5 Alasan Lazada Mengakuisisi RedMart

Spekulasi yang muncul akhir pekan lalu bahwa Lazada, online marketplace terdepan di Asia Tenggara, yang dikabarkan ingin mengakuisisi startup online grocery asal Singapura, Redmart seharga $30-40 juta, telah terkonfirmasi. Lazada, yang baru mendapat suntikan dana segar sebesar $1 miliar dari Alibaba, sebelumnya tidak dikenal dengan kebiasaan mengadopsi model dengan aset berat; bahkan mereka secara aktif mencoba berubah menjadi model marketplace sepenuhnya, khususnya setelah akuisisi Alibaba.

Lalu mengapa perusahaan yang satu ini kemudian ingin mengakuisisi sebuah peritel bahan makanan online? ecommerceIQ membagi beberapa kemungkinan alasannya:

1. Bergabung dengan arena baru yang sedang berkembang

Elektronik, kesehatan & kecantikan, pakaian, kebutuhan rumah tangga, Lazada menawarkan semua kategori ini, kecuali barang yang mudah rusak/bahan makanan.

Bahan pangan online telah hadir di Amerika Utara sejak tren Dot-com namun baru akhir-akhir ini menjadi populer melalui model on-demand, pertama kali dikenalkan oleh Instacart dan sejak saat berkembang dengan kehadiran Google dan Postmates yang memenuhi ruang ini.

Sektor bahan makanan offline di Singapura bernilai dengan estimasi sebesar SG$5.5 miliar pada 2014, sementara ritel bahan makanan online diperkirakan berharga SG$120 juta dan hanya menyusun 1-2% dari seluruh pasar bahan makanan di Singapura. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak pekerja profesional dan keluarga yang rela mengeluarkan uang untuk mendapati kenyamanan bahan makanan mereka dikirimkan ke pintu depan mereka.

Dari semua negara Asia Tenggara, Singapura memiliki penetrasi internet tertinggi dan kemampuan berbelanja terbesar, menjadikan pasar ini paling siap untuk model bisnis seperti ini. ECOMScape: Singapore menunjukan banyaknya pemain, baik dari tradisional peritel bahan makanan offline maupun pemain online murni, yang turut bergabung di sektor e-grocery ini dengan harapan bisa mendapatkan bagian di pasar online ini.

Landscape E-Commerce Food Grocery Singapura
Lanskap E-Commerce Food Grocery Singapura
Lanskap E-Commerce Ritel Singapura
Lanskap E-Commerce Ritel Singapura

“Strategi untuk memasuki ruang ini adalah mencari pemain lokal yang telah menunjukan traksi dan membeli mereka untuk mendapatkan pijakan yang kuat dan kita akan melihat banyak (kejadian) seperti itu,” ujar Vinnie Lauria, Founding Partner dari Golden Gate Ventures, yang telah berinvestasi di marketplace seperti Carousell dan penjual bahan makanan online Redmart.

Dengan mengakuisisi Redmart, Lazada akan turut masuk ke dalam kompetisi bahan makanan online yang sudah sengit namun dengan reputasi yang terjamin dan Alibaba di sudut mereka, mereka memiliki kemampuan untuk mengurangi kerugian operasional Redmart dan menjadi pemain baru yang kuat. Akuisisi Redmart oleh Lazada sebenernya menyelamatkan startup tersebut untuk berakhir menjadi Webvan selanjutnya, pionir penjual bahan makanan online yang membakar uang terlalu cepat.

“Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan kami, kami selalu mencari cara untuk melayani konsumen kami lebih baik dengan menambahkan kategori-kategori produk baru dan memperbaiki penawaran layanan kami,” komentar Maximilian Bittner, Group CEO Lazada, tentang akuisisi ini.

Dengan pendekatan multi-kategori, akuisisi Redmart ini akan memungkinkan Lazada untuk memaksimalkan pendapatan per pengguna Redmart untuk melebihi penjualan bahan makanan yang sering dicirikan oleh margin yang tipis.

2. Lelong, lelong!

Asia Tenggara sangat menyukai penawaran yang bagus dan tidak heran bahwa Redmart diam-diam menempatkan menaruh diri mereka di pasaran setelah laporan kerugian operasional sebesar $21 juta pada 2015 dan kewajiban perusahaan yang dinilai sebesar $125 juta muncul pada awal tahun ini. Terdengar juga rumor bahwa pada awal tahun ini Redmart berusaha mendapatkan suntikan dana baru sebesar $100 juta namun belum ada konfirmasi apapun. $30-40 juta bukan lah harga yang buruk bagi startup yang telah mendapatkan pendanaan lebih dari $59 juta dari Softbank, Garena dan didukung oleh selebritas tech seperti co-founder Facebook, Eduardo Saverin.

Lazada dengan percaya diri melakukan akuisisi ini karena tahu mereka bisa mengoptimalkan biaya operasional dengan memanfaatkan armada mereka sendiri untuk melakukan pengiriman melalui LEX. Sebagai perbandingan dengan kompetitor mereka, Honestbee dan HappyFresh, model bisnis Redmart bekerja cukup baik:

Sumber: Tech In Asia
Sumber: Tech In Asia

3. Distribusi lebih lanjut untuk Alipay

Pilihan pembayaran Redmart saat ini meliputi PayPal dan kartu kredit. Tidak akan lama sebelum Lazada mengimplementasikan Alipay di situs mereka dan memungkinkan para pembelanja untuk membayar bahan makanan mereka melalui Alipay. Bahan pangan adalah gerbang yang tepat untuk membuat pengguna ketagihan untuk melakukan pembelanjaan online — dibutuhkan semua orang dan memiliki harga rata-rata yang cukup rendah. Seperti Alibaba yang memanfaatkan Didi di Cina untuk membuat penggunanya mendaftarkan diri ke Alipay Wallet dengan mensubsidi pesanan taksi, mereka akan menggunakan bahan pangan dari Redmart untuk menarik masyarakat di Asia Tenggara bergantung dengan Alipay.

Ant Financial, perusahaan di balik Alipay telah melakukan beberapa langkah untuk melancarkan ekspansi global mereka dan memastikan bahwa metode pembayaran tersebut tersebar di seluruh Asia Tenggara. Perusahaan ini telah memiliki partnership dengan banyak perusahaan, termasuk Concardis, Ingenico, Wirecard dan Zapper di Eropa, First Data dan Verizone di Amerika Utara dan Paysbuy dan Counter Services di Asia Tenggara.

Alipay adalah sistem pembayaran dan transfer uang online terbesar di Cina dengan lebih dari 450 juta pengguna aktif. Tidak akan lama atau terlalu sulit bagi Jack Ma untuk mengeluarkan Kuda Trojan-nya.

4. Mendapatkan tenaga kerja e-commerce

Tantangan SDM bukanlah konsep yang baru bagi perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara. Dengan mengakuisisi Redmart, Lazada mendapatkan 200 pegawai in-house secara instan yang sudah terlatih di bidang khusus ecommerce. Kemampuan mengakuisisi bakat yang memiliki pengetahuan luas dan terampil akan memudahkan Lazada untuk mengekspansi ecommerce kategori bahan pangan secara cepat di negara Asia Tenggara lainnya di mana Lazada berada selain Singapura. Indonesia, Thailand, Filipina dan Malaysia mempunyai pengeluaran konsumen untuk makanan dan minuman tidak beralkohol yang masing-masing sebesar $130.2 miliar, $63.3 miliar, $51.3 miliar dan $25 miliar (Agriculture Canada). Dan selain itu…

5. Amazon segera hadir di Asia Tenggara

Raksasa ecommerce asal AS, Amazon akhirnya mengumumkan rencana mereka memasuki Asia Tenggara via Singapore pada Q1 2017 dan Lazada perlu menjaga keunggulan kompetitif mereka. Amazon telah memulai Amazon Prime dengan versi yang telah disesuaikan di Cina agar mampu berkompetisi lebih baik dengan Alibaba dan kemungkinan besar juga akan memperkenalkan layanan eksklusif yang sama di Asia Tenggara yang membuat konsumen mereka di AS sangat loyal kepada marketplace ini — seperti Amazon Fresh dan Amazon Prime.

Amazon Fresh diluncurkan pada tahun 20o7 dan saat ini berada di 17 pasar. Pembelanja hanya butuh membayar $14.99 per bulan untuk layanan ini namun membutuhkan keanggotaan Amazon Prime — sebuah layanan yang masih belum direplikasi Lazada untuk penggunanya.

“Standar bagi ritel bahan makanan sangat tinggi. Supermarket dan penjual bahan pangan adalah salah satu peritel yang terbaik di dunia.” Ajay Kava, Vice-President dari Amazon Fresh, menyampaikan kepada The Daily Telegraph.

“Kami percaya bahwa kunci dari kesuksesan jangka panjang Amazon Fresh adalah untuk menggabungkan harga yang murah, pilihan yang beragam, metode pengiriman yang cepat dan pengalaman pengguna yang dikenal dan dicintai oleh para pengguna Amazon.”

Biarkan penajaman pisau dapur ini dimulai.

Mari menajamkan pisau untuk perang e-commerce yang lebih besar tahun depan
Mari menajamkan pisau untuk perang e-commerce yang lebih besar tahun depan


Disclosure: Tulisan ini ditulis oleh Cynthia Luo dan diterjemahkan oleh Rara Kinasih. Artikel aslinya bisa diakses di sini.

Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan eCommerceIQ.

EMTEK Dikabarkan Akuisisi Layanan Sistem Pembayaran DOKU

Berdasarkan informasi dari sumber terpercaya, EMTEK dikabarkan telah mengakuisisi layanan sistem pembayaran DOKU. Kami masih berusaha mengkonfirmasi informasi ini ke kedua belah pihak dan bakal memperbarui artikel ini.

Raksasa media EMTEK dalam beberapa tahun terakhir ini memang sangat aktif mengeksplorasi dunia digital, melalui KMK Online, dalam bentuk investasi dan pembuatan platform sendiri, dari sektor e-commerce (Bukalapak, Kudo, Bobobobo), messaging (BlackBerry Messenger), dan video (Vidio). Langkah berinvestasi (atau akuisisi) di layanan sistem pembayaran adalah langkah menarik yang melengkapi sinergi produk digital yang dimiliki.

DOKU didirikan tahun 2007 dan merupakan layanan sistem pembayaran digital terdepan Indonesia dan telah melengkapi layanannya dengan produk wallet dan marketplace Popazop.

Di tahun 2014, DOKU mengungkapkan total transaksi yang dikelola selama setahun sebesar 6,5 triliun Rupiah. Sejak akhir tahun 2015 DOKU mencatat jumlah pengguna Doku Wallet sudah mencapai 850 ribu pengguna, sementara jumlah merchant saat ini 17 ribu. Terakhir DOKU bekerja sama dengan PayEase Tiongkok untuk mengakomodasi pembayaran menggunakan UnionPay. DOKU dipimpin oleh Thong Sennelius, Budi Syahbudin, Nabilah Alsagoff, dan Himelda Renuat.

Ketika Pendiri Memutuskan Menjual Startup-nya

Akuisisi dan merger perusahaan pada dasarnya adalah hal yang lumrah terjadi dalam dunia bisnis. Pun begitu, terkadang terlewat juga pertanyaan mengapa keputusan untuk menjual startup diambil pendiri bahkan ketika startup yang dibangun berada di jalur yang tepat. Meski ada beragam pendapat, namun kami mencoba untuk melihat dari sudut pandang pemain lokal yang pernah menjual startup-nya seperti Jason Lamuda (Co-Founder Disdus), Andry Suhaili (Founder PriceArea), dan Michael Saputra (Co-Founder Klik-Eat).

Skema akusisi dan merger memang terlihat mudah untuk dilakukan di atas permukaan, namun pada kenyataanya ada banyak hal perlu dipertimbangkan oleh pendiri ketika akan mengambil keputusan ini. Bukan hanya sekedar memiliki kesamaan visi, ingin perusahaan terselamatkan, ada kata sepakat, dan selesai begitu saja.

Apa yang harus ditanyakan kepada diri sendiri sebelum menjual startup?

Jason, yang sebelumnya membangun Disdus dan kini membangun Berrybenka, mengatakan, “Di saat ada offer untuk diakuisisi, harus ada pertimbangan seorang founder sebagai ‘management of the company’ dan sebagai ‘shareholder of the company’. Ini adalah dua hal yang berbeda dan belum tentu objektifnya sama.”

[Baca juga: Keputusan Mengambil Uang Tunai atau Saham Ketika Menjual Startup]

Lebih jauh, Jason juga menyampaikan lima hal yang harus dipikirkan oleh pendiri disaat akan mengambil keputusan untuk menjual startup-nya, yaitu:

  1. Apakah lebih baik bagi perusahaan untuk stay independent atau diakuisisi sekarang? Jika stay independent, financial gain-nya apa? ROI (Return of Investment) untuk shareholder berapa?
  2. Berapa likuiditas / cashout untuk akuisisi?
  3. Berapa lama lock-up­ period untuk continue menjadi manajemen setelah akuisisi?
  4. Apakah pendiri mau / bersedia untuk bekerja sama untuk acquirer?
  5. Apakah shareholders lainnya akan setuju? Berapa ROI mereka?

Pertimbangan peluang pribadi dan perusahaan

Setali tiga uang, Andry yang kini tetap membangun PriceArea setelah diakusisi Yello juga menyuarakan hal yang tidak jauh berbeda. Andry mengatakan bahwa pada dasarnya kesepakan akuisisi dan merger bisa terjadi karena memang ada benefit untuk pribadi dan perusahaan.

“Dari sisi pribadi, ini seperti peluang emas untuk loncat ke pencapaian karier yang lebih tinggi. Bisa lebih cepat belajar dan juga mengalami dan memperluas networking. Faktor lainnya juga dari segi keuangan yang saya terima, karena mencairkan saham,” ujar Andry.

Andry menambahkan, “Dari sisi perusahaan, saya melihat peluang untuk mendapatkan direct access ke resource yang mungkin sulit saya capai jika [hanya] berjalan bersama investor. Resources yang saya maksud adalah, Know-how, Teknologi, Keuangan, Manajemen, dan lainnya. Waktu itu saya juga berpikir kalau bergabung dengan tim yang jauh lebih kuat pasti bisa mengakselerasi growth yang saya inginkan, lebih cepat ketimbang bila saya lakukan sendiri.”

Andry juga menceritakan bahwa sebelum diakuisisi waktunya lebih banyak tersita untuk kegiatan fund raising ke VC demi mengangkat nilai perusahaan dan mencari modal kerja. Kini, setelah proses akuisisi, pihaknya bisa lebih fokus dalam membangun perusahaan (produk dan tim) bekerja sama secara langsung dengan tim internal dari parent company.

In the end, startup is a business that need return value

Pandangan yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Michael yang sebelumnya membangun Klik-Eat dan kini membangun Black Garlic. Menurut Michael, sudah menjadi tugas seorang pendiri atau CEO untuk memberikan nilai balik terbaik kepada shareholder perusahaan, karena membangun startup adalah bisnis.

Michael mengatakan, “Startup itu bisnis, dan seperti bisnis lainnya, dia perlu menghasilkan pemasukan atau nilai balik investasi terbaik untuk para shareholder. Sebagai CEO [atau pendiri], sudah jadi tugas saya untuk memberikannya. Jadi ketika ini berkaitan dengan menjual startup, proses pengambilan keputusan utama harus diarahkan untuk menjawab pertanyaan itu. […] Jika penawaran tidak merefleksikan nilai perusahaan dan perusahaan bisa menghasilkan nilai yang lebih baik di masa depan, tidak perlu menjualnya.”

[Baca juga: 5 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Entrepreneur Saat Menjual Startup]

“Tentu pada kenyataannya tidak akan sesederhana itu karena yang namanya buyout offer itu ada banyak macamnya, dari jenis buyout-nya (all cash, all stock, combination of them, etc) sampai terms lainnya seperti payout tranches, future performance based payment, etc. That’s where the water becomes muddy and experience is needed,” ujar Michael lebih jauh.

Ketika keputusan untuk menjual startup harus diambil, alasan ataupun latar belakangnya akan kembali kepada masing-masing individu pendiri. Ada yang menjual startup karena dia sudah merasa cukup dan ingin beristirahat, ada juga yang ingin mengakselerasi pertumbuhannya seperti Andry, dan tak jarang juga yang memulai sebuah lembaran baru seperti yang dilakukan oleh Jason dan Michael. Toh pada akhirnya startup adalah bisnis dengan merger dan akusisi yang menjadi bagian jalan ceritanya.

Go-Jek Akuisisi Marketplace Layanan Kesehatan India Pianta

Go-Jek kembali melakukan akuisisi startup asal India dalam jumlah yang tidak diungkap. Berbeda dengan proses akuisisi sebelumnya yang menitikberatkan untuk membenahi back-end Go-Jek, kali ini startup yang diakuisi adalah marketplace untuk layanan kesehatan bernama Pianta. Sebagai informasi, Go-Jek sendiri merupakan bagian dari grup investor di HaloDoc, startup Indonesia yang bergerak di sektor kesehatan.

Sebelum mengakuisisi Pianta, di bulan Februari 2016 kemarin Go-Jek telah mengakuisisi dua startup asal India bernama C24 Engineering dan CodeIgnition. Tujuan dari akuisisi tersebut adalah untuk membenahi sistem back-end Go-Jek yang sering mengalami glitch ketika pengguna melakukan order.

Sedangkan proses akuisisi Pianta kali ini memiliki tujuan yang berbeda, yakni untuk mendukung langkah Go-Jek yang ingin terjun di sektor kesehatan. Go-Jek sendiri adalah investor HaloDoc, startup Indonesia yang bergerak di sektor kesehatan. Go-Jek berkolaborasi dengan Apotik Antar untuk menghadirkan layanan Go-Med dan akuisisi ini diharapkan bisa memperkuat langkah Go-Jek masuk ke layanan kesehatan on-demand.

[Baca juga: Go-Jek Bukukan Rp. 7.3 Triliun Pendanaan Baru Untuk Dominasi Pasar]

Dikutip dari ETtech, Managing Director Go-Jek Engineering India Sidu Ponnappa mengatakan, “Go-Jek [sedang] bergerak untuk meluncurkan produk on-demand kesehatan yang masih memiliki isu di pengiriman dan logistik, sedangkan itu merupakan keahlian Pianta.”

“Tim inti Pianta berasal dari Ola dan Flipkart, dan pengalaman mereka di sektor logistik dan pembayaran sangat sejalan dengan tujuan kami dan apa yang kami rencanakan untuk dicapai di kuartal mendatang,” lanjutnya.

Pianta didirikan pada tahun 2015 oleh  Swaminathan Seetharaman (ex-Ola), Ganesh Subramanian (ex-Ola), dan Nitin Agarwal (ex-Flipkart) dan telah menerima seed funding dalam jumlah yang tidak diungkap dari pendiri Freecharge Kunal Shah dan Sandeep Tandon di awal tahun ini.

Melalui akuisisi ini, delapan orang anggota tim Pianta akan bergabung dengan engineering center Go-Jek di Bangalore, India. Dengan demikian, jumlah tim engineering Go-Jek yang akan membantu operasional Go-Jek di Asia akan menjadi enam puluh orang.

Application Information Will Show Up Here

Pasca Diakuisisi, RoomToday Fokus Ekspansi di Indonesia

Pasca diakuisisi oleh private equity firm NorthCliff Capital bersama dengan lokal partner mereka Simasindo, platform pemesanan hotel last minute yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, RoomToday, berencana untuk melakukan ekspansi layanan di 12 kota besar di Indonesia.

Selama ini RoomToday telah melancarkan layanannya di Jakarta dan Bandung dan telah memiliki sekitar 4 ribu hotel sebagai mitra di tahun pertama dan menargetkan akan melakukan ekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara pada tahun 2018.

“Dengan diakuisisinya 100% RoomToday, kami menargetkan 12 juta pasar wisatawan asing yang berencana untuk mengunjungi Indonesia,” kata CEO Northcliff Erry Sulistio kepada Dealstreetasia.

Menambah jumlah tim dan memperluas layanan

Kepada DailySocial CEO RoomToday Tony Pribadi mengungkapkan proses akuisisi merupakan kesempatan yang baik bagi RoomToday untuk melakukan ekspansi dan memperluas layanan, mengembangkan tim dan menjalankan rencana bisnis.

“Saat ini kami fokus pada market di Indonesia untuk tahun pertama, dan pada akhir tahun pertama kami akan mengembangkan bisnis ke Asia Tenggara,” kata Tony.

Berbeda dengan layanan lainnya yang masih memiliki medium situs untuk layanan kepada pengguna, RoomToday sepenuhnya mengandalkan aplikasi mobile yang saat ini baru tersedia di platform Android dan iOS.

RoomToday juga melancarkan kemitraan dengan hotel wholesaler, saat ini RoomToday tengah menyelesaikan proses integrasi. Hal tersebut dilakukan untuk bisa bersaing dengan pemain lainnya dengan memberikan pendekatan yang berbeda. Untuk pilihan pembayaran RoomToday hanya menyediakan pembayaran dengan kartu kredit.

“Kami mengerti target market dan kompetisi kami, oleh karena itu kami melakukan pendekatan yang berbeda dengan yang sudah ada saat ini,” kata Tony.

Selain menawarkan pilihan hotel cepat dengan harga terbaik untuk pengguna, RoomToday mengklaim turut membantu pihak hotel untuk mendapatkan penawaran terbaik, pembayaran yang terintegrasi dan pemasaran hotel secara global untuk memastikan kamar akan terjual melalui RoomToday.

“Saat ini RoomToday telah meluncurkan Minimum Viable Product yang dapat digunakan oleh pengguna untuk memesan kamar hotel yang sudah bermitra. Kami juga mengembangkan tim marketing dan development untuk meningkatkan dan menjalankan rencana kami,” tutup Tony.

Application Information Will Show Up Here

Lima Hal yang Perlu Diterapkan Agar Startup Diakuisisi

Banyak alasan mengapa pada akhirnya pemilik startup memilih untuk diakuisisi, di antaranya adalah untuk mendapatkan keuntungan atau berencana mendirikan startup lainnya, mereka yang kemudian memilih keputusan tersebut juga dikenal dengan sebutan ‘serial entrepreneur.’

Mendirikan startup dengan tujuan akhir di akuisisi sudah menjadi hal yang umum di kalangan pelaku startup. Untuk itu jika saat ini startup Anda telah menjalankan bisnis yang cukup positif dan berencana untuk melakukan exit dengan cara diakuisisi, ada beberapa cara tepat yang perlu untuk diterapkan.

Memiliki pasar yang menjanjikan

Startup yang baik adalah mereka yang memiliki layanan atau produk yang disukai oleh banyak orang, artinya sebelum Anda memutuskan untuk melancarkan rencana startup diakuisisi, pastikan dulu produk Anda disukai dan telah memiliki jumlah pelanggan yang banyak dan terus bertambah. Pada akhirnya pihak yang nantinya akan mengakuisisi startup Anda berharap akan mendapatkan keuntungan dengan mengakuisisi startup Anda. Semakin banyak jumlah pelanggan yang Anda miliki semakin besar kesempatan startup Anda diakuisisi.

Produk digunakan setiap hari

Salah satu jenis startup favorit yang menjadi incaran dari investor adalah, startup yang memiliki produk atau layanan yang dibutuhkan dan digunakan oleh orang banyak setiap harinya. Dengan demikian memang terbukti bahwa produk yang dibuat bersifat esensial dan diperlukan setiap harinya untuk mempermudah dan membantu kehidupan orang banyak. Hal tersebut yang kemudian menarik perhatian investor dan perusahaan yang akan mengakuisisi, yaitu jika startup bisa menciptakan hubungan baik dan berkelanjutan dengan pelanggan yang tentunya bisa menambah pendapatan setiap harinya.

Produk yang menarik dan mudah digunakan

Sudah banyak startup hingga perusahaan teknologi yang menginvestasikan uang mereka untuk membuat produk yang menarik, bermanfaat dan tentunya mudah digunakan. Menjadi hal yang percuma jika Anda telah menerapkan teknologi terkini namun sulit untuk diadopsi oleh pengguna. Untuk itu jika Anda berencana untuk menarik perhatian pihak terkait untuk mengakuisisi startup, pastikan produk yang Anda buat mudah untuk digunakan.

Memiliki tim yang solid

Salah satu alasan utama perusahaan kemudian memutuskan untuk mengakuisisi startup adalah talent atau anggota tim yang solid dan berbakat. Untuk itu jika saat ini Anda merasa telah memiliki anggota tim yang memiliki kapabilitas yang prima dan tentunya saling mendukung, tidak akan sulit untuk menarik perhatian perusahaan besar yang tepat untuk kemudian mengakuisisi startup.

Bisa mengelola keuangan dengan baik

Jika saat ini startup Anda mampu mengelola pengeluaran dengan baik dan mampu mengontrol terjadinya pemborosan, bersiaplah untuk dilirik oleh investor hingga perusahaan yang berniat untuk mengakuisisi startup Anda. Startup yang baik dan ideal adalah startup yang mampu menunjukkan profit dengan stabil dan juga mampu untuk menekan pengeluaran dengan baik. Untuk itu sebagai pemilik startup dan pimpinan, Anda wajib untuk mencermati kegiatan finansial di startup Anda dengan seksama.

Akuisisi Groupon Indonesia, KFit Membutuhkan Kendaraan Memasuki Pasar Indonesia

Dalam situasi yang bisa dibilang tidak diprediksikan sebelumnya, layanan berlangganan kegiatan fitness dan kesehatan KFit mengumumkan proses akuisisi terhadap Groupon Indonesia. Dengan nilai yang tidak disebutkan, Groupon Indonesia akan menjadi anak perusahaan KFit, sementara Groupon Inc akan menjadi salah satu pemegang saham KFit. Akuisisi direncanakan akan selesai kuartal ketiga 2016 dan KFit memastikan tidak ada perubahan langsung terhadap bisnis Groupon Indonesia saat ini.

KFit yang berpusat di Malaysia didirikan oleh Joel Neoh, yang seperti diingatkan Tech In Asia, sempat lama malang melintang sebagai eksekutif Groupon di Asia. Selain di Malaysia, KFit beroperasi di Singapura, Australia, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. KFit hingga saat ini belum memiliki bisnis di Indonesia.

Masuklah Groupon Indonesia. Akuisisi terhadap layanan daily deals Disdus di tahun 2011 adalah titik tolak masuknya Groupon di Indonesia. Sempat mengalami masa keemasan di tahun 2011-2012, bisnis deals tidak pernah mencapai kondisi awal dan performanya terus menurun. Sebagai perbandingan, Ensogo yang merupakan pesaing Groupon di Asia Tenggara sudah memecat separuh pegawainya awal tahun ini (dari 600 orang menjadi 300 orang) karena performa bisnis sepanjang 2015 yang kurang bagus.

Neoh, dengan pengalamannya di Groupon, melihat Groupon Indonesia sebagai kendaraan yang tepat bagi KFit untuk memasuki pasar Indonesia.

Neoh mengatakan, “Kombinasi kehadiran Groupon Indonesia yang sudah mapan dan pengalaman KFit dalam membangun platform mobile-first akan mendorong kami dalam pasar perdagangan lokal dengan pertumbuhan tinggi.”

“Sementara KFit akan terus fokus ke layanan kesehatan dan fitness, akuisisi ini merepresentasikan arah strategi bagi kami untuk meningkatkan dan memperluas tawaran yang kami berikan. Dalam jangka panjang, akuisisi ini akan menyediakan platform yang kuat untuk pertumbuhan [pasar] di Asia Tenggara,” lanjutnya.

Meskipun sudah melewati masa puncaknya, Groupon Indonesia masih memiliki lebih dari 1 juta pelanggan (melalui email) dan bekerja sama dengan lebih dari 15.000 penjual.

Basis pelanggan inilah yang dipercaya bisa membantu KFit memasuki pasar Indonesia. Paket promosi yang ditawarkan KFit di segmen kesehatan dan kecantikan sangat cocok dengan profil konsumen Groupon Indonesia. Bahkan kalau kita melihat ke situs Groupon Indonesia sekarang, layanan fitness seperti Gold’s Gym dan Celebrity Fitness termasuk paket yang di-feature di halaman depan.

Hal lain yang menjadi faktor akuisisi ini adalah ketersediaan entitas badan hukum yang memudahkan KFit untuk beroperasi di Indonesia. Seperti kita ketahui, pemerintah saat ini sedang mendorong peraturan yang rencananya akan memperketat pendirian layanan OTT. KFit bisa mengurangi masalah di area ini dengan mengakuisisi layanan yang sudah jelas badan hukum dan perpajakannya di Indonesia.

Di sisi pemasaran, tak bisa dielakkan bahwa langkah akuisisi ini strategis untuk mempercepat perkenalan KFit di Indonesia. Di sisi lain, masuknya KFit ke segmen e-commerce dan deals adalah hal baru dan bisa menjadi tanda tanya bagi strategi KFit ke depannya. Besar kemungkinan nantinya Groupon Indonesia akan dibawa ke fokus mobile, seperti halnya tren e-commerce yang kini dijalankan Carousell, Lyke, atau Shopee.

Setidaknya, Groupon memiliki optimisme bahwa bisnisnya di Indonesia bisa menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan layanan e-commerce yang kini jauh lebih keras gaungnya.

“Kami percaya bahwa tim KFit memiliki komposisi yang tepat untuk membawa bisnis [Groupon] di Indonesia ke level yang lebih baik, karena Joel adalah pemimpin yang hebat untuk Groupon Asia Pasifik di masa lalu. Kami berharap bisa melihat perusahaan bertumbuh dan bersemangat untuk menjadi pemegang saham strategis KFit,” ujar Presiden Groupon Asia Pasifik Michel Piestun.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Alibaba Akuisisi Lazada (UPDATED)

Raksasa e-commerce Tiongkok Alibaba secara resmi mengumumkan telah mengakuisisi layanan mayoritas saham marketplace terbesar di Asia Tenggara Lazada dengan nilai total sebesar $1 miliar. Valuasi Lazada secara total adalah $1.5 miliar. Lazada kini beroperasi di enam negara Asia Tenggara.

Alibaba menyebutkan akuisisi ini terdiri dari investasi baru senilai $500 juta dan pembelian saham, dari pemilik saham yang sudah ada, sebesar sisanya. Investor lama Lazada, total ada 9 investor, menjual sebagian sahamnya, dengan Rocket Internet, Kinnevik, dan Tesco masing-masing masih memiliki 8,8%, 3,6%, dan 8,3% saham pasca akuisisi.

Rocket Internet menyebutkan penjualan sahamnya di Lazada menghasilkan return 15 kali lipat dibanding total investasinya di layanan marketplace yang didirikan tahun 2012 ini.

Presiden Alibaba Michael Evans dalam rilis persnya mengatakan:

“Globalization is a critical strategy for the growth of Alibaba Group today and well into the future. With the investment in Lazada, Alibaba gains access to a platform with a large and growing consumer base outside China, a proven management team and a solid foundation for future growth in one of the most promising regions for eCommerce globally. This investment is consistent with our strategy of connecting brands, distributors and consumers wherever they are and support our ecosystem expansion in Southeast Asia to better serve our customers.”

CEO Lazada Group Max Bittner menambahkan:

“We are very excited about joining forces with Alibaba and see significant synergies that will drive great benefits to our customers in Southeast Asia. Southeast Asia is an attractive mobile-driven consumer market that is highly fragmented and diverse with significant barriers to entry and a nascent modern retail sector that has large headroom for growth. The transaction will help us to accelerate our goal to provide the 560 million consumers in the region access to the broadest and most unique assortment of products. Furthermore, leveraging Alibaba’s unique knowhow and technology will allow us to rapidly improve our services and provide an even more effortless shopping and selling experience.”

Alibaba juga telah mendapatkan hak untuk mengambil alih sisa saham Lazada, yang belum diakuisisinya, 12 hingga 18 bulan setelah transaksi berlangsung.

Application Information Will Show Up Here

Diakuisisi Lippo Group, AllDealsAsia akan Ditutup

Situs buying deals aggregator bernama AllDealsAsia mengumumkan finalisasi akuisisi layanannya oleh Lippo Group. Berdiri tahun 2010 di Singapura, AllDealsAsia adalah salah satu situs agregator generasi pertama di Asia yang didirikan oleh kakak-beradik Yiping dan Wayne Goh. Per tanggal 30 April 2016, layanan ini akan resmi ditutup.

Akuisisi ini lebih bersifat acqui-hire karena Yiping Goh merupakan Founding Member MatahariMall dan menyumbang banyak insight tentang bisnis e-commerce di Asia Tenggara. Yiping adalah Chief Product Officer and Co-Lead of CrossBorder Sellers Programme layanan marketplace unggulan Group Lippo ini.

“Sebelumnya saya memang sangat sibuk melakukan persiapan peluncuran MatahariMall, baru saat ini saya bisa mengumumkan secara resmi proses akuisisi tersebut yang telah mencapai tahap final,” kata Yiping kepada e27.

Direktur Lippo Group John Riady menambahkan,  “Hal ini merupakan partnership yang sangat baik, kami melihat saat ini sudah tercipta tim yang terbaik, dan tentunya kami bisa belajar lebih banyak terkait dengan e-commerce di kawasan dengan mereka.”

Saat ini Yiping tengah mengembangkan strategi yang tepat agar pedagang dari Singapura, yang sebelumnya merupakan partner AllDealsAsia, bisa menawarkan produknya di Indonesia melalui MatahariMall. Penjualan cross-border ini diharapkan bisa menambah jumlah konsumen.

Perjalanan dan Pelajaran MakanLuar Yang Diakuisisi Chope

Layanan reservasi restoran online MakanLuar telah diakuisisi oleh Chope. Jawara TOP100 Startups Echelon Indonesia tahun 2015 tersebut membuktikan kredibilitas dan traksi bisnisnya di pasar nasional. Duo founder MakanLuar Kunal Narang dan Hiro Mohinani bercerita singkat mengenai perjalanan MakanLuar sebelum pada akhirnya diakuisisi Chope untuk melanjutkan ambisinya menguasai pasar regional.

Sejak awal berdiri di tahun 2013, MakanLuar telah lama terinspirasi oleh Chope yang telah kokoh berdiri sebelumnya. Hiro sendiri mengakui mencari celah untuk MakanLuar untuk bisa mengiringi dan menjalin kerja sama dengan Chope, namun keterbatasan pengalaman dan solusi menjadikan hal tersebut sulit dilakukan.

“Sekarang kami memiliki traksi dan kuku yang baik di pasar Indonesia, kami butuh tumbuh dan berkembang, sementara Chope ingin ekspansi ke Indonesia. Hal tersebut cukup masuk akal bagi kami untuk menghubungi Chope, di momen ini keseluruhan perjanjian dan proses akuisisi dimulai,” ujar Kunal.

Babak baru dari pengembangan bisnis dari kedua entitas ini adalah eksposur ke pasar regional, dan menggaet lebih banyak restoran di wilayah ini. Kunal menambahkan, “Jika Anda lihat dari kedua produk [MakanLuar dan Chope], kami berbagi filosofi dan kultur yang sama dalam hal kualitas layanan di mana pun target pasar kami.”

Perbincangan mengenai akuisisi tentunya membutuhkan waktu bagi tim internal MakanLuar untuk menyelaraskan keputusan. Mendefinisikan pro dan kontra yang ada. Di atas segalanya, restoran yang terdaftar sebagai mitra harus mendapatkan benefit.

“Mereka [restoran terdaftar di MakanLuar] mendapatkan eksposur tak hanya dari pengguna kami, tetapi juga pengguna Chope di wilayah regional nantinya. Menurut saya proses akuisisi ini pada akhirnya banyak menguntungkan MakanLuar,” papar Kunal.

MakanLuar tetap dikemudikan oleh Kunal dan Hiro yang secara berangsur akan mengubah entitasnya sebagai Chope Indonesia dalam enam hingga dua belas bulan ke depan.

Diakuisisi seharusnya bukan tujuan

Kunal meyakinkan bahwa merencanakan tujuan utama untuk meraih “exit” bukanlah hal yang tepat. Exit adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan dalam kondisi jika itu adalah yang tepat untuk bisnis Anda untuk maju dan terus berkembang. Meskipun begitu, memang perlu ada langkah yang harus dipersiapkan untuk mencapainya.

Membangun kredibilitas. Berbicara dengan banyak konsultan, mentor, investor dan siapa pun yang berkepentingan di industri ini secara jujur tentang progres dan tantangan yang dihadapi. Jika seseorang kerap menyuarakan kesuksesannya, Kunal menyatakan bahwa kita harus berasumsi: 1) mereka tidak membutuhkan bantuan, dan melewatkan banyak kesempatan untuk pelajaran dan saran, 2) hal tersebut cenderung tidak mungkin karena tantangan besar selalu menghantui apalagi di bisnis yang membutuhkan skalabilitas cepat. Di waktu yang sama, startup juga harus mampu menyisipkan sekelumit cerita sukses untuk meyakinkan bahwa bisnisnya berada di jalur yang tepat.

Network, network, network. MakanLuar adalah jawara TOP100 Startups Echelon Indonesia 2015. Berpartisipasi dalam kompetisi dan acara serupa di dalam dan luar negeri memperluas jaringan, serta memahami tren dari berbagai sudut pandang.

Persistensi dan tekun. Para pendiri startup kerap kali mengalami ide mereka tak berjalan sesuai rencana, lalu beralih ke solusi berikutnya. Faktanya hal tersebut memang tidak pernah mudah.

Growth tidak pernah menjadi sebuah garis lurus yang mulus, membutuhkan 100 kali percobaan yang berbeda-beda untuk membuktikan bisnis Anda mampu bertahan. Proses ini membutuhkan waktu dua bulan, bisa setahun, atau bahkan dua tahun. Dan hal itu merupakan hal yang melekat erat pada kultur startup,” tegas Kunal.