[Simply Business] Berbagai Startup yang Ingin Saya Lihat Lebih Banyak Muncul di Indonesia

Indonesia itu unik, kita adalah negara dengan ribuan pulau, 70% dari kita menggunakan feature phone dan hanya sekitar 9% dari kita memiliki kartu kredit. Lebih dari 50% dari orang Indonesia tidak tinggal di kota jadi masuk akal jika pengguna smartphone hanya 8.7% dari 200 juta pengguna ponsel.

Berdasarkan hanya pada beberapa fakta di atas, jelas bahwa Indonesia adalah pasar yang berbeda. Kita tidak bisa terang-terangan menerapkan aturan yang sama kepada startup seperti yang ada di Silicon Valley atau menyalin secara persis sama startup yang sudah sukses di sana. Indonesia membutuhkan perbedaan atau startup yang lebih disesuaikan, lebih cocok untuk lingkungan unik di sini.

Semua orang akan punya opini masing-masing tentang hal ini, dan ini adalah versi saya tentang startup apa yang ingin saya lihat lebih banyak hadir di Indonesia.

Continue reading [Simply Business] Berbagai Startup yang Ingin Saya Lihat Lebih Banyak Muncul di Indonesia

Pengguna Gunakan Telunjuk untuk Survei Smartphone Android

Telunjuk, tampaknya tidak hanya digunakan untuk membandingkan harga handphone yang dijual secara online. Calon pengguna smartphone juga menggunakan layanan Telunjuk untuk membantu memilih smartphone apa yang akan mereka beli. Hal ini tergambar dari data penggunaan Telunjuk pada bulan Juni 2012.

70% pengguna Telunjuk yang mengikutkan sistem operasi sebagai salah satu parameter pencarian, memasukkan isian Android. Hal ini sepertinya dilakukan karena pengguna layanan Telunjuk tersebut ingin membeli smartphone Android, tetapi belum tahu merk dan jenis apa yang akan dibeli. Mereka menggunakan hasil pencarian oleh Telunjuk tersebut sebagai pertimbangan.

Continue reading Pengguna Gunakan Telunjuk untuk Survei Smartphone Android

Foxconn Bakal Dirikan Pabrik di Indonesia, Apa Untungnya Buat Kita?

Sejumlah media memberitakan informasi bahwa Foxconn bakal mendirikan pabriknya di Indonesia. Seperti dikutip dari Antara, kepastian itu diungkapkan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat yang mengatakan bahwa kesepakatan telah ditandatangani saat Menteri Perdagangan Gita Wirjawan berkunjung ke Taiwan beberapa waktu yang lalu.

Foxconn bakal mendirikan pabrik dengan investasi dengan nilai lebih dari $1 miliar dan diharapkan mampu menjaring tenaga kerja hingga satu juta orang. Meskipun Foxconn berharap bisa membangun pabrik di Jawa Tengah atau Jawa Timur, pemerintah sedang mendorong lokasinya ke luar Jawa dengan menawarkan berbagai insentif pajak. Studi kelayakan untuk pabrik ini bisa memakan waktu satu tahun.

Foxconn dikenal sebagai salah satu perusahaan manufacturing elektronik terbesar di dunia. Memiliki label resmi Hon Hai Precision Industry, Foxconn berpusat di Taiwan dan memiliki berbagai pabrik di sejumlah benua. Pabrik terbesar Foxconn (dan terbanyak) terletak di Cina. Foxconn memiliki 13 pabrik di Cina, di mana satu pabrik bisa memiliki 100 ribu hingga 500 ribu pekerja. Total jumlah pekerja Foxconn di Cina mencapai 1.2 juta orang. Foxconn juga dikabarkan memiliki sejumlah pabrik di Malaysia, meski skalanya tidak terlalu masif.

Continue reading Foxconn Bakal Dirikan Pabrik di Indonesia, Apa Untungnya Buat Kita?

Harga Android Makin Murah, Kerja Sama Google Play dan Operator Makin Dibutuhkan

Gideon Edie Purnomo, Head of VAS, Applications and Device Management Group Telkomsel menyebut bahwa rasio unduhan aplikasi berbayar untuk Android melalui Telkomsel hanya sekitar 5%. Dari 100 aplikasi yang diunduh hanya 5 yang merupakan aplikasi berbayar. Jumlah tersebut masih sedikit, walaupun sudah mengalami perkembangan.

Padahal, jumlah perangkat Android meningkat pesat dalam setahun terakhir. Saat ini jumlah pelanggan Telkomsel pengguna Android mencapai 2,5 juta perangkat. Jumlah ini meningkat 15 kali lipat dibanding tahun lalu yang hanya berjumlah 170 ribu perangkat. Pada akhir tahun ini, Telkomsel mentargetkan jumlah ini dapat terus bertambah hingga mencapai 5 juta perangkat.

Continue reading Harga Android Makin Murah, Kerja Sama Google Play dan Operator Makin Dibutuhkan

Berpikir Seperti VC (Bagian 2)

Tulisan ini adalah bagian kedua dari dua tulisan Guest Post oleh Arip Tirta, Direktur dan Co-founder UrbanIndo, startup di segmen properti online asal Bandung. Sebelumnya Arip bekerja di perusahaan investasi di Palo Alto, California. Tulisan pertama bisa dibaca di tautan ini

Melanjutkan tulisan sebelumnya, bagian kedua tulisan ini dimulai dengan pertanyaan:

Jika hari ini merupakan waktu yang sempurna untuk memulai sebuah perusahaan dan juga VC sedang mencari-cari kesempatan investasi, bagaimana caranya kita menarik sebuah VC untuk melakukan investasi di perusahaan kita?

Cara terbaik untuk menarik sebuah VC (Venture Capital) adalah dengan berpikir seperti sebuah VC. Kita harus membuat perusahaan kita menjadi perusahaan yang tepat bagi mereka untuk melakukan investasi.

Bagi startup yang berada di tahap awal, yang merupakan mayoritas tempat investasi VC di Indonesia, fokus mereka adalah tim manajemen. Anda harus yakin bahwa ketika Anda memulai perusahaan Anda, Anda memiliki tim manajemen yang solid dan berdedikasi. Produk selalu berkembang, begitu juga model bisnis, tetapi tim manajemen yang baik akan terus ada karena mereka tahu bagaimana cara mengarahkan perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi.

Continue reading Berpikir Seperti VC (Bagian 2)

[Music Monday] Membangun Ekosistem Musik Digital Baru

Kebutuhan untuk membuat sesuatu yang baru bisanya datang dari pikiran bahwa apa yang sebelumnya hadir, sesuatu yang dibilang tua, tidak berjalan, tidak bekerja lagi, atau sudah terlalu tua untuk digunakan. Banyak perusahaan di seluruh dunia, yang baru didirikan atau sudah ada di bisnis selama beberapa tahun, startup atau perusahaan mapan, dalam titik tertentu telah mengubah taktik mereka, – atau melakukan pivot, dalam konteks startup – untuk mengejar bisnis yang lebih menguntungkan, terutama biasanya karena arahan sebelumnya sudah tidak lagi menghasilkan.

Industri rekaman musik sejak dulu merupakan industri yang bergantung pada konten untuk mendapatkan uang, dan dengan demikian mengendalikan jumlah salinan rekaman musik yang dijual di pasaran. Satu hal tentang industri hiburan adalah orang cepat jenuh, dan industri ini harus selalu bergeser agar tetap dapat menemukan hal kreatif baru yang dapat dijual di pasar

Continue reading [Music Monday] Membangun Ekosistem Musik Digital Baru

[Dailyssimo] Kekuatan Percakapan di Dunia Maya

Percakapan yang terjadi di dunia maya biasanya terjadi di tempat-tempat yang memungkinkan orang untuk mem-posting sesuatu. Kita lihat apa yang terjadi di Twitter, apa yang terjadi di timeline Facebook, dan pada bagian komentar di blog. Memang pada prinsipnya, Web 2.0 yang diperkenalkan oleh Tim O’reilly berfokus pada komunikasi dua arah, sehingga setiap media dimungkinkan untuk melakukan percakapan dua arah.

Apa yang ingin saya angkat dari judul di atas? Kaitannya sebenarnya dengan kekuatan dari percakapan yang terjadi dalam proses bersosialisasi di dunia online yang akan langsung berdampak pada si pemilik identitas. Saya pernah menulis tentang bagaimana sebaiknya seorang buzzer menjaga “asset” mereka, lalu saya pun pernah menulis tentang bagaimana seseorang bisa “stands out” diantara persona-persona lainnya. Jika ditarik ke dasar, semua pembahasan tersebut pada dasarnya adalah mengenai fundamental percakapan dengan limitasi-limitasi yang ada di dunia maya, yang jika tidak dikontrol maka bisa membawa Anda ke arah yang mungkin tidak bisa Anda bayangkan.

Continue reading [Dailyssimo] Kekuatan Percakapan di Dunia Maya

Berpikir Seperti VC (Bagian 1)

Catatan Editorial: Artikel ini adalah bagian pertama dari artikel Guest Post yang ditulis oleh Arip Tirta, Direktur dan Co-founder UrbanIndo, startup di segmen properti online asal Bandung. Sebelumnya Arip bekerja di perusahaan investasi di Palo Alto, California.

Sudah lebih dari tujuh bulan sejak saya meninggalkan Silicon Valley dan menetap di Bandung. Telah banyak hal yang terjadi termasuk di antaranya mendirikan UrbanIndo.com dan juga mendapatkan pendanaan dari sebuah Venture Capital (VC) untuk perusahaan saya tersebut.

Saya percaya bahwa Indonesia sekarang ini berada pada posisi yang sangat unik dan spesial. Dengan besarnya pasar yang dapat dimasuki serta dengan terus meningkatnya angka GDP Indonesia, tidak diragukan lagi bahwa kita mempunyai potensi yang sangat besar menjadi tempat terbaik untuk memulai perusahaan mobile dan internet di Asia. Tidak hanya karena ada beberapa VC yang baru didirikan tetapi juga karena ada banyak VC yang baru menggalangkan dana dan sedang mencari kesempatan di Indonesia.

Dalam dua belas bulan terakhir, kita telah melihat ada banyak startup yang baru didirikan telah memasuki pasar yang berbeda-beda di Indonesia. Banyak dari mereka ingin mendapatkan pendanaan dari sebuah VC untuk mengakselerasi pertumbuhan mereka dan mengembangkan perusahaan mereka. Karena sudah merasakan berada di kedua belah pihak, saya merasa bahwa akan sangat membantu untuk memahami dinamika sebuah lembaga VC jika Anda ingin berusaha menarik mereka untuk melakukan investasi di perusahaan Anda. Mari kita terjun ke bagian pertama.

Continue reading Berpikir Seperti VC (Bagian 1)

[Simply Business] Yang Diperlukan Ketika Meluncurkan Sebuah Startup

Launching sebuah startup baru adalah hal yang paling menarik dalam tahap kehidupan startup. Masa ini adalah masa ketika kita akhirnya bisa memperlihatkan ‘bayi’ kita ke pada dunia, ‘bayi’ yang telah Anda kembangkan dan pelihara selama berbulan-bulan bahkan mungkin bertahun-tahun. Tentu saja hal ini sangat menarik dan juga sangat sulit.

Keraguan pasti muncul tentang apakah produk Anda sudah siap untuk dipakai publik, apakah Anda telah membuat semuanya benar, dll. Sebagai seseorang yang juga sedang berada pada masa persiapan peluncuran startup baru, izinkan saya berbagi daftar hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum peluncuran startup. Ini adalah daftar yang saya gunakan jadi saya terbuka untuk pebedaan, dan juga berharap jika ada yang terlewat Anda bisa mengoreksinya. Berikut daftarnya:

Continue reading [Simply Business] Yang Diperlukan Ketika Meluncurkan Sebuah Startup

Apakah Indonesia Sudah Siap untuk Startup “Private Shopping Club”?

Mendengar informasi soal investasi Reebonz oleh Intel Capital, saya jadi teringat tentang Fashion Private sebagai startup serupa di Indonesia. Baik Reebonz (yang berbasis di Singapura) maupun Fashion Private menyasar pasar yang sama, “private shopping club”. Di kategori ini, barang-barang bermerk terkenal dan berharga mahal (misalnya tas dan sepatu perempuan) dijual dengan harga murah — di bawah harga pasar — dengan jumlah barang yang pastinya terbatas. Kami sempat mengulas soal Fashion Private ini, termasuk saat mereka menunjuk CEO baru yang baru. Berbeda dengan nasib Reebonz yang mendapat investasi, Fashion Private malah sudah tutup sejak setahun yang lalu.

Pasar ceruk ini tentu saja ada di Indonesia. Di sejumlah mall mewah di Jakarta, gerai dengan merk terkenal seperti ini berdiri megah dengan harga yang tidak masuk dengan budget 80-90% masyarakat Indonesia. Toh mereka masih terus berekspansi di sini karena meski orang yang mampu membeli sangat sedikit, volume penjualannya sangat besar. Dengan alasan gengsi, tidak hanya gerai di Indonesia saja yang diserbu. Gerai pusatnya di Paris sana juga sudah mahfum dengan budaya belanja orang-orang kaya Indonesia.

Continue reading Apakah Indonesia Sudah Siap untuk Startup “Private Shopping Club”?