Fokus Baskit Setelah Raih Pendanaan Awal 49 Miliar Rupiah

Baskit, startup yang menyediakan solusi digitalisasi untuk perusahaan rantai pasok di Indonesia mengumumkan pendanaan awal senilai $3,3 juta atau lebih dari Rp49,4 miliar. Putaran ini melibatkan investor regional dan lokal seperti Betatron Venture Group, Forge Ventures, Investible, 1982 Ventures, DS/X Ventures, Orvel Ventures, Michael Sampoerna, serta beberapa angel investor.

Putaran ini dibukukan tiga bulan setelah Baskit mengumumkan pendanaan pra-awal sebesar Rp23 miliar. Rencananya, dana segar akan digunakan untuk mempercepat ekspansi lini bisnis, memperkaya layanan teknologi, dan memaksimalkan sumber daya untuk menjalin kontrak kerja sama dengan berbagai pemegang brand dan produsen.

Di era new normal ini, ada kondisi tingkat kesadaran akan teknologi tinggi, namun aksesnya terbatas, margin menipis dan bertambahnya beban operasional akibat inflasi, dan penurunan penjualan akibat melemahnya sektor tertentu.

Baskit hadir pada saat yang tepat untuk membantu para pelaku usaha melalui fase yang cukup menantang ini. Perusahaan meyakini bahwa akses finansial dan perdagangan digital baru hanya akan berkembang jika ada infrastruktur yang kuat dibaliknya.

Dalam wawancara terpisah bersama DailySocial.id, Co-Founder & CEO Baskit Yann Schuerman mengaku bahwa sebelum memulai bisnis ini, para founder memiliki latar belakang distribusi, baik itu teknologi distribusi atau terkait ritel. “Saya sendiri menghabiskan setengah dekade di industri produk konsumen, begitu pula generasi di atas saya. Industri rantai pasok mengalir dalam DNA saya,” ujarnya.

Co-Founder lainnya Yoonjung Yi, yang juga adalah istri dari Yann, memiliki keahlian yang mendalam dalam industri produk konsumen. Mereka bertemu ketika bekerja di perusahaan ritel yang sama. Setelah bertahun-tahun mempelajari pasar di Asia, mereka mendapat kesempatan pindah ke Singapura dan mendalami pasar di Asia Tenggara.

Yann mengaku bahwa kondisi pasar saat itu sangat menarik karena penetrasi seluler sangat tinggi, penetrasi e-commerce sangat tinggi, tetapi teknologi dan kematangan rantai pasoknya cukup rendah. Tidak banyak teknologi dan efisiensi. Melihat pengalaman dan pendalaman pasar yang sudah cukup matang, mereka memutuskan untuk semakin serius memulai bisnis.

Pada bulan Juni 2022, mereka bertemu Co-Founder ketiganya, Yasser Arafat yang memiliki pengalaman dalam teknologi distribusi dan mengenal pasar lokal. “Kami dapat bekerja sama dan meluncurkan inisiatif kami di Indonesia untuk mendukung rantai pasokan barang konsumen. Ini merupakan kombinasi dari karir individu dan pengalaman hidup disertai kecintaan yang sangat mendalam terhadap rantai pasokan terutama di lini barang konsumsi,” ungkap Yann.

Membawa misi untuk memajukan rantai pasok tradisional dengan menyediakan dukungan komersial dan teknologi sederhana bagi bisnis distribusi offline, Baskit menawarkan tiga solusi utama, yaitu fitur untuk meningkatkan penjualan, perangkat digital untuk efisiensi operasional (contoh: manajemen inventori dan pembukuan dasar), serta akses untuk modal kerja. Dalam menyediakan solusi terakhir, Baskit telah bekerja sama dengan Koinworks, Modalku, dan Finfra.

Belum genap satu tahun beroperasi, perusahaan disebut telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat hingga 70% per bulannya. Hal ini menunjukkan adanya permintaan di pasar untuk memperkuat operasional para distributor dan grosir yang kini menghadapi tekanan persaingan dan fiskal yang semakin meningkat setelah pandemi melanda.

Fokus garap distributor

Menurut data yang dipaparkan perusahaan, secara kolektif, industri perdagangan menyumbang lebih dari separuh PDB Indonesia, dan disokong oleh lebih dari 200 ribu bisnis distribusi tradisional. Hal ini untuk memastikan setiap orang dapat mengakses berbagai produk, mulai dari produk F&B hingga material bangunan.

Yann juga mengungkapkan bahwa ada banyak pihak yang mencoba menawarkan solusi teknologi dengan maksud mengeliminasi lapisan perantara ini, namun baginya hal itu tidak sustainable.

“Para distributor memegang peranan penting dari segi infrastruktur dan relasi bisnis. Baskit berkomitmen penuh untuk mendukung perantara ini dalam upaya mereka memberdayakan komunitas lokal, dan kami percaya bahwa hal itu akan menghasilkan manfaat ekonomi yang luar biasa dalam jangka panjang,” jelasnya.

Managing Partner Betratron Venture Group melihat ada kesamaan visi antar perusahaan bahwa peran serta para pebisnis tradisional di Asia, seperti pedagang grosir dan distributor, sudah tertanam amat dalam di industri ini. “Pemenang di masa depan adalah perusahaan yang dapat menemukan cara untuk bekerja sama, bukan melawan mereka,” tegasnya.

Saat ini Baskit telah menjangkau pasar di Jabodetabek dan Jawa Barat. Ke depannya, perusahaan juga akan segera mempercepat roadmap teknologi dan ekspansi kota demi kota, sambil terus menyematkan fleksibilitas dalam platformnya untuk mengakomodasi lanskap pasar Indonesia yang luas dan beragam.

“Kami bermimpi untuk membangun platform yang mengorkestrasi semua pemain yang relevan dalam rantai pasok, menghasilkan keuntungan ekonomi, dan pada akhirnya menguntungkan konsumen. Untuk melakukannya, kami memiliki fokus untuk membangun teknologi yang unggul dari segi fungsionalitas dan kemudahan penggunaan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (SME) yang kami dukung,” tutup Yann.

Disclosure: DS/X Ventures merupakan bagian dari grup DailySocial.id 

Application Information Will Show Up Here

Startup Rantai Pasok “Baskit” Raih Pendanaan Pra-Awal 23 Miliar Rupiah

Startup yang fokus pada digitalisasi rantai pasok, Baskit, mengumumkan pendanaan pra-awal senilai $1,5 juta atau sekitar 22,6 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Forge Ventures, dengan co-investment dari Sketchnote Partners, DS/X Ventures, Prasetia Ventures, dan beberapa angel investor terkemuka global dan regional.

Perusahaan telah mendapat dukungan awal dari investor dan veteran industri ternama, seperti Shafie Samsuddin (Chairman of Petronas, Mantan CEO Transmart dan AEON), Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya, COO Fung Investments Ankit Sethi, jajaran manajemen APAC (Jakob Angele, Pedram Assadi, dan Arun Makhija), Arya Setiadharma, Hugo Barra, dan lainnya.

Baskit didirikan pada pertengahan 2022 oleh Yann Schuermans, Yoonjung Yi, dan Yasser ArafatPerusahaan menyadari bahwa di Indonesia, rantai distribusi tradisional sering kali kurang efektif pada lapisan tengahnnnya, sehingga menghasilkan banyak kendala, termasuk stock-out produk, kurangnya kelengkapan data, serta kerugian karena produk kedaluwarsa.

Baskit meyakini ada peluang efisiensi pada penguatan distributor dan
grosir yang membentuk lapisan-lapisan dengan dukungan komersial serta teknologi. Pihaknya berambisi menjadi mitra teknologi pilihan bagi pelaku bisnis sehingga dapat membuka peluang baru, serta menjangkau dan mempromosikan inklusi keuangan di wilayah rural.

CEO Baskit Yann Schuermans mengungkap, pihaknya berupaya menjadi penyedia rantai pasok terkemuka dengan memelihara ekosistem yang kolaboratif dan mempercepat infrastruktur dan kemitraan. Pihaknya melihat tren penurunan penjualan di e-commerce karena aktivitas offline kembali naik.

Ia juga menyebutkan, situasi new normal memunculkan perubahan perilaku konsumen dan tekanan rantai pasok seperti inflasi. “Dengan dukungan dari platform Baskit, kami dapat memainkan peran dalam memulihkan perdagangan tradisional, dan membuka jalan bagi rantai pasok yang lebih sehat di berbagai sisi,” tambahnya.

Setelah resmi diluncurkan pada November 2022, Baskit mengklaim telah mengalami pertumbuhan bisnis cukup pesat, mencapai dua kali lipat per bulannya. Pihaknya melakukan pendekatan kuat pada wilayah regional dengan fokus pada kota-kota utama dan menjalin kemitraan penting dengan pemilik merek dan distributor untuk melanjutkan rencana ekspansi.

Partner Forge Ventures Tiang Lim Foo menambahkan, ada potensi besar dalam misi Baskit untuk memberdayakan rantai pasok tradisional di Indonesia. “Kami percaya pada visi perusahaan. Pendekatan inovatif Baskit akan mendorong perubahan yang berkelanjutan dan membuka peluang baru bagi semua pemangku kepentingan di ekosistem distribusi.”

Model bisnis dan target

Melalui pendanaan ini, Baskit berencana meningkatkan mutu teknologi, mengembangkan tim praktisi industri, serta memperluas kemitraan. Sejak beroperasi di akhir 2022, Baskit mengaku telah banyak menjangkau pasar di Jawa Barat dan Jabodetabek. Saat ini total karyawan Baskit ada 20 orang.

Baskit juga berkomitmen untuk mendukung digitalisasi rantai distribusi Indonesia. Dalam proses mendukung ribuan pengusaha lokal, Baskit berfokus pada lapisan rantai distribusi serta menciptakan rantai pasok yang lebih efisien dengan visibilitas dan akses pembiayaan yang lebih baik.

Ada tiga solusi utama yang ditawarkan Baskit antara lain fitur untuk meningkatkan penjualan, perangkat digital untuk efisiensi operasional (misal, manajemen inventori dan pembukuan dasar), dan akses untuk modal kerja yang telah disalurkan lewat platform KoinWorks dan segera menambah opsi lewat platform lainnya.

“Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memperluas jangkauan geografis kami di Jawa Barat dan Jawa Tengah, sambil mencari pemimpin yang relevan untuk meningkatkan teknologi kami dan menyelesaikan jalur kerja sama merek dan distributor yang ditargetkan pada semester II 2023.” Tutup Yann.

Baskit memosisikan diri sebagai supply chain enabler. Di Indonesia, kebanyakan solusi yang disediakan adalah e-commerce enablertermasuk aCommerce, SIRCLO, dan JetCommerce. Beberapa pemain baru di ranah ini, yaitu Aloshop yang fokus pada omnichannel, dan Plugo yang baru saja meraih pendanaan.

Application Information Will Show Up Here


Disclosure: DS/X Ventures (bagian DailySocial Group) merupakan salah satu investor Baskit

Sejumlah Founder Startup Lokal Berpartisipasi dalam Debut Dana Kelolaan Forge Ventures

Perusahaan modal ventura Forge Ventures mengumumkan penutupan pertama dana kelolaan debut senilai $21,88 juta (lebih dari 313 miliar Rupiah). Dalam putaran ini, turut diisi oleh Alto Partners, salah satu multi-family offices sebagai LP (Limited Partner); serta sejumlah founder startup seperti Airbnb, Carousell, Fabelio, Facebook, Funding Societies, GajiGesa, Grab, Kopi Kenangan, Qoala, Stripe, dan lainnya.

Dalam wawancara secara terpisah dengan DailySocial.id, Co-founder & Partner Forge Ventures Kaspar Hidayat menjelaskan, pihaknya ingin membangun basis LP yang dapat memberikan dukungan dan bimbingan kepada para founder di dalam portofolionya. Menurutnya, perkembangan makin banyaknya founder startup terlibat sebagai LP atau angel investor menandakan bahwa ekosistem teknologi semakin matang dan para pendiri startup telah menghasilkan sesuatu yang bernilai.

“Kami sangat senang dengan perkembangan ini dan menyambutnya dengan baik. Kami sangat berterima kasih kepada para pendiri yang telah bekerja sama dan mendukung kami dengan peluncuran Forge Ventures” kata Kaspar.

Forge Ventures didirikan oleh Kaspar bersama Tiang Lim Foo, keduanya adalah veteran di ekosistem startup. Kaspar sebelumnya memegang peran investasi di 500 Startups, Venturra Capital, Koru Partners, dan Maloekoe Ventures, dengan berbagai portofolio startup, termasuk Grab, Bukalapak, Zilingo, Carsome dan Carro. Ia juga pernah menjabat sebagai VP Pomelo dengan tugas meluncurkan dan mengelola bisnis di Indonesia, serta mengawasi pemasaran dan intelijen bisnis secara regional.

Sementara, Foo memiliki pengalaman lebih dari satu dekade dalam membangun, mengoperasikan, dan berinvestasi di ekosistem startup. Dia adalah mitra ventura di Next Billion Ventures, dan menjabat sebagai mitra di dana investasi tahap awal berbasis di Singapura, SeedPlus. Portofolionya mencakup investasi awal di perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Qoala, Rukita, Homage, dan CardUp.

Dalam keterangan resmi, Foo menyampaikan bahwa ekosistem startup di regional ini sedang berada pada titik perubahan dengan berlimpahnya modal, sehingga para founder menuntut lebih banyak dari investor awal mereka. “Kami adalah operator, sehingga kami tahu apa yang diperlukan untuk beralih dari nol ke satu. Inilah sebabnya kami dapat membangun keyakinan lebih awal dan menjadi modal institusional pertama yang mendukung sebuah startup,” tuturnya.

Melalui debut ini, Forge menargetkan akan membangun portofolio terkonsentrasi untuk 15 perusahaan selama tiga tahun mendatang dengan fokus di Singapura dan Indonesia. Tercatat, Forge telah berinvestasi ke tiga startup. Pertama, Vorge, platform SaaS pramutamu digital berbasis di Singapura untuk industri perhotelan. Kedua, Dropezy, startup online grocery dari Indonesia, dan Marathon, startup edtech bimbingan belajar K-12 dari Vietnam yang mendemokratisasikan akses ke tutor pilihan.

Kaspar menuturkan hipotesis Forge dalam berinvestasi tidak terikat pada satu sektor saja. Sektor fintech dan edtech menjadi pertimbangan yang akan disasar Forge karena pihaknya melihat banyak aktivitas yang tinggi di dalam industri tersebut. Besaran investasi yang disiapkan Forge berkisar dari $500 ribu hingga $1 juta (Rp7 miliar – Rp14 miliar) untuk memimpin pra-awal dan putaran awal.

Dia mengaku, saat berinvestasi pihaknya tidak melakukan metrik khusus dalam menilai startup, meski diketahui investasi di tahap awal cenderung risikonya lebih tinggi. “Terkadang kami menginvestasikan pra-produk, sehingga kami tidak perlu mendasarkan keputusan kami pada metriks. Setiap perusahaan itu unik, sehingga proses kami akan berbeda-beda.”

Co-founder & CEO Qoala Harshet Lunani menambahkan, Foo adalah salah satu investor awal di Qoala, bahkan sebelum produknya diluncurkan di pasar. Foo memegang peranan penting dalam hal GTM dan strategi dan sangat membantu dalam mendapatkan karyawan dan investor penting.

“Saya sangat senang dapat memiliki kesempatan untuk mendukung Tiang dan Kaspar dalam membangun Forge Ventures. Saya percaya pendekatan yang dipimpin oleh operator Forge Ventures akan mengubah permainan bagi para pendiri tahap awal,” kata Lunani.

Tren pendanaan tahap awal tahun lalu

Menurut catatan Startup Report 2020, terdapat 113 transaksi pendanaan yang diumumkan ke publik dengan total nilai $3,3 miliar. Nominal tersebut diperoleh dari 50 transaksi pendanaan yang diungkapkan kepada publik. Sebanyak $2,43 miliar di antaranya ditujukan untuk startup unicorn.

Berdasarkan tahapannya, pendanaan tahap awal mendominasi transaksi dengan total 47 transaksi, dengan rincian 11 pendanaan untuk startup SaaS, masing-masing lima pendanaan untuk startup e-commerce dan edtech, dan empat pendanaan masing-masing untuk startup new retail dan online media.

Adapun untuk VC yang paling aktif berinvestasi di tahap awal adalah East Ventures dengan 14 investasi, mayoritas ditujukan untuk putaran perdana bagi startup.

Dropezy Secures 35.5 Billion Rupiah Series A Funding, Offering Quick Commerce Solution

Online grocery startup Dropezy announced a pre-series A funding of $2.5 million (approximately 35.5 billion Rupiah). This round was led by Forge Ventures with participation from Tekton Ventures, Next Billion Ventures, Nordstar, and a range of angel investors, including the founders of Kopi Kenangan and BukuKas.

Through this round, Dropezy will launch its newest expansion solution “quick commerce” which offers instant delivery within 20 minutes. The company will expand its micro fulfillment center (cloud store) to a dozen at various points throughout the Greater Jakarta.

Dropezy’s Co-founder & COO, Nitesh Chellaram said in an official statement, the ongoing pandemic is changing the way consumers shop for daily necessities to online platforms. However, existing online grocery services focus on circling the existing offline supply chain or minimizing costs.

There are some aspects left behind that they have not had time to resolve in fulfilling consumer experience with online shopping, a faster delivery. Dropezy comes with the vision to offer the most convenient way for people to get groceries.

“Dropezy was built from the scratch to satisfy urban consumers who demand convenience and speed that allows them to order daily necessities in small package without a minimum order, with the cheapest delivery rates in Indonesia,” Nitesh said, Thursday (23/9).

He said, with this vision, the company now has 60% of repeat customers still shopping at Dropezy after six months. Also, these customers prefer the consistency and freshness of the Dropezy product selection and reasonable prices.

In its business operations, Dropezy controls inventory and logistics in-house with a committed fleet of riders allocating at least 6 hours a day for small package deliveries. This quick commerce solution is available due to Dropezy’s consumers demand to send orders faster.

“If you’re making coffee and realize you’re out of milk, Dropezy will give it to you before your coffee gets cold. We are excited to partner with investors who share our vision and customer obsession.”

In order to support the company’s vision, Dropezy has one micro fulfillment center (cloud store) assisted by a total team of 100 people to serve next-day delivery. In realizing the company’s ambition to provide 20-minute delivery to the buyer’s location, Dropezy plans to open up to a dozen cloud stores by the end of this year.

Dropezy’s Co-founder & CEO, Chandni Chainani added, “Expanding from 1 warehouse to 10 is very challenging, and there was no way we could have done this without the 18 months of learning and insight we gained from our customers.”

Forge Ventures’ partner, Kaspar Hidayat said, his team is very enthusiastic to partner with Dropezy to revolutionize the online grocery industry. He said, current players are not solving important problems and that is why penetration in this segment is much lower than in the e-commerce industry.

“And Dropezy changed all that. As Dropezy grows, this will allow customers to buy groceries and daily necessities on time, and running out of something essential will be a thing of the past.”

Competition in online grocery industry

The online grocery industry has fierce competition, however, it has high growth space as its penetration is still concentrated in big cities.

A report from Statista said, last year the online grocery market share in this country only reached 0.3%, it is predicted to be increased by 20 basis points to 0.5% in 2022. The pandemic is said to be one of the main factors that triggered the increase in the popularity of online grocery services among consumers.

Based on data, apart from changing consumer online buying behavior, a further impact of the pandemic is a change in consumer mindset in shopping. “Worried about the economic impact of the pandemic, many Indonesian consumers are becoming more budget conscious. In addition, the purchasing  priority  of basic needs and health among consumers is visible during the pandemic,” the report said.

Source: Statista

Therefore, instant delivery solutions at affordable costs are increasingly relevant as it holds potential consumer segment. Aside from Dropezy, more online grocery players are concerned with instant delivery. Among them are Sayurbox, which offers delivery within two hours, BlibliMart, which offers same-day delivery for purchases made between 8 am and 4 pm, and HappyFresh which promises delivery within one hour of ordering.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Dropezy Kantongi Pendanaan Pra-Seri A 35,5 Miliar Rupiah, Hadirkan Solusi “Quick Commerce”

Startup online grocery Dropezy mengumumkan pendanaan pra-seri A senilai $2,5 juta (sekitar 35,5 miliar Rupiah). Putaran ini dipimpin oleh Forge Ventures dengan partisipasi dari Tekton Ventures, Next Billion Ventures, Nordstar, serta jajaran angel investor, termasuk di antaranya founder Kopi Kenangan dan BukuKas.

Melalui putaran ini, Dropezy akan melancarkan ekspansi solusi terbarunya “quick commerce” yang menawarkan pengiriman instan 20 menit sampai di lokasi setelah pemesanan. Perusahaan akan memperluas pusat fulfillment mikro (cloud store) hingga belasan di berbagai titik di seluruh wilayah Jabodetabek.

Dalam keterangan resmi, Co-founder & COO Dropezy Nitesh Chellaram mengatakan, pandemi yang masih berlangsung ini mengubah cara konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari ke platform online. Namun, layanan online grocery yang ada sekarang berfokus pada sekitar rantai pasokan offline yang ada atau meminimalkan biaya.

Ada aspek yang tertinggal dan belum sempat diselesaikan oleh mereka untuk memuaskan pengalaman konsumen saat belanja online, yakni pengiriman yang lebih cepat. Dropezy hadir dengan visi ingin menawarkan cara paling nyaman bagi masyarakat untuk mendapatkan bahan makanan.

“Dropezy dibangun dari bawah untuk memuaskan konsumen perkotaan yang menuntut kenyamanan dan kecepatan yang memungkinkan konsumen untuk memesan kebutuhan sehari-hari dalam ukuran gigitan tanpa minimum order, dengan tarif pengiriman termurah di Indonesia,” ucap Nitesh, Kamis (23/9).

Dia melanjutkan, dengan visi tersebut, perusahaan kini memiliki 60% repeat customers yang masih berbelanja di Dropezy setelah enam bulan. Menurutnya, para pelanggan ini menyukai konsistensi dan kesegaran pilihan produk Dropezy dan harga yang wajar.

Dalam operasional bisnisnya, Dropezy mengontrol inventaris dan logistik in-house dengan armada pengendara yang berkomitmen yang mengalokasikan setidaknya 6 jam sehari untuk pengiriman paket kecil. Kehadiran solusi quick commerce ini pun hadir karena kebutuhan konsumen Dropezy yang ingin mengirimkan pesanannya lebih cepat dari sekarang.

“Jika Anda membuat kopi dan menyadari bahwa Anda kehabisan susu, Dropezy akan memberikannya kepada Anda sebelum kopi Anda dingin. Kami sangat senang dapat bermitra dengan investor yang memiliki visi dan obsesi pelanggan yang sama dengan kami.”

Untuk mendukung visi perusahaan, saat ini Dropezy memiliki satu pusat fulfillment mikro (cloud store) yang dibantu dengan total tim saat ini 100 orang untuk melayani pengiriman next-day. Untuk merealisasikan ambisi perusahaan dalam menyediakan pengiriman 20 menit sampai ke lokasi pembeli, Dropezy berencana untuk membuka hingga belasan cloud store hingga akhir tahun ini.

Co-founder & CEO Dropezy Chandni Chainani menambahkan, “Memperluas dari 1 gudang menjadi 10 sangat menantang, dan tidak mungkin kami dapat melakukan ini tanpa pembelajaran dan wawasan selama 18 bulan yang kami peroleh dari konsumen kami.”

Partner Forge Ventures Kaspar Hidayat menuturkan, pihaknya antusiasme untuk bermitra lebih jauh dengan Dropezy untuk merevolusi industri online grocery. Menurutnya, pemain yang ada saat ini tidak menyelesaikan masalah yang penting dan itulah sebabnya penetrasi di segmen ini jauh lebih rendah daripada di industri e-commerce.

“Dan Dropezy mengubah semua itu. Seiring pertumbuhan Dropezy, ini akan memungkinkan pelanggan untuk membeli bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari tepat waktu, dan kehabisan sesuatu yang penting akan menjadi masa lalu,” tutupnya.

Kompetisi industri online grocery

Industri online grocery memiliki persaingan yang sengit, namun masih memiliki ruang tumbuh yang tinggi karena penetrasinya yang masih terpusat di kota-kota besar.

Laporan dari Statista menyampaikan, pada tahun lalu pangsa pasar online grocery di negara ini baru mencapai 0,3%, diprediksi akan meningkat 20 basis poin menjadi 0,5% pada 2022 mendatang. Pandemi yang melanda tanah air disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama yang memicu peningkatan popularitas layanan online grocery di kalangan konsumen.

Menurut data, dampak lebih lanjut dari pandemi selain mengubah perilaku pembelian online konsumen, adalah perubahan pola pikir konsumen dalam berbelanja. “Karena khawatir akan dampak ekonomi dari pandemi, banyak konsumen Indonesia menjadi lebih sadar anggaran. Selain itu, prioritas pembelian kebutuhan pokok dan kesehatan di kalangan konsumen juga terlihat selama pandemi,” tulis laporan tersebut.

Sumber: Statista

Sehingga solusi pengiriman instan dengan biaya terjangkau semakin relevan karena ada segmen konsumen di sana. Selain Dropezy, semakin banyak pemain online grocery yang concern dengan pengiriman instan. Di antaranya ada Sayurbox yang menawarkan pengiriman sampai dalam waktu dua jam, BlibliMart yang menawarkan pengiriman same-day untuk pembelian yang dilakukan antara jam 8 pagi sampai jam 4 sore, dan HappyFresh yang menjanjikan barang diantar dalam satu jam setelah pemesanan.

***
Ada penawaran spesial nih buat Anda! Pakai kode voucher DROPXDAILY25, ada potongan 25ribu untuk min. belanja Rp50ribu di seluruh area yang tercover Dropezy. Kode ini hanya berlaku sampai dengan 31 Maret 2022.
Application Information Will Show Up Here