Platform Logistik Rantai Dingin Mulai Bangkit

Membaiknya ekonomi Indonesia, ditandai dengan kenaikan pendapatan per kapita (Gross National Income/GNI) di atas $4.000 pada 2022, menjadi katalis positif bagi industri logistik berbasis rantai dingin, tak terkecuali pemain startup di dalamnya.

Salah satu efek dari kenaikan tersebut adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sarat gizi dan protein, seperti susu segar, daging beku, dan makanan siap saji (ready to eat, ready to heat, ready to cook). Sayangnya kenaikan permintaan belum dibarengi dengan kesiapan industri yang masih terfragmentasi dan belum terdigitalisasi proses bisnisnya.

Logistik rantai dingin secara keseluruhan berkesinambungan dengan potensi yang ditawarkan industri pertanian dan akuakulturnya, lantaran sama-sama memerlukan pendinginan di beberapa titik dalam rantai pasokannya.

Menurut laporan Allied Market Research, pada 2021 nilai pasar rantai dingin di Indonesia hampir mencapai $5 miliar dan diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR sebesar 10,2% dalam 10 tahun ke depan.

Kepada DailySocial.id, CMO Fresh Factory Widijastoro Nugroho bahkan merinci pangsa pasar industri ini berdasarkan hasil risetnya.

1. Di Indonesia, permintaan gudang pendingin mencapai 400.000 pallet setahunnya, sementara suplai yang siap hanya ada 200.000 pallet.
2. Pada 2018, sektor rantai dingin menyumbang 15% dari PDB Indonesia.
3. Pada 2018, produksi industri perikanan menembus 25 juta ton.
4. Pada 2018, produksi daging dan unggas menembus 40 juta ton.
5. Pada 2018, konsumsi industri process food mencapai 7 juta ton, dengan peluang pertumbuhan pasar $13,8 miliar.
6. Penjual rantai dingin terdaftar di Indonesia sebanyak 5,8 juta dan angkanya terus bertambah.

“Kenaikan GDP disebabkan salah satunya karena suami dan istri di keluarga muda, dua-duanya bekerja. Karena istri kerja, maka convenient jadi faktor penting dalam perkembangan produk baru. Frozen food yang bisa memberikan convenient akan tumbuh dengan cepat. Produk ini akan memerlukan cold chain fulfillment center, apalagi kalau dijual direct-to-consumer melalui e-commerce,” terang Widi.

Rantai dingin tidak hanya dibutuhkan untuk simpan makanan dan minuman saja. Industri farmasi juga sangat bergantung pada industri ini, termasuk saat mendistribusikan vaksin, insulin, dan reagen ke pelosok daerah. Keseluruhan kategori produk di atas disebut perishable goods (produk yang tidak tahan lama).

Segudang tantangan

Di balik itu semua, isu di industri ini jauh lebih kompleks dibandingkan dengan sistem rantai pasok logistik pada umumnya karena biaya persiapan dan operasional yang tinggi. Oleh karenanya, ini bukan ranah yang banyak dimasuki startup.

Pemain konvesional yang mendominasi saat ini di Indonesia adalah Diamond Cold Storage, Wahana Cold Storage, dan Maersk Line.

Cold chain jauh lebih kompleks daripada yang non-cold/frozen karena butuh integritas suhu yang terjaga baik dari first mile sampai last mile. Kalau suhunya tidak terjaga maka kualitas produknya, seperti makanan dan farmasi, akan berkurang bahkan rusak,” ujar CEO Paxel Zaldy Ilham Masita.

Co-founder Cool Jek Nathanael Christopher menyampaikan, infrastruktur yang belum memadai ini mengakibatkan persentase food loss yang cukup tinggi sebesar 13 juta ton sampah makanan setiap tahunnya. Lantaran, produk yang seharusnya ditangani secara khusus oleh rantai dingin malah ditangani dengan pengiriman konvensional, misalnya untuk pengiriman ke konsumen akhir.

Kurangnya standarisasi dalam hal prosedur penyimpanan, pengiriman, dan pengemasan merupakan isu yang sangat penting. Karena tidak ada acuan, konsumen akhirnya menggunakan pengiriman konvensional yang tidak menerapkan rantai pasok dingin untuk pengirimannya dan akhirnya jadi penyebab kerusakan produk dan perubahan kualitas pada produk.

“Dengan kebiasaan mengirim menggunakan ojek online atau kurir konvensional, pelanggan enggan membayar lebih untuk suatu layanan khusus pengiriman yang menerapkan cold chain yang lebih mahal. Alhasil, konsumen sering kali menerimanya dalam keadaan rusak,” ujar Nathanael.

Cool Jek merupakan armada last mile untuk produk beku, menggunakan motor berpendingin (refrigerated motor freezer box), yang menyasar segmen B2B dan B2C sebagai target penggunanya. Startup ini baru beroperasi sejak 2022.

Widi menambahkan, untuk menjaga suhu -18 derajat Celcius secara end-to-end adalah tantangan utama dalam distribusi rantai dingin. Semua harus dilacak dengan IoT, memeriksa keadaan suhu dari rantai logistik frozen and chilled product. Ditambah lagi, usia barang beku relatif singkat karena cepat basi.

Alhasil dibutuhkan sistem WMS FeFo (First Expired First Out) untuk merekam waktu kadaluarsa dan sistem akan mengatur outbound secara otomatis. “Supaya barang dengan expiration date lebih awal akan keluar duluan,” kata dia.

“Masih tingginya biaya investasi untuk membangun jaringan cold chain Indonesia karena hampir seluruh materialnya harus impor. Pemerintah belum banyak membantu pelaku usaha di bidang cold chain ini,” tambah Nathanael.

Melengkapi bisnis yang sudah ada

Walau berstatus pemain baru, baik Paxel, Fresh Factory, Cool Jek, dan Logice percaya bahwa salah satu hambatan terbesar bagi perusahaan yang ingin masuk ke bisnis rantai dingin ini adalah dibutuhkannya infrastruktur yang berbeda yang kompleks. Oleh karenanya, masing-masing menawarkan solusi yang tersegmentasi target penggunanya.

Logice dan Fresh Factory sama-sama menawarkan solusi pengadaan untuk rantai dingin. Cool Jek masuk ke area last mile untuk pengiriman ke konsumen. Sedangkan, Paxel solusinya lebih menyeluruh, mulai dari first mile, mid mile, hingga last mile.

“Pada umumnya, para startup melengkapi apa yang pemain konvensional belum sediakan, sehingga cold chain industry akan lebih baik ke depannya,” ujar CEO Logice Dwi Andika Irawan.

Widi menambahkan, untuk melengkapi apa yang sudah ada di lapangan, pihaknya melakukan berbagai pendekatan baru. Terkait pallet misalnya, pemain konvensional biasanya hanya bisa store in pallet, lalu outbound hanya bisa in pallet dan carton. Maka dari itu, Fresh Factory ambil pendekatan memungkinkan untuk simpan di pallet, carton, ataupun pieces.

“Untuk melayani konsumer yang memerlukan jasa fulfillment untuk direct-to-consumer, mereka memerlukan pick and pack in pieces. Itulah layanan utama yang ditawarkan Fresh Factory.”

Ditambah lagi, pemain konvensional biasanya punya gudang berukuran besar yang berlokasi di luar kota. Akibatnya jarak antar ke rumah konsumen butuh waktu lebih lama. Fresh Factory mengambil pendekatan berbeda, membangun jaringan gudang sebagai fulfillment center berukuran kecil, dengan kuantitas banyak, dan tersebar di dalam kota (hiperlokal).

“Contoh, di Jakarta kami punya 13 hub. Fresh Factory hadir di setiap kotamadya dan kabupaten, sehingga jarak antar ke rumah konsumen bisa masuk dalam radius 8 km. Perbandingan, tarif Gojek dan Grab flat Rp20 ribu di dalam radius 8 km.”

Untuk mendukung integrasi antar gudang, perusahaan menyediakan sistem WMS yang menjamin FeFo (First Expired First Out) dan FiFo (First In First Out) sesuai dengan kebutuhan barang frozen dan chilled yang berumur relatif lebih pendek. Misalnya, susu segar umur simpanya hanya 30-40 hari.

“Kita memberikan akses ke WMS kita sehingga konsumen FF [Fresh Factory] bisa men-track stock secara live, men-track seluruh aktivitas pick and pack dengan time stamp sejak order masuk dari marketplace ke sistem FF.”

Fresh Factory sendiri berambisi ingin menjadi pemain rantai dingin dengan jaringan gudang terluas di Indonesia. Oleh karenanya, perusahaan mengumumkan kemitraan dengan PT Nusantara Card Semesta (NCS) pada Juli 2023.

Pasca MoU, Fresh Factory akan mengaktifkan seluruh gudang milik yang tersebar di 111 titik sebagai cold chain fulfillment center (titik penyimpanan, pengemasan dan pengiriman produk), serta lebih dari 2.000 orang kurir untuk mengirimkan layanan di 103 kota di Indonesia. Gudang ini berlokasi di seluruh Indonesia, mulai dari Makassar, tujuh kota di Sumatera, hingga Kalimantan.

Tak sampai di situ, Fresh Factory akan terus memperluas kerja sama pengelolaan gudang dengan Bulog dan PLN.

Sementara itu, Paxel melebarkan bisnis ke rantai dingin dari sebelumnya sebagai pemain logistik last-mile. Perusahaan memakai memakai fasilitas rantai dingin untuk mid-mile, memanfaatkan truk berpendingin. Sementara untuk nasabah korporat disiapkan motor/mobil berpendingin untuk pengiriman first-mile sampai last mile.

“Selain itu, kami juga sediakan cold storage di semua hub Paxel di Jawa dan Sumatera untuk fulfillment dan storage. Rencana kami berikutnya adalah menambah coverage area yang lebih luas, seperti ke Sulawesi dan Kalimantan. Serta, masuk ke ukuran paket yang lebih besar sampai 1 ton untuk pengiriman cold chain door to door.”

Menurut Zaldy, pandemi Covid-19 telah membentuk kebiasaan baru di antara masyarakat untuk mengirimkan makanan antar kota, tidak hanya di dalam kota saja. Perusahaan juga menangkap potensi dari bisnis kuliner di daerah yang selama ini terhambat karena tidak ada pengiriman cold chain yang bisa mengakomodasinya.

Dipaparkan, volume pengiriman dari segmen frozen food yang diproses perusahaan pada 2021 naik 56% dibandingkan pada 2020. Kemudian pada semester I 2022, volumenya tumbuh hingga 83% secara year-on-year. Kinerja ini didukung salah satunya berkat kemitraan dengan Wall’s Indonesia untuk pengiriman es krim instan di area Jabodetabek, Bandung, Surabaya, hingga Palembang.

Unit economics jelas

Permintaan yang jelas terpampang ada dan suplai yang belum mampu mengakomodasinya, menjadikan bisnis rantai dingin ini punya unit economics yang jelas untuk menjadi bisnis yang berkelanjutan. Bahkan, menurut Andika, loyalitas pelanggan di sektor ini begitu tinggi, bisa terlihat dari perusahaan petahana yang sudah punya pangsa pasar besar masih bisa beroperasi hingga sekarang.

“Pada dasarnya unit economics untuk cold chain sendiri sangat tinggi dikarenakan besarnya permintaan yang masih belum diakomodir oleh industri dan rendahnya biaya akuisisi dalam akuisisi pelanggan. Kami yakin Logice bisa menjadi bisnis yang berkelanjutan.”

Dia memaparkan, sejak beroperasi di 2020, kini Logice sudah bekerja sama dengan 27 pemilik kendaraan dan lima pemilik gudang yang tersebaru di enam kota, yakni Jakarta, Semarang, Surabaya, Pontianak, dan Pekanbaru. Perusahaan sepenuhnya menyasar segmen B2B dan B2C, dengan jumlah pengguna lebih dari 300 klien B2B dan 1.200 klien B2C.

Cool Jek

Optimisme yang sama juga ditunjukkan oleh Nathanael. Bisnis rantai dingin ini sangat visible karena dibutuhkan pelaku industri untuk menyimpan produk segar dan beku yang memerlukan tempat pendingin, serta pengirimannya perlu menggunakan mobil atau motor berpendingin.

“Kami sangat optimistis dengan jasa ini akan cepat berkembang dikarenakan kami mengambil celah pasar yang belum banyak terlayani dan Cool Jek lebih ekonomis untuk area perkotaan yang begitu macet dan padat.”

Disebutkan saat ini Cool Jek sudah melayani 300 titik per bulan hanya dengan mengandalkan satu hub saja. Nathanael akan menambah kapasitasnya, mulai dari armada motor, mobil, membuka layanan pengadaan dengan gudang dingin ukuran kecil, sediakan penyewaan loker berpendingin, dan menggunakan kendaraan listrik.

KiriminAja dan Plugo Kerja Sama untuk Majukan UMKM Indonesia

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) punya peran besar dalam ekonomi Indonesia. Faktanya, 60,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia datang dari UMKM. Tak hanya itu, UMKM juga bisa menyerap tenaga kerja. Begitu pentingnya peran UMKM sehingga Indonesia menetapkan tanggal 12 Agustus sebagai Hari UMKM Nasional.

Dalam rangka untuk merayakan Bulan UMKM Nasional, KiriminAja dan Plugo mengumumkan kerja sama mereka. Tujuan dari kolaborasi antara KiriminAja dan Plugo tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan bisnis lokal di Tanah Air, tapi juga untuk memunculkan inovasi di bidang UMKM.

KiriminAja, platform aplikasi kirim paket #1 Indonesia telah menjadi sistem pendukung bagi banyak bisnis online Indonesia selama 3 tahun belakangan. Komitmen KiriminAja tersebut bisa dilihat pada banyaknya jasa ekspedisi terkemuka Indonesia yang tersedia dan diakses pelaku bisnis.

Sementara Plugo adalah platform yang bertujuan untuk membantu masyarakat awam dalam membuat toko online sendiri. Dengan harga terjangkau, mereka menyediakan berbagai layanan, termasuk fitur untuk melakukan kustomisasi pada toko online pelanggan. Beberapa fitur kustomisasi yang Plugo sediakan antara lain Search Engine Optimization (SEO), omnichannel, template situs, dan integrasi untuk berbagai metode pembayaran dan kurir.

“Kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan Plugo, dalam rangka merayakan Bulan UMKM Nasional,” kata Fariz GTJ, Founder dan CEO KiriminAja. “UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Kami merasa, kami harus memberikan alat dan dukungan yang memadai bagi mereka untuk berkembang.”

UMKM memang memberikan kontribusi lebih dari setengah PDB Indonesia. Namun, para pelaku UMKM juga menghadapi berbagai tantangan tersendiri, seperti keterbatasan akses pada modal dan juga keterbatasan kemampuan digital. Kabar baiknya, digitalisasi terbukti bisa meningkatkan produktivitas UMKM. Kolaborasi antara KiriminAja dan Plugo dapat memberikan berbagai manfaat untuk UMKM, mulai dari meningkatkan visibilitas bisnis, memudahkan integrasi teknologi inovatif, sampai menyediakan solusi pengiriman yang lebih efektif.

Solusi dari Plugo memungkinkan UMKM untuk melakukan kegiatan operasional mereka dengan optimal dan mengatur sumber daya secara efisien. Selain itu, Plugo juga akan membantu UMKM untuk menyesuaikan diri dengan keadaan pasar yang dapat berubah dengan cepat. Sementara KiriminAja memiliki jaringan logistik yang luas. Dengan layanan pengiriman yang tepat waktu dan efisien, UMKM akan bisa menjangkau pelanggan dengan lebih baik.

“Dengan menggabungkan kecanggihan teknologi kami dengan keunggulan logistik KiriminAja, kami yakin bahwa kami dapat memberikan dampak nyata pada lanskap UMKM,” kata Izki Aldrin Iswarna, Direktur PT. Plugo Teknologi Indonesia. “Kami sangat bersemangat untuk menjadi bagian dari perjalanan transformasi ini yang akan meningkatkan perekonomian digital Indonesia dan memberdayakan UMKM dalam meraih peluang luas yang menanti di depan.”

 

Kolaborasi untuk UMKM 

Sepanjang 2022, total nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp476,3 triliun, dengan volume transaksi e-commerce mencapai 3,48 juta transaksi. Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengatakan, per 2022, jumlah UMKM yang sudah terdigitalisasi hampir mencapai 21 juta unit, naik 17% dari tahun sebelumnya. Melihat ekonomi digital yang tumbuh dengan pesat, Kementerian Perdagangan berharap, para pemangku kepentingan akan terus bekerja sama untuk membangun ekosistem e-commerce.

Pada akhirnya, kolaborasi antara KiriminAja dan Plugo diharapkan akan memunculkan pebisnis online yang berani tumbuh. Contohnya, Jilbrave, brand fashion muslim. Didirikan pada 2017, Jilbrave menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. Sekarang, toko online dari Jilbrave memberikan kontribusi 40-50% dari total penjualan. Dengan Jilbrave sebagai contoh, KiriminAja dan Plugo berharap, kerja sama mereka akan membantu pelaku UMKM meraih sukses.

Nilai Pendanaan Startup Indonesia Merosot 74 Persen di Semester Ganjil 2023

Iklim investasi startup Indonesia pada semester ganjil (H1) 2023 memperlihatkan perlambatan yang signifikan. Berdasarkan data publik yang dicatat DailySocial.id, terjadi penurunan 74% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (H1 2022).

Di semester ganjil tahun ini setidaknya 73 pendanaan startup diumumkan ke publik (34 transaksi disebutkan nominalnya) dengan nilai $707 juta.

Sebagai perbandingan, di H1 2022, 149 transaksi pendanaan (99 transaksi diumumkan nilainya) membukukan $2,69 miliar. Sementara di H1 2021 ada 87 transaksi pendanaan startup (46 transaksi diumumkan nilainya) yang membukukan $1,3 miliar.

Tren penurunan pendanaan startup Indonesia di H1 2023

Pendanaan di H1 2023 mayoritas disokong pendanaan lanjutan eFishery dan Kredivo Holdings. Keduanya menyumbang 66,4% dari total perolehan investasi di periode tersebut.

Pendanaan startup terbesar di H1 sepanjang 3 tahun terakhir

Menurut CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro, yang mempengaruhi penurunan tren pendanaan tersebut tidak jauh dari faktor makro, terkait meningkatnya cost of capital.

“Ini tentu menjadikan para investor lebih selektif karena harus mencari return of investment yang pasti dan/atau lebih bagus. Investor juga menjadi lebih selektif karena sekarang banyak startup yang sudah terbuai dengan valuasi tinggi dan menghindari koreksi, jadinya berpikir ulang untuk fundraising  — atau menunda. Di sisi lain saya juga melihat banyak startup yang tidak gesit untuk pivot ke path to profitability,” ujar Eddi.

Founding Partner DS/X Ventures Rama Mamuaya menambahkan, “Dengan tingginya cost of capital, maka investor banyak yang fokus ke mode portofolio management, memastikan portofolio mereka bisa survive, sehingga prioritas untuk menambah portofolio baru jadi menurun. Ditambah dengan likuiditas startup yang masih underperform di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Semua masih wait and see situasi ekonomi makro dan inflasi global.”

Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia. India juga mendapati perlambatan momentum pertumbuhan startup digital. Sektor SaaS yang menjadi ujung tombak industri di sana mengalami penurunan nilai investasi hingga 79% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sektor-sektor penting

Berdasarkan data, sektor bisnis populer cenderung masih sama selama 3 tahun terakhir. Fintech, SaaS, Edtech, dan Logistics mendapatkan minat yang tinggi dari para investor, baik di tahap pra-awal/awal maupun tahap lanjutan.

Sektor yang paling banyak diminati dalam pendanaan startup

Minat pendanaan ke model bisnis B2B juga mengalami peningkatan. Sejumlah startup fintech yang didanai adalah penyedia layanan infrastruktur pembayaran.

Dana masih tersedia

Para investor sepakat dan merasakan tren penurunan minat pendanaan tersebut, termasuk East Ventures. Juru Bicara Pheseline Felim mengatakan faktor-faktor makro tadi memang memberikan ketidakpastian dan berbagai tantangan. Perusahaan perlu melakukan efisiensi karena uang menjadi “lebih pintar” atau “sulit didapat”. Dari sisi investor, mereka semakin berhati-hati dalam memberikan pendanaan.

“Namun, perlu diingat bahwa uang masih tersedia. East Ventures tetap aktif melakukan investasi ke perusahaan teknologi di Asia Tenggara. Hingga semester pertama 2023, kami telah melakukan setidaknya 17 deals dan kami akan terus melakukan investasi ke depannya,” ujarnya.

Sejumlah dana kelolaan baru juga lahir tahun ini untuk meramaikan iklim investasi startup di tanah air., termasuk DS/X Ventures, First Move, Creative Gorilla Capital, dan dana lanjutan Merah Putih Fund.

Di sisi lain, banyak VC mengumumkan dana kelolaan baru dengan jumlah besar dalam setahun terakhir. Berikut adalah beberapa dana kelolaan yang diumumkan tahun ini untuk startup Asia Tenggara dan India, termasuk Indonesia:

Venture Capital Nilai Dana Kelolaan Baru
Argor (Go-Ventures) $240 juta
Peak XV Partners (Sequoia SEA) $2,5 miliar
East Ventures $250 juta
B Capital $2,1 miliar
Northstar Group $90 juta

4th Gen Intel Xeon Scalable Scalable Hadir untuk Pacu Digitalisasi Berbagai Industri dan B2B

Intel Indonesia resmi memperkenalkan jajaran prosesor generasi terbarunya, 13th Gen Intel® Core™ Mobile Processor dan juga 4th Gen Intel® Xeon® Scalable pada Kamis (15/6/2023) di Jakarta.

13th Gen Intel® Core™ Mobile Processor hadir dengan performa lebih unggul untuk platform mobile, sedangkan 4th Gen Intel® Xeon® Scalable (dengan nama kode Sapphire Rapids) dirancang bagi kalangan enterprise dan startup untuk kebutuhan data center modern, AI, cloud, jaringan dan edge, serta superkomputer.

4th Gen Intel® Xeon® Scalable menjadi prosesor data center Intel yang diklaim paling “berkelanjutan”, di mana menghadirkan beberapa fitur untuk mengoptimalkan data dan performa, sehingga sumber daya CPU menjadi lebih optimal dengan beban kerja yang lebih baik, untuk membantu bisnis mencapai target mereka.

Selain untuk security dan sustainability, 4th Gen Intel® Xeon® Scalable juga hadir untuk mendukung kecerdasan buatan, di mana para developer yang menggunakan prosesor ini bisa menggunakan tool AI pilihan mereka serta meningkatkan produktivitas dan mempercepat waktu pengembangan AI.

Tak cuma itu, 4th Gen Intel® Xeon® Scalable juga secara khusus dioptimalkan untuk jaringan berperforma tinggi, berlatensi rendah, dan beban kerja edge, di mana sangat cocok dimanfaatkan bisnis dan pelaku startup yang ingin mengembangkan software di berbagai industri, seperti telekomunikasi, ritel, dan juga smart city.

Simon Chan, Managing Director, Sales, Marketing & Communications Group Intel – Southeast Asia, South Asia, Australia and New Zealand mengklaim bahwa 4th Gen Intel® Xeon® Scalable dirancang untuk kalangan bisnis yang ingin mempercepat digitalisasi mereka, khususnya di bidang data center dan cloud computing.

“Kami sangat bersemangat untuk memperkuat industri data center di Indonesia yang sedang berkembang dan mengatasi kebutuhan komputasi berbagai bisnis di sini dengan 4th Gen Intel® Xeon® Scalable terbaru, mulai dari kinerja dan efisiensi hingga security dan sustainability, karena Indonesia kini tengah mengakselerasi adopsi digital dan memenuhi peningkatan kebutuhan terhadap layanan cloud,” ujar Simon.

Dukungan 4th Gen Intel® Xeon® Scalable untuk Security and Sustainability Bisnis

Peluncuran 13th Gen Intel® Core™ Mobile Processor dan juga 4th Gen Intel® Xeon® Scalable dibagi pada dua sesi di hari yang sama: keynote utama peluncuran prosesor diikuti dengan sesi Accelerate Digital Transformation with Intel, lalu sesi khusus enterprise yang mendalami seluk beluk teknis Intel Xeon pada kalangan B2B.

Pada sesi diskusi panel Accelerate Digital Transformation with Intel, hadir beberapa perusahaan dan regulator yang turut menggunakan teknologi ini dalam digitalisasi mereka. Kemkominfo, BCA, dan Telkomsel menjadi beberapa yang diundang untuk berbagi seperti apa kinerja 4th Gen Intel Xeon Scalable dalam mengatasi kebutuhan IT mereka.

Antonius Bambang, IT Advisor Infrastructure & System BCA, mengungkap bahwa security menjadi salah satu aspek paling penting yang menjadi fokus utama perusahaan, mulai dari front end sampai back end.

“Di BCA, kita memiliki satu standar bahwa pembelian laptop sama desktop itu harus memakai prosesor Intel yang menjaga keamanan siber kami dari ancaman seperti firewall, DDoS, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Sementara, Adi Sunardy, IT Advisor & Cloud Operations Telkomsel, menekankan pentingnya sustainability bagi Telkomsel. Menurutnya, emisi karbon yang dilepaskan dari server atau data center harus terhitung.

Dalam hal ini, prosesor 4th Gen Intel® Xeon® Scalable hadir dengan penghematan daya pada tingkat platform, sehingga bisa mengurangi kebutuhan akselerasi tambahan dan membantu perusahaan untuk mencapai tingkat sustainability yang ditetapkan. Bahkan, perusahaan bisa memperoleh benefit sustainability yang lebih besar seperti bentuk pengurangan jumlah server, penggunaan fleet power dan emisi karbon.

“Kinerja prosesor Xeon menjadi benefit yang sejalan dengan requirement Telkomsel, yakni sustainability, yang tentunya juga diikuti dengan performance reliability dan ketersediaan sistem,” ujar Adi.

Terlepas dari kapabilitas dan kinerja prosesor Xeon pada security dan sustainability, Agung Basuki, Ketua Tim Pusat Data Nasional Kementerian Komunikasi dan Informatika, justru menekankan bahwa semua kebutuhan yang dialami pelaku bisnis di atas serta merta harus didukung percepatan transformasi digital.

Dia berbagi lima faktor penting dalam percepatan transformasi digital di Indonesia. Faktor-faktor tersebut meliputi pembangunan infrastruktur pendukung dan perluasan akses internet, partisipasi pemerintah dalam membentuk peta jalan transformasi digital pada sepuluh sektor prioritas, integrasi pusat data pemerintah, pembentukan sumber daya manusia yang siap beradaptasi dengan digitalisasi, serta regulasi dan pendanaan yang mendukung, termasuk melalui APBN, dana pinjaman, dan kerja sama.

“Kalau kita bicara soal teknologi, misalnya security sama sustainability yang jadi motornya, berarti bahan bakarnya juga harus ada, yakni regulasi yang mendukung dan mengakselerasi transformasi digital serta pendanaan,” ujar Agung.

Digitalisasi Industri Perbankan dan Telekomunikasi dengan Intel Xeon

Adapun sesi lainnya berfokus pada transformasi digital industri perbankan dalam konteks peran Intel Xeon mendukung digitalisasi bank seperti BCA. Fredy Sitorus, Senior IT Analyst BCA, dan Harris Kristanto, Enterprise Account Executive Intel Indonesia, hadir sebagai pembicara dalam sesi tersebut.

Sesi ini mengupas industri perbankan dan financial technology yang sangat kompetitif, diatur dengan ketat, dan selalu berkembang. Dinamika industri ini mendorong lembaga keuangan untuk terus mengidentifikasi peluang baru dalam membedakan kemampuan mereka menggunakan teknologi, di mana 4th Gen Intel® Xeon® Scalable menjadi pendukung untuk komputasi yang diperlukan bank. 

Sebagai mitra teknologi, Intel pun bekerja dengan pelanggan di seluruh industri layanan keuangan untuk memungkinkan transformasi digital yang diperlukan guna memanfaatkan dan mengaplikasikan data dengan cara baru.

Selain itu, dalam beberapa sesi sponsor, Intel berkolaborasi dengan brand teknologi global seperti ASUS, Dell Technologies, HPE, dan Google Cloud. Mereka memberikan insight dukungan dan solusi dari Intel dalam berbagai konteks dan industri.

Adapun setelahnya diteruskan dengan sesi membahas peran industri telekomunikasi dengan dukungan teknologi dari Intel Xeon. Pembicara dalam sesi ini termasuk Adi Sunardy, IT Advisor & Cloud Operations Telkomsel, Ferry Sinambela, IT Infrastructure & Cloud Operations Management Telkomsel, Hendi Satrio, Enterprise Account Executive Intel Indonesia, serta Beny Ibrani, Cloud Solution Architect Intel Indonesia. Dalam sesi ini, mereka membahas peran Intel Xeon dalam transformasi telekomunikasi dan pemanfaatan teknologi untuk memenuhi tuntutan industri yang terus berkembang.

Kini, 4th Gen Intel® Xeon® Scalable tersedia untuk para pelanggan di Indonesia lewat penyedia infrastruktur IT dan cloud setempat. 13th Gen Intel® Core™ Mobile Processor pun juga telah tersedia untuk umum lewat ritel, dengan kisaran harga bundel laptop di rata-rata minimal Rp10 juta.

 

 

Pentingnya Data Management Platform untuk Startup

Dalam programmatic advertising, DMP (Data Management Platform) adalah platform yang mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data pelanggan serta data lainnya untuk meningkatkan efektivitas kampanye iklan digital.

DMP memungkinkan pengiklan untuk menggabungkan data dari berbagai sumber termasuk data pihak pertama maupun data pihak ketiga, seperti data perilaku pengguna, data demografis, dan data transaksi, untuk membuat segmentasi yang lebih akurat dan strategi penargetan yang lebih efisien. Dengan menggunakan DMP, pengiklan dapat memahami audiens mereka dengan lebih baik, mengoptimalkan penayangan iklan, dan mengukur hasil kampanye secara lebih detail.

Singkatnya, DMP dalam programmatic advertising adalah platform untuk mengelola dan memanfaatkan data guna meningkatkan hasil kampanye iklan digital.

Mengubah cara berbisnis startup dengan DMP

DMP (Data Management Platform) mengubah cara berbisnis startup ke depannya dengan memberikan dampak signifikan dalam pengelolaan data, pengambilan keputusan, dan strategi pemasaran. Berikut adalah beberapa alasan mengapa DMP akan mengubah cara berbisnis startup ke depannya:

  1. Personalisasi yang lebih baik: DMP memungkinkan perusahaan untuk melakukan personalisasi yang lebih baik dalam komunikasi dan penawaran produk kepada pelanggan. Hal ini membantu membangun hubungan yang erat, meningkatkan loyalitas, dan meningkatkan tingkat konversi.
  2. Pengambilan keputusan yang lebih cerdas: DMP menyediakan wawasan mendalam tentang kinerja kampanye pemasaran dan perilaku pelanggan. Perusahaan dapat menggunakan data ini untuk mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam strategi pemasaran, pengembangan produk, dan alokasi anggaran.
  3. Penargetan iklan yang lebih efektif: DMP memungkinkan perusahaan untuk melakukan penargetan iklan yang lebih presisi kepada audiens yang relevan. Hal ini mengurangi pemborosan anggaran iklan dan meningkatkan tingkat konversi.
  4. Meningkatkan pengalaman pelanggan: DMP membantu perusahaan memahami pelanggan secara holistik, termasuk preferensi dan riwayat pembelian. Dengan pemahaman ini, perusahaan dapat memberikan pengalaman yang lebih personal dan relevan kepada pelanggan.
  5. Inovasi dan pertumbuhan: DMP membuka peluang baru dalam penggunaan data dan analisis. Perusahaan dapat menggali wawasan baru, mengidentifikasi tren pasar, dan meluncurkan produk atau layanan baru. DMP juga membantu perusahaan dalam mengelola pertumbuhan bisnis dengan skala yang lebih besar dan mencapai keunggulan kompetitif.

Dengan DMP, perusahaan dapat menjadi lebih fokus pada pelanggan, lebih responsif terhadap kebutuhan pasar, dan lebih efektif dalam strategi pemasaran. DMP memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan dan peluang terkait penggunaan data dalam bisnis masa depan.

Tiga alasan DMP efektif membantu startup

Berikut adalah tiga alasan mengapa DMP efektif membantu startup mendorong cara pemasaran yang lebih baik secara digital:

  1. Segmen target yang lebih tepat: DMP memungkinkan startup untuk menggabungkan dan menganalisis berbagai sumber data untuk mengidentifikasi segmen target yang lebih tepat. Dengan informasi yang lebih kaya tentang perilaku, preferensi, dan demografi audiens, startup dapat membuat segmentasi yang lebih akurat dan menyampaikan pesan yang relevan kepada setiap segmen. Hal ini menghasilkan kampanye pemasaran yang lebih efektif dengan tingkat konversi yang lebih tinggi.
  2. Personalisasi yang lebih baik: DMP memungkinkan startup untuk menyampaikan pesan dan penawaran yang lebih personal kepada pelanggan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang preferensi dan kebutuhan pelanggan, startup dapat memanfaatkan DMP untuk membuat pengalaman yang disesuaikan. Misalnya, mereka dapat mengirimkan konten yang relevan melalui email, menyesuaikan situs web berdasarkan riwayat pembelian, atau menampilkan iklan yang sesuai dengan minat pelanggan. Personalisasi yang lebih baik meningkatkan keterlibatan pelanggan dan memperkuat ikatan dengan merek.
  3. Pengukuran dan pengoptimalan yang akurat: DMP memungkinkan startup untuk mengumpulkan dan menganalisis data kinerja kampanye pemasaran secara mendalam. Startup dapat melacak perilaku pengguna, tingkat konversi, dan metrik lainnya untuk memahami efektivitas kampanye mereka. Dengan wawasan ini, startup dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan melakukan optimasi yang tepat. DMP juga memfasilitasi pengujian A/B dan pengukuran multikanal, memungkinkan startup untuk menguji strategi pemasaran baru dan mengoptimalkan pengeluaran mereka berdasarkan hasil yang terukur.

Secara keseluruhan, DMP membantu startup memanfaatkan data pelanggan secara lebih efisien, mendorong personalisasi yang lebih baik, dan memperbaiki pengukuran serta pengoptimalan kampanye pemasaran mereka. Dengan pendekatan yang lebih terfokus dan informasi yang lebih mendalam tentang audiens target, startup dapat meningkatkan tingkat konversi, membangun loyalitas pelanggan, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam lingkungan pemasaran digital yang kompetitif.

Contoh use case DMP

Indonesia adalah pasar yang berkembang pesat dalam industri pariwisata, dengan populasi yang terus bertambah dan pendapatan yang terus meningkat, semakin banyak orang yang ingin berwisata. Akibatnya, banyak Online Travel Agent (OTA) telah memasuki pasar untuk memanfaatkan kesempatan ini

Kini, setelah pandemi COVID-19 terkendali dan perbatasan di seluruh dunia telah dibuka, Indonesia mengharapkan pertumbuhan baru di sektor pariwisata. Bekerja sama dengan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), MI-DMP dapat memberikan wawasan tentang pasar OTA untuk tiga pemain besar di Indonesia: Traveloka, Agoda, dan Booking.com.

Market share OTA Indonesia di Q1 2023

Pasar OTA Indonesia telah didominasi oleh Traveloka, Agoda, dan Booking.com selama beberapa tahun terakhir. Dalam menganalisis pengguna aktif untuk kuartal pertama tahun 2023, Agoda mengalami peningkatan sebesar 17,7% dibandingkan dengan Booking.com yang hanya mengalami peningkatan sebesar 5,6%. Sebaliknya, Market share Traveloka menunjukkan penurunan drastis sebesar 21,8% dalam satu kuartal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk upaya pemasaran dari masing-masing perusahaan.

Tren trafik pasar OTA Indonesia di Q1 2023

Menurut data MI-DMP, tren pada kuartal terakhir menunjukkan bahwa semua OTA mencapai puncaknya selama musim Natal dan menurun setelahnya. Dibandingkan dengan yang lain, Booking.com tetap cukup konsisten dalam jumlah pengguna, sementara Traveloka mencapai puncaknya dan menurun di beberapa titik dalam empat bulan terakhir. Salah satu kemungkinan untuk hal ini adalah bahwa Traveloka berfokus pada pasar perjalanan domestik yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan jasa mereka dengan kebutuhan dan preferensi wisatawan Indonesia.

Demografi audiens

MI-DMP menampilkan informasi yang bermanfaat bagi Pengiklan dan Agensi untuk menemukan target audiens mereka dari berbagai dimensi termasuk lokasi dan data demografis.

Dalam hal distribusi usia, kita dapat melihat perbedaan yang lebih jelas. Generasi milenial berusia 25-34 tahun lebih gemar menggunakan Traveloka. Hal ini dapat dikaitkan dengan strateginya yang berfokus pada pemasaran digital, menggunakan platform media sosial seperti Instagram untuk menargetkan wisatawan milenial dan Gen Z. Audiens Agoda dan Booking.com di Indonesia sedikit lebih tua, dengan persentase pengguna berusia 35-54 tahun yang lebih besar. Mereka cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna Traveloka, dengan banyak di antaranya berada di bawah kelompok pendapatan kelas menengah ke atas.

Platform Overlap

Hal yang juga menarik untuk dicatat adalah bahwa pengguna tidak hanya menggunakan satu platform saja. Traveloka, Agoda, dan Booking.com telah mampu menunjukkan tumpang tindih yang relatif kecil di antara basis pengguna mereka. Fakta bahwa hanya sekitar 5% pengguna OTA di Indonesia yang menggunakan ketiga platform tersebut dalam satu kuartal terakhir mungkin cukup mengejutkan, yang berarti hanya 18,5% pengguna yang cenderung membandingkan harga di berbagai platform sebelum melakukan pemesanan.

Komparasi heavy users vs normal users

berat berusia 35-44 tahun dari Booking.com juga 1% lebih tinggi dari pengguna normal, ini menunjukkan rentang usia yang lebih luas untuk pengguna berat, dibandingkan dengan platform lainnya.

Top Interested Apps

Dikenal karena kumpulan data yang komprehensif di seluruh dunia digital, MI-DMP juga menyediakan analisis trafik bagi klien untuk tetap berada di jajaran terdepan dalam kompetisi. Tidak mengherankan jika pengguna ketiga platform tersebut memiliki minat yang sama dalam hal perilaku online.

Category Apps
Social Media Instagram, Facebook, SnapChat, Facebook Messenger, Twitter, TikTok
Video and Entertainment YouTube, Spotify
E-commerce Shopee, Amazon, Lazada
Maps and Navigation Google Map

Secara spesifik mengamati aplikasi-aplikasi dalam kategori teratas, kita dapat menyimpulkan bahwa pengguna dari ketiga platform tersebut mungkin memiliki preferensi yang berbeda untuk aplikasi media sosial dan e-commerce. Pengguna Traveloka lebih suka menggunakan Shopee daripada yang lain, sementara pengguna Agoda tampaknya lebih suka menggunakan Tik Tok daripada yang lain.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pasar OTA masih terus dibentuk oleh para pemain yang dominan. Dengan menganalisis demografi, minat, dan pola perilaku audiens mereka dengan DMP, platform ini tidak hanya dapat memberikan pengalaman pemesanan yang dipersonalisasi dan tanpa hambatan, tetapi juga dapat meningkatkan bisnis mereka ke target audiens yang lebih tepat. Seiring dengan pertumbuhan industri online travel agent di Indonesia, memahami audiens akan menjadi kunci untuk tetap kompetitif dan relevan di pasar.

Ulasan ini ditulis oleh tim dari Groundhog Mobility Intelligence eksklusif untuk DailySocial.id

Menghubungkan Kreativitas, Kolaborasi dan Kesempatan di Jogja Startup Camp

Selain dikenal sebagai kota pelajar, kota Yogyakarta juga dikenal sebagai salah satu kota di Indonesia yang punya semangat kreativitas dan kolaborasi. Begitu pula pada ekosistem startup teknologi di sana, geliat startup di kota itu juga tak bisa dipandang sebelah mata. Ada pun sebuah komunitas bernama Startup Jogja, yang baru-baru ini mengumumkan sebuah agenda tahunan bertema “Jogja Startup Camp”. Sesuai namanya, perhelatan ini rencananya akan berfokus pada pertumbuhan dan pembinaan ekosistem startup di area kota Jogja, dan diperuntukkan bagi para pelaku startup yang berdedikasi untuk bertukar gagasan, bekerja sama, dan membangun jaringan yang kuat dalam lingkungan startup.

Dalam rilis yang kami terima, inisiatif yang rencananya akan berlangsung pada 7 hingga 8 Juli 2023 tersebut diklaim sebagai inisiatif, yang sengaja diciptakan sebagai platform untuk mendorong inovasi, menghasilkan kolaborasi, dan mempererat hubungan antara para pemain startup di area Jogja. Tidak ada keuntungan secara finansial yang diincar. Menurut penyelenggara, inisiatif ini dibentuk demi mendorong penguatan komunitas, sekaligus membantu perkembangan ekosistem startup Jogja.

Diisi oleh pembicara profesional

Rencananya, Jogja Startup Camp akan menampilkan sejumlah pembicara profesional dan terkemuka di industri. Sebut saja seperti Sabrang Mowo Damar Panuluh (Noe Letto) yang juga dikenal sebagai inovator di bidang AI, dengan menggawangi Symbolic.id sebagai CEO. Noe akan berbicara tentang ‘Super Artificial Intelligence’.  

Kemudian juga ada Aryo Wiryawan, pendiri dan chairman dari Jala Tech, startup asal Jogja yang bergerak di bidang aquatech, yang di acara nanti akan membawakan tema ‘Disruptive Technologies for Aquaculture.’ Selain itu, Jogja Startup Camp juga akan mengundang Dyan Raditya Sinukarta, Branch Manager Asianquest Indonesia, yang akan memberikan pemaparan tentang Computer Vision dan peluangnya di Indonesia.

Bertujuan untuk memperkuat ekosistem startup di area Jogja di berbagai sisi

Jogja Startup Camp tentunya tidak dibuat tanpa tujuan. Kembali menurut rilis yang peroleh, perhelatan ini digadang bakal memberikan kesempatan bagi para peserta untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan sesama pelaku startup. Melalui sesi-sesi interaktif, diskusi, dan aktivitas kolaboratif, para peserta akan bisa memahami tantangan yang dihadapi bersama.

Di samping itu, inisiatif ini juga ditujukan untuk dapat membuka kesempatan langka bagi peserta untuk memperluas jaringan mereka dengan santai. Peserta akan berinteraksi dengan pemimpin industri, investor, dan mentor berpengalaman. Dan yang tak kalah krusial, peserta Jogja Startup Camp juga akan memperoleh kesempatan untuk berbicara tentang perusahaan, produk, atau layanan mereka dalam sesi cerita pitch yang akan diadakan dalam acara api unggun. Singkatnya, Jogja Startup Camp bisa dikatakan merupakan rangkaian acara yang komprehensif bagi seluruh pelaku startup di area Yogyakarta.

Jogja Startup Camp juga tampaknya bisa menjadi sebuah langkah besar untuk memperkuat ekosistem startup di Yogyakarta. Kombinasi antara ide inovatif, kolaborasi strategis, dan jaringan yang kuat dapat berkontribusi secara signifikan dalam membentuk masa depan digital Indonesia. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi bukti bahwa Yogyakarta bukan hanya menjadi pusat budaya dan pendidikan, namun juga menjadi pusat inovasi dan teknologi.

Kunjungi halaman ini untuk informasi selengkapnya mengenai Jogja Startup Camp.

Bandung Startup Pitching Day Jadi Ajang Startup Inovatif Unjuk Gigi Membuka Peluang Cakupan Investasi Hingga Skala Internasional

Sebagai pusat inovasi dan pengembangan teknologi di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui The Greater Hub SBM ITB, LPIK ITB, dan LPIT, bersama para pemangku kepentingan lainnya di Bandung seperti Startup Bandung, Geek Hunter, dan Block71 Bandung, kembali berkolaborasi dalam penyelenggaraan acara biannual Bandung Startup Pitching Day untuk pertama kalinya di tahun 2023.

Diselenggarakan di Aula Timur ITB pada hari Rabu, 14 Juni 2023 kemarin, Bandung Startup Pitching Day menjadi ajang pertemuan antara startup berinovasi dan berpotensi dengan investor baik lokal maupun internasional. Acara ini mengambil bentuk kompetisi presentasi bisnis, yang menampilkan investor lokal dan internasional sebagai juri yang menilai startup dalam beberapa kategori seperti inovasi solusi, dampak solusi bagi masyarakat, kelayakan bisnis di pasar, dan cara penyampaian presentasi.

Di perhelatan ini, ada 69 startup yang mendaftar, dengan 21 di antaranya terpilih sebagai startup, dengan ide yang dinilai sesuai untuk memecahkan berbagai solusi untuk permasalahan di Indonesia. Startup terpilih tahun ini berfokus dalam berbagai sektor seperti healthtech, agritech, sistem manajemen, IoT, manufaktur, e-commerce, media sosial, fintech, logistik, dan edutech.

Tak hanya pelaku startup, kalangan investor yang datang dari para modal ventura, hingga korporasi turut menghadiri acara tersebut. Ada 62 entitas investor yang diundang termasuk Venture Capital (VC) dan angel investor dari dalam dan luar negeri, seperti 1982 VC, 500 Startups, AC Ventures, Accel Atoms, Agung Ventures, Alpha JWC Ventures, Alpha Momentum Indonesia, Alfred Boediman, ANGIN, Antler, Arise VC, Asian Trust Capital, AsiaPay Capital, Astra Ventures, B Capital, Bayu Syerli, BRI Ventures, C4D Partners, Coffee Ventures, Dream Incubator, East Venture, Endeavor, Enterprise Singapore, Ficus VC, Finch Capital, Future Play, Gayo Capital, Global Founders Capital, Go-Ventures, Gobi Partners, Horizons Ventures, Indigo, Indogen Capital, init 6, Insignia Ventures Partners, Javas Venture, Kejora – SBI Orbit, Kolibra Capital, LX International, MDI Ventures, Meet Ventures, MS&AD Ventures, Northstar, Number Venture Capital, Oorange Unpad, Pegasus Ventures, Prasetia Dwidharma, Provident Growth, PT Zahir Internasional, Real Tech Holdings Singapore, Salim Group, Spiral Ventures, STRIVE, Supernova Ecosystem, Sweef Capital, Telkomsel Corporate Accelerator (Tinc), TMI, UMG Idealab, Venturi Capital Investment, Venturra Discovery, Vertex Ventures, dan juga Wavemaker Partners.

Dari 21 startup yang terpilih tadi, kemudian dikerucutkan kembali untuk memilih 4 pemenang mewakili empat kategori penilaian. Para pemenang tersebut ialah; detani (Paling Inovatif), Mengasihi (Paling Berdampak), IPS-Intelligent Planning System (Paling Pasar), dan Thrivty (Presentasi Terbaik).

Bandung Startup Pitching Day (BSPD) merupakan acara biannual yang diadakan oleh para pemangku kepentingan dalam ekosistem startup di Bandung. Biasanya diadakan sekitar bulan Juni dan Desember, BSPD bertujuan untuk mengumpulkan startup, ahli industri, investor, dan startup enthusiast untuk merayakan dan mempromosikan ekosistem startup yang dinamis di kota kembang tersebut.

Para peserta startup yang hadir bukan hanya dari kalangan akademis ITB tetapi juga dari seluruh Indonesia. Kini BSPD telah memasuki tahun ke-enam dalam menyediakan platform presentasi bisnis bagi startup yang siap untuk tumbuh lebih cepat serta memfasilitasi startup di seluruh Indonesia yang membutuhkan dukungan pendanaan untuk pengembangan bisnis mereka.

Dengan potensi besar dan jumlah startup yang semakin bertumbuh di Indonesia, event seperti Bandung Startup Pitching Day sangat penting untuk mendorong ekosistem startup di Indonesia. Event ini tidak hanya menjadi ajang bagi startup untuk menunjukkan inovasi mereka, tetapi juga memfasilitasi pertemuan dengan investor yang bisa membantu mereka tumbuh dan berkembang. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang pembelajaran dan inspirasi bagi para peserta yang hadir. Memanfaatkan kekuatan teknologi dalam menciptakan solusi inovatif untuk permasalahan yang ada di Indonesia adalah langkah maju yang sangat penting untuk kemajuan bangsa.

Sesi Emerging Tech Astranauts Conference 2023 Bahas Pentingnya Generative AI dan Teknologi ABCD-X Bagi Bisnis

Astranauts Conference 2023 akhirnya resmi digelar di Menara Astra pada Kamis, 8 Juni 2023. Mengusung “Building A Sustainable Future Through Technology”, konferensi tersebut menjadi acara pertama yang digelar pada tahun ini, dan juga merupakan bagian dari kompetisi digital yang digelar Astra.

Salah satu sesi yang cukup ramai dihadiri adalah sesi emerging tech yang mengundang On Lee selaku CEO & CTO GDP Labs serta CTO GDP Venture. Dia mengupas bagaimana teknologi Generative AI yang ada dalam tool seperti ChatGPT, saing berkaitan teknologi ABCD-X.

Dalam penjelasannya, Generative AI akan saling berkaitan dengan teknologi ABCD-X, yang mana merupakan kepanjangan dari AI, Blockchain, Cloud, Data, serta “X” yang diklaim lebih dari sekadar teknologi ABCD.

“X di sini bisa extra beyond ABCD, seperti teknologi mobile, internet of things, web, security, dan masih banyak lagi,” ujar On Lee.

“Sekarang semuanya serba terakselerasi. Teknologi seperti Generative AI yang ada pada ChatGPT, misalnya, pasti akan mengandalkan komponen seperti cloud dan data. Teknologi gabungan ini akan menjadi eksponensial dan bisa menciptakan kesempatan yang besar bagi bisnis yang memanfaatkannya, tidak cuma untuk sekarang tetapi di masa depan,” lanjutnya.

Adapun On Lee turut menjelaskan beberapa benefit antara relevansi Generative AI dengan teknologi ABCD-X bagi bisnis yang menggunakannya. Dia mengklaim bisnis akan memiliki pemrosesan data yang lebih efisien, transaksi yang lebih aman, aksesibilitas meningkat, user experience yang lebih baik, serta pertumbuhan inovasi bisnis.

Dia juga memberikan salah satu studi kasus bisnis yang dialami platform payroll CATAPA, di mana mengalami beberapa masalah seperti payroll manual yang tidak efektif dan mudah error, masih bergantung pada manusia sepenuhnya, dan tidak memiliki standar kepatuhan terhadap peraturan baru.

“Sekarang, CATAPA memanfaatkan ChatGPT dan meluncurkan aplikasi berbasis Generative AI dengan kapabilitas dukungan teknologi ABCD-X. Aplikasi ini namanya HelpGPT, di mana membantu otomatisasi dalam kebutuhan administrasi, disbursement, serta menjawab pertanyaan yang sering diajukan pengguna (FAQ),” jelasnya.

Digelar Setelah Demo Day & Awarding Astranauts 2023

Seperti diketahui Astranauts Conference 2023 digelar sehari setelah acara Demo Day & Awarding Astranauts 2023, kompetisi untuk pengembangan inovasi di bidang digital dan teknologi bagi kalangan startup dan mahasiswa di Indonesia.

Selama masa penjaringan, Astra menyeleksi lebih dari 900 ide inovasi dari 2.200 pendaftar. Setelah melewati tahap kurasi, ada 23 finalis yang terdiri dari 12 startup dan 11 mahasiswa. Mereka juga telah memperoleh sesi mentorship dengan para pakar dari berbagai industri selama dua pekan, serta mempresentasikan konsep bisnis dan ide inovasi di hadapan Direksi Astra dalam rangkaian acara Demo Day.

Adapun setelah melewati serangkaian tahapan penjurian, terpilih masing-masing tiga pemenang pada jalur startup dan mahasiswa. Untuk startup diraih Fazpass sebagai juara 1, Blitz Electric Mobility sebagai juara 2, Seratuspersen Anak Nusantara sebagai juara 3. Sementara untuk kalangan mahasiswa, Karla Bionics meraih juara 1, Moona mendapatkan juara 2, dan MyECO juara 3.

Selain sesi emerging tech, Astranauts Conference 2023 juga menghadirkan sesi lain yang tak kalah menariknya, mulai dari sustainability, edutech, healthtech, agritech, mobility, fintech, logistics, serta media and entertainment yang dibawakan oleh lebih dari 25 tech leader, pemimpin industri, dan regulator untuk berbagi insight menarik.

Astranauts 2023 bermitra dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI), Kementerian Perhubungan RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Biofarma, MRT Jakarta, Bank Indonesia, Blue Bird Group, GoTo, GovTech Edu Indonesia, GDP Labs, Sime Darby, MD Entertainment, Google APAC, Google Cloud Indonesia, Meta Indonesia, Microsoft Indonesia, AWS Indonesia, Halodoc, DANA, Mapan, Dagangan, Eduqat, eFishery, JALA, Rekosistem, Paxel, Waresix, Shipper, Noice, Ayoconnect, Kejora Capital, Plug and Play Indonesia, Arkblu, Chickin, Belajarlagi, MarkPlus Inc., WeTV Indonesia, Kumpul ID, Astra Startup Community, Binus University, dan Indonesia LPDP Entrepreneurs Club (ILEC) yang terlibat sebagai mentor, juri dalam Demo Day, dan pembicara dalam Astranauts Conference 2023.

 

Echelon Asia Summit 2023 akan kembali dengan Startup TOP100 terbaik dari APAC

e27, platform media teknologi dan startup terbesar di Asia, telah mengumumkan peluncuran Echelon Asia Summit 2023. Acara selama dua hari tersebut akan diadakan di Singapore EXPO pada 14-15 Juni 2023, dan akan dihadiri oleh 5.000 peserta dari seluruh Asia, mewakili lebih dari 200 perusahaan, serta menghadirkan lebih dari 100 pembicara internasional yang berkelas. Echelon adalah acara teknologi yang bertujuan untuk membantu startup menjalin koneksi bisnis baru, menemukan peluang bisnis baru, dan menciptakan aliran investasi di ekosistem teknologi Asia Tenggara.

Tema Echelon Asia Summit 2023 adalah bagaimana ekosistem teknologi Asia Tenggara dapat membangun bisnis berdampak yang memecahkan masalah nyata sambil fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan. Acara ini akan membawa kembali program TOP100, yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan startup yang sedang naik daun di wilayah tersebut. Echelon akan dihadiri oleh lebih dari 5.000 peserta dari startup terkemuka, termasuk MoneySmart, Doctor Anywhere, 500 Global, Bain & Company, dan Monk’s Hill Ventures.

Echelon Asia Summit sebelumnya telah menghadirkan pendiri dan eksekutif dari startup dan perusahaan modal ventura terkemuka seperti Grab, Carro, Ninja Van, WeWork, Lazada, Shopback, Lalamove, Altara Ventures, Vertex Ventures, JustCo, Monk’s Hill Ventures, Golden Gate Ventures, dan Jungle Ventures.

Acara ini juga akan melibatkan kembali Program TOP100, yang akan melibatkan startup terbaik di wilayah ini yang memamerkan proyek-proyek mereka untuk mendapatkan kesempatan memenangkan gelar juara program tersebut. TOP100 adalah program terpilih yang dirancang untuk menemukan, memamerkan, dan mempercepat generasi mendatang startup yang paling menjanjikan. Finalis yang dipilih dari lebih dari 500 pendaftar, mewakili lebih dari 10 negara, akan melakukan presentasi di depan 5.000 delegasi termasuk 25 investor teratas. Beberapa nama terkenal yang pernah menjadi anggota TOP100 antara lain Tookitaki, 99.co, Pickupp, Aspire, H3 Dynamics, dan Glints.

Program TOP100 tahun ini berkolaborasi dengan The SAFE STEPS D-Tech (Disaster Tech) Awards yang dibuat oleh Prudence Foundation untuk menemukan, mendanai, dan mendukung solusi teknologi inovatif yang dapat menyelamatkan nyawa sebelum, selama, dan setelah bencana alam. Sebagai bagian dari Program TOP100, The SAFE STEPS D-Tech Awards akan memilih 5 dari lebih dari 100 pelamar dari seluruh dunia untuk mempresentasikan ide mereka di atas panggung TOP100.

Sebelum acara ini, e27 telah mengadakan lima pertemuan di ASEAN, di Singapura, Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Filipina, untuk membahas lanskap startup lokal. Meskipun ekosistem startup dan teknologi Asia Tenggara yang berpotensi tinggi sedang pulih dari dampak pandemi, pertumbuhan diperkirakan mencapai 4,8% pada tahun 2023 seiring dengan pemulihan ekonomi. Namun, masih terdapat tantangan seperti inflasi, suku bunga, dan perubahan lanskap pendanaan yang perlu diatasi meskipun prospeknya positif.

Mohan Belani, CEO dan Co-Founder e27, mengungkapkan, “Selama 10 tahun terakhir, ekosistem teknologi telah berkembang berkat banyaknya investasi dan dorongan untuk putaran pendanaan yang lebih besar dan valuasi yang lebih tinggi, dengan sedikit fokus pada prinsip-prinsip bisnis dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Tahun lalu merupakan saat yang baik untuk mereset dan memfokuskan diri bagi para pendiri dan investor, dan ini adalah kesempatan yang baik bagi ekosistem untuk membangun kembali dan merencanakan evolusi ekosistem ini. Echelon bertujuan untuk membahas bagaimana ekosistem dapat fokus pada masalah yang berdampak dan tumbuh secara berkelanjutan.”

e27, yang didirikan pada tahun 2007, memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan kesempatan kepada semua pengusaha untuk berhasil, dengan menyediakan alat dan sumber daya yang relevan untuk membangun dan mengembangkan perusahaan mereka di ekosistem teknologi Asia. Echelon Asia Summit merupakan konferensi teknologi utama e27, yang mengumpulkan ekosistem startup APAC untuk membangun hubungan, mendapatkan wawasan, dan bertemu dengan bakat dari seluruh Asia. Acara ini menjadi wadah untuk startup, investor, perusahaan korporat, dan pihak pemerintah bekerja bersama lintas batas untuk mengatasi tantangan dan isu-isu serupa serta memberdayakan ekosistem secara keseluruhan dalam membangun masa depan Asia. Acara ini juga menyediakan kesempatan untuk mendapatkan wawasan berharga dari pemimpin industri dan para pemangku kepentingan melalui diskusi di panggung utama serta membangun jaringan dalam industri dengan lebih dari 300 booth pameran.

Dengan agenda yang menarik, melibatkan TOP100 Program dan berbagai sesi pembicaraan yang berguna, Echelon Asia Summit 2023 menjadi acara yang dinanti-nantikan oleh para startup dan investor di Asia Tenggara. Dalam beberapa hari mendatang, peserta akan mendapatkan peluang untuk menjalin koneksi baru, mendapatkan wawasan tentang tren dan peluang investasi terbaru, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan para pemimpin industri. Semoga acara ini dapat memperkuat ekosistem startup dan teknologi Asia Tenggara serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.

Bagi siapa pun yang ingin menghadiri, belajar, menjalin jaringan, dan mengumpulkan dana di Echelon Asia Summit 2023, Anda dapat mendapatkan tiket gratis dengan menggunakan kode promo “DAILYSOCIALID“. Acara ini merupakan kesempatan yang luar biasa untuk terlibat dalam ekosistem startup dan teknologi Asia Tenggara. Dengan menghadiri Echelon Asia Summit, Anda akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan wawasan dari pemimpin industri, bertemu dengan para pemangku kepentingan, dan menjalin koneksi berharga. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memperluas jaringan Anda, belajar tentang tren terbaru, dan menjajaki peluang investasi. Segera daftar dan gunakan kode promo “DAILYSOCIALID” untuk mendapatkan tiket gratis ke acara ini.

Sekilas Pandang Tentang Ekonomi Digital Indonesia yang Terus Bertumbuh

Seiring perkembangan di kancah global, pertumbuhan positif dari tahun ke tahun mengiringi perjalanan ekosistem digital di Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan jika  pada periode 2021-2022, terdapat lebih dari 210 juta pengguna internet di Indonesia, dengan perbandingan pada satu dekade lalu di mana masih “hanya” menyentuh 55 juta pengguna. Hal itu mengindikasikan teknologi internet telah menjangkau hampir seluruh penduduk Indonesia. Dampaknya,bisnis internet mengalami pertumbuhan secara eksponensial.

Berbicara angka, laporan dari Google, Temasek dan Bain mencatat, nilai ekonomi digital tanah air yang diukur berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV) memiliki nilai sebesar, US$77 miliar pada 2022, dan diproyeksikan akan melesat hingga US$130 miliar di 2025 mendatang. Hal apa yang mendorong pertumbuhan perekonomian digital kita? Selain bertumbuh suburnya ekosistem startup digital, sektor eCommerce dan pembayaran digital diklaim menjadi akselerator utama, terlebih saat pandemi lalu yang mendorong masyarakat melakukan transformasi digital di segala aspek.

Tak berlebihan jika beberapa riset mencatat, nilai transaksi pembayaran digital pada tahun 2022 mencapai US$ 72.09 miliar. Seakan serasi dengan pertumbuhan tersebut, nilai transaksi digital commerce pada tahun yang sama berada di angka US$ 67.31 miliar dengan proyeksi pada 2027 mendatang diharapkan bisa mencapai US$ 115.50 miliar.

Besarnya potensi ekonomi digital Indonesia direfleksikan oleh populasi penduduk terbesar di Asia Tenggara dengan bonus demografi dimana terdapat kurang lebih 50 juta penduduk berpendapatan menengah dengan daya beli yang lebih tinggi. Selain itu,pasar Indonesia juga disesaki oleh pelaku bisnis mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang sejak lama ditahbiskan menjadi salah satu pilar penyangga utama ekonomi bangsa.

Situasi tersebut kemudian dimanfaatkan secara apik oleh pelaku ekosistem startup digital Indonesia, yang memotori dukungan terhadap UMKM melalui solusi digital, demi mewujudkan perekonomian digital berkelanjutan. Para pelaku startup berlomba-lomba untuk menciptakan solusi digital yang dapat mempermudah dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas UMKM. Sehingga, akses terhadap permodalan, rantai pasok, dan pemasaran menjadi lebih mudah didapatkan oleh para pelaku UMKM dengan adanya solusi digital yang ditawarkan oleh para startup di Indonesia.

Tak pelak, kondisi di atas juga memberikan dampak pemerataan pertumbuhan ekosistem digital di berbagai wilayah Indonesia. Menurut laporan Statistik E-Commerce 2021 terdapat 1.774.589 usaha e-commerce (75,15%) dari total usaha e-commerce di Indonesia (2.361.423 usaha). Hingga Juni 2021, sebanyak 42.6% usaha e-commerce terdapat di DKI Jakarta. Sedangkan di selain Pulau Jawa, persentase usaha e-commerce paling banyak di provinsi Kepulauan Riau (33.88%) dan Kalimantan Timur (30.57%). Hal ini disebabkan oleh lokasi yang dekat dengan pusat perekonomian dan tersedianya akses internet yang memadai.

Di luar aspek perniagaan digital, pemerataan digital di Indonesia juga dipandang telah berada di jalur yang tepat, meski tentu saja hingga kini masih memiliki sejumlah tantangan, seperti misalnya pemerataan infrastruktur, sumber daya manusia, akses pasar, dan akses permodalan.  dan lain sebagainya.

Dalam laporan DSInnovate teranyar seputar ekosistem startup digital Indonesia tahun 2022 yang dirilis bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Menteri Kemenkominfo, Johnny G. Plate mengatakan, mempersempit kesenjangan digital wilayah menjadi salah satu komitmen utama pemerintah selaku salah satu pemangku kepentingan perihal ini.

”Apa yang telah saya lakukan sebagai menteri adalah menggelar infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh negeri melalui jaringan telekomunikasi serta menyediakan High throughput Satellite dengan kapasitas 300 gigabit per detik yang akan diluncurkan ke orbit tahun depan untuk mendukung kebutuhan digital Indonesia. Kami juga telah membangun setengah juta base transceiver station. Dengan transportasi dan sarana logistik yang sangat terbatas di wilayah archipelago, sehingga kita harapkan pembangunan infrastruktur TIK di seluruh negeri untuk menutup kesenjangan digital.” ujarnya.

Selain dukungan regulator, dukungan dari para pelaku bisnis internet juga patut diapresiasi. Menjamurnya startup digital tidak hanya sekedar menjadi “tren” belaka, namun dinilai mampu memberikan kontribusi yang sangat signifikan, dalam rangka mempercepat transformasi digital.

”Para startup ini berpeluang menghadirkan nilai ekonomi baru dalam beberapa dekade mendatang. Terutama, mengingat peran startup digital yang telah membantu berbagai pihak dalam menjembatani kesenjangan digital dan menghadirkan solusi atas permasalahan yang banyak ditemui masyarakat . Tidak hanya itu saja, para startup digital juga telah banyak membantu korporasi mengadopsi teknologi baru untuk mengakselerasi bisnisnya, seperti misalnya teknologi blockchain, big data, Artificial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), cloud computing, dan Internet of Things (IoT).” papar M. Fajrin Rasyid, Direktur Digital Bisnis Telkom yang dikutip dari sumber yang sama.

Peran startup digital bagi bangsa ini sesungguhnya sangat menarik untuk dikaji bersama. Bagi Anda pelaku bisnis, praktisi, atau pun pemerhati industri terkait, dapat memperoleh insight serta gambaran menarik terkait cakrawala ekosistem digital tanah air dalam laporan DSInnovate terbaru yang bertajuk “Membangun Ekosistem Startup Digital Indonesia 2022”.

Dalam laporan ini Anda juga dapat menemukan penerapan aspek People, Program, Place, Policy, dan Platform racikan Kemenkominfo untuk kemajuan perekonomian digital Indonesia. Dapatkan laporannya sekarang.