Startup Rantai Dingin “Coldspace” Kantongi Pendanaan Awal 56 Miliar Rupiah

Startup penyedia solusi rantai dingin terintegrasi Coldspace, hari ini (3/5) mengumumkan penyelesaian putaran awal senilai $3,8 juta (hampir 56 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Intudo Ventures, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dan konglomerat pertanian Triputra Group, dengan partisipasi dari MKA dan ITS.

“Kami menghargai kepercayaan investor kepada Coldspace karena kami sedang membangun penyedia layanan cold chain end-to-end pertama di Indonesia yang melayani pelanggan B2B dan B2C. Ini memungkinkan bisnis berkembang dengan cepat dan mencapai kelincahan dalam cakupan distribusi mereka,” kata Co-Founder dan CEO Coldspace Arnold Giovanni dalam keterangan resmi.

Coldspace didirikan pada Desember 2022 oleh Arnold Giovanni (CEO), Ivan Liadi (Head of Business Development & Product), David Loei (Head of Sales), dan Jan Sunaryanto (Head of Finance). Coldspace hadir karena saat ini Indonesia masih kekurangan solusi cold chain terintegrasi.

Perusahaan menawarkan fasilitas penyimpanan dingin dan truk reefer melalui inventarisnya sendiri dan agregat pihak ketiga marketplace dari mitra rantai dingin yang diberdayakan melalui teknologinya, dengan menyasar pengguna dari kalangan B2B dan B2C.

Melalui platform marketplace, Coldspace menyediakan skema penetapan harga yang unggul bagi pelanggan, sekaligus meningkatkan pemanfaatan bagi mitra melalui pencocokan penawaran dan permintaan. Tak hanya itu, perusahaan sedang membangun infrastruktur rantai dingin untuk mengisi kekosongan guna memastikan pengendalian iklim produk secara menyeluruh melalui pergudangan dan armadanya sendiri sebagai mata rantai penting dalam rantai dingin Indonesia.

Serta, menyediakan solusi cold fulfillment yang dirancang untuk memungkinkan layanan quick commerce, melalui model hub-and-spoke yang memastikan pengiriman cepat produk yang sensitif terhadap suhu.

Sumber: Coldspace

Coldspace bekerja sama dengan importir, eksportir, distributor, produsen makanan & minuman, perusahaan logistik, dan bisnis lainnya untuk menyediakan penyimpanan dan pengangkutan produk yang sensitif terhadap suhu secara transparan dan efisien.

Dalam kategori makanan & minuman, Coldspace menawarkan layanan untuk perikanan, produsen daging & unggas, makanan dan minuman kemasan, penjual susu, buah dan sayuran, serta produk farmasi. Dengan layanan pelanggan berkualitas sebagai penekanan utama, Coldspace juga menawarkan kepada pelanggan perjanjian tingkat layanan (SLA) yang hati-hati dan layanan manajemen produk untuk memastikan kepuasan pelanggan.

Perkembangan Coldspace

Solusi rantai dingin sangat diminati di Indonesia. Dengan iklim tropis dan geografi kepulauan Indonesia, negara ini mengalami kehilangan dan pemborosan makanan yang tinggi, serta pembusukan kargo yang sensitif terhadap suhu seperti obat-obatan dan bahan kimia.

Seiring pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, terdapat kenaikan pesat permintaan makanan dan minuman pra-paket, yang harus ditangani dan disimpan di fasilitas yang dikontrol suhunya untuk menjaga kesegaran dan melindungi bisnis dari kehilangan persediaan.

Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip menyampaikan, dengan meningkatnya permintaan akan makanan segar, obat-obatan, dan produk sensitif suhu lain, Indonesia seringkali kekurangan infrastruktur yang dikendalikan secara terbatas diperlukan untuk mencegah pembusukan, yang menyebabkan pemborosan dan kehilangan produk.

“Dengan menargetkan ruang yang terfragmentasi dan tradisional yang ditandai dengan ketidakefisienan dan kesenjangan dalam layanan, Coldspace sedang membangun rantai dingin ujung ke ujung yang mulus yang memastikan penanganan produk yang tepat sambil menyediakan alat berteknologi canggih kepada pelanggan untuk memantau dan mengelola produk di seluruh rantai pasokan,” kata dia.

CEO ASSA Prodjo Sunaryanto menambahkan, nantinya Coldspace bersinergi dengan anak usaha ASSA lainnya, mulai dari ASSA Logistik, Anteraja, dan Titipaja. Sinergi ini memungkinkan seluruh grup di bawahnya dapat memberikan layanan cold chain yang berkelanjutan dari first mile, last mile, end customer, dan bisnis.

“Kami tertarik untuk berinvestasi di Coldspace untuk lebih mengintegrasikan solusi rantai dingin kami serta fakta bahwa meskipun mereka hanya sebuah startup, mereka mampu membukukan kinerja yang sehat,” ujar Prodjo.

Coldspace saat ini beroperasi di Jabodetabek, Surabaya, Malang, Bali, dan Medan, dengan rencana ekspansi ke seluruh nusantara. Perusahaan mengoperasikan fasilitas penyimpanan dingin yang berlokasi strategis di dekat pelabuhan dan bandara utama Jakarta untuk memfasilitasi penanganan barang-barang yang sensitif terhadap suhu saat masuk ke Indonesia.

Per April 2023, Coldspace mengelola 3.000 ton kapasitas penyimpanan dingin dan 20 truk berpendingin, sementara pasarnya memiliki kapasitas penyimpanan berpendingin 30 ribu ton dan 100 truk berpendingin yang dioperasikan oleh mitra Coldspace.

Dengan putaran pendanaan ini, Coldspace berencana memperluas kapasitas, termasuk cold storage, truk reefer, fulfillment, dan cakupan area layanan. Kemudian, meluncurkan rangkaian solusi manajemen bagi pelanggan untuk membantu mengelola dan melacak produk, termasuk Warehouse Management System (WMS), Transportation Management System (TMS), dan menyediakan solusi tambahan gratis sebagai nilai lebih bagi klien untuk melakukan analitik, menawarkan pelatihan, dan meningkatkan kualitas layanan.

“Membangun lebih dari 15 titik distribusi dalam waktu tiga bulan peluncuran telah menunjukkan kemampuan kami untuk menskalakan dengan cepat, dan kami akan mempercepat proses ini dengan memanfaatkan ekosistem logistik investor strategis kami untuk memberikan keunggulan operasional terbaik di kelasnya dan harga yang kompetitif.” Tutup Arnold.

Kecilin Raih Pendanaan Rp60 Miliar Dipimpin Mandiri Capital Indonesia, Kembangkan Solusi Kompresi Data

Kecilin, startup SaaS yang memfokuskan pada solusi compression mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai $4 juta (hampir 60 miliar Rupiah) dipimpin oleh Mandiri Capital Indonesia (MCI). Jajaran investor baru turut berpartisipasi dalam putaran ini, yakni Provident Growth dan BNI Ventures, serta investor lama, yakni, Arkana, dan lainnya.

Dana segar tersebut akan dimanfaatkan untuk memperluas inisiatif bisnis baru dan mengembangkan produk.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (02/5), Chief Investment Officer MCI Dennis Pratistha menyampaikan, ekonomi digital yang makin besar mengakibatkan jumlah data yang disimpan dan ditransfer oleh korporat meningkat. Kondisi tersebut membuka peluang di industri SaaS, dalam hal ini Kecilin yang ia yakini dapat menjadi pemimpin pasar di sini.

“Pendanaan ini merupakan salah satu upaya MCI dalam memperkuat ekosistem digital nasional yang berdampak dan berkelanjutan,” kata Dennis.

Founder & CTO Kecilin Christopher Farrel menuturkan, “Bersama MCI dan investor lain, Kecilin berkomitmen untuk terus berinovasi demi mengembangkan produk sebaik mungkin agar dapat memberikan value added yang lebih besar untuk melayani pasar yang lebih luas baik di Indonesia maupun di luar negeri.”

Ia menargetkan, pada tahun ini perusahaan dapat menggaet lebih banyak klien baru dengan cara memperluas vertikal industri pelanggan, melalui pengembangan produk dan use cases baru. “Untuk tiga tahun ke depan, kami akan menambahkan produk yang kami tawarkan dan memperluas pasar ke luar Indonesia,” tambahnya.

Putaran pra-seri A ini sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu, saat itu berasal dari angel investor dengan detail dirahasiakan.

Kecilin

Sebagai catatan, Kecilin didirikan oleh Farrel, bersama Bisma Manda Samsu pada 2018. Ferrel sendiri merupakan pemenang Wirausaha Muda Mandiri tahun 2018. Ini adalah program kewirausahaan dari Bank Mandiri yang sudah diinisiasi sejak 2007 untuk menciptakan wirausahawan baru yang berdaya saing global.

Kecilin mengembangkan algoritma yang dapat mengurangi data file size apapun (data compression), termasuk video, gambar, dokumen, dan teks hingga 99% tanpa mengurangi kualitas serta mempertahankan format.

Dari teknologi tersebut, Kecilin mengembangkan beberapa produk, seperti CCTV compression yang dapat mengurangi file size dari video CCTV dan juga produk on-premise compression yang dapat memanfaatkan teknologi Kecilin untuk mengkompres data langsung di server-nya. Solusi-solusi ini dibutuhkan oleh UMKM dan korporasi besar dalam pengurangan biaya dan mempercepat proses untuk penyimpanan dan transfer data.

Sebelum produk Kecilin diresmikan, perusahaan sudah melalui proses product market fit selama 1,5 tahun. Saat itu, perusahaan menyasar dua tipe pengguna, B2B dan B2C.

Kecilin merupakan salah satu startup yang mengikuti MCI Xponent Batch 2 pada tanggal 16 Maret 2023. Dari situ, perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan IT Application Development Group Bank Mandiri. Ruang lingkupnya adalah kerja sama penggunaan produk dan layanan Kecilin untuk mendukung aktivitas perbankan digital Bank Mandiri.

MCI Xponent sendiri dihadirkan sebagai bentuk dukungan MCI terhadap ekosistem digital dan Mandiri Group untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis.

Startup Cloud Kitchen DishServe Tutup

Startup cloud kitchen DishServe mengumumkan gulung tikar. Salah satu penyebabnya dikarenakan tidak memiliki runway yang cukup untuk terus beroperasi, sementara perusahaan tidak mampu meyakini para investor bahwa bisnis ini dapat tumbuh positif dalam jangka panjang.

Informasi ini pertama kali diumumkan oleh CEO DishServe Rishabh Singhi melalui tulisan yang diunggah di LinkedIn kemarin (01/5). Ia menyampaikan, “Sebuah perjalanan yang luar biasa berakhir. Dengan sangat sedih saya ingin mengumumkan bahwa kami telah menutup DishServe,” tulisnya.

Dipaparkan pula sejumlah pencapaian dan pelajaran yang dipetik sepanjang ia merintis DishServe pada 2020. Di antaranya adalah:

  1. Pabrik produksi makanan yang sepenuhnya otomatis. Tidak memiliki pengalaman manufaktur sebelumnya dan membuat fasilitas produksi yang berfungsi penuh dalam waktu tiga bulan.
  2. Memiliki jaringan lebih dari 200 mitra dapur, murni dengan model kemitraan, sehingga asset-light dan mungkin termasuk cara termurah untuk mengoperasikan cloud kitchen.
  3. Meluncurkan dan meningkatkan berbagai merek makanan sehat yang menghadirkan keterjangkauan, aksesibilitas, dan rasa kepada pelanggan di 10 kota di Indonesia, melayani lebih dari 100 ribu pelanggan.

Pencapaian positif tersebut ternyata tidak sebanding realita yang ada di lapangan. Ia merinci tiga isu yang diharapkan dapat diselesaikan:

  1. Awalnya margin DishServe rendah, sementara fokusnya mengejar pertumbuhan. Alhasil, perusahaan menghabiskan sebagian besar runway-nya untuk itu. Pada saat mulai mengejar peningkatan margin, sisa runway sudah terlalu sedikit.
  2. Narasi tentang F&B dinilai sudah membosankan, tidak begitu seksi lagi di mata VC sekarang. Akhirnya, perusahaan tidak dapat meyakinkan cukup banyak orang bahwa bisnis DishServe dapat ditingkatkan menjadi bisnis ARR senilai $100 juta dalam 5-6 tahun ke depan.

“Terakhir, kami mencoba menyelesaikan terlalu banyak masalah, mulai dari pembuatan merek hingga rantai pasokan dan distribusi hingga produksi makanan. Kami seharusnya dapat berfokus pada salah satunya dan mulai memonetisasinya lebih awal,” tutup Singhi.

Saat dihubungi lebih lanjut oleh DailySocial.id, Singhi masih enggan memberikan pernyataannya lebih lanjut, terkait efektif tutup operasional, karyawan terdampak, dan rencana ia selanjutnya. Ia hanya menyampaikan bahwa dirinya masih membutuhkan waktu untuk mencerna seluruh keputusan yang telah diambil.

Sebelum membangun DishServe, Singhi menjabat sebagai COO RedDoorz selama hampir lima tahun.

Kini akun media sosial DishServe sudah dihapus, pun situsnya sudah tidak bisa diakses lagi.

Perusahaan telah mengantongi pendanaan pra-seri A dari sejumlah investor, di antaranya Genting Group, Insignia Venture Partners, Stonewater Ventures, Ratio Ventures, Rutland Ventures, 300x Ventures, MyAsiaVC, dan beberapa angel investor. Pada 2020 mereka juga telah menerima pendanaan tahap awal dari Insignia.

Sempat umumkan pivot

Sebelum mengambil keputusan tutup ini, DishServe mengumumkan pivot berfokus pada penyediaan solusi otomatisasi operasional restoran, kafe, dan dapur khusus layanan pengiriman (delivery online). Sebelum mantap dengan keputusan tersebut, uji coba telah dilakukan sejak Juli 2022, kemudian rampung pada tiga bulan kemudian tepatnya September 2022.

Target penggunanya pun luas, tidak terbatas pada bisnis kuliner rumahan saja, tapi juga bisnis yang berada di skala lebih tinggi. Tak terlepas juga bisnis yang sudah punya kehadiran toko offline juga tak liput dari incaran, sehingga DishServe tidak sepenuhnya bergantung pada bisnis pesan antar makanan saja (delivery only).

Untuk melayani segmen delivery only, perusahaan telah membangun sederet merek F&B yang fokus untuk memproduksi makanan berkualitas tinggi dengan meningkatkan akses, harga terjangkau, dan cita rasa enak. Merek DishServe diklaim mampu meningkatkan daya jangkau konsumen dengan skema manufaktur massal di pabrik, sehingga menurunkan biaya produksi sekaligus mempertahankan kualitas secara konsisten.

Merek DishServe seluruhnya adalah menu makanan sehat. Nama-namanya adalah KitFit, LIT, Uncle Tam, Bing Bing, dan Chickass.

Adapun bisnis awal DishServe adalah menyediakan fasilitas dapur rumah atau aset dapur yang kurang dimanfaatkan sebagai bagian dari jaringan untuk bertindak sebagai titik distribusi jarak jauh untuk brand F&B. Sebagai marketplace, DishServe memudahkan pemilik brand untuk berkembang tanpa biaya tetap melalui infrastruktur yang dimiliki DishServe.

Selain itu, dapur rumahan juga bisa memperoleh penghasilan tambahan dengan bertindak sebagai titik distribusi jarak jauh. Dengan demikian, konsumen yang menyukai brand yang tergabung dalam DishServe dapat terbantu karena mereka dapat dengan mudah membeli makanan dalam kurang dari 10 menit dikirim dari titik terdekat mereka.

Peran Digitalisasi Terhadap Peningkatan Bisnis Pasar Tradisional

Setelah tahun lalu berhasil meluncurkan laporan bertajuk “Indonesia Online Groceries Report 2022”, Titipku kembali menghadirkan riset lanjutan dengan tema besar “Digitalisasi Pasar Tradisional di Indonesia”. Jika sebelumnya mereka fokus mengupas seluk beluk online grocery dan potensinya, riset terbaru ini memaparkan peran teknologi dalam mendisrupsi pasar tradisional di Indonesia.

Dikutip dari Katadata, Laporan Direktori Pasar dan Pusat Perdagangan 2020 mencatat sekitar 16.235 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka terbanyak disumbang oleh Pulau Jawa dengan 5.949 unit. Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebanyak 4.896 unit dan Sulawesi 2.165 unit. Maluku dan Papua memiliki jumlah pasar rakyat paling sedikit sebanyak 453 unit.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 juga menunjukkan bahwa pasar tradisional masih menjadi pusat perdagangan terbesar di Indonesia (89%) dibandingkan dengan jumlah pusat perbelanjaan (3,7%) dan supermarket (7,3%). Angka ini menunjukkan bahwa pasar tradisional masih sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya karena harga produk yang terjangkau.

Tingginya sebaran pasar tradisional di Indonesia menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki. Sebuah survei yang dilakukan oleh Nielsen pada Juni 2020 menyebutkan bahwa 58% orang lebih memilih berbelanja di pasar tradisional, bahkan ketika pandemi. Di tahun 2021, penjualan grosir di Indonesia mencapai $71,64 miliar, 53,59% dari total penjualan berasal dari pasar tradisional.

Meskipun menyimpan potensi yang sangat besar, masih ada beberapa masalah yang kerap dihadapi oleh para pedagang di pasar tradisional. Tiga hal utama yang menjadi perhatian adalah rantai pasok, kondisi pasar, dan modal/kapital. Berikut adalah beberapa fakta yang mendukung pernyataan ini.

Dari sisi rantai pasok, contohnya, mahalnya harga daging akibat rantai distribusi yang panjang membuat konsumen mencari produk alternatif lain. Hal ini mengancam keberlangsungan bisnis pedagang daging sapi. Di samping itu, kenaikan harga BBM pada September 2022 juga berpotensi menaikkan harga bahan pokok, menyusul kenaikan harga barang-barang dari petani ke pedagang.

Subsidi transportasi dari pemerintah juga dinilai tidak efektif oleh Direktur Eksekutif Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Celios), Bhima Yudhistira. Pasalnya, terdapat banyak titik distribusi dalam rantai pasok, mulai dari petani, distributor besar, pengecer, hingga konsumen. Bhima mempertanyakan pada titik mana subsidi transportasi akan diterapkan.

Terkait kondisi pasar, Katadata juga menyebutkan bahwa dari 16.235 pasar di Indonesia pada 2020, sekitar 13,9% atau 2.256 unit pasar belum pernah direnovasi sejak beroperasi. Selain itu, terdapat 218 pasar tradisional yang tidak pernah direnovasi meski telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Hal ini cukup mempengaruhi minat pembeli dan pedagang di pasar tradisional.

Mengenai modal usaha, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Ikhsan Ingrabuh, mengatakan bahwa program pemerintah untuk menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 7% menjadi 6% sudah baik, namun kebijakan ini dianggap kurang efektif tanpa akses yang mudah bagi pemilik UMKM, mereka lebih suka fintech dengan minat tinggi tetapi akses mudah.

Presentase pasar yang telah mendapat bantuan modal dan pembinaan. Sumber: Data BPS

“Pedagang punya modal terbatas. Hari ini jualan, uang yang dihasilkan hanya untuk diputar esok hari. Sementara akses ke bank sulit tanpa laporan keuangan atau jaminan. Di sinilah peran Titipku sebagai perusahaan yang fokus pada digitalisasi pasar dalam menjembatani kebutuhan para pedagang pasar dengan pembiayaan/modal,” ujar Co-Founder dan CEO Titipku Henri Suhardja.

Inovasi dari sisi teknologi

Bhima Yudhistira menyatakan ekosistem digital bagi UMKM dan pasar ini dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan rantai pasok yang sudah terlalu lama. Digitalisasi juga diyakini dapat membantu pedagang mendapat akses yang lebih mudah terhadap modal usaha dan mengurangi tingkat volatilitas harga produk.

Di samping itu, inovasi di bidang teknologi juga bisa membantu pedagang pasar tradisional untuk memperluas jangkauan bisnis serta meningkatkan kompetisi dalam industri. Teknologi juga bisa menyederhanakan proses transaksi dan menghemat biaya. Hal ini sekaligus menghadirkan pengalaman baru yang ditawarkan pada para pembeli.

“Dengan UMKM masuk ke online/marketplace, UMKM bisa mendapatkan kesempatan untuk masuk ke pasar baru. Artinya UMKM akan dikenal lebih luas dan mendapatkan kesempatan dikenal oleh calon customer yang baru, yang berpotensi menjadi pelanggan. Dengan demikian, UMKM tidak hanya bergantung ke pelanggan lama saja, tapi punya pelanggan baru,” ungkap Henri.

Inklusi keuangan digital juga memungkinkan UMKM dan pedagang pasar untuk mengoptimalkan pengembangan bisnis mereka. Hal ini disebabkan inklusi keuangan dan penerapan solusi digital yang tepat mendorong UMKM dan pasar menjalankan bisnis secara lebih efektif dan efisien. Hal ini memungkinkan para pedagang untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperluas pasar, dan bahkan mendapatkan akses ke kredit yang lebih besar.

Titipku memiliki model bisnis B2B yang sejalan dengan manfaat digitalisasi, yaitu membantu pasokan barang pedagang dan memberikan bantuan permodalan untuk mengaksesnya. Pedagang dapat mengambil barangnya melalui Titipku. Barang-barang tersebut tidak dikenakan ongkos kirim sehingga harga jual lebih stabil dan terjangkau kepada pelanggan.

Adanya riwayat transaksi di aplikasi juga memudahkan pedagang untuk dokumentasi usaha sehingga dapat lebih mudah dalam mengajukan bantuan permodalan. Titipku mereferensikan merchant yang memenuhi syarat untuk dukungan modal dari bank. Titipku bekerja sama dengan Nobu Bank dalam program ini.

Beberapa solusi yang ditawarkan oleh Titipku

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mengatakan bahwa beberapa sektor digital di Indonesia tengah berkembang pesat seperti e-commerce, edutech, property-tech, ride-hailing, dan health-tech. Pada 2030, nilai transaksi digital di Indonesia diperkirakan mencapai Rp160,4 triliun per platform, Rp575 triliun, Rp202,4 triliun, Rp401 triliun, dan Rp471,6 triliun.

Diproyeksikan nilai transaksi ekonomi digital akan tumbuh menjadi Rp 4.531 triliun pada tahun 2030 dengan dominasi sektor e-commerce. Untuk itu, digitalisasi UMKM akan semakin strategis. Sedangkan pada 2025 Google memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia mencapai USD 146 miliar, dan ini menurut Ketua MPR Bambang Soesatyo juga harus dinikmati oleh UMKM.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa platform digital yang dapat membantu para pedagan di pasar tradisional untuk mengembangkan bisnis mereka. Selain Titipku, di ranah B2B ada Ula dan GudangAda. Di ranah B2C juga ada pasar.id, Tumbasin, Teman Pasar dan Tukang Sayur.

Aplikasi digital untuk pedagang pasar di Indonesia. Sumber: Riset Digitalisasi Pasar Tradisional di Indonesia oleh Titipku
Application Information Will Show Up Here

Indonesia Catat 3,3 Miliar Unduhan Mobile Game, Terbesar Ketiga Dunia

Penyedia analisis data mobile data.ai (sebelumnya App Annie) mengungkap Indonesia sebagai pasar mobile game terbesar ketiga berdasarkan unduhan Google Play di 2022. Total unduhannya mencapai 3,37 miliar di mana posisi pertama ditempati oleh India (9,52 miliar), lalu disusul Brasil (4,42 miliar).

Namun, daya beli konsumen untuk membeli item mobile game masih kalah dari negara lain. Dalam laporan bertajuk “State of Mobile Gaming 2023”, para gamer Indonesia menghabiskan $288 juta untuk belanja mobile game di 2022, menempati posisi ke-16 dari 20 negara se-dunia. Di atas Indonesia, ada Thailand dengan total belanja $329 juta.

Sumber: State of Mobile Gaming 2023 by data.ai

Laporan tersebut juga mengungkap, game terfavorit yang banyak diunduh orang Indonesia. Per kuartal I 2023, game Mobile Legends: Bang Bang menduduki posisi teratas, juga terdepan dalam hal belanja konsumen, serta pengguna aktif bulanan. Sebelumnya, action game ini juga memimpin pertumbuhan belanja konsumen di Indonesia yang melonjak sebesar $9,9 juta dari tahun 2021 hingga 2022, diikuti oleh Higgs Domino Island yang tumbuh $7,6 juta.

“Riset kami menunjukkan bahwa minat terhadap mobile game masih sangat tinggi. Sebagai salah satu pasar terbesar untuk industri mobile game dengan lebih dari 3 miliar unduhan tahun lalu, terdapat peluang untuk pertumbuhan yang signifikan bagi pasar game di Indonesia. Industri game di Indonesia yang dinamis ini akan terus mencetak pertumbuhan yang luar biasa di tahun-tahun mendatang,” ujar Lexi Sydow, Head of Insights at data.ai dalam keterangan resmi, kemarin (17/4).

Menariknya, dua game lokal berhasil masuk ke dalam daftar game yang paling banyak diunduh, yaitu Clackers Master: Latto Latto oleh Own Games Indonesia di posisi ke-7 dan Aku si PETERNAK LELE oleh KAJEWDEV di posisi ke-4. Serupa dengan dengan Clackers Master, game Latto-Latto ini juga tumbuh mengesankan dengan kenaikan 621 peringkat ke posisi 8.

Popularistas game ini berkaitan dengan nostalgia para pemain terhadap mainan anak Indonesia zaman dulu, yaitu bola kentongan atau yang biasa disebut latto-latto, yang kembali populer di kalangan anak-anak zaman sekarang.

data.ai

Data global

Laporan data.ai juga mengungkap, jumlah belanja konsumen mobile game secara global turun -5% menjadi $110 miliar pada 2022. Hal ini dapat dikaitkan dengan dua tren, yakni resesi dan ketidakpastian ekonomi global, serta perubahan peraturan tentang user targeting yang berdampak pada pendapatan para penerbit mobile game.

Menurut data kuartal I 2023, hal ini dapat menjadi koreksi jangka pendek dalam pola kenaikan jangka panjang, mengingat mobile gamer di dunia saat ini menghabiskan sekitar $1,64 miliar dan mengunduh hampir 1,2 miliar game setiap minggunya. Meski angka-angka ini belum mencapai tingkat belanja konsumen di masa puncak pandemi, para gamer di dunia mengikuti tren untuk terus mengeluarkan uang melampaui total nominal belanja mobile game pada kuartal I 2020, atau naik hampir 30% dari masa sebelum pandemi.

Sumber: State of Mobile Gaming 2023 by data.ai

Amerika Serikat ($9,66 miliar), Jepang ($4,48 miliar), dan Korea Selatan ($4,16 miliar) memberikan kontribusi terbesar terhadap tingkat belanja konsumen di dunia (berdasarkan unduhan Google Play) pada kuartal I 2023. Demikian pula pada iOS, performa teratas ditempati oleh AS ($14,35 miliar), Tiongkok ($14,34 miliar), dan Jepang ($8,61 miliar). Sementara, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan mengalami pertumbuhan terbesar dibandingkan kuartal IV 2022.

Bila melihat dari segi unduhan, India (9,52 miliar), dan Brasil (4,42 miliar) memimpin sebagian besar aktivitas di Google Play, dengan Turki, Rusia, dan Irak mencatat pertumbuhan jumlah unduhan absolut terbesar dalam perbandingan kuartal ke kuartal. Pada iOS, pasar terbesar dipimpin oleh AS (2,19 miliar) dan Tiongkok ($1,36 miliar), dengan AS, Turki, dan Rusia menambah jumlah unduhan terbanyak dibandingkan dengan kuartal IV 2022.

Tren Rekrutmen di Startup Tahun 2023

Pandemi berdampak signifikan pada industri talenta digital di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan yang menghadapi tantangan ekonomi, tidak sedikit dari mereka terpaksa mengurangi tenaga kerja yang dimiliki dengan dalih efisiensi, termasuk di sisi talenta digital.

Menurut laporan Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA), industri perdagangan digital pun juga mengalami peningkatan PHK yang signifikan akibat pandemi.

Dalam laporan yang dirilis oleh Glints dan Monk’s Hill Ventures bertajuk “Temuan Pergeseran Fokus Perekrutan ke Peran yang Lebih Menghasilkan Pendapatan bagi Startup di Indonesia”, terungkap bahwa krisis akan talenta teknologi terus berlanjut di Indonesia. Kebutuhan talenta teknologi tetap kuat, dengan penghasilan rata-rata 38% lebih tinggi daripada posisi non-teknologi lainnya.

“Terlepas dari PHK teknologi baru-baru ini, masih ada peluang untuk para pemain industri yang lebih tradisional karena mereka haus akan bakat. Untuk startup, mungkin ada beberapa tantangan, tetapi sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai dan mengembangkan bisnis dengan fokus pada profitabilitas,” kata Co-Founder dan Country Manager Glints Indonesia Steve Sutanto.

Laporan iterasi kedua ini memaparkan analisis mendalam tentang tren perekrutan, gaji, serta data ekuitas untuk pendiri, eksekutif C-suite, dan talenta startup dari 10.000 poin data dan melalui 30 wawancara dengan pendiri startup di Indonesia, Singapura, dan Vietnam.

Kebijakan perusahaan dan dan tunjangan

Terkait dengan tunjangan karyawan, banyak startup tampak mengurangi tunjangan dan fasilitas tambahan di luar gaji pokok (fringe benefit) guna memangkas biaya. Meski begitu, gaji ke-13, bonus berdasarkan kinerja, serta sistem kerja fleksibel (sudah makin umum di berbagai pasar) tetap dianggap wajib.

Pada kenyataannya, jika tunjangan yang diberikan hanya yang wajib saja, karyawan justru lebih memahami dan menghargai tunjangan yang diterimanya. Hal ini juga mengurangi ambiguitas dan keruwetan.

Dalam laporan tersebut juga terungkap, kebijakan sistem kerja di tahun 2023 yang menjadi opsi bagi pegawai di antaranya adalah, bekerja secara hybrid atau penggabungan kehadiran pegawai di kantor dan di rumah. Sebanyak 59%  responden di Indonesia memilih opsi tersebut.

Sementara sisanya seperti kembali bekerja di kantor hanya 33% saja, dan yang terakhir adalah kerja secara remote sebanyak 8%. Sebanyak 45% startup menawarkan opsi kerja hybrid dan 12% lain menawarkan remote working untuk karyawan di berbagai pasar.

Sementara itu terkait kompensasi ekuitas, lebih dari 86% startup di kawasan Asia Tenggara telah menawarkan ESOP, tetapi masih terkonsentrasi pada sepertiga talenta di perusahaan terkait. Sebagian besar ESOP baru diberikan kepada jajaran eksekutif dan talenta senior.

“Lingkungan startup memerlukan orang-orang dengan rasa kepemilikan yang tinggi. Kalau ingin orang-orang kita benar-benar merasa memiliki perusahaan, ya harus kita perlakukan sebagai pemilik perusahaan Karena itulah, kami meyakini bahwa semua orang di perusahaan harus menerima ESOP, tidak hanya sekelompok orang saja,” kata Co-founder dan CEO Glints Oswald Yeo.

Posisi strategis di startup

Untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang relevan, beberapa perusahaan juga masih terus melakukan proses perekrutan pegawai. Sebanyak 86% pendiri perusahaan yang diwawancarai akan terus mengadakan perekrutan pada tahun 2023, meski tidak secara besar-besaran.

Dalam laporan tersebut terungkap, engineering masih merupakan fungsi dengan permintaan talenta tertinggi di Singapura, Indonesia, dan Vietnam. Ketiga pasar ini umumnya dianggap memiliki talenta fungsi engineering yang kuat oleh para pendiri perusahaan. Di antara semua peran di fungsi teknologi, peran di fungsi engineering juga masih berada di peringkat teratas dalam hal besaran gaji.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan, DevOps tercatat menerima lonjakan gaji tertinggi (19%) di antara peran-peran di fungsi engineering lainnya di seluruh pasar. Peran DevOps kian penting karena startup baru hampir bisa dipastikan akan mengawali langkahnya dari komputasi awan.

Posisi lainnya yang juga akan makin populer tahun ini dicari oleh perusahaan adalah product. Fungsi product akan jadi prioritas startup yang berada di tahap awal, agar bisa cepat mencapai tahap product-market fit.

Setelah engineering dan product, data menyusul di posisi ketiga sebagai fungsi dengan permintaan tertinggi. Gaji peran-peran di fungsi data melonjak signifikan sejak laporan terakhir, seiring kian maraknya pemanfaatan ilmu data, pembelajaran mesin, dan AI oleh berbagai bisnis yang mendayagunakan teknologi dalam produknya (tech-enabled).

Sementara itu untuk posisi non-teknologi di startup yang juga semakin populer dicari tahun ini adalah, business development & sales. Di sisi lain, perekrutan di bidang marketing dan public relation (PR) kian populer karena pendiri perusahaan menggeser fokusnya ke pertumbuhan berkelanjutan.

Saturdays Siap Ekspansi Toko Usai Kantongi Pendanaan

Startup D2C lifestyle Saturdays siap memperluas jangkauan pasarnya di Indonesia usai memperoleh pendanaan dalam bentuk venture debt dengan nominal yang dirahasiakan dari Genesis Alternative Ventures.

Saturdays kini punya 45 toko di 11 kota yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, Banjarmasin, Samarinda, dan Batam. Mereka juga baru saja membuka gerai lifestyle di Central Park Mall, Jakarta. Sejumlah merek terkemuka yang telah bekerja sama dengan Saturdays termasuk Marvel dan Indomie.

Tahun lalu, Saturdays mendapat pendanaan seri A yang dipimpin Altara Ventures serta partisipasi DSG Consumer Partners. Satu tahun sebelumnya, Saturdays telah menutup pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures, Kinesys Group, dan Alto Partners.

“Kami mencari pendanaan dari berbagai sumber dan bermitra dengan berbagai lembaga yang punya value sama dan dapat membawa keterampilan, pengetahuan, dan sumber daya yang saling melengkapi. Ini memungkinkan kami memaksimalkan manfaat melalui kemitraan beragam dan menciptakan nilai jangka panjang karena kami ingin memecahkan masalah gangguan penglihatan di Indonesia,” tutur Co-Founder Saturdays Rama Suparta kepada DailySocial.id.

Rama mengungkap, pendapatan Saturdays tumbuh berkali lipat pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pencapaian tersebut, pihaknya akan mempertahankan pertumbuhannya secara berkelanjutan di tahun mendatang. Saturdays juga berupaya untuk tetap gesit sambil berhati-hati dalam berinvestasi ke SDM dan menambah lini produk baru di tengah situasi ekonomi saat ini.

Sekadar informasi, Saturdays merupakan merek produk lifestyle dengan kaca mata sebagai lini produk utama. Startup ini didirikan oleh Andrew Kadolha dan Rama Suparta di 2016. Saturdays menyebut memproduksi sendiri material lensa dan bingkai kacamata, termasuk desain, manufaktur, hingga pengiriman ke konsumen.

Untuk menjangkau pengguna, Saturdays menggunakan pendekatan omnichannel untuk memasarkan produk secara offline (toko retail) dan online (website dan aplikasi). Pada kanal offline, Saturdays mengintegrasikan tokonya dengan gerai kopi untuk memberikan sentuhan lifestyle.

Pada penjualan website, pihaknya menanamkan fitur pemindai wajah berbasis AI untuk memberikan rekomendasi bingkai kacamata dan pengalaman omnichannel yang seamless kepada konsumen. Selain itu, konsumen dapat menjajal bingkai kacamata secara langsung melalui fitur Corporate & Home Try-On di aplikasi.

“Dalam 12 bulan terakhir, kami melihat tren kunjungan ke toko kami meningkat karena preferensi customer mulai beralih ke offline dengan melandainya pandemi. Kami perkirakan penjualan mengikuti tren kenaikan pada bulan Ramadan di April ini,” tambahnya.

Dampak tren D2C

Lebih lanjut, Rama berujar bahwa Indonesia telah menyaksikan lonjakan merek D2C yang dipicu oleh kemajuan teknologi dan perubahan preferensi konsumen. Menurutnya, merek D2C membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena mendorong inovasi dan investasi, serta menciptakan lapangan kerja baru.

“Indonesia terus mengembangkan infrastruktur digital dan mengembangkan ekosistem yang mendukung kewirausahaan dan inovasi. Maka itu, potensi pertumbuhan dan investasi lebih lanjut di sektor D2C akan tetap signifikan. Kami terus berinvestasi dalam teknologi untuk memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman bagi pelanggan kami, baik online maupun offline,” tuturnya.

Perkembangan D2C di Indonesia turut dipicu oleh perilaku konsumen Gen Z dan milenial dalam mengonsumsi barang. Menurut riset Capgemini, Gen Z (68%) dan milenial (58%) suka memesan produk langsung dari si pemilik merek dalam enam bulan terakhir. Sementara, hampir dua pertiganya (60%) lebih memilih membeli langsung daripada beli di gerai ritel tradisional.

Dalam tulisan kami mengenai tren D2C, Chief Investment Officer BRI Ventures Markus Liman menuturkan bahwa startup D2C harus menyadari kapan mereka harus meningkatkan skalanya ketika sudah mengantongi product-market fit. Hal ini juga dapat menjadi tantangan selanjutnya karena ada risiko operasional lebih tinggi yang perlu diperhatikan oleh pelaku D2C.

“Tantangan D2C ini hari ini adalah scalability karena scaling D2C and scaling platform adalah dua hal berbeda. Misalnya scaling inventori, artinya pelaku D2C harus memikirkan biaya logistik. Jika sudah masuk supply chain, seperti supermarket dan general trade, apa yang perlu disiapkan? Ini sesuatu yang mungkin tidak dipikirkan tech startup. Kunci scalability D2C adalah bagaimana bisa masuk ke mass retail. Kalau tidak, bagaimana bisa coba potensi spend yang lebih besar?”

Application Information Will Show Up Here

Zi.Care Kantongi Pendanaan Seri A Dipimpin Greenwillow Capital

Startup healthtech Zi.Care mengantongi $2 juta (sekitar 29,3 miliar Rupiah) dari Greenwillow Capital Management dalam putaran pendanaan seri A yang ditargetkan sebesar $3 juta (sekitar 44,1 miliar Rupiah). Pendanaan tersebut disuntik melalui dana kelolaan Oriza Greenwillow Technology Fund.

Saat ini, Zi.Care mengembangkan solusi untuk digitalisasi rumah sakit, dengan fokus utama pada rekam medis elektronik (RME) yang mencakup diagnosis, hasil tes kesehatan, obat-obatan, hingga perawatan.

Zi.Care akan menggunakan pendanaan tersebut untuk memperluas jangkauan bisnisnya ke berbagai area di Indonesia. Pihaknya menargetkan kemitraan dengan 150 rumah sakit dari 100 kemitraan yang telah terealisasi di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, pada 2021 Zi.Care tercatat memperoleh pendanaan sebesar $500 ribu (lebih dari Rp7,2 miliar) dari Southeast Asia Venture Capital, Iterative VC, Telkomsel Mitra Inovasi, dan Choco-Up.

“Kami membidik pertumbuhan pendapatan hingga 100% setiap tahun, juga mendorong pangsa pasar [digitalisasi] rekam medis elektronik di Indonesia. Hal ini untuk mendukung target Kementerian Kesehatan dalam mendigitalisasi industri kesehatan,” tutur Co-Founder dan Managing Director Zi.Care Jodi Pujiyono Susanto dilansir DealStreetAsia.

Zi.Care mengklaim telah meraup pendapatan sebesar $1,3 juta di semester II 2022, serta mencapai EBITDA positif pada kuartal IV 2022. “Kami akan terus mendorongnya dengan menambah cakupan pasar dan jumlah customer untuk mencapai profitabilitas secara penuh di tahun 2023,” tambahnya.

Sementara, Managing Partner of Oriza Greenwillow Technology Fund Loh Wai Keong menambahkan, pihaknya meyakini solusi RME milik Zi.Care memiliki potensi besar di Tanah Air, dan krusial dalam mendukung transformasi digital industri kesehatan, baik bagi tenaga profesional maupun pasien.

Saat ini, startup kesehatan di Indonesia mayoritas bermain di layanan telemedis dan pemesanan produk kesehatan online, seperti Halodoc, Alodokter, dan KlikDokter. Diketahui, Alodokter menjadi platform telemedis pertama yang telah mengimplementasikan rekam medis elektronik (RME).

Sementara itu, belum banyak pelaku healthtech yang fokus pada digitalisasi fasyankes. Klinik Pintar misalnya, fokus pada segmen akar rumput dengan mendigitalisasi rantai pasok klinik. Ada juga pemain yang masuk ke layanan kesehatan korporasi berbasis platform, yakni Prixa.

Transformasi kesehatan Indonesia

Upaya pelaku healthtech untuk mentransformasi industri kesehatan Indonesia kini mendapat dukungan penuh pemerintah. Salah satunya melalui kebijakan implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) yang termuat dalam PMK No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, yang merupakan perubahan dan pemutakhiran dari peraturan sebelumnya PMK No. 269 Tahun 2008.

Selama ini, pelaku healthtech kesulitan untuk mendigitalisasi sektor kesehatan karena terbentur peraturan yang ketat. Di samping itu, masih banyak fasilitas layanan kesehatan yang menggunakan sistem secara manual. Melalui peraturan baru ini, fasilitas layanan kesehatan diwajibkan untuk menyelenggarakan RME. Pemerintah memberikan masa transisi kepada fasilitas layanan kesehatan hingga akhir 2023.

Berdasarkan survei Kemenkes, anggaran digitalisasi RS rata-rata tak sampai 3% dari total anggaran mereka. Faktor ini membuat transformasi digital belum menjadi prioritas. Sekitar 22% dari 2.595 RS di Indonesia belum memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

Dari 2.291 RS yang memiliki SIMRS, implementasi RME di front office baru 24% dan 64% untuk back office. Sementara, dari 737 RS, sebanyak 359 belum menerapkan RME, 175 RS baru sebagian, dan 203 RS sudah.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Waresix Jaga Tren Pertumbuhan Positif Setelah Pandemi

Startup logistic tech integrator Waresix mengklaim mampu menjaga tren pertumbuhan revenue positif naik 2x lipat setiap tahunnya, pencapaian tersebut tetap tercapai meski sempat terkena dampak pandemi. Ini mematahkan kondisi sebaliknya yang menimpa di sejumlah startup logistik lokal lainnya yang harus efisiensi bisnis.

Dalam media briefing yang diselenggarakan Waresix kemarin (13/4), Group President Waresix Eric Dharma menjelaskan beberapa strategi yang dilakukan perusahaan, salah satunya diversifikasi pendapatan ke target klien ke sektor yang tumbuh positif, di antaranya komoditas, mining, agrikultur, dan consumer goods, menjauhi sektor konstruksi yang sempat terpuruk saat awal pandemi di 2020.

“Kami sadar tentang pentingnya diversifikasi bisnis, kami masuk ke sektor-sektor bisnis yang secara GDP besar dan dampak ekonominya besar. Positifnya, sebelum Covid-19, klien perusahaan ini tidak tertarik pakai solusi Waresix, tapi setelahnya mereka sangat terbuka,” terang Eric.

Padahal, saat pandemi bisnis logistik B2B di Indonesia, menurut riset yang ia dapatkan, tercatat turun hingga 20% alias hampir seperempat dari seluruh bisnis keseluruhan. Berbeda dengan logistik last-mile yang tumbuh subur-suburnya. “Tapi kita tetap tumbuh double, jumlah head count juga tumbuh tapi tetap dijaga.”

Meski tidak dirinci dengan angka spesifik, Eric menyebut pendapatan Waresix tumbuh dua kali lipat tiap tahunnya, selalu berorientasi pada dua benchmark utama: pendapatan dan profit, serta tidak memberikan subsidi. Alhasil, Waresix diklaim punya unit economics yang positif.

Model bisnis Waresix adalah aset ringan (tidak memiliki aset truk/gudang), menawarkan solusi logistik terintegrasi, mulai dari transportasi darat, pergudangan, hingga pengiriman ke seluruh pulau. Monetisasi dilakukan dengan perjanjian kontrak berkala dengan para pelanggan korporasi, yang mana Waresix akan bantu dari sisi manajemen dan teknologinya.

Kini Waresix telah mengelola lebih dari 50 ribu truk, 150 ribu meter persegi area pergudangan, dan telah dipercaya oleh lebih dari 1.500 pelanggan korporasi sebagai pengguna jasa Waresix. Para klien ini berasal dari beragam industri, nama-nama perusahaannya antara lain, Sinar Mas, Wilmar, Unilever, P&G, dan Kino.

Waresix

Karena teknologi jadi backbone utama Waresix, maka inovasi di sektor ini juga diperkuat. Salah satu yang sudah diluncurkan adalah menghadirkan smart matching jumlah muatan dengan ukuran truk dengan tenaga AI. Namun, hal ini perlu didukung database lengkap terkait ukuran dan jenis truk yang menjadi mitranya.

Waresix memetakan kebutuhan pelanggan dan mencocokkannya dengan sejumlah mitra transporter yang memiliki kapabilitas untuk melakukan pengiriman. Dengan demikian, para mitra tersebut mendapatkan muatan sesuai dengan truk lebih cepat. Mereka pun dapat terbantu dalam mengurangi potensi kehilangan pelanggan yang biasanya disebabkan oleh proses konfirmasi ketersediaan truk yang lama.

Isu logistik di Indonesia

Eric menjelaskan masalah paling besar dalam bidang logistik, yakni perencanaan pengiriman yang kurang baik. Beberapa contohnya adalah:

  1. Ketidakpastian ketersediaan dan datangnya truk,
  2. Seringkali kapasitas loading dan unloading barang tidak sesuai, sehingga truk yang datang harus antre hingga berhari-hari, sehingga truk menjadi gudang berjalan yang berdampak pada rendahnya utilisasi truk,
  3. Ketidaktepatan pesanan, seperti truk yang datang tidak cukup untuk mengangkut muatan karena ukuran box truk di Indonesia belum terstandar,
  4. Kurangnya akses terkait pesanan truk yang mengakibatkan truk menganggur atau jalan balik dengan muatan kosong,
  5. Trip kurang efisien misalnya, banyak truk yang harus jalan padahal muatannya tidak penuh yang berdampak pada lamanya waktu pengiriman dan meningkatnya konsumsi bahan bakar.

Rendahnya utilisasi armada tersebut berdampak pada tingginya biaya operasional pengusaha truk. Bahkan mereka sering merugi karena harus membayar fixed cost, namun pendapatan tidak mencukupi. Kadang, untuk mengakalinya, mereka harus menaikkan biaya sewa untuk menutupi fixed cost tersebut. “Dampaknya, biaya pengiriman menjadi lebih tinggi.”

Menurut Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (ATPRINDO), rata-rata truk di Indonesia hanya menempuh 50 ribu km per tahun. Angka tersebut sangat minim dibandingkan Thailand yang mampu tembus 120 ribu km/tahun, dan Eropa 200 ribu km/tahun.

Data lainnya yang diungkap oleh Bank Dunia 2018, biaya logistik di Indonesia adalah termahal di ASEAN, yakni 24% dari GDP. Adapun rata-rata di dunia itu sendiri adalah 11%. Posisi termahal kedua dipegang oleh Vietnam (20%), Thailand (15%), Filipina dan Malaysia masing-masing (13%), dan Singapura (8%).

Waresix sebagai integrator dapat meningkatkan utilisasi dengan membuat perjalanan truk lebih efisien dengan solusi konsolidasi muatan yang ditawarkan. Hal itu dapat mengurangi jumlah perjalanan yang tidak diperlukan dan mengurangi kemacetan, sehingga potensi kerugian akibat konsumsi bahan bakar berkurang.

Data internal Waresix menunjukkan, utilisasi truk para mitra yang terdedikasi untuk Waresix catatkan peningkatan sebesar 32% selama April 2022-Maret 2023. Bila diibaratkan, angka tersebut sama dengan perjalanan truk selama empat kali dalam seminggu.

Sepanjang tahun lalu, Waresix tumbuh dua kali lipat dengan 70 ribu transaksi atau perjalanan dan 20 juta metrik ton yang diangkut.

Disebutkan Waresix mengantongi pendanaan sebesar $50 juta pada April 2022 dari sejumlah investor, di antaranya Tiger Global, East Ventures, dan Temasek. Perusahaan juga menjadi salah satu investor untuk pendanaan startup rantai pasok agribisnis Gokomodo pada September 2022.

Application Information Will Show Up Here

NusaTrip Akuisisi Startup OTA Asal Vietnam VLeisure

NusaTrip mengumumkan akuisisi startup akomodasi perjalanan B2B bernama VLeisure dengan nominal dirahasiakan. Diharapkan solusi VLeisure yang melayani hotel ukuran kecil hingga menengah dapat memperluas cakupan layanan dan jangkauan NusaTrip di luar Indonesia, sekaligus dalam rangka memanfaatkan momentum pertumbuhan industri perjalanan di Asia Tenggara yang mulai bangkit secara signifikan setelah pandemi.

VLeisure merupakan akuisisi internasional perdana NusaTrip setelah bulan lalu buka kantor regional yang ketiga di Vietnam.

Founder Society Pass yang juga menjabat sebagai CEO NusaTrip Dennis Nguyen menjelaskan, VLeisure sangat menyatu dan sejalan dengan strategi NusaTrip. Ada penggabungan teknologi B2B penerbangan NusaTrip yang kuat dan luasnya operasional B2C dengan inventaris manajemen hotel VLeisure yang ekstensif.

“Sebagai orang Vietnam, saya sangat bangga untuk terus mendanai dan mendukung sektor startup Vietnam melalui akuisisi VLeisure ini. Saya percaya bahwa pengusaha Vietnam akan terus menjadi contoh bagi negara Asia Tenggara lainnya, contoh yang mudah adalah Phan Le,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (14/4).

Founder dan Managing Director VLeisure Phan Le menambahkan, dirinya merasa terhormat bisa bergabung dengan ekosistem SoPa dan NusaTrip. Melalui pertumbuhan pesat pada 2021-2022, perusahaan dapat mengakses dukungan dari induk, baik itu infrastruktur modal, teknologi, pemasaran, dan layanan pelanggan, memungkinkan VLeisure untuk melayani lebih baik.

“Perencanaan perjalanan VLeisure, kemampuan pemesanan, keahlian teknologi hotel dapat melengkapi layanan perjalanan NusaTrip yang ada untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih personal,” terang Phan.

Pasca-akuisisi ini Phan didapuk sebagai Managing Director NusaTrip Vietnam. Pengalaman dan pengetahuan yang signifikan di sektor perjalanan Vietnam diharapkan dapat menciptakan layanan perjalanan yang menarik, memenuhi permintaan wisatawan Vietnam.

VLeisure

VLeisure itu sendiri sudah berdiri sejak 2011 di Ho Chi Minh City, menjual akomodasi hotel, maskapai penerbangan, dan agen perjalanan. Startup ini memberdayakan OTA di Vietnam, regional, dan internasional dengan mendistribusikan produk perjalanan mereka. Diklaim inventaris di VLeisure mencapai lebih dari 650 ribu hotel yang terdaftar.

Memanfaatkan kapitalisasi SoPa dan teknologi NusaTrip, VLeisure akan memasarkan produk SaaS (Software as a Service) manajemen hotelnya ke berbagai akomodasi berukuran kecil hingga menengah, berawal dari Vietnam dan kemudian ke seluruh Asia Tenggara. Selain itu, NusaTrip kini memiliki jangkauan operasional untuk memperluas bisnis baik secara B2C dan B2B dengan signifikan di Vietnam.

Menurut Web In Travel, jumlah reservasi perjalanan yang diprediksi pada 2025 akan bertumbuh hingga 94% dari 2019. Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam, memperkirakan bahwa sektor pariwisata akan mendatangkan sekitar 110 juta wisatawan pada 2023, senilai $27 miliar, mencakup 5,7% dari proyeksi PDB (Produk Domestik Bruto) 2023 Vietnam sejumlah $469 miliar.

Application Information Will Show Up Here