Melalui Edisi Reforged, Blizzard Bangun Kembali Game RTS Legendaris Warcraft III

Kesuksesan sejumlah game terkadang sulit untuk diulang oleh sekuel atau penerus spiritualnya. Ekspektasi fans yang begitu besar terkadang membuat pengerjaannya jauh lebih menantang. Sejumlah developer tak jarang menggunakan ‘metode’ aman buat menghasilkan keuntungan yang tersimpan dalam rasa nostalgia, yaitu melalui remake dan remaster.

Ada banyak sekali game remaster yang kita bisa temukan saat ini, digarap lewat berbagai cara: beberapa developer mencoba mempertahankan formulanya sembari menyuguhkan visual HD, namun sejumlah studio tidak takut untuk merombak gameplay inti dan mengintegrasikannya dengan elemen modern. Warcraft III: Reforged sendiri bisa dikatakan sebagai upaya remake paling ambisius, mengombinasikan dua pendekatan berbeda di atas.

Diumumkan di BlizzCon 2018, Warcraft III: Reforged adalah versi remake besar-besaran dari permainan yang Blizzard luncurkan 16 tahun silam. Developer menjanjikannya sebagai ‘penciptaan ulang dari real-time strategy revolusioner yang menjadi pondasi bagi cerita-cerita epik di dunia Azeroth’. Game menyatukan konten Reign of Chaos serta The Frozen Throne, lalu semua asetnya dibangun dari nol, menawarkan upgrade visual serta didukung fitur-fitur baru.

Warcraft III: Reforged akan kembali membawa kita menjadi saksi didirikannya Orgrimmar, momen jatuhnya Lordaeron, berkuasanya Burning Legion, hingga bangkitnya Lich King. Para gamer akan menyaksikan sejarah Azeroth ini dari sudut pandang empat faksi yang berbeda, yaitu Orc, Manusia, Night Elf dan Undead. Anda yang gemar mengutak-atik dan menciptakan skenario baru juga dipersilakan mengakses fungsi World Editor anyar di sana.

Dalam mengembangkan Warcraft III: Reforged, Blizzard membangun lagi setiap karakter, struktur, lingkungan, serta dimensi permainan. Game menyuguhkan lebih dari 60 misi dan menghidangkan cutscene in-game baru berdurasi empat jam lebih. Developer juga repot-repot melakukang pengisian suara ulang dalam kualitas high definition, terutama buat karakter-karakter penting semisal Sylvanas Windrunner and Arthas Menethil.

“Warcraft III merupakan permainan penting dan monumental bagi kami di Blizzard, dan memengaruhi karya-karya kami selanjutnya,” kata presiden Blizzard Entertainment J. Allen Brack. “Proyek seperti Warcraft III: Reforged bukanlah sesuatu yang kami anggap enteng. Sebagian alasannya adalah karena warisan Warcraft, tapi yang lebih penting adalah, karena kami tahu betapa berartinya permainan ini bagi para gamer.”

Blizzard berencana buat melepas Warcraft III: Reforged di tahun depan, walaupun mereka belum menyebutkan tanggalnya secara spesifik. Permainan akan disajikan dalam dua edisi, yaitu versi standar seharga US$ 30 dan versi Souls of War, dibanderol US$ 40. Edisi spesial ini dibundel bersama skin tambahan untuk karakter hero serta mount Meat Wagon buat World of Warcraft dan cardback Third War untuk Hearthstone.

Sumber: Blizzard.

Ayo Berkenalan Dengan 2 Hero Baru Overwatch, Ashe dan Echo

Mungkin Anda sudah mendengar kabar baik dan buruk terkait ajang Bllizzcon 2018 minggu lalu. Di sana, fans yang mengharapkan eksistensi dari sekuel Diablo dikecewakan oleh penyingkapan Diablo Immortal untuk perangkat bergerak. Namun para gamer Overwatch dimanjakan oleh penayangan film animasi pendek baru beserta pengumuman beberapa hero sekaligus.

Menariknya lagi, film animasi bertajuk ‘Reunion’ tersebut punya kaitan erat dengan karakter-karakter anyar Overwatch. Reunion difokuskan pada sang koboi Jesse McCree sembari memperkenalkan Ashe dan Echo, masing-masing adalah hero ke-29 dan ke-30 Overwatch. Film juga mengisahkan apa yang sebelumnya terjadi di map Route 66, menjelaskan mengapa ada puing-puing kereta dan apa isi dari payload yang selama ini diperebutkan para pemain.

Singkatnya, Elizabeth Caledonia alias Ashe adalah pemimpin dari Gang Deadlock. Di film Reunion, ia beserta anak buahnya mencoba mencuri muatan kereta dengan meledakkannya. Tapi rencana tersebut berhasil digagalkan oleh McCree. Dan di penghujung cerita, akhirnya kita mengetahui bahwa muatan misterius tersebut berisi robot omnic yang dahulu pernah menjadi rekan McCree. Robot ini bernama Echo.

Detail mengenai Echo belum diketahui, namun informasi rinci terkait Ashe sudah tersedia di situs PlayOverwatch.com. Ashe didesain sebagai hero ‘damage‘. Di bulan Juni kemarin, Blizzard Entertainment memutuskan untuk menggabungkan kategori offense dan defense menjadi damage karena peran keduanya di tiap tim telah mengabur. Sering kali gamer menggunakan hero menyerang untuk bertahan atau sebaliknya.

Dalam bertempur, Ashe mengandalkan senapan repeater andalannya yang ia namai The Viper. Ashe juga dapat menggunakan Coach Gun ala senapan tabur untuk mendorong musuh yang menghalangi jalannya, serta memanfaatkan dinamit buat membakar lawan dan memberikan efek damage over time. Dinamit bisa sekadar dilempar atau ditembak untuk meledakkannya tanpa perlu menunggu.

Sebagai skill ultimate-nya, pemimpin gang Deadlock itu juga dapat memanggil teman omnic-nya, robot bernama Bob. Ketika diperintah buat membantu Ashe, Bob akan terjun ke medan tempur, bergerak secara otomatis dan membuat lawan-lawannya terpental ke udara (mirip efek Primal Rage punya Winston) serta menyerang dengan menggunakan senapan mesin.

Buat sekarang, belum diketahui kapan Ashe bisa dimainkan. Seperti sebelum-sebelumnya, Blizzard akan melakukan pengujian terlebih dulu di server tes sebelum hero baru ini bisa diakses oleh semua pemain baik di PC, PlayStation 4 atau Xbox One. Baru setelah itu, mungkin kita akan mendengar detail lebih lanjut soal Echo.

Ashe dan Bob, Overwatch 1

Via Polygon.

Activision dan Blizzard Bagi-Bagi Destiny 2 Versi PC Gratis

PC merupakan tempat paling ideal untuk menemukan game-game berkualitas tanpa perlu membayar. Mereka biasanya disuguhkan via platform distribusi digital seperti GOG, Steam atau Humble Bundle sebagai bagian dari program promosi atau perayaan event. Mayoritas dari permainan itu umumnya bukanlah judul baru, tapi ada hal istimewa diumumkan bertepatan dengan ajang Blizzcon 2018.

Dalam memperingati ulang tahun pertama kehadiran Destiny 2 di layanan Battle.net punya Blizzard Entertainment, publisher Activision dan developer Bungie memutuskan untuk menyodorkan permainan shooter online itu buat seluruh pengguna secara gratis. Program bagi-bagi Destiny 2 ini dijalankan mulai tanggal 2 November kemarin dan berlangsung sampai 18 November nanti. Saran saya: amankan dulu game-nya meskipun Anda belum bisa atau sempat memainkannya.

Blizzard dan Activision juga telah menyiapkan apresiasi khusus bagi gamer yang sudah mengeluarkan uang demi membeli permainan ini dalam bentuk emblem eksklusif. Selain itu, developer mempersilakan para pemain buat menjajal mode Gambit di Destiny 2: Forsaken, dapat diakses dari mulai tanggal 9 sampai 11 November. Gambit adalah aktivitas ‘hybrid‘ PvE dan PvP yang mengadu dua tim berisi empat Guardian.

“Kami tahu gamer yang ingin menikmati Destiny 2 di PC mengarapkan pengalaman bermain istimewa, baik ketika bertualang sendiri ataupun bersama kawan. Karena alasan itu, kami betul-betul memerhatikan tuntutan komunitas pemain di PC,” tutur game director Destiny 2: Forsaken Steve Cotton. “Melalui pemberian ini, kami sangat menanti bergabungnya para Guardian baru di jagat Destiny.”

Destiny memulai kiprahnya empat tahun silam, namun baru di 2017 franchise ini tersedia di Windows. Peluncurannya di platform itu ternyata menjadi salah satu momen pelepasan game Activision tersukses. Salah satu faktor yang berjasa: Bungie dan Activision sudah menggodok fitur-fitur visual khusus PC, misalnya resolusi 4K native, frame rate tanpa batasan, dukungan penuh mouse dan keyboard, opsi rasio layar 21:9 serta setup tiga monitor, hingga HDR.

Untuk menjalankan Destiny 2 versi Windows, pastikan sistem Anda setidaknya telah diotaki prosesor Intel Core i3-3250, Pentium G4560 atau AMD FX 4350; kartu grafis Nvidia GeForce GTX 660, GTX 1050 2GB atau AMD Radeon HD 7850; serta dibekali RAM paling kecil 6GB, punya ruang kosong sebesar 104GB dan ditunjang sambungan internet konstan.

Cara mendapatkan Destiny 2 versi Windows ini sangat mudah. Anda hanya perlu membuka software Battle.net, kemudian lihat icon notifikasi di bagian kanan atas. Di sana Anda dapat menemukan gift berupa Destiny 2 dari Blizzard dan Activision. Silakan diterima dan game akan jadi milik Anda selamanya.

Sumber: Business Wire.

Blizzard Luncurkan Aplikasi Android dan iOS Khusus Konten Esports

Nama Blizzard dan esports adalah dua hal yang sudah sangat lama berjalan berdampingan. Karya-karya Blizzard seperti seri Warcraft, StarCraft, dan Overwatch selalu menjadi fenomena besar di dunia game kompetitif bahkan sebelum istilah “esports” populer. Meski kini sudah tersaingi oleh perusahaan-perusahaan lain seperti Tencent dan Riot Games, nama besar Blizzard selalu dihormati sebagai standar kualitas game kompetitif bahkan game secara umum.

Bila Anda penggemar cabang-cabang esports yang merupakan buatan Blizzard, kini ada aplikasi baru untuk membantu Anda menikmati konten seputar berbagai game tersebut. Aplikasi ini bernama Blizzard Esports dan tersedia baik di sistem operasi Android maupun iOS secara cuma-cuma.

Blizzard Esports App
Tampilan aplikasi Blizzard Esports versi iOS | Sumber: App Store

Blizzard Esports menyajikan konten berita, jadwal pertandingan, hingga rekapitulasi skor tim-tim profesional dari seluruh dunia. Fitur notifikasi di dalamnya dapat mengingatkan Anda apabila sedang ada pertandingan yang berlangsung. Pilihan berbagai bahasa juga tersedia, termasuk bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Korea, dan Mandarin. Mudah-mudahan saja di masa depan nanti muncul bahasa Indonesia juga.

Anda dapat mengikuti enam game populer Blizzard di aplikasi ini, antara lain:

  • Hearthstone
  • Heroes of the Storm
  • Overwatch
  • StarCraft II
  • StarCraft
  • World of Warcraft

Misalkan Anda hanya menyukai sebagian dari judul-judul di atas, tak perlu khawatir. Blizzard Esports menyajikan fitur untuk memilih game apa saja yang ingin Anda ikuti. Sayangnya untuk sementara pertandingan Overwatch League masih belum masuk ke dalam aplikasi ini, namun hal itu tentu akan segera berubah.

BlizzCon
Temukan info-info terbaru seputar Blizzard di BlizzCon 2018 | Sumber: Blizzard

Blizzard berencana untuk terus memperluas lingkup konten aplikasi Blizzard Esports selama beberapa bulan ke depan. Sesuai tradisi Blizzard, ketika meluncurkan produk maka mereka akan selalu meminta masukan dari pengguna agar berkembang menjadi lebih baik. Blizzard Esports pun memiliki fitur feedback di dalamnya yang bisa Anda manfaatkan untuk menyampaikan aspirasi.

Peluncuran Blizzard Esports ini cukup berdekatan dengan event pameran tahunan, BlizzCon 2018, yang sebentar lagi segera digelar. Mulai tanggal 2 – 3 November 2018, akan banyak info yang lebih menarik lagi seputar perusahaan ini. Anda dapat menyaksikan acara tersebut secara live streaming melalui situs BlizzCon.com. Simak jadwal acara lengkapnya di tautan berikut.

Google Play Store: Blizzard Esports

Apple App Store: Blizzard Esports

Sumber: Blizzard

Blizzard Akan Luncurkan Diablo III untuk Nintendo Switch Tahun Ini

Nintendo Switch adalah sebuah fenomena di industri gaming. Satu per satu developer besar berhasil dibujuk untuk merilis game-nya di Switch, tidak terkecuali Blizzard. Ya, Blizzard sedang menyiapkan salah satu game-nya untuk dinikmati para pemilik Switch.

Game tersebut adalah Diablo III, action RPG yang dirilis pertama kali enam tahun silam. Versi Switch-nya yang berjudul “Diablo III Eternal Collection” ini nanti bakal mencakup game aslinya, expansion “Reaper of Souls”, Rise of the Necromancer Pack, dan seluruh update yang sudah Blizzard rilis sejauh ini.

Diablo III versi Switch ini bukan sebatas porting biasa. Blizzard juga paham bahwa multiplayer merupakan komponen penting pada Switch. Untuk itu, selain mode online co-op seperti biasanya, pemain juga bisa menikmati mode local co-op di satu Switch, atau di beberapa Switch sekaligus, tanpa memerlukan koneksi internet. Kombinasi online dan local sekaligus pun juga bisa.

Diablo III Rise of the Necromancer Pack

Diablo III versi Nintendo Switch kabarnya bisa dibeli seharga $60 tahun ini juga, tapi kapan pastinya masih belum diketahui. Anda mungkin penasaran, apakah ini game Nintendo pertama Blizzard? Tentu saja tidak, sebab salah satu game pertamanya yang populer, The Lost Vikings, juga tersedia di platform Super Nintendo.

Pun demikian, terakhir Blizzard merilis game di platform Nintendo adalah ketika StarCraft orisinil diluncurkan di Nintendo 64 pada tahun 2000. Pertanyaan selanjutnya, apakah Blizzard juga berniat membawa game lain mereka ke Switch? Kalau iya, apa itu? Semoga saja Overwatch.

Sumber: Kotaku.

Gandeng Hasbro, Blizzard Singkap Pistol Mainan Nerf Bertema Overwatch

Demam Overwatch memang tidak sehebat ketika game tersebut pertama dirilis dua tahun silam. Kendati demikian, jumlah pemain yang mencapai 40 juta merupakan angka yang cukup mengesankan untuk sebuah game berbayar dan bukan free-to-play.

Melihat popularitasnya, kita pun tidak perlu terkejut melihat merchandise bertema Overwatch yang berkeliaran. Yang terbaru, Blizzard bahkan telah menggandeng brand yang lebih terkenal dari Overwatch, yakni merek pistol mainan Nerf keluaran Hasbro.

Teaser-nya pertama diungkap di Twitter pada pertengahan Mei lalu. Dua bulan setelahnya, Blizzard menyingkap secara resmi produk pertama dari kolaborasinya dengan Hasbro, yakni Nerf Rival Overwatch Reaper Wight Edition Blaster, yang desainnya sangat mirip seperti Hellfire Shotgun milik sang karakter dalam game yang bernama Reaper.

Nerf Rival Overwatch D.Va Light Gun Blaster

Tentu saja ini belum semuanya. Baru-baru ini, Blizzard kembali menyingkap model yang lain lagi, yaitu Light Gun milik karakter penunggang robot D.Va. Desainnya pun dibuat semirip mungkin, akan tetapi dari jauh masih kelihatan bahwa pistol mainan ini datang dari Nerf berkat aksen warna oranye yang khas di beberapa bagiannya.

Kedua pistol mainan bertema Overwatch ini termasuk dalam jajaran produk Nerf Rival, yang menggunakan peluru berbentuk bola, bukan yang memanjang seperti biasanya, atau malah laser. Soal performa, replika Hellfire Shotgun bisa menembakkan peluru dalam kecepatan sampai 90 kaki per detik serta menyimpan delapan peluru, sedangkan Light Gun cuma sampai 80 kaki per detik dan menyimpan tiga peluru.

Keduanya belum memiliki banderol harga, dan jadwal perilisannya di tahun depan belum bisa dipastikan. Namun sepertinya kolaborasi ini tak akan berhenti sampai di sini saja. Masih ada kemungkinan untuk replika versi Nerf dari Pulse Pistol milik Tracer atau Peacekeeper milik McCree, atau mungkin malah replika senjata jarak dekat (melee) seperti Rocket Hammer-nya Reinhardt.

Sumber: GameRant.

Dua Fitur Sosial di Overwatch Sukses Mengurangi Perilaku Negatif Gamer

Selain konsisten dalam menyajikan update, mengimplementasikan perbaikan, serta menghalangi para cheater melakukan aksinya, aspek penting lain yang harus diperhatikan developer demi memastikan pemain tetap betah menikmati game mereka dalam waktu lama adalah menjaga komunitasnya tetap sehat. Dan Blizzard cukup andal dalam melakukannya.

Blizzard Entertainmen telah menerapkan banyak cara untuk mempromosikan sportivitas di Overwatch. Developer mengerti, gamer punya kecenderungan menyombongkan kemampuannya saat mereka menang. Cara paling sederhananya ialah dengan menuliskan ‘gg ez‘ (good game, easy) untuk menunjukkan bagaimana pertandingan itu dapat diselesaikan secara mudah. Namun saat Anda menuliskannya di chat box, sistem akan segera mengubahnya jadi kalimat “Well played. I salute you all.” hingga “It’s past my bedtime. Please don’t tell my mommy.

Selain itu, developer juga telah mengimplementasikan dua fitur ‘proaktif’. Pertama adalah mempersilakan pemain menentukan kriteria rekan-rekannya saat mereka mencari grup (Looking For Group); lalu yang kedua ialah memberikan kita kemampuan mempromosikan gamer berkelakuan baik via Endorsements. Dan dengan gembira, game director Jeff Kaplan mengabarkan bahwa cara-cara ini sangat efektif memperbaiki perilaku pemain Overwatch.

Berkat Looking For Group dan Endorsements, Blizzard berhasil menekan obrolan kasar baik di jenis pertandingan kompetitf maupun match casual, khususnya di kawasan Amerika dan Korea. Kedua fitur ini ampuh mengurangi chat ofensif hingga 26,4 (Amerika) dan 16,4 persen (Korea) di Competitive Play; serta 28,8 (Amerika) dan 21,6 persen (Korea) dalam Quick Play.

“Kami sangat gembira melihat upaya komunitas dalam membuat Overwatch jadi tempat yang lebih baik. Terima kasih semuanya!” tutur Kaplan di forum Blizzard. “Dan kami akan terus mengembangkan fitur-fitur ini agar lebih efektif sembari mengeksplorasi cara-cara lain demi meningkatkan kualitas lingkungan bermain.”

Mungkin Anda sudah bisa membayangkan (atau telah menggunakan) Looking For Group, tapi buat saya, Endorsements ialah fitur yang paling menarik di antara keduanya. Jika pemain mendapatkan apresiasi dari kawan-kawannya – bisa jadi karena perilakunya sangat membantu ataupun kelakuan positif selama bermain – mereka akan mendapatkan penghargaan. Blizzard belum menyampaikan detailnya, namun salah satu hadiahnya ialah lebih cepat menemukan match.

Ada satu komentar di forum Blizzard yang membuat saya tertawa geli. Beberapa gamer penasaran mengapa Blizzard baru menunjukkan dampak positif LFG dan Endorsements di kawasan Amerika serta Korea saja. Seorang pemain berkata santai, “Wilayah Eropa sudah terlalu toxic sehingga developer tidak menunjukkan hasilnya…”

Via HeroesNeverDie.com.

Liga Overwatch Akan Ditayangkan di Jaringan Disney, ESPN dan ABC

Pengenalan mode kompetitif di Overwatch menunjukkan pada khalayak arah pengembangan pasca-rilis dari permainan shooter multiplayer populer ini, namun baru lewat pengumuman Overwatch League ia resmi jadi game eSport. Penyajian OWL cukup berbeda dari kejuaraan eSport lain karena dilakukan per musim, dan tiap tim ialah perwakilan dari kota asalnya.

Di musim pertama, pertandingan-pertandingan Overwatch League hanya disiarkan lewat website Blizzard dan Major League Gaming. Seiring dilangsungkannya OWL, sang publisher turut menggandeng Twitch untuk menjadi broadcaster pihak ketiga eksklusif selama dua tahun. Dan kali ini, Activision Blizzard bermitra dengan Walt Disney buat menayangkan turnamen di jaringan televisi miliknya.

Melalui kesepakatan tersebut, pertandingan-pertandingan Overwatch bisa ditonton di jaringan ESPN, Disney dan American Broadcasting Company. Kerja sama ini akan dijalankan selama dua tahun, dimulai dari momen grand final Season 1 yang dilangsungkan di Barclays Center,New York, hingga Overwatch League Season 2. Pemirsa dapat menikmati tiap-tiap match di channel ESPN2, Disney XD, serta ABC.

Kolaborasi antara Blizzard dan Disney tidak membatalkan perjanjian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh publisher bersama Twitch. Dengan penyajian secara tradisional serta digital, penyelenggara bermaksud agar liga Overwatch dapat dinikmati oleh lebih banyak orang. Dua metode distribusi ini memang sengaja digunakan untuk menjangkau pemirsa dari segmen demografi berbeda.

“Kami baru melewati titik penting dalam menyajikan konten kategori eSport,” kata John Lasker selaku vice president ESPN di website-nya. “Kami memang sangat tertarik pada ranah ini serta terus memerhatikan perjalanan Overwatch League di tahun pertamanya dilangsungkan, dan kami sangat gembira akhirnya bisa menjadi bagian darinya. Melalui cara ESPN meliputi segala bagian OWL – dari mulai playoff hingga final tahun ini – Anda dapat melihat sendiri betapa tingginya antusiasme kami.”

Activision Blizzard tentu saja melihat peluang emas menanti mereka dalam kerja sama tersebut. Pemirsa ESPN mayoritas adalah penggemar olahraga yang menyukai kompetisi di cabang berbeda. Tentu saja, ada kemungkinan mereka juga merupakan penikmat game, atau bahkan familier dengan Overwatch. Jika iya, maka penonton akan lebih banyak menghabiskan waktu mengakses ESPN; namun seandainya tidak, OWL bisa jadi medium memperkenalkan Overwatch.

Tentu saja eSport bukanlah hal yang asing bagi ESPN dan Disney. ESPN punya portal eSport-nya sendiri dan telah menyiarkan berbagai turnamen semisal Heroes of the Dorm, Capcom Cup Street Fighter V, dan Evolution Fighting Game Championships; lalu Overwatch League Contenders Series juga sempat tayang di Disney XD.

Sumber: ESPN.

Hero Baru Overwatch Ialah Hamster yang Mempunyai Kemiripan Dengan Miley Cyrus

Selain konten yang terus ditambah dan komitmen Blizzard buat memuaskan fans lewat film sampai komik, keberagaman pilihan hero juga menjadi daya tarik utama Overwatch. Karakter-karakter tersebut non-stereotype, datang dari berbagai negara, punya latar belakang – bahkan mewakili spesies – berbeda. Dan lewat pengenalan tokoh baru kemarin, Winston tak lagi jadi satu-satunya ‘hewan pintar’.

Melalui publikasi video origin story di YouTube, Blizzard Entertainment menyingkap hero Overwatch ke-28. Dan Anda mungkin penasaran mengapa judul artikel ini aneh. Karakter baru tersebut adalah seekor hamster atau marmot mutan bernama Hammond yang mampu mengendalikan mecha. Bersama robot tersebut, terciptalah persona Wrecking Ball – seperti judul lagu Miley Cyrus. Wrecking Ball sudah bisa Anda jajal dengan bergabung dalam Public Test Region.

Desain karakter Wrecking Ball segera mengingatkan saya pada kombinasi antara D.Va dan Winston. Berdasarkan cerita permainan, Hammond tinggal di fasilitas riset Horizon Lunar Colony di bulan, lokasi yang juga ditinggali oleh Winston sebelum para gorila memberontak dan menyerang ilmuwan di sana. Dalam pelarian diri mereka, Winston dan Hammond terpisah, dan sang marmot mendarat di daerah pedalaman Australia.

Wrecking Ball, Overwatch 1

Seperti Winston dan D.Va, Wrecking Ball merupakan karakter yang dispesialisasikan sebagai tank. Itu berarti ia dirancang buat menerima serangan lawan. Mecha milik Hammond dibekali senjata otomatsi Quad Cannon, mampu mengubah wujudnya menjadi bola untuk bergerak lebih cepat, lalu bisa meluncurkan Grapling Claw buat mengubah posisinya sembari menjatuhkan lawan yang berada di lintasan Anda.

Wrecking Ball, Overwatch 2

Melihat kemampuannya itu, Wrecking Ball merupakan hero tank dengan tingkat mobilitas cukup tinggi. Ia dilengkapi satu skill crowd control bertajuk Piledriver. Dengan mengaktifkannya, Hammond akan lompat ke udara dan menghantam tanah, memberikan kerusakan bagi lawan di area benturan tersebut. Untuk bertahan, sang marmot bisa menyalakan Adaptive Shield. Kemudian sebagai skill ultimate-nya, Wrecking Ball akan menyebar ranjau di area yang Anda pilih.

Wrecking Ball, Overwatch 3

Belum diketahui kapan Wrecking Ball dapat dimainkan oleh pemain di console serta mereka yang tidak perpartisipasi dalam PTR. Namun dengan kemunculannya di server tes, kita boleh berasumsi sang hamster akan hadir tak lama lagi.

Sedikit trivia menarik: nama Hammond dan hamster/marmot sebagai spesiesnya boleh jadi terinspirasi dari serial otomotif Top Gear dan The Grand Tour. Di sana, presenter Jeremy Clarkson sering mengejek rekan sejawatnya, Richard Hammond, dengan panggilan ‘Hamster’.

Sumber: PlayOverwatch.com.

Game Director Jeff Kaplan Tertarik Untuk Menghadirkan Fitur Cross-Platform di Overwatch

Cross-platform play ialah istilah yang mendeskripsikan kemampuan game merangkul pemain dari platform berbeda buat bermain bersama. Premisnya terdengar menyenangkan, tapi implementasinya tidak mudah. Sony menolak ajakan Microsoft untuk mengusung cross-platform karena alasan bisnis. Lalu ada kendala pada perbedaan sistem kendali: di sejumlah permainan, keyboard dan mouse masih lebih superior dibanding gamepad.

Meski begitu, mulai ada banyak game di era console generasi kedelapan ini yang mengadopsi kemampuan cross-platform play. Beberapa judul yang populer di antaranya adalah Rocket League, Street Figther V hingga Fortnite. Beberapa developer juga melangkah lebih jauh sehingga permainan dapat dinikati bersama oleh pemilik console dan perangkat bergerak. Dan ternyata, game director Overwatch Jeff Kaplan juga sangat tertarik pada kapabiltas ini.

Dalam majalah Games™ edisi ke-200, Kaplan mengomentari bagaimana fitur cross-platform di Fortnite dan PlayerUnknown’s Battlegrounds memberikan dampak besar bagi para pemain di PC, console dan mobile. Kemampuan tersebut dapat membuat pengalaman bermain jadi lebih seru, terutama pada game-game yang dibekali elemen sosial atau permainan dengan sistem progresi ‘persistent‘.

Sang game director Overwatch bilang, “Saya berharap akan ada lebih banyak penyedia platform membuka diri dan memahami bahwa konsumen menginginkan pengalaman gaming yang lebih luas. Saat ini, permintaannya ada dan teknologinya sudah memadai. Saya percaya membiarkan para gamer bermain bersama akan memberikan keuntungan buat semua orang. Tentu saja saya sangat mengharapkan terbukanya kesempatan untuk menerapkan fitur cross-platform di Overwatch.”

Penjelasan Jeff Kaplan ini sangat menarik karena kira-kira tak lama setelah Overwatch meluncur, Blizzard Entertainment pernah bilang mereka tidak punya rencana untuk membubuhkan cross-platform play di game. Saat itu, sang developer berargumen bahwa mencampur pemain PC yang dipersenjatai keyboard dan mouse dengan gamepad dapat menimbulkan masalah keseimbangan, terutama di level kompetitif.

Pertanyaannya kini ialah, apakah komentar Jeff Kaplan mengindikasikan perubahan strategi tim Overwatch dalam merespons naik daunnya judul-judul seperti PUBG dan Fortnite?

Dua tahun setelah perilisannya, Overwatch tetap menjadi permainan shooter berbasis tim populer. Demi menjaga minat pemain tetap tinggi, Blizzard tak henti-hentinya memberikan update serta melangsungkan event spesial. Belum ada indikasi juga developer akan mengimplementasikan mode battle royale seperti yang dilakukan oleh Epic Games di Fortnite.

Dalam memperingati ulang tahun kedua Overwatch, Blizzard baru saja memublikasikan video stop motion unik bertajuk Trace & Bake di YouTube. Silakan ditonton:

Via WCCFTech.