InfraDigital Receives Seed Funding, Focused on Developing School Payment System

InfraDigital Nusantara as the school payment system development, today (2/20) announced to receive seed funding. The value is not mentioned, but participated investors are Appworks Ventures, Fenox Ventures, and two angel investors working for Google and Netflix.

Along with the latest funding, InfraDigital will be focused on improving service quality throughout school networks this year. Some additional features are prepared following consumer’s demand. Funding will also be allocated to expand market in all over Indonesia.

Since the launching in early 2018, InfraDigital has managed payments in 90 academic institutions involving up to 24 billion Rupiah and more than 20 thousand students. When first introduced, they targeting business process digitization which previously done manually, such as school payment, apartment bills, and parking fees.

“Paying school fee should be as easy as buying electricity token. Regardless of parents having bank account or not, nothing can stop them for paying on time. Everyone can pay for academic fees anywhere, anytime through banking services, payment applications, and market outlets. We also help digitize financial management to save costs, time and energy. School will be easier to manage financial and to be focus on developing education,” InfraDigital’s Founder Ian McKenna said.

In the academic sector, aside from schools, InfraDigital services also available for other institutions, such as universities, course, and Islamic boarding schools. As a “payment gateway”, InfraDigital works directly with several partners for payment channels, such as Indomaret, Alfamart, BNI, Mandiri, Danamon, Ayopop, Kaspro, and Mobilepulsa.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

InfraDigital Dapatkan Pendanaan Awal, Fokus Kembangkan Sistem Pembayaran di Sekolah

InfraDigital Nusantara sebagai pengembang sistem pembayaran uang sekolah hari ini (20/2) mengumumkan mendapatkan pendanaan awal (seed funding). Tidak disebutkan nominal dana yang didapat, adapun investor yang terlibat adalah Appworks Ventures, Fenox Ventures dan dua orang angel investor yang kebetulan bekerja di Google dan Netflix.

Dengan penambahan modal ini, tahun 2019 InfraDigital akan fokus pada peningkatan kualitas layanan di seluruh jaringan sekolah. Direncanakan juga beberapa penambahan fitur sesuai masukan yang diberikan oleh konsumen yang ada. Dana juga akan difokuskan untuk memperluas jangkauan pangsa pasar di seluruh wilayah Indonesia.

Sejak diluncurkan pada awal tahun 2018, InfraDigital telah mengelola pembayaran di 90 institusi pendidikan, dengan dana yang dikelola mencapai 24 miliar Rupiah, melibatkan lebih dari 20 ribu peserta didik. Ketika pertama kali diperkenalkan, InfraDigital memang menyasar digitalisasi proses bisnis yang sebelumnya banyak dilakukan secara manual, yakni (1) pembayaran uang sekolah, (2) pembayaran tagihan apartemen, dan (3) pembayaran parkir.

“Seharusnya pembayaran tagihan sekolah itu semudah membeli token listrik. Walaupun orang tua punya rekening atau tidak, tidak ada halangan untuk membayar tepat waktu. Semua bisa bayar tagihan pendidikan di manapun dan kapanpun melalui layanan perbankan, aplikasi pembayaran, maupun gerai market. Kita juga membantu digitalisasi pengelolaan keuangan sehingga bisa hemat biaya, waktu, dan tenaga. Sekolah menjadi lebih mudah mengurus keuangan dan bisa lebih fokus pada pengembangan pendidikan,” ujar Founder InfraDigital Ian McKenna.

Di sektor pendidikan, selain untuk sekolah, layanan InfraDigital juga dapat digunakan untuk institusi lain, seperti universitas, bimbel, hingga pesantren. Sebagai “payment gateway”, InfraDigital bekerja sama langsung dengan beberapa mitra untuk kanal pembayaran, seperti Indomaret, Alfamart, BNI, Mandiri, Danamon, Ayopop, Kaspro, dan Mobilepulsa.

PlayGame Umumkan Perolehan Pendanaan dari TRON

Platform “direct-to-play gaming” berbasis blockchain PlayGame (PXG) mengumumkan pihaknya telah mendapatkan pendanaan dari TRON (TRX), sebuah perusahaan pengembang protokol “decentralized blockchain” yang berbasis di Beijing. Dalam pengumumannya tidak disebutkan mengenai detail dan nominal investasi yang diberikan.

Pendanaan ini akan difokuskan PlayGame untuk mempercepat roadmap perusahaan meluncurkan Proof of Play dan sistem payment gateway berbasis cryptocurrency. Selain itu PlayGame juga berencana melakukan ekspansi ke Asia Tenggara, Jepang, Korea, dan juga Tiongkok.

Diharapkan kemitraan dengan TRON juga akan membuka peluang kerja sama strategis dan aliansi dengan berbagai mitra, khususnya di bidang blockchain.

Sejak didirikan pada Juni 2018, PlayGame terus bertumbuh melesat. Menjelang akhir 2018 lalu, pihaknya mengumumkan keberhasilan ICO (Initial Coin Offerings) untuk token PXG yang ditawarkan. Mereka mencapai hard cap, alias semua token berhasil ludes terjual. Di saat yang sama, mereka mulai memperkenalkan Proof-of-Play, solusi “smart contract” untuk diaplikasikan pada game.

“Berdasarkan pengalaman kami dalam mengembangkan game, pemain curang (cheaters) adalah masalah yang pelik. Terutama bila ada insentif uang. Sementara fokus pertama kami di platform adalah kompetisi online, semua orang bisa masuk dengan entrance fee dan menang pool prize yang terkumpul dari entrance fee tersebut,” jelas tim PlayGame dalam sebuah kesempatan wawancara dengan DailySocial.

“Tentunya kami mengacu ke blockchain untuk solusi ini. Proof-of-Play kami ciptakan agar semua aksi divalidasi oleh jaringan konsensus kami. Semua aksi dari pemain akan dicatat dan logika game akan tertulis dalam bentuk smart contract, sehingga ada pihak ketiga (jaringan konsensus) yang akan memvalidasi semua aksi pemain dengan smart contract dari game yang berlaku, untuk membuktikan bahwa tidak terjadinya kecurangan.”

BeliMobilGue Secures Series A Funding Worth 140 Billion Rupiah

A marketplace for used cars, BeliMobilGue, secures Series A funding worth $10 million (around Rp140 billion) led by Frontier Car Group. Participated also in this funding, Jardines, under PT Toyota Tunas Indonesia and some previous investors. It is to be used for expansion to other cities, launch new vertical, increase sales, and talent acquisition.

Since the first launch in April 2017, BeliMobilGue focused on the marketplace concept which facilitates user to sell and connect with more than 1,000 qualified buyers.

BeliMobilGue has a special team for inspection with 300 points in total for each used car. Moreover, the result will be uploaded to the app for all partners can immediately bid.

BeliMobilGue’s Founder and CEO, Rolf Monteiro said that this is a big achievement for him. The new investors and involvement of the previous investors are the reflection of trust and excitement. BeliMobilGue also claims to have achieved annual business growth of up to 10 times.

“I believe this round will show investor’s strong validation towards our business in Indonesia, trusted and excited by the new investors coming to us. Using the latest funding, this round will fasten the growth through global affiliation and local strategic partnership,” he explained.

After build up its business in Jabodetabek, BeliMobilGue is to introduce services in big cities around Java. It’s still focused on Indonesian market which is considered as the biggest car market in Southeast Asia.

Included also the plan after funding, to develop technology platform, to provide better service for partners and users. BeliMobilGue also plans to recruit more talents for business development and ensure the high-quality experience for all end users.

Before this round, BeliMobilGue has secured $3.7 million pra-Series A funding or Rp52 billion led by Intudo Ventures and supported by Amand Ventures, Tasman Fund, and Digital Garage.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Zilingo Announces Series D Funding of 3 Trillion Rupiah

Today (2/12), Zilingo fashion commerce closes Series D Funding worth of $226 million (around 3,1 trillion rupiah). It was from Seqouia Capital, Temasek, Burda Principal Investments, Sofina, EDBI, and some previous investors. In this round, the Singapore-based startup has obtained $308 million in total.

Zilingo will use the current funding to invest in necessary infrastructure and technology for integration and digitization of beauty and fashion industry. They also plan to expand further in major market, such as Philippines, Indonesia, and Australia this year.

Zilingo introduces its platform in Indonesia in early 2017 post Series A funding the previous year. In terms of fashion, Indonesia is considered potential. In its early stage, Zilingo creates a local team and acquire more than 2,700 sellers with 100 fashion brands – of course, with intensive publication in the mainstream media.

Aside from increasing traction for B2B and B2C, Zilingo always explore possibility in different business model. As said by Zilingo’s CEO, Ankiti Bose earlier this year, the team plans to reach offline segment for broader networks.

In addition, he also said Zilingo plans to build in-house fintech for credit loan and payment system to all merchants.

Not just a fashion marketplace

Ankiti Bose and Dhruv Kapoor / Zilingo
Ankiti Bose and Dhruv Kapoor / Zilingo

The e-commerce platform was founded by Ankiti Bose and Dhruv Kapoor in 2015. It was then, they found out the fact that small sellers have not enough space to supply fabric as cheap as the giant company. Then, Zilingo went to broader business, not only a marketplace, but also develop system to connect sellers with various companies supporting the fashion industry.

“Technology role is to create inclusive growth. In the fashion industry, inefficiency core supply has prevented SMEs to reach full potential compared to the big brands. We create a place with the best product and service in its class for all sellers – regardless of its value. We think this approach can make a big impact to Southeast Asia’s suppliers,” he added.

In B2B segment, to improve supply chain, they present Zilingo AsiaMall and Z-Seller. Zilingo has a commitment to fasten growth through partnership using the developed technology. Also, the company strives for global potential to market the beauty and fashion products.

Global fashion industry value is predicted to reach $3 trillion, $1.4 trillion is from Asia. It’s the potential Zilingo wants to understand better.

“Sequoia’s investment in Zilingo has existed before the company incorporated and the name Zilingo is finalized. Bose and his team changes the original idea of Zilingo as a platform to serve consumers, sellers, retailers, brands, and the fashion designers overall representing the million dollars market,” Sequoia Capital Singapore’s Managing Director, Shailendra Singh said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

BeliMobilGue Amankan Pendanaan Seri A Senilai 140 Miliar Rupiah

Layanan marketplace mobile bekas BeliMobilGue amankan pendanaan seri A sebesar $10 juta (setara dengan Rp140 miliar) yang dipimpin oleh Frontier Car Group. Turut berpartisipasi dalam pendanaan ini Jardines yang dimiliki oleh PT Toyota Tunas Indonesia dan sejumlah investor lamanya. Perolehan kali ini akan digunakan untuk ekspansi ke kota-kota baru, meluncurkan vertikal baru, meningkatkan penjualan dan pemasaran, dan merekrut talenta baru.

Sejak awal diluncurkan pada April 2017, BeliMobilGue fokus pada konsep marketplace yang memudahkan penggunanya menjual mobil dan terhubung dengan jaringan pembeli yang terdiri dari lebih dari 1000 pembeli terkualifikasi.

BeliMobilGue juga memiliki tim ahli untuk melakukan inspeksi dengan total 300 poin inspeksi pada setiap mobil bekas. Selanjutnya hasil laporan inspeksi akan diunggah ke aplikasi mitra sehingga seluruh mitra dari BeliMobilGue bisa langsung memberikan penawaran.

Founder dan CEO BeliMobilGue Rolf Monteiro menyebutkan, putaraan pendanaan kali ini merupakan pencapaian besar baginya. Masuknya investor baru dan keterlibatan investor lama dilihat sebagai sebuah kepercayaan dan kegembiraan. BeliMobilGue juga mengklaim telah mencapai pertumbuhan bisnis tahunan hingga 10 kali lipat.

“Saya percaya bahwa babak ini menunjukkan validasi investor yang kuat terhadap bisnis kami di Indonesia, yang mencerminkan kepercayaan dan kegembiraan yang dimiliki oleh investor baru dan yang sudah ada bagi kami. Dengan pendanaan terbaru, putaran ini akan lebih mempercepat pertumbuhan melalui keterlibatan global dan kemitraan strategis lokal,”  jelas Rolf.

Setelah memperkuat kehadirannya di Jabodetabek, BeliMobilGue segera menghadirkan layanan di berbagai kota besar di pulau Jawa. Masih fokus di pasar Indonesia yang disebut-sebut sebagai pasar mobil terbesar di Asia Tenggara.

Termasuk di dalam rencana setelah pendanaan adalah mengembangkan platform teknologi untuk memberikan pelayanan prima bagi mitra dan pengguna. BeliMobilGue juga merencanakan untuk merekrut lebih banyak talenta untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan memastikan pengalaman berkualitas bagi semua pengguna akhir.

Sebelum putaran ini BeliMobilGue mengamankan pendanaan pra-seri A senilai $3,7 juta atau senilai Rp52 miliar yang dipimpin oleh Intudo Ventures dan didukung oleh Amand Ventures, Tasman Fund, dan Digital Garage.

Zilingo Umumkan Perolehan Pendanaan Seri D Senilai 3 Triliun Rupiah

Hari ini (12/2) layanan fashion commerce Zilingo mengumumkan penutupan putaran pendanaan seri D senilai $226 juta (setara dengan 3,1 triliun Rupiah). Pendanaan ini didapat dari sejumlah investor termasuk Seqouia Capital, Temasek, Burda Principal Investments, Sofina, EDBI dan sejumlah investor sebelumnya. Dengan putaran tersebut, total keseluruhan dana modal yang didapat startup asal Singapura ini berkisar $308 juta.

Zilingo akan menggunakan dana yang ada untuk berinvestasi dalam infrastruktur dan teknologi yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan dan mendigitalkan rantai pasokan industri busana dan kecantikan. Mereka juga berencana untuk menguatkan ekspansi di beberapa pasar utama seperti Filipina, Indonesia serta Australia pada tahun ini.

Zilingo meresmikan kehadirannya di Indonesia sejak awal tahun 2017 lalu pasca perolehan pendanaan seri A di tahun sebelumnya. Untuk produk busana, Indonesia dinilai sebagai pangsa pasar potensial. Di awal kehadirannya Zilingo langsung membentuk tim lokal, dan menghimpun lebih dari 2700 penjual dengan 100 merek busana — tentu dibumbui publikasi iklan di media mainstream secara gencar.

Selain meningkatkan traksi untuk segmen B2B dan B2C, Zilingo juga terus mengeksplorasi kemungkinan model bisnis lain. Salah satunya disampaikan awal tahun ini oleh Co-Founder dan CEO Zilingo Ankiti Bose. Pihaknya berencana untuk merambah segmen offline demi menyentuh kalangan konsumen yang lebih luas.

Selain itu turut diungkapkan Ankiti soal rencana Zilingo untuk membangun layanan in-house fintech yang ditujukan buat bantuan pinjaman kredit dan sistem pembayaran kepada para merchant.

Bukan sekadar marketplace busana

Founder Zilingo
Ankiti Bose dan Dhruv Kapoor / Zilingo

Platform e-commerce ini didirikan oleh dua orang founder, yakni Ankiti Bose dan Dhruv Kapoor, pada tahun 2015. Kala itu founder menemukan fakta bahwa penjual kecil tidak memiliki volume yang cukup untuk memasok bahan baku semurah pengusaha besar. Dari situ Zilingo mulai memperluas bisnis, tidak hanya sekadar marketplace, tapi juga mengembangkan sistem yang menghubungkan penjual dengan berbagai perusahaan pendukung industri busana itu sendiri.

“Peran teknologi seharusnya untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif. Dalam industri busana, ketidakefisienan rantai pasokan inti menghalangi para penjual skala kecil dan menengah untuk membuka potensi penuh mereka dibandingkan dengan brand besar. Kami menciptakan sebuah wadah dengan layanan dan produk terbaik di kelasnya untuk semua penjual – terlepas dari besarannya. Kami rasa pendekatan ini dapat mendukung pertumbuhan besar bagi para pemasok di Asia Tenggara,” ujar Ankiti.

Di segmen B2B, untuk meningkatkan kemampuan rantai pasokan, mereka menghadirkan platform Zilingo AsiaMall dan Z-Seller. Zilingo berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan melalui kerja sama dengan para mitra memanfaatkan teknologi yang dikembangkan. Selain itu perusahaan juga masih terus berupaya membuka potensi global untuk memasarkan produk busana dan kecantikan.

Nilai industri busana global ditaksirkan akan mencapai $3 triliun, sementara $1,4 triliunnya berasal dari Asia. Peluang ini yang coba ingin ditangkap baik-baik oleh Zilingo.

“Investasi Sequoia di Zilingo sudah ada bahkan sebelum perusahaan terinkorporasi dan nama perusahaan Zilingo difinalisasi. Ankiti beserta timnya mengubah ide orisinal mereka tentang Zilingo menjadi sebuah platform yang melayani para konsumen, penjual, retailer, brand, dan produsen di bidang busana secara menyeluruh yang mewakili pasar bernilai ratusan miliar dolar,” ujar Managing Director Sequoia Capital Singapura Shailendra Singh.

Application Information Will Show Up Here

Startup Kecerdasan Buatan 6Estates Bukukan Pendanaan Seri B dari GDP Venture dan Central Capital Ventura

6Estates, startup pengembang solusi berbasis kecerdasan buatan dan data besar asal Singapura, mengumumkan telah berhasil menyelesaikan putaran pendanaan seri B. Pendanaan ini dipimpin oleh GDP Venture dengan partisipasi Central Capital Venturacorporate venture milik BCA. Penambahan modal ini difokuskan dalam pengembangan solusi cognitive data intelligence miliknya dan ekspansi global.

Pasca pendanaan, perusahaan juga berencana mendirikan kantor di Indonesia untuk memanfaatkan peluang pasar. Termasuk untuk mengakselerasi pengembangan kemampuan Natural Language Processing Bahasa Indonesia dan berkolaborasi lebih dalam dengan BCA guna meningkatkan kompetensi kecerdasan buatan di perbankan.

“6Estates telah mendapatkan traksi pasar yang mengesankan dengan teknologi AI mereka di ruang data besar yang tengah berembang. Dengan DNA inovatif, mereka secara progresif mendorong batas-batas untuk memecahkan tantangan dunia nyata yang disajikan oleh ledakan data pada platform digital yang berbeda. Kami sangat bersemangat untuk berinvestasi di perusahaan dan memimpin putaran seri B-nya,” sambut CEO GDP Venture Martin Hartono.

Salah satu produk 6Estates adalah Market Innovation Knowledge Advisor (MIKA), solusi data berbasis kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi setiap atribut penjualan produk. MIKA mengidentifikasi tren konsumen mendatang dan atribut pembelian utama yang memungkinkan brand untuk menjalankan desain produk dan kegiatan pemasaran dengan lebih baik.

Solusi yang dikembangkan 6Estates kebanyakan berpusat pada intelijen pasar untuk industri consumer goods dan keuangan. Pendekatan teknologi seperti Natural Language Processing, Explainable Neural Network, dan Knowledge Graph diterapkan pada produk-produk yang dikembangkan.

“Karena kebutuhan konsumen yang terus berubah, klien kami mencari cara untuk tidak hanya memahami tren dengan lebih baik, tetapi mencari solusi yang dapat menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi. Di 6Estates, kami menggunakan terobosan penelitian terbaru untuk menciptakan solusi inovatif untuk memberdayakan klien kami,” ujar Co-Founder & CEO 6Estates Luan Huanbo.

Luat turut menerangkan, bahwa di sektor keuangan 6Estates menerapkan teknologi ekstraksi informasi dan mesin pembaca yang komprehensif untuk membantu klien mentransformasikan dokumen tidak terstruktur menjadi pengetahuan yang bermanfaat. Selanjutnya informasi tersebut akan berguna untuk otomasi intelijen. Saat ini 6Estates juga tengah mengeksplorasi pemanfaatan teknologinya untuk industri perdagangan dan pasar modal.

6Estates
Tim 6Estates di Singapura / 6Estates

“Didirikan oleh pemenang ACM Achievements Award, Prof Chua Tat-Seng, CEO Dr Luan Huanbo dan CTO Dr Wang Chao, 6Estates adalah salah satu ahli kecerdasan buatan dunia. Mereka telah membentuk tim kecerdasan buatan kelas dunia. Mereka adalah salah satu perusahaan kecerdasan buatan terbaik di dunia, yang mampu menggabungkan pengalaman industri dan keahlian akademis,” ujar CTO GDP Venture, CEO/CTO GDP Labs On Lee, yang juga akan turut bergabung dalam dewan direksi 6Estates.

Kepercayaan investor juga didorong oleh prestasi bisnis yang mengesankan. Disampaikan pertumbuhan 6Estate mencapai 300% YoY dalam 12 bulan terakhir, didorong permintaan solusi intelijen pasar dari perusahaan Fortune 500 seperti P&G, Nestle, dan Unilever. Untuk solusi finansial yang dikembangkan, saat ini tengah diterapkan di beberapa perusahaan, seperti HengFeng Bank dan South-West Securities.

Qlue Secures Funding from GDP Venture and MDI Ventures

After the positive achievement last year, and entering the second month in 2019, Qlue manages to secure new funding. The latest round was led by GDP Venture and supported by MDI Ventures.

Qlue said the fresh funding is to be used for talent acquisition in technology and business to develop Artificial Intelligence (AI) and Internet of Things (IoT). They are expected to improve services and smart city solution offered by Qlue.

There is no further details of the total value, however, Telkom’s participation is expected to give a strategic touch of the synergy in Indonesia’s government and state-owned enteprise.

The CEO, Rama Raditya said, “our initial mission is to accelerate the positive movement in the world, and we’re to make synergies with partners in similar mission. Telkom will be helping to strengthen scalability in the government and state-owned enteprise for our solution can give positive impact on digital transformation in Indonesia, according to the government lead to industry 4.0.”

“GDP Venture, on the other hand, has been helping us to build a developed and sustainable business. We’re very pleased and thrilled to join parnership with MDI Venture and Prasetia in our journey for better Indonesia,” he added.

Qlue is in a process to builf the biggest smart city ecosystem in Indonesia by improving smart city solution service for house developer, apartment, police department, toll, shopping center, industry area, and others through computer vision technology, such as face recognition, license plate recognition, street analysis, and people counting.

Regarding this round, MDI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said, “MDI Ventures has vision to build the leading startup generation in Indonesia, this investment is a realization of our attempt to make it happen. We’ve known Qlue since the beginning, and consider them to have disruptive and innovative mindset.”

He also aware of Qlue’s partnership with the government, it goes along with Telkom Indonesia’s main synergy. Moreover, their team decided to support Indonesian local startups with disruptive and game changing mindset like Qlue.

A similar speech comes out from GDP Venture’s CEO, Martin Hartono. He’s aware of Qlue’s smart city solution has the same vision and mission, and considered to be sustainable and capable to adapt with market situation, not only the government but also corporate.

“Qlue’s ability to provide command center and tech and data-based smart city management, is a crucial base towards Indonesia’s better future. We’re proud in supporting Qlue with the same vision and mission, not only for the development of digital tech ecosystem but also a very useful app for Indonesian people,” Hartono said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Qlue Amankan Pendanaan dari GDP Venture dan MDI Ventures

Setelah melewati tahun 2018 dengan capaian positif, memasuki bulan kedua tahun ini Qlue berhasil mengamankan pendanaan terbaru. Putaran pendanaan terbaru kali ini dipimpin oleh GDP Venture dengan partisipasi dari MDI Ventures.

Pihak Qlue menyebutkan bahwa dana segar yang didapatkan akan dimanfaatkan untuk merekrut para ahli di bidang teknologi dan bisnis untuk mengembangkan produk Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Talenta-talenta baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan layanan dan solusi smart city yang ditawarkan oleh Qlue.

Tidak ada informasi resmi mengenai jumlah dana yang didapatkan, hanya saja keterlibatan Telkom diharapkan mampu memberikan sisi strategis sinergi di dalam pemerintahan dan BUMN Indonesia.

CEO Rama Raditya mengatakan, “Misi kami sejak awal adalah untuk mengakselerasi perubahan positif di dunia, dan kami ingin bersinergi sebanyak-banyaknya dengan mitra usaha yang memiliki kesamaan misi. Telkom akan banyak membantu kami untuk memperkuat skalabilitas di dalam pemerintahan dna BUMN agar solusi kami bisa memberikan dampak positif bagi transformasi digital di Indonesia sesuai arahan pemerintah menuju industri 4.0.”

“Sedangkan GDP Venture, sudah sejak lama membantu kami dalam membangun bisnis Qlue agar lebih maju dan berkelanjutan. Kami sangat terhormat dan bersyukur dapat menjalin kerja sama dengan MDI Ventures, GDP Venture dan Prasetia dalam perjalanan kami memberikan kemajuan bagi Indonesia,” lanjutnya.

Qlue tengah mengupayakan pembangunan ekosistem smart city terbesar di Indonesia dengan meningkatkan layanan solusi smart city untuk pengembang perumahan, apartemen, kepolisian, jalan tol, pusat perbelanjaan, kawasan industri dan mitra bisnis lainnya melalui inovasi teknologi computer vision seperti face recognition, license plate recognition, street analysis dan people counting.

Menanggapi putaran pendanaan ini, CEO MDI Ventures Nicko Widjaja menyampaikan, “MDI Ventures memiliki visi untuk membangun generasi startup terdepan di Indonesia dan investasi ini merupakan sebuah wujud nyata dari konsistensi kami untuk mendorong visi tersebut. Kami sudah mengenal Qlue sejak awal perusahaan tersebut berdiri, dan kami menilai bahwa Qlue selalu memiliki pola pikir disruptif dan inovatif.”

Nicko juga melihat bahwa Qlue bekerja sama dengan pemerintah, hal tersebut selaras dengan sinergi utama Telkom Indonesia. Selanjutnya pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung startup-startup lokal Indonesia yang memiliki pola pikir disruptif dan game changing seperti Qlue.

Hal senada disampaikan CEO GDP Venture Martin Hartono. Ia melihat Qlue memiliki solusi smart city yang juga memiliki visi dan misi yang sama, karena dinilai mampu terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar, tidak hanya pemerintahan namun juga korporasi.

“Kemampuan Qlue untuk menyediakan command center dan pengelolaan smart city berbasis teknologi dan data merupakan salah satu pilar penting menuju masa depan bangsa Indonesia. Kami bangga dapat turut serta mendukung Qlue yang memiliki visi dan misi bukan saja untuk perkembangan ekosistem digital teknologi Indonesia tetapi juga mengembangkan suatu aplikasi yang sangat bermanfaat untuk bangsa Indonesia,” jelas Martin.

Application Information Will Show Up Here