Moka Partners with P2P Lending Platform to Distribute Funding for SMEs

Moka’s innovation as a SaaS (Software as a Services) provider for cashiers is not limited to the features in the application. They also present services to help SMEs develop businesses. One of those is Moka Capital, a service that connects SMEs with various types of capital institutions under OJK supervision.

Moka Capital practically began operation since mid-2018. Currently, they have worked with various p2p lending platforms such as Koinworks, Taralite, and Modalku.

The Moka team is said to have distributed capital loans worth more than Rp40 billion to more than 300 business people. They offer various numbers of loans from IDR5 million to IDR2 billion with tenors from 3 to 18 months.

“Systematically, we provide access for Moka merchants to connect with the integrated fintech partners. Through the back-office, merchants can choose partners they see fit to each the requirements that have been attached,” Moka’s VP Brand & Marketing Bayu Ramadhan said.

Moka also claims the submission process through the Moka Capital system is easier than conventional loan products. In addition, funding is offered without collateral.

“Merchants can submit applications without attaching financial reports and transaction lists because all sales data have been integrated with the Moka system for the purposes of credit analysis for partners,” Bayu added.

Moka’s journey to help merchants is not without obstacles and challenges. One of which is to give an understanding that easy access to investors can help businesses to develop.

“Moka will expand collaboration with various financial institutions and the financial services industry in Indonesia, to provide relevant loan products, therefore, more business players can benefit from business development through capital funds obtained through Moka Capital. Currently, Moka is conducting a trial collaboration with various other institutions to provide funding in the form of equity crowdfunding and credit line facilities,” Bayu said.

Moka currently runs several digital ecosystems besides POS, including Moka Pay, Moka Capital, Moka Fresh, and Moka Connect. Moka Pay is a payment aggregator application, while Moka Fresh is a service that connects food suppliers for culinary merchants.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Platform P2P Lending, Moka Capital Salurkan Permodalan untuk Mitra UKM

Inovasi Moka selaku penyedia SaaS (Software as a Services) untuk kasir tidak berhenti pada fitur yang ada dalam aplikasi. Mereka juga menghadirkan layanan yang mampu membantu UKM mengembangkan bisnis. Salah satunya dengan Moka Capital, yakni layanan yang menghubungkan UKM dengan berbagai macam lembaga permodalan yang berada di bawah pengawasan OJK.

Moka Capital sejatinya mulai dijalankan sejak pertengahan tahun 2018. Hingga saat ini mereka telah bekerja sama dengan berbagai macam platform p2p lending seperti Koinworks, Taralite dan Modalku.

Klaim dari pihak Moka, mereka telah menyalurkan pinjaman modal senilai lebih dari Rp40 miliar ke lebih dari 300 pelaku usaha. Pinjaman yang ditawarkan bekisar antara Rp5 juta hingga Rp2 miliar dengan pilihan tenor mulai dari 3 hingga 18 bulan.

“Secara sistem, kami menyediakan akses bagi merchant Moka untuk langsung terhubung dengan partner fintech kami telah terintegrasi. Melalui back-office, merchant dapat memilih partner yang sesuai dengan masing-masing persyaratan yang telah dilampirkan,” VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan.

Pihak Moka juga mengklaim bahwa proses pengajuan melalui sistem Moka Capital lebih mudah dibanding produk pinjaman konvensional. Selain itu pendanaan yang ditawarkan tanpa agunan.

Merchant dapat mengajukan aplikasi tanpa melampirkan laporan keuangan serta daftar transaksi karena semua data penjualan telah terintegrasi dengan sistem Moka untuk keperluan analisis kredit bagi partner,” imbuh Bayu.

Jalan Moka untuk membantu merchant bukan tanpa halangan dan tantangan. Salah satunya adalah memberikan pengertian bahwa mudahnya akses ke pemodal bisa membantu bisnis untuk berkembang.

“Moka akan memperluas kolaborasi dengan berbagai lembaga finansial dan industri jasa keuangan di Indonesia, untuk memberikan produk pinjaman yang relevan agar lebih banyak lagi pelaku usaha dapat merasakan manfaat pengembangan bisnis melalui modal usaha yang didapat melalui Moka Capital. Saat ini, Moka sedang melakukan uji coba kerja sama dengan berbagai lembaga lainnya untuk memberikan pendanaan dalam bentuk ​equity crowdfunding dan ​credit line facility,” imbuh Bayu.

Moka saat ini memiliki beberapa ekosistem digital selain POS, mereka adalah Moka Pay, Moka Capital, Moka Fresh hingga Moka Connect. Moka Pay merupakan aplikasi agregator pembayaran sedangkan Moka Fresh merupakan layanan yang menghubungkan penyuplai bahan makanan untuk merchant kuliner.

Application Information Will Show Up Here

Melalui “Moka Fresh”, Moka Sediakan Akses Bahan Baku untuk Merchant Kuliner

Platform mesin kasir digital (point of sales – POS) Moka merambah produk baru yang menghubungkan penyuplai bahan makanan untuk merchant kuliner yang bergabung, disebut Moka Fresh. Produk teranyar ini melengkapi rangkaian ekosistem digitalisasi bisnis yang dibangun Moka, setelah Moka POS, Moka Pay, Moka Capital, dan Moka Connect.

Dalam situsnya, Moka Fresh adalah solusi kesulitan bahan baku makanan, peralatan dapur, alat kebersihan, hingga peralatan elektronik untuk mitra kuliner. Perusahaan bekerja sama dengan berbagai penyuplai ternama menyediakan bahan dan alat berkualitas tinggi dan harga terbaik. Penyuplai tersebut di antaranya Greenfields, Diamond, Unilever, Bogasari, ABC, dan SayurBox.

Seluruh pemesanan dilakukan secara online dengan mengisi daftar pesanan, berikutnya mengisi alamat pengantaran. Metode pembayaran yang tersedia saat ini adalah invoicing yang dapat dibayar tujuh hari kemudian demi menyesuaikan arus kas bisnis dari merchant tersebut.

Moka Fresh untuk sementara baru bisa diakses melalui Backoffice Moka POS dari browser. Aplikasinya sendiri akan dirilis dalam waktu dekat. Merchant yang baru menikmati produk ini adalah mereka yang memiliki toko di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya; dan sudah berlangganan Moka di atas dua bulan.

VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan menjelaskan, inovasi ini mempertegas posisinya sebagai pemimpin pasar untuk POS dengan kelengkapan produk dan layanannya secara end to end buat UKM di Indonesia. Sejak lima tahun berdiri hingga sekarang, Moka telah mengalami banyak perkembangan signifikan.

Penggunanya telah mencapai 30 ribu bisnis tersebar di lebih dari 200 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Pertumbuhan pengguna mencapai 210% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari segi transaksi, tumbuh 126% dan nilai transaksi yang diproses merchant lebih dari Rp20 triliun.

Moka Pay turut mencatatkan kenaikan transaksi non tunai sebesar 12 kali lipat secara year on year. Opsi pembayaran non tunai yang tersedia di Moka adalah GoPay, Ovo, Dana, LinkAja, Akulaku, dan Kredivo. Sementara itu, Moka Capital telah membantu menyalurkan modal sebesar Rp26 miliar untuk para pemilik bisnis.

“Dengan meningkatnya kepercayaan dari para pelaku bisnis dan meluasnya produk dalam ekosistem yang ditawarkan, di 2020 Moka berupaya untuk fokus dalam memperluas penetrasi ke segmen grassrot dan enterprise,” kata Bayu dalam keterangan resmi, Senin (30/12).

Perusahaan, sambungnya juga mendirikan wadah pengembangan edukasi berbasis teknologi disebut A Cup of Moka. Dalam kurun setahun, program ini berhasil mengedukasi lebih dari 2 ribu pelaku usaha secara offline dan sekitar 4 ribu pelaku usaha secara online lewat berbagai rangkaian acara yang digelar. Jumlah partnernya tembus di angka 124 institusi, baik itu dari pemerintah, penyelenggara swasta, akademis, LSM, dan lainnya.

Di samping itu, menyediakan business insight untuk bantu pemilik usaha dalam mengambil keputusan strategis dalam bisnis. Contohnya, sepanjang tahun ini tren penjualan minuman boba meningkat 12 kali, khimar jadi produk ritel paling populer dengan penjualan naik 96%, facial treatment seperti facial, acne care, dan masker wajah menunjukkan transaksi dan pendapatan tertinggi.

Application Information Will Show Up Here

GoPay Kini Terintegrasi dengan Mesin Kasir Moka

Startup mesin kasir online Moka mengumumkan bergabungnya GoPay sebagai opsi pembayaran terbaru, melengkapi deretan uang elektronik lainnya yang sudah lebih dahulu bergabung, seperti Ovo, Dana, LinkAja, Akulaku, dan Kredivo.

VP Marketing and Brand Moka Bayu Ramadhan berharap kehadiran GoPay dapat meningkatkan transaksi digital lewat mesin kasir Moka. Pasalnya, secara use case, kini GoPay bisa digunakan untuk membayar apa saja, di luar ekosistem Gojek. Dari berbagai hasil survei pun, menunjukkan penetrasi GoPay sudah cukup dalam dan meluas di seluruh Indonesia.

“GoPay punya banyak use case sehingga stickiness-nya pengguna untuk menggunakan GoPay jauh lebih tinggi karena sudah terbiasa. Kami juga ingin memastikan transaksi nontunai di Moka bisa tumbuh tinggi,” terang Bayu, Kamis (1/8).

Bayu menambahkan, bagi merchant kolaborasi seperti ini memberikan beragam manfaat buat merchant. Misalnya dari segi pencatatan yang sudah satu pintu. Semua transaksi otomatis tercatat dalam sistem dan bisa dilihat kapan saja.

Sejak minggu lalu, merchant Moka sudah bisa mengaktifkan opsi pembayaran GoPay dalam device mereka apabila sudah menjadi pelanggan Moka. Tidak ada biaya tambahan untuk instalasinya.

Moka mencatat ada lebih dari 20 ribu merchant aktif Moka tersebar di 36 kota di seluruh Indonesia. Mayoritas adalah UKM, bergerak di bisnis F&B (64%), jasa (15%), ritel (21%). Adapun, merchant yang sudah mengaktifkan pembayaran digital ada 33% sepanjang Mei 2018-Juni 2019.

Menurut Bayu, semakin banyak opsi pembayaran dalam Moka akan membuat meja kasir tertata lebih rapi karena hanya ada satu sistem dari Moka. Sehingga tidak instalasi banyak mesin EDC dari berbagai pemain.

Sebelum GoPay resmi masuk, sebenarnya Moka sudah bekerja sama dengan pemain fintech lainnya sejak setahun lalu. Akan tetapi, adopsinya baru mencapai 17,77% dari jumlah transaksi yang masuk. Mayoritas konsumen masih memakai tunai 82,23% ketika belanja di merchant Moka.

Untuk itu, dengan brand awareness GoPay yang sudah tinggi diharapkan dapat mendongkrak persentasenya menyentuh angka 40% sampai akhir tahun ini. “Lewat kehadiran GoPay, persentase konsumen yang pakai transaksi digital di Moka bisa naik double jadi 40%.”

Dalam waktu dekat, pihaknya akan terus menambah kemitraan dengan pemain uang elektronik lainnya. Di luar Jawa, seperti Bali, tingkat penetrasi baik GoPay maupun Ovo tidak setinggi di Jakarta. Bayu masih enggan membeberkan lebih detail.

“Di Bali itu pengguna GoPay dan Ovo itu tidak tinggi, untuk itu kami mau masuk ke sana dengan gandeng pemain yang banyak di pakai di lokasi wisata.”

Head of Corporate Communications GoPay Winny Triswandhani menambahkan, pihaknya terbuka dengan peluang kerja sama lebih dalam dengan Moka. Merchant GoPay bakal diajak untuk menggunakan Moka untuk pencatatan yang lebih rapi.

Winny menyebut kemitraan dengan Moka sebenarnya sudah direncanakan sejak lama, namun baru terealisasi sekarang karena proses integrasinya yang memakan waktu. Tak hanya dengan Moka, GoPay juga tersedia sebagai opsi pembayaran di mesin kasir lainnya seperti Spots dan Pawoon.

“Meski kami punya mesin kasir pos sendiri [Spots], tapi kami yakin untuk perbesar market tidak bisa dilakukan sendiri, perlu kerja sama untuk edukasi pembayaran digital. Makanya kami tidak menutup diri, terbuka dengan pemain lainnya,” ujar Winny.

Application Information Will Show Up Here

Moka Launches Payment Aggregator App Moka Pay

Moka enters the payment aggregator service by launching Moka Pay. The feature is designed to accommodate non-cash transaction for SME’s merchants using its POS (Point of Sales) service. On DailySocial observation, the beta version Moka Pay is now available to download in Google Play.

From the information provided, Moka Pay is not only acted as a payment aggregator but also has a simple POS feature to support entrepreneurs in scaling up the business.

There are employee management access, financial report, invoice making, maintaining progress for outlets in other locations, and many more. All transactions will be recorded in cloud and accessible anytime in real time.

Moka Pay
Moka Pay App

In addition, there’s a non-cash feature to accommodate transaction from various sources, such as e-wallet, credit card, and cash. Some fintech players have partnered up with Moka are Akulaku, Ovo, TCash, and Kredivo. Entrepreneurs no longer need to invest for additional tools for this payment option.

Take a closer look, Moka implements freemium business model for Moka Pay app. It means, users can work with all the available services, but there are some features available after the upgrade to Moka POS.

The strategy is considered as Moka’s initiative to acquire new user base without having to subscribe first, as usually applied for Moka POS. In terms of product segment, Moka Pay’s target is not only the micro-segments but also higher scale.

The product was mentioned briefly by Bayu Ramadhan, Moka’s VP of Brand & Marketing in #SelasaStartup session this week. He said, Moka is preparing a product for the micro-segments, it is to be released in the Q1 next year.

Moka POS is said to be used by more than 12 thousand businessmen in 200 locations all over Indonesia. Not only providing POS cashier solution, Moka has other unit includes Moka Capital for the capital loan to all businessmen of lending players. There is also Moka App Marketplace for other solutions for accounting.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Moka Rilis Aplikasi Agregator Pembayaran Moka Pay

Moka merambah layanan agregator pembayaran dengan peluncuran Moka Pay. Fitur ini didesain untuk mengakomodasi transaksi non-tunai merchant UKM yang memanfaatkan layanan point of sales (POS) besutannya. Menurut penelusuran DailySocial, aplikasi versi beta Moka Pay sudah hadir dan bisa diunduh di Google Play.

Dari penjelasan yang tertera, Moka Pay tidak hanya sebagai agregator pembayaran, tapi juga memiliki fitur POS sederhana yang dapat digunakan untuk membantu pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya.

Ada akses manajemen karyawan, laporan keuangan, pembuatan invoice, memantau laporan untuk outlet di lokasi lain, dan sebagainya. Semua transaksi akan tercatat dalam cloud dan bisa diakses kapan saja secara real time.

Aplikasi Moka Pay
Aplikasi Moka Pay

Di samping itu, ada fitur pembayaran non-tunai yang mengakomodasi transaksi dari berbagai sumber dana, baik dari e-wallet, kartu kredit, dan tunai. Adapun pemain fintech yang sudah bermitra dengan Moka di antaranya Akulaku, Ovo, TCash, dan Kredivo. Pengusaha tidak perlu berinvestasi tambahan perangkat untuk menerima opsi pembayaran ini.

Bila diperhatikan, Moka menerapkan model bisnis freemium untuk aplikasi Moka Pay. Artinya pengguna bisa menggunakan seluruh layanan yang ada sepuasnya, namun ada beberapa fitur yang baru bisa digunakan apabila upgrade layanan ke Moka POS.

Strategi ini bisa dikatakan menjadi cara Moka mendapatkan basis pengguna baru tanpa harus berlangganan di tahap awal, seperti yang selama ini diterapkan untuk Moka POS. Bahkan dari segmentasi produknya, Moka Pay tidak hanya menyasar segmen bisnis mikro saja, tapi juga yang sudah berskala besar.

Produk ini sebetulnya pernah disinggung secara singkat oleh VP of Brand & Marketing Moka POS Bayu Ramadhan dalam sesi #SelasaStartup pekan ini. Dia hanya mengatakan bahwa Moka tengah menyiapkan suatu produk untuk segmen mikro, yang rencananya bakal rilis pada awal tahun depan.

Disebutkan bahwa Moka POS telah digunakan oleh lebih dari 12 ribu pengusaha yang tersebar di 200 lokasi di seluruh Indonesia. Tidak hanya menyediakan solusi mesin kasir POS, Moka memiliki unit layanan lainnya seperti Moka Capital yang memberikan pinjaman modal kepada para pengusaha dari pemain lending. Ada juga Moka App Marketplace untuk tambahan solusi buat pembukuan.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Mendalami Peran Teknologi dalam Membangun “Cashless Society”

Teknologi memiliki peran besar dalam membantu masyarakat ketika bertransaksi. Meski kepemilikan kartu kredit masih minim di kalangan masyarakat Indonesia, berkat teknologi opsi pembayaran non-tunai makin bervariasi, khususnya melalui mobile payment.

Dalam sesi #SelasaStartup edisi terakhir di 2018, hadir VP of Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan. Ia mengatakan adopsi non-tunai (cashless) ini sebenarnya belum sepenuhnya optimal di Indonesia, khususnya di sisi merchant. Kondisi saat ini membuat mereka harus menyediakan beragam mesin EDC untuk menerima kartu. Belum lagi mesin khusus untuk mencetak kode QR demi menerima pembayaran berbasis aplikasi.

Padahal dikutip dari berbagai sumber, secara potensi ada 59,2 juta pengusaha UKM di tahun ini, namun baru 3,79 juta di antaranya yang sudah go-online. Diprediksi jumlah UKM terus tumbuh hingga 5% pada tahun depan dan diharapkan sebanyak 8 juta UKM mulai memanfaatkan layanan pembayaran digital.

“Realisasinya masih jauh dengan target yang sudah dicanangkan pemerintah pada tahun depan. Untuk itu butuh solusi yang cepat dan efektif dalam mengadopsi cashless, salah satunya dengan edukasi tentang kebutuhan cashless kepada UKM, adakan training secara berkala soal digitalisasi UKM,” terang Bayu.

Pentingnya cashless bagi UKM

Menurut Bayu, pembayaran non-tunai pada dasarnya membantu UKM dalam mengurangi risiko fraud atau kehilangan. Semakin berkurangnya uang tunai yang dipegang, manajemen keuangan akan lebih rapi, mudah dikelola, dan mudah dilacak riwayatnya secara online.

Pengusaha UKM bisa menghemat waktu untuk mengatur keuangan tanpa proses manual sama sekali. Mereka bisa lebih fokus mengembangkan usahanya.

“Belum lagi para pemain mobile payment kini berlomba-lomba memberikan promo dan diskon, tidak hanya buat end-user tapi juga merchant itu sendiri. Merchant bisa mendapatkan tambahan pemasukan dari situ,” terang dia.

Manfaat bagi konsumen

Transaksi non-tunai mengedepankan unsur keamanan dan efisiensi. Bagi masyarakat, memasukkan kode PIN, memindai sidik jari, atau metode keamanan lainnya saat melakukan pembayaran dirasa lebih nyaman daripada harus membawa dompet kemana-mana.

Tak hanya buat bayar merchant offline, dengan layanan dan fitur yang disediakan mobile payment umumnya ada opsi pembayaran lainnya, termasuk PPOB. Ekosistem yang interconnected dan interoperable antar pihak ini sangat membantu, karena masyarakat cukup menampung dana di satu platform, tapi bisa untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan.

Tantangan dan solusi

Bayu berpendapat ketika berbicara soal adopsi non-tunai, proses edukasi end user lebih mudah daripada ke merchant. Terlebih kepada merchant yang sudah bertahun-tahun terbiasa dengan transaksi tunai dan pencatatan manual.

Di samping itu ada ketimpangan di lapangan. Jumlah mesin EDC yang beredar hanya sekitar 1 juta, sementara jumlah kartu yang beredar termasuk debit dan kredit mencapai 130 juta.

Mengatasi hal tersebut butuh kolaborasi antar pihak, misalnya dengan menyediakan teknologi yang mampu menerima berbagai opsi pembayaran mobile dalam satu perangkat saja. Hal ini akan mempermudah merchant dalam menerima pembayaran dan harus berinvestasi banyak perangkat di meja kasirnya.

Ia mencontohkan mesin kasir Moka kini bisa menerima berbagai opsi pembayaran non-tunai dari berbagai provider. Sebut saja dari Akulaku, T-Cash, OVO, Dana, dan Kredivo; termasuk menerima pembayaran kartu debit dan kredit. Merchant tidak perlu banyak berinvestasi tambahan perangkat agar bisa menerima berbagai opsi pembayaran.

Application Information Will Show Up Here

IDEC Kembali Adakan Workshop Kewirausahaan, Bahas “Pitch Deck” dan Layanan POS

Indonesia Entrepreneur Center (IDEC) akan kembali mengadakan acara bertajuk workshop dan seminar kewirausahaan. Kali ini memfokuskan untuk memberikan pengetahuan bagi wirausahawan digital yang tengah merintis bisnis di bidang ritel. Acara workshop bulan ini akan dilaksanakan pada 31 Maret 2018 mendatang bertempat di Wisma Barito Pacific, Jakarta Barat. Dalam acara ini akan dibahas tentang bagaimana seorang pemilik usaha dapat memberikan presentasi atau pitch yang baik ke investor.

Maredith Peng selaku direktur Connector.ID dan konsultan senior ANGIN akan menjadi pemateri dalam workshop ini. Meredith akan berbagi ilmu mengenai seperti apa yang baik, apa saja yang harus ada dalam sebuah pitch deck, dan apakah ada pitch deck berbeda untuk jenis investor yang berbeda. Meredith juga akan secara langsung mengajak peserta untuk membuat pitch deck dan akan memberikan tanggapan kepada pitch deck yang telah dibuat.

Selain acara workshop, IDEC juga akan menyelenggarakan seminar mengangkat tema peranan layanan berbasis Point of Sales (POS) untuk membantu akselerasi bisnis ritel. Pemateri yang dihadirkan adalah Bayu Ramadhan, VP Brand & Marketing MOKA. Secara khusus seminar ini mengangkat judul besar “Secret Suce to Increase Your Retail Business”. Seminar akan berlangsung pada 10 April 2018 mendatang, dimulai pukul 14.00 bertempat di Centennial Tower, Jakarta Selatan.

Dua acara tersebut di atas merupakan bagian dari komitmen IDEC untuk membantu peningkatan kualitas wirausahawan lokal. Sejak mengawali debut di tahun 2017, IDEC telah berhasil menyelenggarakan 23 kegiatan seminar/workshop dan 5 kegiatan bertema expert dating. Pendekatan berbasis event seperti ini dinilai menjadi langkah yang sesuai, karena dengan mempertemukan peserta dengan pelaku bisnis, berbagai pemahaman dapat ditanamkan secara efisien. Terlebih IDEC membatasi jumlah peserta di setiap acara, rata-rata berbentuk kelas kecil.

IDEC mengharapkan, dengan inisiatif yang digalakkan wirausahawan Indonesia tidak perlu mencari jauh-jauh kesempatan untuk belajar dari dan bertemu dengan mentor andal serta pakar dalam dunia bisnis. IDEC hadir di tengah masyarakat Indonesia untuk memfasilitasi wirausahawan Indonesia dengan seminar, workshop dan program kewirausahaan lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran ke acara, silakan kunjungi tautan berikut: workshop dan seminar.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk Indonesia Entrepreneur Center (IDEC).