Samsung Umumkan Galaxy S10 Lite dan Note 10 Lite

Tidak biasanya Samsung memperkenalkan smartphone baru di ajang Consumer Electronics Show (CES), tapi itulah yang mereka lakukan tahun ini. Bukan, yang mereka umumkan bukanlah penerus Galaxy S11, melainkan versi lebih terjangkau dari duo ponsel flagship-nya tahun lalu, Galaxy S10 dan Note 10.

Galaxy S10 Lite dan Note 10 Lite, dari namanya saja sudah kelihatan kalau kedua perangkat ini mencoba untuk menawarkan fitur yang menjadi unggulan versi standarnya selagi memangkas sejumlah aspek demi menekan ongkos. Memangnya semurah apa kedua perangkat ini jika dibandingkan dengan versi standarnya? Sayang sekali Samsung masih enggan merincikannya.

Untuk S10 Lite, fitur unggulan yang ia warisi adalah tiga kamera belakang berspesifikasi mumpuni: 48 megapixel f/2.0 dengan Super Steady OIS, ultra-wide 12 megapixel f/2.2, dan macro 5 megapixel f.2,4. Samsung bilang bahwa Super Steady OIS memastikan rekaman video yang diambil selalu stabil, sekaligus memudahkan pengambilan gambar aksi-aksi cepat.

Samsung Galaxy S10 Lite

Untuk Note 10 Lite, warisannya apa lagi kalau bukan S Pen. Seperti di Note 10 standar, stylus yang tersambung via Bluetooth LE ini mendukung beragam fungsi pengoperasian yang tentu membuat Note 10 Lite layak dilirik oleh mereka yang memerlukan penunjang produktivitas selagi mobile.

Selebihnya, S10 Lite dan Note 10 Lite punya banyak kemiripan, terutama terkait layarnya. Keduanya sama-sama mengusung layar Super AMOLED 6,7 inci beresolusi 2400 x 1080 pixel, dan bagian atas tengahnya pun juga telah ditempati oleh lubang kamera dengan modul 32 megapixel f/2.2.

Samsung Galaxy Note 10 Lite

Urusan spesifikasi, keduanya sama-sama mengandalkan prosesor octa-core dan pilihan RAM 6 atau 8 GB, serta storage internal berkapasitas 128 GB. Kapasitas baterainya juga sama-sama besar di angka 4.500 mAh.

Tiga kamera belakang yang diusung Note 10 Lite rupanya agak berbeda: 12 megapixel f/1.7 dengan OIS dan Dual Pixel AF, ultra-wide 12 megapixel f/2.2, dan telephoto 12 megapixel f/2.4 OIS. Lebih lanjut, Note 10 Lite juga menggunakan chipset dengan fabrikasi 10 nm, sedangkan S10 Lite dengan 7 nm.

Namun kembali lagi, sangat disayangkan keduanya belum memiliki banderol harga. Jadwal rilisnya pun juga belum disebutkan. Tanpa mengetahui harganya, menurut saya sulit menakar daya tarik S10 Lite dan Note 10 Lite bila dibandingkan dengan versi standarnya maupun dengan lini A Series.

Sumber: Samsung.

Asus Singkap Monitor Gaming 360Hz Berteknologi Nvidia Spesialis Esports

Meningkatnya kinerja CPU, GPU dan memori di perangkat gaming menyadarkan banyak orang bahwa demi memaksimalkan apa yang ditawarkan di sana, mereka juga membutuhkan periferal berperforma tinggi. Di kalangan produsen, kompetisi penyediaan monitor gaming sudah lama dimulai. Dan banyak konsumen mulai paham ada banyak faktor yang menentukan mutu suatu produk display.

Salah satu faktor tersebut adalah kemampuan monitor menampilkan gambar dalam waktu satu detik, atau biasa disebut dengan istilah refresh rate. Di kalangan atlet esports, refresh rate mungkin menjadi aspek yang lebih diprioritaskan dibanding resolusi atau tipe panel, dan kita telah mulai terbiasa melihat monitor 144Hz serta 240Hz di pasar. Namun di momen pembukaan CES 2020, Asus menawarkan sesuatu yang lebih istimewa lagi: monitor gaming ROG Swift 360Hz.

Asus ROG Swift 360Hz 2

Perusahaan elektronik asal Taiwan itu mengklaim bahwa produk mereka ini merupakan monitor dengan refresh rate 360Hz pertama di dunia. ROG Swift 360Hz menyuguhkan panel seluas 24,5-inci dan resolusi 1080p. Untuk mendukung penyajian frame rate yang tinggi, Asus mengandalkan ‘varian yang lebih canggih dari prosesor Nvidia G-Sync’. Mengulik lebih jauh, ROG Swift 360Hz memiliki waktu respons 2,8-milidetik – kira-kira enam kali lebih cepat dibanding TV atau monitor biasa.

Dari sisi desain, ROG Swift 360Hz mengusung penampilan asimetris dan industrial khas keluarga Republic of Gamers. Panel berdiri di atas tripod dengan engsel yang dapat diputar. Ada lampu LED merah menyorot logo ROG ke arah bawah, kemudian ada lagi logo ROG LED di bagian belakangnya. Monitor mempunyai area bezel super-tipis dan tersedia pula ruang di stand buat mengelola kabel supaya tidak berantakan.

Asus ROG Swift 360Hz 1

Tentu saja, agar ROG Swift 360Hz dapat bekerja optimal, Anda memerlukan sistem berspesifikasi tinggi yang sanggup menjalankan permainan di ratusan frame per detik. Dan karena ROG Swift 360Hz memanfaatkan teknologi G-Sync, konten baru tersaji optimal, bebas efek tearing dan stuttering jika Anda menggunakan kartu grafis Nvidia GeForce.

Sederhananya, monitor dengan refresh rate tinggi (dibantu oleh GPU mumpuni) memperkenankan kita melihat detail secara lebih baik, terutama pada objek-objek yang bergerak di kecepatan tinggi atau ketika kita menggerakkan kamera (di game) secara cepat. Itu mengapa perangkat seperti ini sangat esensial bagi gamer esports, terutama mereka yang fokus pada permainan-permainan bertempo cepat semisal shooter.

Asus rencananya akan memasarkan ROG Swift 360Hz mendekati penghujung 2020, tapi tanggal pastinya belum dikonfirmasi. Produsen juga belum mengabarkan harga dari monitor ini.

Via The Verge. Sumber: Asus.

LG UltraFine Ergo Adalah Monitor 4K dengan Pengaturan Posisi yang Amat Fleksibel

Samsung memperkenalkan monitor unik yang bisa dipepetkan ke tembok pada ajang CES 2019 bulan Januari kemarin. Di CES 2020 yang akan digelar tidak lama lagi, giliran LG yang bakal hadir dengan penawaran serupa, yakni LG UltraFine Ergo.

Kemiripannya dengan Samsung Space Monitor terletak pada dudukan yang sama-sama menjepit meja. Namun di saat monitor bikinan Samsung itu bisa benar-benar nyaris menempel ke tembok, UltraFine Ergo masih menyisakan sedikit celah. Untungnya, ini bisa dibayar dengan pengaturan posisi yang amat fleksibel.

Seperti yang bisa kita lihat pada gambar, ada lengan kecil yang menyambungkan monitor dengan dudukannya yang menjepit meja. Lengan inilah yang berperan besar dalam pengaturan posisinya. Selain dapat diatur tingginya, didongakkan atau ditundukkan, serta ditolehkan ke kanan atau kiri, UltraFine Ergo bahkan dapat diputar hingga menghadap ke belakang jika perlu; cocok untuk skenario kolaborasi di sebuah co-working space.

LG UltraFine Ergo

Secara teknis, UltraFine Ergo mengusung panel IPS 31,5 inci dengan resolusi 3840 x 2160 pixel. Monitor ini bukan ditujukan untuk keperluan gaming, jadi salah apabila kita mencari refresh rate yang melebihi 60 Hz darinya. Kendati demikian, pengguna GPU AMD masih bisa memanfaatkan fitur variable refresh rate FreeSync dengan monitor ini.

Urusan konektivitas, UltraFine Ergo hanya memerlukan satu kabel USB-C untuk menyambung ke laptop sekaligus mengisi baterainya, meski cukup disayangkan ini bukan port Thunderbolt 3. Selebihnya, terdapat sepasang port HDMI serta satu port DisplayPort.

Sejauh ini belum ada info terkait harga dan ketersediaannya. UltraFine Ergo pun baru satu dari beberapa monitor yang akan LG pamerkan di CES 2020, yang mencakup tiga monitor gaming dengan spesifikasi wah, serta monitor curved dengan layar 38 inci yang super-lebar dan beresolusi tinggi.

Sumber: LG.

LG Gram 2020 Terus Buktikan Bahwa Portabilitas Bukan Berarti Harus Mengorbankan Performa dan Ketahanan Baterai

Melanjutkan tradisi sebelum-sebelumnya, LG menutup tahun dengan memperkenalkan seri laptop LG Gram baru. Lineup edisi 2020 ini hadir dalam tiga ukuran dan empat model yang berbeda: LG Gram 17 (17Z90N), LG Gram 15 (15Z90N), LG Gram 14 (14Z90N), dan LG Gram 2-in-1 (14T90N).

Keempatnya mempertahankan formula yang sama, yakni yang mengedepankan portabilitas selagi masih menjaga keseimbangan antara performa dan daya tahan baterai. Terkait portabilitas, Gram 17 memiliki dimensi fisik yang setara dengan laptop berlayar 15,6 inci, Gram 15 setara dengan laptop 14 inci, dan Gram 14 setara dengan laptop 13,3 inci.

Nama “Gram” sendiri didapat dari bobotnya yang tak lagi memerlukan satuan kilogram, dan itu bisa didapat lewat Gram 14 yang memiliki berat 999 gram. Yang paling berat tentu saja adalah Gram 17, dengan bobot 1,35 kg, akan tetapi yang paling tebal rupanya adalah LG Gram 2-in-1 di angka 17,9 mm.

LG Gram 2020

Bagi yang mementingkan resolusi layar di atas segalanya, seri Gram mungkin kurang cocok bagi Anda. Pasalnya, resolusi tertinggi yang bisa didapat hanyalah 2560 x 1600 pixel pada Gram 17, sedangkan sisanya cuma 1080p. Full-HD sebenarnya sudah tergolong cukup kalau menurut saya, apalagi kalau ternyata itu bisa berkontribusi terhadap daya tahan baterai yang panjang.

Lebih lanjut, LG turut menanamkan baterai berkapasitas masif pada lini Gram 2020: Gram 17 dan Gram 15 dengan baterai 80 Wh, sedangkan kedua model 14 incinya dengan baterai 72 Wh. Untuk model 14 inci yang convertible, baterainya disebut bisa bertahan sampai lebih dari 20 jam pemakaian.

LG Gram 2-in-1

Tidak kalah mengesankan adalah spesifikasinya. Keempat model ini ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-10, lengkap dengan GPU terintegrasi Intel Iris Plus (kecuali pada Gram 2-in-1). RAM DDR4-nya bisa dikonfigurasikan sampai yang berkapasitas 24 GB (16 GB pada Gram 2-in-1), sedangkan media penyimpanannya sudah mengandalkan SSD tipe NVMe.

Berbeda dari tahun lalu, varian convertible-nya sekarang sudah mengemas port Thunderbolt 3 (USB-C) seperti yang lainnya. Keempat model LG Gram 2020 ini juga sudah dilengkapi sensor sidik jari sekaligus konektivitas Wi-Fi 6 sebagai standar. Detail selebihnya, termasuk harga dan ketersediaannya, baru akan diungkap pada ajang CES 2020 tidak lama lagi.

Sumber: LG.

MSI Siapkan Monitor Portable IPS 240Hz Untuk Berkerja dan Gaming

Menjelang CES, Consumer Technology Association biasanya mengumumkan perangkat-perangkat inovatif yang berhak menerima Innovation Awards. Dan sudah menjadi tradisi tahunan bagi produsen hardware PC MSI untuk mengamankan gelar ini. Untuk CES 2020, mereka menjagokan laptop gaming GT76 Titan, PC desktop Prestige P100, gaming desktop MEG Aegis TI5 dan sejumlah komponen serta periferal baru.

Di antara rentetan produk anyar MSI, tertangkaplah sesuatu yang tidak biasa. Micro-Star International memang telah menyediakan beragam pilihan monitor sejak bertahun-tahun lalu, namun kali ini mereka menyiapkan sebuah display berkonsep portable. Periferal ini masih menjadi bagian dari keluarga Optix MAG, tetapi dirancang agar pemakaiannya lebih fleksible, siap mendukung gaming serta keperluan produktif. MSI menamainya Optix MAG161.

Di laman CES 2020 Innovation Award, sang produsen asal Taiwan menjelaskan bagaimana Optix MAG161 merupakan ‘kulminasi dari upaya mengembangankan monitor berfitur lengkap, portable dan bertenaga’. Periferal memiliki ketebalan hanya 5-milimeter, mengusung panel berjenis IPS dan dibekali refresh rate 240Hz (spesifikasi ini menunjukkan bahwa MAG161 adalah perangkat kelas premium). Di gambar, monitor portable tersebut terpasang ke struktur foldable ala pelengkap tablet convertible – Anda bisa mendirikan dan mengatur kemiringannya, kemudian ketika sedang tak dipakai, menutup layarnya dengan cover.

Situs berbahasa Spanyol El Chapuzas Informatico mendapatkan informasi lebih lengkap terkait spesifikasi Optix MAG161. Berdasarkan keterangan mereka, layar portable MSI ini memiliki luas 15,6-inci (kira-kira selebar laptop mainstream), menyuguhkan resolusi 1920x1080p serta mempunyai waktu respons 3-milidetik. Selain itu, perangkat mendukung dua tipe koneksi, yakni USB type-C serta HDMI.

Beberapa aspek yang sejauh ini belum diketahui mengenai Optix MAG161 ialah faktor kompatibilitas serta apakah perangkat menyimpan baterai internal atau harus tersambung ke unit power supply eksternal. Apakah ia mampu mendukung console handheld seperti Nintendo Switch atau cuma dapat terpasang ke perangkat bergerak dan PC?

Ada fakta menarik di balik mengumuman perolehan gelar CES Innovation Award 2020 oleh Optix MAG161. Rival senegara MSI, Asus, sebetulnya sudah memperkenalkan perangkat display portable lebih dulu di Computex Taipei 2019. Produk itu merupakan anggota Republic of Gamers, berlabel ROG Strix XG17. Bedanya, Strix XG17 dilengkapi panel full-HD seluas 17,3-inci. Sejauh ini, Asus belum menyingkap kapan mereka akan meluncurkannya serta berapa harganya.

Detail lebih lengkap mengenai MSI Optix MAG161 sendiri tentu saja akan diungkap di ajang CES 2020 yang diadakan pada bulan Januari besok, bersamaan dengan produk-produk anyar sang produsen lainnya.

Via PCGamer.

BMW Pamerkan Konsep Mobil Camper Hasil Kolaborasinya dengan The North Face

Pada event CES 2019 belum lama ini, BMW sempat memamerkan konsep mobil camper yang cukup menarik, hasil kolaborasinya bersama produsen pakaian outdoor, The North Face. Keistimewaannya terletak pada material yang menjadi kulit luarnya, yakni kain hasil eksperimen The North Face yang dinamai Futurelight.

Futurelight pada dasarnya merupakan kain yang tahan air, tapi istimewanya, ia juga breathable. Pencapaian ini dimungkinkan berkat teknologi Nanospinning yang diterapkan The North Face, di mana prosesnya berhasil menciptakan kain dengan lubang-lubang berukuran nano; bisa dilewati udara, tapi terlalu kecil untuk ditembus oleh air.

BMW camper concept

Futurelight jelas sangat ideal diproduksi menjadi pakaian, akan tetapi The North Face memilih BMW Designworks sebagai mitranya guna menunjukkan potensinya di luar ranah fashion. BMW sendiri bukan pertama kalinya merancang mobil konsep berbalut kain. Pada kenyataannya, konsep ini terinspirasi oleh BMW GINA Light Visionary Model yang diungkap di tahun 2008.

Sayangnya BMW tidak punya rencana untuk meneruskan konsep camper unik ini menjadi mobil produksi yang bisa dibeli konsumen. Sebaliknya, The North Face bakal memanfaatkan kain Futurelight pada deretan produk barunya yang diluncurkan pada musim semi nanti.

Sumber: SlashGear dan BMW.

Segala Macam Laptop, Teknologi dan Strategi Baru yang MSI Singkap di CES 2019

Seperti apapun prediksi para analis dulu, kehadiran PC yang bergitu kuat di CES 2019 memperlihatkan bagaimana perangkat ini masih menjadi pilihan utama konsumen untuk bekerja ataupun bermain. Segmen laptop sendiri sendiri tengah dihebohkan oleh kehadiran kartu grafis berteknologi real-time ray tracing Nvidia, dan MSI ialah salah satu perusahaan yang sigap mengadopsinya.

DailySocial menjadi salah satu media yang sangat beruntung dipilih untuk menyaksikan langsung peluncuran sejumlah perangkat baru serta produk-produk pemenang CES 2019 Innovation Awards racikan Micro-Star International. Di sana, sang produsen hardware PC asal Taiwan itu telah menyiapkan sejumlah varian anyar serta update dari laptop yang sudah dipasarkan sebelumnya.

MSI 5 7

Di ranah gaming, MSI mengawali tahun dengan peluncuran laptop-laptop ber-GPU GeForce RTX. Pembaruan diterapkan pada tiga keluarga seri gaming, yaitu sang monster GT, si ramping GS, serta GE yang menawarkan kombinasi seimbang antara harga dan performa. Perhatian para pengunjung CES 2019 sendiri tertuju pada GS75 Stealth, yakni laptop ultra-thin 17-inci bersenjata RTX 2080 Max-Q.

MSI 5 4

Jika layar 17-inci terasa terlampau lebar buat Anda, MSI turut menyiapkan tipe 15-inci GS65 Stealth – yang merupakan penerus langsung dari GS65 Stealth Thin 8RF (model ini diperkenalkan tahun lalu). GeForce RTX juga dapat Anda temukan di model GT75 Titan, GT63 Titan, GE75 Raider serta GE63 Raider RGB. Dari sisi desain, penampilan mereka serupa dengan versi sebelumnya.

MSI 5 1

Di luar produk gaming, MSI memperkuat formasi lini Prestige yang dikhususkan bagi para pekerja dan profesional. Setelah sukses dengan PS42, produsen mencoba merapikan branding dengan memberinya nama belakang: Modern untuk ser PS dan Creator buat P. Di kelas ini, Prestige PS63 Modern ditunjuk sebagai primadona serta perwujudan dari kolaborasi unik antara MSI dan Discovery Channel.

MSI 5 8

Selain mengusung desain menawan. PS63 Modern dibekali beragam fitur baru dan upgrade esensial. Di sana, produsen memperluas dan membuat touchpad-nya jadi lebih halus, memodifikasi keyboard agar lebih nyaman, serta melengkapinya dengan fitur Qualcom Quick Charge 3.0 pada port USB sehingga laptop bisa mengisi ulang baterai smartphone Anda dalam waktu singkat.

MSI 5 5

Selain itu, ada banyak teknologi menarik MSI pamerkan di panggung CES 2019. Di antaranya meliputi sistem Cooler Boost Trinity+ yang memungkinkan laptop berdesain ultra-thin menjinakkan panas dari GeForce RTX, dukungan Amazon Alexa sehingga notebook mampu memahami perintah suara, sampai panel berkapabilitas high-dynamic range yang [menariknya malah] dibawa oleh laptop P65 Creator.

MSI 5 6

Semua perangkat anyar dan teknologi unik ini merupakan cara MSI merealisasikan misi mereka di 2019 serta tahun-tahun berikutnya, yakni demi membahagiakan para gamer serta kreator.

Kia Pamerkan AI yang Dapat Mengadaptasikan Suasana Kabin Mobil Berdasarkan Mood Penumpang

Sebagai salah satu gelaran teknologi terakbar, wajar apabila CES sering dimanfaatkan pabrikan otomotif untuk memamerkan teknologi-teknologi yang mereka siapkan untuk masa yang akan datang. Lihat saja Kia, yang di CES memperkenalkan teknologi Real-time Emotion Adaptive Driving (R.E.A.D.) sebagai bagian dari visi “Beyond Autonomous Driving” mereka.

R.E.A.D. pada dasarnya merupakan sistem berbasis AI yang mampu mengadaptasikan suasana kabin mobil berdasarkan mood penumpang. Asumsinya, di masa yang akan datang sudah tidak ada lagi istilah “pengemudi”, sehingga penumpang harus diperlakukan secara istimewa selama dalam perjalanan.

Beragam sensor dimanfaatkan sistem ini untuk memonitor suasana hati penumpang berdasarkan faktor-faktor seperti ekspresi wajah, laju jantung maupun aktivitas elektrodermal. Setelahnya, pengadaptasian suasana kabin bakal dilakukan dengan memperhatikan kelima indera manusia.

Real-time Emotion Adaptive Driving

Fungsionalitas R.E.A.D. turut ditunjang oleh kursi mobil yang dapat bergetar mengikuti frekuensi musik yang tengah mengalun. Tentu saja kursi ini juga bisa menjadi mesin pijat ketika dibutuhkan, sekaligus menjadi bentuk peringatan ekstra demi menjamin keselamatan penumpang.

Di samping R.E.A.D., Kia juga memperkenalkan V-Touch, sistem kontrol berbasis gesture yang memanfaatkan kamera 3D untuk memonitor pergerakan mata maupun jari-jemari penumpang. Berkat V-Touch, penumpang dapat mengakses beragam fitur dan pengaturan mobil tanpa bantuan tombol maupun layar sentuh sama sekali.

Seperti yang saya bilang di awal, semua ini merupakan bagian dari visi “Beyond Autonomous Driving” yang digagaskan Kia, yang berarti implementasinya masih sangat jauh. Terlepas dari itu, teknologi-teknologi semacam ini merupakan indikasi bahwa ke depannya mobil bakal beralih fungsi menjadi lounge berjalan ketimbang sebatas moda transportasi.

Sumber: Kia dan Engadget.

Acer Predator Triton 900 Adalah Laptop Gaming Perkasa dengan Desain Convertible yang Unik

Ajang CES kali ini rupanya menjadi saksi atas kelahiran sejumlah laptop gaming eksentrik. Kita sudah melihat Alienware Area 51m yang sepenuhnya upgradeable sampai ke CPU dan GPU, kemudian ada pula Asus ROG Mothership yang dapat dipisahkan layar dan keyboard-nya seperti Microsoft Surface Book.

Sekarang giliran Acer yang unjuk gigi lewat Predator Triton 900. Produk ini sebenarnya sempat Acer pamerkan di ajang IFA pada bulan September lalu, tapi dan sekarang ia sudah resmi diluncurkan. Dari kejauhan, yang paling mencolok dari Triton 900 adalah layarnya yang dilengkapi engsel putar yang sangat unik.

Acer Predator Triton 900

Engsel berbahan aluminium ini memungkinkan Triton 900 untuk dipakai dalam empat mode yang berbeda: mode standar, mode tablet, mode “Ezel” untuk memainkan game menggunakan kontrol sentuh, dan mode display. Tidak setiap hari Anda mendengar mengenai eksistensi sebuah laptop gaming yang convertible.

Layar sentuhnya sendiri menggunakan panel IPS 17 inci dengan resolusi 4K dan dukungan Nvidia G-Sync. Tentu saja Acer tak mau berkompromi soal performa. Varian termahal Triton 900 dibekali prosesor 6-core Intel Core i7 generasi kedelapan, GPU Nvidia GeForce RTX 2080, RAM 32 GB DDR4 dan SSD tipe NVMe PCIe.

Acer Predator Triton 500

Pemasarannya dijadwalkan berlangsung pada bulan Maret mendatang, dan harganya dimulai di angka $4.000. Terlalu mahal? Acer juga memperkenalkan Predator Triton 500. Bentuknya konvensional seperti Triton 700, dengan ketebalan hanya 17,8 mm dan bobot 1,86 kg.

Spesifikasinya mencakup layar 15,6 inci beresolusi 1080p, dengan refresh rate 144 Hz dan dukungan G-Sync, prosesor Intel Core i7 generasi kedelapan, GPU Nvidia RTX 2080 Max-Q, RAM 32 GB dan SSD tipe NVMe PCIe. Harganya dimulai di angka $1.800, akan tetapi Acer belum memastikan jadwal pemasarannya.

Sumber: Acer.

Razer Ungkap Monitor Gaming Perdananya, Razer Raptor

Tahun demi tahun, portofolio produk Razer terus menyebar ke banyak kategori. Untuk tahun ini, mereka bakal menjalani debut perdananya di segmen monitor gaming lewat perangkat bernama Razer Raptor.

Seperti halnya produk Razer lain, desain selalu menjadi salah satu aspek yang diprioritaskan. Ini juga berlaku untuk Raptor meskipun ia hanya sebatas monitor, seperti yang bisa kita lihat dari bezel layarnya yang begitu tipis di angka 2,3 mm. Lebih lanjut, bagian dasarnya terbuat dari material aluminium yang kokoh, lengkap dengan balutan kain di belakang demi menambah kesan elegan.

Bagian belakangnya ini juga layak mendapat sorotan ekstra. Semua inputnya disejajarkan dan tampak tertata rapi, dan Razer pun tidak lupa menyertakan kabel-kabel pendukung dengan warna hijau khas brand-nya. Berhubung ini Razer yang kita bicarakan, selalu ada tempat untuk sistem pencahayaan RGB yang bisa dikustomisasi sesuka hati.

Razer Raptor

Sebagai monitor gaming, spesifikasi Raptor tidak mengecewakan: panel IPS 27 inci dengan resolusi 2560 x 1440 pixel, refresh rate 144 Hz, response time 1 – 7 milidetik, dan dukungan HDR beserta 95% spektrum warna DCI-P3. Terkait fitur adaptive sync, Raptor mendukung AMD FreeSync, bukan Nvidia G-Sync.

Input yang dimiliki Raptor juga melimpah: HDMI, DisplayPort, USB-C, dan sepasang port USB-A 3.1. Sejauh ini Razer memang belum memiliki jadwal pemasaran yang pasti untuk Raptor, akan tetapi banderol harganya sudah ditetapkan di angka $700, nominal yang cukup premium untuk suatu monitor gaming.

Sumber: Razer.