Layar dan Keyboard-nya Bisa Dipisah, Asus ROG Mothership Adalah Desktop Replacement Sejati

Pernahkah Anda membayangkan bagaimana jadinya apabila Surface Book dirancang sebagai perangkat gaming? Kalau belum, Anda rupanya sudah keduluan oleh Asus. Hasil pemikiran mereka melahirkan ROG Mothership, sebuah laptop gaming yang pantas disebut sebagai desktop replacement dalam arti harfiahnya.

Itu dikarenakan Mothership dapat dipisahkan keyboard dan layarnya. Dalam posisi terpisah seperti ini, layarnya bisa berdiri sendiri berkat kickstand terintegrasi di belakangnya, sedangkan keyboard-nya bisa dilipat separuh secara vertikal guna menghemat tempat. Voila, seketika itu juga ia lebih layak dikategorikan sebagai PC.

Asus ROG Mothership

Spesifikasinya pun tidak kalah dari PC gaming kelas atas: prosesor 6-core Intel Core i9-8950HK yang sudah di-overclock secara default, GPU Nvidia GeForce RTX 2080 8 GB GDDR6, RAM 64 GB DDR4, dan tiga slot SSD tipe NVMe. Itu semua Asus tambatkan ke bagian layarnya tanpa mengabaikan soal sistem pendingin.

Ya, perangkat ini memiliki salah satu sistem pendingin paling kompleks yang pernah ada di sebuah laptop. Saya tidak mau ‘menodai’ artikel ini dengan detail-detail yang terlalu teknis, akan tetapi yang pasti Asus menjamin ROG Mothership bisa mencapai performa maksimalnya selagi suhu perangkat masih dalam batas wajar.

Asus ROG Mothership

Asus pun tidak lupa menyelipkan lapisan protektif sehingga layarnya tidak terpengaruh oleh panas yang dihasilkan prosesor dan GPU. Layarnya sendiri merupakan panel IPS 17,3 inci, dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144 Hz.

Pada bagian bawah layar, Anda bisa melihat grille speaker yang membentang dari kiri ke kanan. Tidak tanggung-tanggung, Asus menanamkan empat buah speaker sekaligus di baliknya, dengan output total sebesar 16 W. Tidak ketinggalan juga adalah DAC ESS Sabre yang siap mengolah audio dengan resolusi setinggi 24-bit/192kHz.

Asus ROG Mothership

Konektivitas ROG Mothership pun cukup melimpah: dua port USB-C 3.1 Gen 2 (salah satunya mendukung Thunderbolt 3), tiga USB-A 3.1 Gen 2, satu USB-A 3.1 Gen 1, HDMI 2.0, Ethernet serta slot SD card. Bluetooth 5.0 pun turut menjadi opsi standar baginya.

Semua ini dikemas dalam bodi yang masih mudah sekali dibawa-bawa, terutama jika dibandingkan dengan PC. Tebal keseluruhannya tidak lebih dari 3 cm, sedangkan bobotnya pun berkisar 4,7 kg saja. Asus belum mengungkapkan berapa harganya, namun pemasarannya sudah dijadwalkan berlangsung mulai kuartal kedua tahun ini.

Sumber: Asus.

Asus ZenBook S13 Usung Bezel yang Amat Tipis Selagi Masih Mengemas Webcam di Posisi Ideal

Seperti halnya produsen smartphone, produsen laptop masih belum menemukan cara menempatkan kamera depan yang tepat selagi mengadopsi tren layar penuh. Lihat saja Huawei MateBook X Pro yang diluncurkan tahun lalu; bezel layarnya memang luar biasa tipis, tapi konsekuensinya, webcam-nya harus diposisikan secara tidak ideal di area keyboard.

Sejauh ini belum ada yang mencoba berkompromi dalam bentuk notch, dan Asus pun akhirnya memberanikan diri lewat ZenBook S13 UX392. Notch pada laptop ini unik; bukannya menjorok ke dalam, melainkan menjorok ke luar, dan di situlah akhirnya Asus berhasil menanamkan webcam pada posisi yang ideal.

Berkat desain yang inovatif ini, ZenBook S13 berhasil mencatatkan rasio layar ke bodi sebesar 97%. Bezel setebal 2,5 mm ini mengapit layar 13,9 inci beresolusi 1080p, dengan tingkat kecerahan maksimum 400 nit dan dukungan 100% spektrum warna sRGB. Secara keseluruhan, ZenBook S13 sangatlah ringkas, dengan tebal bodi hanya 12,9 mm dan bobot 1,1 kg.

Asus ZenBook S13 UX392

Hebatnya lagi, Asus masih bisa menjejalkan GPU Nvidia GeForce MX150 ke bodi setipis itu. Spesifikasi lengkapnya sendiri mencakup pilihan prosesor Intel Core i5-8265U atau Core i7-8565U, RAM hingga 16 GB, SSD sampai 1 TB, dan baterai berkapasitas 50 Wh dengan estimasi daya tahan selama 15 jam.

Urusan konektivitas, ada satu port USB-A 3.1 Gen 2, dua port USB-C 3.1 Gen 2 (sayang tidak mendukung Thunderbolt 3), beserta slot microSD. Asus ZenBook S13 UX392 sejauh ini belum memiliki banderol harga, akan tetapi pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal pertama tahun ini juga.

Sumber: Digital Trends.

Audio-Technica Luncurkan Dua Headphone dan Satu Earphone Noise Cancelling

Sejauh ini setidaknya sudah ada dua brand yang menjadi pihak dominan di segmen headphone noise cancelling, yaitu Sony dan Bose. Sekarang, giliran Audio-Technica yang mencoba mengusik dominasi keduanya lewat dua headphone dan satu earphone noise cancelling yang mereka perkenalkan di ajang CES 2019.

Headphone yang pertama adalah model flagship ATH-ANC900BT. Desainnya minimalis dan mengarah ke elegan, cocok buat para pebisnis yang rutin bepergian via jalur udara. Di balik wujud simpelnya, bernaung driver 40 mm yang mendukung codec aptX maupun AAC, sedangkan konektivitasnya sudah mengandalkan Bluetooth 5.0.

Audio-Technica ATH-ANC900BT

Penggunaan Bluetooth 5.0 memungkinkan daya tahan baterainya untuk mencapai angka 35 jam dalam satu kali pengisian, dan ini dalam posisi wireless beserta noise cancelling aktif. Noise cancelling-nya sendiri tersedia dalam tiga mode yang berbeda, namun pengguna juga bisa mengatur intensitasnya secara manual melalui aplikasi pendamping di ponsel.

Pengoperasiannya mengandalkan kontrol sentuh pada sisi luar earcup. Pengguna juga dapat menutup earcup sebelah kiri dengan telapak tangannya selama dua detik untuk mengaktifkan mode ambient, sehingga mereka dapat mendengar suara dari sekitarnya tanpa perlu melepas headphone.

Audio-Technica ATH-ANC500BT

Headphone yang kedua adalah ATH-ANC500BT. Penampilannya sepintas mirip, akan tetapi ini disiapkan sebagai model entry level. Perbedaan paling utamanya adalah absennya dukungan codec aptX maupun AAC, serta konektivitas Bluetooth 4.2. Otomatis baterainya tidak seawet kakaknya, cuma bisa bertahan selama 20 jam dalam satu kali charge.

Audio-Technica tidak banyak bicara mengenai kinerja noise cancelling-nya, tapi saya menduga pasti lebih inferior ketimbang ANC900BT tadi. Terlepas dari itu, headphone ini masih cocok dibawa bepergian berkat kemampuannya untuk dilipat rata, lagi-lagi sama seperti kakaknya.

Audio-Technica ATH-ANC100BT

Terakhir, ada earphone ATH-ANC100BT bagi yang kurang suka dengan model over-ear. Tubuh ringkasnya mengemas driver 12 mm, sedangkan daya tahan baterainya diklaim mencapai angka 12 jam.

Sayangnya, berhubung ia juga dikategorikan sebagai entry level, tidak ada dukungan codec aptX maupun AAC, dan lagi-lagi konektivitas yang digunakan masih Bluetooth 4.2.

Ketiga perangkat ini bakal dipasarkan mulai musim semi mendatang. Harganya adalah sebagai berikut:

  • Audio-Technica ATH-ANC900BT $300
  • Audio-Technica ATH-ANC500BT $100
  • Audio-Technica ATH-ANC100BT $100

Sumber: Audio-Technica.

 

Gigabyte Aero 15-Y9 Unggulkan GPU Nvidia RTX dan Optimalisasi AI

Gigabyte memanfaatkan ajang CES 2019 untuk memperkenalkan dua laptop gaming baru: Gigabyte Aero 15-Y9 dan Aero 15-X9. Keduanya meneruskan jejak edisi tahun lalu, namun seperti yang sudah bisa kita duga, pembaruan yang layak disorot kali ini adalah penggunaan GPU Nvidia RTX.

Kedua laptop ini memiliki fisik yang sama persis, dan perbedaannya hanya terletak pada konfigurasi spesifikasinya saja. Untuk Aero 15-Y9, Gigabyte menjejalkan prosesor 6-core Intel Core i9-8950HK, GPU RTX 2080 Max-Q, RAM 64 GB, dan sepasang SSD tipe PCIe. Layar 15,6 incinya bukan sebatas beresolusi 4K, tapi juga sudah mengantongi sertifikasi X-Rite dari Pantone perihal reproduksi warna.

Aero 15-X9 sebenarnya memiliki spesifikasi yang identik, akan tetapi model ini juga ditawarkan dalam konfigurasi yang lebih terjangkau: prosesor Core i7-8750H, GPU RTX 2070 Max-Q, dan layar 15,6 inci 1080p 144 Hz. Kedua model sama-sama dibekali baterai berkapasitas 4,4 Wh.

Gigabyte Aero 15-Y9

Dari segi estetika, saya tidak melihat banyak perubahan antara edisi tahun lalu dan tahun ini. Perangkat masih kelihatan sangat tipis di angka 1,8 cm, terlepas dari spesifikasinya yang perkasa, dan bobotnya pun hanya berkisar 2 kg.

Terkait konektivitas, kedua laptop ini juga tidak mengecewakan. Di samping port Thunderbolt 3 (USB-C), tiga port USB-A 3.1, HDMI 2.0, dan Mini DisplayPort 1.4, tubuh tipisnya masih bisa mengakomodasi slot SD card maupun port Ethernet.

Gigabyte Aero 15-Y9

Namun ternyata penyegaran spesifikasi saja belum cukup buat Gigabyte. Untuk Aero 15-Y9 dan Aero 15-X9, Gigabyte mencoba bereksperimen dengan AI, lebih tepatnya AI Microsoft Azure, guna mengoptimalkan pengaturan wattage CPU dan GPU berdasarkan skenario penggunaan.

Jadi ketika pengguna hanya browsing, wattage-nya bakal disetel rendah, dan sebaliknya ketika sedang bermain game, wattage-nya akan dinaikkan demi memastikan tidak ada penurunan performa. Teknik ini sejatinya tidak jauh berbeda dari overclocking, hanya saja di sini semuanya diautomasi oleh AI.

Sayangnya Gigabyte masih bungkam soal jadwal rilis maupun banderol harga dari kedua laptop gaming barunya. Semestinya tidak lebih murah dari edisi tahun lalu yang dibanderol mulai $2.000.

Sumber: Engadget.

Bukan Sembarang Penunjuk Waktu, Lenovo Smart Clock Dibekali Integrasi Google Assistant

Masih ingat dengan Lenovo Smart Display? Perangkat unik dengan sistem operasi Android Things itu baru saja kedatangan adik kecil bernama Lenovo Smart Clock. Sesuai namanya, ia bukan sekadar penunjuk waktu biasa, melainkan yang didukung oleh kecerdasan Google Assistant.

Integrasi Google Assistant memungkinkan Smart Clock untuk difungsikan sebagai pengendali perangkat smart home, dan ini pun dapat diautomasi berkat fitur Actions milik Assistant. Contoh yang paling gampang, Smart Clock dapat menginstruksikan smart coffee maker yang kompatibel untuk menyeduh kopi ketika alarm berbunyi sehingga Anda bisa langsung menikmatinya setelah beranjak dari kasur.

Lenovo Smart Clock

Perangkat dilengkapi layar sentuh IPS berukuran 4 inci, sehingga ia dapat menampilkan beragam informasi seperti agenda harian, reminder maupun penunjuk arah menuju tempat bekerja. Di samping itu, perangkat juga dapat digunakan sebagai pemutar musik, audiobook maupun podcast jika perlu.

Di balik tubuh mungil berbalut kainnya, tersimpan speaker 6 W dan sepasang passive radiator, cukup untuk mengisi satu kamar tidur berukuran besar sekalipun. Kemudian di bagian belakangnya, ada port USB yang bisa dipakai untuk mengisi ulang baterai smartphone.

Tidak seperti Lenovo Smart Display, Lenovo Smart Clock dibanderol cukup terjangkau: $80. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai musim semi mendatang di Amerika Serikat.

Sumber: Lenovo.

Lenovo Yoga A940 Siap Saingi Microsoft Surface Studio dalam Merebut Hati Kreator Konten

Lenovo punya banyak produk baru yang diumumkan pada ajang CES 2019 kali ini. Namun salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Lenovo Yoga A940, sebuah all-in-one PC yang pantas menjadi rival langsung Microsoft Surface Studio 2.

Seperti halnya besutan Microsoft, Yoga A940 dirancang untuk memenuhi kebutuhan kreator konten, terutama mereka yang rutin memerlukan kanvas digital. Yang saya maksud kanvas adalah layar sentuh IPS 27 inci beresolusi 4K dengan sertifikasi Dolby Vision, dan tentu saja layar ini dapat dimiringkan sudutnya hingga 25 derajat.

Lenovo Yoga A940

Kalau Surface Studio mengandalkan aksesori terpisah berupa Surface Dial sebagai input tambahannya, Yoga A940 dibekali dengan Precision Dial, kenop multi-fungsi yang dapat diposisikan di samping kiri atau kanan layar. Kehadiran aksesori ini memungkinkan pengguna untuk lebih berfokus dengan apa yang tengah dikerjakannya, selagi satu tangan lainnya melakukan penyesuaian secara presisi.

Urusan performa, varian termahalnya dibekali prosesor Intel Core i7 generasi kedelapan, GPU AMD Radeon RX 560, RAM 32 GB DDR4, dan SSD tipe PCIe 512 GB. Spesifikasi sekelas itu tentunya juga mumpuni untuk konsumsi multimedia, dan Lenovo pun tak lupa membekalinya dengan speaker bersertifikasi Dolby Atmos.

Lenovo Yoga A940

Kita pun juga tidak boleh mengabaikan desain cerdas yang diterapkan Lenovo, seperti contohnya bagian dudukan layar yang juga berfungsi sebagai tempat menyimpan keyboard sekaligus wireless charger untuk beragam perangkat. Fitur-fitur pemanis seperti webcam yang mendukung Windows Hello dan integrasi mikrofon turut tersedia, sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan Cortana maupun Alexa dari jarak hingga sejauh 4 meter.

Rencananya, Lenovo bakal memasarkan Yoga A940 mulai bulan April mendatang. Banderol harganya dimulai dari $2.350.

Sumber: Lenovo dan MSPowerUser.

Sepenuhnya Upgradeable, Alienware Area 51m Bisa Diibaratkan PC Berwujud Laptop

Peluncuran GPU Nvidia RTX versi mobile memicu kehadiran banyak laptop gaming baru. Kita sudah melihat persembahan dari Razer, dan kini giliran Dell yang unjuk gigi lewat brand Alienware miliknya.

Di panggung CES 2019, Dell resmi memperkenalkan Alienware Area 51m. Namanya boleh meminjam nama laptop pertama Alienware, akan tetapi Dell benar-benar merancangnya sebagai laptop gaming pamungkas, dan itu bukan semata diwakili oleh spesifikasi kelas atas saja.

Alienware Area 51m

Seperti yang saya bilang, GPU Nvidia RTX merupakan salah satu fitur yang diunggulkannya, dengan varian termahal yang mengemas RTX 2080 versi desktop yang sudah diciutkan fisiknya oleh Dell sendiri. Lalu di bagian prosesor, ada Intel Core i9-9900K, salah satu chip desktop tercepat Intel saat ini.

Namun yang membuat Area 51m sangat istimewa adalah, komponen-komponen itu tadi bisa konsumen ganti dengan yang baru layaknya sebuah PC. Ini berbeda dari mayoritas laptop gaming yang mengaku bersifat upgradeable, tapi pada kenyataannya hanya bisa diganti RAM dan komponen storage-nya saja.

Alienware Area 51m

Bicara soal RAM dan storage, Area 51m dapat dikonfigurasikan hingga mengemas RAM 64 GB DDR4 dan kombinasi storage 2 TB SSD + 1 TB hybrid drive. Beralih ke layar, pengguna akan disambut oleh layar 17,3 inci beresolusi 1080p, dengan pilihan refresh rate 60 atau 144 Hz, serta dukungan G-Sync dan Tobii eye tracking yang opsional.

Perihal konektivitas, Area 51m mengemas port Thunderbolt 3 (USB-C), 3x USB-A 3.1, HDMI 2.0, Mini DisplayPort, Ethernet 2,5 Gbps, dan port untuk menyambungkan Alienware Graphics Amplifier alias GPU eksternal.

Alienware Area 51m

Begitu perkasanya Area 51m, ia memerlukan dua adaptor sekaligus. Kendati demikian, kalau hanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan yang tidak membutuhkan kinerja CPU maksimal, pengguna cukup memasangkan satu adaptor saja. Baterainya sendiri memiliki kapasitas 90 Wh, tapi kita jelas tak boleh berharap banyak jika melihat spesifikasinya.

Semua ini tentunya harus ditebus dengan harga yang mahal ketika Dell mulai memasarkannya pada 29 Januari nanti. Varian termurahnya dibanderol $2.549, harga yang pantas untuk perangkat yang bisa diibaratkan sebagai PC berwujud laptop.

Sumber: The Next Web dan Engadget.

Razer Blade 15 Kini Hadir dalam Varian yang Ditenagai GPU Nvidia RTX

Tahun lalu, Razer Blade dirombak desainnya secara drastis hingga akhirnya pantas menyandang gelar sebagai laptop gaming 15,6 inci terkecil berkat bezel layarnya yang tipis. Untuk tahun ini, temanya adalah performa, dan Razer rupanya bergerak cepat memanfaatkan momentum peluncuran GPU Nvidia RTX versi mobile.

Ya, Razer Blade 15 bakal segera ditawarkan dalam varian baru yang mengemas GPU beraksitektur Turing tersebut. Pilihan yang tersedia ada tiga: RTX 2060 (6 GB GDDR6), RTX 2070 Max-Q (8 GB GDDR6), dan RTX 2080 Max-Q (8 GB GDDR6). Semuanya tanpa menambah tebal bodi aluminiumnya yang kurang dari 18 mm.

Razer Blade 15 Advanced Models

Untuk prosesor, Razer masih memercayakan Intel Core i7-8750H yang berinti enam, lengkap beserta RAM 16 GB dan SSD dengan kapasitas hingga 512 GB. Layarnya sendiri tersedia dalam konfigurasi 1080p 144 Hz atau yang dilengkapi panel sentuh dan beresolusi 4K, serta mendukung 100% spektrum warna Adobe RGB.

Tepat di atas layar tersebut bernaung webcam beresolusi HD yang kini telah mendukung fitur Windows Hello. Razer pun tak lupa melengkapinya dengan setup mikrofon dual-array buat kebutuhan streaming, video call maupun voice command.

Razer Blade 15 Advanced Models

Varian baru Razer Blade 15 dengan GPU RTX ini rencananya akan dipasarkan mulai 29 Januari, dengan banderol $2.299 – $2.999, tergantung konfigurasi layar dan storage-nya. Dalam kesempatan yang sama di CES 2019, Razer rupanya juga memamerkan dua teknologi display inovatif yang disiapkan untuk generasi mendatang Razer Blade 15.

Yang pertama adalah Blade 15 dengan layar full-HD yang sanggup menyuguhkan refresh rate 240 Hz, sedangkan yang kedua adalah Blade 15 dengan layar sentuh OLED beresolusi 4K, siap menyajikan warna dan kontras yang sangat baik selagi membantu memaksimalkan efisiensi baterai.

Sumber: Razer.

HP Luncurkan Chromebook Premium Sekaligus Chromebook dengan Prosesor AMD

Selain meluncurkan Spectre x360 15 berlayar AMOLED, HP juga memanfaatkan ajang CES 2019 untuk memperkaya portofolio Chromebook-nya lewat HP Chromebook x360 14 G1. Tidak seperti laptop Chrome OS pada umumnya yang terkesan murahan, perangkat ini lebih menyerupai seri HP Elitebook berkat sasis serba logamnya.

Kita jelas tidak boleh membandingkannya dengan seri HP Spectre, tapi setidaknya tebal bodi yang cuma 16 mm semakin memperkuat aura premium yang dibawa perangkat ini. Bobotnya yang berkisar 1,68 kg juga masih bisa masuk kategori ringkas.

Sesuai namanya, Chromebook x360 14 G1 mengemas layar sentuh berukuran 14 inci dan beresolusi full-HD yang dapat dilipat 360 derajat. Bezel layarnya cukup tipis untuk standar 2019, dan HP tak lupa melengkapinya dengan sebuah webcam sekaligus keyboard dengan backlight LED.

HP Chromebook x360 14 G1

Perangkat ini juga tak mengecewakan perihal performa. Konsumen bebas memilih varian dengan prosesor Intel Pentium, Core i3, Core i5, atau bahkan Core i7. Varian termahalnya turut dibekali RAM 16 GB dan storage sebesar 64 GB guna semakin memaksimalkan kinerjanya, sedangkan daya tahan baterainya diestimasikan mencapai angka 13 jam dalam satu kali pengisian.

Terkait konektivitas, ada sepasang port USB-C 3.1, satu port USB-A 3.1 Gen 1, slot kartu microSD dan audio combo jack. Semuanya terdengar menjanjikan, sayangnya HP masih enggan menyinggung soal harganya meski perangkat dijadwalkan rilis mulai bulan ini juga.

HP Chromebook 14 AMD

Di samping itu, HP turut menyingkap varian baru Chromebook 14 yang ditenagai oleh prosesor AMD. Secara umum, prosesor AMD dikenal menawarkan keseimbangan yang baik antara harga dan performa, dan lagi kinerja grafis perangkat juga bisa lebih maksimal berkat adanya GPU Radeon terintegrasi.

HP berencana memasarkan Chromebook 14 dengan prosesor AMD ini mulai bulan ini juga, dengan harga mulai $269. Produk ini bakal bersaing langsung dengan Acer Chromebook 315 yang diperkenalkan hampir bersamaan.

Sumber: Ars Technica.

Dibanderol Mulai $999, Huawei MateBook 13 Siap Tantang MacBook Air Generasi Terbaru

Setahun yang lalu, Huawei memperkenalkan laptop istimewa bernama MateBook X Pro. Tahun ini, tepatnya di ajang CES 2019, Huawei kembali menyingkap laptop baru yang tak kalah menarik, yaitu MateBook 13.

Hal pertama yang membuatnya layak menerima sorotan adalah dimensinya. Ukurannya tidak jauh berbeda dari MacBook 12 inci besutan Apple, akan tetapi berkat bezel layar yang tipis, MateBook 13 mampu mengemas layar berukuran lebih besar.

Bezel-nya memang belum setipis MateBook X Pro, akan tetapi ini justru membuahkan hal yang positif: webcam milik MateBook 13 diposisikan sebagaimana mestinya di atas layar, bukan disembunyikan di balik keyboard dan dalam posisi yang jauh dari kata ideal.

Huawei MateBook 13

Layar sentuhnya sendiri mengemas resolusi 2160 x 1440 pixel; sama-sama memakai aspect ratio 3:2 seperti MateBook X Pro meski resolusinya lebih rendah. Bekal semacam ini sejatinya sudah cukup untuk bersaing langsung dengan MacBook Air generasi terbaru. Meski MateBook 13 kalah perihal resolusi, bodinya ternyata lebih tipis ketimbang MacBook Air di angka 14,9 mm.

Urusan performa, varian termahalnya dibekali prosesor Intel Core i7-8565U, GPU Nvidia GeForce MX150, RAM 8 GB dan SSD 512 GB. Kombinasi ini dipercaya mampu menyajikan daya tahan baterai hingga 10 jam.

Huawei MateBook 13

Seperti halnya MacBook Air, MateBook 13 juga hanya memiliki sepasang port USB-C saja, tapi setidaknya Huawei masih berbaik hati menyertakan unit docking dengan sejumlah port ekstra pada paket penjualannya. MateBook 13 pun tidak lupa meminjam salah satu fitur unggulan kakaknya, yakni sensor sidik jari yang terintegrasi ke tombol power di ujung kanan atas, dan speaker-nya pun sudah mendukung Dolby Atmos.

Rencananya, Huawei MateBook 13 akan dipasarkan mulai akhir bulan ini juga di Amerika Serikat, dengan banderol harga mulai $999 untuk varian termurahnya.

Sumber: Mashable.