Bisnis Gaming Dorong Pertumbuhan Pendapatan Bersih Bukalapak Sepanjang 2023

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mendulang total pendapatan bersih sebesar Rp4,43 triliun sepanjang 2023. Disampaikan dalam ringkasan laporan keuangannya, bisnis penjualan item gaming menjadi kontributor utama pertumbuhan pendapatan BUKA sebesar 23% (YoY).

  • BUKA menyebut telah memperoleh core earnings sebesar Rp42 miliar di 2023, dari posisi rugi Rp2,3 triliun di 2022. Core earnings dihitung sebagai laba bersih yang tidak termasuk keuntungan/kerugian pada investasi, FX, goodwill, dan non-recurring items.
  • Namun, secara keseluruhan, BUKA mengalami rugi bersih sebesar Rp1,36 triliun pada 2023 dari posisi laba sebesar Rp1,98 triliun pada tahun sebelumnya.
  • EBITDA yang disesuaikan di sepanjang 2023 menyusut dari rugi Rp1,2 triliun di 2022 menjadi rugi Rp475 miliar di 2023. Ini telah sesuai target realisasi kerugian BUKA sebesar Rp525 miliar.
  • Beban umum dan administrasi tercatat menurun 47% menjadi Rp1,3 triliun berkat strategi efisiensi biaya melalui investasi teknologi.

BUKA memiliki sejumlah fokus divisi antara lain marketplace, mitra, gaming, ritel O2O, dan layanan keuangan. Kontribusi pendapatan dari lini markeplace tercatat naik 47% (YoY) menjadi Rp2,3 triliun pada 2023. Kemudian, pendapatan O2O naik 11% (YoY) menjadi Rp2,1 triliun di periode sama. Adapun, bisnis O2O menyumbang 54% dari total pendapatan grup pada kuartal keempat.

Perseroan mengungkap pertumbuhan O2O didorong oleh ekspansi produk dan layanannya sejalan dengan upaya BUKA untuk meningkatkan penetrasi all-commerce dan digitalisasi toko ritel mikro offline.

Sumber: Bukalapak

Adapun, margin kontribusi marketplace naik 35 basis poin menjadi 0,77%. Margin kontribusi O2O naik 29 basis poin dari minus 0,32% menjadi minus 0,03%. Total margin kontribusi secara keseluruhan mencapai 0,32% atau naik 30 basis poin menjadi 0,02%.

“Kami memiliki platform yang kuat untuk pertumbuhan dengan peluang yang ada dalam bisnis Mitra, gaming, dan e-retail kami. Kami fokus untuk menangkap peluang pertumbuhan Perseroan, meningkatkan keberlanjutan pendapatan kami, dan menargetkan hasil yang kuat pada tahun 2024,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya, Sabtu (23/3).

Pada tahun ini, BUKA mengincar pertumbuhan pendapatan sekitar 15%-20% menjadi Rp5,1 triliun-Rp5,3 triliun. Perseroan menargetkan dapat mencapai EBITDA disesuaikan positif lebih tinggi dari Rp200 miliar.

Pada tahun lalu, BUKA sempat menyebut tengah fokus mendorong produk digital dan gaming yang dikelola anak usahanya, marketplace “itemku”. Hal ini dikarenakan lini bisnis tersebut memiliki pertumbuhan transaksi yang kuat secara kuartal (QoQ).

Per akhir 2023, Bukalapak memiliki modal sebesar Rp 19,3 triliun dari kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan reksa dana.

Application Information Will Show Up Here

Meningkatkan Efisiensi Bisnis dengan Eksplorasi Fitur Unggulan Komform

Komform adalah aplikasi berbasis web yang menyediakan jasa untuk membuat order form secara online. Komform sendiri merupakan salah satu produk Komerce, perusahaan yang membantu UMKM dan e-commerce terjun ke dunia digital secara end-to-end. Dengan Komform, pengguna dapat menampilkan produk, menerima order, dan mengelola pesanan. Komform hadir sebagai solusi pembuatan order form online yang minim hambatan untuk para pebisnis agar dapat mengembangkan usahanya.

Komform memiliki beberapa fitur unggulan, yaitu paket gratis, drag and drop, notifikasi order, otomasi follow-up, opsi kustomisasi produk, dan penyimpanan data di dalam database.

Paket Gratis

Fitur pertama, yakni paket gratis, memungkinkan pengguna memakai layanan tanpa harus membayar jasa Komform. Paket gratis ini tersedia dengan jumlah tertentu. Pengguna dapat menggunakan paket gratis untuk menghimpun pesanan dalam skala kecil sebelum meng-upgrade paket mereka menjadi Komform berbayar yang lebih profesional.

Drag and Drop

Fitur kedua, yaitu drag and drop, memudahkan pembuatan formulir pesanan sesuai kebutuhan bisnis pengguna. Fitur ini membuat formulir pesanan menjadi lebih mudah dibuat tanpa harus menggunakan teknik tertentu yang menyulitkan pebisnis. Dengan fitur drag and drop, pengguna dapat membuat order form dengan lebih cepat.

Notifikasi Order

Selain paket gratis dan fungsi drag and drop, Komform juga menghadirkan fitur notifikasi order. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menerima notifikasi melalui email setiap ada pesanan yang masuk. Dengan notifikasi order, pengguna dapat merespons pesanan secara cepat.

Follow up

Kemudian, terdapat juga fitur otomasi follow-up. Sesuai dengan namanya, fitur ini membuat pengguna dapat mengotomasi pesan follow-up yang dikirim kepada pelanggan atau pembeli melalui Whatsapp. Pesan ini juga dapat diubah isinya.

Komform juga menyediakan opsi bagi seller untuk melakukan personalisasi atau kustomisasi produk melalui formulir pemesanan. Seller sebagai pengguna dapat mengunggah gambar atau menambahkan teks khusus di formulir pemesanan. Hal ini dapat membuat tampilan formulir menjadi lebih menarik.

Seluruh data pesanan yang masuk ke Komform akan disimpan secara otomatis di dalam database. Data pesanan yang akan disimpan termasuk nama pelanggan, alamat pengiriman, detail produk, jumlah, dan lain-lain. Hal ini membuat pengelolaan data dan pesanan menjadi lebih mudah.

Dengan fitur-fitur unggulan dari Komform ini, pembuatan order form online menjadi lebih mudah. Selain itu, efisiensi bisnis menjadi lebih meningkat.

Mengenal Komform by Komerce, Online Form Builder untuk Pebisnis

Pada masa sekarang, kemajuan teknologi yang pesat sangat membantu perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan berbagai cara. Misalnya, dengan bantuan teknologi, UMKM dapat menjalankan bisnis mereka secara lebih efisien. Produk atau layanan yang ditawarkan dapat lebih mudah dijual ke pelanggan dari berbagai tempat dan kalangan melalui internet.

Dewasa ini, sudah banyak perusahaan yang bersinergi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan UMKM, baik secara online maupun offline. Salah satunya adalah Komerce, perusahaan end-to-end yang menyediakan jasa untuk membantu UMKM dan e-commerce terjun ke dunia digital untuk memaksimalkan penjualan. Produk Komerce sendiri sangat beragam, antara lain yaitu Komtim, Komship, Kompack, Komplace, Komcards, Komchat, Komclass, Pendamping UMKM, serta Komform.

Komform sendiri adalah aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk membuat form order online. Dengan menggunakan Komform, pengguna dapat menampilkan produk, menerima dan mengelola pesanan. Komform menjadi solusi untuk pembuatan form order tanpa hambatan yang dapat selesai hanya dalam hitungan menit saja.

Dalam form buatan Komform, terdapat berbagai fitur yang akan ditampilkan. Fitur-fitur tersebut antara lain yaitu judul, label, logo, nama bisnis, serta berbagai macam elemen yang dapat dipilih.

Elemen ini dapat berupa elemen standar ataupun custom. Elemen standar terdiri dari nama, nomor telepon, email, alamat tujuan, detail alamat, dan produk. Sementara itu, elemen custom berisi teks pendek, teks panjang, dropdown, angka, angka rupiah, dan tanggal. Pembuat form juga bisa memilih apakah ingin menampilkan rincian total pembayaran atau tidak.

Hadirnya Komform memberikan banyak manfaat bagi para pengguna yang ingin membuat form order online.

Kemudahan bagi pengguna dalam membuat form order

Saat membuat form, terdapat fitur drag and drop yang memungkinkan pengguna untuk membuat form order sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka. Fitur ini membuat pengguna dapat membuat formulir dengan cepat, sehingga waktu dan usaha yang dibutuhkan juga lebih singkat dan mudah.

Kedua, Komform juga responsif terhadap pesanan. Pesanan dapat dipantau melalui notifikasi. Seluruh pesanan terangkum pada data order, sehingga proses pesanan menjadi lebih santai dan cepat.

Menghemat biaya pembuatan form order

Layanan Komform tersedia dalam berbagai paket pembelian, mulai dari paket gratis hingga berbayar. Untuk penggunaan pertama, pengguna dapat menggunakan mode gratis.

Lalu, untuk penggunaan selanjutnya, pengguna dapat meng-upgrade Komform ke fitur profesional berbayar sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Kehadiran Komform sebagai online form builder membuat pengelolaan bisnis dan usaha menjadi lebih efisien dengan beberapa klik saja.

GoTo: Pendapatan dari Biaya Layanan Tokopedia Dorong Pertumbuhan Kinerja 2024

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) memproyeksikan pendapatan dari biaya layanan e-commerce Tokopedia dapat berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangannya di 2024. Sembari kembali fokus pada bisnis inti di on-demand dan fintech, GoTo tetap bakal mengecap pemasukan usai tak lagi menjadi pemegang saham kendali Tokopedia.

Dalam kesepakatannya dengan TikTok, GoTo akan memperoleh pendapatan dari biaya layanan e-commerce Tokopedia secara kuartalan. Pendapatan dari biaya layanan e-commerce ini baru akan dicatat per 1 Februari 2024.

Chief Financial Officer GoTo Jacky Lo meyakini kontribusi pendapatan fee dari Tokopedia dapat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan bisnis GoTo tahun ini. Ia juga menambahkan bahwa kontribusi pendapatan ini akan memperkuat arus kas GoTo secara kuartalan.

“Maka itu di 2024, hasil dari [kinerja] di segmen e-commerce akan segera berubah menjadi positif dari posisi sebelumnya yang negatif sebesar $134 juta (setara Rp2 triliun) selama sembilan bulan pertama di 2023,” ungkap Jacky saat sesi Paparan Publik GoTo yang digelar hari ini (28/2).

Sementara, CEO GoTo Patrick Walujo menambahkan saat ini perusahaan memiliki posisi kinerja kuat usai mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023. Capaian ini baru akan diumumkan di laporan keuangan perusahaan pada Maret 2024.

“Ini menunjukkan pentingnya e-commerce service fee yang akan diterima oleh GoTo dalam mencapai kinerja perusahaan yang lebih baik tahun ini. GoTo akan terus meningkatkan kinerja dan fokus pada pelaksanaan strategi untuk investasi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan memiliki daya saing di pasar yang dinamis,” tuturnya.

Lebih lanjut, perusahaan menargetkan proses integrasi antara TikTok dan Tokopedia dapat rampung dalam waktu 1,5 bulan ke depan sesuai dengan masa uji coba. Pengalaman belanja pengguna TikTok menjadi prioritas utama integrasi ini, di mana Tokopedia akan berperan untuk mengelola sistem elektroniknya.

“Proses belanja, pembayaran, hingga check-out transaksi, telah terpisah dari aplikasi TikTok, dan terjadi di sistem backend Tokopedia. Kami harap proses ini akan selesai paling lambat dalam 1,5 bulan. Kami terus berkonsultasi secara erat dengan Kementerian terkait dan sesuai peraturan berlaku,” tambah Chief Corporate Affairs GoTo Nila Marita.

Berdasarkan data yang diperoleh dari merchant Tokopedia dan TikTok yang terlibat dalam Kampanye Beli Lokal, mereka memperoleh pertumbuhan penjualan produk sebesar 125% dibandingkan September 2023. Per 2023, Tokopedia tercatat memiliki 18 juta Monthly Active User (MAU), sedangkan TikTok Shop memiliki MAU sebesar 125 juta.

Application Information Will Show Up Here

Skala Bisnis TikTok Jadi Kunci Tokopedia Pimpin E-commerce Indonesia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) merilis Paparan Publik Insidental yang menjelaskan potensi bisnis e-commerce TikTok Shop dan Tokopedia pasca-bergabung. Disebutkan, progres integrasi keduanya tengah mendekati tahap penyelesaian.

Berdasarkan analisis pihak independen, sinergi TikTok dan Tokopedia memungkinkan keduanya untuk memimpin bisnis e-commerce di Indonesia dengan memanfaatkan skala bisnis dan jangkauan global TikTok sebagai kunci pertumbuhan. Tokopedia juga diuntungkan, karena dalam kesepakatan keduanya, e-commerce berlogo hijau ini tak perlu mengeluarkan pendanaan lagi.

Pertumbuhan ini akan dikerek ke dua segmen, Tokopedia lekat dengan pembelanjaan terencana untuk produk elektronik, FMCG, dan home living. Segmen selanjutnya didorong oleh layanan live shopping TikTok Shop yang pertumbuhannya datang dari pembelanjaan impulsif untuk produk fesyen dan kecantikan.

Sinergi keduanya menjadi strategi untuk bersaing ketat dengan pemain e-commerce lain, terutama dengan kemunculan TikTok Shop beberapa tahun lalu. Tokopedia disebutkan bersaing dengan “Kompetitor 1” yang punya 40% pangsa pasar, serta bagian dari grup dengan bisnis hiburan digital dan keuangan digital yang labanya dapat disubsidi ke bisnis e-commerce.

Sementara, “Kompetitor 2” punya 10% pangsa — induk usahanya juga tercatat memperoleh EBITDA yang disesuaikan (disetahunkan) sebesar $25 miliar dan kas $33 miliar, serta menginvestasikan lebih dari $3,4 miliar dalam 18 bulan terakhir.

Dengan ketatnya persaingan bisnis, Tokopedia mengalami penurunan pangsa dikarenakan fokus mengejar profitabilitas. Perusahaan juga tengah berhemat modal. “Tokopedia dapat menangkap peluang di live commerce, juga mendorong penetrasi pasar Tokopedia di e-commerce konvensional sembari memperkaya kanal akuisisi konsumen,” demikian dalam paparan tersebut.

Per 2023, Tokopedia punya 18 juta Monthly Active User (MAU). Namun, Monthly Transacting User (MTU) miliknya disebut mengalami penurunan, demikian pula GMV 2023 yang diproyeksi merosot 10% (YoY) ke $15,6 miliar. Sementara, TikTok Shop memiliki MAU 125 juta dengan MTU tumbuh tiga digit. GMV 2023 TikTok diestimasi sebesar $6 miliar alias tumbuh 3 kali lipat (YoY).

Kesepakatan transaksi Tokopedia dan TikTok telah rampung awal Februari ini. Dalam proses integrasinya, promosi produk dikelola oleh sistem elektronik TikTok. Sementara, tampilan produk, penyelesaian pesanan, sampai pembayaran terjadi di sistem backend Tokopedia.

Setelah lepas sebagai pemegang saham kendali, GoTo menyebut akan menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill yang diakui di tingkat konsolidasi grup) dan liabilitas Tokopedia dari laporan keuangan konsolidasi.

GoTo juga mengungkap kerugian dari hilangnya kendali atas Tokopedia mencapai Rp80,3 triliun. Kerugian tersebut disebabkan oleh penghentian pengakuan goodwill sebesar Rp76,6 triliun yang adalah beban non-kas dan non-operasional perusahaan.

Dalam laporan terpisah yang dirilis 2023, seperti diberitakan DailySocial.id, Momentum Works mencatat Shopee sebagai pemimpin pasar GMV di Indonesia dengan porsi 36%, diikuti Tokopedia (35%), Lazada (10%), Bukalapak (10%), TikTok Shop (5%), dan BliBli (4%).

Application Information Will Show Up Here

Lepas Kendali Tokopedia, GoTo Kini Balik Fokus ke Bisnis On-demand dan Fintech

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) kini tak lagi menjadi pengendali PT Tokopedia usai merampungkan transaksinya dengan TikTok. Bisnis e-commerce TikTok Shop Indonesia dan Tokopedia resmi tergabung di bawah entitas PT Tokopedia.

Dalam laporan yang dikirimkan ke BEI, Rabu (31/1), TikTok Nusantara (SG) Pte. Ltd. telah membayar saham Tokopedia sebesar $840 juta (sekitar Rp13,2 triliun). Alhasil, saham Tokopedia kini dikuasai TikTok dengan kepemilikan 75,01%, sedangkan kepemilikan GoTo yang sebelumnya 100% merosot jadi 24,99%.

Dengan pelepasan kendali ini, Grup GoTo selanjutnya akan memfokuskan modal dan sumber daya untuk mendorong bisnis on-demand dan layanan keuangan digital mereka, termasuk kolaborasi strateginya dengan Bank Jago.

Selain itu, PT Tokopedia menunjuk Vonny Susamto sebagai Direktur Utama yang baru, menggantikan Melissa Siska Juminto yang menjabat sebelumnya. Mengutip laman LinkedIn miliknya, Vonny tercatat menduduki posisi di Category Management ByteDance, induk usaha TikTok, sejak 2021.

Seperti diketahui, GoTo dan TikTok mengumumkan kemitraan strategis untuk menggabungkan bisnis e-commerce. Dalam kesepakatan tersebut, TikTok setuju untuk berinvestasi sebesar $1,5 miliar (sekitar Rp23,4 triliun) untuk mendanai operasional PT Tokopedia dalam jangka panjang. GoTo tidak perlu menyuntik pendanaan lagi ke Tokopedia dengan komitmen investasi dari TikTok.

Dampak ke bisnis

Meski tak lagi mengendalikan Tokopedia, GoTo tetap menerima aliran pendapatan berkelanjutan dari biaya layanan e-commerce yang berbasis pada GMV setiap kuartalnya. Pendapatan ini juga akan berkontribusi langsung ke EBITDA Grup GoTo. GoTo juga mendapat keuntungan melalui layanan keuangan digital (GoPay) dan on-demand (Gojek) yang terintegrasi di ekosistem Tokopedia.

GoTo mengumumkan telah merealisasikan EBITDA disesuaikan positif pada kuartal IV 2023. Laporan resminya baru akan dirilis pada Maret 2024. Seluruh pihak terlibat juga menyepakati bahwa kepemilikan GoTo sebesar 24,99% di Tokopedia tidak akan terdilusi lebih lanjut oleh pendanaan dari
TikTok di masa depan kepada Tokopedia.

“Kami kini dapat mempercepat progres yang didukung oleh mitra ekosistem kami. Seiring dengan peningkatan profitabilitas dan arus kas, kami akan mengoptimalkan penggunaan modal sejalan dengan rencana alokasi modal yang baru, yang mungkin mencakup inisiatif buyback saham, tergantung pada peraturan dan persetujuan pemegang saham,” ujar CEO GoTo Group Patrick Walujo dalam keterangan resminya.

Adapun, laporan keuangan Tokopedia tidak akan dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan GoTo terhitung per 1 Februari 2024. Disebutkan pula bahwa kerugian yang diasosiasikan dengan hilangnya pengendalian atas Tokopedia mencapai Rp80,2 triliun.

Application Information Will Show Up Here

SawitPRO Tangani Isu Upstream Petani Kelapa Sawit dengan Solusi Digital

Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor CPO mencapai $29,62 miliar pada 2022, naik 3,56% dari tahun sebelumnya. Sementara kapasitas ekspornya 26,22 juta ton.

Menariknya, perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh 3 juta petani kecil (swadaya/smallholders) dengan persentase sekitar 40%, sisanya dimiliki oleh pemerintah dan swasta. Petani swadaya ini umumnya memiliki lahan kurang dari 25ha.

Walau prospektif secara industri, namun dalam realitasnya mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk budidaya kelapa sawit sesuai standar good agriculture practice (GAP) yang diterapkan oleh lahan kelapa sawit milik pemerintah/swasta, seperti lahan yang sesuai untuk di tanam sawit, penggunaan bibit, pupuk, dan usaha lainnya untuk meningkatkan produktivitas lahan mereka.

Bahkan untuk pemasarannya, mereka hanya memiliki alternatif menjualnya melalui tengkulak dengan harga yang rendah. Tantangan hulu inilah yang ingin dicoba selesaikan oleh SawitPRO dengan tiga solusi yang dihadirkan:

  1. Anggota SawitPRO: untuk pemilik bisnis mengelola usahanya secara efisien, seperti pantau kinerja pekerja, konsultasi dengan Dokter Sawit, beli kebutuhan perkebunan dan kebutuhan sehari-hari, dan program loyalitas dari Sawit Poin,
  2. Pekerja SawitPRO: catat aktivitas pekerja secara rutin,
  3. Petani SawitPRO: catat aktivitas, laporan pendapatan, biaya dan keuntungan, hitung estimasi hasil panen menggunakan kalkulator pintar, pantau harga CPO internasional.
  4. Partner SawitPRO: berbentuk situs untuk meningkatkan loyalitas pemasok melalui laporan real-time, campaign yang disesuaikan, dan distribusi insentif.

Ketiga aplikasi di atas terintegrasi dengan tiga solusi pendukung, yakni:

  1. Sawit Poin: menumbuhkan loyalitas melalui berbagai program insentif,
  2. Toko Sawit: platform marketplace untuk kebutuhan perkebunan kelapa sawit dan kebutuhan sehari-hari,
  3. Dokter Sawit: konsultasi online (berbasis AI Chatbot melalui WhatsApp dan telekonsultasi) untuk meningkatkan kualitas TBS (Tandan Buah Segar), serta kunjungan lapangan dari ahli agronomi yang berpengalaman untuk meningkatkan produktivitas panen dan pengelolaan lahan.
(kanan) CEO SawitPRO Abhishek Singh / SawitPRO

Sebelum meluncurkan ketiga produk di atas, startup yang digawangi oleh Abhishek Singh ini melakukan banyak riset langsung di lapangan dan berdiskusi dengan petani kecil di Riau selama beberapa waktu. Sebagai catatan, provinsi ini merupakan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia dengan luas 3,49 juta ha atau 20,75% dari total luas nasional pada 2023.

“Siapapun bisa buat aplikasi. Tantangannya buat adu buat aplikasi yang terkini dan tercanggih, tapi bagaimana membuat solusi yang benar-benar menjawab masalah di lapangan. Aplikasi itu harus mudah digunakan, dimengerti, dan berguna,” terangnya kepada DailySocial.id.

Abhishek bukan orang baru di dunia kelapa sawit, sebelumnya ia pernah bekerja dan menduduki posisi penting di RGE (Royal Golden Eagle) Group, grup bisnis berbasis sumber daya alam milik pengusaha Sukanto Tanoto. Di sana ia juga menjabat di anak-anak usahanya seperti APRIL, Asian Agri, dan Apical.

Menurut pandangannya, kesenjangan pengetahuan petani swadaya dalam budidaya sawit sangat jauh dari SOP yang biasa dilakukan oleh lahan sawit milik swasta. Alhasil produktivitasnya kalah jauh.

“Kami mengambil best practice dari industri perkebunan, kapan waktu yang tepat untuk panen, kapan untuk pruning, dsb. Mereka bisa akses seluruh informasi tersebut, sekaligus beli pupuk di e-commerce SawitPRO. Jadi petani bisa mengurangi cost, produksi lebih banyak, produktivitas pun meningkat.”

Ia meyakini, pendekatan ini mampu menjawab masalah di seluruh aspek di hulu yang selama ini dihadapi di lapangan. Terlebih momentum pasca-pandemi dinilai cukup tepat untuk masuk ke komoditas ini, lantaran terjadi peningkatan penetrasi internet. Pemain di ekosistem tidak lagi menggunakan feature phone dalam kesehariannya, sehingga kenaikan literasi digital ikut terdampak. “Jadi secara timing, kami cukup beruntung.”

Target SawitPRO

Di umur baru satu tahun ini, SawitPRO berencana untuk ekspansi wilayah, seperti Sulawesi, Jambi, dan Sumatera Utara. Dua provinsi terakhir masuk sebagai 10 provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Di samping itu, menggaet akademisi dari universitas untuk menciptakan lebih banyak aktor di dalam ekosistem rantai pasok kelapa sawit demi menciptakan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Saat ini, SawitPRO beroperasi di Riau dengan kantor pusat di Jakarta. Berbagai kemitraan telah dijalin dengan ekosistem, seperti gaet lebih dari 10 ribu petani swadaya, 12 Toko Tani, 49 DO agen, dan sebanyak 379 ribu mt produksi TBS telah dihasilkan.

Model bisnis yang dipakai SawitPRO adalah paket berlangganan, ada biaya yang dibayarkan oleh pemilik bisnis. Tidak disebutkan nominal biaya berlangganan ini. Abhishek hanya memastikan, perusahaan mampu menghasilkan pendapatan yang positif pada tahun pertama.

Oleh karenanya, seiring dengan target yang besar, ia menargetkan SawitPRO dapat cetak laba setidaknya pada tahun ini dengan tim yang efisien, sekitar 70 orang.

“Kami ingin menjadi startup yang fokus cetak profit di hari pertamanya karena kami tidak ingin ada di situasi yang harus memecat karyawan di kemudian hari. Tahun pertama memang sulit, tapi tahun ini setidaknya bisa cetak profit walau nominalnya kecil.”

Walau tidak dirinci lebih jauh, Abhishek mengungkapkan SawitPRO sudah memiliki investor eksternal untuk mendukung operasional di hari-hari pertamanya.

Application Information Will Show Up Here

SIRCLO dan Shopify Umumkan Kolaborasi Solusi untuk Perkuat Pasar Lokal

Dua startup di sektor e-commerce, SIRCLO dan Shopify mengumumkan kemitraan strategis untuk memperkuat platformnya dan dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan bisnis di Indonesia. Dalam kesepakatan tersebut, Shopify akan mengintegrasikan infrastruktur teknologi miliknya dengan layanan teknologi SIRCLO, yakni SWIFT Omnichannel.

Disampaikan dalam keterangan resminya, keduanya berupaya mentransformasikan pengalaman ritel online agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan di pasar yang terus berubah. Kolaborasi ini juga disebut mampu melayani bisnis di berbagai skala, mulai dari pemula, menengah, hingga perusahaan besar.

“Tujuan kami adalah menyederhanakan operasi dan pengelolaan pada perdagangan ritel untuk seterusnya,” tutur Bharati Balakrishnan selaku Country Head & Director untuk Shopify India dan Asia Tenggara.

Balakrishnan menambahkan, kolaborasi ini memberikan solusi lokal, komprehensif, dan terukur bagi pemilik usaha kecil dan menengah, serta perusahaan besar yang mengelola bisnis di seluruh marketplace dan memiliki situs web D2C.

Sebagai informasi, SIRCLO adalah startup e-commerce enabler yang menawarkan solusi di segmen enterprise, entrepreneur, dan new retail. Berdasarkan keterangan di situs resminya, solusi SIRCLO telah digunakan oleh sekitar 1000 korporasi, 1 juta pemilik usaha, dan menjangkau 25 juta pengguna akhir.

Sementara, Shopify adalah platform e-commerce dan website builder asal Kanada dan beroperasi di Indonesia sejak 2013. Di global, Shopify telah menjangkau jutaan merchant dari 17 negara.

Lokalitas untuk jangkau global

Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan sejumlah keuntungan yang dapat diperoleh pelaku bisnis lewat solusi terintegrasi SIRCLO dan Shopify, antara lain:

    • Toko online dapat disesuaikan dengan identitas merek mereka.
    • Tools untuk membantu menyederhanakan kegiatan operasi.
    • Jangkauan global bagi pelanggan dan digital marketing tool yang diklaim tepat sasaran.
    • Peningkatan keterikatan dan loyalitas pelanggan.
    • Teknologi yang diklaim scalable dan mampu mendukung perusahaan terkemuka di kawasan global.

Kemitraan ini berfokus pada pelokalan,  SIRCLO mengaku memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan pasar lokal. Maka itu, kolaborasi ini menjadi strategi Shopify untuk mengakomodasi kebutuhan khusus bisnis dan konsumen di Indonesia lewat pendekatan solusi pemasaran digital, metode pembayaran hingga jasa ekspedisi.

“Dengan sepuluh tahun keahlian SIRCLO di bidang e-commerce Indonesia, kami bertekad memberikan layanan unggul yang disesuaikan dengan kebutuhan unik pasar lokal. Kami memastikan pelaku ritel online di Indonesia punya akses terhadap kapabilitas commerce global,” ungkap CTO SIRCLO Muliadi Jeo.

Sektor e-commerce masih menjadi penggerak ekonomi digital di Indonesia dengan proyeksi kontribusi 75% dari total Gross Merchandise Value (GMV) $110 miliar pada 2025 berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2023. Sementara, jumlah UMKM di Indonesia yang telah go digital tercatat telah mencapai 22,68 juta.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Outlook E-commerce 2024: Akankah Jadi Tahun Realisasi Keuntungan?

2023 seolah menjadi tahun terjal yang dihadapi industri e-commerce Indonesia. Berbeda dengan sebelumnya, saat pelaku e-commerce masih mengeksplorasi layanan, fitur, dan model bisnis — kini mereka fokus untuk mencapai keuntungan.

Pada tahun ini, sektor e-commerce diestimasi menyumbang Gross Merchandise Value (GMV) sebesar $62 miliar berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2023. Secara total, GMV ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tembus $110 miliar pada 2025 dengan porsi 75% masih disetor oleh e-commerce. Jelas menandakan sektor ini masih menjadi motor penggerak ekonomi digital di Indonesia.

GMV E-commerce Indonesia (dalam miliar dolar) / Sumber: e-Conomy SEA 2023

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menilai pelaku industri kini memantapkan fokus layanan/produk dan model bisnis yang tepat. Dalam skala makro, ruang pertumbuhannya juga masih sangat besar mengingat penetrasi e-commerce diperkirakan baru sekitar 20%.

Peningkatan penetrasi e-commerce sejalan dengan kenaikan penetrasi internet di Indonesia yang diproyeksi mencapai 70%-80%. Bima menyebut masih banyak wilayah di luar tier 1 yang belum terjangkau atau belum pernah berbelanja online. Laporan e-Conomy SEA 2021 sempat mencatat ada sekitar 21 juga pengguna internet baru saat pandemi, sebanyak 72% berasal dari luar kota besar.

Dinamika di 2023

Dalam perkembangannya selama lebih dari 10 tahun, industri e-commerce telah mengeksplorasi berbagai pendekatan, mulai dari B2C, B2B, atau C2C. Selama periode itu, ada hampir 10 platform e-commerce gulung tikar karena tak mampu bersaing dalam jangka panjang, sebut saja Blanja.com, Elevenia, dan JD.id.

Kini industri e-commerce menyisakan lima pemain teratas antara lain Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, dan Bukalapak dengan fokus utama memperkuat bisnis inti dan mencapai keuntungan tahun ini. Berbagai upaya telah diambil untuk mendorong efisiensi lewat restrukturisasi karyawan dan pengurangan bakar uang pada promo belanja dan subsidi ongkos kirim.

Sorotan kami di sepanjang 2023:

  • Grup GoTo memangkas hampir 2.000 karyawan selama dua tahun terakhir, dilanjutkan dengan spinoff aplikasi GoPay (unit keuangan) dan divestasi GoPlay dan GoTix (unit bisnis hiburan).
  • Sejak tahun lalu, Shopee pivot strateginya untuk fokus mengejar profitabilitas dibandingkan pertumbuhan bisnis; juga telah merumahkan lebih dari 500 karyawan pada awal tahun ini.
  • Bukalapak melakukan PHK gelombang kedua pada akhir Juli 2023; lini bisnis Mitra masih jadi fokus utama, sedangkan di lini Marketplace, fokus pada produk yang punya take rate dan margin tinggi, yakni produk digital (pulsa dan game).
  • Blibli masih menggenjot ekspansi gerai omnichannel untuk mengakomodasi pesanan di berbagai kanal penjualan, termasuk penambahan 14 gerai consumer electronic dan gudang baru dengan dukungan AI untuk menghemat pengemasan barang.

Dalam pernyataan resminya, manajamen GoTo sempat mengungkap perubahan strateginya dengan fokus pada segmen budget consumer dan menekan insentif biaya pengiriman dengan memanfaatkan kapabilitas logistik sendiri. Strategi ini ditempuh untuk menjaga pangsa pasarnya, tetapi berdampak terhadap penurunan GTV e-commerce sekitar 9% (YoY) di Q3 2023.

Strategi efisiensi ini dirasa belum dapat merealisasikan keuntungan mengingat Blibli, Bukalapak, dan GoTo masih mencatatkan kerugian bersih dan EBITDA disesuaikan negatif, setidaknya hingga Q3 2023.

Platform EBITDA yang disesuaikan
Blibli -Rp817 miliar
Bukalapak -Rp95 miliar
Tokopedia -Rp974 miliar
Shopee (Asia) -$306,2 juta

Sumber: Laporan keuangan Q3 2023

“Dulu industri masih mengeksplorasi model bisnis dan fitur, sekarang lebih mengarah ke marketplace. Pemain e-commerce terus fokus mengembangkan revenue channel yang pas untuk meningkatkan profitabilitasnya, harus fokus di channel apa. Saya melihat offline dan online akan berjalan beriringan, mereka harus memanfaatkan semua channel,” tutur Bima saat dihubungi DailySocial.id.

Lanskap e-commerce di 2024

Resminya kemitraan GoTo dan TikTok untuk menggabungkan bisnis e-commerce menjadi salah satu aksi korporasi yang tak terduga jelang penutupan tahun ini. Kemitraan strategis ini adalah buntut pelarangan TikTok untuk memfasilitasi transaksi jual-beli di platform media sosialnya.

Bagaimana kongsi Tokopedia-TikTok dapat mengubah lanskap dan persaingan industri e-commerce di tahun 2024?

Sejak beberapa tahun terakhir, Shopee terus memimpin transaksi yang ikut terdongkrak berkat fitur live shopping. Berdasarkan laporan Momentum Works di 2022, Shopee mendominasi perolehan GMV sebesar $47,9 miliar di Asia Tenggara, diikuti Lazada ($20,1 miliar), Tokopedia ($18,4 miliar), Bukalapak ($5,3 miliar), TikTok Shop ($4,4 miliar), dan Blibli ($2,2 miliar).

TikTok diketahui berupaya menguasai dominasinya di Asia Tenggara melalui layanan e-commerce, Indonesia menjadi pasar utamanya. Compas Market Insight mencatat TikTok Shop membukukan penjualan produk FMCG hingga Rp1,33 triliun pada periode 1 September 2023-1 Oktober 2023 (sebelum ditutup). TikTok juga punya basis pengguna besar di Indonesia, yakni sekitar 125 juta pengguna.

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menyoroti dua poin besar dari kemitraan strategis GoTo dan TikTok. Pertama, langkah strategis ini untuk mengalahkan Shopee yang saat ini menduduki pangsa teratas e-commerce di Indonesia. Kedua, upaya untuk mengembalikan pengalaman bermedia sosial sekaligus berbelanja online. 

“[Namun], dampaknya bagi industri, [kemitraan] ini akan menciptakan [gap] yang jauh dengan kompetitor lainnya, seperti Lazada, Blibli, apalagi Bukalapak. Persaingan akan mengerucut antara Shopee dan Tokopedia dengan ekosistem milik masing-masing. Siapa yang punya ekosistem paling komplit dan disukai pengguna, mereka akan memenangkan persaingan,” jelasnya dihubungi DailySocial.id. 

Masuknya TikTok ke e-commerce lokal secara langsung mengindikasikan rivalitas kuat dari grup raksasa internet global, yakni ByteDance (Tiongkok) dan Sea Group (Singapura). Sementara, dari kacamata GoTo, kolaborasinya dengan TikTok dapat mendorong bisnis Tokopedia untuk menyeimbangkan segmen traditional e-commerce dan transaksi yang bersifat impulsif.

Dari sudut pandang konsumen, pengalaman tersebut dapat meningkatkan jumlah dan loyalitas pengguna bagi platform masing-masing. Tinggal bagaimana Tokopedia dan TikTok saling mensinergikan fitur dan layanannya dalam satu aplikasi. “Selama ini, Tokopedia punya ekosistem yang cukup lengkap dan besar, dari pembayaran hingga logistik. Namun, salah satu kelemahan di Tokopedia adalah fitur live shopping-nya masih kalah dari Shopee,” tambah Huda.

Fenomena live shopping marak diminati di Indonesia karena didorong faktor viralitas dan harga yang murah. Tren ini pertama kali dipopulerkan oleh Alibaba pada 2016 yang berhasil menarik lebih dari 500 juta penonton. McKinsey, dalam laporannya, mencatat GMV dari live shopping oleh brand dan influencer pada periode 2017-2020 tumbuh hingga 280% p.a.

TikTok Shop Tokopedia
“Beli Lokal” jadi uji coba awal kemitraan Tokopedia dan TikTok

Terlepas itu semua, Huda menilai bahwa pemerintah perlu melakukan penyesuaian aturan yang sudah ada, merujuk pada Permendag No. 31 Tahun 2023 yang baru diterbitkan beberapa bulan lalu. Ia mengkhawatirkan kesepakatan dua pemain dominan ini bisa memicu gap yang tebal antar platform Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) lainnya.

Ia berujar, penyesuaian ini diperlukan untuk menekan potensi predatory pricing sehingga  dapat melindungi UMKM atau pedagang offline. Aturan terkait kategori produk impor dan minimum harga telah dimuat dalam Permendag yang baru, tetapi perlu penyesuaian pada pengetatan impor. Misalnya, penambahan tagging produk di seluruh platform PMSE, tidak hanya Tokopedia, TikTok, atau Shopee.

“Inovasi yang semakin cepat akan menciptakan model bisnis yang selalu diperbarui dan menyentuh langsung ke masyarakat. Regulasi yang terlalu tebal akan membuat regulator kebingungan menempatkan posisi platform. Jangan sampai posisi Tiktok dan Tokopedia bermasalah ke depannya. Perlu ada penyesuaian regulasi, terutama terkait jenis perizinan.”

TikTok Shop Mulai Integrasi Bisnis E-commerce dengan Tokopedia

TikTok dan Tokopedia mengumumkan kolaborasi pertama dalam kampanye Beli Lokal bertepatan pada Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 2023, setelah mengumumkan kemitraan strategis pada kemarin (11/12).

Per hari ini (12/12), tampilan TikTok Shop sudah berbeda. Ditelusuri lebih jauh oleh DailySocial.id, di menu Shop dalam halaman utama TikTok, kini bernuansa hijau ala Tokopedia berisi katalog produk-produk yang dapat dibeli konsumen. Akun-akun penjual dapat ditelusuri lebih jauh isi katalog mereka, serasa seperti belanja di platform e-commerce pada umumnya.

Sebelum TikTok Shop dilarang, menu Shop ini diisi dengan produk-produk yang sudah terpersonalisasi sesuai minat pengguna, baik yang sering dicari di mesin pencarian, maupun sering dibeli. Diselipkan juga para penjual-penjual yang sedang sedang live stream pada saat itu.

Sementara itu, “keranjang kuning” yang ada di menu utama TikTok juga sudah kembali berfungsi untuk transaksi. Pengalaman yang ditawarkan tidak jauh berbeda dari sebelum TikTok dilarang. Pengguna dapat langsung memilih katalog produk saat penjual live streaming dan menyelesaikan transaksi di dalamnya.

Di sela-sela konferensi pers kampanye Beli Lokal, CEO PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Patrick Walujo menyampaikan tujuan utama dari kerja sama ini adalah menggairahkan bisnis e-commerce Tokopedia. Namun transisi ini butuh waktu dan yang sekarang terjadi adalah masa percobaan. “E-commerce [TikTok Shop] jadi Tokopedia dan transaksinya akan terjadi di Tokopedia,” ujarnya.

Dia melanjutkan, “Kalau bisnis Tokopedia dan TikTok makin besar, kita [GoTo] juga punya banyak keuntungan karena ada Gopay, GoTo Financial ikut besar juga. Kalau makin banyak order, kan bisa juga diantar dengan Gojek.”

Periode uji coba ini rencananya akan berlangsung selama tiga sampai empat bulan, yang dilaksanakan dengan konsultasi dan pengawasan dari kementerian serta lembaga terkait. Program yang akan diluncurkan di masa uji coba ini adalah kampanye Beli Lokal dimulai pada 12 Desember 2023 bertepatan dengan Harbolnas.

Patrick menjadi ketua komite untuk memfasilitasi transisi dan integrasi, dengan dukungan dari perwakilan PT Tokopedia dan TikTok.

Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto menuturkan, dalam masa uji coba ini pihaknya memfokuskan pada dukungannya pada UMKM lokal dengan membuat sejumlah program bersama dari hulu ke hilir, yakni:

  1. Pembinaan UMKM Produsen, yang bergerak pada usaha kain tradisional, kopi, dan buah kering,
  2. Program Terintegrasi: Pelatihan peningkatan produksi (dukungan teknologi, modernisasi, operasional toko); Dukungan promosi digital (promosi melalui livestream, video pendek, kampanye khusus di online platform); Dukungan kreator (program afiliator produk lokal),
  3. Pengembangan SDM teknologi untuk talenta, kurikulum IT di berbagai kampus,
  4. Promosi produk lokal di pasar internasional, yang bergerak di industri pakaian, makanan kemasan, aksesoris, dan batu akik.

“Ini jalannya panjang dan ini baru tahap uji coba jadi kami akan bekerja sama erat dengan Kemendag untuk mendapatkan compliance, audit, dan sebagainya,” katanya.

Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif E-Commerce TikTok Indonesia Stephanie Susilo menyampaikan selama dua tahun terakhir, TikTok di Indonesia terus menghadirkan pengalaman belanja yang terus bertumbuh. Sebanyak 6 juta bisnis lokal dan hampir 7 juta kreator telah menggunakan platform-nya untuk menghidupi mereka.

“Sebanyak 90 ribu penjual dan kreator telah terlibat dalam berbagai seminar yang diadakan TikTok untuk membantu mereka mengembangkan bisnis. Di Indonesia, UMKM memainkan peran besar dalam ekonomi. Kami menggunakan kemampuan inovatif kami untuk membantu UMKM di Indonesia,” katanya.

Dia melanjutkan, “Sejatinya Harbolnas adalah inisiatif pemerintah untuk menumbuhkan ekonomi digital. Semangat Harbolnas sangat berarti bagi kami dan menandai tonggak sejarah yang terlupakan. [..] Tidak hanya diskon, komunitas bisa memanfaatkan ekosistem konten TikTok agar bisa memberikan perhatian lebih besar.”

Dalam kesempatan ini juga turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Dia bilang, penopang ekonomi di Indonesia itu adalah UMKM. Jika Indonesia mau jadi negara maju di 2045, kata kuncinya adalah UMKM yang naik kelas. “Makanya perhatian, keberpihakan political will untuk melindungi bidang ini harus sungguh-sungguh dilakukan,” kata dia.

“Perkembangan teknologi ini mau tak mau mengharuskan kita berusaha dengan sistem yang baru. UMKM offline mau tidak mau harus menghidupi perkembangan. Peran pemerintah mengatur dan menata agar perkembangan teknologi yang dipakai bisa jadi solusi win-win,” tambahnya

Jadi pemegang saham pengendali

Seperti diketahui, Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan bergabung dan beroperasi di bawah naungan PT Tokopedia. Transaksi ini ditargetkan rampung pada kuartal I 2024. Ada beberapa poin penting yang diungkap dalam keterbukaan informasi BEI, yakni:

  1. Tokopedia membeli aset berupa kontrak bisnis dan hak eksklusif unutk memiliki dan mengoperasikan TikTok Shop di Indonesia dari TikTok dengan nilai pembelian sejumlah $340 juta.
  2. Perjanjian pengambilalihan saham sehubungan dengan rencana investasi dari TikTok kepada Tokopedia sebesar $840 juta. Dana ini akan digunakan untuk mengambil bagian dan membayar secara penuh atas saham baru yang dikeluarkan Tokopedia.
  3. Sebagai bagian dari rencana investasi, Tokopedia juga akan menerima Promissory Note dari TikTok sebesar $1 miliar. Surat utang ini nantinya dapat digunakan untuk kebutuhan modal kerja Tokopedia di masa mendatang.

“Apabila Rencana Investasi ini dapat diselesaikan oleh para pihak, hal ini akan menyebabkan TikTok menjadi pemilik dari 75,01% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh di Tokopedia dan kepemilikan Perseroan menjadi 24,99% di Tokopedia,” tulis manajemen GoTo Group.

“Namun demikian, para pihak telah sepakat bahwa kepemilikan Perseroan di Tokopedia tersebut tidak akan terdilusi lebih lanjut dikarenakan pendanaan di masa depan dari TikTok.”

Promissory note dikenal dengan istilah surat sanggup bayar yang di dalamnya terdapat dua pihak yakni, pihak penerbit dan pihak investor. Isi dari surat ini biasanya berupa pernyataan kesanggupan tanpa adanya syarat apapun untuk membayar uang kepada pihak yang tercantum dalam surat.

Application Information Will Show Up Here