Mengurai Fitur Unggulan Chipset Qualcomm Snapdragon 660

Saat mendarat pertama kali di Indonesia, smartphone terbaru dari Vivo seri V9 menuai banyak kritik pedas dari para reviewer gadget.

Karena keputusan Vivo yang merilis V9 versi downgrade, dengan spesifikasi lebih rendah dan hanya dibekali chipset Snapdragon 450 yang terbilang ‘culun’ di kelasnya.

Tapi, saya senang Vivo mendengarkan masukan-masukan dari reviewer gadget di Tanah Air. Mereka pun merilis varian baru V9 6GB, bukan cuma besaran RAM saja yang bertambah tapi yang bikin heboh adalah penggunaan chipset Snapdragon 660.

Vivo kemudian menurunkan harga V9 standar menjadi Rp3,8 juta dari Rp4 juta. Sementara, V9 6GB dibanderol Rp4,3 juta dan harga itu sangat ‘seksi’. Lalu, apa sih spesialnya Snapdragon 660? Mari kita urai bersama.

Yang Terkuat di Kelasnya

Dirilis pada bulan Mei 2017, Snapdragon 660 merupakan chipset kelas menengah yang menawarkan performa tinggi.

Pada high-tier Snapdragon 600 series, Snapdragon 660 adalah yang terkuat di kelasnya dan mewarisi sejumlah fitur premium dari Snapdragon 800 series.

Sebut saja, CPU Kyro 260, modem X12 LTE dengan kecepatan download hingga 600 Mbps dan kecepatan upload 150 Mbps, Spectra 160 ISP, Hexagon 680 DSP, dukungan teknologi Quick Charge 4.0, Bluetooth 5.0, dual SIM dual VoLTE, dan banyak lagi.

Arsitektur CPU Kyro 260

qualcomm_snapdragon_660

Snapdragon 660 adalah anggota keluarga Snapdragon 600 series pertama yang menggunakan arsitektur CPU Kyro 260 dan memperoleh kemampuan dari machine learning.

CPU Kyro 260 ini terdiri dari empat inti kustom Cortex-A73 dan empat inti kustom Cortex-A53 yang bersatu dalam konfigurasi big.LITTLE dengan clock hingga 2,2GHz.

Menurut Qualcomm, Snapdragon 660 merupakan penerus dari Snapdragon 653. CPU Kryo 260 memiliki kinerja hingga 20 persen lebih tinggi dari pendahulunya itu.

Sementara, GPU Adreno 512 lebih baik 30 persen dari Adreno 510 di Snapdragon 653 dan mendukung display beresolusi QHD (2K).

Lebih lanjut, mobile platfrom ini dibangun pada proses fabrikasi 14 nm yang efisien dan mendukung jenis RAM LPDDR4 hingga 8GB.

Spectra 160 ISP

Selain menentukan seberapa kuat performa dari sebuah smartphone, chipset juga mempengaruhi kecepatan koneksi dan kemampuan fotografi.

Fitur Spectra 160 ISP, Dual Image Sensor Processor (ISP), dan Clear Sight misalnya, di mana mampu meningkatkan kualitas hasil foto pada smartphone dual camera.

Seperti fungsi optical zoom dengan kinerja lebih halus, menyajikan foto dengan efek bokeh, autofocus lebih cepat, sistem penahan getar EIS lebih stabil, foto lebih baik dalam kondisi low light, warna lebih natural, dan banyak lagi.

Snapdragon 660 ini menawarkan dukungan untuk single kamera hingga 25-megapixel dan kamera ganda hingga 16-megapixel.

Verdict

Saat ini, Vivo V9 6GB adalah smartphone pertama di Indonesia dengan chipset Snapdragon 660, bahkan sejak artikel ini ditulis masih merupakan satu-satunya.

Sekedar informasi, hasil benchmark V9 6GB di AnTuTu tembus 140 ribu poin. Performa nyatanya juga mengagumkan, sangat menyenangkan untuk aktivitas gaming.

Dalam waktu dekat, ada kemungkinan Xiaomi akan merilis Mi A2 yang juga memiliki chipset Snapdragon 660 pada tanggal 25 Juli mendatang.

Ya, chipset Snapdragon 660 tak hanya membuat smartphone menawarkan performa lebih kencang, tapi juga koneksi yang lebih cepat, dan kemampuan fotografi lebih baik.

Namun, semua itu balik lagi ke produsen smartphone. Apakah ingin mengadopsi dan memaksimalkan potensi penuh yang ditawarkan oleh Qualcomm atau tidak.

MediaTek Helio A22 Dirilis, Dirancang untuk Naikkan Level Perangkat Low End

MediaTek lebih dikenal sebagai produsen chip yang menahkodai perangkat di rentang harga yang terjangkau. Tetapi melalui chipset barunya Helio A22, MediaTek ingin membuat perangkat di segmen itu lebih baik dari sebelumnya secara signifikan. Dikatakan oleh MediaTek Helio A22 akan menandai revolusi di pasar smartphone low end, menghadirkan lebih banyak kapabilitas yang terlihat di perangkat high-end dan menyediakan konsumsi daya yang ramah.

Diracik dengan proses 12nm dan teknologi CorePilot, chipset MediaTek Helio A22 mengadopsi arsitektur inti Arm Cortex A53 dan prosesor grafis IMG PowerVR GE-grade. Di dalamnya dilengkapi dengan penyimpanan daya rendah LPDDR4x berkecepatan tinggi atau memori LPDDR3 yang hemat daya. Output yang dihasilkan dari konfigurasi ini diklaim memberikan dorongan performa CPU sebesar 30% dan peningkatan kinerja GPU yang lebih baik daripada produk lainnya sebesar 72%.

Saat dibenamkan ke perangkat akhir, Helio A22 dapat menampung layar hingga resolusi 1600 × 720 piksel dan rasio 20: 9. Enkode videonya mendukung H. 264 1080p/30fps, sedangkan decoding video mendukung H.264/H.265 1080p/30fps. Sedangkan kapasitas RAM yang sanggup dikelola adalah LPDDR3-933 dan LPDDR4X-1600 masing-masing 4GB dan 6GB, serta jenis penyimpanan sudah mendukung eMMC 5.1.

Bukan hanya fokus pada performa dan efisiensi, MediaTek Helio A22 juga menawarkan kemampuan yang tak kalah elok untuk penggemar fotografi mobile. Perangkat dengan chipset ini mampu melahap kamera hingga 21MP tunggal atau 13MP + 8MP untuk konfigurasi ganda. Tak cuma itu, chipset juga dibekali dukungan terminal kecerdasan buatan ringan, dapat digunakan untuk membuka perangkat dengan wajah, album foto pintar, blur latar belakang kamera tunggal/ganda, pengurangan noise multi-bingkai, zoom gambar yang jernih, dan berbagai fungsi lainnya.

Helio A22 juga memiliki fitur AI dengan memberikan dukungan ekstensi perangkat lunak MediaTek NeuroPilot (SDK) dan aplikasi AI pihak ketiga. Ia bahkan mendukung kerangka kerja AI terbaru, termasuk Google Android Neural Networks API (Android NNAPI), sehingga pengembang dapat dengan mulus membangun aplikasi AI untuk perangkat berbasis Helio A22.

Dengan dukungan Wi-Fi 802.11 ac, Helio A22 memastikan bandwidth dan throughput yang lebih tinggi di perangkat yang memboyongnya. Keunggulan ini menjanjikan pengalaman bermain game online, multimedia dan komunikasi yang lebih nyaman. Terakhir, chipset juga menjawab kebutuhan integrasi ke perangkat rumah pintar dengan menghadirkan dukungan BT5.0 untuk hantaran yang lebih panjang dan kecepatan yang lebih baik.

Pengumuman ini tentu menjadi kabar gembira bagi konsumen. Persaingan di pasar komponen dapat mendorong upaya pengembangan produk yang lebih baik. Helio A22 dapat ditemukan di dalam Redmi 6A, smartphone berbanderol $110 buatan Xiaomi.

Sumber berita MediaTek.

Samsung dan ARM Berkolaborasi Meracik Chipset Berperforma Tinggi

Samsung Electronics baru saja mengumumkan kerjasama terbarunya dengan perusahaan semikonduktor ternama, ARM sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak kapabilitasnya dalam menghadirkan komponen komputasi berperforma tinggi.

Menggunakan teknologi 7LPP (7nm Low Power Plus) dari Samsung Foundry dan teknologi 5LPE (5nm Low Power Early), platform IP fisik Arm Artisan bakal mampu menjalankan kinerja komputasi 3-gigahertz untuk sistem chip berdaya gempur tinggi.

Dalam keterangan resminya, wakil presiden Foundry Marketing Team di Samsung Electronics Ryan Sanghyun Lee mengatakan, “Membangun ekosistem desain yang luas dan berbeda adalah suatu keharusan. Kolaborasi dengan Arm di bidang solusi IP sangat penting untuk meningkatkan daya komputasi berkinerja tinggi dan mempercepat pertumbuhan kemampuan Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning.

Platform IP fisik Artists milik ARM yang diintegrasikan ke Samsung 7LPP dan 5LPE disebut mencakup arsitektur logika HD, GPIO 1.8V dan 3.3V libratries dan rangkaian kompiler memori lengkap. Samsung juga menjanjikan dukungan Artisan POP IP di inti prosesor terbaru dengan teknologi ARM DynamIQ.

Sebagai penyegar ingatan Anda, ARM pertama kali merilis Cortex A76 pada bulan Mei lalu. Tipe ini merupakan tipe CPU pertama yang menjalankan kode kernel 64-bit dan mendukung aplikasi yang menggunakan set instruksi 32-bit A32 dan T32 selain 64-bit A64. Bahasa sederhanya, bahwa semua aplikasi nantinya dapat berjalan dengan normal di CPU generasi mendatang ini. Perusahaan juga meluncurkan desain GPU premium Mali G76 untuk melengkapi A76.

Samsung menutup rilis resminya dengan mengatakan bahwa teknologi proses 7LPP akan siap untuk produksi awalnya pada paruh kedua tahun 2018. Teknologi proses litografi ultra violet (EUV) pertama dan IP kunci sedang dalam pengembangan dan diharapkan akan selesai pada paruh pertama tahun 2019.

Sumber berita Samsung.

Membahas Snapdragon 632, SoC yang Buat Smartphone Kelas Menengah Makin Gesit

Qualcomm telah mengumumkan tiga chipset terbaru di segmen menengah ke bawah yakni Snapdragon 632, 439, dan 429. Namun pada artikel ini saya akan mencoba membongkar membahas keunggulan yang dibawa oleh Snapdragon 632.

SoC ini diposisikan sebagai pengganti Snapdragon 626 dan 625 yang sudah lawas dan merupakan versi ekonomis dari Snapdragon 636. Qualcomm mengklaim kinerja CPU pada Snapdragon 632 meningkat 40 persen dan kemampuan olah grafisnya meningkat 10 persen dibanding Snapdragon 626.

Snapdragon 632 sendiri masuk dalam keluarga high-tier Snapdragon 600 series pada golongan yang menekankan efficiency atau lebih mengutamakan efisiensi dayaseperti Snapdragon 636, 630, 626, dan 625. Mari kita ungkap lebih banyak.

Arsitektur CPU Kryo 250 

Snapdragon 632 menjadi anggota keluarga Snapdragon 600 ketiga setelah Snapdragon 660 dan Snapdragon 636 yang telah mengadopsi elemen dari premium-tier Snapdragon 800 series yakni CPU dengan arsitektur core Kyro.

Namun berbeda dengan Snapdragon 660 dan Snapdragon 636 yang menggunakan Kyro versi 260, model yang digunakan Snapdragon 632 ialah Kyro 250 dengan GPU Adreno 506.

Meski begitu, mobile platform terbaru Qualcomm ini menggunakan teknologi 14mm dan konfigurasinya sama yakni ada empat core Cortex-A73 untuk performance dan empat core sisanya Cortex-A53 untuk efficiency, dengan clock hingga 1.8GHz

ISP, Modem, dan Spesifikasi Snapdragon 632 Lainnya

SoC ini menggunakan modem Snapdragon X9, membawa capabilitas LTE Cat 12 hingga 300 Mbps (downlink) dan LTE Cat 5 hingga 150 Mbps (uplink), serta DSP Hexagon 546.

Kemudian Dual-ISP dalam Snapdragon 632 mampu mendukung penggunaan sensor single kamera 24-megapixel atau dual-camera 13-megapixel.

Sementara untuk resolusi layar maksimal mendukung hingga Full HD+ dan memiliki berkemampuan merekam video 4K 30fps dan 1080p 120fps.

Verdict

Di tahun 2018 ini, bagi Anda yang berburu smartphone kelas menengah dengan performa yang mumpuni di kelasnya – ponsel pintar dengan SoC Snapdragon 660 dan 636 masih menjadi pilihan utama.

Namun kehadiran Snapdragon 632 sebagai pengganti Snapdragon 625 dan 626 yang sudah lawas – diharapkan semakin banyak pilihan smartphone terjangkau berperforma kencang.

Sumber: Qualcomm

Update: Ada revisi perbaikan, dari membongkar menjad membahas judul tanpa menguubah maksud dan tujuan dari artikel. 

Chipset Qualcomm Snapdragon 850 Dibuat Khusus untuk Laptop

Ketika membahas mengenai smartphone flagship, hampir bisa dipastikan nama Snapdragon selalu disebut. Chipset buatan Qualcomm tersebut, utamanya seri 8xx, telah menjadi andalan ponsel Android kelas high-end dalam beberapa tahun terakhir.

Namun sejak Snapdragon 835, Qualcomm melihat potensi chipset smartphone andalannya itu untuk digunakan di laptop. Itulah yang menjadi latar belakang di balik lahirnya Snapdragon 850, sebuah chipset yang secara eksklusif dirancang untuk laptop, dan bukan penerus Snapdragon 845 yang menjadi andalan ponsel flagship terkini.

Snapdragon 850 pada dasarnya menjanjikan peningkatan performa, konektivitas dan daya tahan baterai ketimbang Snapdragon 835 yang digunakan pada laptop. Berdasarkan klaim Qualcomm, performanya naik sekitar 30 persen, sedangkan daya tahan baterainya lebih awet 20 persen.

Sejatinya ada banyak kemiripan antara Snapdragon 850 dan Snapdragon 845, mulai dari proses fabrikasi 10 nm sampai integrasi Qualcomm Artificial Intelligence Engine dan Snapdragon X20 LTE, yang memungkinkan kinerja machine learning yang lebih optimal serta kemampuan transfer data hingga secepat 1,2 Gbps di atas kertas.

Dari kacamata sederhana, Snapdragon 850 bisa dianggap sebagai Snapdragon 845 yang telah dioptimalkan untuk ekosistem PC. Qualcomm gampangnya ingin menghadirkan keunggulan-keunggulan smartphone dan arsitektur ARM ke ranah laptop, utamanya prinsip always on dan always connected, serta baterai yang bisa tahan seharian.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana Qualcomm, laptop berbekal chipset Snapdragon 850 dari berbagai pabrikan bakal dirilis pada musim liburan tahun ini juga.

Sumber: Qualcomm.

Qualcomm Snapdragon 710 Hadirkan Fitur Premium ke Perangkat Menengah

Pada bulan Februari 2018 lalu, Qualcomm mengumumkan seri Snapdragon 700 Mobile Platform, chipset kelas menengah yang fokus pada kecerdasan buatan dan fitur-fitur premium. Pengumuman itu menjadi pintu bagi seri Snapdragon 710 yang baru saja diperkenalkan ke publik.

Jika bicara kemampuan, Snapdragon 710 Mobile Platform jelas lebih kuat daripada Snapdragon 660, chipset mid-range lainnya dari Qualcomm. Namun 710 tidak sekuat Snapdragon 845 yang berada di puncak.

Dibandingkan Snapdragon 660, Qualcomm mengklaim Snapdragon 710 menawarkan kinerja total dua kali lebih baik terutama dalam menjalankan fitur kecerdasan buatan. Arsitektur di Snapdragon 710 Mobile Platform disebut mampu menjalankan aplikasi AI dengan cepat dan efisien. Berbicara tentang efisien, perangkat nantinya mengadopsi chipset Snapdragon 710 Mobile Platform bakal mengonsumsi daya 40% lebih sedikit ketika melahap game dan memutar video beresolusi HDR 4K. Efisiensi lebih baik juga diperoleh ketika memutar video secara online dengan pemangkasan sebesar 20%. Sementara untuk memperoleh kembali tenaga yang hilang, Quick Charge 4+ hanya butuh waktu 15 menit untuk mengisi kembali 50% daya.

“Dengan menggabungkan kemampuan  utama  AI  dan peningkatan performa,  Snapdragon  710  didesain  untuk  mengubah  produk  konsumen menjadi  asisten  pribadi  yang  paling  mutakhir sehingga  dapat meningkatkan  kualitas pengalaman konsumen  sehari-hari.  Salah  satunya  adalah fitur  kamera high end yang akan mendapatkan  manfaat  dari kapabilitas  pemrosesan on-device AI  berkecepatan tinggi, tentunya tanpa mengorbankan daya tahan baterai.” Papar  Kedar  Kondap,  Wakil Presiden untuk Manajemen  Produk  di Qualcomm  Technologies,  Inc

Snapdragon 710 juta menawarkan peningkatan signifikan di sisi konektivitas. Di bagian ini, chipset mengadopsi Snapdragon X15 LTE yang mendukung kecepatan Cat 15 LTE (800Mbps), termasuk dukungan untuk 4×4 MIMO yang memberikan peningkatan kecepatan hingga 70% di area dengan sinyal yang loyo sekalipun. Tambahan menyenangkan lainnya berupa audio multicast Bluetooth 5 yang ditingkatkan dengan dukungan untuk earbud nirkabel berdaya rendah.

Fitur-fitur baru yang dijumpai di Snapdragon 710 ini ditawarkan oleh chipset premium di tier teratas yang tidak dijumpai di chipset mid-range yang ada. Qualcomm telah berjanji bahwa ponsel pertama dengan Snapdragon 710 akan tersedia pada kuartal kedua tahun 2018 ini.

Qualcomm Siap Luncurkan Chipset Smartwatch Baru Musim Gugur Nanti

Belum banyak smartwatch baru sejak Android Wear resmi berganti nama menjadi Wear OS. Salah satu di antaranya adalah Gc Connect yang dirilis bulan lalu. Meski baru, ada yang janggal dari spesifikasi smartwatch tersebut: chipset yang digunakan adalah Snapdragon Wear 2100 yang sudah berumur dua tahun, dan sama persis seperti yang tersemat pada smartwatch keluaran tahun 2016 macam Nixon The Mission.

Jadi semisal ditanya mengapa perkembangan smartwatch Wear OS, terkesan stagnan, saya bakal maklum jika ada yang menyalahkan Qualcomm. Dibandingkan dengan chipset smartphone, Qualcomm terkesan malas mengembangkan chipset smartwatch, terbukti dari tidak adanya chipset baru dalam kurun waktu dua tahun.

Namun kabar baiknya, Qualcomm berencana meluncurkan chipset smartwatch baru tahun ini juga, tepatnya di musim gugur mendatang, bersamaan dengan sebuah smartwatch kelas flagship. Kabar ini didapat dari wawancara Wareable dengan Pankaj Kedia selaku salah satu petinggi divisi wearable Qualcomm.

Smartwatch Wear OS

Beliau menjelaskan bahwa chipset baru ini bakal lebih dioptimalkan lagi untuk smartwatch karena telah didesain dari nol. Seperti yang kita tahu, chipset smartwatch generasi pertama, Snapdragon 400, tidak lebih dari chipset smartphone yang dimodifikasi. Snapdragon Wear 2100 sendiri hanyalah hasil modifikasi yang lebih menyeluruh.

Lain halnya dengan chipset generasi ketiga ini. Qualcomm bilang bahwa ada kemungkinan mereka merilis beberapa varian, dan masing-masing akan disesuaikan dengan skenario penggunaan. Jadi yang untuk smartwatch kategori olahraga sendiri, dan yang untuk kategori fashion pun juga disendirikan.

Perubahan lain yang tak kalah penting adalah dari segi fisik, di mana Qualcomm mengklaim chipset baru ini memungkinkan produsen untuk merancang smartwatch yang berdimensi lebih ringkas lagi dari sebelumnya. Lebih lanjut, daya tahan baterai juga bakal meningkat secara signifikan berkat penggunaan chipset baru ini.

Memang sudah waktunya konsumen disambut oleh deretan smartwatch Wear OS baru yang mengemas spesifikasi baru pula. Selama tiga generasi, Apple Watch memang tidak banyak berubah soal desain, tapi masing-masing selalu menggunakan chipset baru, dan itu juga sebenarnya yang dibutuhkan oleh smartwatch Wear OS.

Sumber: Wareable.

Menguak Perbedaan Chipset Snapdragon 636 vs Snapdragon 625

Setiap orang tentu punya kebutuhan akan smartphone yang berbeda-beda. Namun menurut saya, smartphone di kelas menengah ialah pilihan yang paling ideal dan nyaman digunakan untuk memenuhi beragam kebutuhan ber-smartphone penggunanya.

Salah satu yang memegang peranan sangat penting dalam sebuah smartphone adalah system-on-chip (SoC) atau chipset. Ternyata sebagian besar smartphone Android kelas menengah tahun 2017, ditenagai chipset Snapdragon 625 – mobile platform besutan Qualcomm.

Berikut beberapa smartphone yang mengandalkan chipset Snapdragon 625 di Indonesia:

  • Asus Zenfone 3
  • Asus Zenfone Zoom S
  • Asus Zenfone 4 Selfie Pro
  • BlackBerry Keyone
  • Motorola Moto G5S
  • Motorola Moto Z Play
  • Xiaomi Mi A1
  • Xiaomi Redmi Note 4
  • Xiaomi Redmi 5 Plus

Tahun 2018 – Eranya Snapdragon 636

menguak-perbedaan-chipset-snapdragon-636-vs-snapdragon-625-4
Foto: qualcomm.com

Pada high-tier Snapdragon 600 series, Qualcomm merilis chipset dalam dua kategori yakni seri performance dan efficiency. Snapdragon 625 termasuk dalam seri efficiency.

Meski masih cukup populer hingga sekarang, tetapi sebenarnya Snapdragon 625 sudah cukup berumur. Chipset ini pertama kali diperkenalkan pada Februari 2016 dan Qualcomm telah mengumumkan Snapdragon 626 sebagai penerus Snapdragon 625 pada Oktober 2016.

Kemudian pada Mei 2017, Qualcomm meluncurkan penerus Snapdragon 626 yakni Snapdragon 630. Puncaknya Qualcomm merilis Snapdragon 636 sebagai penerus 630 pada Oktober 2017, membawa sejumlah kapabilitas chipset premium-tier Snapdragon 800 series ke Snapdragon 600 series.

Dua smartphone yang diotaki Snapdragon 636 di Indonesia adalah Xiaomi Redmi Note 5 dan Asus Zenfone Max Pro M1. Lalu, apa saja perbedaan SoC Snapdragon 625 dan Snapdragon 636?

Arsitektur CPU Kryo 260

menguak-perbedaan-chipset-snapdragon-636-vs-snapdragon-625-5
Foto: qualcomm.com

Keduanya telah menggunakan pabrikasi 14 nm dan sama-sama mengusung prosesor dengan 8 inti pemrosesan (octa core) 64 bit. Bedanya, Snapdragon 636 memiliki basis arsitektur core Kyro 260 dengan konfigurasi big.LITTLE.

Empat core Cortex-A73 untuk performance atau tugas berat dan empat core Cortex-A53 untuk efficiency atau tugas sehari-hari yang tak butuh banyak tenaga, dengan clock hingga 1.8GHz.

Sedangkan pada Snapdragon 625, Qualcomm merancang SoC ini dengan octa-core Cortex A53 yang bisa bekerja dengan kecepatan maksimum yang sama hingga 2.0 GHz.

Clock lebih tinggi, belum tentu menyuguhkan kinerja lebih cepat. Berkat arsitektur CPU custom Kryo membuat performa Snapdragon 636 secara keseluruhan jauh lebih gesit, tapi tetap lebih hemat baterai dibandingkan Snapdragon 625.

Selain itu, pengolah GPU Adreno 509 pada Snapdragon 636 juga lebih kuat dibanding Adreno 506 pada Snapdragon 625. Dampaknya berasa saat kita melakukan aktivitas bermain game dan browsing.

Image Sensor Processor dan Modem

menguak-perbedaan-chipset-snapdragon-636-vs-snapdragon-625-1
Foto: qualcomm.com

Selain tipe sensor, bukaan lensa, dan ukuran piksel, ada lagi yang tak kalah penting yang menentukan kualitas foto yakni image sensor processor (ISP). Di Snapdragon 636, Qualcomm membawa ISP Spectra 160 14-bit yang ada di premium-tier Snapdragon 800 series.

Kemampuan fotografi smartphone bertenaga Snapdragon 636 pun meningkat dibanding Snapdragon 625. Mampu menangkap fokus lebih cepat, zoom yang lebih halus, warna yang lebih kaya, dan hasil foto di low light yang lebih baik.

menguak-perbedaan-chipset-snapdragon-636-vs-snapdragon-625-2
Foto: qualcomm.com

Kemudian modem internet Snapdragon 636 sudah menggunakan versi X12, membawa capabilitas LTE Cat 12 hingga 600 Mbps (downlink) dan LTE Cat 13 hingga 150 Mbps (uplink).

Sedangkan Snapdragon 625 menggunakan modem LTE versi X9 dengan capabilitas LTE Cat 7 hingga 300 Mbps (downlink) dan LTE Cat 13 hingga 150 Mbps (uplink).

Satu lagi, Snapdragon 636 mendukung Quick Charge 4, sedangkan Snapdragon 625 sebatas Quick Charge 3.0. Di mana baterainya bisa terisi sebanyak 50 persen dari kondisi kosong hanya dalam waktu 15 menit.

Sebagai catatan, semua yang ditawarkan oleh Qualcomm melalui chipsetnya belum tentu diterapkan semuanya – kembali lagi tergantung pabrikan ponsel.

Qualcomm Kembangkan Chipset Khusus untuk Perangkat IoT yang Mengemas Kamera

Kalau Anda melihat perkembangan perangkat smart home terkini, kamera rupanya memegang peranan penting di mayoritas perangkat. Entah itu vacuum cleaner atau oven, hampir semuanya mengandalkan kamera agar bisa menerapkan fitur-fitur pintarnya, dan saya sama sekali belum menyinggung soal kamera pengawas, yang terus bertambah canggih berkat integrasi AI.

Guna menggenjot perkembangan perangkat-perangkat ini ke depannya, Qualcomm telah menyiapkan lini chipset khusus yang mereka namai Vision Intelligence Platform. Qualcomm bilang bahwa SoC (system-on-chip) yang tergabung dalam lini ini dibuat secara spesifik untuk ekosistem IoT (Internet of Things), bukan sebatas chipset Snapdragon yang dimodifikasi.

Sejauh ini sudah ada dua model chip yang Qualcomm tawarkan kepada produsen: QCS605 dan QCS603. Keduanya sama-sama mengandalkan fabrikasi 10 nm, serta dibekali integrasi teknologi computer vision maupun pengolahan machine learning secara lokal, alias tidak bergantung pada jaringan cloud.

Kendati demikian, ini bukan berarti perangkat yang menggunakan chip ini jadi tidak memerlukan koneksi internet. Qualcomm bilang bahwa chipset-nya sendiri yang akan menentukan kapan harus meminta bantuan cloud, dan kapan harus memroses informasinya secara mandiri, sehingga pada akhirnya perangkat bisa memiliki kinerja yang lebih cepat.

Qualcomm Vision Intelligence Platform

Qualcomm memberikan contoh skenario sebuah kamera pengawas yang ditenagai salah satu dari chipset ini. Kamera tersebut dapat membedakan antatraseorang anak yang terkunci di luar dari seorang pencuri, lalu bertindak sesuai kondisi; kalau yang dideteksi adalah anak sang pemilik rumah, maka kamera bakal menginstruksikan perangkat smart lock untuk membukakan pintu, tapi kalau ternyata yang didedeteksi maling, kamera bakal membunyikan alarm.

Qualcomm sendiri melihat potensi chipset ini pada perangkat seperti kamera pengawas, kamera 360 derajat, robot maupun action cam, mengingat chipset mendukung perekaman dalam resolusi 4K. Qualcomm juga sudah menyiapkan referensi desain kamera 360 derajat berbasis chipset QCS605, sedangkan yang berbasis QCS603 bakal menyusul dalam bentuk referensi desain kamera pengawas kelas komersial.

Sumber: Qualcomm.

Snapdragon 700 Hadirkan Kemampuan Seri 800 untuk Perangkat yang Lebih Terjangkau

Hari ini, di ajang Mobile World Congress di Barcelona, ​​Qualcomm mengumumkan chipset barunya Snapdragon 700, seri baru yang dirancang untuk menjawab ekspektasi publik akan pengalaman mobile tingkat tinggi, menghadirkan fitur dan kinerja yang sebelumnya hanya tersedia di Snapdragon 800 Mobile Platform Series.

Qualcomm merancang seri chipset baru ini untuk duduk di antara seri 600 dan 800 di level teratas. Selain mencakup kapabilitas seri di atasnya, Snapdragon 700 juga akan menghadirkan fitur-fitur yang mencakup kecerdasan buatan (AI), peningkatan kinerja komponen kamera dan performa perangkat secara keseluruhan ke ponsel yang lebih terjangkau.

Perusahaan menjanjikan perbaikan pada kamera, performa, daya tahan baterai, dan konektivitas. Seri Snapdragon 700 akan “memulai debut arsitektur baru” untuk ISP Spectra, CPU Kryo, dan GPU Adreno.

Arsitektur baru di bawah Snapdragon 700 ini menawarkan komputasi heterogen melalui kombinasi Prosesor Vektor Hexagon, subsistem Pengolahan Visual Adreno, dan CPU Kryo. Khusus untuk membawa kemampuan AI ke berbagai perangkat mobile terjangkau di masa depan, seri Snapdragon 700 menggunakan mesin Qualcomm AI multi-core. Ada juga dukungan untuk LTE, standar Wi-Fi yang lebih baru, dan Bluetooth v5.

Untuk hasil gambar yang disempurnakan, seri Snapdragon 700 menggunakan ISP Qualcomm Spectra. Mereka juga mengklaim bahwa pengembangan baru ini akan menambahkan “fitur kamera kelas profesional” ke perangkat yang terjangkau di masa depan. Selain itu, seri SoC yang baru juga akan membawa Qualcomm Quick Charge 4+ untuk mendapatkan tambahan tenaga sebanyak 50 persen hanya dalam waktu 15 menit pengisian ulang. 

Qualcomm belum memberikan rincian pabrikan perangkat yang akan mengadopsi chipset terbarunya ini. Namun produk sampel untuk komersial dijadwalkan debut pada paruh pertama tahun 2018 ini.

Sumber berita Qualcomm dan Theverge.