SIX Network Ekspansi ke Indonesia, Bawa Sejumlah Produk Blockchain untuk Industri Kreatif

Pengembang teknologi blockchain dan smart contract SIX Network hari ini (17/10) mengumumkan ekspansinya ke Indonesia. Perusahaan asal Thailand ini akan membawakan sejumlah produk terdesentralisasi andalannya, meliputi SIX Digital Asset Wallet, Decentralized Financial Services, dan Wallet-to-Wallet (W2W) Decentralized Commerce.

Platform tersebut dapat menyimpan aset-aset digital seperti cryptocurrencies secara online dan dapat dikirimkan ke pengguna lain tanpa perantara. SIX Network sebelumnya telah berhasil meluncurkan Innitial Coin Offering (ICO) pada Maret 2018 dan telah menjual semua tokennya (520.000.000 token) kepada publik Juni 2018.

“Setelah Jepang dan Tiongkok, kami ingin memperkenalkan produk ke Indonesia karena cryptocurrency telah diterima dan mengalami pertumbuhan yang mengejutkan. Kami berharap dengan masuk ke Indonesia dapat menjangkau investor yang tertarik untuk berinvestasi di cryptocurrency melalui platform kami,” ujar Co-founder & Co-CEO SIX Network, Natavudh Pungcharoenpong.

Dalam keterangannya, SIX Network juga akan memberikan perhatian pada masalah transaksi aset digital pelaku industri kreatif. Beberapa contoh permasalahan yang diungkapkan di antaranya tentang biaya transaksi yang tinggi, likuiditas keuangan yang rendah dari perantara dan pekerja kreatif, ketidakmampuan dalam memodernisasi aset digital, hingga distribusi konten dengan hak kepemilikan yang tidak jelas.

SIX Network memiliki platform SIX Token dan SIX Aplication yang dirancang untuk menjadi token bisnis yang memecahkan masalah likuiditas untuk industri kreatif. Aplikasi SIX bertujuan untuk menjadi lebih dari sekedar dompet untuk menyimpan token, tetapi akan menjadi solusi lengkap untuk semua kebutuhan dalam transaksi digital.

SIX Network juga memiliki SIX Blockchain Startup Fund yang bertujuan untuk mengakselerasi pembaruan ekonomi digital. Tujuan dari Blockchain Startup Fund adalah untuk menjadi dana tahap awal dengan program inkubasi untuk pengembang dan pendiri startup, karena para startup akan menjadi pemain penting di era revolusi digital ini.

SIX Network
Inisiatif pembiayaan startup melalui blockchain / SIX Network

“Sebagai salah satu negara terbesar pengguna internet, beberapa pelaku industri kreatif digital Indonesia masih belum mampu dalam memodernisasi aset digital. Oleh sebab itu, kami hadir untuk menetapkan standar global pada aset digital untuk menyimpan, menghubungkan dan memperdagangkan semua aset digital secara terdesentralisasi dengan teknologi blockchain,” tambah Natavudh.

SIX Network merupakan perusahaan joint venture antara OOKBEE U (salah satu portofolio Tencent) dengan Yello Digital Marketing dan Computerlogy, grup perusahaan yang berbasis di Thailand dan Korea.

BNI Lirik Implementasi Blockchain untuk Pendataan Bantuan Sosial

Teknologi blockchain bisa membantu efisiensi dan transparansi transaksi. PT Bank Negera Indonesia (BNI) mulai melirik untuk memanfaatkan blockchain untuk pendataan bantuan sosial. Meskipun demikian, adopsi dan implementasinya masih perlu kajian yang panjang.

Disampaikan AVP Testing, IT Solution & Security Division Bank BNI Indra Gunawan, penggunaan blockchain akan mampu membuat proses pendataan bantuan lebih efisien.

“Nanti, ketika menggunakan blockchain, data akan bisa dikendalikan masing-masing bank penyalur bantuan sosial. Lalu, semua bank bisa turut serta menyalurkan karena sekarang yang bisa baru empat bank,” ujarnya seperti dikutip dari Katadata.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melalui Analis Senior Deputi Komisioner Perbankan IV OJK Roberto Akyuwen, menyatakan bahwa implementasi blockchain oleh industri keuangan tidak memerlukan regulasi khusus. Teknologi blockchain tidak bersentuhan langsung dengan nasabah. Teknologi ini digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas kinerja internal perbankan dan juga lembaga keuangan lainnya.

Kadin dukung implementasi blockchain

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), sebagai induk asosiasi pengusaha Indonesia, merekomendasikan Indonesia untuk melakukan pengembangan dan implementasi blockchain secara lebih luas.

“Kadin mengharapkan pada 2020, teknologi blockchain sudah menjadi teknologi yang bersifat generally accepted di Indonesia,” terang Wakil Ketua Umum Kadin Rico Rustombi di ajang Blockchain Application and Economic Forum 2018.

Beberapa rekomendasi Kadin antara lain mengharapkan pemerintah untuk secara aktif melakukan penyusunan regulasi terkait teknologi blockchain, sehingga para pelaku usaha dan pemangku kepentingan lain mendapatkan kepastian hukum dari penerapan teknologi tersebut.

Rekomendasi kedua adalah pemerintah segera mengambil inisiatif untuk implementasi teknologi blockchain dalam sektor pelayanan publik sehingga meningkatkan transparansi, kecepatan, dan akurasi dalam melayani masyarakat.

Rekomendasi selanjutnya Kadin dan Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) diharapkan bisa lebih efektif melakukan advokasi dan edukasi tentang blockchain secara luas untuk mempercepat pemahaman dan penerimaan masyarakat dan menjadi mitra pemerintah dalam penyusunan regulasi.

Rekomendasi terakhir adalah mengharapkan dunia usaha untuk lebih aktif dalam mengeksplorasi dan menerapkan teknologi blockchain untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing dan tetap relevan di tengah tantangan bisnis global.

Lippo Group and ObEN Setup Pacific Blockchain Research Institute

Aiming to support the research activities, development, and proliferation of blockchain technology in Southeast Asia, Lippo Group and ObEN Inc. announced a partnership by introducing Pacific Blockchain Research Institute (PBRI).

As a technology company focused on artificial intelligence (AI), ObEN has developed a platform called Personal AI (PAI), in the form of 3D Avatar intelligent, which capable to imitate customer’s voice, activity, and habit. ObEN technology allows users to create, use, and control PAI safely with the decentralized platform.

Focus on research and trial

Through this collaboration, PBRI will focus on institutional research involving the government and other players in related industries with the final goal to implement blockchain and accelerate its adoption. The institution will also build its own cryptocurrency exchange to promote PAI Coin usage.

The activity, initiated by Lippo Group and ObEN will later involve the University of Indonesia (UI) and Pelita Harapan University (UPH).

“Lippo Group sees blockchain as a relevant technology to be implemented in many of their business areas and operations, therefore, we support the blockchain technology development,” Mochtar Riady, Lippo Group’s Chairman, added.

Furthermore, Lippo and ObEN will conduct trials for PBRI to present research, technology, and regulation advice in which can influence the other industries. The strategic partnership is also claimed to accelerate ObEN technology development targeting potential users and all regional partners by prioritizing the report of Personal AI’s trial in blockchain technology.

“Currently, Southeast Asia has become the center of blockchain technology development, and we foresee the blockchain will later be integrated with government, social apps, and commercials. The institutions can be the bridge to the industry players, such as ObEN and Lippo,” Adam Zheng, ObEN’s COO and Co-Founder, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Lippo Group dan ObEN Dirikan Pacific Blockchain Research Institute

Bertujuan untuk mendukung kegiatan penelitian, pengembangan dan proliferasi teknologi blockchain di Asia Tenggara, Lippo Group dan ObEN Inc, mengumumkan kemitraannya dengan mendirikan Pacific Blockchain Research Institute (PBRI).

Sebagai perusahaan teknologi yang selama ini fokus kepada artificial intelligence (AI), ObEN telah mengembangkan platform bernama Personal AI (PAI), berupa intelligent 3D avatar, yang bisa menirukan suara, aktivitas dan kebiasaan dari pengguna. Teknologi ObEN memungkinkan pengguna untuk menciptakan, menggunakan dan mengontrol PAI secara aman dengan desentralisasi platform.

Fokus ke penelitian dan uji coba

Melalui kerja sama ini, PBRI akan fokus pada penelitian institusi yang melibatkan pemerintah dan para pemain di industri terkait dengan tujuan akhir mengimplementasikan blockchain dan mengakselerasi adopsi blockchain. Institut juga akan membangun cryptocurrency exchange sendiri yang akan mempromosikan penggunaan PAI Coin.

Kegiatan yang diinisiasi Lippo Group dan ObEN tersebut nantinya juga akan melibatkan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Pelita Harapan (UPH).

“Lippo Group melihat teknologi blockchain sangat relevan untuk diterapkan dalam berbagai area dan operasional bisnis kami, untuk itu kami mendukung pengembangan teknologi blockchain,” kata Chairman Lippo Group Mochtar Riady.

Selanjutnya Lippo dan ObEN akan melakukan percobaan agar PBRI bisa menghadirkan penelitian, teknologi, dan rekomendasi kebijakan yang bisa berpengaruh kepada berbagai industri. Kemitraan strategis ini juga diklaim ObEN bisa mempercepat pengembangan teknologi ObEN yang menyasar pengguna potensial dan semua mitra regional, dengan mengedepankan penelitian uji coba Personal AI dalam teknologi blockchain.

“Saat ini Asia Tenggara telah menjadi pusat dalam kegiatan pengembangan teknologi blockchain, dan kita melihat nantinya blockchain bisa terintegrasi dengan pemerintahan, aplikasi sosial dan komersial. Institusi tersebut bisa menjadi penghubung dengan pemain di industri, seperti ObEN dan Lippo,” kata COO and co-founder ObEN Adam Zheng.

XBlockchain Summit Akan Digelar di Bali, Bahas Penerapan Blockchain untuk Sektor Riil

XBlockchain Summit akan diselenggarakan di Bali pada 9-10 Oktober 2018 mendatang. Acara ini akan mengumpulkan para pemimpin perusahaan dan praktisi yang fokus mengembangkan teknologi blockchain. Acara ini terselenggara atas sinergi XBlockchain dan Indonesia Blockchain Association (ABI).

Tema utama yang akan dibahas dalam konferensi di antaranya mengenai pemanfaatan blockchain untuk penyelesaian masalah inklusi keuangan dan diskusi pemanfaatan blockchain di sektor riil.

Lanskap industri yang akan didiskusikan cukup luas mencakup finansial, kesehatan, logistik, permainan dan lain-lain. Akan turut hadir juga Menteri Keuangan Lithuania, Vilius Šapoka, yang akan menyampaikan studi kasus terbaik tentang regulasi blockchain di Uni Eropa.

Founder Stellar, McCaleb, akan membicarakan tentang adopsi teknologi blockchain di sektor publik. Ia akan mempresentasikan bagaimana blockchain merevolusi infrastruktur global dalam kaitannya dengan cross-border transfers. Selain itu akan ada juga Zac Cheah (CEO Pundi X), Susan Oh (PBB), Inge Halim (IBM), Oaul Sin (Deloitte), dan beberapa pemateri lainnya yang akan memberikan ulasan komprehensif soal penerapan blockchain.

Dalam rangkaian acara selama dua hari juga akan disematkan agenda networking untuk terciptanya berbagai kemungkinan baru melalui inovasi berbasis blockchain. Selain itu akan ada juga beberapa agenda di rangkaian acara, termasuk Business Matchmaking, XBlockchain Awards & Party, XBlockchain Lounge, dab XBlockchain Leader’s Dinner.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran ke acara ini, kunjungi situs resminya melalui tautan berikut ini: https://xblockchain.tech.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner XBlockchain Summit

MameCoin to be Launched in Indonesia, Offering Donation Transparency with Blockchain Technology

The lack of transparency and attention for donation encouraged MameCoin to expand to Indonesia. Unlike the similar platform, MameCoin offers a solution for online donation using blockchain technology based cryptocurrency.

Sendy Ariani, MameCoin’s CEO explained that Indonesians haven’t been able to prove the raised donations are correctly received by those in needs. It’s possible to give donations to a trusted organization via bank transfer, the thing is: donation can’t be made in a small amount due to the minimum transfer amount of IDR 10 thousand.

“What if we want to donate IDR 500? We can just put it in the donation box at the traffic light, restaurant, or mini markets. However, back to problem number one, we can’t make sure the donations received by the right target,” Ariani told DailySocial.

Therefore, MameCoin offers an online donation platform using cryptocurrency. There’s a token released called MAME that has been listing in the abroad exchange market, such as CoinExchange, DexDelta, and TokenJar.

The platform is still in development and the donation can’t be collected yet. She revealed the platform is to be released soon. Later, the platform will use MAME coins for its transaction.

The similar condition to Japan

MemeCoin is originally coming from Japan and founded in June 2018. Indonesia becomes the second country to be penetrated, established two months later along with the local entity. Japan’s situation is kind of similar to Indonesia, often to experience natural disasters, such as the earthquake, rainstorm, and others which takes so many lives.

MameCoin Japan has partnered with two non-profit organization (NPO), Team Rescue and Rescue Assist. As illustrated, each NPO has acquired 500 thousand MAME coins.

“MameCoin Japan and Indonesia are similar, we are to provide the donation service globally. In Indonesia, we only wished to partner with Sekolah Relawan.”

MameCoin can donate starting from 1 Rupiah, send the donation to countries in 24hrs with affordable cost, and the customer is claimed to be able to choose the donation target easily.

MameCoin business model

She continued, later, when MameCoin donation platform has released, to start the donation, the company will filter every donation projects submitted to MameCoin. The first step is to enter the target donation to receive MameCoin as a donation. Partners should provide valid information, no frauds.

The company will double-check the information before submitting to the public. Moreover, customers can look for it in the donation lists, what kind of projects to support and why choosing it. The customers can transfer their MameCoin token to the project. The recipients can exchange MameCoin to Rupiah in the existing exchange market.

“In terms of business monetization, we take the operational cost for customers who want to withdraw MameCoin in platform into another wallet. The product demand using blockchain with the increasing MameCoin price will increase our assets.”

MameCoin will expand to other local exchange markets to be easier to reach, the closest one is Nusax.

“We’ll be listing MameCoin to the larger-scale local exchange markets to increase liquidity. In addition, it increases our activities in ASEAN besides Indonesia and Japan.”

Given the blockchain technology is still new for Indonesians, they will increase partnership with the non-profit organizations open for donation. Therefore, MameCoin chance to be known and trusted will also increase. Partners with local exchange markets to be actively acquiring investors in purchasing tokens.

“We’ll be regularly holding charity events independently or involving other parties,” she concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

INDODAX dan Tokenomy Akan Selenggarakan Acara Komunitas Perdananya

Melihat ketertarikan masyarakat yang semakin tinggi dengan blockchain dan cryptocurrency, INDODAX dan Tokenomy akan mengadakan pertemuan komunitas perdananya. Bertajuk “Block Community”, acara ini akan mengumpulkan praktisi dan komunitas yang mengembangkan solusi berbasis blockchain di Indonesia. Nantinya di acara tersebut juga akan diadakan sesi keynote dari berbagai pemateri, memaparkan inovasi blockchain yang sudah berjalan sejauh ini di Indonesia.

Acara komunitas tersebut akan diadakan di The Kasablanka (Curacao Room), pada tanggal 22 September 2018 nanti. Dimulai dari pukul 09.00 WIB hingga selesai. Beberapa pemateri yang akan hadir termasuk Oscar Darmawan (CEO INDODAX), Christian Hsieh (CEO Tokenomy), Aria Rajasa (Product Head PlayGame.com), Regi Wahyu (CEO Hara) dan masih banyak lagi.

Selain itu dalam acara ini juga akan diselenggarakan diskusi panel dan sesi pitching untuk beberapa startup yang tengah melakukan ICO (Initial Coin Offering). Harapannya dengan menghadirkan sinergi bersama komunitas, perkembangan blockchain di Indonesia akan terus bertumbuh positif.

Saat ini pendaftaran ke acara masih dibuka. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi laman resminya melalui https://www.eventevent.com/event/2589.

Disclosure: DailySocial adalah media partner Block Community

Layanan Infrastruktur Blockchain Splend Umumkan Kehadiran di Indonesia

Splend, penyedia infrastruktur blockchain asal Amerika Serikat, mengumumkan kehadirannya di Indonesia lewat penandatanganan kerja sama strategis dengan perusahaan keamanan siber lokal XecureIT. Kedua belah pihak akan bersama-sama menyediakan infrastruktur blockchain dengan keamanan tingkat tinggi melalui connectivity dan seamless yang lebih cepat dan hemat biaya untuk korporasi di Indonesia.

Terobosan tersebut diklaim sebagai hal terbaru dalam platform jaringan blockchain yang memberikan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah yang sering dihadapi, seperti dalam hal skalabilitas, keamanan, dan latensi. Integrasi platform antar kedua perusahaan diharapkan akan memberi manfaat pada pelanggan yang akan menggunakan solusi tersebut, sehingga akan percepat tujuan bisnis dan akuisisi pengguna.

“Dengan kerja sama hari ini, kami bangga bisa berkontribusi langsung dan terus berkomitmen untuk bersama-sama melakukan edukasi dalam mempercepat adopsi teknologi baru, seperti blockchain. Bagi Splend ini adalah langkah awal kami untuk menjadi penyedia platform blockchain terpercaya,” ujar CEO Splend Rick Bleszynski, Kamis (20/9).

Rick memilih Indonesia sebagai negara tujuan ekspansi lantaran perusahaan Indonesia dan Kementerian dinilai sudah siap untuk mengadopsi teknologi blockchain dalam proses bisnis mereka. Kesimpulan tersebut diambil lewat berbagai pertemuannya dengan berbagai stakeholder lintas industri selama satu pekan belakangan.

Dia juga menemui pihak regulator untuk berbicara lebih jauh soal regulasi, memastikan apa yang dilakukan Splend tetap memenuhi ketentuan, kendati regulasi tentang blockchain di berbagai negara belum ada yang sudah diberlakukan. Mereka semua masih dalam tahap mempelajari blockchain, baik dari segi manfaat maupun negatifnya.

“Sebenarnya tantangan mau di negara mana pun sama, soal regulasi. Untuk itu sebagai platform yang maish baru, yang terpenting harus dilakukan adalah membuat ekosistem di dalam ekosistem teknologinya. Splend harus tergabung dengan berbagai ekosistem agar tetap aman dan bisa dipercaya.”

Perjalanan Splend

Sepak terjang Splend terbilang masih cukup baru. Perusahaan ini berdiri sejak 2016, diinisiasi langsung oleh Rick, WNI yang telah lama berkarir di Silicon Valley selama hampir 40 tahun, bersama rekan-rekannya.

Untuk bisnis global, Splend saat ini tengah merampungkan kerja sama strategis dengan salah satu badan usaha Tiongkok bernama Shanghai Code Center Industry. Proyek ini ingin mengembangkan infrastruktur jaringan generasi lanjutan menggunakan teknologi Splend IBA Flash untuk China Cable Television Network.

Shanghai Code Center Industry memiliki kemitraan dengan merek besar seperti Huawei Technologies, Beijing UnionPay, National Gold Card Engineering & IoT Application Industry Alliance dan Anhui Mobile TV Electronic co. untuk mengembangkan platform layanan berdasarkan infrastruktur jaringan TV digital.

“Kita tidak bisa sendiri untuk menjalankan proyek ini, perlu kolaborasi dengan berbagai mitra yang ahli di bidangnya. Hal inilah yang menjadi contoh untuk kita bawa ke Indonesia, bahwa kita tidak bisa sendirian butuh kolaborasi untuk sama-sama besar.”

Selain di Tiongkok, Splend juga masih berdiskusi secara intensif dengan mitra-mitra dari Amerika Serikat. Beberapa di antaranya adalah media sosial dan hospitality. Ada pula potensi bisnis yang sedang dibangun bersama mitra di Jepang.

Produk yang sudah dikembangkan

Rick menjelaskan, diferensiasi antara Splend dengan perusahaan teknologi blockchain yang sudah beredar terletak di pemberian solusi blockchain ke semua lapis keamanan. Kebanyakan dari mereka hanya fokus masalah skalabilitas blockchain dengan menawarkan solusi untuk layer protocol dan consensus saja.

Sementara, Splend menyentuh ke lima layer sekaligus: protocol (Ethereum, EOS, Ripple, dsb), consensus (PoW, Pos, DPoS, dsb), P2P overlay network (DHT, Hash/Route Table), networking (TCP/IP, OSPF, BGP Ethernet), dan low level software (system on chip solutions).

“Kami memiliki expertise mulai dari layer atas sampai terbawah.”

Splend telah mengembangkan platform teknologi yang dinamai Integrated Blockchain Architecture (IBA), sebuah pendekatan sistem berkala yang membagi fungsionalitas blockchain antara perangkat lunak dan perangkat keras untuk memecahkan masalah bottleneck yang kerap terjadi dan memberikan kinerja transaksi yang optimal.

IBA mampu memproses transaksi blockchain secara cepat untuk jutaan pengguna dan piranti secara simultan.

Produk lainnya adalah Universal CryptoWallet (UCW) yang menyediakan 12 lapis keamanan untuk mencegah upaya penyusupan. Berikutnya CryptoTransfer Blockchain Service, memungkinkan transaksi kripto mendekati instan untuk konsumen dan merchant dengan memakai UCW.

“Kami akan merilis layanan finansial lainnya, seperti CryptoLend, CryptoMerchantPay, CryptoCard, CrytoAutopay, dan CryptoBillPay,” pungkasnya.

MameCoin Segera Meluncur di Indonesia, Andalkan Transparansi Donasi dengan Teknologi Blockchain

Proses pengumpulan donasi yang kurang transparan dan sering terabaikan mendorong MameCoin untuk hadir di Indonesia. Berbeda dengan platform sejenis, MameCoin menawarkan solusi donasi online dengan menggunakan mata uang kripto berbasis teknologi blockchain.

CEO MameCoin Sendy Ariani menjelaskan, selama ini orang Indonesia belum bisa membuktikan apakah donasi yang diberikan telah diterima dengan tepat oleh tujuan donasi. Bisa saja mengirim donasi ke organisasi terpercaya melalui transfer bank, namun masalah berikutnya yang terjadi: donasi tidak bisa dilakukan dengan jumlah yang kecil sebab minimal transfer bank adalah Rp10 ribu.

“Bagaimana jika kita ingin donasi Rp500? Kita bisa saja memasukkan ke kotak-kotak donasi di lampu merah, rumah makan atau mini market, tapi kembali ke masalah nomor satu. Kita tidak bisa memastikan donasi kita sampai ke pihak yang tepat,” ujar Sendy kepada DailySocial.

Oleh karena itu, MameCoin menawarkan platform donasi online dengan mata uang kripto. Ada token yang dirilis bernama MAME untuk digunakan pengguna saat berdonasi. Hanya saja, sementara ini baru tersedia koin MAME yang sudah listing di bursa exchange luar negeri, seperti CoinExchange, DexDelta, dan TokenJar.

Sedangkan platform donasinya masih dalam tahap pengembangan sehingga proses pengumpulan donasi belum bisa dilakukan. Sendy mengungkapkan platform akan dirilis dalam waktu dekat. Nantinya platform tersebut akan menggunakan koin MAME untuk transaksi donasinya.

Kemiripan kondisi dengan Jepang

MameCoin sejatinya berasal dari Jepang dan baru berdiri pada Juni 2018. Indonesia menjadi negara kedua yang disambangi, dengan entitas lokal resmi berdiri dua bulan kemudian. Kondisi di Jepang kurang lebih sama dengan Indonesia, sering mengalami bencana alam, seperti gempa bumi, hujan badai, dan lainnya yang tak jarang menimbulkan banyak korban.

MameCoin Jepang telah bekerja sama dengan dua yayasan non profit (NPO), Team Rescue dan Rescue Assist. Sebagai gambaran, masing-masing NPO sudah mengantongi 500 ribu koin MAME hingga kini.

“MameCoin Jepang dan Indonesia itu sama, karena kita mau menyediakan layanan berdonasi ini secara global. Untuk Indonesia saja, kami baru mau bekerja sama dengan Sekolah Relawan.”

MameCoin bisa mengirimkan donasi mulai dari 1 Rupiah, bisa mengirim donasi ke antar negara selama 24 jam dengan biaya terjangkau, dan pengguna diklaim juga dapat memilih tujuan donasi dengan mudah.

Model bisnis MameCoin

Sendy melanjutkan, nantinya apabila platform donasi MameCoin sudah resmi dirilis, untuk memulai proyek donasi, perusahaan melakukan filter untuk setiap proyek donasi yang masuk ke MameCoin. Langkah awal dimulai dengan memasukkan tujuan donasi yang ingin menerima MameCoin sebagai donasi. Mitra diharuskan untuk memberikan keterangan yang benar dan tidak asal-asalan.

Perusahaan akan mengecek kembali sebelum ditayangkan ke publik. Setelah itu, pengguna bisa mencari di daftar donasi, proyek apa yang ingin didukung dan menilai sendiri proyek seperti apa yang ingin mereka bantu. Pengguna dapat mengirim token MameCoin miliknya ke proyek donasi. Penerima donasi dapat menukarkan MameCoin ke Rupiah di bursa exchange yang ada.

“Sementara untuk monetisasi bisnis, kami menarik biaya operasional yang dikenakan apabila pengguna ingin menarik MameCoin dari platform ke wallet lain. Dari permintaan pengembangan produk yang menggunakan blockchain dan ketika harga MameCoin meningkat, maka aset kita pun bertambah.”

MameCoin akan menambah kehadirannya di berbagai bursa exchange lokal agar semakin mudah dijangkau pengguna, yang terdekat rencananya segera hadir di Nusax.

“Kami akan listing MameCoin ke tempat exchange yang berskala lebih besar dari yang ada sekarang untuk meningkatkan likuiditas. Di samping itu meningkatkan kegiatan kita di ASEAN, selain di Indonesia dan Jepang.”

Mengingat teknologi blockchain masih dianggap asing oleh orang Indonesia. Pihaknya akan perbanyak kerja sama dengan mitra yayasan non profit yang dapat menerima donasi. Dengan begitu, kesempatan MameCoin untuk diketahui dan dipercaya orang bisa meningkat. Bekerja sama dengan bursa exchange lokal untuk secara aktif menarik investor yang mau membeli token.

“Kami juga akan rutin mengadakan charity event yang diadakan sendiri atau berpartisipasi dengan pihak lain,” pungkasnya.

Raih Pendanaan Pra-Seri A, Member.id Siapkan “Loyalty Wallet” Berbasis Blockchain di Awal 2019

Member.id mengumumkan perolehan dana Pra-Seri A dengan jumlah yang tak bisa disebutkan. Dalam keterangan resminya, perolehan pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures, diikuti Ace Capital, dan beberapa angel investor yang tak bisa disebutkan namanya.

Sesuai komitmennya, dana tersebut akan digunakan untuk mengakselerasi pengembangan produk baru dalam meningkatkan pengalaman pelanggan dan membuka peluang bisnis lebih banyak di industri loyalitas Indonesia.

Chief Strategy Officer Member.id Robert Tedja mengatakan, kehadiran big data, machine learning, dan data science kini berpotensi besar dalam menciptakan nilai lebih bagi bisnis dan konsumen melalui program loyalitas kuat.

“Apalagi kemunculan blockchain telah membuka peluang besar dalam mengintegrasi lanskap loyalitas dan menekan inefisiensi pada sistem loyalitas yang sudah ada,” ujar Robert.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan, hanya sedikit perusahaan di Indonesia yang investasinya efektif untuk mengetahui preferensi konsumen perilaku. Hal ini juga yang membuat loyalitas konsumen hanya sebatas mitos di Indonesia.

“Kami yakin Member.id telah memikirkan pendekatan yang tepat untuk membantu brand mengonstruksi dan mengeksekusi strategi loyalitas yang efektif untuk keuntungan yang lebih optimum bagi perusahaan dan individual,” tuturnya.

Sesuai rencana, Member.id akan melebarkan sayap bisnisnya ke Business-to-Consumer (B2C) dengan meluncurkan produk e-wallet berbasis blockchain.

Bukan sekadar e-wallet, Co-Founder dan CEO Member.id Marianne Rumantir kepada DailySocial mengungkapkan produk ini akan berfungsi sebagai dompet pengoleksi poin loyalitas yang dikumpulkan pelanggan. Poin-poin tersebut bahkan bisa menjadi “currency” karena dapat langsung ditukarkan.

”Pengguna bisa redeem dan track poin yang mereka kumpulkan dari semua transaksi, mau itu poin dari airline, e-commerce, atau travel. Mereka juga bisa transfer atau convert poin loyalitas dari merchant berbeda,” ujar Marianne.

Menurut Marianne, saat ini Indonesia masih minim informasi mengenai cara mengecek hingga menukarkan poin. Ia menilai saat ini belum ada aplikasi semacam itu di Indonesia. Ia mengklaim produk ini akan menjadi “loyalty wallet” pertama di Asia Tenggara.

Menariknya, wallet ini akan menggunakan teknologi blockchain untuk mendukung proses verifikasi dan restore informasi saat pengguna melakukan transfer atau convert poin ke merchant lain. Teknologi ini dipilih karena efisien dan dapat menekan potensi manipulasi poin pelanggan.

”Misal saya mau transfer poin dari Garuda ke Citibank, it may take five days. Verifikasinya jadi lama. Prosesnya lama karena bank itu tidak saling terkoneksi host-to-host-nya. Dengan blockchain, proses bisa lebih real time dan lebih aman,” jelasnya.

Model bisnisnya adalah setiap transaksi akan dikenakan fee. Sementara itu, pihaknya kini masih melakukan pengembangan produk. Ia menargetkan wallet ini tersedia secara komersial pada awal 2019.

Saat ini portfolio layanan Member.id masih bersifat Business-to-Business (B2B). Member.id membuat (design), mengembangkan (build), dan mengelola (operate) program loyalitas dari perusahaan klien.

Berbagai perusahaan yang ditangani Member.id juga bervariasi, mulai dari perusahaan berskala menengah hingga besar dengan perjanjian jangka panjang 3-5 tahun. Hingga saat ini, total transaksi Member.id kini telah mencapai lebih dari 45 juta poin.

“Sekarang kami juga banyak menarik [klien] dari small medium enterprise karena mereka menganggap loyalitas konsumen itu penting untuk semua ukuran bisnis. Dan ini bisa diraih dengan memiliki program loyalitas yang tepat,” tambah Marianne.

Luncurkan situs edukasi program loyalitas

Lebih lanjut, Marianne mengungkap bahwa tantangan terbesar dalam menjalankan bisnis ini ada pada edukasi pasar. Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia banyak yang belum mengetahui atau memahami keuntungan dan cara kerja program loyalitas pelanggan.

“Solusi dari kami adalah membantu menciptakan sarana dan sumber untuk mengedukasi masyarakat. Maka itu, kami meluncurkan website yang kami sebut bakal menjadi Indonesia’s first points-hacking source,” tuturnya.

Siapa saja dapat berkontribusi untuk menulis di situs tersebut. Tak hanya menulis tips mendapatkan poin, mereka juga dapat menyediakan tips tunggal dari setiap merchant, seperti penerbit kartu kredit dan perbankan di Indonesia.

Dengan kata lain, situs ini akan menjadi situs pertama di Indonesia yang menyediakan beragam informasi lengkap mengenai cara mendapatkan, mengumpulkan, dan menukarkan poin dari berbagai merchant, mulai dari perbankan, penerbangan, e-commerce, hingga penyedia jasa perjalanan.

“Di internet, belum ada (situs) yang menyediakan informasi lengkap seperti ini. Biasanya untuk cari tahu, pelanggan harus telepon ke customer service. Jadi lama dan tidak efisien,” kata Marianne.

Hingga kini, Member.id telah mengelola program loyalitas sejumlah perusahaan, termasuk di antaranya Ismaya Group, Djarum Group, Garuda Indonesia, The Union Group, Syah Establishment, Hotel Monopoli, hingga Artotel Group.