Telkomsel Supports Bluebird in “Taksi IoT” Implementation

Telkomsel is now providing IoT for Bluebird e-taxi units. The collaboration marked by the agreement signing today (8/26).

Telkomsel’s President Director, Emma Sri Martini said, Telkomsel’s IoT implementation on Bluebird’s digital ecosystem is the realization of corporate commitment to support the government vision of Making Indonesia 4.0.

The company created IoT Control Center, a cloud-based solution that is claimed safe and secure to manage the IoT devices. IoT Control Center is capable to provide visibility and security of the company’s assets, maintain the quality, optimize the device performance and to predict costs spent.

IoT Control Center is said capable to tighten the IoT system overall through integrated devices in the Bluebird network. One is the Bluebird IoT to replace Fleety as fare-meter device and the current 2G based order receiver.

The IoT device will be supported by 4G LTE Telkomsel as a multi-functioned device attached to all types of Bluebird units. The features include fare-meter, consumer order, GPS tracking, contact with passenger and operator, also payment.

“The device is directly connected with the vehicle and capable to read data from its current condition, also send it to the Bluebird app system,” Martini said in the official release.

Blue Bird Group’s President Director, Noni Purnomo expected the latest solution to encourage corporates in accelerate work productivity and performance, in order to deliver additional value for customer service.

“We expect this collaboration to produce not only efficiency for Bluebird operation but also positive impact for Indonesia’s transportation industry through quality improvement for passengers, drivers and vehicles,” she added.

To date, Bluebird aims to distribute the IoT ecosystem to 10 thousand units by the end of 2019. Overall, it’s to reach 25 thousand units by the mid-year of 2020.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Telkomsel Dukung Bluebird Implementasi “Taksi IoT”

Telkomsel menjadi penyedia IoT untuk armada taksi listrik Bluebird (e-taxi). Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) pada hari ini (26/8).

Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini mengatakan, implementasi IoT Telkomsel ke dalam ekosistem digital Bluebird merupakan perwujudan komitmen perseroan dalam mendukung visi Making Indonesia 4.0 dari pemerintah.

Perseroan menghadirkan IoT Control Center, solusi cloud-based yang diklaim aman dan terpercaya untuk melakukan manajemen perangkat IoT. IoT Control Center mampu memberikan visibilitas dan keamanan aset perusahaan, menjaga kualitas layanan, memastikan kinerja perangkat selalu optimal, serta memprediksi biaya pengeluaran.

IoT Control Center dianggap mampu memperkuat ekosistem IoT secara menyeluruh melalui berbagai perangkat yang saling terkoneksi di dalam jaringan Bluebird. Salah satunya IoT Bluebird yang akan menjadi solusi pengganti Fleety sebagai perangkat penghitung argo, serta penerima pesanan berbasis jaringan 2G yang salama ini dipakai armada Bluebird.

Perangkat IoT Bluebird akan didukung jaringan 4G LTE Telkomsel sebagai perangkat komputer multi-fungsi yang terpasang di semua tipe armada Bluebird. Fiturnya meliputi argo meter untuk taksi, pengiriman order penumpang, pelacakan posisi GPS, komunikasi dengan penumpang dan operator pusat, termasuk pembayaran.

“Perangkat ini juga terhubung langsung dengan kendaraan sehingga mampu membaca data-data vital dari kondisi kendaraan dan mengirimkannya langsung ke sistem aplikasi Bluebird,” tambah Emma dalam keterangan resmi.

Direktur Utama Blue Bird Group Noni Purnomo menambahkan dengan solusi baru ini diharapkan dapat membantu perseroan dalam mengakselerasikan produktivitas dan kinerja, sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam melayani pelanggan.

“Kami percaya bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan efisiensi di dalam operasional Bluebird, namun juga berdampak positif bagi industri transportasi di Indonesia melalui peningkatan kualitas layanan penumpang, pengemudi, dan kendaraan,” terang Noni.

Saat ini ekosistem IoT di armada taksi Bluebird ditargetkan dapat tersedia pada 10 ribu unit hingga akhir tahun 2019. Secara keseluruhan potensi armada yang dapat diterapkan mencapai 25 ribu unit. Angka tersebut akan dicapai hingga pertengahan tahun 2020.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal CAReady, Platform Lelang Mobil Bekas dari Perusahaan Patungan Blue Bird

CAReady adalah platform digital berbasis web yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk mengikuti lelang mobil bekas. Layanan tersebut dikembangkan oleh perusahaan patungan (joint venture) antara Blue Bird Group, Mitsubishi UFG Lease and Finance dan PT Takari Kokoh Sejahtera.

Nantinya produk yang akan dilelang adalah mobil bekas yang telah berusia di atas 5 tahun. Mengenai tipenya akan bermacam-macam, mulai kendaraan pribadi seperti MVP hingga kendaraan komersial seperti truk. Pada debutnya di akhir Juni 2019, CAReady sudah mulai melelang sekitar 200 unit mobil.

PT Balai Lelang Caready sebagai perusahaan yang menaungi CAReady mendapatkan suntikan pendanaan awal senilai 23 miliar Rupiah. Merupakan modal yang terkumpul dari 3 perusahaan pendiri, dengan pembagian BlueBird dengan total 51%, Mitsubisi UFG 39%, dan Takari 10%.

Pendirian CAReady merupakan salah satu realisasi dari visi yang ingin dicapai Dirut Blue Bird Group Noni Purnomo. Dalam sebuah kesempatan ia mengatakan akan mendorong perusahaan mengembangkan bisnis di luar penyewaan mobil. Namun dipastikan usaha baru tersebut masih akan berhubungan dengan sistem transportasi.

“Kita bisa fokus menjual kendaraan bekas tapi berkualitas. Ini salah satu diversifikasi usaha Blue Bird. Salah satunya membentuk anak perusahaan baru dengan memilih partner yang sejalan,” sambut Noni.

Bermarkas pusat di Balai Lelang CAReady di kawasan Bekasi, perusahaan dipimpin oleh Hery Sugiarto. Sebelumnya ia menjabat sebagai Used Car & Operational Specialist di Blue Bird Group. Dalam sambutannya ia mengatakan, pangsa pasar mobil bekas masih sangat besar, mencapai 5x lebih besar dari mobil baru.

“Kami melihat pasar mobil bekas lebih stabil dibanding mobil baru. Mobil bekas penjualannya rata-rata 2 juta unit per tahun. Kalau mobil baru penjualan rata-rata per tahun sekitar 1 juta unit,” ujar Hery.

Selain melakukan penawaran secara virtual, peminat juga bisa mendatangi langsung balai lelang milik CAReady untuk melakukan transaksi secara offline.

“Kunci dari usaha ini kan harus memiliki barang, mulai dari MPV, SUV dan ke depannya akan ada truk serta sepeda motor. Pembeli di lelang ini kalau malas datang bisa (ikut) secara online. Jadi kita bisa melakukan transaksi lewat offline dan online […] Kami ke depan akan membuka di berbagai daerah, karena peluangnya cukup besar” ujar Hery.

Menilik Upaya Blue Bird Mengurangi Polusi Dengan Menyediakan Taksi Listrik Tesla dan BYD

Menggunakan transportasi umum adalah cara paling efektif untuk mengurangi kemacetan, dan dalam jangka panjang, metode tersebut juga pelan-pelan membantu mengurangi polusi udara. MRT dan LRT memanfaatkan listrik, lalu TransJakarta menggunakan bahan bakar bakar gas. Namun tentu saja kebutuhan kendaraan buat mencapai satu lokasi spesifik masih terbilang tinggi, itulah alasan mengapa metode-metode tradisional tetap diperlukan.

Tepat di awal minggu ini, Blue Bird meluncurkan inisitif pengadaan taksi elektrik pertama di Indonesia sebagai realisasi kampanye ‘birukan langit jakarta’. Perusahaan menyediakan pilihan taksi ramah lingkungan di dua layanan mereka, Blue Bird reguler dan Silver Bird. Opsi taksi reguler memanfaatkan model BYD e6, sedangkan Silver Bird menggunakan Tesla Model X 75D. Keduanya mengusung transmisi otomatis.

BB 2

Presiden direktur Blue Bird Holding Group Noni Purnomo menjelaskan bagaimana langkah mereka ini merupakan bagian dari komitmen dalam mendukung pelestarian lingkukan, sembari terus meningkatkan kualitas layanan serta keyamanan. Di momen awal penyediaan taksi listrik, Blue Bird menyiapkan 25 unit BYD e6 dengan 25 pengemudi serta menurunkan empat unit Tesla Model X yang akan ditangani enam pengemudi. Mereka semua difokuskan untuk beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

BB 1

 

Tesla Model X dan BYD e6

Demi mendukung pengoperasian taksi listrik, Blue Bird memfasilitasi teknologi quick charge di kantor pusatnya serta telmenentukan titik-titik pengisian baterai kendaraan milik pihak ketiga. Untuk Tesla Model X, pengisian baterai via quick charge (dari kondisi kosong) memakan waktu 40 menit. BYD e6 juga pada dasarnya sudah dibekali sistem fast charge hampir serupa, kabarnya dapat mencapai 80 persen (dari nol) selama 15 menit.

BB 13

BB 8

Di atas kertas, Tesla Model X varian 75D mempunyai jarak maksimal 416-kilometer, dengan pengujian di dunia nyata menghasilkan angka 333-kilometer. Secara teori, kapabilitas ini memungkinkannya menempuh perjalanan bolak-balik Jakarta-Bandung, tetapi untuk sekarang layanan baru diprioritaskan buat pelanggan di ibu kota. Para pengemudi juga diminta cermat memerhatikan daya baterai: jika tersisa kisaran 25 persen, mereka disarankan untuk kembali ke charging station di kantor.

BB 15

Berbicara soal pengemudi, 31 individu itu adalah mereka yang dipilih langsung Blue Bird buat menangani taksi-taksi elektrik pertama di Indonesia. Para driver telah mendapatkan pelatihan khusus – misalnya apa yang perlu dilakukan jika muncul masalah, dari mobil atau faktor eksternal. Kita tahu, salah satu penyakit terburuk Jakarta adalah banjir dan air bukanlah sahabat baik bagi baterai. Seandainya menghadapi genangan, para pengemudi harus dapat memperkirakan, kapan bisa diterobos atau kapan mereka harus mencari rute lain (ketika air melewati batas 30cm).

BB 17

BB 10

Seluruh infrastruktur teknis, penopang servis dan teknisi ahli kendaraan listrik tak lupa Blue Bird siapkan. Kabarnya, pemerintah juga mempermudah proses pengadaan taksi-taksi listrik ini, sebagai bentuk dukungan terhadap program pengurangan penggunaan bahan bakar minyak dan bauran energi nasional. Perusahaan memesan BYD e6 dari Tiongkok dan membeli Tesla Model X dari Inggris (Tesla berbasis di Palo Alto) karena versi ini menyajikan setir di sebelah kanan.

BB 6

Blue Bird memilih kedua nama ini karena baik Tesla maupun BYD telah teruji secara kualitas, lalu skalabilitasnya sesuai dengan pasar Indonesia. Efeknya, konsumen tidak perlu membayar biaya lebih tinggi dari semestinya. Meski demikian, Blue Bird menekankan bahwa mereka tidak menutup pintu kolaborasi bersama brand-brand otomotif penyedia kendaraan listrik lain.

 

Program R&D

Dalam sesi tanya jawab, direktur PT Blue Bird Andrianto Djokosoetono menyampaikan bahwa mereka menggelontorkan dana hampir Rp 40 miliar demi menginisiasi program taksi elektrik. Menariknya, ini semua merupakan bagian dari program divisi riset dan pengembangan. Pemaparan Andrianto mengindikasikan perusahaan tidak mengharapkan adanya balik modal di waktu dekat.

BB 11

Menurut sang direktur, agar kampanye mobil listrik bisa sukses, sesorang harus berani memulai. Dengan melakukannya lebih dulu dari yang lain, Blue Bird berharap dapat menemukan kendala dan tantangan secara dini dalam pengoperasian taksi listrik untuk segara dicarikan solusinya. Dan berbekal pengalaman dan data-data itu, perusahaan nantinya bisa memberikan masukan pada pemerintah mengenai bagaimana idealnya mendorong adopsi kendaraan elektrik.

BB 16

Blue Bird juga akan terus bekerja sama dengan dua produsen mobil untuk mengolah data-data terkait layanan. Setelah dikumpulkan, rencananya segala informasi rinci tersebut akan di-share dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan.

BB 9

 

Tarif

Ongkos adalah aspek paling menarik di pengadaan taksi elektrik ini. Blue Bird memutuskan untuk menyamakannya dengan layanan mereka yang sudah ada. Ongkos buka pintu dan per kilometer BYD e6 tak berbeda dari opsi Blue Bird standar, lalu biaya Tesla Model X setara Silver Bird Alphard: buka pintu Rp 17 ribu dan Rp 9 ribu per kilometer.

Layanan taksi elektrik Blue Bird bisa Anda nikmati mulai bulan Mei 2019.

BB 3

 

Ke depannya

Blue Bird punya agenda untuk terus menambah jumlah taksi listrik mereka hingga 200 unit di 2020. Jika target ini tercapai, perusahaan memperkirakan bisa memangkas emisi karbondioksida sebanyak 434.095-kilogram atau pemakaian BBM sebesar nyaris 1,9 juta liter. Selanjutnya, Blue Bird menetapkan peningkatan sampai 2000 kendaraan dari tahun 2020 sampai 2025. Dan di tahun 2035, perusahaan berhadap taksi-taksi elektrik memperkuat 30 persen dari total armadanya.

BB 14

Upaya lain yang Blue Bird lakukan agar polusi di ibu kota lebih cepat berkurang adalah dengan menjalankan program One Ride One Seed bersama WWF dan Jagha Bumi. Prosedurnya cukup simpel: Untuk setiap satu penumpang layanan taksi elektrik – apapun modelnya – Blue Bird akan menanam satu pohon di area aliran sungai Ciliwung dan wilayah tengah Jakarta. Perusahaan menargetkan 2000 pohon.

BB 12

Blue Bird and Traveloka Launch Airport Transportation Service

Today (12/19), Traveloka and Blue Bird Group announces strategic partnership for airport transportation in 10 cities in Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Lombok, Solo, Semarang, Yogyakarta, Medan, and Manado). The partnership to provide Traveloka and Blue Bird customer with easy access in getting a ride to the airport and from the airport to home or other destinations.

Traveloka’s Senior Vice President Business Development Caesar Indra said, this partnership is held based on the mutual vision and mission of Blue Bird and Traveloka.

“In Traveloka, we did not choose just any partner to expand business and develop a new service. Beyond the reason, this partnership is expected to be a new option for Traveloka users.

It is now available in mobile app for Android, with availability in iOS  is soon to be announced. User may choose the airport transportation feature. They will be directed to the pick-up options to match the flight arrival time, total passenger and flight number. By calculating All-in (toll & gas) fare, user is claimed to get convenient and flat fares.

“We categorized this as premium service with car selection in vary and easy in-app reservation,” said Indra.

Obtaining specific license from airport

Unlike other online transportation which still in “hiding” from airport security while picking up passenger, Traveloka and Blue Bird’s airport transportation has obtained official license of Blue Bird Group. It provides safe and guaranteed reservation from and to the airport.

Regarding the reason behind Traveloka selection as partner, unlike Go-Jek which already added Blue Bird reservation in its app, Blue Bird’s Director Sigit Priawan Djokosoetono explained, it is done intentionally to provide variety of service.

“Even though already partnered with Go-Jek, we intentionally choose Traveloka for airport transportation service to provide different options. For those who want to make taxi reservation can use Go-Jek app while those who need private car for airport transportation can use Traveloka app.”

Through this partnership, Blue Bird provides two transportation service options namely airport transfer by Golden Bird with many car types such as Avanza, Innova, Camry and Alphard.

“Users in group may order a service to take them from one point to the next destination,” said Djokosoetono.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek dan Blue Bird Umumkan Kemitraan Baru Lewat Go-Blue Bird

Menjelang pemberlakuan revisi PM Perhubungan No. 32/2016, hari ini (30/1) Go-Jek dan Blue Bird meresmikan kemitraan strategisnya lewat peluncuran layanan terbaru Go-Blue Bird yang ditanam dalam aplikasi Go-Jek. Sebelumnya, kedua perusahaan ini memang telah menjalin kemitraan lewat layanan Go-Car beberapa bulan lalu.

Peluncuran ini juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dan Staf Ahli Menkominfo Bidang Teknologi Herry Abdul Aziz.

Sekarang, konsumen akan memiliki dua pilihan berkendara saat ingin menggunakan taksi online dari Go-Jek, entah memilihnya lewat layanan Go-Car atau Go-Blue Bird. Yang berbeda terletak di sisi tarif. Bila memilih Go-Car, tarif akan mengacu berdasarkan standar Go-Jek, sementara kalau memilih Go-Blue Bird akan mengikuti argo taksi konvensional. Go-Blue Bird juga akan didukung dengan sistem pembayaran yang tersedia di Go-Jek, yakni Go-Pay.

“Ini simbol Go-Jek yang pro kompetisi sehat. Kami tidak sekadar kompetisi tapi juga merangkul semua pihak terbantu karena teknologi,” ucap CEO Go-Jek Nadiem Makarim.

Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono menambahkan layanan Go-Blue Bird ini menjadi strategi perusahaan untuk memberikan layanan terbaik terhadap pelanggan dengan memiliki multi channel access. Peluncuran Go-Blue Bird menjadi senjata perusahaan memperkuat layanan, sehingga konsumen jadi makin mudah mendapatkan jasa Blue Bird.

Mengenai perbedaan tarif dengan Go-Car, Adrian mengatakan Go-Car dan Go-Blue Bird memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau Go-Blue Bird lebih cocok dipakai untuk mampir-mampir, perjalanan yang fleksibel, atau tidak menuju satu tujuan. Di sisi lain, Go-Car memiliki tarif flat.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan kolaborasi lainnya dengan perusahaan transportasi, Nadiem memastikan bahwa saat ini perusahaan masih fokus kerja sama dengan Blue Bird.

Saat ini Blue Bird memiliki sekitar 35 ribu armada di 18 lokasi di Indonesia, sementara aplikasi Go-Jek telah diunduh lebih dari 40 juta kali. Untuk tahap awal, layanan ini tersedia di lima wilayah, yakni Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Medan, dan Semarang.

Layanan Go-Blue Bird akan dihadirkan secara bertahap. Pengguna Android akan menerima lebih dahulu dibandingkan pengguna iOS.

Strategi Blue Bird tingkatkan pemesanan

Dikutip dari Bisnis, kemitraan dengan Go-Jek menjadi salah satu strategi Blue Bird yang ingin fokus mengembangkan diversifikasi saluran pemesanan taksi tahun ini.

Sepanjang tahun lalu perusahaan menghadapi tantangan yang cukup berat dari pertumbuhan transportasi berbasis aplikasi, berimbas pada penurunan kinerja. Belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini sekitar Rp1 triliun, angka itu turun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Tahun ini capex kami tidak akan terlalu ekspansif, kami akan concern dengan capex untuk pengembangan teknologi. Kami ingin lebih agresif untuk kembangkan teknologi, anggaran kemungkinan akan sedikit di atas Rp1 triliun,” ucap pihak Investor Relation Blue Bird Michael Tene.

Tak hanya kerja sama dengan Go-Jek, Blue Bird juga akan mengembangkan fitur lainnya untuk aplikasi yang dimiliki perusahaan, My Blue Bird. Perusahaan berencana mengembangkan fitur Easy Ride yang memungkinkan konsumen membayar secara non tunai meskipun memesan taksi melalui pemberhentian di pinggir jalan tanpa memesan dari aplikasi. Rencananya fitur tersebut akan diluncurkan pada kuartal kedua tahun ini.

Blue Bird juga berencana membuka pemesanan semua layanan Blue Bird dari aplikasi, mulai dari bus, limousine, dan mobil sewa Golden Bird.

“Fokus kami sekarang sebenarnya untuk memastikan transformasi bisnis kami bisa berjalan, sehingga membuat keuangan sehat, market share terjaga, dan secara jangka panjang bisa survive,” terang Direktur Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono.

Kolaborasi yang baik

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan kerja sama antara kedua perusahaan ini membuktikan bahwa taksi konvensional dan perusahaan transportasi berbasis teknologi dapat berkolaborasi. Dia pun mengibaratkannya dengan satu titik yang telah mencair.

“Ini satu titik yang mencair. Saya katakan ini tidak mudah. Tapi satu titik yang mencair. Sangat bagus kedua perusahaan ini saling berkoalisi agar saling bertumbuh,” kata Budi.

Terkait revisi PM Perhubungan Nomor 32/2016, menurutnya selama ini pemerintah telah melakukan penyesuaian aturan dengan sangat hati-hati. Dia berharap aturan tersebut nantinya dapat memberikan pengaruh positif bagi perkembangan transportasi di Indonesia.

“Kami lakukan deregulasi dengan sangat hati-hati. Sebab taksi sudah menjadi pekerjaan yang menghidupi banyak orang. Kami coba cari formulasi dengan menetapkan tarif batas atas dan bawah, agar tidak ada lagi dikotomi konflik horizontal.”

Dia melanjutkan, “Pelaku usaha bisa bersama-sama berbisnis dengan baik. Masyarakat juga tidak dibodohi dengan trik tertentu. Tidak ada keinginan mencederai kenikmatan, mengalahkan satu dengan yang lainnya.”

Application Information Will Show Up Here

Taksi Blue Bird Kini Bisa Dipesan Melalui Aplikasi GO-JEK (Updated)

Setelah diumumkan sejak pertengahan tahun 2016 terkait kerja sama GO-JEK dan Blue Bird, hari ini wujud kemitraan tersebut mulai dirilis. Aplikasi GO-JEK (khususnya di platform iOS) resmi mendapatkan pembaruan, salah satunya untuk memungkinkan pengguna GO-JEK di dapat memesan taksi Blue Bird melalui layanan GO-RIDE, termasuk menggunakan GO-PAY untuk melakukan pembayaran.

Taksi Blue Bird masuk dalam pilihan transportasi di GO-RIDE
Taksi Blue Bird masuk dalam pilihan transportasi di GO-RIDE

“Kami percaya layanan ini akan semakin mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan layanan transportasi yang berkualitas melalui multi access channel dari Blue Bird. Pelanggan dapat memberhentikan taksi di jalan, melalui pangkalan, aplikasi My Blue Bird, Call Center dan saat ini kami membuka akses melalui aplikasi GO-JEK,” ungkap Andre Djokosoetono selaku Direktur PT Blue Bird.

Kedua belah pihak sebelumnya menyatakan, dalam kerja sama yang akan dilangsungkan ada tiga aspek yang akan digarap, yakni aspek teknologi, sistem pembayaran dan kanal promosi. Berlakunya kerja sama ini turut menjadi angin segar, setelah sebelumnya di awal kemunculan layanan ride-sharing, pemain seperti Blue Bird gencar melakukan penolakan.

“Kami percaya kolaborasi antara GO-JEK dan Blue Bird ini akan membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan layanan transportasi roda empat yang aman dan nyaman.  Kolaborasi ini juga akan menambah armada GO-CAR yang ada di Jakarta,” ujar CEO GO-JEK Nadiem Makarim dalam rilisnya.

Blue Bird sendiri sebenarnya juga telah memiliki aplikasi pemesanan layanan, My Blue Bird. Beberapa waktu terakhir pihaknya juga gencar melakukan pembaruan dan improvisasi untuk dapat bersaing dengan layanan pemesan online lainnya.

Dalam kesempatan terpisah sebelumnya Direktur Operasional Online BlueBird Sigit Djokosoetono, bahwa perluasan kanal pemesanan taksi memang menjadi strategi bisnis yang sedang digencarkan. Salah satunya melalui kerja sama yang dilakukan bersama GO-JEK.

Hal tersebut dilandasi oleh data yang terekam oleh Blue Bird, pada pertengahan tahun lalu pemesanan taksi melalui aplikasi sudah mencapai 30% dari total keseluruhan. Artinya dengan membuka kanal, potensi perluasan jangkauan konsumen sangat mungkin terjadi.

“Kolaborasi ini juga menunjukkan bahwa Blue Bird akan terus berinovasi mengikuti perkembangan teknologi untuk melayani pelanggan dengan lebih baik lagi,” ujar Andre.

Di sisi pesaing, Uber dan Express Group menjelang akhir tahun lalu juga mengumumkan penjajakan kolaborasi dengan mengumumkan pilot program integrasi ride sharing dan program pembiayaan di Jakarta. Melalui kerja sama ini, mitra pengemudi Taksi Express bisa menggunakan layanan UberX untuk menerima pesanan. Dalam kerja sama tersebut, pengemudi Uber juga memiliki opsi mencicil kendaraan dari Express Group, tanpa atribut taksi atau branding, yang termasuk dalam program Vehicle Solutions Uber.

Sama halnya Blue Bird, Express pun sebenarnya juga sudah memiliki MyTrip sebagai official apps untuk pemesanan layanannya. Menurut Chief Operating Officer Express Group Benny Setiawan, secara garis besar misi Express Group bermitra dengan Uber adalah untuk meningkatkan utilisasi armada Express Group yang saat ini memiliki 11 ribu unit taksi di seluruh Indonesia.

Menjadi sebuah babak baru dalam industri transportasi darat tanah air. Ketika jasa ojek (secara umum) sudah memberikan sinyal penerimaan yang lebih baik dengan layanan digital, kini jasa taksi mulai menjajaki kemitraan yang lebih serius dengan penyedia sistem on-demand. Kemitraan ini diharapkan mampu menelurkan inovasi yang lebih baik untuk memberikan pelayanan transportasi publik yang lebih nyaman bagi masyarakat.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Pesan Taksi Ini Bisa Diandalkan untuk Beragam Kebutuhan

Tidak bisa dipungkiri kebutuhan akan adanya transportasi yang cepat, aman dan nyaman di era modern makin meningkat. Bagi masyarakat urban, transportasi menjadi alat vital yang mendukung aktivitas sehari-hari di perkotaan. Karena itu, sebagai penyedia layanan transportasi primadona, taksi Blue Bird berusaha memberikan kemudahan pada para pengguna lewat berbagai fitur dalam sistem aplikasi mobile, My Blue Bird, untuk memudahkan para pengguna taksi Blue Bird yang ingin bepergian dengan mudah dan nyaman.

Contohnya saja, ketika Anda ingin melakukan pemesanan untuk melakukan perjalanan, dengan adanya fitur Advanced Booking, Anda bisa memesan taksi untuk besok atau lusa tanpa perlu menelepon operator. Cukup buka aplikasi di smartphone atau tablet dan lakukan pemesanan berdasarkan lokasi serta waktu penjemputan yang diinginkan.

Bahkan pengguna juga bisa memesan taksi Blue Bird untuk beberapa tujuan di saat bersamaan. Dengan fitur, Multiple Booking, Anda bisa melakukan pemesanan taksi untuk anggota keluarga atau relasi lain di waktu yang sama.

Kemudahan pemesanan bukan hanya jadi faktor penting yang harus hadir di aplikasi pemesanan taksi, keamanan adalah hal penting lain yang harus diperhatikan. Fitur yang mendukung keamanan adalah Share My Journey, yaitu berbagi informasi perjalanan pengguna ke orang terdekat. Jadi, rekan atau keluarga bisa mengetahui rute perjalanan Anda, terutama ketika Anda pulang larut, atau menempuh perjalanan dari kota ke area pinggir kota. Perjalanan dengan taksi bisa lebih tenang karena ada teman atau kerabat yang mengetahui detail perjalanan.

Terkadang, data tentang pengemudi taksi juga bisa menjadi acuan untuk menambah kenyamanan sebagian besar pengguna. Fitur Driver Rating, membuat pengguna dapat melihat reputasi pengemudi agar perjalanan bisa lebih tenang.

Dalam memesan taksi seringkali pengguna tidak bisa mengetahui posisi pasti pengemudi, padahal waktu sudah sempit dan memesan di pinggir jalan pun tak begitu nyaman. Dengan adanya fitur Tracking System di aplikasi My Blue Bird, pengguna bisa menikmati fitur yang mudah untuk melacak atau menghubungi pengemudi, bahkan hingga memperkirakan waktu kedatangannya.

Last but not least, yang berada di dalam benak para pengguna tentunya adalah soal pembayaran. Layanan taksi Blue Bird bahkan memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengetahui perkiraan biaya yang akan dikeluarkan dengan fitur Fare Estimation & Receipt. Makin praktis dan sadar lingkungan, receipt akan langsung dikirim ke email, sehingga Anda bisa terbebas dari tumpukan struk yang biasanya menghuni dompet.

Bicara soal pembayaran, dalam waktu dekat taksi Blue Bird akan menambahkan fitur baru di My Blue Bird App yaitu Multiple Payment. Sesuai namanya, pengguna bisa melakukan pembayaran dengan berbagai cara. Mau bayar cash? Bisa. Lupa membawa uang cash? Anda masih bisa tersenyum lega karena dapat membayar dengan kartu kredit atau Blue Bird E-Voucher.

Tak hanya itu, masih ada fitur pembayaran baru yaitu Easy Ride. Pertama dan satu-satunya di Indonesia, fitur aplikasi transportasi yang akan membuat perjalanan semakin nyaman. Jadi, Anda naik taksi Blue Bird di mana saja, dengan fitur Easy Ride Anda tetap bisa melakukan pembayaran non cash via aplikasi My Blue Bird. Misalnya, Anda naik taksi di pinggir jalan, mall, stasiun atau dari mana aja, pembayaran bisa lewat aplikasi. Bahkan, Anda juga akan diuntungkan dengan promo-promo menarik di waktu tertentu. Fitur ini sangat relevan bagi masyarakat urban yang mendambakan transportasi cepat tapi sering lupa tidak membawa uang cash di dompet.

Kebutuhan pengguna layanan transportasi sehari-hari terjawab dengan hadirnya aplikasi My Blue Bird, pemesanan taksi lewat aplikasi bisa dilakukan dengan mudah karena tampilan dan navigasi yang nyaman digunakan.

Aplikasi My Blue Bird yang tersedia dan dapat di-download untuk perangkat Android juga iOS ini merupakan jawaban atas kebutuhan pelanggan terkait pemesanan taksi yang lengkap, mudah, aman, dan nyaman.

*) Artikel ini adalah advertorial dan didukung oleh Blue Bird Group

Aplikasi My Blue Bird Lakukan Perombakan Tampilan

My Blue Bird belum mampu akomodasi pemesanan segera / Shutterstock

Armada taksi terbesar di ibukota Blue Bird merombak tampilan aplikasi pemesanan taksi mereka My Blue Bird. Selain UI/UX yang dibenahi menjadi lebih jernih dan rapi, My Blue Bird turut menambahkan beberapa tambahan lainnya. Perubahan ini dimulai di platform Android. Sayangnya pembenahan ini belum dibarengi dengan optimasi fitur lainnya.

Continue reading Aplikasi My Blue Bird Lakukan Perombakan Tampilan

Ride-Sharing Service Popularity Encourages Taxi Companies’ IT Transformation

Nowadays, ride-sharing services are mushrooming in Jakarta. This new wave of transportation service forces old traditional players to have their own transformation, especially in the IT sector. Blue Bird and Express, two transportation giants in the Capital, are currently heading that way. Continue reading Ride-Sharing Service Popularity Encourages Taxi Companies’ IT Transformation