Niantic Bakal Buat Lebih Banyak Lagi Game AR dari Franchise Nintendo, Diawali dengan Pikmin

Developer Pokemon Go, Niantic, sedang sibuk menyiapkan proyek augmented reality (AR) baru yang terdengar sangat menarik. Lewat sebuah blog post, Niantic mengumumkan bahwa mereka tengah mengembangkan game AR baru untuk platform mobile, kali ini yang berasal dari franchise Pikmin.

Detail mengenainya memang belum banyak, akan tetapi Niantic bilang bahwa gameplay-nya dirancang agar bisa mendorong pemain untuk berjalan kaki, sekaligus membuat kegiatan berjalan kaki itu sendiri jadi lebih menyenangkan. Kalau Anda pernah memainkan Pokemon Go, Anda semestinya sudah sangat familier dengan formula ini.

Franchise Pikmin sendiri diciptakan oleh Shigeru Miyamoto pada tahun 2001, sekitar satu bulan setelah console Nintendo GameCube dirilis. Dari sisi naratif, Pikmin berfokus pada suatu planet mirip bumi bernama PNF-404 yang dihuni oleh Pikmin, makhluk unik yang tampak seperti gabungan dari hewan sekaligus tumbuhan.

Sepanjang permainan, pemain akan mengeksplorasi planet asing tersebut selagi berjumpa dengan banyak spesies Pikmin. Lucunya, Pikmin yang nyaris punah ini sama sekali tidak bisa bertahan hidup tanpa ada satu sosok yang memimpin. Itulah mengapa mengawinkan lore Pikmin dengan gameplay ala Pokemon Go jadi terdengar sangat masuk akal.

Kalau kata Shigeru sendiri dalam sebuah siaran pers, “Teknologi AR Niantic memungkinkan kita untuk menjelajahi dunia seakan-akan Pikmin hidup dan bersembunyi di sekitar kita.” Sekali lagi, premisnya terdengar sangat mirip seperti Pokemon Go, tapi kita juga harus ingat bahwa Pikmin bukanlah makhluk yang diciptakan untuk bertarung seperti Pokemon.

Belum diketahui kapan pastinya game ini akan dirilis, tapi Nintendo dan Niantic menargetkan jadwal perilisan global di tahun ini juga. Game ini bakal jadi game pertama yang dikembangkan oleh Niantic Tokyo Studio, cabang Niantic yang didirikan di tahun 2018. Pikmin juga baru satu dari beberapa franchise Nintendo yang akan dibuatkan game AR-nya oleh Niantic, sebab kedua perusahaan memang telah menandatangani kontrak kerja sama baru.

Sumber: Games Industry dan Niantic.

ASUS TUF Dash F15 FX516 Resmi, Naik Kelas Harga Mulai Rp21.999.000

ASUS telah meluncurkan laptop gaming TUF terbarunya di Indonesia, TUF Dash F15 (FX516). Sebagai bagian dari keluarga TUF gaming, ketangguhan bodi berstandar militer dan performa powerful dengan prosesor Intel Core H-series generasi ke-11 Tiger Lake H35 menjadi keunggulan utamanya.

Sebelumnya lini TUF gaming dikenal sebagai laptop gaming essential dengan harga terjangkau alias versi murah dari ROG, namun posisi TUF Dash F15 (FX516) telah naik kelas ke level yang lebih premium. Harganya dimulai dari Rp21.999.000 dengan target audiens termasuk gamer, artist, produktivity seeker, power user, dan fashion conscious user.

TUF Dash F15 (FX516) ditenagai prosesor Intel Core i7-11370H, dengan GPU terintegrasi Intel Iris Xe yang hemat daya dan GPU tambahan dengan opsi hingga NVIDIA GeForce RTX 3070 dengan GPU Boost yang dapat diaktifkan melalui mode Turbo di Armoury Crate. Juga didukung storage M.2 NVMe PCIe SSD hingga 1TB dan RAM DDR4 3200MHz hingga 16GB.

Kami mengerti kebutuhan para pengguna laptop gaming saat ini, khususnya pelajar dan mahasiswa. Mereka tidak hanya menggunakan laptop gaming sebagai mesin untuk bermain game, tetapi juga untuk berkegiatan sehari-hari hingga berkarya. Banyak hal positif yang bisa dilakukan melalui sebuah laptop gaming,” ujar Jimmy Lin, Regional Director ASUS Southeast Asia.

TUF Dash F15 (FX516) sendiri masuk dalam kategori laptop gaming ultraportable dengan bodi yang cukup tipis dan ringan, yang dimaksud di sini ketebalannya di angka 1,99cm dan bobotnya 2kg. Untuk sebuah laptop gaming berlayar 15 inci, dimensi 360x252x19.9mm tergolong lumayan ringkas dan hal itu berkat penggunaan bezel tipis yang memungkinkan dimensi keseluruhan bodinya dapat ditekan.

Bodi TUF Dash F15 (FX516) telah mengantongi sertifikasi uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H). Hadir dalam warna Moonlight White yang mencerminkan nuansa high tech dan Eclipse Gray yang tampil lebih elegan, keduanya dilengkapi dengan ornamen berupa logo baru dan tulisan TUF di bagian belakang layarnya.

Tidak hanya dirancang sebagai mesin gaming, TUF Dash F15 (FX516) multifungsi dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan termasuk content creation. Laptop gaming ini memiliki layar dengan color reproduction yang tergolong cukup baik, yakni hingga 100% color coverage pada color space sRGB dan punya kecerahan 300 nit.

Layar 15,6 incinya ditopang resolusi FHD (1920×1080 piksel), menggunakan panel IPS-level dengan refresh rate 240Hz dan response time 3ms yang cocok untuk bermain game-game kompetitif e-Sports. Serta, dilengkapi dengan teknologi Adaptive Sync yang dapat menghilangkan efek stuttering dan tearing.

Untuk produktivitas, TUF Dash F15 (FX516) hadir dengan port yang lengkap mulai dari tiga USB 3.2 Gen 1 Type-A, satu Type C USB 4 dengan Power Delivery, Thunderbolt 4 dengan Display Port, 3.5mm Combo Audio Jack, dan LAN. Artinya, pengguna dapat menghubungkan berbagai perangkat ke laptop gaming ini dan tentunya sudah mendukung konektivitas WiFi 6.

Soal daya tahan baterai, TUF Dash F15 (FX516) dibekali oleh baterai berkapasitas 76Whrs yang menawarkan masa pakai seharian. Serta, didukung fitur fast charging yang mampu mengisi daya baterai dari 0% hingga 50% hanya dalam 30 menit.

Sebagai laptop yang dirilis tahun 2021, ASUS pun sudah melengkapinya dengan teknologi Two-Way AI Noise Cancelling. Berguna untuk meredam noise di latar belakang sehingga suara pengguna dapat terdengar lebih jelas saat menggunakan mikrofon baik untuk conference call atau berkomunikasi di dalam game.

Selain itu, ASUS juga menyediakan opsi upgrade yang cukup luas di TUF Dash F15 (FX516), termasuk upgrade storage menggunakan M.2 PCIe slot dan DDR4 3200 RAM. Proses upgrade dibuat mudah berkat hadirnya pop-up screw yang memungkinkan panel bawah mudah dibuka.

Terakhir mengenai sistem pendinginnya, TUF Dash F15 (FX516) menggunakan Intelligent Cooling yang dilengkapi dengan sejumlah teknologi baru. Termasuk kipas dengan 83 bilah, Enhanced Self-Cleaning Cooling, dan CoolZone Keyboard yang membuat zona di sekitar keyboard tetap dingin.

Harga ASUS TUF Dash F15 (FX516) dibanderol mulai dari Rp21.999.000 untuk konfigurasi Intel Core i7-11370H, RTX3060, RAM 8GB, storage 512GB PCIe SSD, dan layar 144Hz. Serta Rp30.999.000 dengan konfigurasi Intel Core i7-11370H, RTX3070, RAM 16GB (2x8GB), storage 1TB PCIe SSD, dan layar 240Hz.

[Review] Lenovo Legion 7i 15IMHg05: Laptop Gaming dengan GeForce RTX dan RGB

Pasar laptop gaming sampai saat ini masih diminati oleh banyak orang. Oleh karena itu, walaupun memiliki harga yang cukup tinggi namun penjualan laptop jenis ini tidak lah sepi. Salah satu laptop gaming yang cukup menarik adalah solusi dari Lenovo. Laptop tersebut adalah Lenovo Legion 7i dengan seri 15IMHg05.

Lenovo Legion 7i yang satu ini memang terlihat lebih tipis dibandingkan dengan laptop gaming pada umumnya. Laptop ini memiliki bobot yang hanya sekitar 2.1 kg saja. Bandingkan dengan bobot 3-4 kg yang dimiliki oleh laptop gaming lainnya. Laptop ini juga dihiasi dengan warna-warni RGB pada bagian dalam maupun luarnya.

Lenovo Legion 7i - Depan

Laptop ini dijual oleh Lenovo tentu saja untuk pangsa pasar gamer. Akan tetapi, ada pasa lain yang mereka tuju untuk penjualan Lenovo Legion 7i ini. Content creator dan mereka yang bekerja di dunia kreatif yang membutuhkan spesifikasi tertinggi, serta mereka yang membutuhkan mobilitas tinggi juga menjadi sasarannya.

Spesifikasi yang dimiliki oleh laptop Lenovo Legion 7i 15IMHg05 adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 10875H 8 Core 16 Thread 2,3 GHz Turbo 5,1 GHz
GPU NVIDIA GeForce RTX 2070 Super Max-Q
RAM 16GB 2933MHz DDR4
Storage Samsung MZVLB1T0HBLR M.2 NVMe PCI-e Gen 3 1 TB
Layar 15,6 inci 1920×1080 144 Hz
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 2.1 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 360 x 255 x 20 mm
Baterai 4 cell 80 Wh

CPU-Z dan GPU-Z mencatat spesifikasinya sebagai berikut

Unboxing

Didalam paket penjualannya, selain dokumen dan kartu garansi, hanya terdapat charger dan kabel listrik. Unit charger yang ada pada paket penjualannya tergolong cukup besar dan memiliki bobot yang berat. Hal ini tentu saja cukup mengganggu saat kita ingin membawanya ke luar rumah.

Lenovo Legion 7i - Charger

Desain

Walaupun tidak memiliki sertifikasi militer, namun laptop yang satu ini terasa sangat kokoh semenjak saya keluarkan dari paket penjualannya. Hal tersebut salah satunya karena penggunaan material aluminium pada badan Legion  7i ini. Hal tersebut juga akan terasa saat badannya diketuk dan akan menandakan bahwa build quality-nya cukup baik. Dengan warna hitam, laptop ini juga terlihat cukup keren.

Lenovo Legion 7i - Kiri

Layar dengan dimensi 15,6 inci ini menggunakan tipe IPS. Resolusi yang dimiliki adalah 1920 x 1080 dengan refresh rate 144 Hz. Layar ini juga sudah mendukung 100% Adobe sRGB serta Dolby Vision. Dan bingkai yang dimiliki oleh Lenovo Legion  7i ini pada bagian kanan, kiri dan atasnya di desain cukup tipis.

Keyboard yang digunakan pada Lenovo Legion 7i memiliki RGB LED backlit. Pada unit yang saya dapatkan ternyata mendukung software Corsair iCUE RGB yang bisa membuat warna backlit-nya sesuai dengan keinginan pengguna. Legion  7i menggunakan teknologi TrueStrike Keyboard yang memang responsif saat dipakai untuk bermain game. Desainnya sendiri juga merupakan full keyboard.

Lenovo Legion 7i - Kanan

Pada bagian bawah keyboard terdapat sebuah touchpad yang cukup responsif. Touchpad yang satu ini juga cukup nyaman saat ditekan pada bagian kanan dan kirinya. Hal ini tentu saja akan menambah tingkat kenyamanan pada saat bekerja untuk melakukan editing gambar dan video yang saya lakukan untuk tugas anak-anak saya saat sekolah di rumah.

Pada bagian kiri dari laptop ini akan ditemukan dua port USB-C (yang satu adalah Thunderbolt 3) dan audio 3,5 mm. Pada bagian kanannya ditemukan port USB 3.1 Gen 2. Di bagian belakangnya akan ditemukan dua buah port USB 3.1 Gen 2, sebuah HDMI 2.0, RJ45 Ethernet, Kensington lock, dan Power-in charge.

Lenovo Legion 7i - Belakang

Pada setiap sisinya, laptop ini juga memiliki ventilasi. Hal ini cukup baik mengingat kinerja tinggi membutuhkan alur pembuangan panas yang lebih terbuka. Untuk mengambil udaranya, laptop ini sendiri menyedotnya langsung dari bagian bawah.

Pengujian

Lenovo Legion 7i masih menggunakan prosesor Intel Core generasi ke 10. Pada unit yang saya dapatkan, prosesornya adalah Core i7-10875 yang memiliki 8 inti dan 16 thread dengan kecepatan 2,3 GHz serta dapat mencapai clock 5.1 GHz pada saat Turbo-nya menyala. Prosesor ini sendiri masih menggunakan proses pabrikasi 14 nm dengan TDP 45 watt.

Pada Intel Core i7-10875H terdapat IGP Intel UHD Graphics. Namun secara default, Lenovo sepertinya mematikan IGP tersebut. Setidaknya, seperti itulah yang saya temukan pada unit uji yang dikirimkan langsung dari Lenovo. Tentu saja, hal tersebut menyingkat waktu uji yang saya lakukan pada laptop yang satu ini.

Game

Sebuah laptop gaming tentu saja harus diuji dengan beberapa software permainan. Dengan menggunakan GeForce RTX 2070 Super Max-Q, laptop yang satu ini tentu saja sudah bisa menjalankan beberapa game dengan setting yang tinggi. Dipadu dengan Intel Core i7 yang memiliki clock tinggi juga akan membuat game akan jauh dari lag.

Lenovo Legion 7i - RGB Keyboard

Saya menggunakan beberapa game dalam menguji perangkat yang satu ini. Tentu saja, semua pengujian saya lakukan dengan memasang profile setting yang paling tinggi. Oleh karena layar yang digunakan hanya mendukung resolusi 1080p, tentu saja resolusi tersebut yang digunakan serta refresh rate 144 Hz. Selain dengan game, saya juga menggunakan 3DMark untuk menguji kinerja gaming-nya.

Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Produktivitas dengan Sintetis

Laptop ini tidak hanya dipasarkan untuk para gamer yang ingin bermain game dengan lancar. Pasar lain yang dituju oleh Lenovo untuk menjual produk yang satu ini adalah para pembuat konten yang butuh sebuah komputer dengan kinerja tinggi. Hal tersebut tentu saja sangat berdampak saat melakukan editing video dan animasi.

Semua itu tergambar pada benchmark sintetis yang saya lakukan. CineBench dan GeekBench akan melakukan perhitungan kinerja dari prosesor Intel Core i7-10875H. Selain kedua benchmark tersebut, saya juga menggunakan PCMark 10 sebagai pengukur kinerja komputer untuk digunakan dalam bekerja sehari-hari.

Berikut adalah hasil dari benchmark tersebut

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 6 jam 48 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Setiap tahun, sebuah produsen harus memperbarui spesifikasi laptop gaming-nya. Hal tersebut tentu saja agar kinerja yang dimilikinya lebih kencang dari tahun ke tahun. Berbicara mengenai kinerja yang kencang, Lenovo saat ini memiliki Legion 7i yang memiliki kinerja kencang. Hal tersebut tentu saja karena ramuan spesifikasi yang mereka miliki.

Kinerjanya yang kencang muncul berkat Intel Core i7-10875H dan GPU NVIDIA GeForce RTX Super Max-Q. Selain itu setting seperti RAM dengan Dual Channel juga dimiliki oleh perangkat ini sehingga performanya optimal. Oleh karena itu, sepertinya tidak ada kata lag saat bermain dengan Lenovo Legion 7i ini.

Lenovo Legion 7i

Lenovo menjual Legion 7i dengan harga Rp. 35.999.000 untuk versi dengan Intel Core i7 10875H dan RTX 2070 Super Max-Q. Tentunya, Lenovo masih memiliki varian lain yang menggunakan prosesor serta kartu grafis yang berbeda. Oleh karena itu, sesuaikan saja dengan kebutuhan Anda.

Sparks

  • Kinerja yang kencang untuk bermain game dan rendering
  • Build-nya kokoh
  • Menggunakan NVIDIA GeForce RTX 2070 Super Max-Q untuk gaming 
  • Layar mendukung 144 Hz
  • Menggunakan SSD NVMe PCIe
  • Daya tahan baterai yang bagus untuk sebuah laptop gaming

Slacks

  • Tidak ada slot SDCard
  • Walaupun tidak Throttle, namun cukup mengeluarkan panas
  • Dimensi charger yang cukup besar dan berat

Sony Bagi-Bagi Game Gratis, Salah Satunya Horizon Zero Dawn

April tahun lalu, Sony Interactive Entertainment (SIE) mengumumkan program bagi-bagi game PlayStation gratis yang mereka namai Play At Home. Tidak tanggung-tanggung, yang digratiskan kala itu adalah Uncharted: The Nathan Drake Collection, dan periode gratisannya pun cukup lama untuk semua pemilik PS4 mengklaimnya ke akun masing-masing.

Di awal Maret 2021 ini, Sony memutuskan untuk menghadirkan kembali program yang sama. Kalau sebelumnya Sony hanya membagikan total dua game saja, kali ini Sony ingin membagikan lebih banyak lagi dalam jangka waktu empat bulan. Untuk membuka programnya, Sony pun sudah menggratiskan Ratchet & Clank sejak 1 Maret lalu, dan Anda masih punya waktu untuk mengklaimnya secara cuma-cuma sampai 31 Maret nanti.

Sesudahnya, Sony rupanya telah menyiapkan 10 game gratis lain yang tidak kalah menarik. Salah satu di antaranya malah Horizon Zero Dawn. Baik pemilik PS4 maupun PS5 bisa mengunduhnya secara cuma-cuma mulai 19 April mendatang. Asalkan Anda mengunduhnya sebelum 14 Mei, action RPG karya Guerrilla Games tersebut akan tersimpan selamanya di akun Anda.

Buat yang belum sempat memainkan Horizon Zero Dawn, tentu ini merupakan saat yang tepat, terlebih mengingat sekuelnya, Horizon Forbidden West, dijadwalkan hadir di tahun 2021 ini juga. Yang digratiskan juga bukan hanya base game-nya saja, melainkan juga termasuk expansion The Frozen Wilds.

Astro Bot Rescue Mission
Astro Bot Rescue Mission / Japan Studio

Sembilan game lainnya bisa didapatkan lebih awal mulai tanggal 25 Maret. Empat di antaranya adalah game virtual reality. Berikut daftarnya:

  • Abzu
  • Enter the Gungeon (sayangnya ini tidak tersedia di Indonesia)
  • Rez Infinite
  • Subnautica
  • The Witness
  • Astro Bot Rescue Mission (PS VR)
  • Moss (PS VR)
  • Thumper (PS VR)
  • Paper Beast (PS VR)

Di luar Horizon Zero Dawn tadi, Anda punya waktu sampai 22 April untuk mengklaim gamegame tersebut ke akun Anda secara cuma-cuma. Kalaupun Anda tidak berminat memainkannya dalam waktu dekat, tidak ada salahnya mengklaim dulu mengingat semuanya akan tersimpan secara permanen di akun Anda.

Ke depannya, Sony tentu masih punya kejutan lain, sebab seperti yang saya bilang tadi, program Play At Home ini akan berlangsung selama empat bulan. Kemungkinan koleksi game yang digratiskan berikutnya bakal mengusung tema yang berbeda — tema yang diusung kali ini adalah game indie.

Sumber: PlayStation Blog.

Aya Neo Usung Prosesor Ryzen 5 dalam Bodi ala Nintendo Switch

Perangkat handheld yang bisa digenggam senyaman Nintendo Switch tapi memiliki performa ala laptop gaming mungkin kedengarannya terlalu muluk. Namun menjelang akhir tahun lalu, sebuah perangkat bernama GPD Win 3 membuktikan bahwa itu bukan lagi sebatas angan-angan.

Tren handheld console dengan jeroan PC tulen ini sepertinya bakal terus berlanjut ke depannya. Baru-baru ini, platform crowdfunding Indiegogo sempat dibuat geger oleh perangkat bernama Aya Neo, yang sampai artikel ini ditulis, telah mengumpulkan pendanaan lebih dari 10 juta dolar Hong Kong (HKD) meski baru dua hari diperkenalkan.

Konsep yang ditawarkan Aya Neo pada dasarnya sangat mirip seperti GPD Win 3; layar di tengah, diapit oleh controller di kiri dan kanan, lalu disokong oleh spesifikasi yang umum dijumpai pada sebuah laptop. Untuk Aya Neo, pengembangnya mempercayakan kinerjanya pada AMD, spesifiknya prosesor 6-core Ryzen 4500U yang ditandemkan dengan RAM 16 GB dan SSD NVMe berkapasitas 500 GB atau 1 TB.

Dengan bekal seperti ini, Aya Neo diklaim sanggup menjalankan berbagai game AAA secara lancar di 30 fps, atau 60 fps untuk beberapa judul yang lebih lama. Semua itu disajikan di atas layar sentuh IPS 7 inci beresolusi 1280 x 800 pixel, ukuran yang bisa dibilang ideal mengingat Nintendo dirumorkan sedang menyiapkan Switch anyar dengan layar 7 inci.

Penggunaan layar sentuh sangatlah krusial mengingat Aya Neo sama sekali tidak dilengkapi dengan keyboard fisik. Aya Neo juga dilengkapi beberapa tombol penting di sisi bawah, seperti misalnya tombol Esc, tombol Windows, maupun tombol shortcut untuk membuka Task Manager. Tombol-tombol ekstra ini sengaja dibuat berukuran kecil dan agak rata dengan bodi supaya tidak mudah tertekan tanpa disengaja.

Berhubung tidak punya keyboard fisik, otomatis rangka Aya Neo bisa dibuat lebih tipis, persisnya di angka 20 mm. Kapasitas baterainya tergolong cukup besar di 47 W, dan diklaim mampu bertahan hingga sekitar 5 – 6 jam pemakaian, atau sampai 140 menit ketika menjalankan gamegame yang super-berat. Terkait pengecasan, Aya Neo hanya memerlukan waktu sekitar 90 menit untuk mengisi ulang baterainya hingga penuh.

Urusan konektivitas, Aya Neo hadir mengusung Wi-Fi 6, Bluetooth 5.0, tiga port USB-C, serta jack headphone 3,5 mm. Bobotnya secara keseluruhan berada di kisaran 650 gram. Sebagai referensi, Nintendo Switch tercatat memiliki bobot sekitar 400 gram saat kedua controller-nya terpasang.

Di Indiegogo, Aya Neo saat ini bisa dipesan dengan harga paling murah 6.750 HKD, atau kurang lebih sekitar 12,5 jutaan rupiah. Para pemesan diperkirakan baru akan menerima barangnya mulai Mei 2021, dua bulan lebih cepat daripada estimasi GPD Win 3 yang juga sama-sama ditawarkan melalui Indiegogo.

Smartphone Gaming Nubia Red Magic 6 Series Resmi dengan Layar 165Hz dan Snapdragon 888

Generasi smartphone gaming terbaru dengan chipset Qualcomm Snapdragon 888 telah hadir, Nubia mengambil start pertama dengan merilis Red Magic 6 dan 6 Pro. Peningkatan apa saja yang dibawa oleh perangkat spesialis untuk bermain game di tahun 2021 ini?

Nubia Red Magic 6 series merupakan smartphone pertama yang memiliki panel dengan refresh rate setinggi 165Hz, meningkat dari standar 120Hz tahun lalu yang kini sudah marak diadopsi oleh smartphone non-gaming. Refresh rate-nya bersifat adaptif, yang berarti akan menyesuaikan secara otomatis tergantung konten yang ditampilkan.

Selain itu, khusus versi Red Magic 6 Pro telah dilengkapi besaran RAM mencapai 18GB dan penyimpanan internal UFS 3.1 berkapasitas 512GB, Red Magic 6 dan pendahulunya hanya didukung sampai RAM 16GB dengan penyimpanan 256GB. Serta, didukung fast charging 120W yang diklaim dapat mengisi 0-50% hanya dalam 5 menit, sementara Red Magic 6 biasa hanya didukung 55W dan itu pun dapat mengisi penuh 0-100% hanya dalam waktu 38 menit.

Untuk spesifikasi lengkapnya, Red Magic 6 dan 6 Pro mengemas panel AMOLED 6,8 inci beresolusi 1080×2400 piksel dalam aspek rasio 20:9, mendukung warna 10-bit, dan dilengkapi permindai sidik jari yang terselip di bawah layar. Panel tersebut juga mendukung multi-touch sampling rate 360Hz dan one-finger touch sampling rate di angka 500Hz.

Fitur khas touch-sensitive trigger yang berada di samping perangkat juga hadir pada Red Magic 6 series dan sekarang mendukung touch sampling rate 400Hz sehingga memiliki latensi input minim. Juga fitur active cooling air fan dengan kecepatan kipas 18.000 RPM pada Red Magic 6 dan 20.000 RPM pada versi Pro-nya untuk menjaga suhu smartphone saat bermain game dalam durasi yang lama.

Red Magic 6 PRO 2

Perangkat ini menjalankan Red Magic OS 4 berbasis Android 11 dan mengenai kemampuan kameranya memang tidak terlalu mewah. Ada tiga unit kamera di belakang, kamera utamanya 64MP f/1.8, ditemani kamera 8MP f/2.0 dengan lensa ultrawide, 2MP untuk foto macro, dan satu kamera depan 8MP f/2.0. Perekam videonya mendukung 8K 30fps, 4K 60fps, dan 1080p hingga 240 fps.

Red Magic 6 PRO 1

Saat ini, smartphone gaming Nubia tersedia di pasar Tiongkok, harga Red Magic 6 dibanderol mulai dari CNY 3.799 (Rp8,4 jutaan) untuk konfigurasi memori 8/128GB, CNY 4.099 (Rp9 jutaan) untuk versi 12/128GB, dan CNY 4.399 (Rp9,7 jutaan) untuk varian 12/256GB. Saudaranya, Red Magic 6 Pro dijual mulai dari CNY 4.399 (Rp9,7 jutaan) untuk model 12/128GB, CNY 4.799 model 12/256GB, dan CNY 5.299 (Rp11,7 jutaan) model 16/256GB . Khusus Transparent Edition varian 16/256GB dibanderol CNY 5.599 (Rp12,4 jutaan) dan model RAM 18/512GB seharga CNY 6.599 (Rp14,6 jutaan).

Sumber: GSMArena

Acer Nitro 5 (AN515-56) Resmi, Laptop Gaming dengan Intel Core Generasi Ke-11 Seri H

Acer telah meluncurkan Nitro 5 (AN515-56), diklaim sebagai laptop gaming pertama di Indonesia yang ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake seri H. Nitro 5 model 2021 ini dibanderol Rp12.999.000 dengan konfigurasi Intel Core i5-11300H, GPU NVIDIA GeForce GTX 1650, RAM 8GB DDR4 3200 MHz yang dapat di-upgrade hingga 64GB DDR4, dan penyimpanan SSD 512GB PCIe Gen 4.

Laptop gaming ini juga memiliki sepasang slot SSD M.2 PCIe dan sebuah slot SATA yang memungkinkan pengguna untuk memperluas kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Selain itu, Nitro 5 mendapatkan panel dengan refresh rate tinggi 144Hz dan memiliki RGB keyboard 4 zona. Serta, sudah dilengkapi dengan fitur mutakhir seperti Thunderbolt 4, WiFi 6 AX201 (802.11ax), dan Killer Ethernet E2600 untuk meningkatkan stabilitas dan kinerja jaringan.

Acer merupakan brand teknologi yang selalu berkomitmen untuk menghadirkan inovasi kepada para pelanggan setianya. Di Acer, kami menggabungkan teknologi dan masukan dari pelanggan untuk penuhi kebutuhan akan perangkat gaming yang bisa diandalkan tidak hanya bermain game, tapi juga untuk sekolah, bekerja dan membuat konten. Acer Nitro 5 hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut, terutama para gamer yang menginginkan perangkat gaming dengan spesifikasi kelas atas dan performa terbaik,” ujar Herbet Ang – President Director Acer Indonesia.

Acer-Nitro-5-3

Acer Nitro 5 hadir dengan layar IPS 15,6 inci beresolusi FHD, cukup besar untuk bermain game dan bekerja multitasking. Teknologi layar pada Nitro 5 mengalami peningkatan, dengan refresh rate tinggi 144Hz dan waktu respons 3ms. Angka-angka ini berperan penting saat bermain game-game kompetitif dan tingkat kecerahan juga ditingkatkan menjadi 300 nit.

Desain eksterior juga mendapat penyegaran, sambil tetap mempertahankan ciri khasnya, dengan balutan warna merah untuk sirip di bagian belakang laptop. Di balik keyboard terdapat backlit RGB dengan 4 zona yang dapat diatur sehingga laptop dapat mempertahankan aksen gaming secara keseluruhan dan memperkaya pengalaman gaming yang lebih imersif.

Acer-Nitro-5-2

Seperti generasi sebelumnya, Acer Nitro 5 sudah dilengkapi dengan NitroSense, sebuah aplikasi untuk memantau kinerja dan mengatur sistem. Hanya melalui satu sentuhan tombol hotkey, pengguna bisa melihat suhu komponen, kinerja loading, penggunaan daya, pengaturan kecepatan kipas hingga pengaturan RGB backlit keyboard.

Kenyamanan gaming ini dimaksimalkan dengan solusi termal inovatif guna efisiensi pendinginan lebih baik, bahkan dalam kondisi beban kerja yang berat. Nitro 5 dilengkapi sistem pendingin kipas ganda yang memanfaatkan port intake yang ditempatkan secara strategis dan empat ventilasi hawa panas guna mencapai peningkatan keseluruhan sebesar 25% dalam hal kinerja termal, dibandingkan model sebelumnya. Sistem ini dioptimalkan lebih lanjut oleh teknologi CoolBoost yang mampu meningkatkan kecepatan kipas sebesar 10% dan pendinginan CPU/GPU sebesar 9%.

Sebagai informasi tambahan, menyambut Grand Final APAC Predator League 2020/21, Acer Predator memberikan berbagai promo menarik khusus untuk para gamer di Indonesia. Di mana setiap pembelian Nitro 5 (AN515-56) di bundle dengan Nitro Gaming Headset senilai Rp700.000 dan juga setiap pembelian produk laptop, desktop, dan monitor gaming lainnya bisa mendapatkan cashback up to Rp500.000. Periode promo berlaku dari 20 Februari hingga 30 April 2021.

Square Enix Akan Rilis Beberapa Remake Game Sekaligus dari Satu Franchise Miliknya

Originality is overrated, dan itulah mengapa kian hari kian banyak game yang dibuatkan versi remake atau remastered-nya. Kalau Anda tidak setuju dengan pernyataan ini, saya persilakan Anda berdebat dengan para penggemar Final Fantasy VII Remake.

Buat perusahaan game yang punya sejarah panjang seperti Square Enix, remake maupun remaster sudah terbukti merupakan cara yang efektif untuk menyenangkan banyak pihak; para gamer veteran senang karena bisa kembali menyentuh permainan favoritnya, para gamer muda senang karena bisa ikut merasakan keasyikan permainan idola orang tuanya, dan developer maupun publisher bisa meraup untung tanpa harus bertaruh pada sukses atau tidaknya suatu IP baru.

Pada kenyataannya, Square Enix sudah punya rencana untuk merilis remake dari IP mereka yang lain. Guna mewujudkannya, mereka memutuskan untuk menggandeng Forever Entertainment. Perusahaan game asal Polandia tersebut kabarnya dipercaya untuk mengembangkan beberapa remake game sekaligus dari satu IP milik Square Enix.

Sebagai sebuah remake, tentu saja aspek visual dari gamegame ini akan dirombak total selagi mempertahankan gameplay sekaligus narasinya. Namun yang tentu menjadi pertanyaan banyak orang adalah, apa IP yang dimaksud? Apakah masih Final Fantasy? Atau malah Dragon Quest?

Kemungkinannya jelas sangat banyak, sebab Square Enix memang punya banyak sekali franchise game yang amat populer. Saya pribadi tidak akan menolak seandainya yang di-remake adalah Chrono Trigger dan Chrono Cross, atau mungkin malah seri Front Mission. Bagaimana dengan Kingdom Hearts? Star Ocean? Drankengard? Lufia? Valkyrie Profile? Parasite Eve?

Semuanya tentu punya potensi untuk dibuat ulang sesuai dengan standar modern. Namun sayangnya untuk saat ini baik Square Enix maupun Forever Entertainment masih enggan mengungkap IP yang dimaksud. Forever Entertainment sendiri bukanlah nama yang asing di dunia remake game. Salah satu karya terbaru dan terbesar mereka belum lama ini adalah Panzer Dragoon: Remake yang menuai respon sangat positif.

Sumber: Gematsu.

Pokemon Rayakan Ulang Tahun ke-25 Lewat Tiga Game Baru untuk Nintendo Switch

Tidak terasa sudah seperempat abad Pokemon eksis sebagai salah satu franchise hiburan yang paling populer di seluruh dunia. Dalam rangka merayakan ulang tahun Pokemon yang ke-25, The Pokemon Company mengumumkan tiga game anyar yang akan hadir secara eksklusif di Nintendo Switch.

Game yang pertama dan kedua adalah Pokemon Brilliant Diamond dan Pokemon Shining Pearl. Kalau namanya terdengar cukup familier, itu dikarenakan masing-masing merupakan remake dari Pokemon Diamond dan Pokemon Pearl yang dirilis untuk Nintendo DS di tahun 2006. Seperti versi aslinya, Brilliant Diamond dan Shining Pearl bakal membawa pemain kembali ke region Sinnoh.

Juga tidak berubah adalah starter Pokemon yang bisa dipilih, yakni Turtwig, Chimchar, dan Piplup. Brilliant Diamond dan Shining Pearl digarap oleh ILCA Inc., studio asal Jepang yang portofolionya mencakup judul-judul bergengsi seperti NieR: Automata, Code Vein, Dragon Quest XI, maupun Ace Combat 7: Skies Unknown.

Pokemon bukanlah franchise yang asing buat ILCA, sebab mereka sebelumnya sudah berkontribusi terhadap pengembangan Pokemon Home. Memang kedengarannya cukup mengejutkan melihat Game Freak tidak dilibatkan dalam pengembangan kedua game ini, akan tetapi The Pokemon Company rupanya sudah menyiapkan kejutan yang lebih besar lagi.

Ketimbang sebatas mengerjakan sebuah remake, Game Freak justru dipercaya untuk menggarap game yang benar-benar baru berjudul Pokemon Legends: Arceus. Game ini dideskripsikan sebagai action RPG, dan dari trailer-nya kita dapat melihat gameplay open-world macam yang bisa kita jumpai di The Legend of Zelda: Breath of the Wild.

Arahan baru ini sejatinya sudah bisa diendus eksistensinya semenjak Pokemon Sword dan Pokemon Shield, yang dirilis di tahun 2019, memperkenalkan Wild Area, suatu wilayah open-world di tengah-tengah region Galar yang dapat pemain jelajahi secara leluasa.

Dari segi cerita, Pokemon Legends: Arceus memang juga mengambil region Sinnoh sebagai setting lokasinya, akan tetapi peristiwanya terjadi jauh sebelum istilah Pokemon Trainer maupun Pokemon League eksis. Di setting masa lampau tersebut, misi yang harus dicapai pemain adalah menciptakan Pokedex pertama untuk region tersebut.

Ada beberapa detail yang menarik dari Pokemon universe zaman lawas ini, salah satunya adalah bentuk Poke Ball yang agak berbeda, yang ternyata terbuat dari bahan kayu, dan bakal mengeluarkan uap dari lubang di atasnya ketika seekor Pokemon berhasil ditangkap. Untuk starter Pokemon-nya, pemain bisa memilih antara Rowlet, Cyndaquil, dan Oshawott. Sesuai judulnya, status legendary Pokemon dalam game ini dipegang oleh Arceus.

Kabar buruknya, Anda harus bersabar menanti kehadiran game ini. Pasalnya, Pokemon Legends: Arceus baru akan diluncurkan di awal tahun 2022. Untungnya kita bisa memainkan Pokemon Brilliant Diamond dan Shining Pearl terlebih dulu, yang kabarnya bakal dirilis mendekati akhir tahun ini nanti.

Sumber: Nintendo.

Final Fantasy VII Remake Intergrade Resmi Diumumkan untuk PlayStation 5

Sekitar setahun setelah dirilis, Final Fantasy VII Remake akhirnya bakal mendapat upgrade next-gen pada tanggal 10 Juni 2021. Versi yang ditujukan untuk PlayStation 5 ini dinamai Final Fantasy VII Remake Intergrade, dan pemilik game aslinya di PS4 bisa menerima upgrade ini secara cuma-cuma.

Seperti yang sudah bisa ditebak, tentu saja ada penyempurnaan dari sisi performa maupun kualitas grafis di FF VII Remake Intergrade. Pemain nantinya dapat memilih antara “Graphics Mode” yang memprioritaskan resolusi 4K, atau “Performance Mode” kalau lebih mementingkan gameplay yang mulus di 60 fps.

Haptic feedback maupun adaptive trigger milik controller DualSense juga akan diintegrasikan, dan tentu saja pemain bakal mendapati waktu loading yang jauh lebih singkat. Namun Square Enix rupanya belum selesai.

Intergrade nantinya juga bakal menawarkan episode baru untuk dimainkan, sekaligus kembalinya salah satu lakon lawas favorit, yakni Yuffie Kisaragi sebagai playable character dalam episode tersebut. Episode Yuffie ini nantinya harus dibeli secara terpisah sebagai paid DLC dari PlayStation Store.

Tentunya ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi para penggemar FF VII, akan tetapi Square Enix rupanya masih punya kejutan lain buat mereka.

Final Fantasy VII The First Soldier

Judul di atas adalah judul dari game battle royale baru yang sedang Square Enix kerjakan untuk perangkat Android dan iOS. Battle royale? Ya, Anda tidak salah baca. Jujur saya sendiri masih kesulitan mencerna konsep gabungan dari dua hal yang semestinya sangat bertolak belakang tersebut. Namun rupanya itulah yang Square Enix lakukan saat menggarap game spin-off ini.

Secara lore, The First Soldier bakal berperan sebagai prekuel dari FF VII, menceritakan asal usul dari pasukan elit Soldier sekitar tiga dekade sebelum peristiwa yang terjadi di FF VII. Kalau melihat trailer-nya, gameplay The First Soldier sepertinya bakal menggabungkan aksi tembak-menembak dari perspektif third-person dengan combat ala Final Fantasy.

Menariknya, The First Soldier nantinya juga akan menyisipkan sejumlah elemen RPG ke dalam formula battle royale yang diangkat, seperti misalnya sistem level yang melibatkan sejumlah monster untuk dibasmi. Selain mode solo, The First Soldier juga akan menawarkan mode tim berisikan tiga pemain.

Final Fantasy VII Ever Crisis

Selain The First Soldier, Square Enix juga punya spin-off lain berjudul Final Fantasy VII Ever Crisis yang juga ditujukan untuk perangkat mobile. Ever Crisis pada dasarnya merupakan kompilasi dari seluruh cerita yang pernah diangkat, mulai dari FF VII orisinal, Before Crisis, Dirge of Cerberus, Crisis Core, sampai film Advent Children, tidak ketinggalan pula sejumlah elemen narasi baru yang berfokus pada asal usul Soldier.

Gameplay akan disajikan per chapter, dengan combat yang tentunya sudah kelihatan sangat familier. Tidak seperti The First Soldier yang akan dirilis di tahun ini juga, Ever Crisis rencananya baru akan tersedia tahun depan di Android sekaligus iOS.

Sumber: Square Enix via Eurogamer.