkan kecerdasan AI Adobe Sensei. Dalam implementasinya, Sensei memerhatikan sejumlah faktor yang dinilai sebagai bagian penting dari suatu video.

Selanjutnya, area yang di-crop akan berpindah-pindah dengan sendirinya mengikuti pergerakan bagian yang dinilai penting itu tadi, yang sering kali merupakan subjek video. Subjek videonya pun tidak harus satu, Sensei dengan pandai dapat memutuskan kapan harus mengarahkan area yang di-crop ke subjek A dan kapan ke subjek B.

Adobe sejauh ini belum punya rencana untuk merealisasikan fitur ini pada produknya. Andai jadi, Smooth Operator jelas bakal sangat ideal disematkan pada aplikasi Premiere Rush CC yang bisa dibilang mobile-oriented.

Untuk lebih jelasnya mengenai Smooth Operator, Anda bisa tonton sendiri demonstrasinya pada video di bawah ini.

Sumber: Engadget dan Adobe.

Adobe Umumkan Project Aero dan Project Gemini

Adobe membuat gebrakan baru-baru ini dengan memamerkan prototipe Photoshop versi baru untuk iPad yang fiturnya tidak kalah lengkap dibanding versi aslinya di komputer. Namun rupanya bukan itu saja produk baru yang tengah Adobe siapkan.

Di konferensi tahunan Adobe MAX, mereka turut mengumumkan Project Aero dan Project Gemini. Keduanya masih dalam tahap pengembangan dan belum benar-benar siap dirilis ke publik secara luas, akan tetapi Adobe tampaknya sudah tidak sabar untuk mendemonstrasikan kebolehannya.

Project Aero

Adobe Project Aero

Meledaknya tren augmented reality belakangan ini memaksa Adobe untuk ikut andil dalam proses kreasinya. Dari situ mereka mencanangkan Project Aero, sebuah platform terintegrasi untuk menciptakan konten AR menggunakan produk-produk lain Adobe yang sudah ada.

Komponen utama Project Aero sejatinya adalah versi baru Photoshop CC dan Dimension CC yang sudah dioptimalkan untuk pembuatan konten AR. Skenario pembuatan sederhananya adalah seperti ini: selesaikan sketsanya di Photoshop, kemudian ubah menjadi aset 3D di Dimension, dan terakhir bubuhkan animasi di Aero.

Adobe Project Aero

Hasil akhirnya bisa langsung disimpan dalam format uzdz bikinan Pixar, sehingga konten AR bisa langsung dinikmati dari Safari atau iMessage di perangkat iOS, tanpa memerlukan aplikasi khusus. Aero pada dasarnya memanfaatkan kapabilitas AI Adobe Sensei demi menyisipkan elemen-elemen realistis pada konten AR yang dibuat.

Project Aero saat ini sudah memasuki fase private beta. Masuknya Adobe secara resmi di bidang pembuatan konten AR ini semestinya bakal memaksa platform ARCore (Android) untuk segera menghadirkan dukungan atas format uzdz.

Project Gemini

Adobe Project Gemini

Project Gemini pada dasarnya adalah aplikasi baru yang dirancang secara khusus untuk kebutuhan menggambar dan melukis di atas layar sentuh. Ia bisa dianggap sebagai kulminasi sederet aplikasi ilustrasi yang Adobe luncurkan selama ini untuk platform iOS.

Kelebihan utama Project Gemini adalah penggunaan brush engine milik Photoshop, sehingga lukisan cat air pada Gemini akan tampak sangat alami seperti sedang melukis di atas kertas asli. Sistem layering, masking dan selection tentu tersedia demi mewujudkan proses berkreasi yang non-destruktif.

Adobe Project Gemini

Integrasi dengan Photoshop dan platform Adobe Creative Cloud tentu bakal dijadikan nilai jual tambahannya. Project Gemini rencananya akan dirilis lebih dulu untuk iPad, kemudian menyusul di Windows 10 dan Android. Statusnya saat ini baru pre-release, dan hanya bisa dicoba oleh konsumen dalam jumlah terbatas dengan mengisi survei.

Sumber: Adobe 1, 2.