Indosat Ooredoo Gandeng Ericsson Demokan Teknologi 5G

Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-51, Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Ericcson menampilkan kesiapan 5G dengan menghadirkan contoh penggunaan teknologi 5G. Kedua perusahaan tersebut menyoroti dua demo utama yakni test bed untuk 5G dan 3D-AR (Augmented Reality).

Disampaikan Director & Chief Innovation Officer Indosat Ooredoo Arief Musta’in, teknologi 5G memiliki potensi untuk mempercepat transformasi digital di berbagai industri di Indonesia, dan kesiapan penggunaan teknologi 5G ada dalam visi Indosat Ooredoo untuk membangun jaringan berkualitas video yang kompetitif.

“5G memiliki potensi untuk mempercepat transformasi digital di berbagai industri di Indonesia, serta memberdayakan konsumen dengan pengaplikasian yang inovatif. Kesiapan 5G tertanam dalam visi kami dalam upaya membangun jaringan berkualitas video yang kompetitif. Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Ericsson dengan bangga mempertunjukkan demonstrasi contoh kasus penggunaan 5G, terutama pengalaman 3D Augmented Reality pertama di Indonesia yang akan memungkinkan inovasi dalam berbagai industri seperti pendidikan dan perawatan kesehatan,” terang Arief.

Teknologi 5G dalam test bed yang dilakukan mencapai 10Gbps per UE (User Equipment) dari total 20Gbps. 5G test bed tersebut juga memiliki beam tracking, salah satu kemampuan unggulan 5G yang memungkinkan kapasitas dan kinerja yang lebih tinggi. Selain itu teknologi tersebut ini juga memungkinkan streaming video 4K ke UE melalui radio 5G.

Sementara itu teknologi 3D-AR mencoba menghadirkan pengalaman dan interaksi yang lebih mendalam dengan objek virtual. Demo 3D-AR membawa peserta melihat dan berinteraksi dengan objek virtual yang terlihat hidup seperti anatomi manusia fotorealistik dan gambar 360 derajat dari planet bumi.

Indosat Ooredoo dan Ericsson juga menghadirkan demo 5G deployment considerations dan connected drones yang dapat dicoba dari jarak yang lebih jauh atau dengan jalur penerbangan yang telah ditentukan sebelumnya.

“5G mewakili evolusi teknologi seluler utama yang dapat membuka kemungkinan dan aplikasi baru. Kami percaya bahwa 5G akan memainkan peran utama dalam transformasi digital di Indonesia. Ericsson bekerja sama dengan Indosat Ooredoo untuk meningkatkan jaringan dan teknologi untuk para pelanggan. Kami berharap bahwa demonstrasi ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat 5G untuk kehidupan kita, dan bagaimana Ericsson dan Indosat Ooredoo akan terus bekerja sama untuk membawa kemampuan terbaik kita untuk meningkatkan kualitas jaringan di Indonesia,” terang Presiden Direktur Ericsson Indonesia Jerry Soper.

Gandeng 36 Mitra, XL Axiata Bangun Lab IoT X-Camp

Kini para pengembang Internet of Things (IoT) lokal boleh bergembira. Fasilitas laboratorium yang telah menjadi mimpi bagi setiap pelaku di ekosistem ini resmi hadir di Indonesia. Dengan laboratorium ini, Indonesia diharapkan dapat lebih gesit memaksimalkan potensi IoT dalam negeri.

Lab IoT bernama X-Camp merupakan hasil kolaborasi ‘keroyokan’ yang diinisiasi oleh operator seluler XL Axiata dengan 36 pihak lainnya. Setiap pihak punya peran masing-masing, mulai dari penyediaan mesin, properti, hingga pengembangan kurikulum untuk menciptakan sumber daya.

Peluncuran X-Camp turut diresmikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto di Kantor XL Axiata di Jakarta. X-Camp akan beroperasi secara efektif pada pertengahan November.

“X-Camp dibangun untuk memperluas implementasinya. Lab ini juga menjadi wadah untuk mempertemukan para stakeholder di ekosistem IoT. Ini bisnis masa depan, kalau tidak disiapkan dari sekarang, kita tidak akan siap,” ungkap Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata, Dian Siswarini pada peluncuran Lab IoT X-Camp di Jakarta kemarin.

Ia berharap X-Camp dapat menjadi wadah dalam menghadirkan solusi digital sesuai kebutuhan industri. Ia bahkan menyebut bahwa X-Camp menjadi lab IoT terlengkap yang pernah dihadirkam oleh operator seluler, dan satu-satunya lab IoT yang tergabung di GSMA Lab Alliance di Asia Tenggara.

Sementara itu, Menperin Airlangga mengungkap pihaknya tengah menyiapkan kebijakan dalam mempercepat adopsi IoT. Pasalnya IoT merupakan bagian dari revolusi Industri 4.0.

“Dari sepuluh policy, salah satunya infrastruktur. Tentu peran (operator seluler) XL sangat penting. Perlu diketahui bahwa globalisasi adalah part of trade war. Dengan revolusi Industri 4.0, kita berupaya agar tidak ketinggalan,” jelasnya.

Di kesempatan sama, Menkominfo Rudiantara juga sempat menyentil tentang minimnya sumber daya manusia (SDM) dalam negeri yang punya kemampuan di bidang ini. Hal itu menjadi salah satu tantangan besar dalam menggerakkan adopsi IoT di tanah air.

Maka itu, XL turut menggandeng sejumlah universitas terkemuka untuk membangun sumber daya lokal dari perguruan tinggi. Mereka di antaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Semarang, dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Sisanya menyusul untuk bergabung dalam program X-Camp Lab Alliance.

Pengembangan NB-IoT hingga kolaborasi inovatif

X-Camp menyediakan ragam fasilitas bagi para pengembang atau maker IoT. Perlu diketahui, X-Camp merupakan lab untuk pengembangan teknologi Narrowband (NB-IoT). Adapun, NB-IoT tengah digadang-gadang menjadi teknologi IoT penerus karena dapat berjalan di jaringan seluler 2G, 3G, dan 4G.

Tentu pengembangan NB-IoT sejalan dengan keinginan operator seluler seperti XL, mengingat operator saat ini tengah mengembangkan jaringan seluler generasi kelima (5G) untuk memaksimalkan adopsi NB-IoT lebih tinggi.

Hal ini juga diamini oleh Founder dan CEO DycodeX, Andri Yadi yang ditemui DailySocial di acara peluncuran ini. DycodeX termasuk salah satu mitra kolaborasi XL dalam membangun X-Camp, dan startup yang pertama kali memperkenalkan teknologi IoT lainnya, yakni LoRa.

Andri mengungkap pengembangan NB-IoT kali ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan startup Kayuh, startup penyedia sepeda kayu asal Depok,, dalam merancang produk bike-sharing.

Lebih lanjut, X-Camp menghadirkan sejumlah fasilitas di mana para maker atau pengembang dapat melakukan berbagai kegiatan, mulai dari pengembangan ide, pembuatan prototype produk IoT hingga produksi skala kecil. Di sini, mereka juga dapat melakukan pengujian user experience.

“Ada banyak sekali tujuan dari pembangunan X-Camp, yaitu edukasi pasar, inkubasi bisnis, pengembangan bersama, dan pengembangan lab. Dari sini, kita pertemukan startup dengan industri, kita bisa eksplorasi ide IoT, hingga membuat kolaborasi.” demikian ungkap Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya.

Mediatek Sediakan Chip 5G untuk Smartphone Murah

Saat ini, beberapa vendor smartphone dan penyedia jaringan mulai menyiapkan pengganti dari 4G. Pada sisi jaringan, para penyedia jasa pun telah menyatakan kesiapan mereka untuk secara komersil dijalankan pada tahun 2019 nanti.

Dari sisi vendor, tiga pemain besar seperti Samsung, Apple, dan Huawei pun juga menyatakan kesiapan mereka untuk menyediakan perangkat dengan kemampuan 5G. Kesiapan mereka dikarenakan Qualcomm sudah memiliki modem untuk melakukan transfer data via koneksi kencang tersebut.

MTK5G

Nantinya perangkat-perangkat mahal pun bakal dapat melakukan transfer data via 5G. Bagaimana dengan perangkat-perangkat entry level?

Mediatek telah menyatakan kesiapannya untuk membuat modem 5G. Seperti biasa, Mediatek pun berkomitmen untuk menyediakan teknologi untuk perangkat yang memiliki harga terjangkau. Dan baru-baru ini, Mediatek mengumumkan sebuah purwarupa 5G pada sebuah pameran di Taiwan. Pada kuartal terakhir tahun depan, Mediatek bakal meluncurkan SoC 5G pertama mereka.

MTK

 

Mediatek mengumumkan chipset pertama mereka, M70 dengan kemampuan 5G. Chipset ini diproduksi dengan proses pabrikasi 7 nm dan akan mendukung standar 3GPP Release 15 sampai 5 Gbps. Mediatek juga mendemonstrasikan chipset tersebut pada acara 60th Anniversary of ICs di Taiwan.

Hal ini bakal membuat Mediatek sejajar dengan Qualcomm dan Huawei. Saat ini, Qualcomm telah memiliki X50 dan Huawei memiliki Huawei 5000.

Sumber dan gambar: Expreview.

Samsung Umumkan Modem 5G, Exynos 5100 Modem

Kedatangan teknologi jaringan 5G sepertinya kian sulit dibendung, meskipun penyerapan 4G di seluruh dunia belum merata 100%. Beberapa perusahaan memang sudah menyatakan kesiapannya menyambut generasi kelima jaringan nirkabel itu. Tapi hanya beberapa yang menunjukkan progress nyata. Samsung jadi yang terdepan setelah secara resmi mengumumkan modem 5G pertamanya, Exynos 5100 Modem.

Modem chip tunggal baru yang dibangun dengan proses fabrikasi 10nm ini memiliki dukungan untuk komunikasi multi-mode dan tingkat efisiensi yang tinggi. Ia sepenuhnya kompatibel dengan Generation Partnership Project atau 3GPP Release 15, spesifikasi standar terbaru untuk 5G New Radio or 5G-NR. Dan di saat bersamaan, modem juga mendukung teknologi radio lawas termasuk 4G, LTE, 3G dan 2.5G.

Dalam hal kecepatan, Samsung mengklaim modemnya mampu berlari dengan kecepatan unduh hingga 2Gbps dalam pengaturan sub-GHz dan 6Gbps dalam pengaturan mmWave, sedangkan untuk jaringan 4G mencapai kecepatan unduhan di 1.6Gbps.

Samsung juga menceritakan bagaimana proses pengujian kecepatan dilakukan. Dijelaskan, mereka telah berhasil melakukan uji 5G-BR melalui udara dalam lingkungan nirkabel menggunakan stasiun 5G dan smartphone 5G dengan Exynos Modem 5100.

Pengujian ini bertindak sebagai simulasi lingkungan jaringan seluler di dunia nyata dan diharapkan dapat membantu mempercepat pengembangan dan komersialisasi smartphone yang mengadopsi modem ini. Samsung mengatakan bahwa mereka bekerja dengan banyak operator seluler global dan mitra untuk segera menghadirkan jaringan 5G komersial ke pasar.

Kabar baiknya, modem Exynos 5100 dipastikan bakal tersedia bagi konsumen di akhir tahun 2018 mendatang. Artinya, di tahun 2019 mendatang kita sangat mungkin sudah bisa menjumpai produk akhir yang menawarkan teknologi 5G di dalamnya.

Sumber berita Samsung.

Lenovo Klaim Akan Jadi yang Pertama Meluncurkan Smartphone 5G

Meskipun teknologi jaringan 4G sudah diadopsi di banyak negara, tapi kesiapan berbagai pihak untuk menyambut kedatangan generasi berikutnya (5G) masih diragukan. Di sisi lain, kedatangan 5G mustahil dihentikan.

Sejumlah pabrikan perangkat mobile sudah mengklaim kesiapannya untuk menjadi yang pertama meluncurkan smartphone 5G ke publik. Pertanyaannya, siapakah yang benar-benar siap?

Lenovo menyatakan siap. Konfirmasi ini datang dari Wakil Presiden perusahaan, Chang Cheng yang memposting pernyataannya di Weibo. Dalam tulisannya, Cheng mengatakan bahwa smartphone 5G pertama di dunia akan berasal dari Lenovo dan didukung oleh chipset Qualcomm Snapdragon 855.

ezgif-2-9b773e2465

Cheng belum memberikan bocoran waktu peluncuran perangkat yang ia maksudkan. Chipset andalan Qualcomm itu sendiri diperkirakan baru akan diluncurkan dalam bentuk smartphone pada akhir tahun ini atau awal 2019. Tapi produksi massalnya dilaporkan baru bisa dimulai pada bulan Juni 2018. Artinya, kemungkinan terbaik kita akan melihat realisasi dari janji Lenovo atau perusahaan manapun itu akan smartphone 5G pertama paling cepat di akhir tahun 2018.

Pacuan untuk menghadirkan smartphone 5G pertama di dunia tidak hanya diikuti oleh Lenovo. Ada beberapa nama yang tentu tak mau jadi pengekor, sebut saja OPPO, Huawei dan OnePlus juga dikabarkan menggenjot pengembangan perangkat serupa. Rumor lain juga menyebutkan bahwa Samsung Galaxy S10 akan menawarkan konektivitas 5G. Jadi, pekerjaan Lenovo untuk jadi yang pertama tidak akan mudah.

Sayangnya, Cheng punya reputasi yang tak begitu bagus dalam hal bocoran. Terakhir kali, publik dibuat kecewa setelah teaser Lenovo Z5 yang ia bocorkan ternyata meleset dari produk akhirnya. Ia membeberkan bocoran bahwa Lenovo Z5 bakal hadir tanpa bezel, rasio layar ke body mencapai 95%, tanpa notch, dan baterai super besar. Tapi kenyataannya, smartphone hadir dengan notch, bezel yang tak setipis yang diharapkan, dan baterai hanya 3.300mAh.

Apa itu 5G?

5G sendiri merupakan singkatan dari fifth generation atau generasi kelima dari standar jaringan seluler yang sudah ada (1G, 2G, 3G dan 4G). 5G membawa tiga aspek baru, yaitu kecepatan yang lebih besar untuk memindahkan lebih banyak data, latensi yang lebih rendah sehingga lebih responsif, dan kemampuan untuk menghubungkan lebih banyak perangkat sekaligus untuk sensor dan perangkat pintar.

Sistem radio 5G yang dikenal sebagai 5G-NR tidak akan kompatibel dengan 4G. Tetapi semua perangkat 5G, pada awalnya membutuhkan jaringan 4G karena perangkat bergantung pada jaringan itu untuk membuat koneksi awal sebelum sepenuhnya terhubung ke jaringan 5G yang tersedia.

Dikutip dari Wikipedia, teknologi 5G diprediksi memiliki kecepatan di kisaran 800Gbps, atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan yang ditawarkan oleh 4G. Dengan kecapatan seperti itu, teknologi 5G bisa memungkinkan untuk mengunduh 33 film High Definition hanya dalam beberapa detik.

Sumber berita PhoneArena, Techworld, dan gambar header ilustrasi 5G Pixabay.

Sistem 5G Akan Tersedia Secara Komersil Akhir 2018

Selama ini, para operator yang ada di seluruh dunia masih menjajaki tentang teknologi 5G. Teknologi 5G sendiri tidak difokuskan untuk meningkatkan kecepatan upload dan download saja, walaupun secara sendirinya sudah pasti ada peningkatan yang cukup signifikan.

Selama ini, 5G sendiri selalu dipasarkan dengan menurunkan latensi koneksi yang ada. Jadi, saat melakukan pengoperasian jarak jauh, jeda perintah yang ada dan pergerakan pada perangkat tujuan seharusnya tidak lama.

5G sendiri nantinya akan membuat penggunaannya tidak hanya terpaku pada yang ada sekarang, seperti penggunaan pada smartphone dan komputer saja. Demonstrasi yang ditunjukkan saat ini menunjukkan pengoperasian sebuah traktor yang dikendalikan dari dua negara yang berbeda.

5G Summit

Pada 5G Summit 2018 yang diadakan baru-baru ini, Wakil Menteri Departemen Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok, Chen Xiongxiong, memaparkan beberapa kemajuan standar, komersial, dan peralatan 5G di Tiongkok dan global. Standar 5G itu sendiri ternyata sudah rampung untuk skala global. Beberapa perusahaan di sana juga telah berpartisipasi untuk mendukung standar tersebut.

Untuk teknologi utamanya, seperti antena dengan skala yang besar serta coding pada jaringan sudah dimiliki oleh Tiongkok. Dan untuk pengujian perdana standar internasional 5G bakal dilakukan sebelum akhir tahun 2018.

Sebelumnya, pada 3GPP RAN Plenary yang diadakan di San Diego, 3GPP mengumumkan bahwa spesifikasi interface 5G NR baru untuk jaringan independen (SA) telah diselesaikan tepat waktu. Fitur-fitur baru pun telah ditambah untuk mendukung jaringan end-to-end baru serta untuk jaringan non independen.

Uniknya, versi kedua untuk standar internasional 5G pun telah diumumkan. Fokus pengoptimalannya adalah pada aplikasi untuk IoT seperti drone, sistem keamanan, VR, dan lain sebagainya.

Diharapkan sistem 5G komersial dan pra-komersial akan tersedia pada akhir tahun ini. 

Tahun lalu, beberapa operator di Indonesia pun turut memperlihatkan bagaimana sistem 5G bekerja. Walaupun masih dalam tahap awal, namun sudah menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan. Seperti pada saat sebuah alat yang ditempelkan pada lengan seseorang, pergerakannya akan diikuti oleh sebuah lengan robot yang berada di sebelah kirinya. Walaupun masih terjadi jeda waktu kurang dari satu detik antara pergerakan manusia dan robotnya, hal tersebut tentu saja masih bisa diperbaiki lagi.

Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya.

Sumber artikel: MyDrivers. Sumber gambar: Pixabay.

Garap Laptop dengan Teknologi 5G, Intel Gandeng Dell, HP, Microsoft dan Lenovo

Serapan teknologi 4G memang belum sepenuhnya merata, bahkan masih jauh dari ideal. Pun begitu, inovasi terus berjalan. Pabrikan chip komputer ternama, Intel sudah ambil ancang-ancang untuk menghadirkan teknologi jaringan 5G ke perangkat laptop lewat modem XMM 8000, dengan menggandeng sejumlah nama seperti Microsoft, Dell, HP dan Lenovo.

Sementara beberapa operator nirkabel meluncurkan tahap awal jaringan 5G akhir tahun ini, Intel memasang target perangkat baru ini untuk pertengahan tahun 2019. Mempertimbangkan berbagai hal, peluncuran bisa lebih lambat dari jadwal yang ditetapkan.

Intel akan memamerkan laptop convertible dengan konektivitas 5G di Mobile World Congress 2018 minggu depan. Namun sayang Intel tak memberikan bocoran lengkap mengenai perangkat bersangkutan. Yang hampir pasti, modem XMM 8000 disebut masih akan menawarkan koneksi di 2G dan 3G.

Melalui teknologi 5G, Intel berharap perangkat dapat memungkinkan “video streaming berkualitas tinggi, game kelas atas, dan koneksi tanpa batas”, serta “pengalaman baru yang hampir tidak bisa dibayangkan saat ini”.

Pengembangan perangkat dengan teknologi 5G merupakan langkah yang sangat penting bagi Intel. Penguasa pasar chip untuk PC tersebut kini terlibat dalam persaingan dengan Qualcomm dan Samsung sebagai menjadi penyedia modem 5G. Samsung memiliki keunggulan karena mereka bisa membangun perangkat sendiri yang berisi modemnya.

Sehingga wajar bila di sektor mobile, Samsung dan Qualcomm begitu sulit ditaklukkan. Bahkan jika ditotal, pada tahun 2017 Samsung Electronics sukses menjual chip senilai $69 miliar, unggul jauh atas Intel yang menghasilkan penjualan sebesar $62,8 miliar. Tapi, bukan berarti bisnis Intel mengalami kemunduran, pasalnya di kuartal kedua tahun 2017, penjualan chip Intel tumbuh sebesar 6%.

Sumber berita Theverge.

XL Axiata Gencar Komersialkan Jaringan 4,5G

XL Axiata makin gencar mengomersialkan jaringan 4,5G untuk publik seiring investasi infrastruktur yang sudah dikucurkan demi mendukung jaringan tersebut sejak tahun lalu.

“Kami sebenarnya sudah mulai komersialkan jaringan 4,5G untuk publik, namun baru tersedia di 20 outlet XL Center sebagai riset awal. Di sana pelanggan bisa merasakan sendiri kecepatan jaringan ini,” terang Chief Technology Officer (CTO) XL Axiata Yessie D Yosetya, Selasa (13/2).

Yessie menjelaskan ada tiga infrastruktur yang dipakai perusahaan untuk jaringan termutakhir tersebut. Mulai dari, Advanced Radio Technology yang menggunakan 4T4R 4×4 MIMO, 256QAM, carrier aggregation.

Kemudian, Multilayer Mobile Backhaul dengan peningkatan Transport hingga versi ke 5.0. Serta, Network Function Virtualization Core untuk permudah perusahaan dalam mengembangkan kapasitas dan fitur terbaru.

“Teknologi ini dukung 5G, sehingga saat industri sudah siap [dengan 5G] kita bisa langsung support.”

Keseluruhan infrastruktur ini disebut-sebut dapat membuat daya tahan baterai jadi lebih awet sampai 10 tahun, kecepatan tinggi antara 4-20 Gbps, latensi rendah kurang dari 1ms, dan koneksi aktif skala besar sampai >2000. Hanya saja, jaringan 4,5G baru bisa didukung oleh perangkat middle high-end keluaran terbaru.

Untuk tahapan penyebarannya pun menurutnya akan dilakukan secara bertahap dimulai dari kota besar dengan kebutuhan data tinggi. Seperti Jabodetabek, Bandung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali.

“Kita harus pastikan saat investasi jaringan apakah daerah tersebut animo konsumsi datanya sudah tinggi atau belum. Kalau enggak, ngapain investasi ke daerah yang konsumsi datanya baru dimulai. Begitu ketika [konsumsi data] sudah tinggi, baru kita lanjut investasi lagi ke sana.”

Bangun hingga 12 ribu BTS baru

Untuk dukung komersialisasi 4,5G, XL Axiata juga akan menambah 10 ribu sampai 12 ribu BTS baru guna perluasan cakupan layanan 4G LTE, khususnya berlokasi di luar pulau Jawa. Dari total rencana BTS yang akan dibangun, sekitar 25% di antaranya akan diperuntukkan untuk jaringan 4,5G.

Anggaran yang akan dipakai XL Axiata untuk bangun BTS berasal dari alokasi belanja modal (capex) sekitar 90% atau senilai Rp6,3 triliun dari total capex di 2018 sekitar Rp7 triliun.

Sekadar informasi, perusahaan telah menjangkau 360 kota/kabupaten di Indonesia lewat jaringan 4G LTE ditopang oleh lebih dari 17 ribu BTS dan hampir 46 ribu BTS 3G. Dalam pembangunan jaringan data tersebut, wilayah di luar Pulau Jawa mendapatkan perhatian besar dengan persentase sebesar 60%.

Adapun jumlah pelanggan XL Axiata memiliki 53,5 juta pelanggan secara konsolidasi (XL dan Axis). Tercatat 72% dari total pelanggan atau senilai 38,3 juta telah menggunakan smartphone. Sementara, jumlah pelanggan yang aktif mengonsumsi layanan data mencapai 73%.

Qualcomm: 5G di Indonesia dan Perangkat Always Connected PC

Qualcomm telah menorehkan banyak pencapaian yang memberikan kontribusi untuk mendukung pertumbuhan inovasi teknologi dan koneksi jaringan di dunia. Lewat acara Qualcomm New Year Gathering di Jakarta,  mereka pun berbagi lebih jauh mengenai  visi perusahaan tahun 2018.

Selain fokus menumbuhkan bisnis inti yaitu mengembangkan mobile platform, produsen chip ini juga tengah sibuk memimpin transisi 4G menuju 5G. Teknologi standar telekomunikasi seluler generasi kelima ini sudah mencapai tahap rampung. Artinya, para operator bersiap untuk mengadopsi teknologi 5G dan harapannya akan siap digunakan pada tahun 2019. Bagaimana dengan Indonesia?

Implementasi 5G di Indonesia

Implementasi 5G di Indonesia

“Kami pikir pemerintah sudah saatnya membuat planning bagaimana menyusun 5G ke depannya, mulai dari identifikasi spektrum hingga penetapan penggunannya”, ujar Menurut Director Government Affairs Qualcomm Indonesia Nies Purwanti.

Setiap negara menggunakan spektrum yang berbeda-beda, ada di high band, mid band, dan low band. Saat ini yang paling banyak digunakan adalah di 3-4 GHz dan 24-28 GHz. Ya, pemerintah harus memenuhi sejumlah upaya untuk mengadopsi 5G, tapi harapannya sih trial-nya tahun ini.

Qualcomm percaya bahwa 5G adalah teknologi yang akan menjadi kunci di masa depan. Bukan hanya soal kecepatan yang tinggi, tapi juga akan mengubah kehidupan banyak orang dalam berbagai hal.

teknologi-qualcomm

Selain teknologi 5G, Qualcomm juga mengembangkan ekosistemnya yaitu teknologi adjacent (yang terintegrasi). Meliputi inovasi di automotive, IoT and security, mobile compute, dan networking.

Game Changer, Always Connected PC

Game Changer, Always Connected PC

Sebenarnya ada banyak lagi informasi yang dibagikan Qualcomm dan salah satu yang paling menyita perhatian adalah kehadiran ‘Always Connected PC‘. Sebuah laptop berbasis Windows 10 yang ditenagai oleh chipset Snapdragon 835 Mobile PC Platform.

Sesuai namanya, laptop ini memberikan kebebasan always on dan always connected. Maksudnya akan selalu terkoneksi dengan jaringan 4G LTE seperti halnya smartphone.

Dengan begitu saat bekerja di luar, Anda tidak perlu lagi bergantung pada WiFi publik atau menyalakan hotspot di smartphone. Desain yang menarik dan daya tahan baterai yang lebih lama juga merupakan keunggulan lainnya.

Sayangnya, pihak Qualcomm tidak mau membocorkan kapan perangkat always connected PC masuk di Indonesia. Yang pasti karena tidak terkena aturan TKDN, besar harapan perangkat tersebut bisa masuk dengan tanpa kendala di tanah air, walaupun itu semua tetap tergantung dari sang OEM-nya masing-masing.

Persiapan Tiga Operator Telekomunikasi Indonesia Hadirkan Teknologi 5G

Operator telekomunikasi merupakan pihak yang paling menentukan arah dari pengembangan teknologi 5G di Indonesia. Kecepatan akses data yang tinggi teknologi 5G memungkinkan operator telekomunikasi untuk menciptakan inovasi dan layanan baru. Tak hanya di Indonesia, operator-operator di negara lain juga tengah berbenah untuk mengimplementasikan teknologi 5G.

“Verizon dan T-Mobile saat ini sudah melakukan uji coba teknologi 5G, mulai dari akan men-deploy layanan fixed network di 11 kota di AS hingga membangun jaringan 5G di seluruh kota di AS hingga tahun 2020 nanti,” kata VP Technology & System Telkomsel Ivan C Permana dalam sesi diskusi yang diselenggarakan MASTEL hari ini (15/8) di Jakarta.

Di Indonesia sendiri dukungan pemerintah untuk memperlancar pengembangan teknologi 5G sudah mulai diberikan. Di antaranya adalah uji coba di lokasi strategis untuk melihat kinerja dan potensi jaringan 5G di Indonesia hingga infrastruktur.

“Kerja sama dan dukungan dari pemerintah adalah menyediakan 5G outdoor trial, setelah dicoba bisa terukur potensinya. Dari situ bisa dicari teknologi apa yang bisa sesuai digunakan oleh operator, apakah uplink dan downlink dipisah semua bisa dilihat dari outdoor trial,” kata General Manager Network & IT Planning XL Axiata Hasanudin Farid.

Namun demikian yang perlu dipertimbangkan sebelum pemerintah Indonesia menerapkan teknologi 5G pada tahun 2019, apakah infrastruktur hingga faktor lainnya sudah siap, sehingga teknologi yang ada di 5G tidak akan terbuang percuma manfaatnya.

“Saya melihat 5G akan menawarkan sesuatu hal yang baru dan tentunya menjadi tantangan untuk operator menentukan bisnis model seperti apa yang di antisipasi,” kata Group Head Regulatory dan Government Relations Indosat Ooredoo Fajar Aji Suryawan.

Penambahan spektrum mempercepat pertumbuhan

Meskipun sempat mengalami proses yang cukup lama untuk teknologi 3G mulai diperkenalkan operator, tidak demikian halnya dengan 4G. Masyarakat mengadopsi teknologi 4G dalam waktu relatif cepat. Diperkirakan proses tersebut akan lebih mudah diterima untuk teknologi 5G.

“Saya melihat adopsi 5G lebih cepat sesuai dengan device yang dimiliki. Dari sisi use case, 5G memilik 3 anchor, yaitu extended mobile broadbandfixed wireless access dan industri critical application,” kata Hasanudin.

Tidak mudah bagi operator telekomunikasi untuk bisa menghadirkan konektivitas yang cepat menggunakan teknologi 5G. Untuk itu perluasan spektrum bakal menentukan kesuksesan implementasi teknologi ini di Indonesia.

“Untuk itu pemerintah harus mulai memperhatikan spektrum. Salah satu biaya yang dikeluarkan oleh operator adalah spectrum fee yang terbilang besar jumlahnya,” kata Fajar.

Tidak hanya kebebasan untuk memperluas masing-masing spektrum, ketersediaan juga harus diperhatikan pemerintah dan pihak operator telekomunikasi di Indonesia. Demikian juga dengan izin penempatan antena di berbagai titik strategis di Indonesia. Hal senada juga disampaikan perwakilan XL Axiata.

“Lebih ke arah regulasi izin spektrum dan lisensi mulai disiapkan. Sekarang saya lihat sudah antisipatif terutama dengan adanya forum 5G Indonesia. Agar nantinya engineer di operator bisa mencari tahu lebih banyak teknologi 5G ini,” kata Fajar.

Jika nantinya pengembangan dan proses adopsi mulai diimplementasikan operator, teknologi 5G dipercaya bakal meningkatkan inovasi Artificial intelligence, pengolahan big data analytics, Augmented reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Internet of Things (IoT).