Carsome Announces Equity and Debt Funding of 2.8 Trillion Rupiah, to Sharpen M&A Strategy

Carsome announced the new series D2 funding round of $170 million or equivalent to 2.4 trillion Rupiah. In addition, the company obtained a credit facility (debt funding) worth $30 million to strengthen the car financing business; complete the total $200 million or 2.8 trillion Rupiah fundraising.

This funding brings the company’s valuation to $1.3 billion, cementing its position as a unicorn in Malaysia.

This investment was participated by a number of companies, including Catcha Group, MediaTek, and Penjana Kapital. The company also backed by previous shareholders, namely Asia Partners, Gobi Partners, 500 Southeast Asia, Ondine Capital, MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, and several others.

Previously, Carsome had also planned to go public via SPAC on the US stock exchange.

Building the centralized car e-commerce ecosystem

In his remarks, Carsome’s Co-founder & Group CEO, Eric Cheng said, the fresh funds raised allowed the company to accelerate traction growth while increasing its car financing business. He also revealed that he is ready to bring Carsome to become an integrated car e-commerce platform by strengthening a connected ecosystem.

Previously, Carsome has launched a new strategy to embrace the B2C segment. It is shown by opening several Experience Centers in several locations, including in Indonesia, enabling consumers to view and buy used car products that have been inspected by the Carsome team.

Initially, Carsome’s business model was more like C2B. Inspecting and buying used cars from consumers, then offering them to the business (in this case the dealership owner) for resale.

Sharpen the M&A strategy

Moreover, this investment allows the company to sharpen its business consolidation strategy. It is by making strategic investments to partner companies or other corporate actions in the form of mergers & acquisitions (M&A).

In July 2021, Carsome has acquired PT Universal Collection, an offline car and motorcycle auction service company from Indonesia. It allows the company to expand its network coverage, access to finance and leasing providers, and potentially enter the motorcycle market. This initiative will also support their omnichannel strategy.

In addition, the company has established a partnership with iCar Asia, as an automotive listing and content platform. It is expected to increase the penetration rate of products in Carsome services.

Service competition

Based on the data, on an annual basis, Carsome has bought and sold cars more than 100 thousand times. It goes along the company’s revenue at $1 billion. This shows that the market is very large, therefore, it is not surprising that the competition is also quite fierce.

Apart from Carsome, there are other regional players who also provide similar services, it’s Carro. They both serve consumers in Indonesia – also taking strategic actions with startups from Indonesia (Carro acquires Jualo).

Carro and Carsome also promote an online-to-offline strategy by presenting outlets to assist in the transaction process. Carro just launched “Carro Automall Point” in late April 2021, currently the used car showrooms are in three locations around Jabodetabek. Meanwhile the Carsome Experience Center has reached 15 cities in Indonesia.

Comparison of visitor traffic of Carsome and Carro in Indonesia / SimilarWeb

In Indonesia, there is also another player, OLX Autos (formerly BeliMobilGue) which has now been integrated with OLX’s services. The main focus is more on buying cars from consumers — although some of the products that have been inspected are also starting to be sold through OLX and other online marketplace channels.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Carsome Umumkan Pendanaan Ekuitas dan Debt 2,8 Triliun Rupiah, Pertajam Strategi M&A

Carsome mengumumkan telah mendapat pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai $170 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah. Selain itu, pihaknya juga mendapatkan fasilitas kredit (debt funding) senilai $30 juta untuk memperkuat bisnis pembiayaan mobil; melengkapi total dana yang diperoleh $200 juta atau 2,8 triliun Rupiah.

Masuknya pendanaan ini membawa valuasi perusahaan di angka $1,3 miliar, menguatkan posisinya sebagai unicorn di Malaysia.

Investasi ini diikuti sejumlah perusahaan, termasuk Catcha Group, MediaTek, dan Penjana Kapital. Didukung pula pemegang saham sebelumnya, yakni Asia Partners, Gobi Partners, 500 Southeast Asia, Ondine Capital, MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, dan beberapa lainnya.

Kabar sebelumnya, Carsome juga telah merencanakan untuk go-public lewat kendaraan SPAC di bursa Amerika Serikat.

Penguatan ekosistem e-commerce mobil terpadu

Dalam sambutannya, Co-founder & Group CEO Carsome Eric Cheng mengatakan, dana segar yang didapat memungkinkan perusahaan mempercepat pertumbuhan traksi sembari meningkatkan bisnis pembiayaan mobil. Ia juga mengungkapkan, siap membawa Carsome untuk menjadi platform e-commerce mobil terintegrasi dengan penguatan ekosistem yang terhubung.

Sebelumnya, Carsome juga telah meluncurkan strategi baru untuk merangkul segmen B2C. Ditunjukkan dengan membuka beberapa Experience Center di beberapa lokasi, termasuk di Indonesia, memungkinkan konsumen untuk melihat dan membeli produk mobil bekas yang sudah diinspeksi tim Carsome.

Awalnya model bisnis Carsome lebih ke C2B. Melakukan inspeksi dan pembelian mobil bekas dari konsumen, lalu melemparnya ke pebinsis (dalam hal ini pemilik diler) untuk dijual kembali.

Strategi M&A akan ditajamkan

Hal lain yang turut disampaikan, investasi ini memungkinkan perusahaan untuk mempertajam strategi konsolidasi bisnis. Yakni dengan melakukan investasi strategis ke perusahaan mitra atau aksi korporasi lain berupa merger & acquisition (M&A).

Juli 2021 ini, Carsome telah mengakuisisi PT Universal Collection, perusahaan jasa lelang mobil dan motor offline asal Indonesia. Memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan jaringan, akses ke penyedia keuangan dan leasing, serta berpotensi memasuki pasar sepeda motor. Inisiatif ini juga akan mendukung strategi omnichannel mereka.

Selain itu, perusahaan juga telah menjalin kemitraan dengan iCar Asia, selaku platform listing dan konten otomotif. Diharapkan dapat meningkatkan tingkat penetrasi produk di dalam layanan Carsome.

Kompetisi layanan di Indonesia

Dari data yang disampaikan, secara tahunan Carsome telah melakukan jual-beli mobil lebih dari 100 ribu kali. Hal terebut setara dengan pendapatan perusahaan di kisaran $1 miliar. Artinya pasarnya sangat besar, untuk itu tidak mengherankan jika kompetisi di pasar ini juga sangat sengit.

Selain Carsome, ada pemain regional lainnya yang juga menghadirkan layanan serupa, yakni Carro. Mereka berdua juga sama-sama melayani konsumen di Indonesia – juga melakukan aksi strategis dengan startup dari Indonesia (Carro mengakuisisi Jualo).

Carro dan Carsome turut galakkan strategi online-to-offline dengan menghadirkan gerai untuk membantu proses transaksi. Carro baru meresmikan “Carro Automall Point” pada akhir April 2021 lalu, saat ini showroom mobil bekas tersebut sudah berada di tiga lokasi sekitar Jabodetabek. Sementara Experience Center Carsome sudah menjangkau 15 kota di Indonesia.

Perbandingan trafik kunjungan situs Carsome dan Carro di Indonesia / SimilarWeb

Di Indonesia juga ada pemain lainnya yakni OLX Autos (sebelumnya BeliMobilGue) yang kini sudah terintegrasi dengan layanan milik OLX. Fokus utamanya lebih ke pembelian mobil dari konsumen — kendati saat ini beberapa produk hasil inspeksinya juga mulai dijual melalui OLX dan kanal online marketplace lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Catcha Group: Fintech dan Healthtech Diprediksi Jadi Unicorn Indonesia Selanjutnya

Awal tahun ini, Catcha Group merilis delapan prediksi untuk industri startup di Asia Tenggara. Kini Catcha Group kembali merilis tiga prediksi lanjutan terkait masa depan industri startup Indonesia di tahun 2020 mendatang.

Pertama, pendanaan ke startup Indonesia diprediksi melampaui Singapura. Hal ini diperkuat dengan target Indonesia menambah startup berstatus unicorn selanjutnya sebagaimana dikemukakan pula oleh Menkominfo Rudiantara.

Menurut Patrick Grove, Co-founder & Group CEO Catcha Group, dengan target punya lebih dari empat unicorn dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia punya potensi untuk menggeser Singapura sebagai negara dengan alokasi pendanaan terbesar di Asia Tenggara saat ini.

Kemudian fakta lainnya adalah Indonesia memiliki pasar yang luas dengan populasi sebagai kekuatannya. Populasi digital Indonesia mencapai 131 juta, jauh lebih besar dibanding Singapura, yang hanya 5 juta. Saat ini total kapitalisasi startup besar di Indonesia mencapai $20 miliar, sedangkan Singapura $22 miliar.

Tak hanya itu, Grove juga mengungkap deal pendanaan seri C tengah naik di Indonesia meski pertumbuhannya lambat. Singapura justru sebaliknya.

“Posisi Indonesia dengan pasar 26 kali lebih besar dari Singapura memberikan ruang untuk tumbuh signifikan sebagaimana terlihat dari total pendanaan yang disuntik ke startup Indonesia” papar Grove.

Prediksi kedua, Indonesia bakal memegang porsi terbanyak sebagai penghasil “Next Indonesia unicorn” atau Nexicorn (startup) bernilai $100 juta. Pertumbuhan pengguna internet, perkembangan ekonomi, tingginya peluang suntikan investasi, hingga market size akan mendorong Indonesia untuk mencapai hal itu.

Fintech dan healthcare mulai diburu investor

Sejalan dengan hal di atas, Catcha Group memprediksi ada dua unicorn selanjutnya di Indonesia, dan masing-masing datang dari sektor fintech dan healthcare. Kedua sektor ini dinilai tengah mendominasi pertumbuhan startup di Tanah Air.

Pasar healthcare Indonesia diprediksi mencapai $363 miliar di 2025, naik 18 kali lebih besar dari $20 miliar di 2010. Besarnya nilai tersebut turut didorong oleh tingginya permintaan terhadap layanan kesehatan.

Sebagaimana disampaikan VP Products Halodoc Alfonsius P Timboel, industri kesehatan indonesia mengalami banyak tantangan, seperti kurangnya tenaga medis. Saat ini hanya 160 ribu dokter di Indonesia yang melayani 250 juta populasi Indonesia.

Ada dua startup yang mengisi pasar layanan healthcare berbasis digital di Indonesia, yakni Halodoc dengan valuasi $13 juta dan Alodokter dengan $12,1 juta.

Beralih ke fintech, ada banyak sekali pemain yang masuk ke pasar Indonesia. Wajar mengingat setiap startup berusaha mengambil kue pasar yang sangat besar ini. Laporan mengungkap bahwa 64 persen orang Indonesia berusia 25 tahun tidak memiliki rekening bank (unbanked). Ini merepresentasikan potensi kuat bagi startup fintech.

Bicara market size, nilainya di Indonesia pada 2017 mencapai $22 miliar, estimasinya akan meroket ke $54 miliar di tahun 2025. Adapun peneterasi layanan fintech di Indonesia sudah mencapai 46 persen terhadap 133 juta pengguna internet.

Karena hal ini, investor lokal dan luar punya alasan kuat untuk menyuntik dananya di luar sektor e-commerce karena gencarnya upaya perusahaan lokal masuk ke pasar dan pemerintah yang mulai memberikan dukungan terhadap sektor ini.

Sebagai gambaran, deal pendanaan untuk startup fintech di Indonesia terus naik dari hanya tiga di 2014, meningkat ke 11 (2015), 21 (2016), dan 53 di 2017.

Layanan Video On-Demand Iflix Resmi Hadir di Indonesia

Layanan video on-demand kembali hadir di Indonesia. Dengan konsep yang serupa dengan pemain yang telah hadir lebih awal seperti Netflix dan HOOQ, kini penggemar layanan televisi internet di tanah air bisa menikmati Iflix. Indonesia merupakan negara keempat yang disambangi Iflix, setelah sebelumnya hadir di Malaysia, Thailand dan Filipina.

Iflix hadir secara independen dan bisa diakses oleh semua operator dan layanan internet di Indonesia. Hal ini menegaskan Iflix tidak eksklusif untuk pengguna Telkom, meskipun pengguna Indihome memiliki keunggulan berlangganan gratis Iflix dengan paket bundle.

“Sejak awal Iflix ingin menjadi sebuah layanan non-partnership dan telcodriven, artinya kemitraan eksklusif bukanlah bagian dari visi dan misi dari Iflix,” kata CEO Iflix Indonesia Cam Walker kepada media saat acara peluncuran Iflix.

Saat ini Iflix sudah bisa diunduh di aplikasi mobile platform Android dan iOS. Dengan proses registrasi yang mudah, pengguna bisa menikmati layanan film dan serial televisi lokal dan mancanegara di Iflix dengan pilihan 12 ribu jam lebih konten. Sebagai bagian dari promosi, pengguna yang baru mendaftar diberi kesempatan menikmati layanan gratis selama 1 bulan.

“Strategi awal kami adalah menyebarkan awareness kepada masyarakat di Indonesia. [Secara jangka panjang] kami ingin mendefinisikan ulang siaran televisi untuk 1 miliar pemirsa di negara-negara berkembang di seluruh dunia,” ujar Walker.

Perusahaan yang berbasis di Malaysia ini didirikan oleh CEO Catcha Group Patrick Grove, Mark Britt, dan Evolution Media Capital (EMC). Selain suntikan dana dari Catcha Group dan EMC, Iflix juga telah mendapatkan pendanaan eksternal dari Emtek Indonesia, Sky Inggris, PLDT Filipina, dan MGM. Secara keseluruhan total nilai investasi yang diperoleh berjumlah $50 juta (lebih dari 650 miliar Rupiah).

Fitur-fitur andalan

Sekilas fitur dan tampilan dari Iflix nampak serupa dengan kompetitor lainnya seperti Netflix dan HOOQ. Iflix bisa digunakan di 5 perangkat yang berbeda dan bisa digunakan 2 perangkat secara bersamaan, bisa mengunduh 10 film dan serial  televisi, dan bisa dinikmati secara offline. Iflix juga dilengkapi dengan 500 konten lokal yang sengaja dihadirkan khusus untuk masyarakat Indonesia.

“Lokalisasi tentunya merupakan hal utama yang ada di Iflix. Dengan demikian masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pilihan konten lokal hingga mancanegara,” kata Cam Walker.

Fitur lain yang disediakan Iflix di antaranya adalah kode PIN parent control  untuk mengontrol konten yang layak ditonton untuk anak-anak dan subtitel bahasa Indonesia, Malaysia dan Thailand. Iflix juga mendukung perangkat Chromecast di situs dan aplikasi.

Jenis paket dan pembayaran

Biaya yang dibebankan oleh Iflix untuk berlangganan usai masa promosi berakhir adalah Rp 39 ribu / bulan. Ditawarkan pula biaya berlangganan tahunan yang dibanderol sebesar Rp 375 ribu / tahun. Sistem pembayaran yang tersedia di Iflix saat ini adalah kartu kredit.

“Saat ini kami belum menyediakan jenis pembayaran lain. Namun demikian untuk ke depan kami berencana menghadirkan pula pembayaran melalui carrier billing atau potong pulsa, bank transfer dan e-money,” kata Walker.

Bagi Anda pelanggan Telkom Indihome akan mendapatkan layanan Iflix dibundel dengan paket berlangganan yang sudah ada selama 12 bulan. Demikian juga dengan pelanggan GIG yang mendapatkan kesempatan gratis hingga 6 bulan.

Kualitas setara HD dan smooth streaming

Pengalaman pertama saya menikmati IFlix di desktop dan aplikasi mobile cukup memuaskan. Dengan pilihan film dan serial televisi yang terkini dan beragam, kualitas streaming yang disajikan setara Netflix dan lebih baik ketimbang HOOQ.

Saat ini Iflix belum menyediakan fitur Queue yang secara otomatis akan memutar episode selanjutnya untuk serial televisi seperti yang tersedia di Netflix, namun demikian saat Anda sedang menikmati tayangan di desktop dan aplikasi mobile akan tersedia tombol pilihan berupa daftar episode selanjutnya yang langsung bisa dipilih tanpa harus kembali ke beranda atau Home.

“Kami menyadari saat ini masih banyak fitur-fitur yang belum kami hadirkan di Iflix di antaranya adalah fitur Queue. Namun demikian dalam waktu dekat fitur tersebut akan kami hadirkan begitu juga dengan pembaruan lainnya,” kata Walker.

Application Information Will Show Up Here

VOD Streaming Platform Iflix Will Enter Indonesia by End of The Year

Video on demand (VOD) streaming service Iflix announced its first 100 thousand users only six weeks after it was launched in Malaysia and the Philippines. The service plans on entering Thailand and Indonesia before the end of this year. For the next five years, Iflix targets to have more than 20 million users. Continue reading VOD Streaming Platform Iflix Will Enter Indonesia by End of The Year

Capai 100 Ribu Pelanggan, Layanan Video on Demand Iflix Masuki Indonesia Akhir Tahun

Iflix memanfaatkan absennya Netflix di Asia Tenggara, segera hadir di Indonesia per akhir tahun / DailySocial

Layanan streaming video on demand (VOD) Iflix mengumumkan pencapaian 100 ribu pelanggan dalam enam minggu setelah ketersediaannya di Malaysia dan Filipina. Mereka bakal memasuki pasar Thailand dalam waktu dekat dan menjanjikan kehadiran di Indonesia sebelum akhir tahun. Dalam lima tahun ke depan, Iflix menargetkan memiliki lebih dari 20 juta pelanggan.

Continue reading Capai 100 Ribu Pelanggan, Layanan Video on Demand Iflix Masuki Indonesia Akhir Tahun