Acer Hadirkan Chromebook Baru Untuk Dukung Ranah Edukasi di Indonesia

Sebagai salah satu produsen pertama yang menjajakan Chromebook, Acer pernah bilang bahwa penjualan device didorong oleh pemanfaatannya di ranah edukasi, dan kini sang produsen hardware asal Taiwai itu sukses memimpin market share. Mungkin Anda sudah tahu, mereka sempat memperkenalkan deretan Chromebook baru di triwulan pertama 2016.

Acer tampaknya juga melihat potensi di pasar Indonesia. Di tanggal 1 Desember 2016 kemarin, mereka menghadirkan tiga Chromebook baru ke tanah air. Acer menyampaikan bahwa langkah ini merupakan manifestasi dari komitmen perusahaan untuk merealisasikan sistem pendidikan digital. Caranya ialah mendukung proses belajar interaktif, memungkinkan siswa saling berkolaborasi, serta menunjang terciptanya digital classroom.

Acer Chromebook 16

Ketiga device anyar itu adalah Chromebook R11, Chromebook 11, dan Chromebook 14. Masing-masing perangkat mempunyai spesifikasi, fitur serta spesialisasi berbeda, namun mereka memiliki sejumlah kesamaan: harganya terjangkau, juga dilengkapi Acer Classroom Manager serta Google Management Console & Apps.

Acer Chromebook 17

Menurut Acer, Chrome OS menawarkan banyak keunggulan dibanding platform lain, terutama buat pendidikan: waktu boot up-nya sangat cepat (cuma delapan detik dari status nonaktif), sederhana karena berbasis ekosistem Google, dan aman dari virus serta malware. File juga tetap aman seandainya perangkat tiba-tiba rusak, karena data-data Anda disimpan di cloud. Jadi tidak ada lagi alasan buat menunda pengumpulan tugas karena laptop rusak.

Acer Chromebook 14

Untuk mulai mengoperasikan Chromebook Acer, yang perlu Anda lakukan hanyalah log-in menggunakan username Gmail dan password, lalu sistem segera melakukan sinkronisasi. Selanjutnya, Anda bisa melakukan berbagai hal secara normal, misalnya membaca/menulis email, browsing, nonton YouTube, serta memakai Google Search. Play Store kini juga dapat dibuka dari Chromebook, memberikan Anda akses ke jutaan app di sana.

Acer Chromebook 13

Salah satu fitur yang paling esensial di Chromebook adalah Google Apps for Education. Dengannya, pihak sekolah hanya perlu melakukan investasi minimal. Anda hanya tinggal mendaftarkan domain untuk memperoleh akun personal berkapasitas 30GB (plus 100GB tiap pembelian Acer Chromebook) dengan jumlah tak terbatas. Berkat GAfE, biaya hardware, ongkos server email, hingga perawatan bisa ditekan ke titik terendah. Tiap PC mendapatkan OS versi enterprise, serta telah diisi app-app produktif seperti Docs, Sheet, Slide, Mail, Calendar Tast, Keep, Hangout – tanpa mengeluarkan biaya tambahan.

Acer Chromebook R11

Disebut sebagai Chromebook convertible berlayar sentuh pertama, R11 memiliki engsel unik ‘dual-torque‘ yang memungkinkan layarnya diputar 360 derajat. Layaknya notebook 2-in-1, device menyuguhkan empat mode penggunaan: laptop standar, display mode, tent dan tablet. Selain fleksibel, R11 juga sangat portabel. Ketebalannya hanya 19,2mm dan berbobot 1,25kg – enteng serta mudah diselipkan dalam tas.

Acer Chromebook 5

Acer Chromebook 4

Chromebook R11 ditenagai chip Intel Celeron, konektivitas wireless MIMO 802.11ac, lalu ada port USB 3.0 dan menyajikan layar HD (1366×768) 11,5-inci.

Acer Chromebook 3

Acer Chromebook 14

Notebook 14-inci ini membuktikan bahwa Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam demi mendapatkan produk berdesain premium. Tubuhnya tersusun dari bahan aluminium dengan ketebalan hanya 17-milimeter dan bobot 1,7kg. Tersedia dua tipe: layar full-HD, RAM 4GB dan penyimpanan 32GB; serta model berpanel HD (1366×768) ‘wide angle‘, RAM 2GB dan storage 16GB, plus fitur HDR.

Acer Chromebook 10

Acer Chromebook 12

Chromebook 14 dibekali webcam 720p berfitur audio/video recording high-definition, satu set speaker stereo dan mic digital. Di antara ketiga Chromebook anyar ini, tipe 14-lah yang mempunyai baterai berdaya tahan paling lama, hingga 14 jam pemakaian.

Acer Chromebook 11

Acer Chromebook 11

Juga didesain ala device premium seperti varian 14-incinya, Acer memanfaatkan tekstur nano-imprint di tubuh Chromebook 11. Kata penciptanya, nano-imprint juga membuat perangkat lebih tahan terhadap benturan, dan hebatnya lagi, Chromebook 11 dapat menahan beban hingga 60-kilogram berkat ketangguhan chassis-nya. Lalu display 11,6-inci di sana diklaim mampu menampilkan warna serta teks yang jelas sehingga mudah terbaca.

Acer Chromebook 1

Acer Chromebook 2

Fungsi video chat juga memperoleh perhatian khusus: webcam mendukung HDR, lalu video dijanjikan tetap terlihat tajam meskipun latar belakangnya berubah (sewaktu notebook dipindahkan). Layar Chromebook 11 turut menyimpan teknologi Acer ComfyView untuk mengurani efek pantulan cahaya berlebihan sehingga lebih nyaman dipakai di waktu lama.

Acer Chromebook 6

Anda mencari alternatif lain dari Chromebook? Kabar gembira, Acer juga meluncurkan TraveMate B117 di Indonesia, yaitu laptop ber-OS Windows 10 Pro dengan app Acer Classroom Manager. Hal paling menarik dari B117 ialah kapabilitas spill-resistant – mampu menahan tumpahan air di atas keyboard sebanyak 350ml.

Acer Chromebook 7

Acer Chromebook 8

Acer Chromebook 9

Walaupun keempat perangkat ditawarkan sebagai produk enterprise dan tidak dijual di toko retail, Acer tak segan menginformasikan harga dari masing-masing device:

  • Chromebook R11: Rp 4,8 juta
  • Chromebook 14: Rp 4 juta
  • Chrombook 11: Rp 3,4 juta
  • TravelMate B117: Rp 3,5 juta

Teknologi Eye-Tracking dan Layar Curved Jadi Andalan Dua Produk Gaming Next-Gen Acer

Sempat hibernasi selama beberapa tahun, Acer akhirnya memutuskan buat ‘membangunkan’ Predator di penghujung 2015. Absennya perusahaan Taiwan ini dari segmen gaming nusantara membuat mereka sedikit tertinggal dari kompetitornya. Karena alasan itu, Acer perlu melakukan sebuah manuver besar demi memperlihatkan keseriusannya dalam kembali berkirprah di ranah ini.

Pertama-tama, mereka hadirkan lagi produk-produk hardcore gamer tahun lalu. Selanjutnya, Acer meresmikan Predator Store pertama di Indonesia di pertengahan 2016. Setelah pelan-pelan menyusul para rival, mungkin Anda sudah mendengar soal ‘gebrakan‘ yang Acer lakukan di IFA 2016 silam. Dan di minggu ini, Acer mengundang sejumlah media untuk menjajal dua produk next-gen mereka.

Predator Z271T 1

Kemampuan eye-tracking dan layar curved merupakan kesamaan dari dua perangkat tersebut, meski sebetulnya mereka sangat berbeda.

Predator Z271T

MSI tidak lagi jadi satu-satunya produsen gaming device di Indonesia yang memanfaatkan kecanggihan fitur eye-tracking Tobii. Acer membawa teknologi tersebut ke kelas DIY lewat monitor unik bernama Predator Z271T, mengombinasikannya bersama Nvidia G-Sync dalam konfigurasi teroptimal buat gamer PC.

Predator Z271T 4

Predator Z271T memang tidak mengusung desain ramping ber-frame tipis, namun setup-nya memberikan keunggulan bagi user. Monitor curved seluas 27-inci tersebut ditopang oleh stand fleksibel, memudahkan Anda menyesuaikan sudut agar permainan nyaman dipandang. Lalu di bagian bawah, Acer menyematkan modul pelacak gerakan mata besutan developer asal Swedia itu.

Predator Z271T 8

Di awal acara gathering tersebut, presales manager Acer Indonesia Dimas Setyo segera mengajak saya menjajal langsung kapabilitas eye-tracking Predator Z271T via mini game berjudul Blind Love. Permainan menantang Anda membantu petualangan singkat seekor tikus tanah dengan menyingkirkan penghalang serta hewan-hewan berbahaya menggunakan fokus mata.

Predator Z271T 3

Pengalamannya jauh lebih istimewa dari yang bisa saya ceritakan secara tertulis. Modul Tobii eye-tracking Z271T mampu membaca arah mata secara presisi, padahal saya tidak melakukan konfigurasi terlebih dulu. Mengenakan kacamata sama sekali tidak mengurangi tingkat keakuratannya, lalu monitor sanggup mendeteksi titik fokus di lokasi yang berdekatan – misalnya buat memutar sebuah objek.

Predator Z271T 7

Tanpa mengaktifkan fitur eye-tracking, Predator Z271T tetap merupakan monitor gaming mumpuni, mengusung tipe IPS LED 1920×1080 dengan tingkat kelengkungan 1800R dan color gamut sRGB 100 persen. Waktu responsnya sangat cepat, yakni 4ms GTG dan menyajikan refresh rate 144Hz. Viewing angle-nya luas (178 derajat), lalu pemakaiannya di waktu yang lama tidak membuat mata Anda cepat lelah karena monitor menyimpan fitur Bluelight Shield.

Predator Z271T 5

Selain itu, Nvidia G-Sync bertugas menyinkronkan GPU dengan refresh rate montor demi memastikan game Anda berjalan mulus: meminimalisir stutter dan keterlambatan input.

Predator Z271T 2

Predator 21 X

Acara ini juga merupakan tempat dipamerkannya Predator 21 X secara perdana di Indonesia, sebuah notebook gaming monster yang berada di batasan antara desktop replacement dan perangkat eksperimental. Di sana, Acer membubuhkan layar melengkung, keyboard mekanik, sepasang kartu grafis high-end Nvidia, prosesor Intel terbaru dan tak lupa eye-tracking Tobii Technology.

Predator 21 X 5

Predator 21 X 1

Walaupun sudah beroperasi, Predator 21 X tersebut merupakan unit prototype. Device belum mempunyai software Predator Sense, dan Acer juga belum menginstal permainan apapun sehingga performanya belum bisa ditakar. Laptop ini menghidangkan layar G-Sync melengkung seluas 21-inci beresolusi 2560×1920. Wujudnya sangat besar, dengan desain simetris berbumbu garis dan bidang bersudut tajam. Konon, bobotnya mencapai 8-kilogram.

Predator 21 X 4

Predator 21 X 2

Seperti MSI GT80 Titan, Acer menggunakan switch Cherry MX Brown di keyboard mekanik berpencayahaan RGB. Bedanya, ada lima tombol macro lagi di sebelah kiri papan ketik – profile-nya dapat Anda konfigurasi sendiri. Kemudian, solusi Acer untuk menyuguhkan keypad dan mousepad adalah lewat modul flip detachable, tersambung ke laptop via connector bermagnet. Baik sisi keypad dan mousepad turut dibekali LED RGB.

Predator 21 X 7

Predator 21 X 9

Predator 21 X 10

Di tubuh bongsornya, Acer menanamkan CPU Intel Core i7 generasi ke-7 ‘Kaby Lake’, dua buah GPU Nvidia GeForce 1080 via SLI, dan konfigurasi RAM hingga 64-gigabyte. Untuk ruang penyimpanan, Predator 21 X mendukung empat buah SSD ditambah satu hard disk. Demi memastikan komponen internal tetap sejuk, produsen memanfaatkan tiga kipas AeroBlade dipadu lima fan lagi dan delapan pipa pendingin.

Predator 21 X 8

Predator 21 X 11

Predator 21 X 6

Oh satu hal lagi: agar Predator 21 X dapat mengeluarkan seluruh kemampuannya, ia harus tersambung ke dua unit adaptor rakasa – lagi-lagi mengurangi level mobilitasnya.

Predator 21 X 3

Harga & ketersediaan

Rencananya Predator 21 X dan Predator Z271T baru akan tiba di Indonesia pada triwulan pertama 2017. Acer belum mengungkap info harga kedua produk, tapi dari rumor yang beredar, harga Predator 21 X boleh jadi mencapai Rp 100 juta. Lebih tinggi lagi dari Asus ROG GX700.

Predator

[Review] Acer Aspire S 13, Si Cantik Perkasa Pendukung Kegiatan Kerja

Varian terbaru keluarga Acer Aspire seri S tiba di Indonesia bulan Juni kemarin. Dan di tengah-tengah beragam notebook yang produsen asal Taiwan itu perkenalkan ke konsumen lokal, S 13 berhasil mencuri perhatian berkat desain cantiknya. Ia memang bukan lagi merupakan laptop teringan dan teramping milik Acer, namun tetap menjadi salah satu ultrabook berpenampilan terbaik.

Selama beberapa minggu ke belakang, saya diberi kesempatan buat menjajal sendiri produk menarik ini. Seperti tradisi Acer, Aspire S 13 sebetulnya mempunyai nama yang cukup panjang, yaitu S5-371-58UX. Kode tersebut dipakai untuk menunjukkan komposisi hardware tertentu, dan supaya tidak membingungkan, di review ini saya hanya akan menggunakan nama panggilannya saja.

Pertemuan pertama Anda dengan Aspire S 13 akan meninggalkan kesan yang sulit dilupakan. Meski sudah pernah mencobanya, saya lagi-lagi terkejut pada betapa anggun dan tipisnya device ini. Namun ada pertanyaan besar masih tersisa: ditargetkan pada para pebisnis dan profesional, seberapa efektifkah Aspire S 13 menunaikan tugasnya? Ayo simak ulasan lengkap ini.

 

Design

Sejumlah brand terkemuka memang menjadi kiblat desain, dan itu merupakan hal yang wajar. Tapi lewat Aspire S 13, Acer berhasil membuktikan bahwa mereka mampu meramu produk cantik tanpa perlu mengikuti jejak Apple. Saya pribadi sangat menyukai unit review berwarna obsidian black ini. Cover nano-imprint vertikalnya memberikan kesan aerodinamis, tampak begitu serasi dengan logo Acer dan bagian engsel metalik abu-abu gelap bertuliskan ‘Aspire S’. Seandainya notebook kita ibaratkan sebagai mobil, maka S 13 ialah BMW seri 5.

Acer Aspire S 13 15

Acer Aspire S 13 30

Jangan bosan jika saya kembali membahas soal betapa rampingnya Aspire S 13. Ultrabook ini mempunyai ketebalan 14,5-milimeter, dengan panjang dan lebar 32,766×22,86-sentimeter. Selain lebih mungil dari MacBook Air 13, Aspire S 13 juga lebih ringan, hanya berbobot 1,31-kilogram. Dalam kondisi tertutup, notebook ini nyaman untuk dibawa-bawa dan sangat mudah diselipkan di tas, didukung pula oleh unit charger/adaptor yang kecil.

Acer Aspire S 13 29

Acer Aspire S 13 19

Saat lid dibuka, Anda disuguhkan display 13,3-inci full-HD dengan frame rubberized matte hitam, papan ketik tenkeyless, serta area wrist rest berbahan brushed aluminium. Anda akan melihat sisi ujung berwarna perak yang dipotong rapi, dimaksudkan agar tidak tajam di kulit tangan Anda. Pendekatan serupa turut dipakai di area pembatas touchpad. Perlu diingat, layar Aspire S 13 tidak bisa direntangnya hingga sejajar keyboard, maksimal 120 derajat saja.

Acer Aspire S 13 16

Acer Aspire S 13 20

Tubuh tipis Aspire S 13 tentu memberi dampak pada akses ke hardware. Baterainya ditanam di dalam, lalu komponen lainnya tidak dibuat untuk diutak-atik, walaupun secara teori (tapi tidak disarankan), Anda bisa membuka panel di bawah dengan melepas baut.

Acer Aspire S 13 31

Acer Aspire S 13 32

Terlepas dari upaya Acer memangkas ketebalan device, konektivitasnya tidak perlu Anda cemaskan. Anda bisa menemukan port USB 3.0, slot kartu SD, dan sepasang port audio 3,5mm (output hi-fi) di kiri; serta port HDMI, satu USB 3.0 dan sebuah port USB type-C di kanan.

Acer Aspire S 13 18

 

Build quality

Aspire S 13 bukanlah notebook dengan rancangan yang terlampau ambisius. Bahan logam cuma digunakan di zona-zona krusial saja, tapi material plastiknya diracik agar padat dan tidak memberi kesan murahan. Bagian layarnya sendiri cukup tebal, strukturnya kokoh, mampu memproteksi LCD dari tekanan eksternal – tidak terdistorsi walau saya dorong punggungnya. Saya tidak menemukan area-area empuk di body, kemudian engsel juga mencengram monitor secara mantap, sehingga Anda harus menahan tubuh laptop ketika ingin mengangkat layar.

Acer Aspire S 13 13

Acer Aspire S 13 14

 

Display

Layar IPS 1920×1080 ‘active matrix‘ TFT Colour LCD seluas 13,3-inci Acer bubuhkan sebagai jendela Anda mengakses ruang digital. Panel unit review ini bukanlah tipe touchscreen, tapi mampu menghasilkan warna yang kaya serta atraktif, dengan tingkat kecerahan tinggi (mencapai 327-nit di level maksimal). Lewat sedikit riset di internet, display tersebut memiliki color gamut 106,8%, mengalahkan Dell XPS 13 (92%), HP Envy 13t (103%) dan MacBook Air (66%).

Acer Aspire S 13 22

Acer Aspire S 13 21

Lapisan matte memastikan layar tetap bersahabat ketika digunakan di luar ruangan serta meminimalisir pantulan objek. Menariknya lagi, via menu Quick Access, Anda bisa mengaktifkan fitur Color Intelligence – PC secara otomatis mengoptimalkan mutu display berdasarkan konten – serta Bluelight Shield. Kemampuan terakhir ini dimaksudkan untuk mengurangi sinar biru, sehingga mata Anda tidak cepat lelah. Efeknya adalah, gambar jadi lebih menguning.

 

Keyboard, mouse & palm rest

Aspire menyuguhkan keyboard chiclet, dengan tuts utama (abjad dan angka) berukuran 1,5×1,5cm dan gap seluas 3,6mm. Empuk dan presisi, papan ketik ini sangat menunjang kegiatan mengetik sehari-hari. Backlight LED putih di sana turut membantu menerangi tombol saat gelap. Hanya saja, ada kebocoran cahaya di sejumlah tombol. Kemudian actuation beberapa tuts terasa sedikit kurang konsisten, terutama di Backspace, ‘\’, Enter dan Shift kanan.

Acer Aspire S 13 23

Diposisikan sedikit ke kiri, touchpad 10,5×6,5-centimeter Aspire S 13 merupakan komponen paling mengecewakan dari perangkat yang ditujukan untuk fungsi produktif. Meski sudah mengubah-ubah setting di Windows, touchpad tetap tidak merespons sentuhan jari secara presisi. Tarikan garis diagonal yang lambat malah membuat kursor bergerak zig-zag. Kendala ini hampir membawa saya ke titik frustasi, hingga akhirnya saya ingat Douglas Engelbart pernah memperkenalkan sebuah periferal komputer bernama ‘mouse‘ – dan mencolokkannya ke notebook.

Acer Aspire S 13 24

Acer Aspire S 13 26

Tidak banyak keluhan untuk palm rest-nya sendiri. Dalam pemakaian hampir sembilan jam non-stop, bagian ini tetap terasa sejuk. Saya hanya penasaran mengapa Acer tidak menempatkan touchpad sejajar dengan tombol spasi, sehingga layout-nya jadi lebih simetris.

Acer Aspire S 13 25

 

Hardware

Aspire S 13 S5-371-58UX adalah varian bertenaga Intel Core i5 generasi keenam, dengan penyimpanan berbasis SSD 256GB,dan  berjalan di sistem operasi Microsoft Windows 10 Home. Spesifikasi lengkapnya bisa Anda lihat melalui screenshot app Speccy di bawah:

Acer Aspire S 13 3

Acer Aspire S 13 4

Acer Aspire S 13 5

 

Benchmark

Ada enam software yang saya gunakan untuk melakukan benchmark pada Acer Aspire S 13; yaitu Futuremark PCMark 8 dan 3DMark, Unigine Heaven 4.0 dan Valley 1.0, serta Final Fantasy XIV Heavensward Benchmark dan Monster Hunter Online Benchmark sebagai perwakilan dari game.

Dalam tes PCMark 8, Aspire S 13 menghasilkan skor 2728 – lebih baik 49 persen dibanding perangkat lain dan berada di atas standar notebook, di angka 2465. Rinciannya bisa Anda lihat di sini:

Acer Aspire S 13 2

Acer Aspire S 13 1

Untuk 3DMark, saya memilih benchmark Cloud Gate 1.1. Tampaknya penggunaan GPU integrated Intel Iris 520 masih belum cukup buat menopang software-software bergrafis berat, cuma memperoleh nilai 5401, di bawah rata-rata notebook modern (6735).

Acer Aspire S 13 6

Acer Aspire S 13 7

Di Unigine Heaven 4.0 dan Valley, saya memakai setting grafis default, dengan resolusi mengikuti setup PC. Inilah skor terbaiknya:

Acer Aspire S 13 9

Acer Aspire S 13 10

Menurut software Monster Hunter Online, Aspire S 13 sukses mengalahkan 25 persen perangkat milik user lain, mendapatkan nilai 1649 dalam tes di resolusi 1280×720.

Acer Aspire S 13 11

Acer Aspire S 13 12

Kemudian buat Final Fantasy XIV Heavensward, saya cuma mengubah setting sehingga benchmark berjalan di fullscreen. Hasilnya ialah ‘fairly high‘ dengan nilai 3252 di 720p.

Acer Aspire S 13 8

 

Using experince

Keyboard dengan key travel sejauh 0,87mm-nya yang nyaman memang membuat saya betah berlama-lama mengoperasikan Aspire S 13, namun faktor andalan di perangkat ini tidak terlihat oleh mata. Meskipun kompoisi prosesor dual core i5 2,3GHz dan RAM DDR3 4GB tidak tampak spesial, kehadiran SSD Kingston 256GB memberikan perbedaan besar. Berkatnya, masuk ke Windows cuma menghabiskan beberapa detik, dan load aplikasi juga berjalan singkat.

Acer Aspire S 13 27

Layar berkualitas tinggi memastikan Aspire S 13 sangat cocok untuk menikmati berbagai video full-HD. Hal ini turut didukung oleh daya tahan baterainya yang jempolan. Dalam tes streaming video 720p loop, baterai baru menyentuh 10 persen setelah pemakaian selama 7 jam 10 menit, menggunakan profile power saver default.

Acer Aspire S 13 33

Di periode tersebut, temperatur permukaan notebook tidak pernah melewati batasan wajar. Area tubuh dekat monitor cenderung lebih hangat dari zona lainnya, tetapi panasnya tidak lebih tinggi dari suhu tubuh Anda. Wrist rest-nya sendiri selalu sejuk asalkan Anda tidak terus-terusan menempelkan tangan di sana.

Acer Aspire S 13 28

Sayangnya, Aspire S 13 betul-betul membutuhkan bantuan di sisi penyajian suara. Bukan hanya bass tidak terasa, saya dapat mendengar suara berderik ketika speaker build-in mengeluarkan nada tertentu, padahal Acer mengklaim telah menopang notebook dengan teknologi TrueHarmony serta software Dolby Audio.

 

Verdict

Melengkapi faktor-faktor positif yang saya jabarkan di atas, harga juga merupakan aspek terbaik dari Aspire S 13. Tentu saja ia bukanlah produk murah, namun Aspire S 13 dijajakan di harga yang masuk akal, tidak menuntut Anda mengeluarkan uang terlalu berlebihan. Untuk sebuah ultrabook tipis bertenaga dengan desain apik dan baterai tahan lama, kita cukup membayarkan uang sebesar Rp 13 juta kurang (varian Intel Core i7 dibanderol Rp 18 jutaan).

Walaupun begitu, Anda tetap harus mempertimbangkan sejumlah kekurangan di sana. Bagi saya, rendahnya akurasi serta responsivitas touchpad berpotensi mengurangi produktivitas kerja; lalu Acer sebetulnya masih bisa meningkatkan konsistensi dari keyboard agar mengetik jadi lebih mulus.

Secara keseluruhan, Acer Aspire S 13 adalah notebook ultra-portable dengan rasio harga versus performa yang seimbang, merupakan salah satu produk favorit saya di tahun ini.

[Review] Acer E 15 E5-553G, Notebook ‘All-Rounder’ Terjangkau Buat Beragam Kebutuhan

Diperkenalkan di Indonesia bulan Juni kemarin, tiga model notebook Acer Aspire ‘E 15’ E5-553G menghidangkan sejumlah penawaran atraktif: sisi periferal dan konektivitasnya lengkap, harganya sangat bersaing, dan untuk berbagai kebutuhan, performanya pun diklaim jempolan berkat kehadiran accelerated processing unit generasi ke-7 AMD ber-codename Bristol Ridge.

Saat itu, saya tertarik pada gambar yang Acer dan AMD pajang di tembok serta desktop, yaitu robot Imperial AT-AT dari Star Wars Battlefront garapan DICE. AMD memang sering berkolaborasi dengan developer seri Battlefield itu, dan meskipun produk tidak dibundel bersama Battlefront, tentu saja hal ini memberi kesan bahwa gaming merupakan salah satu spesialisasi E5-553G.

Acer E 15 E5-553G

Beberapa minggu lalu, saya diberi kesempatan oleh AMD untuk menjajal sendiri kemampuan Acer E 15 E5-553G-T2GR. Nama modelnya memang panjang, dan untuk menyederhanakannya, saya persingkat jadi E5-553G saja. Unit review ini ialah tipe paling dasar dari keluarga E5-553G, ditenagai chip AMD A10 dan dan kartu grafis Radeon R5. Betulkah kapabilitasnya sesuai dengan janji produsen? Ayo simak ulasannya:

Design

Ditujukan sebagai produk terjangkau dengan fokus pada fleksibilitas, E5-553G mungkin tidak akan memenangkan kontes kecantikan. Ia bukanlah laptop ultra-thin, tubuhnya didominasi plastik, tak ada backlight LED, dan produsen tidak repot-repot untuk meminimalisir bobotnya. Meski demikian, E5-553G memiliki segala hal yang dibutuhkan konsumen mainstream: keyboard lengkap plus numpad, optical disc drive, bahkan ada port VGA.

Acer E 15 E5-553G 16

Tubuh notebook dihiasi tekstur brushed, mirip guratan kayu, baik pada sisi punggung serta bagian bawah. Lid tampaknya terbuat dari plastik, tetapi dibuat sedemikian rupa agar menyerupai metal. Material logam ‘sungguhan’ berada di area papan ketik. Acer membubuhkan logo di zona kiri punggung serta bawah monitor, terlihat kontras dengan warna obsidian black perangkat ini.

Acer E 15 E5-553G 29

Acer E 15 E5-553G 27

Karena Acer tidak berupaya memadatkan strukturnya, E5-553G memberikan kemudahan upgrade memori dan menggonta-ganti penyimpanan – cukup dengan melepas baut dan membuka panel plastik di bawah.

Acer E 15 E5-553G 28

Acer E 15 E5-553G 22

Notebook dibekali layar dengan ukuran ‘terpopuler’, yakni 15,6-inci, mempunyai dimensi 30,2×381,6x259mm dan berat sektar 2,4-kilogram. Anda dapat menemukan Kensington Lock, port USB type-C, port Gigabit Ethernet, HDMI serta sepasang USB 3.0 di sisi kiri; ada DVD writer, USB 2.0 serta port audio 3.5mm di sisi kanan; dan tersedia pula webcam di atas layar. Mencari tombol power? Ada di pojok kanan atas keyboard.

Acer E 15 E5-553G 25

Acer E 15 E5-553G 24

Build quality

Menggunakan bahan plastik tidak berarti membuat Acer E5-553G jadi ringkih. Pelat aluminium di area palm rest menjaganya dari tekanan vertikal dan sepasang engsel mencengkram layar dengan kokoh – bahkan mungkin terlalu keras sehingga Anda harus menahan tubuhnya ketika mengangkat display. LCD tidak terdistorsi saat frame saya tekan, dan baru mulai distorsi sewaktu terkena dorongan intens dari belakang.

Acer E 15 E5-553G 35

Display

E5-553G mempunyai layar IPS 15,6-inci yang cerah, walaupun seringkali permukaan glossy-nya menangkap bayangan dan kurang bersahabat jika dipakai di bawah sinar matahari langsung. Saya merasa tingkat saturasinya sedikit berlebihan, sehingga memengaruhi keakuratan warna. Sewaktu display berubah gelap, saya melihat distribusi kecerahannya sedikit tidak rata, terfokus di pinggir panel.

Acer E 15 E5-553G 26

Kendala terbesar bagi saya adalah penggunaan resolusi 1366×768-pixel. Karena saya terbiasa pada setting 1080p ke atas, window dan icon di E5-553G jadi tampak lebih besar (saya harus mengutak-atik setting display Windows agar lebih nyaman). Resolusi tersebut juga menyebabkan saya kesulitan mengambil screenshot (untuk artikel DailySocial), dan sudah pasti Anda tidak bisa menikmati video full-HD secara maksimal.

Acer E 15 E5-553G 17

Keyboard, touchpad & palm rest

Acer E 15 E5-553G 20

Tidak banyak hal yang bisa dikeluhkan dari keyboard chiclet-nya. Tuts-nya didesain datar dengan ujung membundar, diposisikan di zona lebih rendah agar tidak tertekan sewaktu layar ditutup. Tombol angka dan abjad mempunyai ukuran 1,5×1,5cm dan gap kira-kira 3,2mm – besarnya pas untuk jari saya. Sisi atas tuts dibuat bertesktur grainy halus, memberi kesan berdebu saat pertama kali menggunakannya. Kemudian kehadiran numpad membuat input data jadi lebih ringkas.

Acer E 15 E5-553G 31

Namun menilai dari preferensi pribadi, saya kurang suka terhadap tombol kursor (terutama atas dan bawah) yang dimampatkan di satu lubang.

Acer E 15 E5-553G 21

Touchpad berukuran 10,6×7,8-sentimeternya menyimpan dua tombol yang empuk, mengeluarkan bunyi ‘tuk’ lembut ketika ditekan. Kualitasnya saya rasa cukup baik untuk dipakai sehari-hari, meskipun belum betul-betul merespons gerakan jari secara presisi. Posisi touchpad sengaja disejajarkan dengan tombol spasi, kemungkinan besar dimaksudkan demi meminimalisir input mouse yang tidak disengaja.

Acer E 15 E5-553G 34

Dampaknya, touchpad jadi terlalu menjorok ke kiri palm rest, hanya menyisakan ruang 9 cm buat tangan kiri Anda, sedangkan masih ada 18 cm lebih untuk tangan kanan.

Hardware

Komposisi hardware Acer E5-553G dapat Anda lihat lewat screenshot software Speccy di bawah ini. Notebook berjalan di sistem operasi Microsoft Windows 10 Home 64-bit.

Acer E 15 E5-553G 1

Acer E 15 E5-553G 2

Acer E 15 E5-553G 3

Benchmark

Beberapa software benchmark yang saya gunakan meliputi PCMark 8, Unigine Heaven 4.0 dan Valley 1.0, Monster Hunter Online Benchmark dan Final Fantasy XIV Heavensward. Untuk notebook dengan harga di bawah Rp 7 juta, di beberapa tes, skornya ternyata lebih tinggi dari satu produk premium.

Uji coba saya awali dengan PCMark 8, dan E5-553G memperlihatkan sedikit kelemahan. Benchmark berlangsung cukup lama, menghasilkan nilai 2080 dan keterangan ‘lebih baik dari 24 persen perangkat lain’, namun performanya berada di bawah rata-rata notebook.

Acer E 15 E5-553G 4

Buat kedua software benchmark Unigine, saya sama sekali tidak mengubah setting. Level quality di-set di high dengan resolusi system (768p), lalu efek-efek seperti tessellation serta anti-aliasing juga dimatikan. Skor terbaiknya adalah sebagai berikut:

Acer E 15 E5-553G 15

Acer E 15 E5-553G 6

Di Monster Hunter Online bertenaga Cry Engine, saya memakai setup default dengan resolusi 1280×720, full screen dan MSAA 4x:

Acer E 15 E5-553G 7

Acer E 15 E5-553G 8

Terakhir adalah Final Fantasy XIV Heavensward. Di sini saya sedikit mengubah setting, yaitu memilih kategori ‘high (laptop)’ dan mengaktifkan mode full-screen. Hasilnya ‘fairly high‘.

Acer E 15 E5-553G 5

Pengalaman penggunaan

Menakar dari penyajian produk, E5-553G sejatinya dirancang sebagai notebook all-rounder tanpa spesialisasi khusus. Hiburan multimedia, olah data, serta kegiatan olah grafis via Photoshop merupakan kemahiran utama perangkat ini. Lalu bagaimana dengan gaming? Klaim AMD soal kesanggupan E5-553G menjalankan Dota 2 dan League of Legends dan CS:GO memang tidak perlu diragukan, tetapi mereka ialah permainan-permainan lawas, mampukah notebook ini tangani judul-judul baru?

Acer E 15 E5-553G 9

Acer E 15 E5-553G 10

Acer E 15 E5-553G 11

Untuk mengetahuinya, saya menginstal Overwatch tanpa berharap banyak. Hebatnya, E5-553G dapat mengoperasikannya tanpa problem, walaupun sudah pasti Anda harus berkompromi pada mutu visualnya. Setting default-nya adalah low di 720p, dan ternyata frame rate bisa tetap terjaga sewaktu saya naikkan ke level medium dan high, namun Anda mesti memasang batasan di 30fps.

Acer E 15 E5-553G 12

Acer E 15 E5-553G 14

Acer E 15 E5-553G 13

Tapi bahkan di level high sekali pun, tekstur objek serta karakter terlihat tidak tajam dan jaggy. Sebelum Anda membelinya, satu hal perlu ditekankan: Acer E5-553G memang dapat suguhkan game-game eSport populer tanpa kesulitan, tapi ia jelas-jelas bukanlah laptop gaming. Kemudian ketiadaan SSD – produk memanfaatkan HDD Toshiba 1TB – memberi efek pada lambatnya waktu load, baik saat memasuki Windows hingga membuka aplikasi.

Acer E 15 E5-553G 36

Di sisi positifnya, E5-553G tidak mempunyai masalah panas berlebihan yang umumnya menjangkiti notebook gaming, walaupun penggunaan di waktu lama akan tetap menyebabkan temperatur jadi naik.

Acer E 15 E5-553G 33

Speaker ‘TrueHarmony’ ditempatkan di kiri dan kanan depan-bawah notebook. Layaknya kebanyakan laptop, menyajikan bass membahana bukan keahlian E5-553G, tetapi saya mengapresiasi kejernihan serta kelantangan suaranya – dengan syarat output tidak tertutup.

Battery

Acer E5-553G bukanlah laptop dengan kinerja baterai yang mengesankan. Lewat uji coba langsung melalui streaming video YouTube, E5-553G cuma bisa bertahan selama 3 jam 4 menit, pengaturan di opsi power saver. Kabar baiknya, adaptor laptop ini sangat kecil, jadi tidak menambah beban terlalu besar ketika Anda harus membawanya.

Verdict

Mereka yang terbiasa pada device premium mungkin sulit melirik E5-553G, tetapi bagi saya ia sangat cocok diberikan pada anak-anak sekolah, para mahasiswa baru, serta karyawan-karyawan perusahaan startup. Sekali lagi, Acer E 15 E5-553G-T2GR adalah produk all-rounder, mempunyai banyak ketidaksempurnaan di sana-sini, namun ia sanggup memenuhi mayoritas kebutuhan produktif serta hiburan.

Terlepas dari harganya yang ekonomis – yaitu hanya Rp 6,8 juta, untuk pemakaian pribadi, saya lebih merekomendasikan varian dengan SSD serta jumlah RAM lebih besar. AMD A10 9600P dan Radeon R8 M445 bukanlah kombinasi yang buruk, namun terbatasnya RAM dan absennya SSD sudah pasti memengaruhi kinerja. Buat versi lebih canggihnya, Anda perlu mengeluarkan uang Rp 700 ribu atau Rp 2,2 juta lagi.

Memiliki Ketebalan Kurang dari 10mm, Acer Swift 7 Bisa Jadi Pesaing Berat MacBook

Acer punya sederetan produk menarik yang mereka pamerkan di IFA 2016, dari mulai ponsel pintar Liquid dan tablet Iconia baru, Chromebook, StarVR, sampai Predator 21 X. Device terakhir itu melampaui norma-norma kewajaran sebuah laptop: berukuran raksasa, berlayar curved, ditambah keyboard mekanik. Dan satu produk ini tampak sangat kontras dengan penyajian 21 X.

Masih di ajang yang sama, produsen PC dan hardware asal Taiwan itu memperkenalkan Swift 7, sebuah notebook atraktif yang berpeluang mengusik ketenangan tim pencipta MacBook. Alasannya bisa segera Anda lihat dari wujud Swift 7. Sejauh ini, ia merupakan laptop tertipis di dunia, mengusung ketebalan kurang dari 1-sentimeter (tepatnya 9,98mm ). Uniknya lagi, angka pada namanya juga kebetulan serasi dengan pemakaian prosesor Intel generasi ke-7, Kaby Lake.

Acer Swift 7 2

Lewat Swift 7, Acer memimpin ranah laptop clamshell ultra-thin. Perangkat menghidangkan panel IPS 13,3-inci full-HD berlapis Corning Gorilla Glass. Layar tersebut dilengkapi teknologi Color Intelligence, fungsinya ialah untuk menyesuaikan tingkat gamma dan saturation secara real-time, mengoptimalkan output warna serta kecerahan.

Penampilannya juga sama sekali tidak membosankan. Acer mengombinasikan warna hitam matte pada eksterior dan warna emas di dalam, memberikan kesan mewah. Tubuhnya diolah dari satu bongkah aluminium, dan bagian pinggirnya dibuat miring dengan ujung membundar. Selain tipis, Swift 7 juga ringan, bobotnya hanya 1,1kg.

Salah satu ciri khas notebook Acer di sana adalah penempatan tombol power sebagai bagian dari keyboard – menggunakan tipe chiclet tenkeyless. Dari gambar, touchpad-nya terlihat sangat lapang, diposisikan tepat di tengah-tengah area palm rest.

Acer Swift 7 1

Konektivitasnya memang terbatas dibanding laptop yang lebih tebal, namun Anda tetap memperoleh sepasang port USB type-C dan colokan audio 3,5mm. Buat konektivitas nirkabel, Swift 7 menyuguhkan teknologi MU-MIMO 2×2 802.11ac. Selain itu terdapat sistem audio Acer TrueHarmony, dipadu Dolby Audio Premium.

Terlepas dari wujud super-rampingnya, Acer berjanji tidak ada kompromi pada kinerja hardware. Seperti yang sempat dibahas sedikit di atas, produsen membekali Swift 7 dengan Intel Kaby Lake, tepatnya prosesor Core m7, tipe tertinggi di kelas M. Komponen tersebut didampingi RAM 8GB dan penyimpanan berbasis SSD sebesar 256GB.

Acer memang belum menyingkap info mengenai spesifikasi dan fitur lebih rinci di website mereka. Kabarnya, produk akan tiba di wilayah Amerika dan Eropa pada bulan Oktober 2016, ditawarkan seharga mulai dari US$ 1.000.

Via CNET.

Acer Predator 21 X Ialah Notebook Gaming Berlayar Curved yang Simpan Dua GTX 1080

Semakin canggih serta hematnya konsumsi listrik hardware-hardware baru mendorong inovasi besar-besaran di segmen notebook gaming. Kita telah menyaksikan sendiri kehadiran device tipis yang mampu menangani VR. Tapi tentu ada sejumlah pengecualian. Beberapa di antara nama terkenal juga tidak jarang bereksperimen dengan ide-ide dan konsep ‘menyimpang’.

Ketika umumnya produsen berupaya menyusutkan ukuran notebook demi mencapai titik paling seimbang antara mobilitas dan performa, produk baru Acer di keluarga Predator ini boleh dikatakan sudah di luar batas kewajaran. Di ajang IFA 2016, perusahaan PC asal Taiwan itu memperkenalkan Predator 21 X, laptop raksasa berlayar 2560×1080 melengkung seluas 21-inci yang menyimpan dua buah kartu grafis kelas antusias besutan Nvidia.

Acer Predator 21 X 1

Melalui pendekatan tersebut, Predator 21 X merebut gelar laptop dengan layar curved pertama, sekaligus menjadikannya sebagai notebook Predator paling canggih saat ini. Tak hanya itu, panel tersebut dibekali Nvidia Gsync dan Acer turut menanamkan teknologi eye-tracking Tobii. Kemampuan ini telah mulai diimplementasikan ke sejumlah software – membantu user mengidentifikasi musuh dalam game hingga memastikan penonton live stream mengetahui ke arah mana mata Anda melihat.

Tubuhnya yang cukup besar memberi keleluasaan bagi Acer buat mencantumkan komponen papan atas serta fitur-fitur pendukung gaming. Predator 21 X memiliki sistem audio SoundPound 4.2+ (terdapat empat speaker dan dua subwoofer), dilengkapi arsitektur pendingin mutakhir berisi lima kipas AeroBlade. Dibanding TV, monitor curved secara teori lebih efektif mendongkrak immersion dalam game karena jarak ke mata lebih dekat dan user tidak banyak bergerak.

Acer Predator 21 X 2

Lalu ada sebuah fitur lagi yang kemungkinan besar akan mengusik rival senegaranya. Predator 21 X turut menyajikan keyboard dengan switch mekanik Cherry MX Brown dipadu RGB backlight. Lalu bagian numpad di area kanan bisa diputar menjadi touchpad. Satu hal yang saya sadari ialah layout dari Predator 21 X ini sangat mirip seri MSI GT80: papan ketiknya berada lebih maju sehingga tersedia ruang lebih lapang buat hardware.

Predator 21 X tentu saja sudah ‘VR Ready’, mengusung sepasang GPU Nvidia Pascal GeForce GTX 1080 via SLI, dipadu prosesor Intel Generasi ke-7 Kaby Lake, RAM DDR4-2400 64GB dan penyimpanan berbasis SSD sebesar 4TB.

Acer juga menginformasikan kapan Predator 21 X akan tersedia dan berapa harganya. Dengan dua GTX 1080, Intel Kaby Lake, Tobii dan keyboard mekanik, jangan heran jika produk tersebut ditawarkan seharga mobil…

Sumber: Acer.

Laptop-Laptop Gaming Terbaik yang Bisa Anda Miliki Sekarang

Gagasan laptop gaming memang ditentang gamer PC puritan. Menurut mereka, buat apa mengeluarkan uang begitu besar jika Anda bisa memperoleh performa jauh lebih tinggi di harga yang lebih murah. Namun semakin canggihnya teknologi hardware membuat fungsi gaming notebook kian meluas. Kini mereka lebih portable, mendukung beragam kegiatan produktif, bahkan sanggup menangani VR.

Ada banyak sekali laptop gaming dari para produsen lokal maupun global tersedia di pasar saat ini. Tapi Anda tak perlu bingung, saya sudah merangkum beberapa model yang patut mendapatkan perhatian karena mereka boleh dibilang merupakan varian terbaik di kelasnya:

6. Asus ROG GL502VT Strix

Gaming Notebook List 1

Di kelas ukuran layar terpopuler, ROG GL502VT Strix dari Asus merupakan penawaran menarik. Ia cukup mungil (berketebalan 23,5mm) dan ringan (2,2kg) untuk Anda bawa sehari-hari, namun menyimpan susunan komponen mumpuni buat menangani permainan-permainan blockbuster anyar: prosesor Intel Skylake Core i7-6700HQ, RAM DDR4 16GB, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, dan penyimpanan SSD 256GB serta HDD 1TB.
Beli di Blibli, harga Rp 26 juta.

5. Acer Predator 17

Gaming Notebook List 2

Setelah vakum cukup lama, brand Acer Predator kembali dengan line-up tangguh yang mengusik ketenangan para rival. Predator 17 ialah andalan Acer di kelas 17-inci, dan meski belum mengusung sertifikasi ‘VR Ready’ seperti varian 17 X, permainan-permainan baru dipastikan berjalan mulus di sistem berprosesor Intel Core i7-6700HQ dipadu GPU GeForce GTX 970M ini. Hardware lainnya meliputi RAM DDR4 16GB, serta storage SSD 256GB dan HDD 1TB.
Beli di Bhinneka, harga Rp 30 juta.

4. Xenom Hercules HC17S G-Sync

Gaming Notebook List 3

Diramu oleh talenta nusantara, Hercules adalah salah satu notebook  gaming high-end terbaik yang dapat Anda beli. Di tubuh dengan layar 17-incinya tersimpan kartu grafis desktop Nvidia GeForce GTX 980, ditemani Intel Core i7-6700K, RAM DDR4 16GB, dan storage SSD M.2 256GB plus HDD 1TB. Selain tidak kesulitan suguhkan VR, panel 1080p di sana telah dibekali teknologi G-Sync, memastikan pengalaman gaming super-mulus.
Beli di Blibli, harga Rp 54,4 juta.

3. MSI GT72S 6QF Dominator Pro G Dragon Edition

Gaming Notebook List 4

Ketika uang tak jadi masalah dan Anda ingin sesuatu yang istimewa, GT72S Dominator Pro G Dragon Edition ialah jawabannya. Bagian punggung berwarna merah dengan ilustrasi khas sudah pasti akan menarik perhatian siapapun. Lalu berkat kombinasi GPU desktop GeForce GTX 980, prosesor Intel Core i7-6820HK serta RAM DDR4 16GB, Anda bisa menikmati konten VR terbaik via Oculus Rift maupun HTC Vive, kapan pun dan di mana pun.
Beli di Bhinneka, harga Rp 50 juta.

2. Xenom Shiva SV15S

Gaming Notebook List 5

Terbatasnya modal tidak menutup kemungkinan untuk memiliki laptop gaming canggih, hanya saja Anda perlu mencarinya di ‘tempat yang tepat’. Lupakan produk-produk asing, Xenom punya solusinya berupa perangkat bernama Shiva. GeForce GTX 960M di sana cukup ampuh buat menjalankan game-game baru, dengan sedikit penyesuaian pada setting grafis. Komponen lain sama sekali tidak mengecewakan: ada Intel Core i7-6700HQ, RAM DDR3L 8GB, penyimpanan SSD 256GB dan HDD 1TB.
Beli di Blibli, harga Rp 18 juta.

1. MSI GS40 6QE Phantom

Gaming Notebook List 6

Jika alasan Anda membeli notebook  gaming adalah mencari titik keseimbangan teroptimal antara mobilitas dan performa, maka GS40 dijamin memenuhi dua kriteria itu. Di review, saya tidak segan-segan bilang bahwa GS40 6QE Phantom merupakan gaming laptop terbaik di segmen 14-inci. Desain tubuhnya yang kecil membuat notebook sangat mudah dibawa-bawa, tapi di dalam, ia menyimpan spesifikasi monster – tak kesulitan melahap judul-judul game terbaru.
Beli di Lazada, harga 23,2 juta.

Acer dan Project 6 ID Hadirkan Aplikasi Khusus untuk Penggemar Golf

Acer Indonesia dan Project 6 ID berkolaborasi untuk menghadirkan aplikasi khusus untuk para golfer Indonesia dinamai SixGolfer. Aplikasi tersebut merupakan bentuk dukungan kepada golfer mulai dari pemula hingga professional, hingga pebisnis yang memanfaatkan golf sebagai lobi bisnis. Sejauh ini SixGolfer belum tersedia secara bebas di Google Play.

Pengguna SixGolfer dapat mengakses beragam informasi interaktif seputar golf, mulai dari event terkini, resevasi real time untuk golf course, driving range, golf tour, hingga tournament handling. Aplikasi ini sudah ditanam ke dalam perangkat Android milik Acer, Iconia Talk 7.

“Hadirnya inovasi ini tak luput dari berkembangnya teknologi dari sebuah device. Aplikasi SixGolfer di dalam tablet Acer ini akan membantu golfer dan pebisnis untuk memanfaatkan teknologi untuk hobi, mengembangkan skill bermain golf, hingga memenangkan lobi bisnis,” terang Effendy Thendean, General Manager Commercial Business Acer Indonesia dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Senin (1/8).

Aplikasi tersebut mulai dikenalkan dalam event Club Invitational Golf Game 2016 (29 Juli 2016) dan Crazy Golf Tournament 2016 (31 Juli 2016) di hadapan 600 golfer yang berasal dari komunitas golf club se-Jabodetabek dan Indonesia General Manager Association (IGMA).

Pada event tersebut, para golfer dapat meng-input dan mengakses live score melalui aplikasi SixGolfer.

Pemain serupa

Sebelum aplikasi SixGolfer diluncurkan, sudah ada beberapa pemain serupa yang ditemukan dalam aplikasi berbasis Android. Salah satunya, T-Golf Booking, JakGolf, dan Cepamagz.com (media online khusus mengulas golf Indonesia).

T-Golf Booking mengklaim sebagai aplikasi pertama yang menawarkan fitur booking golf secara online, mencari lokasi golf di Indonesia, dan melakukan pembayaran. Sementara itu, JakGolf menawarkan informasi secara cepat mengenai pencarian lokasi golf berdasarkan lokasi, nama, dan memberikan navigasi, dan prakiraan biayanya.

Terakhir, Cepamagz.com merupakan media online yang dibuat oleh CEPA Beyond Golf Cummunity yang khusus membahas golf, bisnis, dan lifestyle.

Switch Alpha 12 dan Aspire S13 Pimpin Invasi Selusin Produk Baru Acer ke Pasar Indonesia

Acara peluncuran tiga notebook Aspire E5-553G bertenaga APU AMD generasi ke-7 yang dilaksanakan awal minggu ini ternyata merupakan sebuah pemanasan bagi Acer dalam menyapa periode paruh kedua tahun 2016. Dua hari selepas momen ini, lebih dari sepuluh produk baru racikan produsen asal Taiwan itu menyerbu Indonesia, dipimpin oleh sejumlah device andalan.

Acer 2016 13
Acer Chromebook 14.

Tepatnya ada 12 varian produk yang Acer bawa ke Indonesia, mereka terdiri dari notebook, PC all-in-one, perangkat-perangkat komersial, desktop, Predator terbaru, hingga device 2-in-1 kebanggaan produsen. Di acara pers tersebut, Acer juga memamerkan PC ‘stackable‘ Revo Build serta engineering sample dari Predator 17 X, gaming notebook ber-GPU desktop yang sanggup topang headset VR.

Acer 2016 15
Acer AZ20-780.

Di antara selusin model itu, Acer memilih Switch Alpha 12 dan Aspire S13 sebagai primadonanya, diiringi oleh Acer One 10+, Switch 10E, Switch12 E, One 14, Aspire E5-475, Chromebook 14, AiO AZ20-780, dan mini desktop Predator G1. Empat dari seluruh tipe tersebut adalah device 2-in-1, memperlihatkan kesungguhan produsen buat menjaga dominasi mereka di ranah itu – saat ini menguasai sekitar 80 persen market share PC 2-in-1 di Indonesia.

Acer 2016 5
Acer Predator 17 X.

Aspire S13

Boleh dibilang sebagai perangkat tercantik di acara peluncuran ini, Aspire S13 mengusung material premium dan tubuh yang tipis – salah satu notebook paling ramping di kelas 13-inci, berketebalan 14,58cm. Ia adalah peraih tujuh penghargaan desain, termasuk Red Dot Awards 2016. Bagian punggungnya dilapisi covernanoimprinted‘ bertekstur, dengan area ujung diamond-cut serta berengsel logam. Dan untuk mempermudah penggunaan di ruang gelap, papan ketik sudah dibekali backlight LED.

Acer 2016 4
Acer Aspire S13.

Anda ditawarkan layar 13.3-inci full-HD dengan BlueLight Shield demi meminimalisir dampak buruk dari emisi sinar biru: mata jadi tidak cepat lelah dan kering. Meskipun tipis, baterainya diklaim memiliki performa 160 persen dibanding rata-rata kemampuan produk rival, sanggup aktif sampai 13 jam dalam pemakaian normal. Salah satu port USB 3.0-nya menyimpan fitur power-off charging, memungkinkan kita men-charge smartphone tanpa perlu menyalakan laptop.

Acer 2016 7
Aspire S13 adalah penerima penghargaan Red Dot Awards 2016.

Aspire S13 ditenagai prosesor Intel generasi keenam (dari mulai i3-6100U, i5-6200U, sampai i7-6500U), kartu grafis integrated Intel HD Graphics 520, RAM LPDDR3 4/8GB, dan penyimpanan berbasis SSD sebesar 128/256GB. Tersedia pilihan warna hitam dan putih.

Acer 2016 1
Presiden direktur Herbet Eng sedang mempresentasikan fitur Aspire S13.

Switch Alpha 12

Acer tidak main-main dalam menggarap pesaing utama Microsoft Surface ini. Desain Switch Alpha 12 mengedepankan fleksibilitas, dipadu fitur-fitur yang membuatnya unik. Layar touchscreen 12-inci 2160×1440 serta kehadiran sepasang speaker di depan mendukung fungsi produktif seperti bekerja dan presentasi, serta pas untuk menikmati film. Device juga dapat disesuaikan ke berbagai sudut seluas 165 derajat.

Acer 2016 10
Switch Alpha 12 (kiri) dan Aspire S13 (kanan)

Switch Alpha 12 dilengkapi keyboard detachable ber-backlight dengan kedalaman key travel 1,4mm, dijanjikan menyuguhkan pengalaman mengetik yang nyaman serta akurat. Periferal tersebut turut dibantu oleh stylus Acer Active Pen. Lalu penyangga berbentuk U mempunyai desain anti-slip buat menahan display agar tetap tegak ketika Anda menyentuh atau mengetik di layar. Oh, tersedia pula port USB 3.1 type-C dan fitur transfer data Wireless Wigic.

Acer 2016 9
Switch Alpha 12.

Acer memanfaatkan teknologi LiquidLoop sebagai solusi pendingin Switch Alpha 12. Tekniknya mirip smartphone Samsung, Acer menggunakan heat pipe untuk membuang panas unit prosesor. Tanpa ada bagian yang bergerak, device beroperasi dengan hening dan memiliki suhu stabil. Anda juga tidak perlu memikirkan harus mengisi kembali cairan seperti liquid cooling biasa karena strukturnya terisolasi.

Acer 2016 11
Tampilan lebih dekat keyboard backlight Switch Alpha 12.

Switch Alpha 12 ditopang prosesor Intel Core 15-6200U atau i7-6500U dengan GPU Intel HD Graphics, RAM LPDDR3 8GB dan storage SSD 256/512GB.

Acer 2016 14
Herbet Eng sedang mendemonstrasikan kemampuan Switch Alpha 12.

Predator G1

Predator G1 adalah adik kecil dari desktop Predator G6 – penampilannya sangat mirip, kecuali kehadiran LED Growl Lights. Meski volume tubuhnya hanya 16-liter, ia mampu menampung kartu grafis hingga GeForce Titan X (meski belum resmi dikonfirmasi, termasuk GTX 1080), mengusungnya menjadi device VR ready. Buat gaming, Acer membenamkan Creative Sound Blaste X-Fi MB5, Killer DoubleShot Pro, dan RAM sampai 64GB.

Acer 2016 3
Predator G1.
Acer 2016 12
Anggota baru keluarga Acer Predator.

Revo Build

Dipamerkannya Revo Build di acara peluncuran ini mengindikasikan agenda Acer untuk membawa mini PC ala Lego ini ke Indonesia. Tiap-tiap blok menyimpan komponen terpisah, contohnya kartu grafis, storage, speaker, proyektor sampai wireless charger; terhubung melalui connector magnet. Semua modul dapat dipasang dan dilepas tanpa memerlukan obeng.

Acer 2016 2
Acer Revo Build.

Acer 2016 16

Di press release dan selama acara berlangsung, Acer memang tidak memberikan info mengenai harga secara rinci. Untuk lengkapnya, silakan cek situs Acer ID.

Berbekal AMD Bristol Ridge, Acer Aspire E5-553G Sanggup Penuhi Kebutuhan Produktif dan Hiburan

Tim AMD, atau yang biasa dikenal dengan ‘kubu merah’ oleh para pemerhati teknologi, sedang berapi-api belakangan ini. Di Computex 2016, mereka menyingkap kartu grafis Radeon rX 480, sebuah solusi terjangkau bagi konsumen buat menikmati VR. Dan sang perusahaan semikonduktor Amerika itu juga sudah menyiapkan senjata andalan di kelas laptop.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 11
Tim AMD dan Acer di sesi Q&A.

Berpartner bersama Acer, AMD menghadirkan deretan APU alias accelerated processing unit mobile generasi ketujuh untuk pertama kalinya ke pasar Indonesia lewat seri notebook Aspire E5-553G. Chip tersebut memungkinkan notebook mendukung kebutuhan produktif seperti mengolah gambar via Photoshop serta menangani game-game kompetitif online semisal Dota 2, LoL sampai CS:GO. Dan tentu saja, produk ini bersahabat dengan isi kantong Anda.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 15

Sebelum membahas kemampuan Bristol Ridge, saya akan lebih dulu mengulas segi penampilan dan fitur Aspire E5-553G. Ada tiga varian notebook yang produsen hadirkan, dibekali APU berbeda: FX, A12 dan A10 sebagai tipe paling terjangkau. Dari sesi hands-on singkat, ketiganya mempunyai wujud hampir identik, menyuguhkan layar 15,6-inci 1366×768-pixel dengan tubuh kombinasi aluminium (pada punggung dan palm rest) serta plastik.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 14
Product manager Acer Indonesia Suryadi Hiumanbrata.

Aspire E5-553G memang tidak didesain agar menyajikan bobot super-ringan (beratnya 2,4kg) atau tubuh yang tipis (berketebalan 3cm); device digarap agar fungsional serta fleksibel: mengusung optical disk drive DVD, memudahkan konsumen meng-upgrade memori serta menambahkan penyimpanan, terdapat keyboard full-size yang cukup nyaman untuk mengetik dan bermain, serta menyediakan port USB type-C dan fitur USB power-off charging.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 8
Ketiga Aspire E5-553G memiliki desain yang hampir identik.
AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 5
Sisi punggung Aspire E5-553G dengan finish brushed.

Apapun model APU-nya, ketiga notebook dipersenjatai kartu grafis AMD Radeon R8 M445DX 2GB DDR3. Berdasarkan slide presentasi, ia memiliki performa 31 persen lebih gesit dibanding generasi sebelumnya (via software benchmark 3DMark). Lalu Buat AMD FX-9800P sendiri, kinerjanya 19 persen lebih tinggi dari FX-8800P. Melalui video komparasi, AMD memperlihatkan bagaimana APU baru mereka jauh mengalahkan kombinasi prosesor serta GPU integrated Intel dalam menangani game Counter-Strike: Global Offensive.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 1
Aspire E5-553G juga disertai port USB type-C.
AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 2
ODD memudahkan Anda nikmati koleksi film.
AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 6
Anda diberikan akses mudah untuk upgrade memori dan storage.

Notebook turut terbantu oleh RAM DDR4 dual channel, dapat di-upgrade hingga 32GB. Selain kecepatan tinggi, memori baru juga menghemat pemakaian daya sekitar 20 persen. Di tipe Aspire E5-553G teratas, Acer membekali device dengan SSD berkapasitas 128GB, membantu mempersingkat waktu load. Oh, berkat kapabilitas power-off charging, kita dapat menggunakan notebook sebagai power bank smartphone.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 7
Konsumen juga bisa mengustomisasi spesifikasi sesuai kebutuhan.

AMD Bristol Ridge di Aspire E5-553G

Ditakar dari APU AMD terdahulu, Bristol Ridge mempunyai keunggulan di sisi penyuguhan game, kinerja video, kompresi file, dan di demonstrasi, superioritas mengolah data PhotoShop. Aspire E5-553G sudah didukung AMD FreeSync, yaitu sebuah teknologi yang dirancang buat meminimalisir efek tearing maupun stuttering di permainan dengan menyelaraskan frame rate kartu grafis dan refresh rate layar.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 12
AMD dengan percaya diri mengomparasi kinerja Bristol Ridge dengan chip Intel high-end.

Lalu teknologi AMD Advanced Power Management di sana bisa mengatur kerja prosesor sesuai kebutuhan, sehingga mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan efisiensi daya yang tinggi, memastikan pemakaian baterai jadi hemat. Aspire E5-553G dijanjikan sanggup tetap aktif hingga 10 jam tanpa tersambung ke sumber listrik. Terdapat pula teknologi HEVC, di mana pengguna bisa menikmati hiburan multimedia di resolusi 4K secara lancar, diproses lewat hardware dedicated di chipset.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 3
Aspire E5-553G memang bukanlah notebook ultra-slim.

Khususnya di Aspire E5-553G, Acer memilih varian chip FX, A12, dan A10 13-Watt ‘untuk mendukung mobilitas penggunanya’. APU generasi ke-7 itu diklaim memberikan performa multitasking mulus, durasi start-up yang cepat, serta mendukung streaming dan video beresolusi tinggi. Hasil pengujian AMD Performance Labs menunjukkan bahwa APU FX menyimpan kinerja komputasi 51 persen dan grafis 53 persen lebih tinggi dari Intel Core i7-6500U.

AMD 7th-Gen APU - Acer Aspire E5 13
Laptop bertenaga AMD dan Intel sedang diadu dalam software benchmark.

Notebook Aspire E5-553G telah tersedia terhitung sejak tanggal 20 Juni kemarin. Acer memberikan keleluasaan bagi para konsumen untuk menyesuaikan spesifikasi sistem dengan kebutuhan mereka, serta menyiapkan bonus berupa headphone serta mouse SteelSeries – program promo berlangsung sampai 26 Juni 2016.

Berikut adalah ringkasan spesifikasi dan harga Aspire E5-553G:

  • AMD FX 9800P, GPU Radeon R8 M445 DX 2GB VRAM, penyimpanan SSD 128GB dan HDD 1TB, RAM 2x4GB DDR4 – Rp 9 juta
  • AMD A12 9700P, GPU Radeon Radeon R8 M445 DX 2GB VRAM, storage HDD 1TB, RAM 2x4GB DDR4 – Rp 7,5 juta
  • AMD A10 9600P, GPU Radeon Radeon R8 M445 DX 2GB VRAM, penyimpanan HDD 1TB, RAM 2x2GB DDR4 – Rp 6, 8 juta