Bidik Pasar Enterprise, Bornevia Tambah Pilihan Paket Produk dan Siap Sematkan Fitur-Fitur Baru

Bertempat di D.LAB by SMDV, Jakarta, hari ini (1/12) startup Indonesia penyedia layanan CRM Bornevia mengumumkan kehadiran dua paket produk terbarunya, Enterprise Plan dan Lite Plan. Bersamaan dengan itu, berbagai fitur baru juga mulai disematkan dalam layanan Bornevia seperti Personal Messages dan 360 degree review yang lebih ditujukan untuk pasar enterprise. Ke depannya, selain mengejar target untuk profitable dan menggelar event offline rutin, Bornevia juga berencana untuk menambah kanal yang dapat terintegrasi seperti Facebook Messenger dan LINE.

CEO Bornevia Benny Tjia mengatakan bahwa salah satu alasan dari diluncurkannya paket Enterprise adalah karena melihat adanya kebutuhan Brands dan Digital Agency dalam menangani jumlah akun media sosial yang banyak dalam satu waktu. Sementara itu paket Lite Plan diluncurkan untuk membidik pasar startup yang masih baru meluncur dan tanpa modal pendanaan. Lite Plan sendiri ditawarkan gratis dan tanpa batasan waktu, tetapi terbatas untuk satu mailbox, satu widget, dan tiga pengguna.

Paket layanan baru Bornevia / DailySocial
Paket layanan baru Bornevia / DailySocial

“Kami meluncurkan Lite Plan ini karena melihat ada banyak startup baru yang masih kecil dan belum mampu menggunakan software dengan harga $10 per user per month [Standard Plan Bornevia],  sedangkan mereka butuh untuk menaikkan trafik layanan. [Di sisi lain] Live chat itu terbukti bisa menaikkan conversion, jadi kami gratiskan itu [layanan Live Chat Bornevia]. Namun, kami tetap batasi hanya untuk satu mailbox, satu widget, dan tiga user,” jelas Benny.

Benny menambahkan, “Sebelum memutuskan untuk memasuki pasar Enterprise, tim kami melakukan riset terlebih dahulu. […] Kami temukan bahwa memang Brand dan Digital Agency [besar] yang terbiasa menangani banyak akun media sosial memiliki tantangan dalam memberikan social customer service yang berkualitas di saat traffic media sosial mereka sangat tinggi. Tentu menerima dan membalas semua pesan di satu platform akan lebih efisien dan meningkatkan produktivitas perusahaan.”

Peningkatan back end dan penyematan fitur-fitur baru

Dengan membidik pasar yang lebih luar, enterprise skala besar, Benny mengungkapkan bahwa mereka juga melakukan pembenahan dari sisi back – end agar platform yang ditawarkan dapat menangani trafik yang masuk dengan cost yang terjangkau. Ini demi memperoleh margin yang tinggi dan membuat platform menjadi lebih andal.

Benny menjelaskan, “Jadi di produk baru ini kami melakukan peningkatan di sisi reliability untuk [target pasar] enterprise-nya, terutama yang memiliki banyak akun media sosial untuk brand-nya [20 ke atas]. Kami harus make sure trafik yang masuk itu bisa tertahan dengan cost yang terjangkau. Meski terlihat simple, tinggal connect akun-akun tersebut dan balas pesan yang masuk, tetapi ini sebenarnya berat untuk server.”

“Untuk handle trafik API media sosial dan pesan yang masuk dari akun-akun media sosial brand itu cost-nya bisa hampir 7000 dollar. Kemarin cost kami juga sempat melambung tinggi untuk handle semua klien enterprise, trial dan yang sudah bayar. Namun, kami sudah menemukan caranya. […] Jadi, yang kami lakukan itu optimize berbagai query yang datang dari media sosial, distribute ke server, dan macam-macam lagi sih. Ini agar kami bisa mendapat margin yang tinggi,” lanjut Benny.

Jadi, menurut Benny, inovasi yang dilakukan Bornevia sebagai sebuah perusahaan itu tidak harus berada di produk depan yang terlihat oleh konsumen, tetapi juga di sisi back – end  atau infrastruktur server juga. Sementara itu dari sisi front – end sendiri, menurut Benny ada dua fitur baru yang cukup signifikan dan sudah tersemat di Bornevia.

Dashboard Bornevia / DailySocial
Dashboard Bornevia / DailySocial

Fitur pertama adalah Personal Messages yang memberikan kemudahan bagi klien Bornevia untuk membalas pesan customer yang masuk melalui kanal publik atau yang lebih personal seperti private message dan direct message.

Fitur kedua adalah 360 degree yang memungkinkan Bornevia untuk mendeteksi consumer yang mengirim pesan ke brand adalah sorang public figure dengan follower yang banyak atau bukan. Ini akan membuat brand menjadi lebih berhati-hati dalam membalas pesan nantinya.

Rencana lainnya yang diungkapkan oleh Benny adalah penambahan kanal yang dapat terintegrasi. Benny mengungkapkan bahwa Bornevia sedang menjajaki kemungkinan untuk bisa terintegrasi dengan berbagai platform messenger seperti Facebook Messenger, LINE, Kik, dan lainnya. Paling dekat, menurut Benny, yang memiliki kemungkinan terbesar untuk terintegrasi terlebih dahulu adalah Facebook Messenger karena menyediakan API terbuka.

Mengenai rencana untuk tahun depan, Benny hanya mengungkapkan bahwa pihanya masih mengejar target untuk bisa profitable. Baru setelah itu akan mencoba untuk maju ke putaran pendanaan berikutnya.

Di samping itu, Bornevia juga berencana untuk menggelar berbagai event offline ke depannya. Tujuannya, selain memberi edukasi klien yang baru bergabung, juga untuk menggaet klien-klien potensial.

Saat ini, Bornevia sendiri mengklaim telah memiliki lebih dari 3000 perusahaan yang menggunakan platform mereka secara global. Dari 3000 perusahaan tersebut, hampir 50 persennya adalah perusahaan lokal.

Sementara untuk pelanggan enterprise, Benny mengungkapkan sudah ada empat enterprise yang bergabung dan dua dintaranya adalah yang sudah menjadi klien berbayar, yaitu Kalbe Nutritionals dan Bounche. Dua enterprise lainnya saat ini masih dalam masa trial. Satu enterprise bergerak di sektor FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) dan satu lagi bergerak di sektor penerbangan.

Indosat Ooredoo Business Resmi Luncurkan NEXThing

Indosat Ooredoo Business baru saja meluncurkan platform IoT terintergrasi yang dinamai NEXThing. Platform ini diperkenalkan di sela-sela acara Indosat Ooredoo ICT Conference 2016 “Executing Digital Transformation in a Business Disruption Era”. Hadirnya NEXThing diharapkan bisa menjadi solusi untuk terciptanya ekosistem bisnis digital dan ICT spesifik untuk industri.

Disampaikan President Director dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli, NEXThing merupakan bagian dari visi dari Indosat Ooredoo dalam hal memuluskan langkah bisnis untuk bertransformasi ke ekosistem digital.

“Visi tiga tahun kami adalah menjadi mitra solusi digital yang menghubungkan bisnis di Indonesia. Dengan visi ini, kami berkomitmen untuk terus mendengarkan pelanggan bisnis kami, lebih memahami kebutuhan dan hal kritikal dalam bisnisnya sehingga kami dapat lebih mendukung pelanggan untuk mencapai organisasi yang ‘digitally transformed.’ Kami memiliki sumber daya dan pengalaman untuk membantu pelanggan bisnis dalam merancang, membangun dan menjalankan solusi yang tepat,” terang Rusli.

Indosat Ooredoo Business percaya bahwa solusi Internet of Things (IoT) memungkinkan pengumpulan data dari berbagai jenis perangkat industri yang terhubung ke aplikasi bisnis sehingga mampu menjadikan operasi bisnis yang lebih cepat dan transparan. Selain itu NEXThing ini juga disiapkan untuk mampu menghubungkan berbagai aplikasi bisnis dalam sesuatu ekosistem bisnis yang di dalamnya antar aplikasi dapat berinteraksi dan bertukar data sehingga menciptakan peluang bisnis baru.

Dalam pengembangannya Indosat Ooredoo menggandeng beberapa mitra teknologi baik global maupun lokal. Salah satu di antaranya adalah IBM. Kerja sama dengan IBM ini dikhususkan dalam hal pengembangan platform IoT bagi pasar Indonesia.

“Kami bangga menjadi operator digital telco pertama yang meluncurkan platform IoT yang lengkap dan terintegrasi di Indonesia. Dengan ditandatanganinya MoU untuk mengembangkan platform IOT ini, posisi kami akan jauh lebih kuat sehingga kami yakin untuk menjadi mitra pelanggan bisnis dalam menyediakan solusi ICT yang lengkap terutama mendukung transformasi digital. Seluruh solusi ICT ini dibangun di atas infrastruktur digital seperti connectivity (datacom), data center dan managed services yang telah dikenal andal selama bertahun-tahun,” ungkap Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo  Herfini Haryono.

Selain meluncurkan platform NEXThing, Indosat Ooredoo Business kini juga menghadirkan solusi spesifik untuk industri tertentu seperti Solusi Digital Branch untuk industri perbankan, Digital Store untuk retail dan perdagangan, Digital Logistic untuk industri manufaktur, Workforce Solution untuk industri oil & gas dan mining, dan solusi smart city, Kota Digital Indonesia.

DScussion #65: Pergeseran Tren Procurement dan Peranan Bizzy di Segmen Marketplace B2B

Tidak hanya ingin dikenal sebagai startup yang menyediakan layanan marketplace B2B untuk suplai perlengkapan dan layanan bisnis, Bizzy memiliki rencana jangka panjang menjadi layanan “Everything for the business” yang mampu mengakomodir berbagai permintaan atau quotation dari korporasi.

Bizzy juga baru saja meluncurkan Bizzy Select dan Bizzy Benefits sebagai portal tertutup untuk startup, korporasi, dan para pegawainya yang berlangganan dengan konsep layanan terdedikasiSimak wawancara lengkap DScussion dengan Chief Innovation Officer Bizzy Norman Sasono berikut ini.

Kawan Lama Grup Dirikan KlikMRO, Mudahkan Pemenuhan Kebutuhan Peralatan Industri

Perusahaan secara rutin mengeluarkan sejumlah dana untuk kebutuhan belanja, entah itu untuk membeli peralatan atau lainnya. Namun biasanya prosedur yang dibutuhkan banyak memakan waktu karena butuh approval yang berjenjang dan berlapis. Padahal di era teknologi seperti ini seluruh proses itu bisa terpangkas. Dengan memiliki visi untuk menyelesaikan masalah tersebut, KlikMRO hadir meramaikan ranah e-commerce untuk kalangan bisnis.

PT eMaRO Online Indonesia (KlikMRO), salah satu anak usaha e-commerce dari Kawan Lama Grup, secara khusus menyasar konsumen perusahaan yang membutuhkan produk pendukung proses pemeliharaan, perbaikan dan operasional (MRO), sekaligus meningkatkan produktivitas perusahaan industri. Sejak bulan KlikMRO telah resmi hadir dalam versi beta.

Perlu diketahui, KlikMRO adalah perusahaan e-commerce keempat yang dimiliki oleh Kawan Lama Grup (KLG). Ide dan konsep pendiriannya sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya, KLG sudah mendirikan KawanLama, Ruparupa (menjual barang-barang dari Ace Hardware, Informa dan Toys Kingdom) dan Krisbow (khusus menjual produk Krisbow).

Kepada DailySocial, Christianto Hermawan selaku Head of Customer Engagement KlikMRO menjelaskan umumnya saat perusahaan mengeluarkan dana untuk belanja rutin butuh belasan hingga puluhan approval. Tentu saja hal ini memakan waktu hingga berminggu-minggu sebelum barang bisa terkirim.

Pihaknya pernah melakukan studi, perbandingan harga produk dengan cost yang dikeluarkan perusahaan mencapai 1 banding 4. Artinya pengeluaran perusahaan tidak sebanding dengan harga produk yang diincarnya. Christianto mengatakan:

“Kami hadir dengan semangat ingin membantu meningkatkan produktivitas perusahaan MRO lewat teknologi. Banyak perusahaan yang butuh ada perpanjangan tangan dalam menyuplai produk sehari-hari tanpa proses tender.”

Christianto melanjutkan, proses bisnis KlikMRO adalah business-to-business (B2B) dengan layanan kemudahan seperti approval level, yakni memudahkan proses approval produk bagi buyer dan manajemen dalam satu proses untuk menunjang transaksi jual beli antar perusahaan. Sistem juga didesain untuk transparansi, yakni proses pemesanan, pembelian dan pengiriman barang mudah dipantau karena ada email notifikasi kepada pihak yang berhak mendapatkan informasi dan harga yang tercantum sudah termasuk pajak.

Kemudian kemudahan yang ditawarkan dalam dashboard All in One, yakni proses pencarian, pembelian, monitoring pesanan dan fitur perbandingan tersedia dalam satu dashboard terpusat. Terakhir kemudahan untuk memanfaatkan layanan E-Quotation, E-Invoice dan E-Faktur untuk buyer yang ingin mendapatkan surat penawaran, surat penagihan maupun faktur pajak saat melakukan transaksi.

“Semua kemudahan yang kami tawarkan memiliki tujuan akhir ingin memangkas seluruh biaya yang biasa ditanggung perusahaan bila berbelanja dengan cara konvensional.”

Siap tambah produk dan layanan

Saat ini terhitung lebih dari 100 ribu produk telah tersedia, dengan 180 merek yang terdiri dalam 13 kategori barang kebutuhan industri. Seluruh produk yang dihadirkan dalam situs KlikMRO adalah produk hasil kerja sama dengan pabrik dan distributor lokal yang menghadirkan produk orisinal dari merek kelas dunia seperti Philips, Schneider, AEG, Bosch dan lainnya.

Pihaknya bertekad ingin terus menambah jumlah rekanan kerja sama dengan merek lainnya. Catatannya, supplier harus memiliki barang dengan kondisi ready stock.

“Tantangan kami saat ingin menambah produk untuk industri perhotelan misalnya, rata-rata proses pembeliannya based on order, jadi tidak ada stock-nya. Ini permasalahan yang harus kami selesaikan.”

KlikMRO juga ingin memberikan fitur Services untuk kliennya dalam hal instalasi barang dengan kompleksitas yang minim. Nantinya instalasi akan dilakukan oleh orang yang berpengalaman di bidangnya. Selain itu, dalam fitur tersebut akan ada tim konsultan yang bertugas memberikan masukan kepada buyer terkait masa pakai produk, cara merawatnya dan lain-lain.

Untuk metode pembayarannya, KlikMRO menyediakan berbagai pilihan metode seperti kartu kredit, debit, bank transfer dan e-wallet. Selain itu, KlikMRO telah bekerja sama dengan Modalku, untuk pemberian fasilitas pinjaman kredit.

Alfamart Luncurkan Toko Virtual Alfamind sebagai Strategi Franchise Online

Demi membidik rekanan toko untuk meningkatkan pilihan produk online yang lebih luas, Alfamart baru saja meluncurkan layanan barunya berupa toko virtual. Bernama Alfamind, toko virtual tersebut memungkinkan pengguna untuk memiliki sebuah kanal perbelanjaan di jaringan Alfamart. Bentukan dari Alfamind adalah aplikasi mobile 3D yang mengadopsi teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality .

Dengan mengusung konsep online marketplace B2B, konten produk di Alfamind nantinya tidak hanya berasal dari Alfamart saja, melainkan juga akan merekrut toko-toko untuk menjadi mitra. Ke depan, sistem Alfamind akan terintegrasi dengan layanan e-commerce Alfacart yang sebelumnya sudah diluncurkan untuk kalangan konsumer.

“Jika sekarang ada franchise toko fisik, nantinya juga akan ada franchise toko virtual,” ujar Direktur Utama Alfamart Anggara Hans Prawira.

Saat ini para mitra sudah bisa mulai mendaftarkan diri ke Alfamind melalui aplikasi Android yang telah dirilis. Alfamind juga memiliki komitmen untuk memberdayakan UMKM, khususnya yang memproduksi kerajinan Indonesia untuk dapat menjual hasil karyanya melalui saluran distribusi virtual Alfamind.

E-commerce adalah sistem penjualan yang pasif. Alfamind dan mitra-mitranya akan mendorong aktivitas e-commerce Alfamart menjadi lebih aktif. Jadi, ini model bisnis baru, tokonya virtual dan model penjualannya direct selling,” ujar Hans.

Alfamart sendiri meyakini, bahwa ke depan bisnis ritel tidak bisa menjadi bagian yang dipisahkan lagi. Pendekatan digital tersebut mencakup banyak aspek, mulai dari sisi komunikasi internal, penjualan produk, penumbuhan hubungan dengan konsumen melalui alat-alat pemasaran digital hingga penyediaan tenaga kerja baru.

Application Information Will Show Up Here

AXI Meluncurkan Layanan E-Commerce B2B AXIQoe dan Print On-Demand XWS

Potensi konsumen online yang kian meningkat di Indonesia, membuat para perusahaan mulai memikirkan strategi untuk memaksimalkan penjualannya melalui dunia maya, tak terkecuali PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI). Beberapa waktu lalu AXI baru saja memperkenalkan dua situs online B2B (Business-to-Business) bernama AXIQoe dan Xprins Web Service (XWS).

AXIQoe mirip dengan Bizzy dan Bhinneka Bisnis, yakni sebuah kanal e-commerce yang fokus menjual office supplies dan office equipments. Sedangkan XWS merupakan layanan print on-demand (POD) yang memudahkan pelanggan perusahaan untuk memesan layanan cetak cepat. Dengan sistem yang terintegrasi, XWS memungkinkan pelanggan untuk memantau pekerjaan mulai dari proses desain, pencetakan hingga pengiriman.

Presiden Direktur AXI Sahat Sihombing mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa AXI akhirnya memilih untuk memaksimalkan bisnis online karena pihaknya melihat setiap tahunnya pasar e-commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Ia turut memaparkan salah satu hasil riset dari SparkLab yang melaporkan pertumbuhan e-commerce tahun 2015 sampai 37,2 persen. Data tersebut membuat yakin AXI bahwa AXIQoe dan XWS akan mendapatkan traksi yang baik dari konsumen Indonesia.

Pun begitu dengan POD, disampaikan oleh Adi Vidyanto selaku Sales Division Head AXI saat ini layanan on-demand di bidang percetakan mulai digemari. Tren ini diyakini akan merevolusi bisnis percetakan yang sudah ada. Keunggulannya yang melayani secara real-time dan memudahkan pelanggan untuk memesan di mana saja menjadi salah satu corong keuntungan yang bisa dioptimalkan.

Fokus di konsumen bisnis dengan dua perangkat online terbarunya, AXI menargetkan pendapatan perusahaan 10 persen akan di dominasi bisnis tersebut. Dengan jaringan dan infrastruktur yang telah dimiliki AXI sebagai perusahaan penyedia layanan bisnis, diyakini bahwa penetrasi pengguna dapat tersebut bertumbuh, meskipun disadari belum bisa semeriah sektor B2C (Business-to-Consumer).

LKPP Resmikan Kemitraan dengan Empat E-Commerce Indonesia

Kemudahan serta transparansi yang ditawarkan teknologi saat ini sudah mulai menyasar kalangan pemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan kemitraan strategis yang dilancarkan oleh pemerintah dengan kalangan e-commerce di Indonesia dalam hal penyediaan semua kebutuhan barang dan jasa khusus untuk pemerintahan.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP hari ini meresmikan penandatanganan Pakta Integritas dengan AnugrahPratama.com, Ayooklik, Bhineka dan Mbiz. Dengan perjanjian tersebut keempat e-commerce tersebut telah resmi bergabung ke dalam e-Katalog LKPP.

“Kami melihat saat ini kehadiran e-commerce sudah banyak membantu menyediakan barang dengan cepat, lengkap dan tentunya transparan, untuk itu kerja sama dengan 4 e-commerce ini diharapkan bisa membantu LKPP untuk menyediakan barang yang tepat untuk instansi pemerintah,” kata Kepala LKPP Agus Prabowo.

Bergabungnya e-commerce B2B dan B2G dalam sistem e-Katalog LKPP diharapkan juga bisa mengakselerasi katalogisasi produk yang akan dibeli pemerintah. Pemanfaatan e-Katalog dapat memangkas waktu dan biaya belanja pemerintah karena harga yang tercantum adalah harga yang terbaik dan sudah diverifikasi.

“Saya tentunya berharap dengan bergabungnya 4 e-commerce ini bisa membantu kinerja LKPP untuk lebih baik menyediakan semua kebutuhan instansi pemerintah dengan cepat dan tentunya transparan,” kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, yang turut hadir saat acara peresmian kerja sama tersebut hari ini.

Sepanjang periode Januari hingga Mei 2016 tercatat 13 ribu lebih paket pengadaan dengan nilai transaksi lebih dari 9 triliun dilakukan melalui e-Purchasing. Angka ini tentunya akan bertambah seiring dengan proses belanja pemerintah. Total belanja pemerintah melalui e-Purchasing tahun 2015 adalah Rp 31 triliun.

Melalui e-Katalog instansi pemerintah bisa membeli semua barang dan jasa yang dibutuhkan tanpa melalui proses tender dan batasan nilai. Bergabungnya B2B dan B2G saat ini telah menambah jumlah produk dalam e-Katalog menjadi 57.329 item. Target dari LKPP adalah untuk terus memperbesar jumlah barang dan jasa agar dapat mengakomodir kebutuhan pemerintahan yang beragam.

“Tentunya menjadi tugas Kemenkominfo untuk menyediakan infrastruktur koneksi broadband yang cepat khususnya untuk daerah-daerah di luar Jakarta yang masih membutuhkan pengadaan barang dengan bantuan LKPP, dengan demikian dapat memangkas lebih banyak lagi biaya APBN,” tuntas Menkominfo Rudiantara.

Tujuh Cara Melakukan Negosiasi yang Tepat Dengan Klien

Jika startup Anda saat ini menyasar pasar kalangan B2B (Business to Business), negosiasi harga menjadi salah satu kegiatan yang harus disiasati dengan tepat. Yang perlu diperhatikan saat menegosiasikan harga kepada klien pada dasarnya adalah selalu memiliki sikap yang baik dan tentunya bersabar. Jangan paksa klien Anda dengan tuntutan dan permintaan untuk segera mengambil keputusan, namun sisi lain jangan biarkan diri Anda memberikan janji hingga diskon yang pada akhirnya hanya merugikan perusahaan. Intinya adalah negosiasi bisa berakhir dengan hasil yang sesuai dari kedua belah pihak.

Artikel berikut ini akan membahas beberapa poin penting yang perlu dicermati terkait dengan penerapan harga yang pada akhirnya bisa membantu Anda mendapatkan keputusan dari klien.

Lakukan negosiasi bukan manipulasi

Penting untuk selalu memberikan informasi yang benar dan tidak terlalu banyak mengobral janji hingga melakukan manipulasi kepada klien saat proses negosiasi dilakukan. Utarakan dengan jelas dan jujur apa yang ingin ditawarkan oleh perusahaan Anda kepada klien.

Hindari negosiasi dalam keadaan mendesak

Ketika Anda sedang mengalami kendala dan kewalahan dengan situasi yang ada, baiknya untuk tidak melakukan pertemuan dengan klien untuk membicarakan soal harga. Hal ini dapat mengganggu kebijakan Anda dalam mengambil keputusan dan tentunya berimbas kepada perusahaan.

Lakukan persiapan

Ketika Anda menawarkan produk serta harga yang telah ditentukan, pastikan klien Anda mengetahui dengan jelas apa manfaatnya jika produk Anda digunakan. Berikan argumentasi yang jelas dan tentunya mendetil kepada klien, untuk bisa meyakinkan klien untuk memanfaatkan dan membayar produk yang Anda miliki.

Pelajari klien Anda

Jika Anda sudah menargetkan siapa klien yang ingin Anda dekati, baiknya untuk selalu mempelajari dan mengetahui dengan jelas apa saja kendala yang mereka hadapi dan bagaimana produk Anda bisa memberikan nilai lebih kepada mereka. Untuk itu pastikan produk Anda telah siap dipasarkan dan kurangi adanya error atau kesalahan teknis saat proses negosiasi dilakukan.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah jika Anda bisa menguraikan dan mengkalkulasi pendapatan yang klien akan dapatkan ketika menggunakan produk yang Anda tawarkan, dengan demikian klien akan memiliki gambaran dengan jelas berapa banyak pengeluaran serta keuntungan yang akan didapatkan.

Tawarkan keuntungan lebih kepada klien

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meyakinkan klien Anda adalah dengan memberikan keuntungan lebih di luar diskon atau potongan harga. Tawaran yang bisa diberikan di antaranya memberikan pelatihan gratis kepada pegawai dari perusahaan klien, pilihan pembayaran yang beragam, mempromosikan perusahaan klien dalam media sosial hingga memberikan bonus.

Berikan diskon namun tawarkan nilai lebih

Cara ini bisa Anda lakukan untuk mendapatkan keuntungan dan nilai lebih dari klien. Misalnya dengan memberikan diskon kepada klien, namun meminta klien untuk menawarkan produk Anda kepada perusahaan rekanan atau perusahaan lainnya. Cara lain yang bisa dilakukan adalah memberikan diskon jika klien bersedia untuk mengikuti kontrak dalam waktu yang telah ditentukan.

Jangan memaksakan

Saat semua informasi, diskon serta keuntungan lebih telah ditawarkan kepada klien Anda langkah selanjutnya adalah menunggu jawaban dari klien. Baiknya adalah jadwalkan konfirmasi tersebut dalam waktu tertentu, hal ini penting agar Anda tidak memberi kesan terlalu mendesak dan memaksa klien Anda. Jika klien cenderung terlalu lama memberikan jawaban, idealnya adalah untuk melupakan dan tawarkan produk yang ada ke klien lainnya. Jangan buang waktu Anda menunggu kepastian yang tak kunjung tiba.

Veboo Garap Bisnis Transportasi Logistik untuk Pasar B2B

Suplai dan permintaan yang dinamis dan cenderung mudah berubah dalam pasar peminjaman kendaraan logistik, menginspirasi Veboo sebagai wadah bagi perusahaan penyedia kendaraan logistik untuk bertemu dengan yang membutuhkannya. Veboo membuka lebar kesempatan bagi masyarakat untuk memilih dan memilah layanan terbaik dari vehicle provider yang bergabung dalam layanannya.

Berbeda dengan layanan logistik lainnya, Veboo adalah marketplace yang menawarkan solusi transportation management system guna meningkatkan proses pengiriman barang.

Enggan menuju perburuan yang sudah mulai padat di pasar ritel, Veboo justru mengarahkan fokusnya di segmen Business-to-Business (B2B).

“Veboo tidak ikut berebut ikan kecil di tepi pantai, tetapi Veboo memberanikan diri ke tengah laut untuk mendapatkan ikan besar,” kata founder Veboo Harun Taufik dan timnya yang telah berpengalaman dalam ranah transportasi dengan menjual layanan monitoring dan manajemen kendaraan melalui sistem terintegrasi.

Sistem terintegrasi tersebut memungkinkan Veboo memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi konsep Internet of Things dalam armadanya yang mampu memantau operasional yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi seperti solusi sensor bahan bakar, beban bawaan, kamera, RFID, layar LCD, dan sebagainya.

“Banyak perusahaan teknologi yang menawarkan solusi logistik, tetapi masih terbatas dan belum bisa diintegrasikan dengan tracking system.  Kebutuhan perusahaan logistik untuk skala kecil hingga besar masih membutuhkan solusi yang memudahkan operasional mereka, bahkan beberapa perusahaan bonafit di Indonesia sering kali dituntut kustomisasi pada sisi aplikasi yang ditawarkan agar mampu diintegrasikan dengan fleet management system,” papar Harun mengenai pembeda yang ditawarkan Veboo.

Perusahaan penyedia kendaraan yang bermitra dengan Veboo dikatakan oleh Harun adalah semua lini bisnis transportasi seperti truck, trailer, low bed, rental mobil, rental motor, hingga penyedia kapal. Mengenai harga dan skema biaya, Veboo telah menetapkan berbagai variasi dan model yang beragam meskipun para mitra juga ditawari dengan fleksibilitas harga dalam penetapan harga jika diinginkan.

Veboo dalam versi beta sudah dipaparkan kepada beberapa perusahaan logistik dan e-commerce, dan mereka juga menerima masukan untuk bisa spesifik mengeluarkan khusus untuk kebutuhan perusahaan e-commerce.

Nantinya, pencari kendaraan selaku pengguna Veboo tidak dipungut biaya apapun selamanya. Pengguna akan dilayani secara langsung oleh penyedia kendaraan tanpa intervensi Veboo maupun biaya administrasi yang terlibat dalam aktivitas serupa.

Selain kemudahan dan harga yang kompetitif, Harun mengatakan bahwa pihaknya turut melayani dengan menyematkan fasilitas online checking dari tiap barang yang dibawa oleh penyedia kendaraan demi keamanan.

Kehadiran Bhinneka Bisnis Pastikan Kompetisi Sengit di Segmen E-Commerce B2B

Bhinneka memastikan genderang perang di segmen e-commerce B2B adalah nyata. Setelah sejak tahun 1999 memberikan layanan untuk 20 ribu korporasi tanpa bentuk formalisasi khusus, akhirnya Bhinneka menghadirkan Bhinneka Bisnis yang khusus membidik segmen B2B. Tidak cuma layanannya sendiri, Bhinneka mencoba menggandeng sejumlah layanan e-commerce lain untuk memperluas cakupan layanannya. Di segmen ini sudah hadir Bizzy (Ardent Capital) dan MBiz (Grup Lippo) yang membuat persaingan di sektor ini semakin ketat.

Dalam kegiatan procurement, korporasi dihadapkan pada fakta bahwa mereka memerlukan transparansi perpajakan di invoice dan layanan purnajual yang lebih baik ketimbang layanan marketplace biasa untuk ritel. Di sini layanan e-commerce B2B berperan.

Dalam sambutannya, CEO Bhinneka Hendrik Tio menyebut formalisasi layanan Bhinneka Bisnis sebagai layanan “Bhinneka Bisnis 2.0”. Tak sekedar berjualan produk, Bhinneka melengkapi layanannya dengan jajaran armada tersendiri dan dukungan purnajual untuk servis yang di-endorse oleh banyak vendor. Jika ada masalah dengan produk yang dijual Bhinneka Bisnis, konsumen korporasi seharusnya tidak perlu lagi secara langsung menghubungi pihak vendor.

Platform Smart Procurement yang dimiliki Bhinneka Bisnis mengklaim “keunggulan” seperti: (1) multi-login bagi masing-masing user pemegang kepentingan sesuai dengan fungsi dan tugasnya, (2) fitur proses persetujuan yang disesuaikan dengan level otorisasi dan alur kebijakan, (3) diferensiasi unit-bisnis sesuai struktur organisasi, (4) pengaturan dan kendali batas pembelian seusai kebijakan dan anggaran, (5) pelaporan untuk proses analisis pembelian yang transparan.

Logo Bhinneka Bisnis - Black

Bhinneka Bisnis juga membuka kemitraan dengan layanan e-commerce lain untuk meningkatkan variasi produk. Saat peluncuran, mereka telah bekerja sama dengan Ralali yang menyediakan alat-alat industrial, SwagShop (bagian dari Tees) yang mengurusi pemesanan kaos perusahaan atau komunitas, dan Tiket untuk kebutuhan pemesanan akomodasi.

Saat ini Bhinneka Bisnis menyebutkan telah memiliki 150 ribu produk yang siap dijajakan. Suntikan dana 300 miliar Rupiah dari Ideosource dan masuknya Heriyadi Janwar dari Microsoft sebagai VP Corporate dan Peter Rumahlewang sebagai General Manager Corporate Sales merupakan modal Bhinneka Bisnis lebih serius menggarap sektor ini.

Persaingan di segmen B2B

Tahun 2016 menjadi saksi bahwa tak cuma pasar konsumen ritel yang seksi di Indonesia, tetapi juga pasar B2B. Bermain di pasar B2B menjanjikan pemasukan yang jauh lebih stabil ketimbang ritel, meskipun usaha yang dilakukan lebih besar untuk menggandeng klien.

Selain kehadiran para raksasa di sektor marketplace B2B, hadir pula Vendorpedia yang mencoba memenuhi kebutuhan korporasi yang selama ini didominasi oleh sistem procurement secara offline.

CEO Bizzy Peter Goldsworthy kepada DailySocial mengatakan hanya 11% startup di Indonesia yang menyasar pasar B2B. Hambatan network dan sumberdaya menjadi halangan kebanyakan startup untuk memasuki segmen ini.

Bhinneka Bisnis sebagai pemain lama jelas memiliki keunggulan dengan modal klien yang sudah dijaga selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, mereka tidak boleh lengah dengan situasi ini karena kompetitornya jelas berusaha terus berinovasi.

Dengan semakin mudanya usia pengambil keputusan di dalam perusahaan untuk pengadaan barang dan jasa, seperti disebutkan dalam laporan yang dikeluarkan Google dan Millward Brown, platform digital akan semakin menjadi pilihan bagi korporasi untuk melakukan procurement.