Call of Duty akan Kedatangan Rambo dan Die Hard di Event Terbarunya

Berbicara soal crossover tentu tidak lepas dari game-game yang berkolaborasi untuk membawa karakter dari game lain, animasi, atau bahkan film layar lebar. Activision juga kelihatannya juga tidak ingin ketinggalan tren tersebut dengan akhirnya membawa 2 ikon film aksi tahun 80-an ke dalam Call of Duty.

Lewat event terbarunya yang bertajuk “80’s Action Heroes”, Activision menghadirkan karakter John James Rambo dan juga John McClane dari film Die Hard ke dalam game-game Call of Duty mereka. Activision tidak hanya akan memasukkan ke salah satu game-nya saja. Namun 2 karakter itu akan muncul di 3 game Call of Duty milik Activision sekaligus, yaitu Call of Duty: Black Ops Cold War, Call of Duty: Warzone, dan juga Call of Duty: Mobile.

Event spesial ini akan diadakan dalam waktu terbatas saja yang akan diadakan mulai 20 Mei hingga 18 Juni mendatang. Ada banyak hal yang bisa dinikmati oleh para pemain di masing-masing game Call of Duty pada event spesial ini.

Pada Call of Duty: Cold War dan Warzone yang akan memilki bundel operator baru yaitu Rambo dan Die Hard, pemain bisa mendapatkan skin karakter Rambo dan juga John McClane ditambah dengan skin senjata dan item-item lain yang ikonik dengan karakter-karakter tersebut.

Call of Duty: Warzone juga akan kedatangan tiga map eksklusif baru yang terinspirasi langsung dari film Rambo dan juga Die Hard. Yang pertama adalah Survival Camp dan juga CIA Outpost yang merupakan lokasi-lokasi yang ada di film Rambo. Dan yang ketiga dan mungkin jadi yang terbaik yaitu kehadiran Nakatomi Plaza yang merupakan lokasi utama dari film Die Hard.

Hal-hal baru yang disediakan Activision selama event 80’s Action Heroes ini (sumber image: Call of Duty)

Sedangkan untuk Call of Duty: Mobile akan mendapatkan mode multiplayer terbatas baru yang diberi nama “Guns Blazing”. Dalam mode ini para pemain akan berkesempatan berubah menjadi Rambo dan McClane yang akan menggunakan senjata dual-wielded Choppers.

Di luar update menarik tadi, Activision masih menyuntikkan segudang hal menarik lain di event 80’s Action Heroes ini mulai dari senjata baru, mode zombi baru, hingga medali dan hadiah baru khusus yang bisa didapatkan para pemain selama event ini berlangsung.

Game Strategi Call of Duty: Global Operations Siap Meluncur ke Android

Seri Call of Duty identik dengan game first-person shooter, tapi siapa yang menyangka franchise milik Activision itu bisa disulap menjadi game strategi di platform mobile. Yang terbaru, Activision menyerahkan pengembangan game strategi Call of Duty kepada Elex Wireless, developer game Clash of Kings yang cukup populer.

Di tangan Elex, lahirlah Call of Duty: Global Operations, yang saat ini sedang dalam masa soft launching untuk platform Android. Kalau melihat screenshot-nya, grafiknya jauh lebih bagus daripada Call of Duty: Heroes yang juga ber-genre strategi – wajar mengingat Heroes dirilis di tahun 2014.

Berhubung ini game strategi, gameplay pun disajikan dari tampilan bird’s eye. Global Operations juga mengusung elemen MMO; pemain memegang peran sebagai jenderal, bertugas membangun pasukan, merekrut komandan veteran seperti Captain Price, Ghost, Soap (karakter-karakter populer dari franchise CoD), dan membentuk aliansi dengan pemain lain.

Call of Duty: Global Operations

Mode multiplayer tentu tersedia, baik co-op maupun PvP (player versus player). Kendati demikian, pemain juga dipersilakan bersantai menikmati single-player campaign. Global Operations semestinya bisa membawa angin segar bagi para penggemar CoD yang sedang bosan dengan genre shooter, tapi di saat yang sama masih tertarik dengan kelanjutan dari franchise ini.

Untuk sekarang, Call of Duty: Global Operations baru tersedia di Filipina dan Australia. Peluncuran globalnya masih belum diketahui. Semoga saja nasibnya tidak seperti Call of Duty: Siege, game strategi yang tidak jadi dirilis pasca soft launching-nya pada Oktober 2016.

Sumber: VentureBeat.

Application Information Will Show Up Here

ZEN Rooms Perkenalkan Fitur Bayar di Hotel

Marketplace hotel budget ZEN Rooms mengumumkan inovasi yang diprediksi akan mengubah cara masyarakat dalam memesan kamar hotel yang memungkinkan siapa saja bisa memesan kamar tanpa harus memiliki kartu kredit atau sejenisnya. Fitur ini diperkenalkan dengan nama Pay-at-hotel. Pengguna hanya perlu melakukan konfirmasi dengan memberikan nomor telepon valid untuk memesan di situs resmi ZEN Rooms. Dalam rilisnya, ZEN Rooms juga akan terus menyempurnakan fitur Pay-at-hotel ini dengan sejumlah metode pembayaran lain, seperti kartu kredit dan transfer bank.

Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam mewujudkan fitur ini adalah masih tingginya masyarakat yang belum memiliki atau terjangkau layanan perbankan. Disebut kurang lebih tiga perempat masyarakat di Asia Tenggara masih belum tersentuh layanan perbankan. Di sisi lain pembayaran hotel yang kebanyakan terjadi saat berada di hotel menjadi alasan lain ZEN Rooms akhirnya meluncurkan fitur ini.

Co-CEO ZEN Rooms Nathan Boublil dalam keterangannya menyebutkan:

“Kami sangat senang akhirnya mengumumkan fitur Pay-at-hotel ini. Hal ini tentu saja menghilangkan hambatan yang signifikan untuk travel  di Asia Tenggara. Kami mendirikan ZEN pada tahun 2015 untuk mengubah keramahan di wilayah ini menjadi lebih baik dengan pendekatan customer sentra dan ini merupakan salah satu langkah maju yang penting untuk memungkinkan lebih anak orang melakukan perjalanan keliling wilayah, sesuai dengan moto dan misi kami Travel More, Pay Less.”

Nathan juga menjelaskan, sejak diperkenalkan di kuartal pertama tahun ini, pihaknya mendapatkan peningkatan booking sebesar 100%. Sebuah angka yang di atas ekspektasi. Ini yang tampaknya membuat ZEN Rooms percaya fitur ini memang dinantikan oleh masyarakat di Asia Tenggara.

Di awal tahun ini ZEN Rooms menegaskan bahwa mereka menyasar pengguna di generasi millennial dan fitur Pay-at-hotel ini termasuk serangkaian strategi ZEN Rooms untuk bisa lebih banyak mendapatkan pengguna di kalangan tersebut.

Application Information Will Show Up Here

aCommerce Melakukan Ekspansi ke Bandung dan Surabaya

Bersamaan dengan makin dibutuhkannya layanan logistik bagi para pemegang brand dan industri e-commerce di Indonesia, pada kuartal pertama tahun ini aCommerce Indonesia mencoba mendorong percepatan bisnis dengan melakukan ekspansi. Bandung dan Surabaya menjadi dua kota yang kini mulai dijajaki. Di dua kota tersebut aCommerce telah menyiapkan warehouse seluas 150 meter persegi. Warehouse aCommerce Bandung berlokasi di Ujung Berung, sedangkan di Surabaya berlokasi di Kabupaten Sidoarjo.

Kedua warehouse aCommerce tersebut akan berperan sebagai cross docking atau in-transit distribution hub. Dengan kapasitas hingga 1.500 meter persegi kehadiran dua ruang logistik ini akan memberikan dampak berarti bagi operasional aCommerce. Ke depan kedua hub ini akan dipersiapkan menjadi fulfillment center yang dapat mendukung kebutuhan transaksi e-commerce yang lebih efisien.

Sebagai salah satu landasan penentu, pembukaan hub di kedua kota dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan pengiriman terintegrasi aCommerce dengan metode pembayaran Cash on Delivery (COD). Metode ini saat ini dinilai efektif, di saat masyarakat secara umum baru beradaptasi dengan jual-beli online. CEO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro meyakini bahwa COD masih akan terus meluas pemanfaatannya dalam beberapa tahun mendatang.

“Sistem COD akan tetap menjadi pilihan metode pembayaran yang utama dalam beberapa tahun ke depan, selain terkait dengan penetrasi kartu kredit yang masih rendah, hal ini juga sebagai salah satu upaya mengeliminasi permasalahan kepercayaan konsumen di Indonesia. Alasan lain COD akan masih berkembang dan digunakan secara luas adalah dengan beralihnya target market yang akan lebih banyak ke c-class customer,” ujar Hadi.

Ebenezer Bonatua selaku Head of Transportation and Distribution aCommerce Indonesia menyampaikan bahwa kehadiran hub di dua kota besar ini diharapkan bisa sepenuhnya melakukan kontrol atas proses COD, sehingga meningkatkan load time delivery, service reability dan mempercepat proses rekonsiliasi.

Bandung dan Surabaya dikatakan akan menjadi batu loncatan pertama, karena ke depan secara bertahap aCommerce telah berkomitmen untuk mengembangkan jangkauan di beberapa kota tier-2 di antaranya Yogyakarta, Medan, Makassar, Semarang, Tangerang, Denpasar, Manado, Lampung dan Palembang. Di sisi lain peningkatan infrastruktur dan platform teknologi juga akan masih menjadi fokus aCommerce.

Welcoming Facebook’s Payment Gateway

The online culture has mushroomed to every sector in Indonesia, and one of those sectors that trigger such stream is the social media. Facebook started everything. It exposed Indonesians to technology, to online lifestyle. Continue reading Welcoming Facebook’s Payment Gateway

Corruption of the Passport Issuance’s Payment Gateway

Electronic payment was initially made to offer an alternative to the complicated and time-consuming traditional methods. Hence, Vice Minister of Law and Human Rights Denny Indrayana offered an online system called the online gateway to be implemented in the e-passport issuance back in June 2014. Unfortunately, the project didn’t end good, as it was suspected of bringing up to Rp 32 billion of damage to the country’s balance. Continue reading Corruption of the Passport Issuance’s Payment Gateway

Toko Online Lee Cooper Indonesia Implementasikan Metode Pembayaran Cash on Delivery

Layanan e-commerce Lee Cooper yang beberapa bulan lalu diresmikan, kini dikabarkan siap mengimplementasikan metode cash on delivery (COD) untuk wilayah Jabodetabek. Cakupan wilayah tersebut nampaknya akan turut meluas seiring ekspansi yang dijalankan Vela Asia selakue-commerce enabler yang menjadi mitra Lee Cooper Indonesia.

Keputusan untuk turut terjun ke ranah digital yang dipilih Lee Cooper untuk melebarkan bisnisnya direspon cukup positif. Mengingat produk mereka menyasar segmen pemuda Indonesia yang akrab dengan teknologi. Berkat bantuan e-commerce enabler Vela Asia, kini Lee Cooper melayani metode pembayaran di mana pelanggan bisa melakukan pembayaran pada saat pesanan diterima, atau biasa disebut COD.

Meski belum diperkenalkan secara resmi, kedua belah pihak Lee Cooper dan Vela Asia mengkonfirmasi langsung pada tim DailySocial bahwa laporan tersebut benar adanya. Saat ini metode tersebut sedang diujicobakan untuk wilayah Jabodetabek.

Prosedur COD yang harus ditempuh setelah pelanggan memilih metode pembayaran ialah pihakcustomer service Lee Cooper Indonesia akan menghubungi mereka untuk melakukan konfirmasi pesanan dan alamat tujuan. Pelanggan juga diberikan kesempatan untuk melakukan konfirmasi lebih dulu.

Dari laporan yang kami terima, batasan terendah dari nominal untuk menggunakan metode COD sebesar Rp 200 ribu. Sementara maksimal pembelian menggunakan metode ini sebesar Rp 5 juta. Perlu diberi catatan bahwa barang pesanan tidak dapat dibuka atau dicoba sebelum proses pembayaran terselesaikan.

Kedua belah pihak belum menjelaskan lebih rinci mengenai perhitungan biaya tambahan yang dikenakan oleh pelanggan jika ingin menggunakan metode pembayaran COD.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Jayon Express: 30% of Indonesian E-Commerce Consumers Prefer COD

It seems that Indonesians are still accustomed to Cash-on-Delivery (COD) payment method a lot. Jayon Express delivery service provider claimed that 1 of 3 customers using its services prefer the payment to be done via COD. The ratio is even higher than last year, when 1 out of 5 customers prefer the COD payment system. Continue reading Jayon Express: 30% of Indonesian E-Commerce Consumers Prefer COD

Data Jayon Express Ungkap 30% Konsumen Layanan E-Commerce di Indonesia Pilih Cash-on-Delivery

shutterstock_197117264

Cash-on-Delivery (COD) atau pembayaran secara tunai ketika barang yang dipesan sampai ke tangan pembeli ternyata belum akan ditinggalkan di Indonesia. Jayon Express yang menyediakan layanan pengiriman untuk penjual e-commerce mengungkapkan bahwa di antara pengiriman barang yang melalui sistemnya, 1 dari 3 pembeli lebih memilih sistem COD. Rasio tersebut justru lebih besar jika dibandingkan satu tahun lalu, ketika 1 dari 5 pembeli memilih sistem ini.

Continue reading Data Jayon Express Ungkap 30% Konsumen Layanan E-Commerce di Indonesia Pilih Cash-on-Delivery

Rakuten Offers Cash on Delivery (COD) Option

If you’re hear “e-commerce website”, the first thing that cross your mind will be everything electronic. Payment method is usually by credit card or debit card using Internet banking. Even so, most of Indonesian people by nature has less faith towards online shopping. Rakuten Belanja Online (RBO) offers other alternative, Cash On Delivery (COD) that enables customers to pay AFTER the goods is delivered, not before.

This method is at the moment available for Jakarta area and yet to be applied by all merchants, we haven’t find out what mechanisme needed for merchant to use this method as well. Unlike regular transaction where delivery is done by each merchants, COD delivery will be done by Rakuten themselves. Rakuten will collect goods from merchant and deliver them to buyer.

Continue reading Rakuten Offers Cash on Delivery (COD) Option