Bootcamp: Pengertian, Jenis dan Manfaatnya

Kamu pastinya sering mendengar istilah bootcamp, bukan? Kira-kira apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar istilah bootcamp? Kenapa saat ini banyak yang membahas dan mengadakan bootcamp?

Nah, daripada bingung sendiri, yuk simak penjelasan tentang pengertian, jenis, dan manfaat bootcamp melalui artikel ini.

Pengertian Bootcamp

Bootcamp merupakan pelatihan intensif yang dirancang dalam jangka waktu tertentu dengan materi yang telah disusun secara mendalam untuk bidang kerja tertentu. Sebelumnya, bootcamp merupakan program pelatihan yang ditujukan untuk calon profesional IT saja. Namun, kini bootcamp juga disusun untuk berbagai keahlian, seperti data analyst, digital marketing, SEO writing, UI/UX dan lain sebagainya.

Meskipun memiliki durasi yang cukup singkat, bootcamp biasanya dilakukan secara intensif selama 12 hingga 40 minggu. Dalam durasi yang cukup singkat ini, bootcamp biasanya dirancang atas dasar dua pilar ini, yakni speed dan high-impact learning.

Durasi bootcamp umumnya dilakukan lebih singkat dari kuliah yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mendapat gelar. Maka dari itu, bootcamp biasanya hanya fokus pada pembelajaran keterampilan yang paling relevan dengan dunia kerja.

Jenis-Jenis Bootcamp

Dilansir dari Glints, ada dua jenis bootcamp berdasarkan dari skema komitmen dan fleksibilitasnya. Berikut penjelasan keduanya:

Bootcamp Berdasarkan Skema Komitmennya

Berdasarkan skema komitmennya, bootcamp dibedakan menjadi dua, yakni:

1. Paruh Waktu (Part Time)

Bootcamp part time biasanya ditujukan untuk orang-orang yang memiliki kesibukan. Pasalnya, bootcamp jenis ini biasa diadakan pada malam hari ataupun akhir pekan saja. Namun, bootcamp part time memiliki durasi waktu yang lebih lama selesai, yakni sekitar 34 minggu.

2. Penuh Waktu (Full Time)

Sementara bootcamp full time merupakan bootcamp yang ditujukan untuk orang-orang yang memiliki waktu luang. Bootcamp jenis ini dapat selesai hanya dalam kurun waktu kurang dari 15 minggu.

Bootcamp Berdasarkan Fleksibilitasnya

Berdasarkan fleksibilitasnya, bootcamp dibagi lagi menjadi 3, yaitu:

1. Bootcamp Offline

Bootcamp offline merupakan program pelatihan yang diadakan secara tatap muka. Kelebihan dari bootcamp jenis ini, kamu bisa bebas bertanya dan berinteraksi tanpa ada halangan.

2. Bootcamp Online

Bootcamp online merupakan program pelatihan yang diadakan secara online. Kelebihannya, kamu bisa melakukannya di mana pun tanpa terhalang jarak. Bootcamp jenis ini cocok untuk kamu yang berdomisili jauh dari tempat pelatihannya.

3. Bootcamp Self-Paced

Sementara bootcamp self-paced merupakan program pelatihan yang ditujukan untuk belajar secara mandiri. Kamu hanya diberi materi yang dapat kamu pelajari sendiri kapan pun dan di mana pun. Oleh karena itu, bootcamp jenis ini cocok untuk kamu yang memiliki kegiatan yang sangat padat.

Manfaat Bootcamp

Ada beberapa alasan mengapa saat ini bootcamp begitu digemari oleh banyak orang. Hal tersebut karena bootcamp memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah:

1. Dapat dilakukan secara fleksibel dengan durasi waktu yang singkat

Dengan durasi waktu sekitar 12 hingga 40 minggu, kamu bisa mendapat pelatihan secara intensif dan mendalam, yang tentunya sangat bermanfaat untuk menambah keterampilan. Selain itu, bootcamp juga dapat dilakukan secara fleksibel, kapan saja dan di mana saja jika dibandingkan dengan kuliah yang memerlukan waktu dan fokus ketika mempelajarinya.

2. Belajar secara langsung dengan para profesional di bidangnya

Biasanya, bootcamp akan dilatih langsung oleh mentor yang berasal dari para profesional yang memiliki pengalaman di bidangnya. Tentunya, hal ini merupakan kesempatan yang besar karea kamu dapat belajar secara langsung bahkan berdiskusi bersama ahlinya.

3. Dapat membangun portfolio melalui real project

Dalam bootcamp biasanya akan ada real project berupa tugas yang perlu dikerjakan sesuai dengan bidang yang ditekuni. Project ini umumnya didasarkan atas studi kasus secara nyata, sehingga kamu bisa mendapatkan pengalaman seperti bekerja secara langsung pada bidang tersebut.

Selain itu, hasil dari real project ini juga dapat kamu jadikan sebagai portfolio yang tentunya akan membuatmu memiliki nilai lebih di mata recruiter.

4. Bertemu dengan orang baru untuk membangun networking

Peserta bootcamp biasanya terdiri dari banyak orang dari berbagai latar belakang. Kamu dapat menggunakan kesempatan ini untuk saling bertukar pendapat dan pikiran dari berbagai sudut pandang. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan banyak info terkait pekerjaan, berdiskusi tentang karir, hingga membangun bisnis bersama.

Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian, jenis-jenis dan manfaat bootcamp. Setelah mengetahui hal-hal tersebut, apakah kamu menjadi tertarik untuk mengikuti bootcamp?

Dapat Dukungan Init-6, Algobash Suguhkan Platform Perekrutan Programmer Terkurasi

Di tengah disrupsi teknologi yang semakin berkembang, begitu pula kebutuhan akan talenta digital kian meningkat. Riset McKinsey dan Bank Dunia menunjukkan, untuk menyiapkan diri menghadapi Revolusi Industri 4.0, Indonesia disebut membutuhkan sebanyak 9 juta atau 600 ribu talenta digital setiap tahun selama 2015 hingga 2030.

Hal ini sejalan dengan kehadiran beberapa platform rekrutmen yang fokus menjembatani para perusahaan dengan talenta-talenta digital, salah satunya Algobash. Pada pertengahan tahun 2022 lalu, perusahaan berhasil mengantongi pendanaan yang tidak disebutkan nilainya dari Init-6, modal ventura besutan Co-founder Bukalapak Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono.

Nugroho Herucahyono selaku Partner Init-6 mengungkapkan, “Ada ketidaksesuaian besar antara supply dan demand talenta teknologi di Indonesia. Bertentangan dengan apa yang diyakini orang, ada banyak jumlah talenta teknologi. Masalahnya adalah kesenjangan kualitas antara bakat yang tersedia dan apa yang dibutuhkan. Algobash mencoba memecahkan masalah dengan meningkatkan talenta dan membantu perusahaan memilih kandidat terbaik untuk kebutuhan talenta mereka.”

Algobash sendiri didirikan oleh Elfino Sitompul dan Melinda Wardiman, keduanya percaya bahwa talenta teknologi akan selalu dibutuhkan dan potensinya masih luar biasa besar. Di samping itu, solusi Algobash tidak hanya bisa diaplikasikan di Indonesia saja tetapi juga di pasar global. “Mindset kami adalah sustainability, sehingga solusi yang kami buat adalah sebuah cycle rekrutmen yang menguntungkan semua pihak,” tambah Elfino.

Layanan yang ditawarkan

Perusahaan memiliki dua model bisnis, yaitu B2B yang fokus pada platform SaaS assessment agar perusahaan bisa melakukan penilaian kemampuan teknis yang lebih mendalam. Metodenya tidak terbatas pada coding test, tetapi juga termasuk uji kognitif dan wawancara.

Selain itu juga model B2C untuk para pengguna yang ingin belajar atau upskill kemampuan programming-nya. “Di luar ini, kita juga punya kemampuan untuk monetisasi coding competition melalui sponsorship dan lainnya,” tambah Melinda.

Proposisi nilai yang ditawarkan dalam platform Algobash adalah memastikan proses rekrutmen yang objektif, nonbias, dan masif melalui solusi coding test dan pre-employment assessment. Hal tersebut tidak hanya membantu perusahaan terhindar dari resiko bad hiring, tetapi juga memastikan kesempatan kerja yang setara dan rata untuk seluruh talenta yang ada.

Algobash juga menawarkan course yang bisa membantu kandidat belajar dengan harga yang jauh lebih efisien daripada bootcamp konvensional. Kandidat yang berhasil lulus dengan nilai yang baik dan berkenan dicarikan kerja akan direkomendasikan oleh algoritma Algobash melalui produk talent pool kepada perusahaan. Dengan solusi tersebut, Algobash dapat menyelesaikan masalah dari hulu ke hilir rekrutmen di Indonesia.

“Selain kami membuka kesempatan kerja menjadi lebih terbuka dan adil, kunci dari transformasi digital adalah qualified talents. Untuk itu dibutuhkan sebuah solusi yang lebih scalable dari sekedar solusi tradisional. Semua bisa belajar programming secara interaktif di Algobash dengan lingkungan layaknya saat bekerja nanti” jelas Elfino.

Sebagai platform rekrutmen, Melinda menekankan bahwa Algobash bukanlah head hunter. Timnya memang membantu perusahaan untuk proses rekrutmen yang lebih presisi, namun “Kita tidak memonetisasi proses rekrutmen dari perusahaan,” tegasnya.

Ia turut mencontohkan terminologi “Tinder Swindler” yang sempat ramai dibahas dalam industri rekrutmen. Salah satu fokus mereka adalah untuk mengeliminasi individu yang mengamalkan tindakan tersebut dan memastikan agar kandidat yang terpilih adalah nyata dan memiliki kemampuan yang teruji melalui platform Algobash.

Algobash sudah melakukan ujian terhadap ribuan talenta untuk berbagai macam client di berbagai bidang termasuk bank, fintech, e-commerce dan korporat. Algobash secara aktif mendukung Bluebird, Paragon, KoinWorks, dan lainnya untuk pre-employment test mereka. Selain itu, perusahaan juga secara rutin mengadakan kompetisi coding “Code Run” dan “Kartini Koding Challenge” (khusus wanita). Selain memberikan benefit hadiah, platform juga menawarkan kesempatan bekerja bagi para pemenang dan partisipan.

Terkait pendanaan yang telah didapat, Melinda juga mengungkapkan bahwa perusahaan akan menggunakan dana ini untuk pengembangan platform, konten dan marketing. Tujuannya adalah mendapatkan growth revenue yang bagus. “Kita akan melengkapi seluruh rangkaian proses rekrutmen sehingga perusahaan kelak hanya membutuhkan satu tools yaitu Algobash, bukan yang lain,” tutupnya.

Platform rekrutmen di Indonesia

Menurut riset Microsoft dan LinkedIn, akan ada 98 juta pekerjaan yang membutuhkan talenta dengan skill digital di bidang software development atau pengembangan perangkat lunak pada tahun 2025. Pekerja dengan skill digital di bidang cloud atau komputasi awan juga akan semakin banyak dicari, dengan proyeksi 23 juta pekerjaan pada 2025.

Terkait potensi pasar, isu rekrutmen menjadi salah satu tantangan utama perusahaan di bidang HR. Hal ini tertuang dalam riset PwC di awal tahun yang memaparkan sejumlah tantangan utama perusahaan di bidang HR yang terdiri dari persoalan rekrutmen (39%), modernisasi sistem (36%), employee upskilling (28%), remote atau hybrid working (24%), dan employee benefit (22%).

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa layanan yang menawarkan solusi serupa, salah satunya Deall Sejuta Cita yang belum lama ini mengumumkan partisipasinya dalam program akselerator Y Combinator cohort W22. Selain itu juga ada beberapa pemain lokal yang menangani kebutuhan serupa seperti Urbanhire, Ekrut, Nusatalent, dan lainnya.

13 Startup Edtech “Bootcamp” yang Menyediakan Layanan Pembelajaran Intensif

Bootcamp adalah sesi pelatihan intensif jangka pendek yang dirancang untuk mempersiapkan peserta menghadapi pekerjaan dunia nyata. Kurikulumnya didesain sedemikian rupa, menyajikan berbagai studi kasus yang diambil dari industri. Pun para mentor biasanya dihadirkan dari kalangan profesional dan praktisi.

Model pembelajaran berbasis bootcamp kian diminati oleh kalangan muda, terlebih mereka yang menginginkan perpindahan karier menuju sektor teknologi. Program bootcamp dikemas ringkas dan intensif dalam waktu yang relatif pendek. Menariknya, penyelenggara bootcamp biasanya juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan untuk menyerap lulusannya.

Saat ini ada sejumlah startup yang menyajikan layanan bootcamp, mengajarkan berbagai kompetensi, khususnya di ranah pengembangan teknologi dan digital. Berikut ini ada 13 startup edtech lokal yang sajikan layanan bootcamp.

Binar Academy

Salah satu bootcamp Indonesia yang bisa dipilih adalah Binar Academy. Startup yang satu ini didirikan pada tahun 2017 oleh Alamanda Shantika yang dulunya berprofesi sebagai VP Technology and Product Management Gojek — bersama dua rekannya Dita Aisyah dan Seto Lareno.

Binar sendiri ingin menciptakan masyarakat Indonesia yang terampil dan siap untuk menghadapi era digitalisasi. Startup edtech yang satu ini menawarkan beberapa macam bootcamp seperti yang terfavorit seputar UI/UX, Business Intelligence, Product Management, dan Web Development.

Binar baru saja mendapatkan pendanaan pra-seri A dari sejumlah investor, termasuk Impact Investor yang terlibat seperti iGlobe Partners, Teja Ventures, dan YCAB Ventures.

BelajarLagi

Salah satu bootcamp Indonesia selanjutnya adalah BelajarLagi. Startup edtech yang satu ini didirikan pada tahun 2021 oleh M. Faiz Ghifari. Startup edtech ini sangat baik untuk memberdayakan komunitasnya sehingga banyak melakukan beberapa proyek bersama UMKM.

BelajarLagi juga menawarkan beberapa program seperti full stack digital marketing, project management, dan kelas advanced lainnya seperti social media, SEO, dan UI/UX Designer.

Dibimbing

Dibimbing.id adalah platform pembelajaran online yang memiliki 18.000+ talenta digital yang diberikan hadiah dari lulusan Bootcamp, Bootcamp Khusus, Kursus Video Online, dan Pameran Keterampilan Digital.

Startup edtech yang satu ini memiliki berbagai macam bootcamp seperti Digital Marketing, UI/UX, Web Developer, Business Intelligence, Data Science, UI/UX Design & Product Management.

Saat ini, dibimbing telah mendapatkan pendanaan awal dari Init-6. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO dari Dibimbing.id itu sendiri Zaky Muhammad Syah beserta dua orang temannya yaitu Alim Anggono, dan Wildan Gunawan yang mendirikan startup tersebut pada tahun 2020.

Dqlab

Salah satu tempat bootcamp yang terbaik untuk Data Scientist adalah Dqlab. Program yang ditawarkan sangatlah relevan, karena sebagian praktisinya mengajar langsung di bootcamp yang satu ini.

Dqlab sendiri didirikan pada tahun 2017 dengan banyaknya program yang ditawarkan selain data scientist seperti big data, machine learning, business intelligence, dan masih banyak lagi.

Untuk pendanaan sendiri Dqlab ini didanai oleh salah satu investor yaitu Skystar Ventures dan beberapa investor yang tidak disebutkan.

Hacktiv8

Haktiv8 adalah Program pembelajaran untuk pemula yang ingin menjadi seorang Full Stack Developer. Ronald Ishak selaku CEO dari Hacktiv8 ini mengungkapkan bahwa posisi programmer masih akan tinggi tingkat penyerapannya ke depannya, seiring dengan tren perusahaan yang beralih ke digital.

Maka dari itu startup education yang didirikan pada tahun 2016 ini sangat gencar membuat program pelatihan untuk mencetak programmer baru di Indonesia. .Hacktiv8 sendiri mendapatkan pendanaan pra-seri A senilai 41 ,iliar Rupiah dari East Venture.

Harisenin.com

Bootcamp yang satu ini memiliki berbagai macam pelatihan, seperti Digital Marketing, Human Resources, UI/UX Designer, Full Stack Developer, dan Financial & Auditor, dan Graphics Design.

Harisenin.com sendiri didirikan pada tahun 2020 oleh 4 Founder yaitu Mirza Saputra (CEO), Kezia Manege (COO), Dyo Rahman (CMO), Dan Irfan (CTO). Startup edtech ini ingin memberikan kontribusi agar masyarakat Indonesia siap untuk berkembang di dunia pekerjaan.

Bootcamp ini juga memberikan akses komunitas yang besar di Discord dan Telegram. Harisenin.com juga menyediakan untuk layanan job connection, menghubungkan startup dan perusahaan dengan talenta lulusannya.

ImpactByte

ImpactByte menyediakan pelatihan, program sertifikasi, panduan karier, dan konektivitas ke perusahaan untuk membantu siapa saja yang memulai sebagai programmer. Selain kelas programmer seperti Full Stack Developer,  ImpactByte juga menyediakan IoT  (Internet of Things) Program, Game Developer, dan UI/UX Design.

Impact Byte didirikan oleh William Hendradjaja dan Muhammad Haidar Hanif pada tahun 2017.

Myskill

Salah satu startup edtech dalam memberdayakan masyarakat dan karier untuk fresh graduate lainnya adalah Myskill. Bootcamp yang satu ini adalah platform penyedia layanan yang membantu anak muda Indonesia untuk memulai karier impian mereka secara keseluruhan. 

Berfokus pada bidang karier , MySkill memberikan layanan berupa produk digital seperti e-learning bersertifikat yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. MySkill didirikan oleh Angga Fauzan dan Erahmat pada pertengahan tahun 2021

Myskill sendiri memiliki berbagai macam program yang menarik untuk fresh graduate seperti Digital Marketing, Data Scientist, UI/UX Designer, dan Programming. Selain itu edtech yang satu ini juga menawarkan screening CV yang baik.

Startup edtech ini memperoleh pendanaan pertama dari East Ventures dengan nominal yang dirahasiakan.

Rakamin

Rakamin Academy adalah bootcamp pelatihan vokasional yang menghubungkan para ahli dari perusahaan teknologi terkemuka, dengan siswa yang ingin belajar, dan perusahaan yang membutuhkan talenta digital.

Rakamin sendiri didirikan oleh Andika Deny Prasetya pada tahun 2020. Rakamin sendiri menawarkan berbagai macam program seperti digital marketing, data scientist, dan UI/UX Designer.

RevoU

RevoU adalah sekolah online yang membekali siswa dengan keterampilan digital yang dibutuhkan di era industri teknologi 4.0. saat ini. Revou memiliki berbagai macam program seperti Digital Marketing, Data Analyst, dan Product Management.

Startup Education Indonesia yang satu ini didirikan oleh Matteo Sutto dan Razi Thalib pada tahun 2019.

Shift Academy

Shift Academy merupakan salah satu produk dari Peopleshift yang memiliki visi untuk menjadi platform edukasi bagi siapa saja yang ingin meningkatkan skill digital dan menjadi insan yang unggul.

Target Shift Academy adalah menjadi supermarket digital skill. Mereka memulai dengan menyediakan pemahaman dan peningkatan skill Data Science, Digital Marketing, hingga Full Stack Developer. 

Skilvul

Skilvul adalah sebuah platform pendidikan teknologi yang menyediakan konten pelajaran digital skills dengan metode “blended-learning” dalam bentuk online maupun offline. Skilvul sendiri didirikan oleh Amanda Simanjuntak pada tahun 2020. Bootcamp Indonesia yang satu ini menghadirkan kelas UI/UX Designer dengan LMS yang terbaik.

Purwadhika

Bootcamp Indonesia yang bisa dipilih adalah Purwadhika, didirikan pada tahun 1987 oleh Purwa Hartono. Bootcamp yang satu ini menyediakan berbagai macam kelas seperti UI/UX Designer, Digital Marketing, Web Development, dan Data Scientist.

Bootcamp ini adalah satu satunya yang menyediakan program double degree untuk pelajar yang ingin melanjutkan kuliah. Pada tahun 2018 lalu mereka menggelar Purwadhika Wave yang menyajikan beberapa ahli untuk sharing secara langsung seperti IoT, Crypto, dan sebagainya.

Platform Edtech Dibimbing Tawarkan Program Bootcamp Persiapan Karier di Bidang Teknologi

Meluncur tahun 2020 lalu, startup edtech “Dibimbing” telah mengantongi pendanaan tahap awal dari Init-6. Ini menjadi startup edtech ketiga yang diumumkan mendapatkan pendanaan dari perusahaan modal ventura milik mantan eksekutif Bukalapak tersebut setelah Educa dan Codemi.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Dibimbing Zaky Muhammad Syah menyebutkan, setelah mendapatkan dana hibah dari Universitas Indonesia, mereka memang tidak terlalu agresif melakukan penggalangan dana. Telah mendapatkan profit sejak hari pertama, mereka lebih fokus untuk mengembangkan bisnis dan menambah lebih banyak siswa.

Tahun ini dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dan memperluas cakupan layanan, penawaran dari Init-6 sebagai investor mereka terima. Tentunya setelah melihat adanya kesamaan visi dan misi dengan pemodal ventura tersebut.

“Saya melihat Init-6 memiliki misi yang sama dengan kami yaitu menyalurkan tenaga kerja baru yang makin banyak diminta oleh industri digital saat ini. Masih belum adanya kesamaan kurikulum di kampus dengan permintaan dari industri digital, menjadikan kurangnya talenta digital yang relevan dan berkualitas saat ini di Indonesia,” kata Zaky.

Dana segar akan dimanfaatkan untuk merekrut talenta di jajaran senior level. Selain itu mereka juga ingin mengembangkan Learning Management System (LMS) yang lebih user friendly dan personal kepada para siswa. Dengan sistem pembelajaran yang lebih terstruktur, diharapkan bisa meningkatkan kualitas dari lulusan.

Dikatakan juga, saat ini sebanyak 80% dari lulusan Dibimbing diterima oleh perusahaan sebagai tenaga kerja baru. Targetnya dengan penguatan yang dilakukan, bisa meningkatkan persentase tersebut menjadi 100%.

“Saat ini sudah ada 450 perusahaan yang telah bermitra dengan Dibimbing untuk menyerap lulusan kami menjadi pegawai mereka. Harapannya tahun 2023 mendatang bisa memiliki sekitar 300 ribu siswa baru. Saat ini ada sekitar 30 ribu siswa dari program pendidikan Dibimbing,” kata Zaky.

Program pendidikan yang ditawarkan oleh Dibimbing di antaranya adalah, data science, digital marketing, UI/UX, business intelligent, SEO, product management, web development, dan lainnya.

Masih fokus di B2C

Meskipun meluncur sebagai platform edtech, namun dengan pilihan program pendidikan yang ada, Dibimbing juga ingin menjadi platform penyalur tenaga kerja digital, yang saat ini makin banyak dibutuhkan oleh industri digital. Untuk itu mereka berkonsentrasi betul terhadap kualitas pengajaran.

Salah satu hal yang juga sangat diperhatikan adalah terkait perekrutan mentor. Mereka menghadirkan mentor pilihan yang diambil dari pelaku industri.

“Proses kurasi yang kita lakukan diawali dengan mengundang mereka menjadi mentor untuk kelas gratis. Nantinya, setelah melewati evaluasi, akan kami tawarkan kontrak selama satu tahun dan seterusnya,” kata CPO Dibimbing Alim Anggono.

Dari sisi demografi, tercatat sekitar 70% siswa Dibimbing berusia 23-29 tahun. Bukan hanya fresh graduate, banyak juga yang sudah bekerja dan kemudian memutuskan untuk berpindah haluan karier di bidang teknologi. Akhir-akhir ini Dibimbing juga juga melihat lonjakan siswa baru yang merupakan korban layoff dari startup hingga perusahaan teknologi di Indonesia.

“Dengan pilihan kelas yang ditawarkan, mulai dari video learning dan kelas bootcamp, kami mengenakan biaya Rp6 juta kepada siswa selama lima bulan dan kesempatan untuk disalurkan sebagai pegawai di perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan kami,” kata Zaky.

Meskipun belum menyasar segmen B2B secara khusus, namun melalui program bootcamp khusus, perusahaan yang ingin merekrut beberapa pegawai untuk mengisi beberapa jabatan bisa memanfaatkan program ini. Dibimbing juga menyediakan pilihan pengajaran kepada pegawai yang telah direkrut oleh perusahaan tersebut secara mandiri.

“Hingga saat ini strategi monetisasi Dibimbing adalah mengenakan biaya kepada siswa (B2C). Belum ada rencana bagi kami untuk lebih serius menyasar segmen B2B dalam waktu dekat,” kata Zaky

Bukan hanya ingin mencetak lulusan baru yang dicari oleh perusahaan lokal, Dibimbing juga memiliki rencana untuk menghasilkan lulusan terbaik untuk kemudian mereka salurkan kepada perusahaan di luar negeri. Hal ini kemudian menjadi tujuan mereka, setelah mendapat kabar bahwa ada beberapa siswa mereka yang telah diterima oleh perusahaan asing.

“Fakta tersebut menjadi peluang yang baik bagi kami untuk kemudian menjadi tujuan baru Dibimbing. Dilihat dari adanya kesamaan teori, yang membedakan hanyalah dari sisi use case saja,” kata Zaky.

Konsep bootcamp diterima cukup baik di pasar Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan traksi yang cukup mengesankan dari startup pengembang layanan bootcamp. Selain Dibimbing, juga ada beberapa penyedia bootcamp yang telah mendapatkan dukungan dari investor. Terbaru ada Binar Academy, Skilvul, MySkill, Hacktiv8, dan lain-lain. Sebagian dari mereka juga menyalurkan lulusannya ke mitra startup atau perusahaan yang membutuhkan

Inilah Saat yang Tepat Bagi Anda Mendalami Teknologi Web3

Pada dasarnya, teknologi selalu dikembangkan umat manusia untuk mengakomodir kebutuhan, menjawab tantangan, dan menyelesaikan masalah. Pun halnya dengan teknologi internet. Belakangan, kancah internet diramaikan dengan teknologi terbaru yang disebut “Web3”. Teknologi ini dipercaya bakal jadi ekosistem internet di masa depan yang memungkinkan segala hal di dalamnya terdesentralisasi, aman, dan juga transparan. Alhasil, sifatnya yang demikian membuat Web3 bisa jadi layak diadaptasi oleh siapa pun, bahkan termasuk bagi para pegiat pengembang teknologi (developer).

Sesuai namanya, Web3 adalah bentuk pengembangan lanjutan dari teknologi web, baik itu Web 1.0 maupun Web 2.0. Web3 mengusung konsep ekosistem internet yang lebih terbuka, beroperasi secara otonom, dan dikelola secara desentralisasi.di mana sistem itu menawarkan fleksibilitas pengembangan oleh siapa pun. Sementara karakteristik trustless dan permissionless, memungkinkan siapapun untuk berinteraksi dan berpartisipasi, tanpa perlu campur tangan pihak ketiga (desentralisasi). Yang terjadi pada Web 1.0 dan 2.0, seluruh trafik data pasti didistribusikan oleh perantara pihak ketiga (perusahaan-perusahaan raksasa internet). Pada Web3, proses tersebut seakan di-bypass, dan memungkinkan siapapun memiliki ownership dari seluruh aset digital yang ada di dalam habitat Web3.

Poin terakhir dirasa penting, sebab, aset digital yang dimiliki benar-benar hanya dapat dikelola oleh pemilik tanpa adanya intervensi dari pihak mana pun. Konsep ini mungkin terdengar sedikit familiar pada konsep blockchain dengan implementasi spesifik macam cryptocurrency dan sebagainya. Ya, memang benar adanya, Web3 sebagian besar dibangun di atas tiga lapisan baru inovasi teknologi, yaitu: Edge computing, Jaringan data yang terdesentralisasi, dan juga Artificial intelligence (AI).

Implementasi Web3 yang umum dikenali saat ini bisa diwakilkan oleh berbagai hal, salah satunya seperti cryptocurrency, dan Non-Fungible Token (NFT). Implementasi lain seperti DeFi (Decentralized Finance), dan DAO (Decentralized Autonomous Organization) juga saat ini perlahan hadir diperkenalkan di tengah industri digital tanah air.

Kehadiran teknologi Web3 membawa misi yang besar, dalam cita-cita menjadikan internet ekosistem yang tak terbatas untuk semua. Pun bagi individu, perkembangan teknologi Web3 menjamin relevansi kita agar mampu beradaptasi terhadap perubahan era dan zaman. Terlebih dari sisi pegiat pengembang teknologi, mengadaptasi Web3 sedari dini semestinya mampu mendorong kita untuk berkembang sejalan dengan evolusi teknologi Web3 yang kian progresif di masa depan.

Ingin mengenali dunia Web3 sekaligus langsung hands-on ke dalam ekosistem teknologinya? DailySocial.id mempersembahkan perhelatan yang sayang untuk Anda lewatkan, Web3 Developer Bootcamp by DailySocial.id. Di bootcamp ini Anda akan meraih materi seputar ekosistem teknologi Web3 yang akan dibagikan oleh keynotes terkemuka seperti Antonny Liem (GDP Venture), Intan Wibisono (ArtPopUp, Indo NFT Festiverse), On Lee (GDP Labs), Yohanes Adhi (DailySocial.id), Irzan Raditya (Kata.ai) serta para trainers dan expertise seperti Muqorrobien Marufi (Ansvia), Tata Tricipta (Exclusor), Reza Anwar (Inamart), dan masih banyak lagi.

Mengusung tema “Building Builder of the Future”, Web3 Developer Bootcamp akan membahas beragam topik seputar blockchain, crypto, DAO, NFT, serta DeFi (Decentralized Finance). Tak ketinggalan, developer juga akan memperoleh materi pembelajaran mulai dari seputar pengembangan aplikasi Web3, hingga praktik langsung pengembangan program “smart contract” di platform website blockchain yang nantinya akan pula dilengkapi dengan sesi coaching langsung dan one-on-one session selama 3 hari.

Mari segera menjadi bagian dari teknologi Web3 dan dapatkan potongan harga tiket sebesar 15% dengan menggunakan kode promo WEB3UDS15 yang bisa Anda tukarkan di halaman ini.

Startup Edtech MySkill Umumkan Pendanaan Awal dari East Ventures

Startup edtech MySkill mengumumkan telah mendapatkan pendanaan awal dari East Ventures dengan nilai dirahasiakan. Didirikan sejak pertengahan 2021, platform yang dikembangkan ingin membantu kaum muda dalam mempersiapkan diri ke jenjang karier melalui produk pembelajaran independen, interaktif, dan privat.

Diklaim saat ini MySkill telah memiliki sekitar 700 ribu pengguna. Adapun untuk layanan yang dijajakan meliputi Mentoring Privat, Bootcamp Interaktif, dan Video E-Learning On-Demand. Konten yang dihadirkan juga beragam, mulai dari pembuatan teknis persiapan karier, pemasaran digital, manajemen produk, sampai dengan pemrograman.

“Pendanaan ini akan mempercepat misi kami dalam mendukung para pencari kerja di Indonesia untuk menggapai karier impian mereka. MySkill hadir dengan solusi inovatif yang memastikan hasil pembelajaran yang lebih baik, di mana akan menciptakan efek domino dalam menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih baik di Indonesia,” kata Co-Founder & CEO MySkill Angga Fauzan.

Selain Angga, startup ini turut didirikan oleh Erahmat (Co-Founder & Chief Business Officer). Kedua co-founder ini menyadari akan kesenjangan keterampilan yang sangat besar antara dunia akademik dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja, yang berujung pada banyak orang kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa layanan serupa, misalnya yang disediakan Binar Academy, ToMu by ProSpark, Kuncie, Skill Academy, Terampil, dan sebagainya. Bahkan pemain seperti Binar atau Hacktiv8 memiliki kemitraan khusus dengan perusahaan untuk menjembatani lulusannya agar memiliki kesempatan lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan.

Permasalahan penyerapan tenaga kerja

Penyerapan tenaga kerja memang masih isu fundamental di Indonesia. Di sisi supply, jumlah tenaga kerja yang ada sangat melimpah karena setiap tahunnya ada ribuan sampai jutaan lulusan yang dihasilkan sekolah kejuruan atau perguruan tinggi. Pun demikian dengan demand dari industri, jumlahnya cukup besar setiap tahun. Namun faktanya, banyak pelaku industri yang merasakan kesulitan untuk menemukan talenta yang berkualifikasi.

Studi J.P. Morgan dan Singapore Management University menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya jumlah tenaga kerja berkualitas di Indonesia dikarenakan kesenjangan antara dunia akademik dan industri. Situasi tersebut diperparah oleh pandemi yang akibatnya dirasakan oleh lebih dari 29 juta pekerja di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Dari permasalahan tersebut, banyak pihak mengupayakan adanya match-making antara lulusan universitas dengan kebutuhan industri. Salah satunya seperti yang dilakukan startup edtech seperti MySkill dengan menyelenggarakan pelatihan dengan kurikulum dan mentor yang dihadirkan langsung dari perspektif industri.

“Melihat kesenjangan besar yang dihadapi ketenagakerjaan Indonesia saat ini, kami percaya MySkill dapat membawa lebih banyak pertumbuhan serta dampak ke industri tenaga kerja di Indonesia,” kata Principal East Ventures Devina Halim.

Binar Academy with Its Mission to Advance Indonesian Digital Talents

One of the sectors that was rapidly growing during the pandemic was edtech. More Indonesian from various backgrounds are adapting to online learning.

As a platform that focuses on developing digital abilities and talents, Binar Academy claims to have successfully educated more than 8 thousand students in 2020 and generated an 80% increase in income.

Was founded in 2017, this startup was developed by Alamanda Shantika who was Gojek’s former VP of Technology and Products along with two other Gojek alumni, Dita Aisyah and Seto Lareno.

“The Covid-19 pandemic has encouraged educational institutions, teachers, students, and also parents in Indonesia to adapt to online learning. It is time for us to innovate in presenting education and create learning experiences that are both interesting and enjoyable. I believe that a combination of experiences contemporary learning, technology, and community will produce it all, “said Founder & CEO of Binar Academy Alamanda Shantika.

Binar Academy offers two main educational programs. Among these are Binar Bootcamp and Binar Insight. The Binar Bootcamp Program, an intensive course for beginners, has four classes of 4 to 6 months, including Product Management, UI / UX Design and Research, Android Engineering, and Fullstack Web Development.

Aslo, Binar Insight, a series of interactive webinars of 1.5 to 2 hours, with more diverse classes such as Product Management, Digital Marketing, and Data Science. The most popular classes are Product Management for Bootcamp Binars and Binar Insights.

In terms of demography, most Binar Academy users are high school graduates, students, and career shifter. This year, the company plans to increase collaboration with educational institutions including the government, universities and vocational schools. In addition, Binar Academy will also collaborate with companies affected by digitalization to upskilling employees to remain relevant.

In Indonesia, the bootcamp program becomes an alternative to non-formal education, especially for those who want to pursue a career in technology and programming. Apart from Binar, there are several other startups that offer similar services, including Hacktiv8, Impact Byte, and Skilvul. One of the unique options they offer is the “Income Share Agreement”, which allows students to gain knowledge first and pay accommodation fees later as they started to earn income.

Seed funding

Binar Academy’s Bootcamp class

In mid-April 2020, Binar Academy received seed funding led by Teja Ventures with the participation of several investors such as the Indonesia Women Empowerment Fund (IWEF – a fund that aims to create social impact, managed by Moonshot Ventures and YCAB Ventures), Eduspaze, The Savearth Fund, as well as several angel investors from ANGIN.

The fresh funds will be used to increase tech-education growth, as well as recruit experts in the fields of education and technology to provide digitalization of content and curricula to continuously train digital talents.

Binar Academy also targetimg to increase the growth of technology education products, as well as to recruit more experts in the fields of education and technology so that they can digitize content and curriculum for 45 thousand students in Indonesia.

“In the last three years, we have continued to develop our main product, namely Binar Bootcamp to meet the learning experience of our students and the market demand for digital talents. Inspiring Indonesian youth and helping them to discover their true potential will always be my mission,” said Alamanda.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Binar Academy dan Misinya Tingkatkan Kemampuan Talenta Digital Indonesia

Salah satu sektor yang terdongkrak pertumbuhannya saat pandemi adalah edtech. Semakin banyak masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan untuk kemudian beradaptasi untuk belajar secara online.

Sebagai platform yang fokus pada pengembangan kemampuan dan talenta digital, Binar Academy mengklaim telah berhasil mengedukasi lebih dari 8 ribu siswa di tahun 2020 dan menghasilkan peningkatan pendapatan sebesar 80%.

Didirikan pada tahun 2017, startup ini dirintis oleh Alamanda Shantika yang merupakan mantan VP Technology and Product pertama Gojek bersama dengan dua alumni Gojek lainnya, yaitu Dita Aisyah dan Seto Lareno.

“Pandemi Covid-19 telah mendorong institusi pendidikan, guru, murid, dan juga para orang tua di Indonesia untuk beradaptasi belajar online. Sudah saatnya bagi kita untuk berinovasi dalam menyajikan pendidikan dan menciptakan pengalaman belajar yang menarik sekaligus menyenangkan. Saya yakin bahwa kombinasi dari pengalaman belajar kontemporer, teknologi, dan komunitas akan menghasilkan hal itu semua,” kata Founder & CEO Binar Academy Alamanda Shantika.

Binar Academy menawarkan dua program pendidikan utama. Di antaranya adalah Binar Bootcamp dan Binar Insight. Program Binar Bootcamp, kursus intensif bagi pemula, mempunyai empat kelas berdurasi 4 sampai 6 bulan yaitu: Product Management, UI/UX Design and Research, Android Engineering, dan Fullstack Web Development.

Kemudian Binar Insight, berbagai seri webinar interaktif berdurasi 1,5 sampai 2 jam, mempunyai kelas yang lebih beragam seperti Product Management, Digital Marketing, dan Data Science. Kelas yang paling banyak dipilih pengguna adalah Product Management untuk Binar Bootcamp dan Binar Insight.

Secara demografi kebanyakan pengguna Binar Academy adalah lulusan SMA, mahasiswa, dan orang-orang yang ingin berganti karier (career shifter). Tahun ini perusahaan berencana untuk meningkatkan kolaborasi dengan institusi pendidikan termasuk dengan pemerintah, universitas, dan sekolah vokasi. Selain itu, Binar Academy juga akan berkolaborasi dengan perusahaan yang terdampak oleh digitalisasi untuk upskilling employee agar kemampuannya kembali relevan.

Di Indonesia sendiri program bootcamp memang menjadi alternatif pendidikan nonformal, khususnya bagi mereka yang ingin menekuni bidang teknologi dan pemrograman. Selain Binar, ada beberapa startup lain yang tawarkan layanan serupa, di antaranya Hacktiv8, Impact Byte, dan Skilvul. Salah satu opsi menarik yang mereka tawarkan adalah skema “Income Share Agreement”, memungkinkan pelajar untuk terlebih dulu menimba ilmu dan baru membayar biaya akomodasi setelah mendapatkan penghasilan dari keahliannya.

Kantongi pendanaan tahap awal

Kelas Academy Bootcamp Binar Academy

Pertengahan April 2020 lalu Binar Academy telah menerima pendanaan tahap awal dipimpin oleh Teja Ventures dengan partisipasi dari beberapa investor seperti Indonesia Women Empowerment Fund (IWEF— dana yang bertujuan untuk menciptakan dampak sosial dan dikelola bersama oleh Moonshot Ventures dan YCAB Ventures), Eduspaze, The Savearth Fund, serta beberapa angel investor dari ANGIN.

Dana segar tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan pendidikan teknologi, serta merekrut pakar di bidang pendidikan dan teknologi agar dapat menyediakan digitalisasi konten dan kurikulum untuk melatih kemampuan talenta digital secara terus-menerus.

Binar Academy tahun ini juga memiliki target untuk meningkatkan pertumbuhan produk pendidikan teknologi, serta merekrut lebih banyak pakar di bidang pendidikan dan teknologi agar dapat menyediakan digitalisasi konten dan kurikulum untuk 45 ribu siswa di Indonesia.

“Dalam tiga tahun terakhir, kami terus mengembangkan produk utama kami yaitu Binar Bootcamp untuk memenuhi pengalaman belajar siswa kami dan permintaan pasar akan talenta digital. Menginspirasi pemuda Indonesia dan membantu mereka untuk menemukan potensi mereka yang sesungguhnya akan selalu menjadi misi saya,” kata Alamanda.

Skilvul Hadirkan Kelas Pemrograman Online, Tawarkan Sistem “Income Share Agreement”

Impact Byte selama ini dikenal sebagai penyedia bootcamp atau pelatihan untuk programmer. Di luncurkan pada 2017 silam, mereka terus melakukan penyesuaian kurikulum dalam 2 bulan sekali, seiring pengembangan teknologi yang sangat cepat. Hingga akhirnya pada satu titik mereka memutuskan meluncurkan Skilvul. Masih seputar pembelajaran coding atau programming, tapi bentuknya kelas online.

Skilvul secara resmi dihadirkan pada April 2020. Secara konsep layanan ini diprediksi lebih bisa menjangkau lebih banyak masyarakat, karena fleksibel dan tidak terbatas pada lokasi tertentu.

“Kami menyadari bahwa model coding bootcamp efektif, namun tidak efisien. Menggunakan metode tatap muka dan ruangan kelas fisik, solusi kami tidak scalable dan tidak bisa cepat berkembang dalam menyediakan akses pendidikan skill digital kepada lebih banyak orang. Solusi kami terbatas pada ketersediaan lokasi fisik dan kapasitas mentor (saat ini kampus fisik Impact Byte hanya ada di Jakarta dan Batam),” jelas Co-Founder dan Chief of Product & Content Skilvul Amanda Simanjuntak

Diakui Amanda, mereka secara spesifik menyasar siswa SMK dan perguruan tinggi. Tujuannya tentu ingin berperan dalam meningkatkan SDM Indonesia terutama dalam keterampilan di bidang teknologi digital. Dengan menerapkan metode belajar blended learning Skilvul tidak hanya menyediakan materi secara online, tetapi juga menyediakan bimbingan langsung dari mentor-mentor yang ada.

“Dalam satu bulan pertama, terdapat lebih dari 4 ribu pengguna yang bergabung di Skilvul. Saat ini Skilvul sedang mencari pendanaan agar dapat berkembang dan menjadi platform belajar yang memajukan keterampilan digital anak bangsa,” jelas Amanda.

Bersaing dengan inovasi teknologi

Skilvul bukanlah yang pertama hadir sebagai platform kursus atau belajar coding secara online. Sebelumnya sudah ada Dicoding dan Kode.id dengan tema serupa. Belum lagi kelas belajar coding yang ada di Udemy, Udacity, maupun MOOC (Massive Open Online Course) lainnya.

Kendati demikian pemain-pemain yang hadir membaca keunggulan masing-masing. Dicoding misalnya, memiliki beberapa kelas dengan “skill path” yang sudah disesuaikan dan disusun rapi dan materi yang beragam. Demikian juga Kode.id, merupakan inovasi dari Hacktiv8 yang juga fokus pada pengembangan keterampilan coding dengan kesempatan disalurkan ke perusahaan atau startup yang membutuhkan tenaga developer.

Untuk bisa tetap bersaing, Skilvul mengembangkan sebuah teknologi IDE (Integrated Development Environment — aplikasi untuk coding) yang terintegrasi. Mereka mengklaim hadirnya integrasi tersebut memudahkan pengguna dalam menulis kode dan memecahkan permasalahan yang disajikan dalam pembelajaran.

Sejauh ini ada beberapa kelas atau materi belajar yang disajikan, antara lain HTML Dasar, CSS Dasar, dan Javascript Dasar. Namun beberapa kelas lain seperti belajar pemrograman Golang, Node.js, dan lainnya sudah masuk dalam rencana untuk segera diluncurkan. Tidak hanya itu, Skilvul juga menyediakan kesempatan bagi penggunanya untuk terhubung dengan lowongan pekerjaan.

“Selain belajar coding online melalui platform Skilvul, kami juga menyediakan ruang bagi pelajar untuk bertemu secara langsung dengan mentor, demi mendapatkan pemahaman yang maksimal. Sehubungan dengan masih berlangsungnya pandemi, Skilvul menyediakan ruang belajar privat dengan mentor secara online, yang akan diluncurkan pada tanggal 7 September 2020 nanti,” jelas Amanda.

Siap kerja dulu, bayar kemudian

Hadirnya Skilvul akan melengkapi ekosistem belajar pemrograman milik Impact Byte. Pilihan belajar tidak hanya sebatas bootcamp, tetapi juga kelas online. Untuk menggaet lebih banyak siswa mereka juga memiliki program ISA atau Income Share Agreement. Sebuah program yang merupakan kesepakatan antara siswa dan lembaga pendidikan (dalam hal ini Impact Byte) yang memungkinkan tagihan belajar siswa dibayarkan kemudian setelah siswa sudah berhasil mendapatkan kerja dan memiliki gaji sendiri. Modelnya potong gaji.

Salah satu program yang sedang digaungkan adalah program “Siap Kerja Dulu Bayar Kemudian”. Program ini memungkinkan peserta bootcamp terhubung langsung dengan 150 mitra kerja Skilvul. Amanda mengklaim, sejauh ini mereka sudah memiliki 200 web developer yang telah disalurkan ke dunia kerja.

“Peserta dapat mengikuti program ini dengan memilih jalur reguler, atau Sia Kerja Dulu bayar Kemudian, di mana peserta dapat mengikuti program dan membayar biaya program setelah bekerja. Program ini juga dikenal dengan sebutan ISA,” terang Amanda.

Amanda menambahkan bahwa ia berharap ke depan Skilvul akan menjadi jawaban bagi pembelajaran anak muda di Indonesia, sekaligus membawa banyak anak muda untuk semakin melek dengan perkembangan teknologi sehingga bisa turut membangun Indonesia melalui inovasi digital.

“Impact Byte sampai saat ini masih bootstrapping dan profitable, sehingga kami bisa melahirkan Skilvul melalui Impact Byte. Namun kami sekarang sedang mencari pendanaan untuk pengembangan Skilvul sehingga bisa menjadi platform belajar skill digital siap kerja yang menjangkau seluruh Indonesia,”

Program ISA sendiri mulai banyak diterapkan untuk model pembiayaan sekolah atau kursus. Program ISA sebelumnya juga diadopsi oleh Hacktiv8 pasca-dapatkan pendanaan pra-seri A di awal tahun lalu.

Unduh laporan DSResearch tentang Ekosistem Startup Edtech di Indonesia: klik di sini.

Saoraja Hub Kembali Digelar, Program Inkubator Bisnis dan Startup di Indonesia Timur

Setelah tahun lalu Saoraja Hub meluncurkan program inkubasi startup batch pertama, tahun ini mereka melanjutkan batch kedua. Rencananya akan digelar akhir bulan Juli 2020. Program yang diinisiasi oleh Kalla Group tahun 2018 lalu ini, ingin menyaring lebih banyak ide segar dan inovasi digital terutama bagi pelaku startup di Indonesia Timur.

VP of Business Development Kalla Group, Saoraja Hub Damoza Nirwan mengungkapkan, berbeda dengan tahun lalu yang hanya fokus kepada startup, tahun ini Saoraja Hub ingin mengundang lebih banyak masyarakat di Indonesia Timur yang memiliki ide menarik dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar hingga ibu rumah tangga, jika mereka memiliki ide segar yang nantinya memiliki potensi untuk dikembangkan, berhak untuk mengikuti kegiatan ini.

“Berbeda dengan investasi yang diberikan oleh perusahaan modal ventura lainnya yang hanya fokus kepada investasi, batch kedua ini kami ingin mengajak lebih banyak masyarakat untuk berpartisipasi menyampaikan ide mereka yang relevan dengan kondisi pandemi dan new normal,” kata Damoza.

Nantinya startup yang beruntung serta ide dari peserta yang lolos dari proses penyaringan, berhak mendapatkan bimbingan berupa mentoring dari pihak internal Kalla Group dan Kalla Business School. Mereka juga bisa mendapatkan pendanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan hingga kesempatan networking dengan ekosistem di Kalla Group.

Kategori ide dan startup agnostik

Disinggung startup atau ide seperti apa yang menarik perhatian dari Saoraja Hub batch kedua tahun ini, Damoza menyebutkan secara khusus mereka tidak hanya mengincar pada satu atau dua kategori saja. Selama ide tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan, Saoraja Hub akan menerima semua ide yang masuk. Demikian pula dengan startup yang saat ini mungkin masih dalam tahap early stage dan membutuhkan networking hingga pendanaan untuk tumbuh, Saoraja Hub siap membantu.

“Jika nantinya ada ide dari peserta atau model bisnis dari startup yang relevan dengan lini bisnis dari Kalla Group, menjadi tidak mungkin proses akuisisi akan kami lakukan. Namun sesuai dengan misi awal Saoraja Hub, kami ingin mengajak lebih banyak masyarakat di Indonesia Timur lebih kreatif menghadirkan inovasi baru,” kata Damoza.

Saoraja Hub juga mengundang investor di luar dari Kalla Group, seperti yang telah dilakukan di batch pertama melibatkan Mandiri Capital Indonesia (MCI) untuk berinvestasi di startup yang mengikuti program inkubasi mereka. Di batch yang pertama beberapa startup terpilih yang mengikuti program inkubasi Saoraja Hub di antaranya adalah Aidu (Education), Digital Desa (Government), Mall Sampah (Environment), Panen Mart (Agricultural) dan Perawat.Id (Health).

“Tahun ini karena ada dua kategori yaitu startup dan idea innovation harapannya akan lebih banyak lagi peserta yang tertarik untuk mengikuti kegiatan ini, terutama bagi semua kalangan di Indonesia Timur,” kata Damoza.