Square Enix Bakal Rilis Mobile Game FF7, BioWare Hentikan Pengembangan Anthem Next

Minggu lalu, ada beberapa pengumuman menarik di dunia game. Square Enix mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan mobile game dari Final Fantasy 7 ber-genre battle royale. Sementara BioWare memutuskan untuk berhenti mengembangkan Anthem Next agar mereka bisa fokus pada pengembangan game terbaru dari Mass Effect dan Dragon Age.

Square Enix Bakal Rilis Game Battle Royale Final Fantasy 7 di Mobile

Minggu lalu, Square Enix mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan game battle royale dari Final Fantasy 7 di Android dan iOS pada 2021. Game yang berjudul Final Fantasy 7: The First Soldier ini memiliki gameplay serupa dengan game multiplayer shooter lainnya. Hanya saja, di sini, Anda juga akan bisa menggunakan magic spells, summons, serta mengendarai Chocobo, lapor Polygon.

Trailer dari Final Fantasy 7: The First Soldier menunjukkan sedikit cerita dari game itu. Di video itu, diketahui bahwa Shinra Electric Company ingin memperkuat divisi militer mereka. Karena itu, mereka mengadakan program Soldier. Mereka lalu menguji para kandidat melalui First Soldier. Game battle royale ini mengambil setting waktu sebelum Final Fantasy 7.

Gaming dan AI Dorong Pemasukan NVIDIA Jadi US$5 Miliar

NVIDIA mengungkap, pemasukan mereka pada Q4 2020 — yang berakhir pada 31 Januari 2021 — mencapai US$5 miliar, naik 61% dari tahun lalu. Pemasukan NVIDIA ini melebihi perkiraan para analis. Alasan pemasukan NVIDIA tumbuh pesat adalah karena tingginya permintaan akan hardware gaming dan produk AI.

Colette Kress, Chief Financial Officer, NVIDIA menyebutkan, pemasukan NVIDIA dari divisi gaming dan datacenter naik karena masih banyak orang yang harus bekerja dan bersekolah dari rumah. Dia juga mengatakan, GeForce RTX 3600 laku keras di kalangan cryptocurrency miners, lapor VentureBeat.

Fokus ke Dragon Age dan Mass Effect, BioWare Hentikan Pengembangan Anthem Next

BioWare memutuskan untuk menghentikan pengembangan Anthem Next — versi reboot dari Anthem — agar bisa fokus pada Dragon Age dan Mass Effect. Anthem pertama kali dirilis pada Februari 2019. Game multiplayer shooter buatan BioWare itu mendapatkan banyak kritik karena ia memiliki banyak bug. Konten dari game itu juga dianggap kurang. BioWare lalu memberikan beberapa update untuk Anthem dan mengungkap bahwa mereka berencana merombak ulang game itu menjadi Anthem Next.

Anthem diluncurkan pada 2019.
Anthem diluncurkan pada 2019.

“Membuat game bukan hal mudah,” kata Executive Producer, BioWare, Christian Dailey, seperti dikutip dari VentureBeat. “Kami mengambil keputusan ini dengan berat hati. Ke depan, kami harus fokus untuk membuat game terbaru dari Dragon Age dan Mass Effect dan terus memberikan update yang berkualitsa untuk Star Wars: The Old Republic.”

Pemasukan MiHoYo Pada 2020 Hampir Mencapai US$800 Juta

Pemasukan MiHoYo pada 2020 hampir mencapai US$800 juta. Hal ini diungkapkan oleh Co-founder MiHoYo, Cai Haoyu di hadapan alumni Shanghai Jaotong University. Cai mengungkap, pemasukan MiHoYo naik dua kali lipat dari tahun 2019 berkat Genshin Impact. Padahal, game itu baru dirilis pada September 2020, lapor GamesIndustry. Setelah melihat kesuksesan Genshin Impact, MiHoYo juga memutuskan untuk menambah pegawainya. Pada akhir 2020, jumlah pegawai mereka naik 70% menjadi 2.400 orang.

Pemasukan Unity di Q4 2020 Naik 39% dari Tahun 2019

Unity baru saja mengumumkan laporan keuangan untuk Q4 2020 mereka. Selain itu, mereka juga membahas tentang keadaan keuangan mereka selama 2020. Kim Jabal, Chief Financial Officer, Unity mengungkap, pemasukan Unity pada Q4 2020 mencapai US$220,3 juta, naik 39% dari tahun lalu. Sementara pemasukan mereka selama 2020 mencapai sekitar US$950-970 juta, lapor Yahoo.

Unity juga mengungkap, pemasukan dari iklan di mobile game naik 8% pada tahun lalu. Genre game yang pemasukan iklannya naik pesat adalah card game dan trivia game. Genre olahraga menjadi satu-satunya genre game yang pemasukan dari iklannya tidak naik pada 2020. Sementara itu, jumlah game HD — yang Unity definisikan sebagai game untuk PC, macOS, dan platform desktop lainnya — naik 38% pada 2020, menurut laporan GamesIndustry.

Monas dan Petronas Muncul di Wild Rift, Jumlah Pemain Cyberpunk 2077 Tembus 1 Juta Orang

Cyberpunk 2077 dari CD Projekt menjadi salah satu topik perbincangan hangat pada minggu lalu. Tak hanya itu, ada sejumlah pengumuman penting dalam The Game Awards, termasuk peluncuran trailer dari Dragon Age 4 oleh BioWare dan pengumuman Nintendo untuk memasukkan Sepiroth ke Super Smash Bros. Ultimate.

Monas dan Petronas Muncul di Wild Rift

Riot Games tampaknya serius dalam memasarkan Wild Rift di Asia Tenggara. Sejauh ini, mereka telah mengadakan turnamen dari mobile game itu dan menggandeng sejumlah influencer untuk memenangkan hati para gamer di Asia Tenggara. Tak sampai di situ, mereka juga menampilkan bangunan yang menyerupai Monas dan Petronas Twin Towers di halaman Launch Celebration Rift Rewards. Dengan ini, Riot tampaknya ingin menggubah rasa nasionalisme dari gamer di Indonesia dan Malaysia, menurut laporan Egg Network.

Monas dan Petronas Twin Towers di Wild Rift. | Sumber: Egg Network
Monas dan Petronas Twin Towers di Wild Rift. | Sumber: Egg Network

Among Us Diunduh Lebih dari 50 Juta Kali Selama November 2020

Selama tiga bulan berturut-turut, Among Us menjadi game dengan jumlah download paling banyak, baik di perangkat iOS maupun Android, menurut Sensor Tower. Pada November 2020, game buatan InnerSloth ini telah diunduh sebanyak 53,2 juta kali. Amerika Serikat menjadi negara kontributor paling besar, dengan kontribusi sebesar 15,8% dari total download. Sementara itu, Brasil menyumbangkan 9% dari total download.

Jika dibandingkan dengan total download pada Oktober 2020 — yang mencapai 74,8 juta — total download Among Us pada bulan lalu memang mengalami penurunan. Namun, sepreti yang disebutkan oleh Dot Esports, game ini telah memecahkan sejumlah rekor, termasuk memenangkan dua kategori di The Game Awards, yaitu Best Multiplayer Game dan Best Mobile Game.

Concurrent Players Cyberpunk 2077 Tembus 1 Juta Orang

Jumlah concurrent players dari Cyberpunk 2077 sempat mencapai lebih dari 1 juta orang pada minggu lalu. Dengan begitu, game buatan CD Projekt menjadi game ke-4 yang berhasil mencapai rekor itu. Satu hal yang menarik, Cyberpunk 2077 merupakan game pertama yang dapat meraih rekor itu pada hari pertama peluncuran, menurut laporan PCGamesN.

Berdasarkan SteamDB, pada puncaknya, jumlah pemain Cyberpunk 2077 mencapai 1.054.388 orang. Satu hal yang harus diingat, jumlah pemain ini hanyalah gamer yang menggunakan Steam. Sementara Cyberpunk 2077 juga bisa dibeli via Epic Store dan GOG.

Jumlah pemain Cyberpunk 2077 tembus 1 juta orang.
Jumlah pemain Cyberpunk 2077 tembus 1 juta orang.

BioWare Pamer Trailer Dragon Age 4

BioWare telah mengumumkan, mereka tidak akan menghentikan pengembangan Dragon Age 4, meski dua eksekutif mereka memutuskan untuk mengundurkan diri. Untuk membuktikan keseriusan mereka, mereka merilis trailer dari game Dragon Age terbaru di The Game Awards. Sayangnya, trailer itu hanya menunjukkan sekilas dari dunia Dragon Age 4, dan sama sekali tidak gameplay dari game tersebut, seperti yang disebutkan oleh VentureBeat.

Nintendo Masukkan Sepiroth ke Super Smash Bros. Ultimate

Di The Game Awards, Nintendo mengumumkan bahwa Sepiroth, salah satu villain di Final Fantasy, akan tampil di Super Smash Bros. Ultimate. Sebelum ini, Nintendo telah memasukkan Min Min dari ARMS dan Steve dari Minecraft. Seperti yang disebutkan oleh Kotaku, Nintendo tampaknya meramaikan Super Smash Bros. Ultimate dengan memasukkan banyak karakter dari berbagai game.

Cristiano Ronaldo Jadi Karakter di Free Fire, Microsoft Akuisisi Smash.gg

Dalam satu minggu terakhir, ada beberapa kabar menarik di dunia game dan esports. Misalnya, Microsoft yang memutuskan untuk membeli platform turnamen esports, Smash.gg atau keputusan Cristiano Ronaldo untuk bekerja sama dengan Garena sebagai Global Brand Ambassador dari Free Fire.

CR7 Jadi Global Brand Ambassador Free Fire

Cristiano Ronaldo menjadi Global Brand Ambassador dari Free Fire, game buatan Garena. Sebagai bagian dari kerja sama ini, Garena akan membuat karakter baru yang didasarkan pada Ronaldo, bernama Chrono. Karakter itu berasal dari universe baru dengan tema metropolis futuristik. Walau dunia itu penuh dengan teknologi canggih, tatanan masyarakat di sana kacau balau. Chrono hadir sebagai seorang pahlawan dan juga inspirasi bagi masyarakat untuk tetap hidup.

Microsoft Akuisisi Smash.gg

Microsoft mengakuisisi platform turnamen esports, Smash.gg minggu lalu. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai akuisisi tersebut. Smash.gg didirikan pada lima tahun lalu. Pada awalnya, platform tersebut fokus pada turnamen esports dari Smash Bros. Namun, sekarang, mereka juga bisa digunakan untuk mengadakan turnamen esports dari game-game lain.

Melalui Twitter, Smash.gg menjelaskan, saat ini, mereka akan beroperasi seperti biasa. Ke depan, mereka berharap akan bisa menggunakan sumber daya dari tim Microsoft Content Services untuk mengembangkan platform turnamen esports mereka, lapor Reuters.

Dalam 2 Bulan, Pemasukan Genshin Impact dari Pemain Mobile Hampir Capai US$400 Juta

Berdasarkan data dari perusahaan analitik mobile, Sensor Tower, dalam waktu dua bulan sejak peluncuran, Genshin Impact telah mendapatkan pemasukan sekitar US$393 juta dari para pemain mobile. Hal itu berarti, sejak diluncurkan pada 28 September 2020, game buatan MiHoYo ini menghasilkan US$6 juta per hari, menurut laporan GamesIndustry.

Pemasukan Genshin Impact dari mobile hampir mencapai US$400 juta dalam 2 bulan. | Sumber One Esports
Pemasukan Genshin Impact dari mobile hampir mencapai US$400 juta dalam 2 bulan. | Sumber One Esports

Berdasarkan data Sensor Tower, satu-satunya game yang memiliki pemasukan lebih besar dari Genshin Impact pada awal peluncurannya adalah Honor of Kings dari Tencent, yang mendapatkan US$467 juta. Namun, Sensor Data juga menyebutkan, pemasukan Genshin Impact pada bulan kedua lebih kecil daripada pemasukan mereka pada bulan pertama, yang mencapai US$245 juta.

Sepanjang 2020, Pemasukan Franchise Call of Duty Tembus US$3 Miliar

Setelah peluncuran Call of Duty: Black Ops Cold War, Activision mengungkap bahwa total net bookings dari franchise Call of Duty telah menembus US$3 miliar dalam 12 bulan belakangan. Menurut Activision, net bookings merupakan total penjualan secara fisik dan digital, termasuk biaya lisensi, merchandise, dan insenstif untuk publisher game dalam periode tertentu.

Pada 2020, nilai net bookings dari franchise Call of Duty naik 80% dari tahun lalu. Sementara jumlah unit game yang terjual naik 40%. Activision menyebutkan, ada 200 juta orang yang memainkan game Call of Duty pada tahun ini, menurut laporan IGN.

Dua Eksekutif BioWare Keluar, Pengembangan Mass Effect dan Dragon Age Tetap Berjalan

Dua eksekutif BioWare, Casey Hudson dan Mark Darrah memutuskan untuk keluar dari studio game tersebut. Di BioWare, Hudson menjabat sebagai General Manager, sementara Darrah adalah Executive Producer untuk Dragon Age.

BioWare akan tetap mengembangkan Dragon Age 4.
BioWare akan tetap mengembangkan Dragon Age 4.

Namun, BioWare dan publisher Electronic Arts meyakinkan para fans bahwa keputusan Hudson dan Darrah untuk mengundurkan diri tidak akan mengganggu proses pengembangan game-game baru BioWare, seperti Mass Effect: Legendary Edition, Dragon Age 4, dan Anthem Next, menurut laporan VentureBeat.

Haruskah Game Memiliki dan Menyusupkan Idealisme?

Pekerjaan sebagai seniman, seperti dari penulis, komikus, desainer, dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan seni, sering dianggap sebelah mata. Padahal, selama pandemi, kita sadar betapa pentingnya karya seni, mulai dari film, buku sampai game. Bayangkan jika Anda tidak boleh keluar dari rumah selama berminggu-minggu tanpa hiburan apapun, tanpa buku untuk dibaca, tanpa film untuk ditonton, dan tanpa game untuk dimainkan.

Namun, buku dan film tak melulu digunakan sebagai hiburan, tapi juga sebagai media edukasi. Buku dan film juga bisa digunakan sebagai cara bagi seseorang untuk membahas isu sosiopolitik atau menunjukkan idealisme mereka. Misalnya, dalam seri Percy Jackson and The Olympians, Rick Riodan membuat sang tokoh utama dan banyak tokoh penting lainnya mengidap ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan disleksia dengan tujuan untuk menunjukkan pada anak-anak yang memang mengidap ADHD atau disleksia di dunia nyata bahwa mereka juga memiliki potensi.

Sama seperti buku dan film, game juga bisa menjadi media bagi sang kreator untuk menyampaikan idealismenya atau untuk mengangkat isu sosiopolitik yang mereka anggap penting.

Perlukah Memasukkan Idealisme Dalam Game?

Jika ditanya apa alasan saya bermain game, saya akan menjawab sebagai hiburan. Bermain game menjadi salah satu bentuk escapism, cara bagi saya, dan gamer-gamer lainnya, untuk sejenak mengalihkan perhatian dari kenyataan. Dan tidak ada yang salah dengan itu. Karena manusia tidak didesain untuk bekerja tanpa henti 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari setahun.

“Kita harus meluangkan waktu untuk istirahat, tidak peduli apakah bentuk kegiatan untuk mengisi waktu luang tersebut,” tulis Barton Goldsmith, Ph.D., LMFT dalam Psychology Today. “Waktu luang berfungsi untuk memberikan kesempatan pada tubuh, pikiran, dan hati Anda untuk bersantai dan mengisi energi kembali.”

Bermain game merupakan kegiatan yang banyak orang lakukan untuk mengisi waktu luang mereka. Pada awalnya, video game hadir dalam format yang sangat sederhana. Namun, seiring dengan berkembangnya industri game, game yang muncul pun menjadi semakin kompleks. Di permukaan, Anda bisa melihat bagaimana grafik dalam sebuah game menjadi semakin realistis dengan gameplay yang semakin beragam. Lebih dari itu, tema yang diangkat dalam sebuah game juga menjadi semakin beragam. Developer juga semakin berani untuk mengangkat topik berat, seperti demokrasi, terorisme, perang, atau rasisme.

Lalu, apa bedanya game dengan buku atau film? Buku dan film adalah media yang baik untuk menyampaikan cerita. Namun, pembaca dan penonton merupakan peran pasif. Sebagai pembaca atau penonton, Anda tidak akan bisa mengubah alur cerita. Lain halnya dengan game. Saat bermain game, Anda menjadi pelaku aktif. Anda bisa memilih untuk mengambil tindakan sesuai dengan moral Anda. Tidak berhenti sampai di situ, Anda juga akan menghadapi konsekuensi dari pilihan yang Anda ambil. Misalnya, dalam trilogi Mass Effect, keputusan Anda untuk membunuh atau melepaskan Rachni Queen — satu-satunya penyintas dari spesies Rachni — pada game pertama akan memiliki dampak pada jalan cerita di game ketiga.

Rachni Queen di Mass Effect 3. | Sumber: Flickr/Ryan Somma
Rachni Queen di Mass Effect 3. | Sumber: Flickr/Ryan Somma

Saya tidak mengatakan bahwa game lebih superior dari buku atau film. Hanya saja, game bisa memberikan pengalaman yang berbeda pada Anda jika dibandingkan dengan buku atau film.

Bagaimana Cara Mengangkat Topik Politik Dalam Game?

Game adalah media hiburan. Jadi, ketika muncul isu sosiopolitik di dalamnya, sebagian orang mungkin akan protes, “Jangan bawa-bawa politik ke game!” Sayangnya, tampaknya hal itu tak lagi bisa dihindari. Ketika game hendak menyajikan dunia yang realistis — terlepas dari setting waktu dalam game — mau tidak mau, ia pasti akan memiliki konsep dan masalah yang merefleksikan dunia nyata. Yang penting adalah bagaimana sang kreator menampilkan isu atau menyisipkan idealisme mereka dalam game sehingga para pemain tetap bisa menikmati game itu.

Ketika game mengangkat isu politik, mudah saja bagi developer untuk memasukkan tokoh politik populer, seperti Barack Obama atau Donald Trump. Sayangnya, jika developer melakukan ini, game mereka justru bisa menjadi tak lagi relevan dalam beberapa waktu ke depan. Isu sosiopolitik sebaiknya disampaikan sebagai ide atau konsep yang membuat para pemainnya menjadi penasaran dan tertarik untuk berdiskusi lebih banyak tentang sebuah isu.

Misalnya, isu diskriminasi dan rasisme. Untuk mengangkat topik diskriminasi ke dalam game, Anda tidak perlu harus membuat game tentang Indonesia di zaman Orde Baru (sebentar, jadi ada yang jualan nasi goreng di depan…) atau menjadikan Martin Luther King Jr. sebagai karakter. Anda tetap bisa menemukan masalah diskriminasi dan rasisme bahkan saat Anda memainkan Dragon Age, yang mengambil setting dunia dark fantasy.

Di Thedas (seri Dragon Age), Elf sempat menjadi budak selama beberapa generasi. Dan setelah itu, meski sebagian Elf berusaha untuk hidup berdampingan dengan manusia, mengadopsi budaya manusia, toh perlakuan yang diterima oleh Elf tetap berbeda dari manusia. Bukankah apa yang terjadi pada Elf di Thedas sama seperti warga Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Indonesia, memiliki KTP Indonesia, tapi masih sering didiskriminasi hanya karena memiliki mata sipit?

Pemukiman Elf di kota. | Sumber: Wikia
Pemukiman Elf di kota. | Sumber: Wikia

Oke, mari jadikan Detroit: Become Human sebagai contoh lain. Dalam game ini, daripada isu sosiopolitik, Anda akan dihadapkan pada pertanyaan filosofis: apa yang membuat manusia, manusia? Ketika sebuah android, yang merupakan ciptaan manusia, memiliki kesadaran, apakah ia pantas untuk disejajarkan dengan manusia? Namun, game ini juga menunjukkan masalah yang muncul ketika peran manusia sebagai pekerja bisa digantikan oleh android.

Memang, sekarang, kita belum bisa membuat artificial intelligence yang bisa berpikir layaknya manusia, tapi, kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0. Era ketika mesin mulai bisa menggantikan tugas manusia. Dalam Detroit: Become Human, kita melihat bagaimana jumlah pengangguran terus naik karena keberadaan android. Selain itu, tingkat kelahiran juga mengalami penurunan karena manusia lebih memilih untuk menjadikan android sebagai kekasih.

Dan jangan salah, isu-isu berat tidak melulu tampil di game RPG. Game action stealth seperti Metal Gear Solid pun bisa digunakan sebagai media untuk menyampaikan idealisme seseorang. Faktanya, setelah diluncurkan, Metal Gear Solid 2 sempat diprotes karena dianggap terlalu “preachy” dengan mengangkat tema soal konspirasi, politik, dan perang. Pada 2003, saat mengembangkan Metal Gear Solid 3, Hideo Kojima menjelaskan alasan mengapa MGS 2 mengangkat tema-tema tersebut.

MGS 2 mengangkat tema tentang konspirasi dan politik. |Sumber: Vice
MGS 2 mengangkat tema tentang konspirasi dan politik. |Sumber: Vice

“Ketika kami masih kecil, ada gerakan anti-nuklir di seluruh dunia. Namun, pada abad ke-21, tidak ada gerakan serupa, padahal ancaman penggunaan senjata nuklir di era ini justru semakin nyata… Banyak pemain MGS 2 yang merasa bahwa game ini terlalu memaksakan pesan moral. Tapi, kita tidak bisa berharap bahwa Hollywood akan membuat film seperti Planet of the Apse atau muncul manga seperti Barefoot Gen (yang bercerita tentang tragedi bom atom yang dijatukan di Hiroshima). Karena itulah, saya ingin memasukkan pesan anti-perang dan anti-nuklir sebanyak mungkin. Setidaknya dalam MGS,” kata Kojima, dikutip dari PC Gamer.

Kojima menjelaskan, ketika itu, dia merasa bahwa industri hiburan terlalu fokus pada merchandise dan pada cara untuk memaksimalkan keuntungan. “Hal ini berlaku di industri film, buku, dan musik. Mereka fokus untuk membuat produk yang bisa dijual,” katanya. “Tidak ada pesan yang disampaikan oleh sang kreator. Bisnis dan penjualan menjadi Prioritas Nomor Satu. Bagaimana nasib anak-anak di generasi berikutnya yang belajar menggunakan produk-produk tersebut?”

Kesimpulan

Sejatinya, game adalah media hiburan. Kreator game tidak memiliki kewajiban untuk memasukkan elemen edukasi atau pesan moral dalam game yang mereka buat. Jika mereka ingin membuat game yang menjadikan tokoh sejarah sebagai makhluk supernatural yang bisa menjadi love interest sang pemain, kenapa tidak? Namun, jika developer ingin membahas isu sosiopolitik dalam game mereka, selama mereka bisa menyajikannya dengan baik, hal itu juga bukanlah masalah.

Komparasi Grafis Dragon Age Inquisition di PC, PlayStation 4 dan Xbox One

Bagi permainan-permainan blockbuster multi-platform, perbandingan grafis khususnya di console teranyar adalah hal lumrah. Di sana merupakan tempatnya para fans mendiskusikan (lebih tepatnya berdebat panas) versi mana yang memiliki visual terbaik. Dan tampaknya hal serupa berlaku untuk game role-playing teranyar BioWare, Dragon Age: Inquisition. Continue reading Komparasi Grafis Dragon Age Inquisition di PC, PlayStation 4 dan Xbox One

Sembari Menunggu Inquisition, Mainkan Dragon Age: The Last Court Gratis Dari Browser

Demi memanaskan perhatian publik terhadap karya digital teranyar, tak sedikit publisher atau rumah produksi melepas produk pendamping seperti mainan, game tie-in atau film pendek di web. Mendekati peluncuran Dragon Age: Inquisition, Electronic Arts dan BioWare memutuskan mengambil langkah yang cukup berbeda dari biasanya. Continue reading Sembari Menunggu Inquisition, Mainkan Dragon Age: The Last Court Gratis Dari Browser

Sanggupkah PC Anda Menjalankan Dragon Age: Inquisition?

Mengapa memilih PC jika home console lebih ringkas dan sederhana untuk menjalankan video game? Akan ada ratusan jawaban dari pertanyaan tersebut. Tapi bersamaan dengan pengumuman daftar kebutuhan hardware permainan Dragon Age: Inquisition, developer BioWare memberikan alasan mereka sendiri dalam video testimoni. Continue reading Sanggupkah PC Anda Menjalankan Dragon Age: Inquisition?

Mari Mainkan Game Dragon Age: Origins Gratis

Kata apa yang dimulai dengan huruf ‘g’, berakhir di huruf ‘s’, dan disukai semua orang? Gratis, tentu saja. Game gratis bukanlah hal yang sering kita jumpai, publisher paling murah hati sekalipun paling hanya memberikan diskon. Tapi bagi-bagi permainan cuma-cuma sudah cukup lama dijalankan EA, dan kali ini satu judul RPG fenomenal (di masanya) bisa dinikmati tanpa membayar. Continue reading Mari Mainkan Game Dragon Age: Origins Gratis

Butuh 200 Jam Untuk Menamatkan Dragon Age: Inquisition

Tren negatif yang mengancam industri gaming saat ini adalah harga game yang tak senilai dengan kontennya. Bagi banyak orang, mengeluarkan US$ 60 tidaklah mudah, apalagi harus membeli tambahan DLC. Untungnya sebuah berita baik diumumkan oleh developer BioWare: Anda membutuhkan ratusan jam untuk menyelesaikan Dragon Age: Inquisition. Continue reading Butuh 200 Jam Untuk Menamatkan Dragon Age: Inquisition

BioWare Rilis Demo Gameplay Dragon Age: Inquisition Sepanjang 16 Menit

Karena Dragon Age 2 yang dianggap kurang memuaskan banyak penggemarnya, banyak orang kurang optimis dengan seri ketiga permainan ini yang mengambil judul Dragon Age: Inquisition. Tapi perlahan-lahan paradigma mereka berubah berkat berbagai video dan demonstrasi gameplay yang developer BioWare publikasikan. Continue reading BioWare Rilis Demo Gameplay Dragon Age: Inquisition Sepanjang 16 Menit