Resmi Dirilis, Konsol Baru Atari VCS Mendapat Respon Negatif

Kehadiran kembali konsol legendaris Atari tentu sudah dinantikan oleh para gamer di seluruh dunia sejak pertama kali diperkenalkan pada 2018 lalu. 4 tahun berlalu, akhirnya konsol terbaru bernama Atari VCS tersebut dirilis ke pasaran.

Namun, peluncuran Atari VCS ini kelihatannya tidak sesuai harapan banyak gamer. Beberapa media yang telah mengeluarkan review terhadap konsol ini seperti IGN langsung menunjukkan alasan-alasan mengapa konsol ini menjadi kegagalan lain dari konsol baru yang ingin masuk ke pasaran.

Yang pertama adalah konsol ini tidak akan membawa game baru Atari namun memainkan 80 game-game klasik Atari dan arcade yang sudah disematkan di dalamnya. Konsol ini dikatakan mampu mendukung resolusi 4K tetapi performanya sangat buruk.

Di luar hal tersebut konsol ini difungsikan sebagai mini PC. Namun untuk menggunakan fitur ini para gamer harus memiliki flashdisk/ harddisk eksternal untuk menginstal sistem operasinya sendiri. Dari yang dikatakan IGN, Atari VCS dikatakan sudah terbukti mampu menjalankan Windows namun tidak bisa menjalankan Ubuntu.

Dan yang paling mengejutkan dari Atari VCS adalah harganya. Konsol ini ditawarkan dengan harga US$300 atau sekitar Rp4.341.000. Namun untuk harga tersebut para pemain tidak akan mendapatkan kontroler.

Sedangkan untuk mendapatkan kontroler modern dan klasiknya, para gamer harus membeli bundle seharga $400 atau sekitar Rp5.788.300. Berarti konsol tersebut berada di kisaran harga dari Nintendo Switch, Xbox Series S, dan bahkan Playstation 5 Digital.

Menjadikan Atari VCS sebagai mini PC kelihatannya bukan keputusan yang tepat (Image credit: Atari VCS)

Dengan harga yang bisa dikatakan setara dengan konsol next-gen. Atari VCS menjadi konsol yang terbilang mahal karena tujuan utamanya untuk memainkan game-game retro sebenarnya bisa dengan mudah dilakukan di PC lewat emulator.

Apalagi konsol ini bahkan masih memiliki beberapa masalah teknis untuk menjalankan game-game retro atau arcade. Salah satunya adalah masih bermasalahnya konsol ini memainkan game-game di resolusi 4K.

Bahkan grafis yang ditawarkan dari game-game retro yang dijalankan tidak lebih bagus dari emulator di PC. Sehingga, kemungkinan besar konsol Atari VCS ini akan lebih jadi barang koleksi semata — terutama lewat desain bergaya retro yang ikonik.

Tencent Buka Kantor Baru di Los Angeles, Jumlah Pemain Valorant Capai 14 Juta Orang

Ada beberapa kabar menarik yang muncul di dunia gaming pada minggu lalu. Salah satunya, Tencent memutuskan untuk membuka kantor cabang baru di Los Angeles. Sementara Facebook baru saja mengakuisisi Unit 2 Games, kreator dari Crayta. Dan Riot Games mengungkap, jumlah pemain aktif bulanan Valorant telah mencapai 14 juta orang.

Tencent Buka Kantor Baru di Los Angeles

Tencent America membuka kantor baru di Los Angeles. Terletak di Silicon Beach, Tencent L.A. akan memiliki pekerja sebanyak 150 orang. Dan dalam waktu tiga tahun ke depan, mereka berencana untuk menambahkan jumlah karyawan di posisi game design, game development, dan engineering. Dengan kantor terbaru ini, Tencent punya lima kantor di Amerika Serikat, lapor GamesIndustry. Kelima kantor itu terletak di Los Angeles, Palo Alto, Irvine, Seattle, dan New York. Belakangan, Tencent tidak hanya aktif untuk melakukan ekspansi secara fisik, mereka juga aktif melakukan merger dan akuisisi. Pada 2020, perusahaan Tiongkok itu ikut serta dalam 31 deal bisnis.

Valorant Punya 14 Juta Pemain Aktif Bulanan

Minggu lalu, Riot Games mengungkap, Valorant kini punya 14 juta pemain PC aktif bulanan. Padahal, game FPS tersebut baru diluncurkan pada 2 Juni 2020. Pada pekan lalu, Riot juga mengumumkan rencana mereka untuk membuat versi mobile dari Valorant.

VCT: Masters Stage 2 baru saja digelar pada akhir Mei 2021.

Untuk mengembangkan ekosistem esports Valorant, Riot telah mengadakan Valorant Champions Tour. VCT berlangsung selama satu tahun penuh. Turnamen-turnamen dari VCT terbagi ke tiga level: Challengers, Masters, dan Champions. Turnamen major kedua dari Valorant, VCT: Masters Stage 2 baru digelar pada akhir Mei 2021. Riot menyebutkan, babak final antara Sentinels dan Fnatic berhasil mendapatkan lebih dari satu juta concurrent viewers. Sementara Average Minute Audience (AMA) dari pertandingan tersebut mencapai 800 ribu orang, lapor VentureBeat.

Facebook Akuisisi Unit 2 Games

Facebook mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Unit 2 Games, kreator dari Crayta, platform untuk membuat game menggunakan Unreal Engine 4. Perusahaan media sosial itu mengatakan, akuisisi ini akan membantu mereka untuk memperbanyak konten gaming. Dengan mengakuisisi Crayta, Facebook memudahkan para penggunanya untuk membuat, merilis, dan membagikan game melalui platform Facebook Gaming.

“Ke depan, para pengguna Facebook akan bisa membuat game dalam hitungan menit tanpa harus belajar programming, sementara kreator yang lebih berpengalaman akan bisa membuat game sekompleks yang mereka mau,” kata Vice President of Facebook Gaming, Vivek Sharma, menurut laporan GamesIndustry.

Kompetisi Gamers Without Borders Kembali Digelar

Kompetisi internasional Gamers Without Borders — yang menawarkan total hadiah US$10 juta untuk kegiatan amal — telah dimulai pada Sabtu, 5 Juni 2021. Selain total hadiah, dana yang didonasikan selama kompetisi berlangsung juga akan diberikan untuk kegiatan amal. Sementara itu, kegiatan amal yang dipilih adalah program distribusi vaksin di negara-negara yang kurang mampu, menurut laporan Reuters.

Gamers Without Borders kembali diadakan.

Kompetisi Gamers Without Borders akan berlangsung selama sembilan minggu. Kompetisi itu akan diikuti oleh para pemain profesional dan influencers. Beberapa game yang diadu dalam turnamen tersebut antara lain Rainbow Six: Siege, Fortnite, Rocket League, PUBG Mobile, dan Counter-Strike: Global Offensive.

Pendiri Atari Pimpin Studio Game Baru, Athena Worlds

Pendiri Atari, Nolan Bushnell, resmi menjadi anggota dewan direksi dari Athena Worlds, studio game baru yang punya visi untuk meningkatkan kualitas visual game sehingga selevel dengan visual film bioskop. Dengan ini, Bushnell akan menjadi pemimpin dari Athena Worlds. Sementara dewan direksi dari Athena Worlds sendiri berisi eksekutif dari perusahaan-perusahaan game ternama, seperti King, Blizzard, EA, dan Konami. Teknologi yang dikembangkan oleh Athena akan bisa digunakan dalam game dari berbagai platform, mulai dari PC, PlayStation, Xbox, Nintendo, sampai mobile. Lisensi dari software dan tools buatan Athena juga akan dijual ke ke publisher game agar mereka bisa memangkas biaya dan waktu pengembangan game, lapor GamesIndustry.

Berkat Lockdown, Codemasters Bisa Adakan Diskusi Rutin dengan Pembalap F1 

Codemasters dan EA Esports baru saja merilis video gameplay dari game F1 terbaru mereka. Game racing itu akan diluncurkan pada 16 Juli 2021. Lee Mather, F1 Franchise Game Director, Codemasters mengungkap, selama pengembangan game F1 terbaru mereka, Codemasters mendapatkan banyak masukan dari para pembalap F1. Alasannya, lockdown pada awal pandemi COVID-19 membuat banyak pembalap F1 memiliki banyak waktu luang. Hal ini memungkinkan Codemasters untuk mengajak para pembalap F1 berdiskusi secara rutin. Selain itu, banyak pembalap F1 yang ikut serta dalam Virtual Grand Prix karena berbagai kompetisi balapan yang dibatalkan. Hal ini memperkuat hubungan antara para pembalap dengan tim developer.

“Salah satu dampak positif dari lockdown adalah ada banyak tim dan pembalap yang mendadak punya banyak waktu luang,” kata Mather, menurut laporan Motor1. “Kami bisa berdiskusi tentang banyak hal dengan mereka. Dan walau sekarang kompetisi balapan telah dimulai, kami masih bisa terus melanjutkan diskusi tersebut. Sekarang, kami memiliki jadwal temu yang rutin. Sebelum ini, hubungan kami dengan para pembalap memang sudah baik. Namun, sekarang, kita bisa mengadakan diskusi secara rutin. Dan para pembalap bisa memberikan masukan yang lebih banyak ke game F1.”

Epic Games Store Bakal Tawarkan 3 Game Gratis, Pemasukan Timi Studio Milik Tencent Tembus US$10 Miliar

Pada minggu lalu, Epic Games mengungkap bahwa mereka akan menawarkan tiga game gratis selama sepekan, yaitu pada 15-22 April 2021. Sementara Atari mengumumkan bahwa mereka akan membagi perusahaan menjadi dua divisi, yaitu divisi gaming dan divisi blockchain. Selain itu, Play Ventures mengumumkan, mereka telah berhasil mengumpulkan dana sebesar US$135 juta untuk diinvestasikan pada startup game. Di Tanah Air, IGAMERWORLD membuka cabang ketiga mereka di Jakarta.

Atari Kini Punya Divisi Gaming dan Blockchain

Atari kini terbagi menjadi dua divisi. Divisi Atari Gaming akan fokus pada game, sementara divisi Atari Blockchain akan berurusan dengan blockchain. Fred Chesnais, mantan CEO Atari, akan menjadi pemimpin dari divisi blockchain. Posisi CEO Atari Gaming akan diduduki oleh Wade Rosen, yang sebelum ini menjabat sebagai acting chairman. Divisi blockchain Atari kini sedang mengembangkan cryptocurrency Atari Token serta blockchain games. Divisi ini mungkin akan menjadi perusahaan mandiri di masa depan, menurut laporan VentureBeat.

IGAMERWORLD Buka Kantor Cabang di Jakarta

Pada 8 April 2021, IGAMERWORLD membuka toko cabang ketiga mereka di Jakarta. Untuk lebih tepatnya, di Komplek Harco Mangga Dua Ruko Blok N19, Jl. Mangga Dua Raya No. 11, Jakarta Pusat. IGAMERWORLD didirikan oleh Bayu Nugroho dan Tommy Switanto pada 2010. Ketika itu, visi mereka dalah untuk membuat gaming store yang lengkap dengan barang-barang berkualitas.

Acara pembukaan toko cabang ketiga dari IGAMERWORLD.
Acara pembukaan toko cabang ketiga dari IGAMERWORLD.

Pada awalnya, IGAMERWORLD fokus untuk menjual produk gaming secara online via forum-forum komunitas game. Pada 2012, mereka membuka toko offline di Surabaya dan di Bekasi. Sekarang, IGAMERWORLD membuka toko offline ketiga. Pembukaan toko di Jakarta dihadiri oleh beberapa influencers ternama, seperti Clausie, Gaby Wijaya, dan Edelyn.

Bandai Namco Rilis Pac-Man 99, Versi Battle Royale dari Pac-Man

Bandai Namco memperkenalkan Pac-Man 99 pada 6 April 2021. Satu hari setelahnya, game itu diluncurkan. Pac-Man 99 menggabungkan unsur battle royale ke game klasik Pac-Man. Dalam game ini, akan ada 99 pemain yang bermain Pac-Man. Mereka akan bersaing hingga hanya satu pemain tersisa. Anda bisa memainkan game itu secara gratis jika Anda berlangganan Nintendo Switch Online. Tahun lalu, Bandai Namco telah bereksperimen dengan Pac-Man ber-genre battle royale. Ketika itu, mereka meluncurkan game Pac-Man Mega Tunnel Battle, yang mendukung 64 pemain, lapor VentureBeat.

Pemasukan Timi Studios Capai US$10 Miliar

Pada 2020, pemasukan Timi Studios, developer dari Call of Duty Mobile, dikabarkan mencapai US$10 miliar, menurut laporan Reuters. Dengan begitu, Timi Studios, yang ada di bawah Tencent, menjadi developer terbesar di dunia. Beberapa minggu lalu, Tencent merilis laporan keuangan tahunan mereka. Mereka mendapatkan US$23,8 miliar dari game online. Para narasumber Reuters mengungkap, Timi memberikan kontribusi sebesar 40% dari total pemasukan game Tencent.

Honor of Kings alias Arnea of Valor jadi salah satu game buatan Timi Studio.
Honor of Kings alias Arnea of Valor jadi salah satu game buatan Timi Studios.

Didirikan pada 2008, Timi pada awalnya dikenal dengan nama Jade Studio. Selain Call of Duty Mobile, Timi juga membuat Honor of Kings alias Arena of Valor. Pada akhir tahun lalu, Honor of Kings berhasil mendapatkan pengguna aktif harian sebanyak 100 juta orang. Tak hanya itu, game tersebut juga masuk dalam daftar lima game mobile dengan pemasukan US$1 miliar pada 2020, menurut laporan GamesIndustry.

Play Ventures Kumpulkan US$135 Juta untuk Ditanamkan ke Startup Gamea

Play Ventures berhasil mengumpulkan dana sebesar US$135 juta untuk diinvestasikan ke startup game. Play Ventures Fund II memiliki nilai yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dana investasi yang disiapkan oleh Play Venture sebelum ini, yang hanya mencapai US$40 juta. Secara total, Play Ventures telah menyediakan dana investasi untuk developer game sebesar US$175 juta. Sejak Desember 2018, Play Ventures telah menanamkan investasi di 24 perusahaan game yang berasal dari 10 negara.

“Perusahaan-perusahaan game ini, walau mereka masih kecil, telah memberikan dampak besar,” kata Harri Manninen, Founding Partner, Play Ventures, lapor GamesBeat. “Kami yakin, ke depan, mereka akan membuat sesuatu yang menarik dan akan memperkaya portofolio kami. Kami percaya, tim developer game terbaik bisa muncul dari mana saja. Kami berencana untuk terus berinvestasi pada developer game muda dan startup layanan gaming. Kami juga akan melakukan ekspansi ke negara-negara yang menarik minat kami, seperti India dan Amerika Latin.”

Epic Games Tawarkan 3 Game Gratis

Epic Games mengungkap, mereka akan menawarkan tiga game PC gratis, yaitu The First Tree, Deponia: The Complete Journey, dan The Pillars of Earth. Ketiga game ini akan ditawarkan secara gratis selama satu minggu, dimulai pada 15 April sampai 22 April 2021, menurut laporan ComicBook.

Epic game gratis
The First Tree akan menjadi salah satu game yang Epic tawarkan secara gratis.

The First Tree merupakan game indie yang diluncurkan pada 2017. Di game itu, Anda akan bermain sebagai seekor rubah yang bisa menjelajah di sebuah open world. Sementara Deponia merupakan game adventure dari Daedalic Entertainment yang dikenal berkat ceritanya yang lucu. Terakir, The Pillars of Earth juga merupakan game adventure buatan Daedali. Game yang didasarkan pada novel dengan judul yang sama ini mengambil setting waktu di Inggris pada abad ke-12.

Sony Pictures Entertainment Jalin Kontrak dengan Netflix

Sony Pictures Entertainment baru saja menandatangani kontrak dengan Netflix. Dengan ini, film-film buatan Sony Pictures akan tersedia secara eksklusif di Netflix setelah masa tayang film-film tersebut di bioskop selesai. Kontrak ini mencakup film Uncharted yang baru akan ditayangkan di bioskop pada Juli 2021, Morbius, Where the Crawdad Sing, dan Bullet Train. Semua film itu akan tersedia di Netflix pada 2022. Tak hanya itu, sekuel dari Spider-Man: Into the Spider-Verse dan beberapa film Sony yang melibatkan karakter Marvel, termasuk Venom dan Spider-Man, juga akan bisa ditonton di Netflix, menurut laporang GamesIndustry.

Plex Arcade Adalah Layanan Streaming Khusus Game Retro

Berawal dari sebatas aplikasi media streamer untuk keperluan hiburan di rumah, Plex telah berkembang menjadi platform digital dengan banyak produk. Setelah meluncurkan layanan streaming film gratis di akhir 2019 lalu, yang terbaru mereka baru saja layanan streaming game bernama Plex Arcade.

Namun jangan bayangkan layanannya ini bakal seperti Google Stadia atau Microsoft xCloud. Yang ditawarkan justru sangatlah niche, yakni koleksi game retro, persisnya game yang dirilis untuk console Atari 2600 puluhan tahun silam.

Sejauh ini total ada sekitar 30 game yang lisensinya didapat langsung dari Atari, termasuk judul-judul legendaris seperti Adventure, Asteroids, maupun Centipede. Selain game Atari 2600, ada juga game Atari 7800 seperti Missile Command dan Ninja Golf. Daftar lengkapnya bisa Anda lihat sendiri di situs Plex, tapi kalau semua itu terdengar asing di telinga Anda, kemungkinan besar Anda memang masih terlalu muda atau bahkan belum lahir di masa kejayaan Atari dulu.

Plex Arcade

Ketimbang menggarap teknologi streaming-nya sendiri, Plex lebih memilih menggunakan platform yang sudah matang, yakni Parsec. Sayangnya Parsec sendiri memiliki satu kelemahan: sebelum bisa memainkan koleksi game-nya di TV atau perangkat mobile, Anda harus lebih dulu menyiapkan server Plex Arcade di perangkat yang menjalankan sistem operasi Windows atau macOS.

Tentu saja ini bukan solusi yang ideal bagi pengguna yang selama ini meng-install Plex Media Server-nya di perangkat NAS, tapi sekali lagi ini bukan salah Plex, melainkan limitasi Parsec itu sendiri. Kalau urusan server-nya sudah beres, Anda tinggal bermain menggunakan controller USB atau Bluetooth, atau dengan memanfaatkan on-screen control jika memakai smartphone atau tablet.

Plex Arcade

Kabar buruknya, Plex Arcade bukan layanan gratisan (meski ada free trial selama 7 hari). Plex mematok tarif berlangganan sebesar $5 per bulan, atau $3 per bulan jika Anda sudah berlangganan Plex Pass sebelumnya. Menariknya, Plex secara terang-terangan menyebutkan bahwa layanan ini bersifat eksperimental, dan mereka akan melihat respon konsumen ke depannya sebelum memutuskan apakah layanan ini bakal dilanjutkan atau tidak.

Plex sendiri sudah sejak lama rajin bereksperimen dengan fitur atau produk baru, dan mereka tidak segan memensiunkan proyek yang memang terbukti tidak solutif. Contohnya adalah layanan Plex Cloud, yang ditutup di tahun 2018 setelah beroperasi selama sekitar dua tahun.

Sumber: TechCrunch dan Plex.

Pong Quest Ialah Penjelmaan Modern Pong Dengan Bumbu RPG

Diciptakan oleh Allan Alcorn atas permintaan co-founder Atari Nolan Bushnell, Pong adalah video game pertama yang sukses secara komersial. Bersama home console Magnavox Odyssey, Pong membantu mengokohkan industri gaming, Menyusul sambutan positif khalayak terhadap versi arcade-nya, Atari mulai memproduksi sistem permainan yang bisa dinikmati di rumah dan memasarkannya di tahun 1975.

Sesuai namanya, desain Pong terinspirasi dari permainan ping-pong (yang sebetulnya juga disajikan oleh Magnavox Odyssey). Kesuksesannya melahirkan rentetan sekuel serta tiruan. Beberapa judul resmi meliputi Pong Doubles, Super Pong, Ultra Pong, Quadrapong, serta Pin-Pong. Hampir setengah abad berlalu dari sejak Pong melakukan debutnya, Atari mengumumkan penjelmaan modern game ini yang akan hadir di platform current-gen. Mereka menamainya Pong Quest.

Lewat Pong Quest, Atari mencoba memadukan gameplay ala tenis meja tradisional (disebut pula ball-and-paddle) dan elemen role-playing. Anda bermain sebagai sebuah paddle dalam petualangan di dunia yang dihuni oleh karakter-karakter serupa. Sebagian besar waktu akan Anda habiskan bertanding ping-pong dengan mereka – ada paddle berpenampilan seperti badut, penyihir dan lain-lain.

IMG_01042020_124326_(1024_x_576_pixel)

Layaknya sebuah RPG, kustomisasi merupakan elemen penting di Pong Quest. Pemain bisa mendandani paddle-nya dengan beragam kostum, skin serta aksesori. Dan seperti yang diperlihatkan trailer singkatnya, Pong Quest tidak hanya menghidangkan pertandingan tenis meja digital saja. Game memiliki beragam mode unik, misalnya mengadu Anda dengan monster lipan, mode puzzle hingga variasi permainan ala Breakout (juga buatan Atari).

IMG_01042020_124213_(1024_x_576_pixel)

Di luar itu semua, dunia Pong Quest bisa bebas kita jelajahi. Permainan menyuguhkan grafis flat minimalis dua dimensi, yang bagi saya pribadi, berkesan terlalu sederhana dengan pemilihan dan kombinasi warna yang kusam. Mungkin arahan visual ini diambil demi mempertahankan tradisi ‘old school‘ Pong. Tapi sebetulnya tak ada salahnya jika aspek grafis diracik lebih stylish dan cerah – misalnya seperti Figment atau Fez.

IMG_01042020_124307_(1024_x_576_pixel)

Dari deskripsi di laman Steam, Pong Quest menugaskan Anda untuk ‘mengumpulkan Orb dan menguak rahasia Pintu Menakutkan’. Game turut ditunjang mode multiplayer lokal dan online, serta mempersilakan kita buat bermain bersama tiga orang kawan. Anda tidak membutuhkan PC berspesifikasi tinggi untuk menjalankan game, cukup sistem berspesifikasi CPU dual core, RAM 2GB dan kartu grafis DirectX 11.

IMG_01042020_124231_(1024_x_576_pixel)

Selain di Windows, Pong Quest juga dapat dinikmati dari Xbox One, PlayStation 4 dan Switch. Game rencananya akan dirilis di ‘musim semi’ tahun ini – yang artinya sebentar lagi.

Via Gamespot.

RepliCade, Mesin Game Arcade Mini Berlisensi Atari, Resmi Meluncur

Ukurannya yang besar ialah alasan utama mengapa jarang ada konsumen biasa membeli mesin game arcade. Untuk gaming secara lebih ringkas dan sederhana, mayoritas orang tentu saja memilih console atau PC. Namun harus diakui, sensasi datang ke arena arcade, memasukkan koin dan menikmati judul-judul klasik lawas memang sulit ditiru oleh perangkat-perangkat modern.

Solusi yang diambil sejumlah produsen terhadap masalah ini adalah dengan mencoba menyusutkan ukuran mesin arcade. Upaya penggarapan arcade miniatur sudah dilakukan sejak beberapa tahun silam, salah satunya dilakukan oleh New Wave Toys. Di bulan Oktober 2017, mereka menyingkap versi kecil mesin arcade berlisensi resmi Atari. Dan hampir satu tahun setelahnya, produk bernama RepliCade tersebut akhirnya diluncurkan.

RepliCade 3

New Wave Toys tidak hanya membuat satu jenis, namun beberapa opsi mesin arcade mini RepliCade. Di awal perilisannya ini, sang produsen menawarkan dua judul game, yaitu Centipede dan Tempest dengan jumlah unit yang cukup terbatas – mereka hanya memproduksi 5.000 perangkat. Ke depannya, mereka berencana buat menambahkan mesin arcade yang mengusung judul lebih terkenal, misalnya Street Fighter II: Champion Edition.

Meski hanya berdiri setinggi 12-inci, New Wave Toys berupaya menggarap RepliCade se-autentik mungkin. Produsen memanfaatkan kayu sebagai dasar konstruksinya, lalu menggunakan logam diecast untuk bagian pintu koin serta ruang penyimpanan. Kemudian, mereka menghias sisi luarnya dengan dengan ilustrasi beresolusi tinggi yang dicetak pada lapisan vinyl 3DM.

Memiliki dimensi 30×11,43×13,2-sentimeter, New Wave Toys berpendapat bahwa ukuran 1/6 dari mesin arcade sesungguhnya itu membuat RepliCade pas saat disandingkan bersama koleksi mainan atau game, atau ditempatkan di meja. Paket penjualan RepliCade turut disertai packaging premium, kabel charger, buku petunjuk penggunaan, dan tak lupa koin-koin arcade mini.

RepliCade 1

Menariknya, ukuran mungil tidak membuat game jadi sulit dimainkan. Di sana, New Wave Toys mencantumkan layar berwarna seluas 3,5-inci serta kendali analog ala Atari Trak-ball plus beberapa buah tombol. RepliCade dapat beroperasi tanpa perlu selalu tersambung ke colokan listrik karena menyimpan baterai built-in. Lalu ia juga dibekali memori internal untuk menyimpan data high score serta sistem audio mono yang lantang.

Buat sekarang, RepliCade X Centipede dan RepliCade X Tempest baru bisa dipesan lewat situs resmi New Wave Toys. Di sana, mesin arcade mini ini dijajakan seharga US$ 160, dan akan mulai didistribusikan pada tanggal 20 September. Dalam waktu dekat, produk juga akan dijual di Amazon, Walmart dan Best Buy.

Via IGN.

Atari Akhirnya Umumkan Kapan Console Atari VCS Bisa Dipesan

Eksistensi dari perangkat game baru Atari diungkap dua dekade setelah mereka undur diri dari bisnis hardware lewat pengumuman di E3 2017. Dalam pengembangannya, sang produsen mencoba menggabungkan fungsi komputer personal dengan home console, mempelajari kegagalan Ouya dan Steam Machine, serta membebaskan pengguna menginstal software apapun di sana.

Namun kita tahu, pengembangan perangkat ini sedikit lebih lambat dari agenda Atari. Sesi pre-order yang rencananya dimulai pada bulan Desember 2017 ditunda karena produsen butuh waktu lebih banyak buat mematangkan ekosistem dan platform. Lalu di bulan Maret 2018 kemarin, Atari mengubah nama Ataribox menjadi Atari VCS – kependekan dari Video Computer System, nama yang sempat diusung oleh Atari 2600.

Atari VCS 1

Dan baru di minggu kemarin Atari akhirnya mengumumkan kapan console dapat dipesan. Pre-sale akan dilaksanakan secara eksklusif di situs crowdfunding Indie Gogo, dan bagi yang melakukan pemesanan dalam periode ini, mereka akan mendapatkan edisi kolektor dengan panel depan berbahan kayu. Sebagai alternatif dari Atari VCS Collector’s Edition, Anda juga bisa memilih versi dengan desain yang lebih ‘modern’ bertubuh hitam ramping, Atari VCS Onyx.

Sang produsen kembali mengingatkan bahwa Atari VCS bukanlah sekadar perangkat ‘retro-box‘ biasa. Ia merupakan sistem berkonektivitas modern, mengusung teknologi besutan AMD serta Radeon. Atari VCS sanggup menghidangkan konten beresolusi 4K, mendukung fitur HDR, dan dapat menyuguhkan 60-frame rate per detik. Selain itu, perangkat juga dilengkapi koneksi Wi-Fi dual-band, Bluetooth 5.0, serta port USB 3.0.

Atari VCS 2

Kabarnya, Atari VCS mempersilakan kita mengustomisasi pengalaman pemakaian. Selain menangani game, sistem juga dibekali kemampuan menjalankan konten seperti aplikasi, musik dan video. Dan karena pada dasarnya perangkat ini adalah PC dengan sistem operasi Linux, pengguna juga diperkenankan untuk memperluas kapasitas penyimpanannya.

Bahkan jika Anda belum mengisi Atari VCS dengan game dan video, perangkat telah siap digunakan untuk bernostalgia. Atari sudah membundelnya bersama tidak kurang dari 100 permainan, meliputi judul-judul legendaris semisal Asteroids, Centipede, Breakout, Missile Command, Gravitar hingga Yars’ Revenge.

Gerbang pemesanan Atari VCS akan dibuka pada tanggal 30 Mei 2018 di Indie Gogo. Dan selama fase crowdfunding-nya berlangsung (dan selama persediaan masih ada), PC rasa console retro itu dapat Anda miliki cukup dengan mengeluarkan modal US$ 200. Berdasarkan pemberitahuan Atari sebelumnya, produk kemungkinan akan dijual di harga retail antara US$ 250 sampai 300.

Atari memang belum menjelaskan secara detail kemampuan device ini, tapi kabarnya, ia lebih dari sanggup buat menjalankan game-game indie populer seperti Minecraft dan Terraria.

Sumber: GlobeNewsWire.

Ataribox Berubah Nama Jadi Atari VCS, Ini yang Perlu Anda Ketahui Mengenainya

Tak lama setelah melepas console Jaguar CD di tahun 1995, Atari mengundurkan diri dari bisnis hardware. Baru di E3 2017, keinginan Atari untuk kembali berkiprah di ranah console terdengar lagi. Di acara pameran gaming tahunan itu, Atari memperkenalkan PC rasa console Ataribox dan berjanji untuk menyingkap detailnya serta memulai kampanye crowdfunding ‘dalam waktu dekat’.

Rincian mengenai spesifikasi Ataribox diumumkan di bulan September 2017 silam, dan di sana kita akhirnya mengetahui bahwa perangkat ini berjalan menggunakan platform Linux, diotaki prosesor AMD custom dan mempunyai performa hardware setara PC kelas menengah. Selain game-game eksklusif Atari, Ataribox kabarnya didesain buat menjalankan judul-judul indie serta app non-game. Namun memasuki tahun 2018, perusahaan Perancis itu masih belum memulai proses crowdfunding-nya.

Atari VCS 1

Dan baru di Game Developers Converence 2018, Atari memberi update mengenai Ataribox. Atari, SA memutuskan untuk mengubah nama produk ‘Ataribox’ menjadi Atari VCS. Seperti sebelumnya, perangkat dideskripsikan sebagai platform hiburan bertema retro yang dibangun menggunakan teknologi PC. Atari menjelaskan, proses desain produk ini terinspirasi dari sejarah video game selama 40 tahun.

Atari VCS 2

Meski namanya berubah, produsen tidak memodifikasi wujud Atari VCS secara terlalu signifikan. Desain perangkat mengadopsi bentuk dari console Atari 2600, lalu VCS sendiri ialah kependekan dari Video Computer System – nama yang sempat diusung oleh home console itu sebelum bulan November 1982.

Atari VCS.

Pembaruan juga diterapkan pada logo produk. Khususnya di huruf VCS, Atari memanfaatkan font dengan garis-garis empat warna, terinspirasi dari desain grafis progresif yang populer di era 70- hingga 80-an.

Atari VCS 4

“Tiap staf Atari dan para partner yang terlibat dalam pengembangan platform baru ini merupakan penggemar besar fanatik brand,” kata COO Atari Connected Devices Michael Arzt via VentureBeat. “Dengan nama baru ini, kami memahami pentingnya untuk menggarap tiap hal secara tepat, dan inilah alasannya kami menunda proses peluncuran di akhir tahun lalu. Hal tersebut adalah keputusan sulit, tetapi kami tak mau meneruskannya jika ada aspek yang tidak sesuai.”

“Kami harap terlepas dari penundaan ini, para penggemar Atari mengapresiasi segala perhatian kami terhadap detail serta tetap bersemangat menanti kehadiran Atari VCS,” tutup Arzt.

Atari tidak membahas informasi mengenai harga lebih jauh, jadi saya berasumsi bahwa produk ini tetap akan dijajakan di harga yang diberitahukan sebelumnya, antara US$ 250 sampai US$ 300. Layaknya home console lain, Atari VCS kemungkinan akan dibundel bersama unit gamepad, namun saya belum bisa memastikan apakah paket pembelian sudah termasuk controller ala joystick klasik.

Sumber: VentureBeat.

Atari Umumkan Agenda Untuk Berkecimpung di Ranah Cryptocurrency

Merenungkan lagi apa yang sempat Atari ungkap bertahun-tahun silam, Ataribox sebetulnya merupakan menifestasi dari niatan perusahaan untuk kembali memproduksi console. Tetapi pengumumannya di E3 2017 tetap jadi berita besar, walaupun hingga kini, kampanye crowd-funding Ataribox masih belum dimulai. Dan sekarang, Atari malah melakukan sau hal yang tak diduga.

Berdasarkan laporan dari Bloomberg dan Fortune, di tanggal 8 Februari kemarin, perusahaan asal Paris itu resmi mengumumkan agenda untuk mulai bermain di ranah cryptocurrency. Mereka rencananya akan meluncurkan mata uang digital pesaing Bitcoin, dinamai Atari Token dan Pong Token. Buat sekarang, detail mengenainya masih terbilang minim, dan Atari berjanji buat menyingkapnya tidak lama lagi.

Atari Token dan Pong Token disiapkan buat mendukung dua platform berbeda. Atari Token akan digunakan di platform video game, sedangkan Pong Token disiapkan untuk menunjang situs-situs kasino online. Demi membekali diri dalam kompetisi cryptocurrency, Atari diketahui telah membeli sejumlah saham Infinity Networks, yakni tim pengembang teknologi blockchain khusus platform hiburan digital.

“Teknologi blockchain akan menempati posisi penting dalam ekosistem kami karena ia berpeluang mengubah, atau bahkan merevolusi, ekosistem ekonomi saat ini, khususnya di segmen industri video game dan transaksi online,” ujar CEO Atari Frédéric Chesnais via rilis pers. “Berbekal kekuatan di bidang teknologi dan reputasi global brand Atari, kami punya peluang besar buat memposisikan perusahaan secara atraktif di sektor cryptocurrency.”

Tak lama setelah diungkapnya berita ini, harga saham perusahaan melonjak lebih dari 60 persen. Hal serupa juga sempat terjadi pada Kodak yang mengumumkan partisipasinya di sektor crytocurrency bulan lalu, memicu kenaikan harga saham sebesar 245 persen dalam waktu hanya dua hari.

Beralih ke Ataribox, Atari memutuskan buat menunda waktu pelepasan console dan kampanye pengumpulan dana dengan alasan ‘belum rampungnya proses persiapan platform‘. Meski dipasarkan sebagai console, sejatinya Ataribox adalah PC yang dipersenjatai prosesor AMD custom dan GPU Radeon. Perangkat didesain untuk menjalankan game-game klasik Atari, judul-judul indie semisal Minecraft atau Terraria, sampai menghidangkan konten-konten hiburan mainstream seperti video dan musik.

Hingga sekarang belum ada update apapun mengenai Ataribox di situs resminya. Website hanya menyediakan satu kolom buat melakukan pendaftaran waitlist. Saya sendiri berharap, keterlambatan peluncuran Ataribox tidak ada hubungannya dengan langkah Atari berkecimpung di ranah cryptocurrency.

Atari Tunda Peluncuran Console Ataribox, Ada Apa?

Bulan Juli kemarin menandai kebangkitan Atari di industri console. Di E3 2017, mereka mengumumkan mesin game Ataribox yang merupakan perpaduan antara PC dan sistem hiburan ruang keluarga tradisional. Tiga bulan setelahnya, produsen akhirnya memberikan info terkait hardware serta menyingkap agenda untuk melangsungkan kampanye crowdfunding di Indie Gogo.

Dimulainya periode crowdfunding juga menandai dibukanya gerbang pre-order, dan rencananya, Ataribox akan mulai didistribusikan pada musim semi 2018. Namun ada indikasi proses pemasaran perangkat ini akan mengalami keterlambatan. Page Ataribox di Indie Gogo seharusnya mulai live kemarin dibarengi dengan pemberian diskon pada beberapa unit produk, tapi produsen malah mengumumkan keputusan mereka buat menunda peluncurannya.

Via PC Gamer, Atari menjelaskan bahwa hitungan munduk ke momen pelepasan Ataribox dihentikan sementara waktu karena mereka belum rampung dalam menyiapkan platform untuk komunitas. Menurut produsen, hal ini merupakan elemen penunjang produk yang sangat krusial. Bagi mereka, proyek Ataribox sangatlah penting dan Atari bersedia melakukan apapun demi memastikan produk ini layak dinanti.

Atari sedang menyiapkan jadwal baru perilisannya, dan informasi lebih detail terkait Ataribox akan diungkap dalam waktu dekat. Produsen berjanji buat terus memberikan update tiap kali mereka melakukan langkah penting dalam pengembangan console ini.

Retro gaming menjadi tema utama penyajian Ataribox. Perangkat ini digarap dengan konsep nostalgia, namun juga disiapkan agar sanggup menjalankan game-game independen terbaru – Minecraft atau Terraria contohnya. Saat tersedia nanti, produk ini akan dibundel bersama koleksi permainan klasik Atari.

Untuk menunaikan tugas itu, Ataribox dipersenjatai oleh prosesor custom AMD dan kartu grafis Radeon. Sistem akan berjalan di platform Linux dengan interface yang dirancang agar mendukung layar televisi. Pada dasarnya, Ataribox adalah PC berspesifikasi menengah. Selain bisa menangani game, ia juga mampu menjalankan app, men-streaming video, menyajikan musik, serta menemani Anda menjelajahi internet.

Kepada VentureBeat, kreator sekaligus general manager Ataribox Feargal Mac berpendapat bahwa dengan menjajakan produk via platform crowdfunding, timnya bisa memberikan dukungan bagi konsumen di seluruh dunia. Lalu karena mengusung sistem operasi Linux, user juga mendapatkan kebebasan buat menggunakan dan mengakses fungsi-fungsinya semau mereka.

Saat artikel ini ditulis, status Ataribox di situs Indie Gogo masih ‘coming soon‘. Di sana, Anda cuma bisa mendaftarkan email untuk memperoleh newsletter.

Header: VentureBeat.