CD Projekt Red Sedang Bersiap-Siap Mengembangkan Game Baru

Ekspektasi gamer kian meningkat mendekati peluncuran Cyberpunk 2077.  Sebagai salah satu judul terbesar di 2020, Cyberpunk 2077 ialah game pertama CD Projekt Red yang tak mengusung latar belakang dunia Witcher, merupakan adaptasi dari permainan tabletop ciptaan Mike Pondsmith yang menawarkan kebebasan dan keleluasaan kustomisasi jauh melampaaui karya-karya mereka sebelumnya.

Tampak kontras dari The Witcher, Cyberpunk 2077 akan membawa pemain ke sebuah dunia distopia di masa depan saat perusahaan-perusahaan raksasa berebut kekuasaan dan praktek modifikasi organ tubuh melampaui batas kewajaran. Meski begitu, CD Projekt Red tak mau buru-buru meninggalkan jagat fantasi medieval tempat Geralt dan Ciri bertualang. Kabarnya, game mereka selanjutnya mungkin akan kembali di-setting di sana.

Kepada situs bisnis berbahasa Polandia Stooq, CEO CD Projekt Adam Kiciński mengabarkan bahwa mendekati rampungnya proyek Cyberpunk 2077, timnya sudah mulai menggodok permainan baru. Game difokuskan pada pengalaman single-player, konsepnya sudah mantap dan tinggal menunggu langkah pengembangan selanjutnya. Begitu Cyberpunk 2077 dirilis, developer berencana untuk segera mencurahkan perhatian dan sumber daya mereka.

Namun Kiciński juga kembali menegaskan bahwa developer tidak berniat untuk menciptakan ‘The Witcher 4’. Tiga permainan sebelumnya dirancang sebagai trilogi, dan kisah Geralt of Rivia telah berakhir di Wild Hunt. Namun di bulan Desember lalu, pihak CD Projekt telah mencapai kesepakatan baru dengan penulis Andrzej Sapkowski, dan developer masih sangat bersemangat buat mengembangkan game di jagat The Witcher.

CD Projekt Red saat ini telah membangun dua semesta berbeda: Witcher dan Cyberpunk. Kiciński menjelaskan, dua franchise tersebut merupakan modal mereka meramu kreasi-kreasi digital berikutnya.

Tentu saja kini pertanyaan terbesarnya adalah, akan seperti apa game ‘Witcher’ selanjutnya? Jika perjalanan Geralt memang sudah selesai, maka ada kemungkinan CD Projekt Red akan memperkenalkan tokoh-tokoh baru, atau membangun permainan di rentang waktu berbeda. Saya pribadi berharap agar game memperkenankan pemain menciptakan dan mengustomisasi karakter sesuai keinginan – seperti Cyberpunk 2077.

Berbicara soal Cyberpunk 2077, developer telah mengirimkan game open world role-playing itu ke sejumlah agensi rating beberapa hari lalu. Permainan memang masih belum rampung – saat ini CD Projekt Red masih terus mengerjakannya – namun sudah dapat dimainkan dan diuji oleh pihak di luar perusahaan. Kiciński menilai, prosesnya berjalan sesuai jadwal dan developer merasa ‘nyaman’ dengan agenda yang telah dibuat.

Tentu saja sebelum beralih ke permainan anyar, sebagian besar staf CD Projekt Red masih harus menyelesaikan mode multiplayer Cyberpunk 2077 – secepat-cepatnya akan meluncur di tahun 2022. Kemudian sebuah tim kecil ditugaskan untuk mengerjakan setidaknya dua buah expansion pack.

Via Eurogamer.

 

Gamer Tak Perlu Membayar Dua Kali untuk Memainkan Cyberpunk 2077 di Xbox One dan Xbox Series X

Tidak bisa dipungkiri, highlight utama dari spesifikasi Xbox Series X adalah GPU bertenaga 12 teraflop. Di atas kertas, ini berarti kinerja GPU-nya bahkan lebih cepat ketimbang GeForce RTX 2080 Super, salah satu GPU high-end besutan Nvidia.

Namun yang tidak kalah menarik sebenarnya adalah fitur Smart Delivery. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan konsumen untuk menghemat pengeluaran; seandainya suatu game yang sudah mereka beli nantinya juga akan dirilis untuk Xbox Series X, mereka tidak perlu membelinya lagi di platform next-gen tersebut.

Mengapa Smart Delivery ini penting? Merujuk kembali ke kinerja GPU Xbox Series X tadi, kualitas grafis yang ditawarkannya sudah pasti jauh lebih memukau ketimbang Xbox One, dan itu berarti mayoritas game yang sudah dirilis atau bakal hadir dalam waktu dekat ini harus dibuatkan dua versi; versi Xbox One dan versi Series X.

Publisher bisa saja menjual dua versi tersebut secara terpisah jika mereka ingin meraup untung lebih banyak. Opsi lainnya adalah memanfaatkan fitur Smart Delivery ini, yang pastinya bakal jauh lebih dihargai oleh konsumen, sebab mereka tidak perlu menunda membeli game Xbox Series X yang sudah lebih dulu tersedia di Xbox One.

Cyberpunk 2077

Dari pihak Microsoft sendiri, Smart Delivery akan diterapkan pada semua judul yang digarap atau dipublikasikan oleh Xbox Game Studios. Di luar lingkup Microsoft, ada CD Projekt Red yang mengumumkan bahwa mereka juga akan mengadopsi teknologi Smart Delivery untuk game terbarunya nanti, Cyberpunk 2077.

Gamer tidak seharusnya dipaksa membeli game yang sama sebanyak dua kali atau membayar untuk sejumlah pembaruan. Pemilik Cyberpunk 2077 versi Xbox One bakal menerima versi Xbox Series X-nya secara cuma-cuma ketika tersedia.” Demikian pengumuman menohok yang disampaikan CD Projekt Red melalui akun Twitter Cyberpunk 2077.

Jadi seandainya Anda langsung membeli Cyberpunk 2077 pada tanggal 17 September mendatang dan langsung memainkannya di Xbox One, ke depannya Anda tidak perlu keluar uang lagi jika hendak memainkannya di Xbox Series X. Smart Delivery bakal memastikan Anda memainkan versi yang tepat untuk tiap hardware.

Semoga saja ada banyak developer dan publisher yang mengikuti jejak CD Projekt Red, memanfaatkan fitur Smart Delivery demi meningkatkan kepuasan konsumen ketimbang memprioritaskan laba di atas segalanya. Developer asal Polandia itu belum lama ini juga membuktikan bahwa game yang digarap dengan sungguh-sungguh pada akhirnya bisa berbuah pada kesuksesan finansial tanpa harus mengandalkan DRM untuk mencegah pembajakan, dan tanpa mencari untung ekstra lewat konten DLC.

Sumber: Polygon.

Peluncuran Cyberpunk 2077 Ditunda Lima Bulan

Pengembangan video game tidaklah sederhana. Prosesnya memakan waktu, tenaga serta pikiran. Di masa penggarapan permainan, developer selalu menghadapi tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal sembari tetap menghadirkan konten sebaik mungkin. Ketika harus memilih antara dua hal ini, beberapa studio rela mengundur waktu rilis demi memastikan game tersaji sesuai visi mereka.

Pengunduran peluncuran game sering terjadi dan kadang pengumumannya dilakukan tiba-tiba. Belum lama ini, Square Enix memundurkan waktu rilis dua permainan blockbuster mereka, yaitu remake Final Fantasy VII serta Marvel’s Avengers, masing-masing ke bulan April dan September 2020. Menyusul kedua judul itu, penundaan juga terjadi pada game action role-playing open world sci-fi baru garapan CD Projekt Red, Cyberpunk 2077.

Melalui Twitter resmi, co-founder Marcin Iwinski dan head of studio Adam Badowski mengumumkan diundurnya peluncuran Cyberpunk 2077, dari tanggal 16 April menjadi 17 September 2020. Alasan mengapa pelepasan game dimundurkan sama seperti argumen umum studio lain: CD Projekt Red membutuhkan lebih banyak waktu untuk memoles permainan demi memastikan Cyberpunk 2077 tersuguh maksimal.

Berdasarkan penjelasan kedua developer, saat ini Cyberpunk 2077 telah selesai dikembangkan dan sudah dapat dimainkan. Namun mengingat kota permainan – dinamai Night City – yang begitu besar, kompleks serta penuh dengan cerita, CD Projekt Red memerlukan tambahan waktu buat melakukan pengujian dan pemolesan konten.

Mereka menyampaikan, “Kami ingin Cyberpunk 2077 menjadi sebuah pencapaian membanggakan di generasi ini, dan penundaan beberapa bulan bisa memberikan kami kesempatan untuk memastikan permainan rampung secara sempurna.”

Tak lama setelah mengungkapkan kabar penundaan itu, CD Projekt Red juga mengiformasikan bahwa mode multiplayer Cyberpunk 2077 baru akan tiba secepat-cepatnya pada tahun 2022. Dukungan multiplayer sudah didiskusikan sejak tahun 2013, tetapi waktu itu developer masih terlihat ragu karena fokus awal mereka ialah menyajikan lebih banyak konten single-player dan DLC gratis selepas perilisan Cyberpunk 2077 – sebuah pendekatan yang menjadi kunci kesuksesan The Witcher 3.

Pengunduran selama lima bulan ini membuat waktu peluncuran Cyberpunk 2077 jadi mendekati momen perilisan console next-gen. Namun menariknya, CD Projekt Red menegaskan mereka belum punya rencana buat meluncurkan  game di PlayStation 5 maupun Xbox (Series X). Sejauh ini, CD Projekt Red baru mengonfirmasi tiga platform: Windows PC, PlayStation 4 dan Xbox One.

Meski begitu, saya pribadi berasumsi bahwa CD Projekt Red pasti tak mau membuang kesempatan untuk menghidangkan permainan di hardware yang lebih canggih. Dengan melepas game secara lebih luas – terutama di console baru, peluangnya merangkul lebih banyak gamer jadi meningkat serta membuat umur permainan lebih panjang.

Via PC Gamer.

Berkat The Witcher dan Cyberpunk 2077, Nilai Saham CD Projekt Naik 86 Persen

Seri TV The Witcher baru saja tersedia di Netflix. Film tersebut mendapat sambutan hangat, yang membuat banyak orang kembali memainkan game trilogi The Witcher. Menurut SteamDB, pada puncaknya, jumlah pemain The Witcher 3 mencapai 49.466 orang pada akhir pekan lalu. Ini merupakan jumlah pemain tertinggi sejak DLC Blood and Wine diluncurkan pada Mei 2016 dan merupakan jumlah pemain tertinggi kedua sejak The Witcher 3 diluncurkan pada Mei 2015.

PlayTracker memperkirakan, satu juta gamer kembali memainkan game RPG tersebut pada bulan ini. Tak hanya itu, Anda juga bisa menemukan mod yang memungkinkan Anda untuk memainkan The Witcher 3 dengan Henry Cavill sebagai Geralt. Selain The Witcher 3, game pertama dan kedua dari The Witcher juga kembali menarik perhatian gamer. Pada puncaknya, game Witcher pertama memiliki total pemain 5.623 orang, yang merupakan angka tertinggi sejak 2015. Sementara Witcher 2 dimainkan oleh 3.302 orang, angka tertinggi sejak 2017, lapor PCGamesN.

Seri The Witcher terbukti populer. | Sumber: Netflix
Seri The Witcher terbukti populer. | Sumber: Netflix

Kembali populernya trilogi The Witcher juga memberikan dampak baik pada CD Projekt sebagai developer. Nilai saham perusahaan tersebut naik 21.000 persen jika dibandingkan dengan nilai saham mereka pada akhir 2009. Menurut Bloomberg, ini adalah lonjakan nilai saham tertinggi yang pernah terjadi di Stoxx Europe Index. Sementara pada tahun 2019, nilai saham CD Projekt naik 86 persen, lapor PCGamesN. Dengan valuasi perusahaan sebesar US$6,8 miliar, CD Projekt kini bisa disandingkan dengan developer besar lain seperti Ubisoft dari segi kapitalisasi pasar.

Satu hal yang menarik, nilai saham CD Projekt melonjak naik meski pada tahun ini, mereka tidak mengadakan peluncuran game besar-besaran. Selain trilogi The Witcher yang kembali populer, alasan lain mengapa nilai saham CD Projekt melonjak adalah karena para investor memiliki harapan besar atas Cyberpunk 2077. Game yang akan diluncurkan pada tahun depan itu merupakan proyek terbesar CD Projekt sejauh ini. CD Projekt memiliki strategi yang berbeda dari perusahaan game besar lain seperti Activision Blizzard dan Electronic Arts. Biasanya, perusahaan asal Polandia ini fokus pada satu game dan bukannya meluncurkan beberapa game sekaligus. Meskipun begitu, para analis memperkirakan, pendapatan perusahaan akan naik menjadi US$845 juta, empat kali lipat dari pendapatan mereka pada 2015.

Cyberpunk 2077 Janjikan Cerita Memuaskan dan Expansion Sekelas The Witcher 3

Banyak orang setuju bahwa The Witcher 3 ialah salah satu RPG modern paling mengagumkan dan hanya ada sedikit judul yang mampu menyamainya dari sisi skala dan kualitas – kecuali mungkin jika kreasi digital tersebut sama-sama digarap oleh tim CD Projekt Red. Itulah alasannya mengapa perhatian publik kini tertuju pada Cyberpunk 2077, game yang diadaptasi dari permainan tabletop Cyberpunk 2020 ciptaan Mike Pondsmith.

Cyberpunk 2077 pertama kali diumumkan di bulan Mei 2012, disusul oleh penyingkapan teaser trailerdi bulan Januari 2013. Namun baru empat setengah tahun setelahnya, seusai E3 2018 digelar, CD Projekt Red akhirnya memamerkan trailer gameplay secara perdana. Lalu saat orang mulai khawatir waktu rilis permainan masih lama, Keanu Reeves naik ke panggung presentasi E3 2019 dan mengumumkan tanggalnya, disambut teriakan gembira pengunjung.

Cyberpunk 2077 1

Namun masih ada satu pertanyaan besar yang tersisa: akankah Cyberpunk 2077 lebih baik dari The Witcher 3: Wild Hunt? Tentu saja kita baru bisa mendapatkan jawabannya ketika game tersedia nanti. Untuk sekarang, CD Projekt Red hanya bisa memberikan janji bahwa mereka fokus pada kepuasan pemain dan memastikan permainan tersebut betul-betul rampung saat tersedia.

Kepada Prima Games, Alvin Liu selaku UI Coordinator Cyberpunk 2077 menyinggung arahan pengembangan yang diambil serta cara mereka menyajikan add-on di waktu yang akan datang. Pertama-tama, developer ingin menyuguhkan permainan dalam keadaan ‘tuntas’ tanpa ada pemotongan konten dalam bentuk apapun. Tapi tentu saja, CD Projekt Red tak mau membuang-buang kesempatan untuk mengekspansi dunia game.

Cyberpunk 2077 2

Liu membandingkan pengalamannya seperti ketika bermain The Witcher 3. Saat menyelesaikan game role-playing ini, terkadang ia ingin tahu apa yang terjadi pada karakter-karakter yang pernah ditemui. Inilah yang dijanjikan oleh Cyberpunk 2077. Anda akan bertemu dengan sejumlah tokoh NPC, menyaksikan perkembangan dan perjalanan mereka, serta menyimak bagaimana menghadapi dan menyelesaikan konflik.

“Kami tidak menahan-nahan konten ataupun cerita untuk disajikan di lain waktu sebagai cara memonetisasi permainan [pasca-rilis],” ungkap Liu. “Di sini Anda akan mendapatkan satu game yang utuh.”

Cyberpunk 2077 3

Kemudian ketika pada akhirnya CD Projekt Red memutuskan buat membangun expansion pack, konten tambahan itu akan digarap hampir seperti sebuah game baru dan senilai dengan uang yang Anda keluarkan. Perlu Anda ketahui bahwa developer asal Polandia ini sangat ambisius dalam membangun add-on: Blood and Wine, expansion pack kedua The Witcher 3, punya skala yang lebih besar dari seluruh isi The Witcher 2: Assassins of Kings.

Hal ini memperlihatkan pada kita kesungguhan CD Projekt Red dalam menghidangkan pengalaman single-player fenomenal.

Cyberpunk 2077 rencananya akan meluncur pada tanggal 16 April 2020 di Windows, PlayStation 4, dan Xbox One.

GOG Luncurkan Galaxy 2.0 Dengan Ambisi Menyatukan Game dan Gamer di Platform Berbeda

Meningkatnya kualitas konten mendorong publisher dan developer game kian agresif menjaga kreasi-kreasinya dari upaya pembajakan serta eksploitasi. Sebagai solusinya, tersedia sejumlah pilihan DRM, termasuk yang disediakan Valve lewat Steam hingga sistem Denuvo. Tapi di tengah ketatnya penerapan digital rights management, GOG hadir membawa angin segar bagi gamer.

Mengawali kiprahnya sebagai storefront spesialis game-game klasik, platform yang punya nama panjang Good Old Games itu merupakan satu dari sedikit layanan yang membebaskan pelanggannya dari belenggu DRM. Kini ada banyak judul-judul baru turut dijajakan di sana. Dan untuk membuat penyajian game serta distribusi update berlangsung lebih simpel, GOG meluncurkan software client ala Steam bernama Galaxy di tahun 2015.

GOG Galaxy 2.0 1

GOG Galaxy mendapatkan update cukup besar tak lama setelah tersedia, namun baru empat tahun selepasnya developer CD Projekt memutuskan buat menerapkan perombakan signifikan. Minggu ini, mereka mengumumkan GOG Galaxy 2.0 dengan satu tujuan yang ambisius: menggabungkan library dan kawan sepermainan dari platform berbeda dalam satu wadah. Galaxy 2.0 ditugaskan buat menyederhanakan akses ketika ada begitu banyak software launcher dari publisher berbeda.

“Sebagai gamer, saat ini kita harus berkutat dengan begitu banyak client hanya untuk mengakses game dan mencari tahu apa yang sedang dimainkan oleh teman-teman kita,” kata managing director GOG Piotr Karwowski di website-nya. “Kami percaya bahwa gamer layak mendapatkan pengalaman penggunaan yang lebih baik, dan inilah yang memotivasi kami buat menyempurnakan client GOG Galaxy. Galaxy 2.0 dirancang buat menjangkau user di luar layanan GOG, baik di PC maupun console.”

GOG Galaxy 2.0 3

Pembaruan sudah pasti bisa kita lihat pada aspek estetikanya. Dari gambar yang dipublikasikan oleh GameSpot, Galaxy 2.0 punya UI yang rapi, atraktif, intuitif serta informatif. Di sana Anda dapat mengakses activity feed kawan-kawan, melihat koleksi game di platform berbeda (Origin, Steam, Xbox) via bar graph simpel dan menengok berapa lama waktu bermain serta persentase achievement yang Anda peroleh.

Tentu saja, tantangan terbesar dari penyediaan Galaxy 2.0 ialah upaya merangkul konten di platform berbeda, termasuk console. Kabar baiknya, GOG telah memperoleh akses ke API Microsoft, sehingga lebih mudah untuk menjangkau game-game Windows dan Xbox. Selanjutnya CD Projekt punya target buat mendapatkan dukungan PlayStation dan Switch. Berdasarkan pengakuan GameSpot, versi demo yang mereka jajal sudah bisa menampilkan game eksklusif PlayStation, God of War. Di sana terdapat catatat trofi (yang telah serta belum di-unlock), logo-logo, serta deskripsi.

GOG Galaxy 2.0 2

Belum ada tanggal pasti kapan Galaxy 2.0 akan dirilis, tapi pastinya ia tersaji secara gratis. Dan sebelum tersedia bebas, GOG berencana untuk melangsungkan sesi uji coba beta dan Anda telah dipersilakan buat mendaftarkan diri sekarang.

Sumber: GOG. Sumber tambahan: GameSpot.

CD Projekt Red Pamerkan Gameplay Perdana Cyberpunk 2077, Kontennya Luar Biasa

Jika diminta memilih satu permainan favorit yang dipamerkan di E3 2018, maka saya jelas akan menjagokan Cyberpunk 2077 ketimbang The Elder Scrolls VI, Ghost of Tsushima, ataupun remake Resident Evil 2. Pengembangan game telah dimulai sejak proyek The Witcher 3 berakhir, tapi prosesnya baru benar-benar melewati tahapan penting di akhir 2017, lalu disusul oleh pembukaan studio baru buat membantu produksi.

Dua bulan lebih setelah CD Projekt Red memublikasikan trailer promosi terbaru, developer Polandia itu akhirnya melepas video gameplay perdana Cyberpunk 2077 (pertama kali lewat stream di Twitch). Kontennya tidak tanggung-tanggung, video tersebut mempunyai durasi sepanjang 48 menit, dan menyingkap banyak aspek krusial dalam game. Lewat artikel ini, saya mencoba merangkum sejumlah detail penting terkait Cyberpunk 2077.

2077 1

Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, Cyberpunk 2077 adalah game role-playing yang menyuguhkan perspektif orang pertama dan mengedepankan elemen action serta baku tembak. Sekilas, konsep dan temanya menyerupai dua permainan Deus Ex teranyar, namun Cyberpunk 2077 mempersilakan pemain menciptakan karakter protagonis mereka sendiri serta mengustomisasi penampilannya.

Ada banyak hal yang CD Projekt pelajari dari pengembangan trilogi The Witcher dan mengimplementasikannya ke Cyberpunk 2077. Salah satu yang signifikan ialah bagaimana sebuah misi bisa tersaji dan dijalankan secara berbeda bergantung dari pilihan Anda, respons dialog, serta karakter-karakter yang sebelumnya telah Anda temui. Saya melihat sedikit kesamaan antara V – tokoh utama Cyberpunk 2077 – dan Geralt of Rivia: keduanya sering kali bertindak di luar hukum.

2077 2

Formula tembak-menembak di permainan merupakan perpaduan antara FPS dan RPG. Tiap senjata punya karakteristik berbeda (misalnya Smart Gun dengan amunisi yang bisa mengarah ke lawan atau pistol berpeluru memantul), lalu Anda juga bisa melihat status health bar lawan serta tingkat damage yang mereka terima berupa angka. Di sana, beberapa objek memiliki interaktivitas berbeda. Beberapa benda dapat menahan peluru, sedangkan material lain bisa hancur akibat tembakan.

CD Projekt Red meramu Night City (lokasi game ini di-setting) dengan begitu detail dan interaktif. Di sana, para penduduknya punya kesibukan sendiri, dan kota tersebut mempersilakan Anda melakukan beragam hal. Skalanya sangat besar. Anda bisa menjelajahinya menggunakan mobil ataupun motor. Saat berkendara, pemain bisa mengalihkan kamera ke perspektif orang ketiga. Selain itu, Anda juga dapat mengaktifkan sistem kemudi otomatis jika sedang terjadi aksi tukar peluru di atas kendaraan.

2077 4

Video gameplay 48 menit Cyberpunk 2077 bisa Anda simak di bawah. Sedikit peringatan: permainan ini disiapkan untuk gamer dewasa. Kontennya sama sekali tak layak dikonsumsi oleh mereka yang belum cukup umur.

Cyberpunk 2077 rencananya akan dirilis di PC, Xbox One dan PlayStation 4. Sayangnya hingga kini, belum diketahui kapan tepatnya game akan dilepas.

The Witcher ‘4’ Masih Dalam Radar CD Projekt Red

The Witcher 3, tepatnya melalui expansion pack Blood & Wine menutup perjalanan panjang Geralt of Rivia di platform video game yang dimulai 11 tahun silam. Setelah trilogi The Witcher beserta segala add-on-nya rampung, CD Projekt Red akhirnya bisa mengalihkan fokus ke proyek besar berikutnya: Cyberpunk 2077. Momen ini ditandai dengan dipublikasikannya trailer baru di E3 2018.

Namun meski petualangan Geralt of Rivia sudah berakhir, tim developer asal Polandia itu ternyata tidak mau buru-buru memensiunkan jagat The Witcher yang mereka bangun dengan penuh detail. Dalam wawancara bersama Bankier.pl, CEO CD Projekt Adam Kiciński memberikan petunjuk soal rencana timnya untuk kembali ke benua liar yang dipenuhi monster dan mutan itu.

Sekuel The Witcher yang Kiciński maksudkan bukanlah game tabletop yang sedang dikembangkan oleh desainer Cyberpunk 2020 (yani sumber inspirasi dari Cyberpunk 2077), melainkan permainan video sejati. Saat ini, kabarnya CD Projekt Red tengah menggarap setidaknya dua game baru, yaitu Cyberpunk 2077 dan satu permainan tanpa judul.

“Untuk sekarang, kami ingin mencurahkan perhatian pada Cyberpunk 2077, dengan maksud buat mengoptimalkan sumber daya yang ada serta tidak memecah perhatian gamer,” kata Kiciński. “Akan ada waktunya bagi kami buat menyingkap proyek kedua tersebut.”

Tentu saja pertanyaan terbesar yang diajukan oleh pewawancara (dan para fans jika mereka punya kesempatan) adalah, apakah game baru tersebut adalah The Witcher ‘4’? Penjelasan sang CEO mengindikasikan kabar buruk dan kabar baik.

Kiciński menyampaikan bahwa tiga permainan The Witcher pertama dirancang dari awal sebagai trilogi. Maka dari itu, developer tidak mau menamai sekuelnya ‘The Witcher 4’. Meski demikian, mereka tidak akan buru-buru meninggalkan dunia The Witcher, yang telah CD Projekt Red garap hampir 12 tahun. Dan seperti yang Anda tahu, developer saat ini sedang ‘mengasuh’ dua franchise besar.

Tanpa Geralt, itu berarti CD Projekt Red punya kesempatan buat meramu sekuel The Witcher sebebas apapun. Fans mungkin akan mengharapkan Cirilla (anak angkat Geralt) untuk jadi fokus di game berikutnya, tapi saya tidak keberatan jika CD Projekt Red memperkenalkan karakter yang benar-benar baru sebagai protagonisnya – apalagi jika pemain diberikan keleluasaan buat menciptakan tokoh tersebut sesuai imajinasi mereka.

Saya juga tidak keberatan jika kita tidak lagi bermain sebagai seorang Witcher – pemburu monster yang sudah mengalami mutasi fungsi tubuh. Bayangkan serunya bermain jadi pemberontak Scoia’tael atau mungkin jadi body guard dari Kaisar Emhyr var Emreis…

Via VG247.

11 Game Klasik PC Ini Bisa Anda Dapatkan Gratis dan Bebas DRM

Lewat layanan berlangganan PlayStation Plus dan Xbox Games with Gold, Sony dan Microsoft berlomba-lomba buat memanjakan gamer dengan permainan gratis. Namun PC merupakan rumah bagi game gratis sesungguhnya. Ada banyak judul orisinal yang bisa Anda nikmati tanpa perlu mengeluarkan uang. Satu syaratnya, Anda perlu mencarinya secara teliti.

Melalui artikel ini, saya ingin membuat hidup Anda lebih mudah. Tak perlu repot-repot menelusuri sejumlah platform distribusi digital. Via Indie Game Bundles, saya menemukan 11 game klasik yang dapat diperoleh secara gratis dan legal. Permainan-permainan ini sangat pas bagi Anda yang ingin bernostalgia atau mengisi komputer kerja dengan judul-judul legendaris berkualitas. Dan karena disajikan via GOG, mereka dijamin bebas dari DRM.

 

Beneath A Steel Sky

Dirilis di tahun 1994, permainan petualangan point-and-click kreasi sutradara Charles Cecil dan komikus Dave Gibbons membawa pemain ke masa depan distopia, saat Bumi sudah rusak akibat polusi dan radiasi nuklir. Beneath A Steel Sky ialah salah satu game terbaik Revolution Software.

 

Shadow Warrior Classic

Selama berkiprah di industri, 3D Realms (atau Apogee Software) terkenal dengan permainan-permainan unik yang mungkin sempat menuai kontroversi: Duke Nukem, Rise of the Triad, serta Shadow Warrior. Dan seperti kreasi mereka lainnya, kita tak perlu menanggapi Shadow Warrior terlalu serius.

 

Flight of the Amazon Queen

Flight of the Amazon Queen merupakan respons developer Interactive Binary Illusions dan publisher Renegade Software atas kesuksesan Monkey Island dan Indiana Jones and the Last Crusade. Formula permainannya pun hampir sama: menyajikan gameplay point-and-click.

 

Lure of the Temptress

Juga merupakan permainan point-and-click, kali ini mengambil latar belakang dunia fantasi dan menempatkan Anda sebagai anak petani yang ditakdirkan untuk jadi penyelamat kerajaan. Lure of the Temptress ialah game pertama yang dibangun menggunakan engine Virtual Theatre.

 

Stargunner

Meskipun menyajikan jagat fiksi ilmiahnya sendiri (di-setting di galaksi Andromeda), Anda akan melihat banyak elemen Star Wars di game shooter side-scrolling ini, dari mulai crawling text pembuka berwarna kuning hingga pesawat luar angkasa musuh yang menyerupai TIE Interceptor.

 

Teenagent

Game petualangan point-and-click tahun 1995 ini menyuguhkan Anda tema detektif. Seperti yang diindikasikan judulnya, tokoh utama game adalah seorang remaja bernama Mark Hopper yang ditugaskan polisi untuk menguak misteri hilangnya emas di Amerika.

 

Treasure Adventure Game

Merupakan permainan paling ‘muda’ di daftar ini, Treasure Adventure Game menyuguhkan visual bergaya lawas dan gameplay berformula eksplorasi dua dimensi. Tim Robit Studios telah membangun dunia permainan yang sangat luas dan Anda akan menghabiskan berjam-jam menjelajahinya.

 

Tyrian 2000

Tyrian 2000 adalah versi ‘re-released‘ dari game sci-fi shooter scrolling yang sebelumnya diluncurkan di tahun 1995. Edisi ini dibundel bersama sejumlah perbaikan, pilihan pesawat lebih banyak (Phoenix II, Storm, Red Dragon, dan Pretzel Pete Truck!) serta episode kelima.

 

Ultima 4: Quest of the Avatar

Ultima 4 ialah salah game role-playing paling inovatif di eranya. Dirilis di tahun 1985, dunia permainan lebih luas 16 kali dibanding Ultima III, lalu di sana terdapat banyak sekali ruang bawah tanah berisi puzzle. Bagi saya pribadi, Ultima 4 dan Ultima VII adalah game terbaik di seri ini.

 

Worlds of Ultima: The Savage Empire

Walaupun Anda kembali bermain sebagai sang Avatar, The Savage Empire tidak di-setting di Britannia. Gerbang Moonstone malah membawa sang protagonis terdampar di dunia aneh, seperti campuran antara daratan Mesoamerica dan Afrika yang dipenuhi makhluk-makhluk raksasa berbahaya.

 

Ultima Worlds of Adventure 2: Martian Dreams

Juga merupakan game Ultima yang tidak mengusung latar belakang Britannia. Kali ini sang Avatar melakukan petualangan di planet Mars. Untuk membuat game jadi lebih menarik, Origin Systems menghadirkan tokoh-tokoh terkenal di sana, misalnya Marie Curie, Rasputin, Sigmund Freud, Andrew Carnegie, sampai Nikola Tesla.

Segala Hal yang Sudah Diketahui Mengenai Cyberpunk 2077, Mahakarya Baru dari Pencipta The Witcher

Meskipun terbilang sangat muda jika dibandingkan dengan nama-nama seperti Blizzard dan Bethesda, CD Projekt merupakan salah satu tim developer paling sukses. Komitmen dan kesungguhan mereka dalam mengarap karya membuat CD Projekt begitu disayang para gamer. Dan kini setelah trilogi The Witcher usai, pandangan fans tertuju pada Cyberpunk 2077.

Namun walaupun eksistensi dari Cyberpunk 2077 sudah tersingkap sejak enam tahun silam, informasi terkait permainan role-playing anyar ini masih belum banyak diketahui. Itu sebabnya para gamer begitu gembira saat mendengar bahwa CD Projekt Red akan berpartisipasi di E3 2018, karena kemungkinan developer akan memamerkan aspek gameplay dari Cyberpunk 2077 untuk pertama kalinya.

Dan dalam event streaming laporan finansial perusahaan di tanggal 22 Maret 2018 kemarin, CD Projekt kembali mengungkap sejumlah detail mengenai Cyberpunk 2017. Di sana, joint-CEO Adam Kiciński membahas arahan desain yang mereka ambil serta memberikan respons soal praktek microtransaction negatif yang menjadi sorotan belakangan ini.

Pertama-tama, Kiciński menanggapi keingintahuan khalayak soal eksistensi dari mode multiplayer di Cyberpunk 2077. Di tahun 2013, head of studio Adam Badowski pernah mengatakan bahwa kreasi baru mereka itu didesain sebagai RPG berbasis cerita dengan fokus pada single-player. Namun ia juga mengungkapkan rencana buat membubuhkan fitur-fitur multiplayer di sana. Menariknya, ada kemungkinan keputusan mereka telah berubah.

Kiciński lagi-lagi menegaskan bahwa proyek anyar tersebut dititikberatkan untuk menyuguhkan pengalaman role-playing single-player, tapi kali ini sang CEO turut mengomparasi Cyberpunk 2077 dengan The Witcher 3 yang murni merupakan game single-player. Ia sendiri tak mau mengatakan timnya sudah menghilangkan elemen multiplayer sepenuhnya. Kiciński kembali mengingatkan, CD Projekt Red tetap punya rencana untuk ‘membubuhkan komponen online‘ di permainan.

Dan menjawab pertanyaan soal apa tanggapan developer melihat begitu populernya genre battle royale, Kiciński bilang timnya ‘sudah mempertimbangkan segala hal’, dan tampak tetap berpegang pada konsep yang sejak awal jadi acuan pengembangan game. Ia juga menjamin, seperti The Witcher 3, Cyberpunk 2077 tidak akan mengusung microtransaction serta sistem in-app purchase tersembunyi.

Pertanyaan terbesarnya kini ialah: kapan kira-kira Cyberpunk 2077 akan meluncur? Jika benar permainan tersebut diumumkan di E3 2018, maka perkiraan waktu rilis paling optimisnya adalah di akhir tahun ini. Namun besar probabilitas Cyberpunk baru dilepas di ‘musim semi’ 2019 atau bahkan lebih terlambat lagi. Sebagai perbandingan, The Witcher 3 diluncurkan pada bulan Mei (tahun 2015).

Buat saya, tidak masalah kapan Cyberpunk 2077 akan dirilis, asalkan game tidak dibatalkan dan memiliki standar kualitas The Witcher 3 atau lebih baik lagi.

Via Eurogamer & Gamespot.