Riset: Adopsi Kripto Tumbuh Subur di Indonesia

Adopsi aset kripto di Indonesia diyakini akan terus tumbuh hingga 10 tahun ke depan. Sebuah riset terbaru dari Chainalysis merilis indeks yang mengukur adopsi kripto global di tahun 2022, hasilnya Indonesia berada di urutan ke-20.

Chainalysis menyebutkan dalam Indeks Adopsi Kripto Global 2022, Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang berpenghasilan menengah ke bawah yang memiliki pertumbuhan adopsi kripto yang tinggi. Meskipun, Indonesia kalah dengan Vietnam yang menduduki nomor satu.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda melihat masuknya Indonesia dalam daftar Indeks Adopsi Kripto Global 2022 versi Chainalysis cukup membanggakan. Pasalnya dalam laporan yang sama tahun lalu, Indonesia belum masuk ke posisi 20 negara teratas.

“Laporan ini cukup membuktikan bahwa pertumbuhan aset kripto di Indonesia itu masih terus berjalan dalam hal baik, meski market sedang lesu. Adopsi kripto yang tinggi ini didorong oleh penetrasi teknologi lebih luas dan edukasi investasi yang terus dilakukan, bersamaan regulasi yang aman melindungi konsumen,” kata pria yang akrab disapa manda.

Acara “Web3 Community Meetup 2022” di T-Hub by Tokocrypto Bali pada 26 Agustus 2022 / Tokocrypto.
Acara “Web3 Community Meetup 2022” di T-Hub by Tokocrypto Bali pada 26 Agustus 2022 / Tokocrypto.

Adopsi Web3 dan Blockchain

Menurut Manda adopsi kripto di Indonesia sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu, walaupun dalam masa crypto winter. Aspek nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia memang cenderung menurun, khususnya sejak awal tahun 2022.

Misalnya, pada Juni 2022, nilai transaksi kripto tercatat hanya Rp 20 triliun, turun 65,5% turun dibanding periode Juni 2021 sebesar Rp 58,06 triliun. Penurunan disebabkan oleh kondisi situasi makroekonomi dan inflasi yang yang tinggi di beberapa negara.

Manda menjelaskan mungkin saat ini terlihat investor telah menjauh dari aset kripto yang lebih tradisional seperti Bitcoin mengingat berarish market, mereka mulai beralih ke aset yang dibangun dengan project utilitas yang menarik di dunia Web3, metaverse dan unsur teknologi blockchain lainnya yang membuatnya lebih mudah diakses.

“Adopsi di Indonesia didorong oleh aset kripto yang lebih tradisional yang ditawarkan melalui exchange dan platform teknologi keuangan. Namun, di sisi lain, instrumen kripto tradisional kini kurang diminati, saat ini pertumbuhan yang tinggi ada di project kripto berbasis Web3 yang di mana banyak beralih ke aplikasi, seperti NFT dan game,” jelas Manda.

Masyarakat Tertarik Web3

Lebih lanjut, Manda mengungkap perkembangan industri blockchain, khususnya Web3 di Indonesia, kini sudah jauh lebih baik dan dikenal lebih luas oleh masyarakat. Web3 sudah menjelma menjadi sebuah lahan baru yang memiliki potensi pengembangan dan keuntungan lebih besar, karena bicara terkait teknologi masa depan dengan konsep yang hampir sama dengan internet.

Terlepas dari peringkat adopsi, laporan Chainalysis juga menunjukkan meskipun adopsi kripto lebih lambat di tengah bear market, tapi masih lebih tinggi dari periode sebelum bull run pada tahun 2020.

“Kami yakin aset kripto, Web3 dan segala hal lainnya di dunia blockchain akan melihat adopsi yang cukup tinggi dan meluas dalam 10 tahun ke depan. Untuk memacu adopsi, pengalaman pengguna harus ditingkatkan. Keamanan juga penting, misalnya pemain kripto harus berlisensi dan bersertifikat. Kemudian, edukasi tentang manfaat dan kegunaan dari teknologi yang dikembangkan untuk meraih tingkat kepercayaan yang tinggi di masyarakat,” pungkas manda.

Tokocrypto Rumahkan 20% Karyawan

Tokocrypto mengatakan telah melakukan PHK terhadap 20% dari total pegawainya atau 45 orang dari total 227 karyawan. Menurut juru bicara perusahaan, langah ini diambil sebagai bentuk adaptasi atas kondisi pasar kripto dan ekonomi global, yang mengharuskan Tokocrypto melakukan penyesuaian strategi bisnis.

Sejak debut di tahun 2018 sebagai platform crypto exchange, penggunaan layanan Tokocrypto diklaim meningkat, dilihat dari sisi jumlah pengguna dan volume perdagangan yang ada di platformnya. Pun demikian di sisi bisnis, ada tren pertumbuhan revenue positif yang berhasil dibukukan perusahaan.

Untuk mengakselerasi bisnisnya, tahun 2020 lalu mereka juga mendapatkan dukungan pendanaan dari perusahaan kripto global Binance.

Di tengah dinamika global yang terjadi terhadap sektor kripto, akhirnya manajemen memilik untuk melakukan efisiensi dan mengatur kembali fokus bisnis. Ini didasarkan pada prediksi dan analisis yang dilakukan dengan menempatkan variabel internal dan eksternal.

Dikutip Tirto, pihak Tokocrypto mengatakan, “Tokocrypto telah menjadi bagian dari pertumbuhan dan perkembangan ekosistem industri kripto, karena itu harus mampu beradaptasi cepat dengan perubahan. Langkah internal yang diambil adalah mentransfer beberapa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan TokoMall, penyesuaian jumlah karyawan sekitar 20% dari 227 karyawan dengan pertimbangan perubahan fokus bisnis, serta memberikan rekomendasi karyawan kepada perusahaan-perusahaan web3 dan blockchain yang selama ini telah menjadi partner kami.”

Miliki ekosistem yang lengkap

Ekosistem layanan Tokocrypto di luar exchange

Tidak dimungkiri, sepak terjang Tokocrypto di dunia blockchain dan web3 lokal cukup signifikan. Selain sebagai exchange, mereka juga memiliki sejumlah platform pendukung yang ditujukan untuk membangun ekosistem.

Bersama dengan investornya, yakni Binance, mereka memperkenalkan token TKO yang diutilisasi untuk CeFi, DeFi, dan NFT. Saat ini TKO menjadi salah satu token lokal yang paling banyak diperdagangkan di buCrsa dengan kapitalisasi pasar [dinamis] saat ini melebihi 400 miliar Rupiah.

Mereka juga punya TokoMall sebagai sebuah marketplace NFT lokal. Tidak hanya itu, untuk mengembangkan ekosistem web3 program akselerator TokoLaunchpad juga dijalankan. Bahkan Tokocrypto juga berinvestasi ke sejumlah portofolionya.

Saat ini pasar kripto memang tengah mengalami dinamika yang cukup kencang. Di lokal pun juga terasa, termasuk salah satunya regulator (Bappebti) yang tengah melakukan moratorium perizinan terhadap exchange baru. Akibatnya, sejumlah platform yang tidak terdaftar seperti Binance, Crypto.com, Coinbase dll situsnya mendapatkan pemblokiran dari Kominfo.

Dalam waktu dekat, Kementerian Perdagangan juga berencana mengeluarkan beleid baru terkait pengelolaan crypto exchange di Indonesia. Pemerintah berkaca pada kasus yang ada di pasar global, termasuk isu yang baru-baru ini menimpa Zipmex.

Application Information Will Show Up Here

Potensi dan Tantangan Game Blockchain di Indonesia

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Newzoo dengan Crypto.com, sebanyak 40% gamers di Amerika Serikat, Inggris, dan Indonesia tertarik dengan game blockchain dan berencana untuk mencobanya di tahun ini. Namun, hanya 5% gamers yang mengaku sangat tertarik dengan game blockchain.

Sementara 35% gamers lainnya mengatakan, mereka hanya cukup tertarik saja. Tapi, hal ini tidak menyurutkan semangat sejumlah developer game Indonesia untuk mengembangkan game blockchain.

Keadaan Industri Game di Indonesia

Pada 2018, total pemasukan industri game di Indonesia mencapai US$1,1 miliar, berdasarkan data dari Newzoo. Sementara pada tahun lalu, total spending gamers Indonesia mencapai US$1,9 miliar.

Hal ini menunjukkan besarnya potensi industri game di Indonesia. Sayangnya, dari total belanja gamers Indonesia, developer lokal hanya mendapatkan US$7 juta, ungkap Arief Widhiyasa, Chairman dari Agate pada GamesBeat.

Pemerintah Indonesia sendiri menunjukkan minat untuk mengembangkan ekonomi digital di Tanah Air, termasuk di ranah game.

Sejauh ini, Indonesia bahkan telah berhasil menelurkan 14 unicorns, yaitu startup yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar. Hal itu berarti, 38% dari total unicorn di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Hanya saja, tidak ada satu pun unicorn itu yang berasal dari industri game.

Perbandingan ekosistem game di Indonesia dan negara-negara Asia lain.
Perbandingan ekosistem game di Indonesia dan negara-negara Asia lain.

Padahal, jika sukses, perusahaan game juga bisa memberikan kontribusi besar ke ekonomi sebuah negara. Contohnya, Supercell dari Finlandia. Pemerintah Finlandia pernah memberikan pinjaman sebesar US$400 ribu pada Supercell. Dan pada 2018, Supercell membayar pajak sebesar US$122 juta dalam setahun setelah sukses dengan Clash of Clans.

Secara total, industri game Finlandia memiliki total pemasukan sebesar US$3 miliar dan mempekerjakan sekitar 3,6 ribu orang. Sebagai perbandingan, di Indonesia, hanya ada lebih dari 25 perusahaan game yang mempekerjakan lebih dari 2 ribu staff.

Potensi Game Blockchain di Indonesia

Popularitas cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum membuat masyarakat luas semakin kenal dengan blockchain. Dan sekarang, perusahaan game Indonesia tampaknya ingin menggunakan teknologi blockchain untuk mendisrupsi industri game lokal.

Setidaknya, begitulah yang diungkapkan oleh Ivan Chen, CEO dari Anantarupa, kreator dari Lokapala. Dia mengatakan, kebanyakan gamers lokal sudah memiliki cryptocurrency. Hal itu membuatnya optimistis, gamers di Indonesia akan memiliki pikiran yang terbuka untuk mencoba game blockchain.

“Di pasar lokal, saya tidak melihat adanya masalah,” kata Diana Paskarina, COO dan Co-founder dari Anantarupa, dikutip dari GamesBeat. “Saya rasa, orang-orang mengerti bahwa ketika Anda mendapatkan sesuatu di game tradisional, mereka tidak benar-benar memiliki items tersebut. Tapi, dengan blockchain dan NFT, Anda akan mendapatkan nilai lebih banyak dan masyarakat memahami itu.”

Lokalapa buatan Anantarupa. | Sumber: YouTube
Lokalapa buatan Anantarupa. | Sumber: YouTube

“Tren yang kami lihat di Asia Tenggara, orang-orang lebih mau untuk mencoba sesuatu yang baru,” kata Wei Zhou, CEO dari Coins.ph, bursa crypto di Filipina.

“Sebagian besar populasi di ASEAN masih muda dan kebanyakan dari mereka tidak memiliki rekening bank. Semua hal ini membentuk dinamika yang unik. Para developers akan muncul dari Asia Tenggara, yang menciptakan produk untuk konsumen Asia Tenggara. Di era Web2, kamilah yang menghabiskan uang untuk perusahaan-perusahaan game. Dengan Web3, saya mulai merasa bahwa transaksi ekonomi yang terjadi bersifat dua arah.”

Sementara itu, Yat Siu, Executive Chairman dari Animoca Brands, mengatakan, jika dibandingkan dengan gamers asal Amerika atau Eropa, gamers di Asia tidak terlihat memiliki kebencian yang amat sangat pada game blockchain. Faktanya, Axie Infinity bisa begitu populer di 2021 karena game tersebut dimainkan oleh banyak gamers asal Asia Tenggara, termasuk Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.

Pada saat yang sama, Siu melanjutkan, tidak bisa dipungkiri, ada banyak gamers yang sudah terlanjur tidak suka dengan game blockchain. Kekhawatiran mereka akan adanya game blockchain yang bertujuan untuk menipu pemainnya juga merupakan ketakutan yang nyata.

Tantangan di Industri Game Blockchain

Sebagai industri yang relatif baru, game blockchain menawarkan tantangan tersendiri untuk para perusahaan yang berkutat di dalamnya. Melalui blog-nya, Adam Ardisasmita, CEO Arsanesia dan VP dari Asosiasi Game Indonesia (AGI), mencoba untuk menjabarkan beberapa masalah yang ada pada game blockchain saat ini.

Baca selengkapnya di Hybrid.co.id: Potensi dan Tantangan Game Blockchain di Indonesia

Potensi Web3 Tingkatkan Ekonomi Digital Indonesia

Potensi teknologi Web3 telah melihat gelombang pertumbuhan yang besar selama dua tahun terakhir. Banyak startup blockchainyang fokus pada pengembangan proyek Web3, NFT, hingga kripto sebagai ide bisnisnya.

Menariknya, pembahasan Web3 menjadi topik utama dalam acara “Web3 Community Meetup 2022” yang diselenggarakan di T-Hub by Tokocrypto Bali. Salah satu yang menjadi pembicara dalam acara yang digelar pada 26 Agustus 2022 lalu itu adalah Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO), Teguh Kurniawan Harmanda.

Menurut pria yang akrab disapa Manda ini, melihat perkembangan Web3 di Indonesia masih relatif baru. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan untuk memaksimalkan potensi dari Web3 untuk pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

“Meskipun permintaan besar, pengembang Web3 kekurangan pasokan talenta. Konsep Web3 masih merupakan ide yang relatif baru dan dikenalkan sejak tahun 2014. Tidak terlalu banyak mata kuliah yang mengajarkan blockchain, apalagi materi tentang konsep di dalamnya. Ini hanyalah salah satu dari sedikit alasan yang mendorong kami untuk membuat ekosistem yang diarahkan untuk pengembangan talenta di Web3,” kata Manda.

Acara "Web3 Community Meetup 2022" di T-Hub by Tokocrypto Bali pada 26 Agustus 2022. Foto: Tokocrypto.
Acara “Web3 Community Meetup 2022” di T-Hub by Tokocrypto Bali pada 26 Agustus 2022. Foto: Tokocrypto.

Manda yakin Web3 bersama teknologi blockchain, kripto, hingga NFT memiliki prospek menciptakan nilai tambah lebih bagi masa depan ekonomi digital Indonesia. Terlebih, Indonesia merupakan negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan potensi valuasi nilai ekonomi digitalnya bisa mencapai Rp 4.531 triliun pada 2030.

“Salah satu langkah pertama dalam pengembangan Web3 adalah membangun ekosistem yang solid dari hulu ke hilir. Dari sisi pengembangan talenta, regulasi hingga menuju ke industri itu sendiri. Saat ini sudah banyak startup lokal yang fokus dalam pengembangan bisnis di Web3 dan blockchain,” jelasnya.

Exchange Kripto Sebagai Gateway Dunia Web3

Meskipun situasi market sedang lesu, potensi industri kripto dan blockchainmasih sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perusahaan besar yang mulai meramaikan industri blockchain, seperti yang dilakukan GoTo yang mengakuisisi salah satu Calon Pedagang Aset Kripto di Indonesia.

Secara terpisah, Manda melihat aksi korporasi tersebut menjadi salah satu bukti yang menunjukkan industri aset kripto di Indonesia, masih akan terus tumbuh dan memiliki peluang untuk pengembangan bisnis, serta membangun ekosistem yang lebih maju ke depannya.

“Saya meyakini ini bukan aksi korporasi terakhir, kita mungkin bisa saja melihat hal yang serupa di masa mendatang, di mana banyak perusahaan atau institusi masuk untuk mengembangkan bisnisnya di industri kripto maupun blockchainExchange kripto ini sebagai gateway atau pintu masuk untuk potensi pemanfaatan ekosistem blockchain, Web3, metaverse, NFT, dan lainnya.” tuturnya.

Ketua Umum ASPAKRINDO, Teguh Kurniawan Harmanda di acara Web3 Community Event, pada Jumat 26 Agustus 2022. Foto: Tokocrypto.
Ketua Umum ASPAKRINDO, Teguh Kurniawan Harmanda di acara Web3 Community Event, pada Jumat 26 Agustus 2022. Foto: Tokocrypto.

Potensi Industri Aset Kripto Indonesia

Industri aset kripto dalam negeri sendiri sejauh ini masih memiliki potensi cukup besar. Bappebti mencatat hingga Juli 2022, jumlah investor aset kripto sudah mencapai lebih 15,57 juta dengan nilai transaksi perdagangan di Indonesia tercatat sebesar Rp 232,4 triliun.

Industri aset kripto ini bisa menjadi tonggak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti, membuka lapangan pekerjaan baru, khususnya yang berkaitan dengan teknologi blockchain. Kemudian, sudah banyak masyarakat Indonesia yang terbantu pemulihan ekonominya dengan investasi aset kripto.

Keterbukaan pemerintah juga menjadi momentum baik untuk pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia. Indonesia menjadi negara yang memiliki regulasi cukup baik untuk mewadahi transaksi perdagangan kripto yang dianggap sebagai komoditi.

Disclosure: Artikel ini pertama kali dimuat dalam portal news Tokocrypto dengan judul yang sama. Pemuatan ini merupakan bagian dari kolaborasi media partner antara Tokocrypto dan DailySocial.id. Baca artikel aslinya di sini.

Application Information Will Show Up Here

Startup Pedagang Aset Kripto “Reku” Terima Pendanaan Seri A 163 Miliar Rupiah Dipimpin AC Ventures

Startup pedagang aset kripto Reku, rebrand dari Rekeningku, mengumumkan pendanaan seri A senilai $11 juta (lebih dari 163 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh AC Ventures, dengan partisipasi dari Coinbase Ventures dan Skystar Capital.

Reku akan memanfaatkan dana segar untuk menambah tim hingga menjadi 80 orang, meluncurkan inovasi baru untuk mengatasi masalah terbesar para investor kripto, baik trader berpengalaman dan pemula.

Dalam keterangan resmi, Co-founder & CEO Sumardi Fung menyampaikan, di tengah crypto winter ini permintaan lokal tetap tangguh. Masih banyak masalah yang dihadapi para pengguna, bahkan mata uang kripto ini adalah kelas aset yang rumit untuk dipahami. Untuk masuk ke dalamnya, orang Indonesia harus memiliki panduan dan kepercayaan yang cukup pada platform yang mereka gunakan pada tingkat dasar.

“Kami bertujuan untuk membantu mereka mencapai hal tersebut dengan Reku dan menawarkan mereka perlindungan semaksimal mungkin sebelum membiarkan mereka membeli dan menjual dengan murah dan aman di platform. Kepatuhan terhadap BAPPEBTI dan keamanan pengguna dimasukkan ke dalam setiap fitur dan pengalaman pengguna di Reku,” kata Sumardi, Kamis (15/9).

Pendiri dan Managing Partner AC Ventures Michael Soerijadji turut memberikan komentarnya. Dia bilang, “Kami sangat antusias untuk memimpin investasi ini ke Reku. Dengan pengalaman pengguna yang intuitif, biaya terendah di pasar, dan tim kepemimpinan yang hebat, kami yakin Reku akan memperkuat kepemimpinannya dalam industri mata uang kripto yang dinamis di Indonesia.”

Perjalanan Reku

Pada saat yang bersamaan, perusahaan juga mengumumkan bergabungnya Jesse Choi sebagai COO. Choi merupakan lulusan Universitas Columbia dengan jajaran pengalaman di perusahaan teknologi, seperti Bain & Company, Thumbtack, Playground Capital, Payfazz, AC Ventures (Entrepreneur-in-Residence), dan memperoleh gelar MBA dari Standford Graduate School of Business, sebelum resmi bergabung di Reku.

Choi menyampaikan, “Reku adalah perusahaan yang sangat menarik di ruang yang ia minati dan ketahui. Menurutnya, Sumardi dan tim benar-benar memahami semua mekanisme dalam menjalankan pertukaran — mereka telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam menyiapkan teknologi dan membangun produk tercepat, paling efisien, dan paling fleksibel di pasar hingga saat ini. Seraya kami memperluas tim, membangun produk baru, meningkatkan pemasaran, dan membawa perusahaan ke tingkat berikutnya, di situlah saya masuk.”

Reku sendiri sejatinya sudah berdiri sejak lima tahun lalu, tim mengaku telah diuntungkan dengan pengalaman seputar ekspansi dan resesi ekonomi. Kemudian, mendapatkan gambaran seperti apa perilaku investor kripto di Indonesia, baik selama masa bullish dan bearish. Pengalaman tersebut memungkinkan Sumardi dan timnya untuk membangun platform yang telah teruji hingga dapat dengan cepat meningkatkan dan menanggung sentimen pasar apapun.

Tim Reku sendiri berasal dari industri perdagangan berjangka dan memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun menangani instrumen keuangan yang kompleks. Sebelum merintis Reku, Sumardi, bersama CCO Robby bekerja di bidang perdagangan berjangka sejak 2005 hingga 2017.

Sumardi menyampaikan platform Reku dibangun sepenuhnya secara in-house dan terus disempurnakan dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan keamanan dan ketentuan maksimum. Menurutnya, filosofi Reku adalah keamanan dan keramahan pengguna yang maksimal dengan mempertahankan pasar yang sepenuhnya adil dan transparan, yang tidak selalu terjadi di platform lain.

“Karena sektor mata uang kripto masih berlangsung di sini, kami percaya bahwa penting bagi konsumen untuk mendapat perlindungan pada tingkat yang sama seperti mereka berada di sektor dan pasar yang lebih maju.”

Reku menawarkan biaya terendah untuk pengguna. Diklaim, perusahaan telah mencetak nilai transaksi bruto senilai $3 miliar pada 2021.

Lanskap crypto exchange di Indonesia

Dengan volatilitas yang tinggi, aset kripto nyatanya memiliki minat yang besar di Indonesia. Data Bappebti menunjukkan, per Juni 2022 jumlah investor kirpto mencapai 15,1 juta orang dengan nilai transaksi mencapai Rp212 triliun.

Namun demikian, di tengah perkembangan pesat industri investasi kripto, bulan lalu Bappebti mengumumkan penghentian penerbitan izin pendaftaran calon pedagang fisik aset kripto, tertuang dalam Surat Edaran Nomor 208/BAPPEBTI/SE/08/2022. Alasannya, terkait efektivitas pengawasan.

Sejauh ini, telah memberikan izin kepada 24 perusahaan, termasuk Reku. Berikut daftarnya:

1 PT Tumbuh Bersama Nano Nanovest
2 PT Kagum Teknologi Indonesia Ajaib
3 PT Aset Digital Berkat Tokocrypto
4 PT Aset Digital Indonesia Incrypto
5 PT Bumi Santosa Cemerlang Pluang
6 PT Cipta Koin Digital Koinku.id
7 PT Coinbit Digital Indonesia Coinbit.id
8 PT Galad Koin Indonesia Galad.id
9 PT Gudang Kripto Indonesia GudangKripto.id
10 PT Indodax Nasional Indonesia Indodax
11 PT Indonesia Digital Exchange Digital Exchange
12 PT Kripto Maksima Koin Kripto Maksima
13 PT Luno Indonesia LTD Luno
14 PT Mitra Kripto Sukses Kripto Sukses
15 PT Pantheras Teknologi Internasional Pantheras
16 PT Pedagang Aset Kripto Pedagang Aset Kripto
17 PT Pintu Kemana Saja Pintu
18 PT Rekeningku Dotcom Indonesia Reku
19 PT Tiga Inti Utama Triv
20 PT Triniti Investama Berkat Bitocto
21 PT Upbit Exchange Indonesia Upbit
22 PT Utama Aset Digital Indonesia Bittime
23 PT Ventura Koin Nusantara Vonix
24 PT Zipmex Exchange Indonesia Zipmex
Application Information Will Show Up Here

Nanovest Resmi Meluncur, Tawarkan Kemudahan Berinvestasi Saham AS dan Aset Kripto

Platform wealthtech Nanovest (PT Tumbuh Bersama Nano) resmi meluncur hari ini (24/8). Saat ini instrumen investasi yang disuguhkan adalah saham perusahaan Amerika Serikat dan aset kripto. Menargetkan kalangan pemula, aplikasi ini memungkinkan penggunanya berinvestasi mulai dari 5 ribu Rupiah.

Dalam kesempatan temu media di Bali, COO Nanovest Billy Suryajaya menerangkan bahwa pihaknya merasa perlu menciptakan ruang investasi aset digital yang aman, nyaman, dan mudah — sesuai dengan misi Nanovest. “Kami juga berkomitmen secara kontinu untuk melakukan rangkaian edukasi seputar benefit berinvestasi di Nanovest,” imbuhnya.

Sejak debut, aplikasi Nanovest telah diunduh sekitar 2,5 juta pengguna. Saat ini pengguna aktif (yang telah menyelesaikan proses KYC) juga telah mencapai lebih dari 600 ribu orang.

“PT Tumbuh Bersama Nano adalah perusahaan yang 100% kepemilikannya adalah perusahaan lokal dan berkantor di Sudirman, Jakarta Selatan. Secara struktural semua anggota direksi dan dewan komisaris perusahaan adalah orang Indonesia,” kata Billy.

Fitur Nanovest

Saat ini Nanovest juga telah berkolaborasi dengan pengembang aset kripto NanoByte Token (NBT). Token NBT diutilisasi dengan berbagai fitur dan bisnis afiliasi Nanovest. NBT sendiri dikembangkan oleh perusahaan berbadan hukum di British Virgin Islands.

Nanovest saat ini memiliki sejumlah fitur mendasar. Pertama ada NanoAvatar, memungkinkan pengguna untuk mengkreasikan sebuah avatar dengan ciri khasnya masing-masing. Kedua ada Nano+, sistem keanggotaan di Nanovest.

“Nano+ memberikan pengalaman yang istimewa bagi para pengguna Nanovest dan NBT Holder. Mendapatkan diskon spesial serta penawaran menarik lainnya di berbagai mitra yang bekerja sama seperti Ritz Carlton, Halodoc, Sayurbox, Yello Fit, dan masih banyak lagi,” jelas Billy.

Fitur ketiga adalah NanoRace, berisi serangkaian kompetisi seperti trading competition, referral program, dan buy-and-stake dengan total hadiah mencapai 20 miliar Rupiah. Kemudian ada juga NanoPlay, yaitu fitur gamifikasi yang ada di dalam aplikasi seperti check-in mission dan top-up mission.

Nanobid juga terdapat di aplikasi, merupakan fitur lelang pada periode waktu tertentu untuk sebuah item yang disediakan khusus oleh Nanovest. Ada juga Nanolympics, kompetisi trading bagi pengguna aplikasi. Dan terakhir NBT Staking, pemilik NBT bisa mengunci sejumlah token dalam jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan.

Kemitraan strategis dengan grup Sinarmas

Nanovest juga menggandeng sejumlah unit bisnis Sinarmas untuk menjadi bagian dalam proses bisnisnya. Pertama, mereka bekerja sama dengan perusahaan asuransi Sinarmas untuk memberikan proteksi lebih atas aset yang dimiliki investor.

Mereka juga bekerja sama dengan unit p2p lending Sinarmas, yakni Danamas. Pemilik NBT bisa memperoleh pinjaman dari Danamas dengan menjadikan token tersebut sebagai kolateral. Layanan ini sudah bisa digunakan per April 2022 lalu. Pengguna bisa mendapatkan limit pinjaman hingga 100 juta Rupiah.

Utilisasi NBT juga diterapkan bersama Sinarmas Land, memberikan kesempatan kepada pengguan untuk mendapatkan benefit berupa potongan harga saat membeli properti.

Namun demikian, ketika ditanya apakah Sinarmas merupakan shareholder utama dari Nanovest, Billy mengatakan untuk saat ini kemitraan yang ada baru bersifat sinergi strategis. Grup Sinarmas belum menjadi pemegang saham di Nanovest — ia pun enggan merinci detail siapa saja investor dari aplikasi wealthtech tersebut.

Proposisi nilai yang ditawarkan

Nanovest saat ini sudah terdaftar di BAPPEBTI. Mereka berupaya untuk menghadirkan sinergitas antara dunia web3 yang tengah dibangun dengan ekosistem web2 yang sudah ada. Utilisasi NBT ke berbagai platform digital menjadi salah satu realisasi tahap awalnya.

Tidak dimungkiri, Nanovest harus berhadapan dengan berbagai aplikasi investasi yang kian menjamur. Menyadari hal itu, beberapa hal coba ditonjolkan. Dimulai dari fitur e-KYC yang diklaim terbaik di kelasnya, karena bisa melakukan verifikasi dan validasi data pengguna saat onboarding kurang dari 1 menit saja.

Untuk investasi saham Amerika Serikat, Nanovest bekerja sama dengan Alpaca untuk mengakomodasi transaksi saham. Pemilihan instrumen investasi ini juga didasarkan riset pengguna. “Semua berjalan begitu saja, penentuan produk kami dasarkan kepada kebutuhan dari sisi pengguna. Kami berharap bisa menjadi aplikasi investasi yang lebih personal,” ujar Billy.

Sebelumnya Nanovest juga tergabung program Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator dan mendapatkan dukungan investasi dari Tokocrypto.

Application Information Will Show Up Here

Bappebti Tutup Pendaftaran Calon Pedagang Fisik Kripto

Bappebti mengumumkan penghentian penerbitan izin pendaftaran calon pedagang fisik aset kripto per 15 Agustus 2022. Pengumuman ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 208/BAPPEBTI/SE/08/2022.

Dalam surat tersebut, Bappebti beralasan langkah tersebut diambil karena pihaknya ingin mewujudkan kegiatan perdagangan pasar fisik aset kripto yang transparan, efektif, dan efisien dalam suasana persaingan yang sehat guna melindungi kepentingan semua pihak dalam perdagangan pasar fisik aset kripto.

“Serta, untuk meningkatkan efektifitas pengawasan Bappebti kepada calon Pedagang Fisik Aset Kripto dalam melakukan kegiatan perdagangan pasar fisik Aset Kripto maka perlu melakukan penghentian penerbitan tanda daftar sebagai calon Pedagang Fisik Aset Kripto,” ucap Plt. Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko.

Menurut Didid, penghentian penerbitan tanda terdaftar ini berlaku bagi pelaku aset fisik kripto yang bermaksud mengajukan izin berupa tanda daftar sebagai calon pedagang fisik aset kripto. “Penerbitan perizinan pendaftaran sebagai calon Pedagang Fisik Aset Kripto dihentikan dan Bappebti tidak menerima pengajuan permohonan sebagai calon Pedagang Fisik Aset Kripto.”

Ia juga menyebutkan surat edaran ini dapat diubah sewaktu-waktu dan ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Seperti diketahui, Bappebti menerbitkan peraturan terkait penyelenggaraan perdagangan pasar fisik aset kripto yang tertuang dalam Peraturan Bappebti Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik di Bursa Berjangka. Dalam beleid yang ditetapkan pada 29 Oktober 2021 tersebut, ada delapan syarat yang ditetapkan bagi pedagang fisik aset kripto yang diatur oleh Bappebti.

Di antaranya, calon pedagang juga harus memenuhi persyaratan lainnya, seperti model minimal paling sedikit Rp80 miliar, mempertahankan ekuitas paling sedikit sebesar 80% dari modal yang disetor, dan punya sistem dan/atau sarana perdagangan online yang dipergunakan untuk memfasilitasi penyelenggaraan perdagangan kripto yang terhubung dengan bursa berjangka dan lembaga kliring berjangka.

Pasca beleid diterbitkan, saat ini Bappebti telah memberikan izin kepada 24 perusahaan. Mereka adalah:

1 PT Tumbuh Bersama Nano Nanovest
2 PT Kagum Teknologi Indonesia Ajaib
3 PT Aset Digital Berkat Tokocrypto
4 PT Aset Digital Indonesia Incrypto
5 PT Bumi Santosa Cemerlang Pluang
6 PT Cipta Koin Digital Koinku.id
7 PT Coinbit Digital Indonesia Coinbit.id
8 PT Galad Koin Indonesia Galad.id
9 PT Gudang Kripto Indonesia GudangKripto.id
10 PT Indodax Nasional Indonesia Indodax
11 PT Indonesia Digital Exchange Digital Exchange
12 PT Kripto Maksima Koin Kripto Maksima
13 PT Luno Indonesia LTD Luno
14 PT Mitra Kripto Sukses Kripto Sukses
15 PT Pantheras Teknologi Internasional Pantheras
16 PT Pedagang Aset Kripto Pedagang Aset Kripto
17 PT Pintu Kemana Saja Pintu
18 PT Rekeningku Dotcom Indonesia Rekeningku
19 PT Tiga Inti Utama Triv
20 PT Triniti Investama Berkat Bitocto
21 PT Upbit Exchange Indonesia Upbit
22 PT Utama Aset Digital Indonesia Bittime
23 PT Ventura Koin Nusantara Vonix
24 PT Zipmex Exchange Indonesia Zipmex

Investasi kripto dikenal dengan volatilitasnya, meskipun begitu investor kripto di Indonesia jumlahnya terus bertumbuh. Data dari Bappebti menunjukkan, jumlah investor kripto hingga Juni 2022 mencapai 15,1 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp212 triliun.

Beleid penetapan daftar aset kripto

Sebelumnya, Bappebti juga menetapkan daftar aset kripto terbaru yang dapat diperdagangkan di pasar fisik aset kripto. Hal ini tertuan dalam Perba Nomor 11 Tahun 2022. Dalam regulasi teranyar itu, Bappebti menetapkan 383 jenis aset kripto yang dapat diperdagangkan dan calon pedagang fisik aset kripto wajib menyesuaikan diri dengan daftar tersebut. Peraturan baru ini sekaligus mencabut Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020.

Angka tersebut meningkat signifikan dari 229 aset kripto yang sebelumnya boleh diperdagangkan. Toko Token (TKO) menjadi salah satu project kripto lokal yang masuk dalam daftar baru Bappebti dan diperbolehkan memperdagangkannya secara resmi.

Di luar daftar, aset digital harus di-delisting namun calon pedagang wajib menyelesaikan transaksi tanpa merugikan pelanggan. Delisting ini ditetapkan berdasarkan metode penilaian Analytical Hierarchy Process (AHP).

Penyesuaian aturan ini dilakukan atas dasar kebutuhan dan perkembangan blockchain secara global. Terlebih, pertumbuhan data pelanggan dan volume transaksinya terus meningkat.

Dijelaskan lebih jauh, Perba ini mengadopsi pendekatan positive list yang bertujuan untuk memperkecil risiko perdagangan aset kripto. Misalnya, aset kritpo yang tidak memiliki kejelasan whitepaper atau yang memiliki tujuan ilegal seperti pencucian uang dan sebagainya.

Didid menjelaskan, Perba itu mengatur tata cara, persyaratan, serta mekanisme penambahan dan pengurangan jenis aset kripto yang diperdagangkan. “Dengan mempertimbangkan prinsip umum untuk aset kripto yang dapat diperdagangkan, seperti berbasis distributed ledger technology dan lulus hasil penilaian dengan metode AHP,” kata Didid.

Selain itu, mempertimbangkan nilai kapitalisasi pasar aset kripto, risiko, manfaat ekonominya, serta apakah telah masuk dalam transaksi bursa aset kripto besar dunia. Perba ini juga mendorong efisiensi tata cara pengusulan aset kripto yang diperdagangkan selama Bursa Berjangka Aset Kripto belum terbentuk.

Secara terpisah dalam pernyataan resmi, CEO Tokocrypto Pang Xue Kai menyambut baik atas terbitnya Perba teranyar ini. Dalam proses menentukan masa depan dari proyek blockchain yang layak untuk terdaftar di Tokocrypto harus melalui proses uji tuntas yang sangat ketat.

“Tokocrypto memiliki proses seleksi dan kelayakan yang sangat ketat dalam listing koin maupun token kripto. Kami memiliki Assessment Scorecard dan Due Diligence Checklist yang cukup komprehensif untuk mengevaluasi kelayakan Token yang mendaftar dalam exchange kami,” kata Kai.

Platform Kripto “Fasset” Gaet Mastercard untuk Ekspansi ke Indonesia

Platform kripto asal Timur Tengah “Fasset” mengumumkan kerja sama dengan Mastercard untuk masuk memperluas layanannya di Indonesia. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas inklusi keuangan di negara ini dan memperluas peluang ekonomi lokalnya.

Saat ini ada lebih dari 92 juta orang Indonesia yang tidak memiliki rekening bank dan celah ini akan dijembatani oleh kedua perusahaan untuk menghadirkan akses layanan keuangan digital yang lebih baik. Kemitraan antara kedua perusahaan ini berambisi ingin menurunkan hambatan keuangan digital dan mendorong peluang yang lebih besar untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan layanan keuangan yang sedang berkembang.

“Kepemilikan aset adalah cara terkuat untuk memperkuat mata pencaharian dan ekonomi yang sehat. Koridor remitansi berbasis aset digital dapat melepaskan gelombang baru kemakmuran sosial ekonomi melalui penawaran produk unik yang sedang kami bangun,” kata Country Director Fasset Indonesia Hendra Suryakusuma dalam pernyataan resmi seperti dikutip dari Cointelegraph.

Ia juga percaya bahwa adopsi kripto di negara-negara seperti Indonesia akan berdampak signifikan pada ekosistem kripto yang lebih luas. Hal itu akan menjadi acuan bagi negara lain untuk mengejar kemajuan dan mengubah laju pertumbuhan ekonomi. “Implikasinya pada industri adalah legitimasi aset kripto yang lebih besar, kasus penggunaannya, dan area aplikasinya,” jelasnya lebih lanjut.

Fasset memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, mengirim, dan menyimpan aset dan token digital. Startup ini berhasil mengumpulkan pendanaan Seri A sebesar $22 juta yang dipimpin oleh Liberty City Ventures dan Fatima Gobi Ventures pada bulan April tahun ini. Sejak itu, Fasset berambisi untuk memperluas penawarannya ke Indonesia dan Pakistan.

Indonesia saat ini memimpin dalam kepemilikan mata uang kripto di seluruh dunia dalam hal persentase adopsi. Menurut laporan Global State of Crypto Gemini 2022, sebanyak 41% peserta yang disurvei di Indonesia memiliki aset digital. Negara kepulauan ini juga memimpin dalam adopsi kripto di kalangan wanita, yang merupakan lebih dari setengah investor kripto di negara tersebut.

“Dengan semakin banyaknya orang yang mengandalkan aset dan teknologi digital untuk menjadi tangguh, ada kebutuhan bagi pemain kunci di sektor publik dan swasta untuk bersama-sama menciptakan solusi yang dapat mengarah pada peluang dan solusi baru untuk inklusi keuangan yang lebih luas,” tambah Country Manager Mastercard Indonesia Navin Jain.

Mastercard telah secara aktif memperluas layanannya di ruang kripto. Selain Web3, baru-baru ini mengumumkan peluncuran The Belle Block, sebuah kelompok komunitas yang berfokus pada pemberdayaan wanita dan individu non-biner untuk menggunakan teknologi Web3 dan mata uang kripto. Juga, bermitra dengan berbagai pasar NFT untuk memungkinkan pemegang kartu membeli NFT secara langsung dengan mata uang fiat, menghilangkan kebutuhan untuk membeli mata uang kripto sebelum melakukan pembelian NFT.

Pedagang fisik aset kripto berlisensi

Di Indonesia sendiri, animo meningkatnya jumlah investor kripto mendorong bermunculannya perusahaan baru. Menurut data Bappebti, ada 24 perusahaan yang sudah mengantongi lisensi dari Bappebti. Mereka adalah:

1 PT Tumbuh Bersama Nano Nanovest
2 PT Kagum Teknologi Indonesia Ajaib
3 PT Aset Digital Berkat Tokocrypto
4 PT Aset Digital Indonesia Incrypto
5 PT Bumi Santosa Cemerlang Pluang
6 PT Cipta Koin Digital Koinku.id
7 PT Coinbit Digital Indonesia Coinbit.id
8 PT Galad Koin Indonesia Galad.id
9 PT Gudang Kripto Indonesia GudangKripto.id
10 PT Indodax Nasional Indonesia Indodax
11 PT Indonesia Digital Exchange Digital Exchange
12 PT Kripto Maksima Koin Kripto Maksima
13 PT Luno Indonesia LTD Luno
14 PT Mitra Kripto Sukses Kripto Sukses
15 PT Pantheras Teknologi Internasional Pantheras
16 PT Pedagang Aset Kripto Pedagang Aset Kripto
17 PT Pintu Kemana Saja Pintu
18 PT Rekeningku Dotcom Indonesia Rekeningku
19 PT Tiga Inti Utama Triv
20 PT Triniti Investama Berkat Bitocto
21 PT Upbit Exchange Indonesia Upbit
22 PT Utama Aset Digital Indonesia Bittime
23 PT Ventura Koin Nusantara Vonix
24 PT Zipmex Exchange Indonesia Zipmex

Crypto Asset Platform Blocknom Temporarily Terminate its Services due to License Issue

Crypto-asset earning platform Blocknom announced to temporarily halt its services from July 1, 2022. Blocknom did not specify the reason, however, it is said to consider the market situation and government regulations. On the other hand, the company is yet to have an operational permit or authority license, in this case from CoFTRA.

In its blog post, Blocknom’s management said to discontinue support for Decentralized Finance (DeFi), for which daily interest on USDT, USDC, and XIDR will also stop accruing.

“At this time, we advise you to withdraw your assets from the platform as soon as possible. You need not worry because your assets are safe. Please withdraw all your assets before July 31, 2022,” stated on the post.

According to management, the platform has stopped accepting new users and deposits since June 20, 2022. In order to simplify the asset withdrawal process, it appeals to users to immediately withdraw assets before July 31, 2022. After that, it is most likely that withdrawals will only be made via offline CS.

“We will come back stronger with more services as soon as we get our license. Please wish us luck.” Blocknom team stated.

Recently, crypto asset management services have risen in Indonesia. This is in line with the increasing number of people diversifying into this virtual currency. According to CoFTRA, as of February 2022, there are an estimated 12.4 crypto investors.

Aside from Blocknom, with a unique mechanism, several startups also offer crypto-earn services, including NOBI and Finblox. Both have received equity funding support from venture capitalists.

Recently secured funding

For a general note, Blocknom was initiated in January 2022 by former Gojek & Shopee employee Fransiskus Raymond and former engineer Ritasi Ghuniyu Fattah Rozaq. Blocknom is known to be one of the incubation startups in the Y Combinator batch Winter 2022.

Blocknom has recently secured seed funding of $500,000 or over IDR 7 billion from three investors, including Y Combinator, Number Capital, and Magic Fund last March.

In increasing the added value to its platform, Blocknom offers deposit yields on stablecoin-based crypto assets, namely USDT (Tether), USDC (Circle), and XIDR (StraitsX).

In addition, Blocknom applies transparency to the fund management process and has proof of a community system in the DeFi selection process for managing investor funds, and unlimited incentive programs for its community.

Since the last few months, Indonesia’s digital ecosystem has been hit by a bubble burst phenomenon due to global situations and conflicts. Crypto asset prices are also reported to continue to fall, including Bitcoin and Ethereum.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Terkendala Perizinan, Platform Aset Kripto Blocknom Hentikan Layanan Sementara

Platform earning aset kripto Blocknom mengumumkan akan menghentikan layanannya sementara mulai 1 Juli 2022. Blocknom tidak merinci alasan penghentian ini, tetapi pihaknya menyebut telah mempertimbangkan situasi pasar dan peraturan pemerintah. Di sisi lain, mereka memang belum memiliki izin operasional atau lisensi otoritas, dalam hal ini dari Bappebti.

Disampaikan dalam blognya, manajemen Blocknom mengatakan akan menghentikan dukungan untuk Decentralized Finance (DeFi), yang mana bunga harian pada USDT, USDC, dan XIDR juga akan berhenti bertambah.

“Saat ini, kami menyarankan Anda untuk menarik aset Anda dari platform sesegera mungkin. Anda tidak perlu khawatir karena aset Anda aman. Harap tarik semua aset Anda sebelum 31 Juli 2022,” demikian pernyataannya.

Menurut manajemen, pihaknya telah menutup penerimaan pengguna dan setoran baru sejak 20 Juni 2022. Untuk mempermudah proses penarikan aset, pihaknya mengimbau kepada para pengguna untuk segera menarik aset sebelum 31 Juli 2022. Setelah itu, kemungkinan besar penarikan hanya melalui CS offline.

We will come back stronger with more services when we get our license. Please wish us luck.” Tutup tim Blocknom.

Layanan manajemen aset kripto akhir-akhir ini memang mulai bermunculan di Indonesia. Hal ini seiring dengan makin banyaknya orang yang melakukan diversifikasi ke mata uang virtual ini. Menurut Bappebti, per Februari 2022 ada sekitar 12,4 investor kripto.

Selain Blocknom, dengan mekanisme yang unik, beberapa startup juga tawarkan layanan crypto-earn, di antaranya NOBI dan Finblox. Keduanya sama-sama telah mendapatkan dukungan pendanaan ekuitas dari pemodal ventura.

Baru peroleh pendanaan

Sebagai informasi, Blocknom baru dirintis pada Januari 2022 oleh eks pegawai Gojek & Shopee Fransiskus Raymond dan eks engineer Ritasi Ghuniyu Fattah Rozaq. Blocknom diketahui merupakan salah satu startup inkubasi di Y Combinator batch Winter 2022.

Blocknom juga baru memperoleh pendanaan tahap awal (seed) sebesar $500 ribu atau lebih dari Rp7 miliar dari tiga investor, yaitu Y Combinator, Number Capital, dan Magic Fund pada Maret lalu.

Untuk memberi nilai tambah pada platformnya, Blocknom menawarkan yield deposito pada aset kripto berbasis stablecoin, yaitu USDT (Tether), USDC (Circle), dan XIDR (StraitsX).

Selain itu, Blocknom menerapkan transparansi pada proses pengelolaan dana dan memiliki sistem proof of community pada proses pemilihan DeFi untuk pengelolaan dana investor, dan program unlimited incentives bagi komunitasnya.

Sejak beberapa bulan terakhir, ekosistem digital Indonesia tengah dilanda fenomena bubble burst akibat situasi dan konflik global. Harga aset kripto juga dilaporkan terus anjlok, tak terkecuali Bitcoin dan Ethereum.