EMTEK Dikabarkan Akuisisi Layanan Sistem Pembayaran DOKU

Berdasarkan informasi dari sumber terpercaya, EMTEK dikabarkan telah mengakuisisi layanan sistem pembayaran DOKU. Kami masih berusaha mengkonfirmasi informasi ini ke kedua belah pihak dan bakal memperbarui artikel ini.

Raksasa media EMTEK dalam beberapa tahun terakhir ini memang sangat aktif mengeksplorasi dunia digital, melalui KMK Online, dalam bentuk investasi dan pembuatan platform sendiri, dari sektor e-commerce (Bukalapak, Kudo, Bobobobo), messaging (BlackBerry Messenger), dan video (Vidio). Langkah berinvestasi (atau akuisisi) di layanan sistem pembayaran adalah langkah menarik yang melengkapi sinergi produk digital yang dimiliki.

DOKU didirikan tahun 2007 dan merupakan layanan sistem pembayaran digital terdepan Indonesia dan telah melengkapi layanannya dengan produk wallet dan marketplace Popazop.

Di tahun 2014, DOKU mengungkapkan total transaksi yang dikelola selama setahun sebesar 6,5 triliun Rupiah. Sejak akhir tahun 2015 DOKU mencatat jumlah pengguna Doku Wallet sudah mencapai 850 ribu pengguna, sementara jumlah merchant saat ini 17 ribu. Terakhir DOKU bekerja sama dengan PayEase Tiongkok untuk mengakomodasi pembayaran menggunakan UnionPay. DOKU dipimpin oleh Thong Sennelius, Budi Syahbudin, Nabilah Alsagoff, dan Himelda Renuat.

DOKU Resmikan Kemitraan Strategis dengan PayEase, Dukung Transaksi Indonesia dan Tiongkok

DOKU, penyedia layanan pembayaran elektronik di Indonesia, telah meresmikan kemitraannya dengan PayEase, penyedia layanan pembayaran dari Tiongkok. Dengan adanya kemitraan ini, merchant yang sudah terkoneksi dengan DOKU dapat menerima pembayaran China UnionPay (CUP) dari konsumen Tiongkok.

Merchant DOKU juga dapat memasarkan produk maupun jasa yang dimiliki oleh PayEase, yakni SilkRoad Trade Ease (untuk produk) dan Travel Ease (untuk jasa pariwisata). Nabila Alsagoff, Chief Operating Officer DOKU, mengatakan kerja sama ini merupakan pertama kalinya dalam penyedia layanan pembayaran online non-perbankan di Indonesia yang memfasilitasi pembayaran China UnionPay bagi merchantnya.

“Kami berharap kerja sama ini dapat membuka lebar bagi merchant DOKU dalam memperluas pangsa pasarnya sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis mereka,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Senin (8/8).

Kevin Yim, Executive Vice President PayEase, menambahkan keuntungan bagi merchant DOKU lewat kerja sama ini adalah keberagaman bisnis dalam menawarkan produk dan jasa. Menurutnya, kerja sama ini akan menciptakan manfaat bagi 1,3 miliar warga Tiongkok dan 250 juta warga Indonesia, yang tercatat memiliki perputaran perdagangan lebih dari $42 miliar tahun lalu untuk komoditas kopi, ketela, dan produk 3C (computer, communication, consumer electronics).

Menurut riset yang dilakukan DOKU, potensi pasar e-commerce Tiongkok sangat menjanjikan dengan tingkat penetrasi yang mencapai 89% di kota tier 1 dan 2. Sedangkan untuk kota tier 3 dan 4 mencapai 62%. Pengguna belanja online yang berdomisili di kota tier 3 dan 4 bila diakumulasi mencapai 257 juta jiwa. Secara keseluruhan, pertumbuhan konsumsi pribadi konsumen Tiongkok diprediksi akan mencapai 42% hingga empat tahun mendatang.

Di Indonesia sendiri, DOKU telah digunakan lebih dari 20 ribu merchant mulai dari segmen korporat, UKM, start-up, dan online seller perorangan. DOKU juga melayani merchant internasional di beberapa negara seperti Papua Nugini dan negara-negara di kepulauan Pasifik.

Application Information Will Show Up Here

DOKU dan DyCodeEdu Berikan Penghargaan kepada Pemenang Kompetisi Indonesia IoT Challenge 2016

Kompetisi Indonesia Internet of Things (IoT) Challenge 2016 hasil kerja sama antara DOKU, layanan payment enabler, dan DyCodeEdu telah resmi berakhir pada 28 Juni 2016. Pemenang pun telah diumumkan. Sebanyak empat kelompok peserta dari 57 kelompok yang mendaftarkan diri berhasil memboyong sejumlah hadiah dari pihak sponsor.

Pemenang pertama diraih oleh tim X-Igent yang dipimpin Yudha Maulana dengan proyek IoT dinamai TopPay. Pemenang kedua diraih oleh tim The-EX yang dipimpin Rafi Fajar Hidayat dengan proyek PEDER (Smart Pet Feeder).

Pemenang ketiga diraih oleh tim TaniBox yang dipimpin oleh Asep Bagja Priandana dengan proyek The Kyuri Planner. Terakhir, pemenang favorit berhasil diraih oleh VATRIOT yang dipimpin oleh Budi Pamungkas dengan proyek DYRECS (Dinamics Control System).

Keempat pemenang tersebut akan mendapatkan benefit dari DOKU berupa kontrak kerja sama langsung dengan merchant, feedback support dari sisi teknologi, dan benefit lainnya.

“Kami akan berikan kepada pemenang dari apa yang kami miliki, yakni kontrak kerja sama dengan merchant yang sudah menjadi mitra Doku. Kami memang tidak memberikan kontrak ekslusif karena tidak ingin membatasi ruang lingkup para pemenang,” terang Ricky Richmond Aldien, VP Consumer Products DOKU, Rabu (27/7).

Pihaknya berharap pasca kompetisi berakhir para pemenang dapat dilirik oleh calon investor, entah itu dari perusahaan atau pribadi untuk mendapatkan pendanaan baru. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak produk berkonsep IoT lahir di Indonesia.

Bila para investor sudah mulai melirik potensi produk IoT, diharapkan juga memberi dampak kepada para talent untuk semakin inovatif.

“Kami juga berharap kompetisi Indonesia Internet of Things (IoT) Challenge dapat menjadi trigger, baik itu dari talent untuk semakin inovatif dan investor yang dapat melirik potensi itu,” ujarnya.

Untuk lebih jauh mendalami proyek-proyek yang berhasil memenangkan kompetisi ini, berikut penjelasannya:

TopPay by X-Igent

DSC02524-min

TopPay merupakan sebuah device yang dapat digunakan untuk transaksi cashless dengan menggunakan bluetooth versi 4.0. Pengembangan TopPay akan diarahkan menjadi tapless, swipeless, go green, dan less print.

Yudha Maulana, pemimpin tim X-Igent, menjelaskan sistem TopPay dibagi menjadi dua bagian: device untuk pengguna (user device) dan device untuk merchant (merchant device). Untuk pengguna, device-nya berbentuk gantungan kunci, sehingga memudahkan saat melakukan pembayaran dan meminimalisir potensi kehilangan.

Dia menerangkan untuk bukti pembayaran atau invoice akan dikirimkan melalui email sekaligus mengurangi penggunaan kertas. Adapun contoh penggunaannya bisa dilakukan untuk membayar tiket parkir gedung dan jalan, atau minimarket.

“Dalam prototype ini, kami menggunakan sistem pembayaran yang telah terintegrasi dengan API DOKU yang disediakan pada mode development,” ujarnya.

Saat ini timnya masih melakukan proses pengembangan dan penelitian mengenai stabilitas radius jarak yang dibutuhkan antara pengguna dan merchant. Dia berharap, saat TopPay sudah bisa dipasarkan, harganya dapat terjangkau sehingga menarik perhatian pengguna dan merchant, mengingat penggunaan TopPay hanya memerlukan bluetooth.

PEDER (Smart Pet Feeder) by The-EX

DSC02519-min

Inisiatif dasar tim The-EX dipimpin Rafi Fajar Hidayat adalah ingin menjawab kegelisahan para pemelihara hewan saat hendak keluar rumah mengenai keberadaan hewan peliharaannya. Rafi menjelaskan PEDER bertugas untuk monitoring serta memberikan makanan untuk binatang peliharaan secara jarak jauh.

PEDER terdiri dari dua bagian smart device, yaitu tempat makan dan wearable hewan peliharaan. Tempat makan versi PEDER mampu memberi makan secara otomatis, baik sesuai jadwal maupun dengan kondisi sensor. Sementara wearable device berupa kalung yang dapat digunakan hewan memiliki fungsi untuk memberikan data terkait kondisi suhu tubuh hewan.

Rafi melanjutkan, PEDER juga terintegrasi dengan aplikasi berbasis Android dengan fitur full monitoring news, misalnya menginformasikan suhu tubuh, jadwal makan, status wearable, nafsu makan berkala, setting yang mengatur jadwal makan, jumlah makan, dan pembelian makan hewan secara online.

“Nah, untuk pembelian makan secara online merupakan salah satu cara saat pengguna sedang berada di luar rumah dalam kurun waktu yang cukup lama. Pengguna pun tidak perlu khawatir kehabisan makanan, sebab sistem pembelian online melibatkan DOKU WALLET,” ujarnya.

Ke depannya, Rafi dan tim ingin mengembangkan PEDER menjadi lebih canggih lagi. Rencananya pihaknya ingin mengakomodasi fitur pengecekan kesehatan dan lokasi hewan.

The Kyuri Planter by TaniBox

DSC02494-min

Asep dan istrinya mengembangkan The Kyuri Planter atas inisiatif ingin melakukan inovasi atas bisnisnya berjualan pot dan produk tanaman hidroponik. Pada dasarnya, alat penanam sayuran tanpa tanah (hidroponik) cocok untuk bertanam sayuran yang memiliki buah seperti kyuri (timun jepang), terong, cabai, hingga melon.

Alat ini menggunakan teknik drip irrigation system dengan air diteteskan langsung ke akar tanah. Di dalam planter Tanibox terdapat sensor suhu dan kelembapan untuk memantau suhu ideal di sekitar tanaman, untuk memastikan apakah kipas pendingin dan humidifier untuk menambah jumlah uap air di udara perlu dinyalakan atau tidak, guna menjaga suhu tetap optimal. Diharapkan hasil panen terbaik bisa didapat.

Asep melanjutkan, di sisi bawah planter terdapat tombol pembelian cepat, bertugas memesan benih dan nutrisi tanaman yang sebelumnya sudah didefinisikan terlebih dahulu di web dashboard agar bisa diintegrasikan dengan DOKU.

Menurutnya Tanibox tidak hanya bisa diaplikasikan untuk satu pot tanaman saja tetapi bisa untuk seluruh tanaman yang ada di dalam green house dengan radius sekitar 4 meter. Sasaran pasar Tanibox adalah rumah tangga yang memiliki lahan cocok tanam.

“Sasaran konsumen kami adalah rumah tangga dan industri, terutama yang memiliki green house. Sekarang kan sedang tren modern farming, jadi kami menyasar konsumen seperti itu.”

DYRECS (Dynamic Residential Control System) by VATRIOT

DSC02526-min

DYRECS adalah aplikasi yang dapat mengendalikan peralatan rumah dari perumahan-perumahan dalam satu aplikasi dengan data yang dinamis. Aplikasi yang dikembangkan oleh Budi Pamungkas beserta tiga temannya tersebut memiliki fitur kontrol lampu, real time CCTV monitoring, kipas, alarm pintu, monitoring suhu, kelembaban, terminal, autofeeder dan scheduler, serta pengisian air otomatis.

DYRECS memiliki sistem yang dinamis, sehingga dengan mudah dapat melakukan pembaharuan data barang elektronik baru. Sementara ini, menurut Budi, maksimal 22 peralatan elektronik yang bisa tersambung dengan menggunakan DYRECS. Jumlah tersebut dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.

Aplikasi tersebut bisa dikontrol via smartphone dan laptop lewat situs, namun sementara ini belum menyediakan versi aplikasinya. Untuk integrasi pembayaran listrik, pengguna bisa menggunakan aplikasi DOKU.


Disclosure: DailySocial adalah media partner kompetisi Indonesia IoT Challenge 2016

Jangan Lewatkan Indonesia IoT Expo 2016 di Bandung, 11 – 12 Juni 2016

Era internet of things sudah tiba dan ia berkembang begitu pesat. Biasa disingkat IoT, istilah ini mengacu pada perangkat atau objek yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan berbagi data. Diperkirakan akan ada 50 miliar objek terkoneksi ke internet di tahun 2020 nanti, dan dengan jumlah penduduk yang tinggi, Indonesia berpotensi mengambil cukup banyak porsi dari angka itu.

Bermaksud mempersiapkan masyarakat menghadapi ‘invasi’ internet of things, DycodeEDU dan DOKU mengungkap agenda pelaksanaan Indonesia IoT Expo 2016 yang merupakan acara puncah dari Indonesia IoT Developer Day. Tujuan mereka adalah mewadahi sharing ide mengenai IoT serta saling berbagi inspirasi. Mungkin Anda sudah memahami apa itu internet of things, bahkan telah merampungkan sejumlah proyek besar, namun menurut penyelenggara, ruang buat berkreasi masih sangat luas.

Indonesia IoT Expo 2016 akan dilangsungkan di kota Bandung, tepatnya di Atrium BEC 2 jalan Purnawarman No. 13-15 pada tanggal 11 sampai 12 Juni 2016. Acara dikelola sepenuhnya oleh komunitas, memamerkan perangkat-perangkat IoT karya dalam negeri, mencoba mempertemukan para kreator, investor serta khalayak umum. Agar lebih mudah diikuti, Indonesia IoT Expo 2016 dibagi dalam lima agenda event.

Dengan mengusung tajuk ‘expo‘ tentu saja akan ada pameran device-device internet of things, termasuk milik para peserta IoT Challenge 2016. Dan tak cuma ‘diperlihatkan’ pada pengunjung, komunitas berniat untuk mendemonstrasikan bermacam-macam teknologi unik di sana. Tentu saja telah disiapkan pula seminar, menghadirkan para praktisi dan veteran di industri sampai perwakilan dari pemerintah.

Jika Anda masih haus terhadap ilmu internet of things dan ingin mempelajarinya lebih jauh, Dycode menyediakan sesi tutorial dan coaching khusus. Tak kalah penting, para pemenang IoT Challenge with DOKU dan Indonesia IoT Blogging Competition 2016 juga turut diumumkan di sana.

Di bawah ini ialah daftar sepuluh proyek IoT yang akan dipamerkan di Indonesia IoT Expo 2016 Bandung beserta kreatornya. Jangan lewatkan acara seru ini dan sampai bertemu weekend di Bandung.

Indonesia IoT Expo 2016 1

Disclosure: DailySocial adalah media partner acara ini. 

Rangkaian Acara ‘Indonesia IoT Developer Day 2016: Challenge and Expo’ Segera Dimulai

Acara berkaitan dengan Internet of Things atau IoT akan segera hadir lagi untuk para developer dan peminat IoT di Indonesia. Jika dengan tema ini sebelumnya menghadirkan elemen spesial berupa expo kali ini acara yang diselenggarakan oleh DycodeEdu kembali menghadirkan hal baru.

Tidak hanya seminar dan juga challenge serta acara pameran alias expo, Indonesia IoT Developer Day 2016 akan hadir di 3 kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bogor dan Bandung. Tidak hanya itu, selain mengajak developer Indonesia untuk ikut serta dalam seminar dan kompetisi, non-developer pun diajak ikut terlibat untuk lomba blogging tema Internet of Things.

Tahun ini Dycode mendapat dukungan dari Doku untuk menggelar acara yang dinamai ‘Indonesia IoT Developer Day 2016: Challenge and Expo’. Sebelum acara utama pada bulan Mei nanti, akan ada serangkaian acara untuk membuat Indonesia IoT Developer Day 2016 semakin meriah.

Rangkaian acara ini akan dimulai di Bandung pada tanggal 17 April besok, lalu ke Bogor pada tanggal 23 April dan selanjutnya ke Jakarta pada tanggal 24 April. Dan acara utama nantinya akan digelar di Bandung pada tanggal 28 Mei 2016.

Indonesia IoT Developer Day 2016: Bandung

Acara 17 April 2016 nanti akan bertajuk Indonesia IoT Developer Day 2016: Bandung dan diselenggarakan di hotel Peranger, Bandung. Acara ini terbuka gratis dan mengajak developer-developer untuk hadir dan membahas mengenai teknologi seputar Internet of Things. Tidak hanya itu para pengembang ini juga bisa mendalami bagaimana solusi-solusi IoT yang telah mereka rancang dan buat untuk menjadi sebuah sumber penghasilan.

Acara akan diisi oleh Andri Yadi, CEO DyCode dan DycodeX, yang juga akan memberikan demo coding langsung ISP8266; Gibran Huzaifah, CEO Cybreed dan penggagas eFishery; Indra Wibawa, penggagas Rantonic; dan Andreas Aditya Swasti, Senior Manager Consumer Product DOKU.

Acara akan diisi berbagai tema, mulai dari pengenalan atas IoT, pengembangan ide seputar IoT serta integrasi DOKU Payment untuk proyek IoT.

Diadakan di Hotel Preanger Bandung, mulai pukul 9 pagi sampai 4 sore tanggal 17 April 2016. Acara terbuka gratis, untuk pendaftaran bisa menuju tautan ini. Jangan ketinggalan langsung klik dan daftar agar bisa hadir di acara tanggal 17 April nanti.

Selain acara offline tambahan keseruan untuk Indonesia IoT Developer Day 2016 adalah dua kompetisi yang digelar bagi para developer dan non-developer.

IoT Challenge untuk developer

IoT Developer Day mengajak para pengembang lokal untuk berpartisipasi dalan Indonesia IoT Challenge. Para pengembang bisa mengirimkan karya mareka dan berkompetisi mendapatkan hadiah uang total 30 juta rupiah serta free trip ke pameran IoT international.

Informasi tentang lomba ini akan diumumkan juga di rangkaian acara offline Indonesia IoT Developer Day 2016. Jadi catat tanggalnya di kota Anda dan jangan lupa untuk mendaftar.


iot 1

Kompetisi untuk non-developer – blogging competition with DOKU

Jika Anda bukan pengembang IoT tetapi tertarik untuk mencaritahu dan mendapatkan informasi tentang IoT maka Anda bisa pula mengikuti kompetisi berhadiah uang total 5 juta rupiah di Indonesia IoT Developer Day 2-16 Blogging Competition with DOKU.

Anda hanya perlu menuliskan artikel ide tentang bagaimana mengintegrasikan IoT (Internet of Things) dalam menyelesaikan masalah nyata di sekitar Anda. Ada nilai lebih jika ide tersebut ikut menyertakan metode pembayaran yang kreatif. Persyaratan bisa dilihat pada poster di bawah. Sedangkan untuk pendaftaran bisa menuju tautan bit.ly/i2d2-blog.

iot 2

Acata puncak gelaran Indonesia IoT Developer Day 2016 sendiri akan menghadirkan berbagai bagian acara salah satunya adalah pameran produk IoT. Menurut rencana acara sendiri akan digelar di salah satu pusat perbelanjaan kota Bandung. Tentunya ini akan membuat acara jadi lebih seru karena pengunjung yang hadir akan ada dari kalangan umum, kesempatan yang besar untuk mengenalkan produk IoT yang dikembangkan pada masyarakat luas.

Jangan lupa untuk catat tanggal rangkaian acara (roadshow) Indonesia IoT Developer Day 2016: Challenge and Expo, jangan lupa juga untuk ikut hadir karena acara diselenggarakan secara gratis. Dan tunggu acara puncak bulan Mei nanti.

*) DailySocial adalah media partner acara Indonesia IoT Developer Day 2016.

HotelQuickly Gandeng Doku Memperluas Pilihan Metode Pembayaran

Aplikasi pemesanan hotel last minute secara online HotelQuickly menambah pilihan pembayarannya. Kali ini HotelQuickly bekerja sama dengan salah satu payment enabler Indonesia, Doku. Dengan terjalinya kerja sama ini, HotelQuickly ingin menyajikan kemudahan dalam pembayaran untuk para penggunanya. Doku sendiri menjadi mitra pembayaran lokal pertama yang bekerja sama dengan HotelQuickly di kawasan Asia Pasifik.

Langkah kolaborasi antara HotelQuickly dan Doku ini diambil dengan tujuan untuk menyajikan pilihan cara pembayaran bagi pengguna HotelQuickly, baik melalui jalur offline maupun online. Melalui kerja sama ini, HotelQuickly juga menyebutkan bahwa Doku menjadi mitra pembayaran lokal pertama yang bekerja sama dengan mereka di Asia Pasifik.

Co-Founder dan Managing Director HotelQuickly untuk Indonesia Faustine Tan mengatakan, “Kami mengambil langkah ini karena kami melihat potensi pasar pariwisata Indonesia yang sangat besar. […] Kami memilih Doku sebagai mitra payment gateway karena reputasi mereka yang sangat baik dalam hal keandalan, keamanan solusi, serta portofolio merchant. Bersama, kami dapat menciptakan peluang yang menyenangkan bagi masyarakat Indonesia yang menyukai travel.”

Sementara itu Chief Marketing Officer Doku Himelda Renuat mengatakan, “Kami sangay senang dapat bermitra dengan […] HotelQuickly. […] Dengan solusi kami, sekarang HotelQuickly dapat menikmati metode pembayaran yang aman dan mudah digunakan oleh penggunanya.”

Ditambahkan Himelda, “Sebagai payment enabler kami senantiasa berupaya untuk membantu penjual-penjual kami untuk mengatasi keterbatasan dalam pembayaran online dengan solusi-solusi […] yang disesuaikan dengan pasar e-commerce Indonesia.”

Melalui kerja sama yang terjalin, mulai minggu ini pengguna HotelQuickly di Indonesia dapat membayar reservasi kamar hotel mereka melalui transfer ATM atau melalui Doku, yang secara perbankan lebih dikenal dengan istilah virtual account.

HotelQuickly sendiri berencana untuk menambah lebih banyak pilhan pembayarannya dalam waktu dekat ini. Contohnya seperti pembayaran melalui Doku Wallet dan metode pembayaran in-store-payment di minimarket terdekat.

Doku yang saat ini telah memasuki usia ketujuh mengklaim telah melayani lebih dari 17.000 merchant dan memiliki sekitar 850.000 pengguna layanan e-wallet. Di usianya yang ketujuh ini, Doku juga akan lebih fokus untuk memperkuat portofolio korporasi miliknya.

Tujuh Tahun Berdiri, Doku Perkuat Portfolio Produk Korporat

Sebagai layanan penyedia platform pembayaran online yang berkantor di Jakarta, Doku telah 7 tahun berdiri. Di tahun 2016 ini, Doku memiliki sejumlah rencana serta harapan baru yang diharapkan dapat berguna bagi masyarakat Indonesia.

Sejak akhir tahun 2015 Doku mencatat jumlah pengguna Doku Wallet sudah mencapai 850 ribu pengguna, sementara jumlah merchant saat ini 17 ribu. Jenis transaksi yang kerap digunakan di antaranya adalah transfer uang sesama pengguna Doku Wallet, pembayaran atau pembelian rutin seperti voucher pulsa, pembayaran premi asuransi, BPJS dan pembelian program promo dari merchant menjalin kemitraan dengan Doku melalui Doku Wallet, pembelian konten online games, kebutuhan sehari-hari di Alfa Online, kebutuhan travel seperti
pembelian tiket di Ezytravel, Citilink, KAI. Selain itu transaksi seperti top up pulsa lintas operator dan membayar tagihan cicilan motor serta PDAM. Hingga kini Doku Wallet juga masih didominasi pembayaran e-commerce oleh kebanyakan penggunanya.

“Tidak hanya mendukung perkembangan e-commerce di Indonesia, namun kami juga berkomitmen untuk menjadi payment enabler yang mampu mengatasi keterbatasan merchant juga masyarakat pada umumnya ketika hendak melakukan transaksi online, melalui inovasi produk yang menyesuaikan dengan dinamika pasar e-commerce Indonesia,” kata Founder Doku Budi Syahbudin.

Memperluas kemitraan Doku

Saat ini Doku masih terus memperkuat portfolio produk korporat, Doku juga berencana untuk memperluas jangkauan layanan Doku untuk segmen konsumen dan ritel.  Segmen ini merupakan pasar yang menjadi target utama dari layanan e-Wallet DOKU selama ini. Selain itu untuk memberikan pengalaman baik pengguna, Doku juga berencana untuk menghadirkan beberapa teknologi terkini.

“Kami menjadwalkan beberapa tahapan pengembangan dan peningkatan fitur produk, baik untuk merchant maupun untuk konsumen e-wallet Doku. Melalui  langkah ini kami berupaya untuk terus berinovasi dan menyajikan produk, baik untuk segmen korporat maupun konsumen yang mampu memberikan kenyamanan, kemudahan serta tentunya keamanan,” kata Budi.

Selama ini Doku telah menjalin kemitraan dengan merchant-merchant yang memiliki jaringan luas di Indonesia, seperti Alfamart, Lawson, Alfamidi, Dan+Dan dan lainnya. Semua kemitraan tersebut menggunakan fasilitas online payment dari Doku Wallet. Untuk tahun 2016 ini, Doku akan memperluas kemitraannya dengan mulai menjajaki kemitraan dengan pihak-pihak baru, terutama komunitas yang bersinggungan langsung dengan konsumen secara umum dan akan bekerja sama untuk memajukan e-commerce di Indonesia.

“Tentunya kami akan memperkuat  kolaborasi dengan komunitas yang telah terjalin di tahun-tahun sebelumnya, seperti dengan komunitas e-commerce, mitra perbankan, merchant strategis, komunitas UKM/Startup, mitra media strategis dan komunitas lifestyle terkait,” ungkap Budi.

Menunggu Realisasi National Payment Gateway

Industri digital saat ini tengah tumbuh dengan baik di Indonesia dengan e-commerce yang mencuat sebagai primadona dan memiliki perputaran uang paling besar dibanding yang lain. Hal tersebut memunculkan banyak inisiasi baru dari para pemangku kepentingan. Salah satu yang cukup ditunggu kehadirannya adalah National Payment Gateway (NPG). Meski sudah diangkat ke permukaan sejak beberapa tahun silam, hingga kini NPG masih belum kelihatan bentuknya.

I heard a lot about it, I heard nothing about it,” ujar Direktur Veritrans Budi Gandasoebrata dalam workshop Harbolnas hari kedua beberapa waktu silam. Kalimat tersebut diucapkannya ketika disinggung mengenai NPG. Harus diakui, apa yang diucapkan oleh Budi, secara gamblang telah menggambarkan kondisi perkembangan dari realisasi NPG di tanah air.

Wacana yang masih mencari “bentuk”

National Payment Gateway / Shutterstock

Sebenarnya, inisiasi NPG sendiri telah diangkat kepermukaan sejak empat tahun silam dan direncanakan untuk dapat direalisasikan pada tahun 2013. Namun, itu semua kini hanya menjadi wacana karena hingga menjelang akhir tahun 2015 NPG masih belum kelihatan bentuk batang hidungnya meski sudah jauh lebih banyak dibicarakan. Entah apa yang menjadi alasan di belakang sana, karena secara infrastruktur teknologi Indonesia harusnya sudah jauh lebih siap sekarang.

Budi mengatakan “Banyak yang bicara NPG, tapi arti dari NPG itu kami sendiri belum tahu. […] Intention-nya itu apa? Apakah domestic switch […] seperti NETS di Singapura, National Card Principle seperti di China, atau lainnya? […]. Kalau yang saya tangkap dari banyak diskusi adalah bagimana caranya bisa merekam seluruh transaksi e-commerce sehingga semuanya tercatat dalam satu pool.”

Sementara itu VP Enterprise Product Doku Imam Akbar Hadikusumo mengatakan, “Yang pasti, kalau ada NPG, yang diharapkan pemerintah adalah bisa memonitor dan melihat transaksinya [e-commerce]. Jadi, objective-nya mereka adalah bagaimana caranya transaksi e-commerce ini ada datanya.”

Bila NPG berhasil direalisasikan, industri digital yang akan merasakan dampaknya memang e-commerce. Menkominfo Rudiantara juga sempat menyebutkan bahwa NPG ini dapat bantu menyehatkan industri e-commerce itu sendiri.

Titik terang dari sebuah rumor

National Payment Gateway / Shutterstock

Bila harus melongok sejenak ke seberang, Indonesia memang masih tertinggal. Paling dekat, bisa dilihat Singapura dengan NETS [eNETS] dan di Belanda ada iDEAL. Ironis rasanya, apalagi bila mengingat pertumbuhan e-commerce Indonesia yang selalu diprediksi akan menjadi sebesar Tiongkok dalam beberapa tahun mendatang.

Pun begitu, ada secercah harapan yang terlihat. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas dalam pemberitaan Indotelko mengabarkan bahwa BI saat ini tengah menyiapkan blue print untuk merealisasikan NPG untuk tahun depan. Itu semua guna mengantisipasi naiknya transaksi non tunai yang akan meningkat beriringan dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

“Kami mengharapkan dengan adanya NPG ini, istilahnya, bisa mengadopsi kultur yang ada sekarang [di Indonesia] dan [transaksi e-commerce] termonitor dalam satu payment gateway yang otomatis terhubung dengan payment gateway yang sudah ada sekarang,” ujar Akbar.

Hingga saat ini terdapat 3 operator pembayaran yang dikenal luas, yaitu Artajasa yang mengelola ATM Bersama, Rintis Sejahtera yang mengelola Prima, dan Daya Network Lestari yang mengelola ALTO. Tapi, sayangnya hingga kini BI belum menunjuk operator mana yang akan bertindak sebagai pengelola tunggal NPG ini.

Merealisasikan NPG memang bukan hal yang mudah meski infrastruktur teknologi Indonesia saat ini pasti sudah mendukung. Ada banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan, mulai dari kultur Indonesia hingga regulasi di ranah keuangan yang sudah sangat mapan dan sulit untuk digoyang.

Saat ini harusnya sudah menjadi titik bagi para pemangku kepentingan untuk mulai duduk dan berdiskusi bersama untuk membentuk NPG dengan bentuk dan tujuan yang lebih jelas.

Five Highly Potential Local Fintech Startups in Indonesia

Financial sector cannot be separated from startup-initiated technology adoption, including those fintech (financial technology) startups that start blooming in Indonesia. The following fintech startups may be the most potential ones to be titans of the industry.

Continue reading Five Highly Potential Local Fintech Startups in Indonesia

Metropolitan Land Gandeng DOKU untuk Kemudahan Pembayaran Properti Secara Online

Metland Gandeng Doku Dalam Pengembangan M-Pay.id / Shutterstock

Pengembang PT Metropolitan Land Tbk (Metland) baru saja memperkenalkan sistem pembayaran M-Pay. Peluncuran layanan ini bertujuan memberikan kemudahan konsumen Metland untuk melakukan pembayaran booking fee, AJB, dan cicilan properti secara online. Pengembangan M-Pay ini bekerja sama dengan Doku sebagai payment gateway-nya.

Continue reading Metropolitan Land Gandeng DOKU untuk Kemudahan Pembayaran Properti Secara Online