HomePod Adalah Debut Apple di Segmen Smart Speaker

iOS 11 sudah, macOS High Sierra sudah, iPad Pro 10,5 inci sudah, iMac Pro juga sudah, namun ternyata Apple masih mengumumkan satu produk baru lagi dalam event WWDC semalam. Produk tersebut santer dibicarakan di situs-situs rumor belakangan ini sebagai speaker bertenaga Siri. Yup, inilah Apple HomePod, penantang Amazon Echo dan Google Home – juga Harman Kardon Invoke – di segmen smart speaker.

HomePod boleh Anda anggap sebagai buah kelatahan Apple dalam menghadapi kategori produk yang masih tergolong baru ini. Akan tetapi Apple sejatinya juga hendak menarget Sonos, apalagi mengingat mereka juga baru saja memperkenalkan protokol wireless AirPlay 2 yang mendukung setup audio multi-room.

Selain putih, HomePod juga tersedia dalam pilihan warna space gray / Apple
Selain putih, HomePod juga tersedia dalam pilihan warna space gray / Apple

HomePod mengadopsi desain yang sangat minimalis. Tingginya tidak sampai 18 cm, dengan diameter berkisar 14 cm dan bobot 2,5 kilogram. Berat sekali? Ya, karena di dalamnya penuh sesak dengan komponen audio berkualitas.

Di bagian dasar, ada total tujuh tweeter yang masing-masing dilengkapi unit amplifier-nya sendiri, kemudian di tengahnya ada enam buah mikrofon untuk menangkap instruksi pengguna secara akurat. Duduk di paling atas adalah sebuah woofer berukuran cukup besar yang siap mengguncang ruangan dengan dentuman bass-nya.

Bagian dalam HomePod yang penuh sesak / Apple
Bagian dalam HomePod yang penuh sesak / Apple

Semua ini dibalut dengan material kain bermotif jaring yang kelihatan mulus – tidak ada jahitan yang tampak di sisi-sisinya. Anda juga tak akan menjumpai tombol sama sekali di tubuh HomePod; selain menggunakan sentuhan pada panel atasnya, pengoperasiannya juga mengandalkan perintah suara, tentunya dengan bantuan sang asisten virtual, Siri.

Fungsi Siri pada HomePod sama seperti Alexa pada Echo dan Assistant pada Google Home. Berbagai pertanyaan Anda siap Siri jawab, entah itu sekadar informasi cuaca atau kondisi lalu lintas, atau malah konversi satuan dan informasi umum lainnya. Duet HomePod dan Siri ini juga siap membantu Anda mengendalikan beragam perangkat smart home yang tergabung dalam platform Apple HomeKit.

Bagian atasnya merupakan panel sentuh, yang akan menyala ketika Anda mengucapkan mantra "Hey Siri" / Apple
Bagian atasnya merupakan panel sentuh, yang akan menyala ketika Anda mengucapkan mantra “Hey Siri” / Apple

Yang agak mengejutkan adalah keputusan Apple untuk menanamkan chip A8 pada HomePod, persis seperti yang terdapat pada iPhone 6. Chip inilah yang bertugas untuk memastikan kualitas suara HomePod tetap optimal dalam berbagai kondisi.

Pada prakteknya, HomePod bisa mendeteksi posisinya dalam ruangan. Jadi meskipun ia Anda letakkan di pojok ruangan, suara yang dihasilkannya tetap bisa mengisi ruangan tersebut dengan seimbang, semuanya berkat proses komputasi dan beragam kalkulasi yang dilakukan oleh chip A8 itu tadi.

Singkat cerita, kalau menurut klaim Apple sendiri, HomePod adalah sebuah smart speaker yang tidak mau kompromi soal kualitas suara. Perangkat ini rencananya akan dipasarkan di AS, Inggris dan Australia terlebih dulu seharga $349, dengan dua pilihan warna, yakni putih dan space gray.

Sumber: Apple.

Headphone Grado PS2000e Ditakdirkan untuk Audiophile Berkantong Super-tebal

Dalam industri headphone, Grado mungkin masih kalah nama dibanding Sony, Bowers & Wilkins, dan lain sebagainya. Namun coba Anda tanya ke seorang yang mengaku audiophile, saya yakin hampir semua pasti mengenalnya.

Variasi headphone yang Grado tawarkan tergolong amat beragam, mulai dari yang seharga di bawah $100 sampai ribuan dolar. Belum lama ini, perusahaan keluarga yang sudah berjalan selama tiga generasi ini memperkenalkan headphone flagship terbaru mereka, Grado PS2000e.

Grado PS2000e

PS2000e diklaim sebagai headphone tercanggih sekaligus terbaik yang pernah Grado buat. Gaya desainnya masih sangat khas, dengan grille di masing-masing earcup yang dikitari oleh pelat berwarna krom, diikuti oleh headband berlapis kulit di atas. Seperti headphone besutan Grado lain, PS2000e juga berdesain open-backed demi menyuguhkan soundstage yang istimewa.

Grado bilang mereka butuh waktu lebih dari dua tahun untuk merancang PS2000e. Kedua earcup-nya terbuat dari perpaduan kayu maple dan logam, dengan maksud untuk menyuguhkan karakter akustik khas maple selagi mengeliminasi distorsi semaksimal mungkin.

Grado PS2000e

Di dalamnya, Grado menanamkan diaphragm baru yang diyakini bisa berujung pada reproduksi suara yang lebih akurat. Singkat cerita, apa yang Anda dengar melalui PS2000e adalah suara yang sama persis dengan yang direkam di studio oleh sang musisi, demikian klaim Grado.

Setiap unit PS2000e dibuat dan dirakit dengan tangan di fasilitas Grado sendiri, jadi jangan kaget kalau harganya membuat merinding: $2.695, hampir tiga kali lipat harga Grado PS1000e yang merupakan model flagship sebelumnya.

Sumber: The Verge dan Grado.

Fender Umumkan Dua Speaker Bluetooth dengan Penampilan ala Amplifier Gitar

Pasar speaker Bluetooth kian sesak dengan masuknya pelapak baru yang reputasinya cukup dipandang. Perusahaan bernama Fender ini mungkin lebih Anda kenal sebagai produsen gitar elektrik beserta amplifier-nya, akan tetapi sejak tahun lalu mereka sebenarnya sudah menjejaki segmen consumer audio lewat lima pasang in-ear headphone.

Tidak tanggung-tanggung, Fender langsung memperkenalkan dua speaker sekaligus dalam menjalani debutnya, yakni Monterey dan Newport. Keduanya didesain menyerupai amplifier gitar. Hal ini terdengar agak lucu buat saya, sebab beberapa saat lalu Fender merilis Mustang GT, amplifier gitar canggih yang berpenampilan minimalis dengan alasan perangkat juga berfungsi sebagai speaker Bluetooth.

Monterey dan adik kecilnya, Newport, sayangnya tidak bisa merangkap tugas sebagai amplifier. Grille bernuansa klasik itu hanya sebatas kosmetik – kasusnya sama seperti lini speaker Bluetooth besutan Marshall. Di baliknya, bernaung sepasang woofer dan tweeter – Newport yang berukuran mungil hanya mengemas sepasang woofer dan satu tweeter saja.

Meski mengandalkan konektivitas Bluetooth, Monterey tak bisa dimasukkan dalam kategori portable. Pasalnya, ia tak memiliki baterai dan harus terus dicolokkan ke listrik. Sebaliknya, Newport mengemas baterai dengan estimasi daya tahan 12 jam, plus sejumlah kontrol dan mikrofon untuk menerima panggilan telepon dari ponsel.

Baik Fender Monterey dan Newport rencananya akan tersedia di pasaran mulai bulan Juli mendatang, masing-masing dengan harga $350 dan $200. Jujur saya bingung kenapa harganya begitu mahal, apalagi mengingat amplifier sekaligus speaker Bluetooth yang saya singgung tadi bisa didapat seharga $250 saja untuk model terkecilnya.

Sumber: 9to5Toys dan The Verge.

Audeze LCDi4 Adalah Earphone Planar Magnetic untuk Audiophile Berkantong Tebal

Lewat earphone iSine, Audeze sejatinya sudah membuktikan bahwa miniaturisasi teknologi planar magnetic sangat mungkin dilakukan, sehingga pada akhirnya earphone yang demikian ringkas sanggup menyuguhkan soundstage sekelas headphone berjenis over-ear. Sekarang, Audeze malah siap menjejakkan langkah yang lebih berani lagi lewat LCDi4.

Audeze LCDi4 bisa dibilang merupakan versi super-mini dari salah satu headphone unggulan Audeze, yakni LCD–4 yang harganya menyerempet angka $4.000. Ini dikarenakan Audeze telah menanamkan driver planar magnetic yang sama ke dalam LCDi4, lengkap hingga diaphragm super-tipisnya, hanya saja dimensinya diciutkan dari 106 mm menjadi 30 mm.

Selain mampu mereproduksi bass secara akurat di frekuensi 5 – 900 Hz, kelebihan LCDi4 ada pada distorsinya yang sangat minimal, tidak lebih dari 0,2% bahkan dalam volume tinggi sekalipun menurut klaim Audeze. Lebih lanjut, Audeze juga cukup percaya diri bahwa kualitas suara LCDi4 bakal terasa lebih koheren ketimbang earphone high-end lain yang mengandalkan lebih dari satu driver di masing-masing earpiece-nya.

Lebih besar dari mayoritas earphone, tapi masih sangat ringan dengan bobot masing-masing earpiece sekitar 12 gram / Audeze
Lebih besar dari mayoritas earphone, tapi masih sangat ringan dengan bobot masing-masing earpiece sekitar 12 gram / Audeze

Secara desain, LCDi4 mirip seperti iSine dengan bodi ala TIE Fighter yang merupakan buah pemikiran firma desain BMW Designworks. Bobot masing-masing earpiece-nya tidak lebih dari 12 gram, tapi Audeze juga telah melengkapinya dengan ear hook supaya terasa lebih nyaman lagi di telinga.

Wujudnya yang amat portable bukan berarti durabilitasnya dikorbankan begitu saja. Audeze memercayakan bahan magnesium sebagai konstruksi utama bodinya, sedangkan kabelnya dilapisi bahan Kevlar guna semakin meningkatkan ketahanannya.

Lalu tibalah kita pada harganya. Kalau LCD–4 dibanderol $3.995, Audeze memajang LCDi4 di situsnya seharga $2.495. Ia jelas bukan untuk semua orang, melainkan untuk para audiophile yang kemungkinan besar juga tergiur dengan portable music player terbaru Astell & Kern, yang tentunya sangat ideal disandingkan dengan LCDi4.

Sumber: Engadget.

RHA Ungkap Dua Earphone Wireless Perdananya

Sudah menjadi tren terbaru dalam industri headphone, dimana sebuah pabrikan menempuh rute wireless untuk pertama kalinya dengan mengambil produk terlarisnya, menyematkan konektivitas Bluetooth serta baterai rechargeable, lalu mengemasnya menjadi produk baru. RHA Audio pun juga demikian, dimana pabrikan asal Inggris ini baru saja memperkenalkan sepasang earphone wireless pertamanya, MA750 Wireless dan MA650 Wireless.

Baik desain maupun spesifikasi MA750 Wireless hampir identik dengan RHA MA750i yang tergolong cukup laris di pasaran. Konstruksi masing-masing earpiece-nya terbuat dari stainless steel guna menjamin ketahanannya, sedangkan bentuknya sendiri diyakini berpengaruh terhadap kualitas sekaligus isolasi suara.

Di dalam masing-masing earpiece, bernaung sebuah dynamic driver model 560.1 yang diberi tanggung jawab untuk mereproduksi suara secara seimbang sekaligus akurat. Sekali lagi, tidak ada yang baru terkecuali konektivitas wireless.

RHA MA750 Wireless / RHA
RHA MA750 Wireless / RHA

Kedua earphone Bluetooth ini sama-sama dibekali dengan neckband berkontur yang fleksibel guna menambah kenyamanan. RHA tak lupa menambahkan remote control tiga tombol untuk mempermudah pengoperasian, sedangkan masing-masing earpiece-nya berlapis magnet sehingga perangkat bisa ditempelkan dan dijadikan kalung saat sedang tidak digunakan.

Keduanya sama-sama mengusung baterai yang tahan hingga 12 jam pemakaian, dan secara keseluruhan tahan keringat sekaligus cipratan air dengan sertifikasi IPX4. NFC turut hadir untuk mempermudah proses pairing, dan transmisi Bluetooth-nya bisa mengakomodasi codec aptX.

RHA MA650 Wireless / RHA
RHA MA650 Wireless / RHA

Perbedaan utama keduanya terletak pada material sekaligus driver yang digunakan; MA650 Wireless memiliki konstruksi aluminium dan dynamic driver model 380.1. Khusus untuk MA750 Wireless, earpiece-nya telah dilengkapi pengait fleksibel guna semakin meningkatkan kenyamanan.

RHA MA750 Wireless dan MA650 Wireless rencananya bakal segera dipasarkan masing-masing seharga $170 dan $100.

Sumber: RHA.

Blue Satellite Adalah Headphone Bluetooth dengan Headphone Amp Terintegrasi

Anda mungkin kurang begitu mengenal brand audio bernama Blue, tapi mereka yang menggeluti industri rekaman maupun podcasting pastinya sudah tidak asing dengan produsen mikrofon asal Amerika Serikat ini. Baru sekitar tiga tahun yang lalu, Blue melebarkan sayapnya ke ranah headphone, dan tahun ini mereka sudah siap untuk memasarkan headphone Bluetooth perdananya.

Diumumkan pertama kali pada ajang CES 2017, headphone bernama Blue Satellite ini punya desain yang cukup elegan. Blue tampaknya tidak mau setengah-setengah dalam menggarap headphone jenis over-ear ini. Selain teknologi active noise cancelling (ANC), Blue turut membekali Satellite dengan sebuah headphone amp.

Semua tombol pengoperasiannya tertanam di sisi earcup kiri dan kanan / Blue
Semua tombol pengoperasiannya tertanam di sisi earcup kiri dan kanan / Blue

Layaknya portable headphone amp besutan Fiio, V-MODA dan lain sebagainya, fungsi utamanya di sini adalah untuk meningkatkan kualitas suara dengan menyalurkan output daya yang lebih maksimal. Pastinya fitur ini berpengaruh ke ketahanan baterai, namun pengguna bisa mematikannya saat tidak membutuhkan, seperti ketika mendengarkan podcast misalnya.

Teknologi ANC-nya sendiri bukan sembarangan, sebab Blue telah menanamkan driver terpisah untuk fitur ini. Lebih lanjut, pengalaman Blue dalam mengembangkan mikrofon setidaknya bisa menjadi jaminan atas kinerja fitur noise cancelling-nya.

Perangkat dapat dilipat mendatar supaya mudah disimpan dan dibawa-bawa / Blue
Perangkat dapat dilipat mendatar supaya mudah disimpan dan dibawa-bawa / Blue

Pengoperasiannya mengandalkan sederet tombol di sisi earcup kiri dan kanannya. Di kiri, ada tombol untuk Bluetooth, headphone amp dan ANC; sedangkan di kanan ada tombol untuk mengatur volume, playback sekaligus untuk menerima panggilan telepon.

Konektivitas Bluetooth 4.1 yang digunakan punya dampak positif terhadap daya tahan baterai, dimana Satellite diklaim sanggup beroperasi selama 24 jam nonstop. Namun kalau Anda mengaktifkan fitur ANC sekaligus headphone amp-nya, daya tahan baterainya akan turun drastis menjadi sekitar 8 jam saja.

Blue Satellite saat ini sudah dipasarkan seharga $400. Ia tersedia dalam dua pilihan warna: hitam atau putih dengan aksen coklat.

Sumber: Engadget.

Beyerdynamic Xelento Wireless Sajikan Performa Kelas Audiophile dengan Kenyamanan Wireless

Kualitas suara kelas audiophile dan konektivitas wireless kerap dianggap sebagai dua hal yang bertolak belakang. Namun Beyerdynamic menolak untuk beranggapan demikian. Ahli audio asal Jerman yang sudah sangat berpengalaman ini membuktikannya lewat Xelento Wireless.

Sesuai namanya, ia merupakan versi nirkabel dari earphone premium bernama Xelento Remote yang diperkenalkan pada event CES bulan Januari lalu. Beyerdynamic yakin superioritas di bidang kualitas suaranya tetap bisa dipertahankan walaupun harus mengadopsi teknologi wireless.

Untuk itu, Beyerdynamic telah menanamkan transducer Tesla pada masing-masing earpiece milik Xelento Wireless. Menyokong inovasi engineering ini adalah chipset Bluetooth yang telah mendukung codec aptX HD. Pun demikian, saat digunakan bersama iPhone maupun perangkat lain yang tidak mendukung codec tersebut, Xelento Wireless akan otomatis beralih ke aptX biasa atau AAC.

Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic
Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic

Baik chip Bluetooth maupun baterainya disimpan dalam tabung aluminium yang ada pada ujung kabelnya. Silinder kecil ini bisa dijepitkan ke baju, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan selama lima setengah jam penggunaan, dengan charging yang mengandalkan sambungan micro USB – Anda tetap bisa menyambungkan kabel dengan jack 3,5 mm saat baterainya habis.

Sisanya, perangkat ini identik dengan Xelento Remote yang punya banderol harga abnormal di angka $999. Beyerdynamic Xelento Wireless sendiri sudah dilepas ke pasaran seharga $1.199. Kaum audiophile sebaiknya segera menyiapkan tabungan mereka.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Harman Kardon Invoke Adalah Speaker Pintar dengan Integrasi Cortana

Setelah meluncurkan teaser untuk speaker berbekal integrasi Cortana menjelang akhir tahun lalu, Harman Kardon akhirnya memperkenalkan perangkat tersebut secara resmi. Dijuluki Invoke, ia mengikuti tren speaker pintar yang dipelopori oleh Amazon Echo, lalu disusul oleh Google Home.

Secara fisik ia mirip seperti speaker Bluetooth pada umumnya, mengusung desain silindris guna menyebarkan suara ke segala sudut. Sepasang passive radiator diberi tanggung jawab untuk menghasilkan dentuman bass yang mantap, sedangkan kinerjanya secara menyeluruh disokong oleh tiga woofer dan tiga tweeter.

Namun tentu saja yang paling layak disorot adalah integrasi asisten virtual besutan Microsoft itu. Di sini Harman telah melengkapinya dengan total 7 mikrofon guna memastikan Cortana dapat mendengar instruksi Anda secara jelas dalam berbagai macam kondisi.

Harman Kardon Invoke tersedia dalam dua pilihan warna / Harman Kardon
Harman Kardon Invoke tersedia dalam dua pilihan warna / Harman Kardon

Berkat Cortana, Invoke dapat Anda pakai untuk mengatur kalender, membuat reminder, mengecek kondisi lalu lintas, memantau berita terkini, dan masih banyak lagi. Anda pun juga bisa mengendalikan perangkat smart home yang kompatibel dengan Invoke, semuanya cukup dengan menggunakan perintah suara.

Harman Kardon Invoke rencananya bakal dipasarkan di Amerika Serikat mulai musim semi mendatang, sayang sejauh ini belum ada informasi terkait harganya. Pertimbangannya sebenarnya sederhana saja: kalau Anda rutin berinteraksi dengan Cortana, Invoke layak menjadi pilihan. Tapi kalau tidak, masih ada Alexa di Echo dan Google Assistant di Google Home.

Sumber: Business Wire.

Beoplay P2 Ialah Speaker Bluetooth Terkecil dari Bang & Olufsen

Tahun lalu, Bang & Olufsen meluncurkan speaker Bluetooth terkecilnya, Beoplay A1. Tahun ini, ahli audio asal Denmark tersebut rupanya punya speaker Bluetooth yang bahkan lebih ringkas lagi, yakni Beoplay P2.

Dimensi P2 tidak jauh lebih besar dari kebanyakan phablet. Fisiknya juga lebih mirip carrying case untuk earphone ketimbang speaker. Namun mengingat ini merupakan produk besutan B&O, kualitas suara tetap menjadi prioritas utama terlepas dari ukurannya yang mini.

B&O bahkan telah merevisi mid-woofer milik A1 dan menyematkannya pada P2. Kinerjanya juga ditopang oleh tweeter berukuran 0,75 inci, lagi-lagi sama seperti yang terdapat pada Beoplay A1. Semua ini diposisikan supaya suara bisa menyebar secara 360 derajat, satu lagi kemiripan P2 dengan A1.

Meski kecil, Beoplay P2 tetap tidak kompromi soal kinerja dan siap menyebar suara ke segala sudut / Bang & Olufsen
Meski kecil, Beoplay P2 tetap tidak kompromi soal kinerja dan siap menyebar suara ke segala sudut / Bang & Olufsen

Meski bentuk keduanya jelas berbeda, sejumlah elemen desain P2 dan A1 sebenarnya masih mirip-mirip. Utamanya adalah penggunaan material aluminium sebagai rangka bodinya. Strap berbahan kulit turut hadir di sini guna semakin memudahkannya dibawa-bawa.

Yang unik dari P2 adalah absennya tombol kontrol fisik. Jadi selain dioperasikan via aplikasi pendamping Beoplay di smartphone, P2 ternyata telah mengemas panel sentuh pada rangka aluminiumnya. Cukup Anda ketuk dua kali atau kocok perangkatnya, maka Anda bisa mengaktifkan fungsi play, pause, skip track, mengganti profil suara atau bahkan memanggil asisten virtual di ponsel.

Mengikuti standar terkini, Beoplay P2 mengandalkan port USB-C untuk charging / Bang & Olufsen
Mengikuti standar terkini, Beoplay P2 mengandalkan port USB-C untuk charging / Bang & Olufsen

Soal konektivitas, Beoplay P2 mengandalkan Bluetooth 4.2. Baterainya diklaim bisa bertahan sampai 10 jam nonstop, sedangkan charging-nya memakan waktu sekitar 2 jam menggunakan kabel USB-C.

Bang & Olufsen saat ini sudah memasarkan Beoplay P2 seharga $169, jauh lebih murah ketimbang A1 yang dihargai $249. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: Sand Stone, Royal Blue dan Black.

Sumber: Engadget.

Gandeng Leica, Master & Dynamic Luncurkan Koleksi Headphone Edisi Terbatas

Belum lama setelah meluncurkan speaker Bluetooth, Master & Dynamic sudah membuat gebrakan baru dengan menggandeng spesialis kamera asal Jerman, Leica. Kolaborasi ini membuahkan koleksi headphone dan earphone edisi terbatas dengan desain “serba Leica”.

Master & Dynamic for 0.95 Leica Signature Collection, demikian nama lengkapnya, mencakup empat produk: headphone wireless MW60, headphone over-ear MH40, earphone ME05 dan headphone stand MP1000. Keempatnya bukanlah produk baru dan spesifikasinya pun sama persis seperti versi standarnya, hanya saja penampilannya kini dibalut warna hitam legam dengan aksen merah khas Leica.

Serba hitam dengan sentuhan aksen merah sudah menjadi ciri khas Leica sejak lama, dan kini headphone MH40 mendapat perlakuan serupa / Master & Dynamic
Serba hitam dengan sentuhan aksen merah sudah menjadi ciri khas Leica sejak lama, dan kini headphone MH40 mendapat perlakuan serupa / Master & Dynamic

Penamaan 0.95 sendiri diambil dari produk yang menginspirasi ini semua, yakni lensa Leica Noctilux-M 50mm f/0.95 ASPH. M&D tidak mau setengah-setengah dalam menyematkan elemen desain Leica pada produk-produknya, dimana kita bisa melihat bagian sisi earcup MW60 dan MH40 yang bergerigi dan sangat mirip seperti lensa Leica itu tadi.

M&D MW60 dan headphone stand MP1000 edisi Leica tampak begitu elegan / Master & Dynamic
M&D MW60 dan headphone stand MP1000 edisi Leica tampak begitu elegan / Master & Dynamic

Seperti yang saya bilang, selebihnya keempat produk ini sama persis seperti versi standarnya. Namun yang sangat menarik, M&D berencana memasarkannya dengan harga yang juga persis sama: $549 untuk MW60, $399 untuk MH40, $199 untuk ME05 dan $59 untuk MP1000.

Pemasarannya akan berlangsung mulai 11 Mei mendatang, dan konsumen bisa mendapatkannya di Leica Store secara global. Namun bagi yang sudah tidak sabar, mereka bisa melakukan pre-order di situs resmi M&D.

Sumber: The Verge dan Master & Dynamic.