Bukalapak Sebut Telah Sandang Status “Unicorn”

Bukalapak menyebutkan pihaknya telah menyandang status startup unicorn, menyusul Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia. Valuasi yang diklaim Bukalapak mencapai lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp13,5 triliun).

“Itu [dananya] dari investasi, tapi saya belum bisa share siapa [investornya]. Pokoknya sudah one billion [dollar],” terang Co-Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky dikutip dari Tempo, Kamis (16/11).

Kepada DailySocial, Zaky memberikan keterangan:

“Pak Menteri [Rudiantara] bercerita sekarang baru ada tiga startup unicorn di Indonesia. Dia cerita, ‘Bukalapak bentar lagi juga unicorn nih’. Aku bales, ‘sudah pak’. Kira-kira begitu.”

Zaky memastikan bahwa Bukalapak akan tetap mempertahankan kepemilikan lokal di dalam perusahaan yang sudah dia rintis sejak 2010. Dia menjamin Bukalapak tidak akan jatuh ke tangan asing.

Kendati demikian, bukan berarti Zaky anti dengan asing. Dia tetap membuka kesempatan meski perusahaan asing bukan jadi pemilik mayoritas.

Menurut data terakhir, pemilik terbesar saham Bukalapak adalah konglomerasi media EMTEK, yang per laporan kuartal ketiga 2017 memiliki 49,21% saham layanan marketplace yang didirikan Zaky bersama Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono.

Go-Jek memastikan statusnya sebagai unicorn setelah perolehan pendanaan tahun lalu. Sementara Traveloka dan Tokopedia tahun ini masing-masing mengumumkan pendanaan serupa untuk mencapai level eksklusif yang sama. Kita tunggu pengumuman konkret dari Bukalapak.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Jalin Kerja Sama dengan Mandiri Syariah, Optimalkan Potensi 25 Juta Nasabah Syariah

Opsi pembayaran yang beragam dinilai menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna ketika menggunakan sebuah layanan online marketplace. Untuk itu, baru-baru ini Bukalapak mengumumkan salah satu peluncuran opsi pembayaran terbarunya melalui Bank Syariah Mandiri (BSM). Layanan pembayaran yang disajikan menganut metode syariah sesuai standar operasional yang dimiliki BSM.

Melalui kemitraan strategis ini, nasabah BSM sudah bisa melakukan transaksi di semua lini layanan Bukalapak, mulai dari kebutuhan berbelanja, layanan BukaRekasa, BukaEmas, pembelian pulsa dan lain sebagainya. Pengguna dapat melakukan transfer untuk pembayaran transaksi di Bukalapak melalui rekening BSM.

“Kami melihat potensi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dengan jumlah nasabah bank syariah per Agustus 2017 mencapai 25 juta nasabah. Untuk itu kami menyediakan metode pembayaran syariah demi memenuhi kemudahan para pengguna dalam bertransaksi di Bukalapak,” Ujar Achmad Zaky selaku Founder & CEO Bukalapak.

Achmad Zaky menambahkan, pihaknya memahami bahwa masyarakat pengguna syariah memiliki kebutuhan tersendiri khususnya dalam bertransaksi perbankan atau pemanfaatan fasilitas perbankan, sehingga metode pembayaran syariah ini diharapkan menjawab kebutuhan tersebut.

Opsi pembayaran Bank Mandiri Syariah sudah bisa digunakan di Bukalapak
Opsi pembayaran Bank Mandiri Syariah sudah bisa digunakan di Bukalapak

Sementara itu Edwin Dwidjajanto, Distribution and Services Director PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menyampaikan kerja sama dengan Bukalapak termasuk langkah awal bagi BSM masuk ke bisnis berbasis teknologi online.

“Kami berharap ke depannya kerja sama ini berkembang pada penyediaan produk dan layanan BSM seperti gadai dan cicil emas, pembiayaan mikro, dan lain-lain bagi pelanggan Bukalapak. Bukalapak memiliki jutaan transaksi per bulan didukung oleh sistem dan jaringan yang dapat diandalkan. Dengan beragam produk dan layanan BSM, kami siap mendukung pengembangan bisnis Bukalapak,” ujar Edwin.

Terus mengejar didapatnya lisensi e-money

Saat ini Bukalapak telah memiliki  2 juta pelapak (mitra penjual) serta jumlah pengguna sebanyak 13 juta yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Tentu angka ini turut menghasilkan traksi yang besar, termasuk untuk layanan dompet digital yang dimilikinya, BukaDompet. Layanan tersebut sempat dihentikan sementara, mengingat Bukalapak masih belum mengantongi izin lisensi dari Bank Indonesia.

Menurut keterangan yang diterima DailySocial, Bukalapak saat ini sudah mengajukan proses permohonan ijin untuk lisensi e-money sesuai dengan anjuran BI demi kemudahan para pelanggan dalam bertransaksi di Bukalapak.

“Prosesnya tidak akan lama, namun kami tidak bisa memastikan persisnya akan mendapatkan lisensi. Menurut Bank Indonesia waktunya kurang lebih 35 hari. Saat ini statusnya sedang dalam proses review oleh Bank Indonesia. Kami berharap prosesnya dapat segera selesai dan BukaDompet dapat digunakan kembali oleh masyarakat,” ujar Zaky.

Saat ini BukaDompet tetap dapat digunakan untuk bertransaksi, dan pencairan dana, hanya top up saja yang untuk sementara tidak bisa dilakukan oleh pengguna.

Bukalapak dan Misinya Bantu Pelaku UMKM di Indonesia

Selama ini Bukalapak dianggap cukup konsisten menghadirkan fitur hingga produk yang bersifat lokal dengan pendekatan “Asli Indonesia” kepada pelanggannya. Mereka berupaya untuk menjadi sebuah wadah untuk pelaku bisnis UMKM melancarkan kegiatan usahanya dengan mengadopsi teknologi.

Fitur “Nego” dan dukungan kepada UMKM

Dalam sesi diskusi di acara Tech In Asia Jakarta 2017, Zaky menegaskan kembali misinya untuk membantu kalangan UMKM meningkatkan bisnis, dengan terus menghadirkan fitur yang membantu penjual sekaligus pembeli.

Fitur terbaru yang baru-baru ini diluncurkan adalah, fitur Nego. Merupakan kegiatan yang biasa dilakukan saat transaksi jual-beli oleh masyarakat Indonesia selama ini, fitur ini diprediksi Zaky dan tim Bukalapak bakal menjadi favorit.

“Saya masih melihat pelaku UMKM di berbagai daerah luar Jakarta, kesulitan untuk memasarkan barangnya secara online. Dengan alasan itulah Bukalapak akan selalu mendukung dan membantu kalangan UMKM untuk meningkatkan bisnis, melalui program dan fitur dari Bukalapak,” kata Zaky.

Sebelumnya Bukalapak juga telah meluncurkan “Nego Cincai”. Bukalapak juga memiliki layanan BukaReksa dan BukaEmas, yang secara khusus membantu para pelaku UMKM memiliki modal usaha sekaligus tabungan.

“Saya selalu mengingatkan kepada pelaku UMKM untuk memanfaatkan modal usaha sebaik mungkin, sekaligus memiliki simpanan dari usaha tersebut untuk masa depan,” kata Zaky.

Ditambahkan Zaky, masih banyak layanan e-commerce dan marketplace yang belum sepenuhnya memberikan dukungan secara menyeluruh kepada pelaku UMKM di daerah. Potensi tersebut yang kemudian ingin menjadi fokus Zaky dan Bukalapak.

“Kita ingin fokus kepada sesuatu yang belum difokuskan oleh pemain lainnya yaitu memecahkan masalah ini dan membantu UMKM di daerah mendapatkan keuntungan lebih,” kata Zaky.

Subsidi dan kompetisi dengan pemain asing

Dengan mengedepankan data-driven dan customer centric, Bukalapak mengklaim telah berhasil menghasilkan revenue sekitar $10 juta per tahun. Tanpa memberikan subsidi, diskon atau kegiatan “burn rate” lainnya, Zaky menyebutkan Bukalapak terus menghasilkan pendapatan sekaligus menambah jumlah pelanggan.

“Saya selama ini tidak percaya dengan adanya subsidi, diskon atau promo lainnya untuk pelanggan. Saya percaya dengan fitur hingga produk yang dimiliki secara organik pembeli akan membeli semua produk di Bukapalak,” kata Zaky.

Melihat fenomena yang terjadi di layanan e-commerce dan marketplace lainnya di tanah air, Zaky melihat hal tersebut kurang ampuh untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Namun demikian Zaky melihat penawaran dari pesaing-nya justru dimanfaatkan dengan baik oleh penjual Bukalapak.

“Saya membebaskan penjual Bukalapak untuk memanfaatkan subsidi yang diberikan kepada layanan e-commerce dan marketplace lainnya, dengan demikian mereka bisa mendapatkan barang yang bisa di jual di Bukalapak,” kata Zaky.

Disinggung tentang kehadiran layanan e-commerce asing dari Tiongkok hingga Amerika Serikat, menurut Zaky hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang besar. Ia menganggap keunikan pasar Indonesia sepenuhnya hanya bisa dimengerti pemain lokal.

“Saat ini Indonesia masih dalam early stage, sehingga masih sedikit jumlah pasar yang ada. Untuk itu hanya orang Indonesia yang memahami secara pasti, siapa target pasar dan strategi yang bisa dilancarkan,” kata Zaky.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Resmikan BukaEmas, Bidik Lebih dari 200 Ribu Nasabah Tahun Ini

Setelah mengumumkan inovasi terbaru berupa investasi emas pada Juni lalu, Bukalapak hari ini meresmikan BukaEmas dengan menggandeng PT Sinar Rezeki Handal (Indo Gold) sebagai mitra eksklusif. Diklaim saat ini pengguna BukaEmas telah menembus kisaran 110 ribu orang dan ditargetkan tumbuh minimal dua kali lipat menjadi lebih dari 200 ribu orang sampai akhir 2017.

“Animo masyarakat terhadap BukaEmas sangat tinggi. Ini dikarenakan mereka lebih familiar dengan emas, dibandingkan reksa dana sebab target marketnya berbeda. Harapannya kami ingin BukaEmas jadi lebih masif lagi karena memudahkan orang sebagai alternatif investasi daripada menaruh uangnya di bank,” ucap Co-Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky, Selasa (18/7).

Agar layanan BukaEmas dapat lebih mudah digunakan, Zaky menuturkan saat ini pihaknya tengah merampungkan rencana untuk menambah akses lewat aplikasi Bukalapak. Ditargetkan rencana tersebut rampung dalam waktu dekat.

Zaky berharap, pengguna BukaEmas nantinya tidak hanya dinikmati masyarakat di perkotaan saja, namun juga menyentuh daerah pelosok lewat bantuan agen Bukalapak. Menurutnya, dengan adanya layanan pembelian emas secara online akan lebih terjangkau karena mereka bisa membeli serendah lima miligram dengan harga hampir Rp3 ribu.

Dari segi keamanan, setiap transaksi yang terjadi Bukalapak sudah dilapisi dengan keamanan berlapis. Indo Gold juga hanya menjual emas resmi dari Antam dan terakreditasi London Bullion Market Association (LBMA). Untuk pengiriman kepingan emasnya pun menggunakan mitra logistik dengan jaminan asuransi.

“Indo Gold berharap BukaEmas jadi komitmen kami untuk ikut serta menawarkan investasi emas ke berbagai kalangan masyarakat dengan harga yang terjangkau,” ucap CMO Indo Gold Indra Sjuriah.

Kerja sama ini, bagi Indo Gold, jadi langkah awal perusahaan untuk terjun ke transaksi online. Sebelumnya, perusahaan hanya memiliki transaksi dari offline dengan memiliki empat gerai yang berada di Jakarta dan Tangerang, dengan nasabah mayoritas berasal dari korporat pelat merah.

Indra berharap, kontribusi penjualan dari jalur online untuk total omzet perusahaan dapat menjadi imbang dengan komposisi masing-masing 50%. Saat ini, komposisinya masih dikuasai jalur offline dengan porsi kisaran 70-80% dan sisanya adalah online.

Application Information Will Show Up Here

Penjelasan Bukalapak tentang Mitra BukaEmas

Bukalapak memastikan bahwa produk BukaEmas yang baru saja diluncurkan memang belum bekerja sama dengan Antam yang membuat (dan memberi sertifikat keaslian) emas batangan. Meskipun demikian, pihak Bukalapak tidak berkomentar lebih jauh apakah ke depannya ada kemungkinan bermitra dengan Antam untuk produk investasi ini.

Sebelumnya, seperti dikutip dari Kompas, Presiden Direktur Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan pihaknya “menemukan” penjualan emas Antam di Bukalapak. Ia mengatakan emas yang dijual di situ memang memiliki cap Antam dan memiliki sertifikat Antam. Meskipun demikian, Arie menyebutkan kerja sama di BukaEmas tidak dilakukan dengan Antam.

“Tapi kerja samanya bukan dengan Antam. Kami sudah komplain ke pihak-pihak terkait, terkait hal ini,” ungkap Arie.

Arie sendiri menyebutkan Antam sedang menjajaki potensi menjual emas secara online.

Bukalapak menggandeng IndoGold

Kepada DailySocial, CEO Bukalapak Achmad Zaky menjelaskan BukaEmas dibuka atas kemitraan dengan PT Sinar Rezeki Handal, pengelola IndoGold. Zaky mengakui adanya kesalahpahaman seolah-olah BukaEmas menggandeng Antam secara langsung.

Sistem yang diterapkan di BukaEmas memang serupa dengan apa yang sudah diaplikasikan IndoGold. Konsumen bisa “menabung” dan mencicil emas dengan harga murah, mulai dari 3000-an Rupiah, tidak perlu harus membeli utuh dengan kelipatan 1 gram. Setelah mencapai 0,5 gram, konsumen bisa mengajukan pengiriman produk secara fisik.

Layanan BukaEmas adalah layanan investasi kedua yang dikembangkan Bukalapak setelah BukaReksa. Tiga bulan sejak diluncurkan, BukaReksa yang mempermudah kepemilikan Reksadana Pasar Uang, sudah berhasil memiliki 30 ribu nasabah. Keduanya menggunakan BukaDompet sebagai basis dompet elektronik dan sementara ini hanya bisa diakses melalui desktop

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Resmikan Layanan Investasi Baru BukaEmas

Layanan marketplace Bukalapak meresmikan kehadiran layanan investasi baru BukaEmas. Dengan dana minimal 3000-an Rupiah, konsumen bisa “mencicil” kepingan emas yang bisa mulai ditarik setelah nilainya setara 0,5 gram (sekitar 300 ribuan Rupiah dengan harga 1 gram emas kini hampir 600 ribu Rupiah). Bukalapak menjamin kepingan emasnya berasal dari Antam, sebagai bagian kerja sama kedua belah pihak, dan terakreditasi LBMA (London Bullion Market Association).

Layanan BukaEmas adalah layanan investasi kedua yang dikembangkan Bukalapak setelah BukaReksa. Tiga bulan sejak diluncurkan, BukaReksa yang mempermudah kepemilikan Reksadana Pasar Uang, sudah berhasil memiliki 30 ribu nasabah. Keduanya menggunakan BukaDompet sebagai basis dompet elektronik dan sementara ini hanya bisa diakses melalui desktop.

Co-Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky dalam rilisnya mengatakan, “Kami melihat bahwa masyarakat Indonesia banyak yang ingin memiliki logam mulia, namun kepingan yang dijual umumnya harganya cukup tinggi. Dengan adanya BukaEmas ini, masyarakat dari berbagai kalangan bisa membeli emas dengan harga yang terjangkau.”

Sebagai layanan derivatif, platform BukaEmas mempermudah urusan jual beli produk emas. Secara sistem, konsumen tidak harus menyimpan sendiri produk fisik emas miliknya karena disimpan di “virtual box” Antam. Semua transaksi, baik saat membeli atau menjual, bisa dilakukan secara digital.

Jika konsumen ingin menyimpan emasnya secara fisik, BukaEmas memberikan fasilitas pengantaran barang ke alamat pembeli. Jaminan asuransi penuh diberikan jika ada kesalahan dari pihak logistik dalam proses pengiriman.

Diversifikasi layanan untuk pemberdayaan agen

Sebelumnya dalam acara temu media sekaligus buka puasa, Zaky menyampaikan beberapa hal terkait perkembangan bisnis Bukalapak. Secara umum kini pendapatan yang diperoleh Bukalapak mencapai 20 miliar Rupiah dari berbagai lini bisnis. Ia juga mengklaim fitur top up pulsa yang disediakan pihaknya adalah salah satu yang terbesar untuk Telkomsel.

Terhadap diversifikasi layanan yang kini menjadi bermacam-macam, Zaky menegaskan pihaknya tidak ingin berkompetisi dengan layanan digital lain. Ia menyebutkan strategi ini sebagai pemberdayaan 100 ribu agen Bukalapak yang tersebar di pelosok Nusantara.

Melalui agen, konsumen yang tidak punya akses langsung ke konektivitas internet bisa membeli berbagai barang, tiket kereta, dan berinvestasi. Strategi ini mirip dengan yang dilakukan Kudo, yang baru saja diakuisisi Grab, dan hal ini dirasa efektif untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Emas adalah alat investasi tradisional yang sudah lama dikenal masyarakat. Kehadiran BukaEmas bakal menambah kemudahan berinvestasi, bahkan dengan nominal sangat kecil sekalipun.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Bukalapak, BlackBerry Resmi Luncurkan BBM Shopping

Hari ini (2/12) salah satu aplikasi messenger populer di Indonesia, BlackBerry Messenger (BBM), secara resmi mengumumkan kehadiran BBM Shopping. Salah satu portofolio EMTEK, Bukalapak, digandeng sebagai mitra dalam layanan BBM Shopping ini dan memilki peluang untuk memperluas jaringan ke lebih dari 60 juta pengguna BBM di Indonesia. Dengan peluncuran BBM Shopping, artinya para pengguna BBM tinggal menunggu satu lagi layanan yang dijanjikan untuk hadir, yaitu BBM Travel.

Sejak menjalin kerja sama strategis dengan EMTEK melalui anak perusahaannya, BBM memang terus membenahi layanannya agar tetap kompetitif di pasar Indonesia – pasar dengan lebih dari 60 juta pengguna BBM berasal dari total 90 juta yang ada di dunia. Akhir November silam, BBM pun mengumumkan untuk menambah dua layanan baru, yakni BBM Shopping dan BBM Travel. Sebelumnya, BBM juga menambah layanan BBM Discovery dan pembelian voucher.

Hari ini, BBM Shopping meluncur lebih dahulu dari BBM Travel dan menggandeng Bukalapak sebagai rekanan. Melalui kerja sama ini, pengguna Bukalapak dapat mengubungkan akun online yang dimiliki ke layanan BBM Shopping dan pengguna baru hanya perlu menyiapkan akunnya satu kali saja dan tidak perlu login ulang untuk melakukan pembayaran nantinya melalui BBM.

CEO Bukalapak Achmad  Zaky mengatakan, “Kami bangga untuk mengumumkan kolaborasi antara Bukalapak dan BBM sebagai bagian dari komitmen kami untuk terus memberikan pengalaman online shopping yang lebih baik. […] Lewat fitur yang sederhana, mudah, cepat, dan efisien dari BBM Shopping, saya yakin kolaborasi ini akan mendorong masyarakat untuk bergabung dan ambil bagian dalam online marketplace.”

Sejak hadir pada Agustus 2005, BBM memang telah berkembang dari sekedar aplikasi pesan menjadi sebuah aplikasi sosial dengan beragam fitur. Beberapa di antaranya adalah BBM Game Center, BBM Pulsa/PLN, BBM Voucher, dan yang terbaru BBM Shopping sebagai fitur untuk belanja online melalui Bukalapak. BBM Shopping sendiri nantinya akan didukung oleh fitur BBM Checkout untuk pembayaran.

“Kami akan mentransformasikan BBM dari aplikasi pesan biasa antara dua orang menjadi platform mobile yang canggih dan merek-merek tidak hanya dapat melakukan interaksi dengan para konsumen, tetapi juga dapat mendorong pembelian dari para penggunanya. Kami juga akan mengurangi waktu checkout pengguna dengan proses yang lebih efisien untuk meningkatkan konversi penjualan bagi pedagang  dan mengurangi kemungkinan para pengguna untuk meninggalkan keranjang belanja mereka,” ujar Matthew Talbot, CEO Creative Media Works, perusahaan yang mengoperasikan dan menjalankan BBM secara global.

Talbot menambahkan, “BBM [akan] terus berupaya mengembangkan fitur dan layanan baru untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna dan nilai tambah untuk para mitra kami, dengan segera memperluas platform komunikasi untuk para pembeli dan penjual BBM Shopping melalui BBM Chat. Hal ini guna menciptakan pengalaman yang lebih mengesankan dan menarik untuk para pengguna.”

Ke depannya, berbagai startup portofolio EMTEK juga direncanakan untuk dapat terhubung dengan layanan BBM. Sebagai informasi, EMTEK sendiri telah berinvestasi di beberapa startup yang bergerak di sektor e-commerce seperti Bukalapak, Bobobobo, dan HijUp.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Persiapkan IPO Paling Lambat 2026

Bukalapak, salah satu marketplace terbesar di Indonesia, tengah mempersiapkan rencana melantai (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat 10 tahun dari sekarang atau sebelum 2026. Selain itu, dalam kurun waktu tersebut diharapkan dapat merangkul hingga 30 juta pelapak (penjual). Jumlah tersebut lebih dari separuh jumlah pengusaha UKM yang tercatat dalam Kementerian Koperasi dan UKM RI sebesar 57,9 juta pada 2015.

Seperti diberitakan sebelumnya, BEI mendorong Bukalapak untuk menjadi salah satu pelopor startup lokal yang melakukan IPO di Tanah Air bersama-sama dengan Kaskus. Namun, pada saat itu kabar tersebut disangkal oleh Achmad Zaky, CEO Bukalapak.

[Baca juga: Bukalapak dan Kaskus Klarifikasi Rumor IPO (UPDATED)]

“Dalam kurun 10 tahun mendatang, kami menargetkan sudah melantai di BEI. IPO itu adalah alat, jangan dijadikan tujuan, sebab kami akan pakai alat apa saja untuk membuat UKM Indonesia jadi lebih maju,” ujar M Fajrin Rasyid, Co-founder dan CFO Bukalapak, saat ditemui DailySocial di kantornya, Senin (29/8).

Mengenai target pelapak, lanjutnya, dari data Kemenkop tidak seluruhnya UKM bisa feasible untuk dijadikan sebagai usaha online. Maka dari itu, pihaknya menaruh patokan sekitar 25 juta sampai 30 juta di antaranya memiliki potensi bisa bergabung menjadi penjual di Bukalapak.

“Kami prediksi dari total pengusaha UKM yang terdata oleh Kemenkop sekitar 25 juta sampai 30 juta di antaranya menjadi target kami untuk bisa bergabung menjadi penjual di Bukalapak.”

Bukalapak sendiri tahun ini menargetkan jumlah pelapak yang bergabung mencapai angka 2 juta, pencapaian hingga Agustus 2016 sudah melebihi 1 juta pelapak. Dalam jangka menengah, Bukalapak juga menargetkan pada 2020 jumlah pelapak bisa menyentuh angka 10 juta.

Menurutnya, strategi yang dipakai Bukalapak untuk menggaet lebih banyak pelapak dengan aktif mengadakan roadshow ke kota-kota di Indonesia, kopi darat dengan pelapak existing dan calon pelapak, dan terus memperbaharui fitur forum diskusi yang sudah disediakan Bukalapak. Strategi pendekatan lainnya, lanjutnya, masih dalam perencanaan perusahaan sambil mengikuti perkembangan konsumen Indonesia.

Sebab, perlu diketahui, belum tentu strategi yang dilakukan Bukalapak pada saat ini bisa diaplikasikan pada masa depannya. “Kami akan terus menyesuaikan strategi sesuai dengan perkembangan konsumen dan perekonomian Indonesia itu sendiri agar bisa tetap tepat sasaran. Sekaligus, membuat kami jadi lebih aware agar tetap bisa bersaing dengan markeplace lainnya.”

Fajrin juga mengungkapkan, dalam beberapa tahun pihaknya berambisi ingin membawa produk UKM Indonesia ke ranah pasar internasional. Namun hingga kini, rencana tersebut masih dalam tahap kajian internal perusahaan. Mengingat banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan, misalnya meningkatkan tingkat edukasi penjual dan pembeli, perbaikan sistem logistik, dan sebagainya.

Edukasi menjadi salah satu pekerjaan rumah terbesar Bukalapak. Sebab, masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep marketplace dan perbedaaannya dengan e-commerce atau iklan baris online. Selain itu, masih banyak penjual yang masih menjadikan media sosial sebagai basis utama penjualan online mereka.

Akan tetapi, bila dibandingkan kondisinya dari tahun-tahun sebelumnya sekarang ini sudah lebih baik. Pasalnya, tingkat penetrasi masyarakat Indonesia terhadap internet sudah berangsung meningkat, belum lagi ditambah harga smartphone dan paket data yang semakin terjangkau sehingga akses internet semakin mudah didapat.

“Visi misi kami hingga 10 tahun mendatang adalah menjadi partner utama seluruh UKM di Indonesia, dengan merangkul sebanyak-banyaknya pengusaha. Kemudian, Bukalapak bisa menjadi brand yang melekat dari benak setiap orang ketika ingin berjualan dan membeli suatu produk. Sama halnya dengan YouTube yang pertama kali muncul di benak orang-orang saat ingin menonton video online.”

Terus perbaiki bisnis

Bukalapak, sambung Fajrin, juga terus memperbaiki bisnis guna mendapatkan pengguna lebih banyak lagi. Bukalapak sudah tersedia dalam platform desktop, Android, dan iOS. Dia mengklaim, rating Bukalapak dalam aplikasi mobile termasuk salah satu aplikasi dengan rating tertinggi di antara marketplace lainnya.

Rating menjadi salah satu patokan utama yang diambil Bukalapak dalam peningkatan kualitas bisnis untuk konsumennya. Kendati demikian, hal ini tidak membuat Bukalapak tidak menjadi bias karena lebih mengutamakan aplikasi mobile ketimbang desktop.

Menurutnya, mengutamakan seluruh channel marketing bisa membuat Bukalapak terus menjaga kualitas pelayanannya. Dia mengungkapkan, ada suatu tren yang diperkirakan bakal terjadi di masa mendatang, ketika konsumen akan kembali ke penggunaan desktop daripada mengunduh aplikasi di smartphone-nya.

“Meski itu hanya suatu riset, tapi kami menganggapnya kemungkinan saja bisa terjadi. Pasalnya ada kemungkinan konsumen akan lebih selektif dalam mengunduh aplikasi dalam smartphone karena bisa jadi ingin menghemat storage dan ingin merasakan experience terlebih dahulu dengan mengakses lewat desktop. Apabila ada manfaatnya, baru mereka akan mengunduhnya. Hal inilah yang membuat kami tetap ingin memajukan seluruh channel yang dimiliki.”

Selain itu, Bukalapak juga akan tetap rutin menjaga keamanan data pelanggan dan perusahaan dengan menggandeng perusahaan internet security dan hacker secara berkala. Hal ini agar potensi kejahatan online bisa diminimalisir Bukalapak sekaligus menjaga kenyamanan konsumen saat bertransaksi.

Dari sisi logistik, Bukalapak ingin terus menambah rekanan kerja sama dengan perusahaan logistik agar lama waktu pengiriman bisa lebih singkat dengan biaya yang lebih terjangkau.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Klaim Kini Miliki 17 Juta Pengguna Terdaftar dan Rangkul 1 Juta UKM

Salah satu target Bukalapak ketika menginjak usia enam tahun di tahun 2016 ini adalah bisa merangkul setidaknya dua juta UKM untuk bergabung di platform mereka. Kini, Bukalapak mengklaim sudah memiliki 17 juta pengguna terdaftar dan ada hampir satu juta UKM yang bergabung di platform mereka. Lewat program nasional Penggerak Pelapak, Bukalapak juga ingin mengajak anak-anak muda di Indonesia untuk mendorong UKM Indonesia ‘naik kelas’.

Pada Januari 2016 silam, Bukapalak merayakan ulang tahun mereka yang keenam. Ada dua resolusi yang diungkap oleh CEO Bukalapak Achmad Zaky ketika itu, yakni untuk bisa sejajar dengan pemain global lain dan bisa merangkul dua juta UKM Indonesia. Sedangkan dari sisi transaksi, target yang ingin dicapai saat itu adalah bisa melompat setidaknya enam kali lipat dari tahun 2015 lalu.

Kemarin (23/6), dalam acara temu media yang berlangsung di Seribu Rasa, Jakarta, Zaky mengungkapkan bahwa Bukalapak kini telah memiliki 17 juta pengguna terdaftar dengan empat sampai lima juta di antaranya adalah pengguna aktif. Di samping itu UKM yang telah dirangkul jumlahnya saat ini mencapai hampir satu juta. Ini juga tidak lepas dari salah satu program nasional yang dilancarkan oleh Bukalapak, yaitu Penggerak Pelapak.

Penggerak Pelapak adalah program yang lahir dari gagasan bahwa ‘menaikkelaskan’ UKM di era digital mutlak diperlukan untuk menopang perekonomian bangsa. Para Penggerak Pelapak sendiri terdiri dari talenta-talenta muda yang bertugas di daerah masing-masing untuk mengajak UKM ‘naik kelas’ melalui platform digital. Saat ini Bukalapak sendiri sudah memiliki Penggerak Pelapak yang tersebar di 14 kota, mulai dari Cimahi, Solo, Malang, Lampung, Palembang, Pangkal Pinang, dan Pekalongan.

Zaky mengatakan, “Gerakan ini akan membantu UKM berjualan secara nasional [melalui Bukalapak] dan diharapkan bisa meningkatkan pendapatan mereka. Peserta [Penggerak pelapak] nantinya harus mengajari pelaku UKM dalam membuat lapak online dan mengembangkan bisnisnya. […] Hingga saat ini sudah ada ratusan orang yang bergabung dan kami ingin ada ribuan orang [bergabung] yang tersebar secara nasional.”

Bukalapak juga tidak sendirian dalam menjalankan program Penggerak Pelapak ini. Menurut Zaky, ada kerja sama dan dukungan yang diberikan oleh Bekraf dan juga Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk memberikan pelatihan.

Pada April silam Bukalapak sendiri telah menjalin kerja sama dengan Bekraf untuk memaksimalkan potensi UKM melalui pendampingan pemasaran online, fasilitasi hak cipta, hingga dukungan finansial.

Application Information Will Show Up Here

Kerja Sama Bekraf dan Bukalapak Maksimalkan Potensi UKM Kreatif Nasional

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Bukalapak meresmikan kerja sama dalam komitmen memajukan pelaku ekonomi kreatif agar dapat bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) melalui pendekatan digital. Secara seremonial, nota kesepahaman ditandatangani Kepala Bekraf Triawan Munaf dan CEO Bukalapak Achmad Zaky dalam rangkaian acara bertajuk “Kampanye Pahlawan Pelapak” di kantor Bukalapak.

Melalui kerja sama ini, Bukalapak dan Bekraf berkomitmen untuk melakukan pendampingan pemasaran online, fasilitasi hak cipta, dukungan finansial, pengembangan talenta serta pembinaan pengembangan produk kreatif bagi para pelaku ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya, Triawan menyampaikan pandangan seputar kerja sama ini:

“Bekraf menyambut baik kerja sama yang akan kami lakukan dengan Bukalapak. Bukalapak memiliki misi untuk bersama-sama memajukan para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Selain itu, dari 16 sub-sektor industri kreatif yang menjadi tugas pokok kami, tujuh di antaranya seperti fashion, kuliner, kerajinan, musik, desain komunikasi visual, aplikasi dan pengembangan game, hingga seni rupa dapat kita kembangkan melalui kerja sama dengan Bukalapak, Lebih lanjut kita juga dapat memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif ini agar dapat terus terkoneksi, terhubung dan bersaing di MEA melalui aplikasi Bukalapak.”

Para pelaku usaha di sektor kreatif disebut-sebut menjadi bagian penting dari jantung penggerak perekonomian Indonesia. Mereka memberikan kontribusi serta andil bagi badan usaha dan penyerapan tenaga kerja nasional. Melalui platform online marketplace Bukalapak, akan disinergikan sebuah program untuk mendorong para pelaku usaha mikro (UKM) guna memperluas pangsa pasar.

Para pelaku ekonomi kreatif dari Sabang sampai Merauke memiliki potensi yang sangat besar. Untuk membantu kelangsungan usaha dan persaingan di MEA, para pelaku usaha harus tetap terhubung dan terdukung.

Dalam sambutannya Zaky menyampaikan:

“Kami percaya bahwa ekonomi kreatif, termasuk di dalamnya para Pelapak di Bukalapak, adalah penggerak dalam industri perdagangan tanah air. Dengan usaha pemerintah untuk memberikan dukungan bagi para pelaku ekonomi kreatif, kami ingin turut berkontribusi untuk membantu pemasaran melalui pemanfaatan platform digital. Melalui kerja sama kami dengan Bekraf, kami berkomitmen untuk mengajak dan membantu 100.000 pelaku ekonomi kreatif untuk go online.”

Triawan menambahkan bahwa platform e-commerce secara luas adalah keniscayaan untuk meningkatkan pasar produk ekonomi kreatif Indonesia, baik untuk pasar nasional maupun internasional.