Samsung Gear VR Kini Kompatibel dengan Controller Nirkabel Milik Xbox

Meski kelihatannya sepele, kontrol memegang peran yang tak kalah penting dari aspek visual saat membicarakan soal virtual reality. Tanpa kendali yang mudah, kesan immersive yang ditawarkan pasti akan berkurang, apalagi kalau game-nya cukup kompleks macam Minecraft.

Namun bagi pengguna Samsung Gear VR, ada kabar yang cukup menggembirakan. Sebentar lagi Anda bisa bermain menggunakan controller nirkabel Xbox. Tinggal sambungkan via Bluetooth, maka Xbox Wireless Controller siap dipakai menemani sesi VR gaming di mana saja dan kapan saja.

Keputusan Microsoft untuk menghadirkan kompatibilitas Xbox Wireless Controller pada Gear VR ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, Oculus yang bertanggung jawab atas software Gear VR juga mengandalkan controller Xbox pada headset Rift besutannya.

Dalam pernyataan resminya, Microsoft mengungkapkan niatnya untuk membuat semua game Gear VR kompatibel dengan Xbox Wireless Controller. Untuk mengawali, baru Minecraft: Gear VR Edition yang bisa dimainkan dengan controller tersebut; kemudian judul-judul populer lain seperti Herobound, Spirit Champion, Omega Agent dan End Space akan menyusul dalam beberapa bulan mendatang.

Untuk mengaksesnya, pengguna hanya perlu meng-update firmware controller ke versi 3.1.1220.0, kemudian game Minecraft: Gear VR Edition dalam edisi yang terbaru pula. Pastikan controller Xbox yang hendak digunakan mengusung konektivitas Bluetooth.

Sumber: Xbox Wire.

Bermitra dengan Oculus, NBA Luncurkan Dokumenter Final Musim Kemarin untuk Samsung Gear VR

Apa jadinya ketika nama terbesar di industri VR berkolaborasi dengan liga basket paling populer sejagat? Pertandingan basket yang epik sudah pasti, ditambah dengan cara penyuguhan yang istimewa yang tidak bisa kita dapatkan di televisi.

Berjudul Follow My Lead: The Story of the 2016 NBA Finals, proyek dokumenter ini merupakan hasil kerja sama langsung antara Oculus dengan NBA. Sesuai judulnya, penonton akan diajak menikmati serunya pertandingan antara Golden State Warriors dan Cleveland Cavaliers dari sudut pandang yang berbeda – 360 derajat dan melibatkan peristiwa-peristiwa di luar lapangan.

Diproduksi oleh studio asal New York, m ss ng p eces, video 360 derajat berdurasi 25 menit ini mengisahkan keseluruhan laga final NBA musim kemarin, mulai dari Game 1 sampai Game 7 yang akhirnya dimenangkan oleh LeBron James dkk. Layaknya konten VR lain, di sini penonton bebas mengeksplorasi dan berfokus pada apapun yang menarik perhatiannya, tidak seperti di televisi dimana kita cuma disuguhi satu atau dua sudut pandang saja.

Maka dari itu, pengalaman yang didapat masing-masing penonton jelas akan berbeda. Mata Anda mungkin tidak bisa lepas dari aksi slam dunk LeBron James, tapi saya mungkin lebih memilih mengamati reaksi penonton di stadion yang bersorak saat atlet berusia 31 tahun tersebut melayang di udara.

Kalau Anda suka menonton pertandingan basket dan punya Samsung Gear VR, Follow My Lead: The Story of the 2016 NBA Finals sudah bisa diunduh sekarang juga melalui Oculus Store secara cuma-cuma.

Sumber: Engadget.

Samsung Galaxy Note 7 Sajikan Beragam Fitur yang Akan Membuat Anda Terkagum-Kagum

Merupakan pionir di lini phablet, hingga kini kehadiran stylus dan fitur-fitur pendukung pen computing menjadi ciri khas serta keunggulan dari keluarga Galaxy Note. Sesuai agenda, Samsung mengungkap varian baru phablet tersebut di acara konferensi pers di kota New York, dan akhirnya Galaxy Note 7 mendarat di Indonesia kira-kira empat hari selepas perilisannya di Amerika.

Samsung Galaxy Note 7 16
Presiden Samsung Electronics Indonesia, Jaehoon Kwon.

Tapi tunggu dulu, sebagai penerus langsung Note 5, mengapa Samsung langsung lompat ke angka ‘7’? Product marketing head IT & mobile Samsung Denny Galant menjelaskan, mereka memutuskan buat melewati ‘6’ agar device sinkron dengan penamaan seri smartphone Galaxy S, supaya tidak membingungkan konsumen serta tak memberikan kesan ketinggalan.

Note 7 tidak tiba sendirian. Ia turut ditemani gadget-gadget canggih Samsung lainnya seperti versi baru headset Gear VR, smartband Gear Fit2, dan earphone  wireless Gear IconX.

Samsung Galaxy Note 7 15
New Samsung Gear VR.
Samsung Galaxy Note 7 7
Samsung Gear IconX.
Samsung Galaxy Note 7 14
Samsung Gear Fit 2.

Samsung membekali Galaxy Note 7 dengan sejumlah teknologi andalan, beberapa merupakan adopsi dan penyempurnaan kapabilitas di handset mereka sebelumnya, namun terdapat pula kemampuan baru yang sangat dibangga-banggakan oleh raksasa elektronik asal Korea Selatan itu. Samsung juga terlihat begitu gembira karena handset habis dipesan ketika masa pre-order dilangsungkan selama 16 hari – sayangnya mereka tidak menginformasikan berapa jumlahnya.

Samsung Galaxy Note 7 17

Melihat dari perspektif desain, Galaxy Note 7 lebih menyerupai S7 Edge ketimbang model Note terdahulu. Samsung menyematkan layar AMOLED QHD 2560×1440 518ppi seluas 5,7-inci dengan rancangan dual-curved agar seolah-olah tersambung ke lengkungan di punggung, menghasilkan penampilan minim bezel tanpa sudut yang mulus dan simetris. Ukurannya cukup lapang (153×73,9×7,9mm, bobot 179g) buat doodling dan mencatat, tapi juga tidak terlalu besar untuk dibawa-bawa.

Samsung Galaxy Note 7 2

Samsung Galaxy Note 7 21

Samsung Galaxy Note 7 3

Di bagian display itu Anda bisa menemukan sejumlah fitur unik. Pertama, lock  screen akan menyala begitu smartphone dimiringkan, dan Anda dapat segera mengakses settingsetting serta fungsi penting (misalnya kamera). Layar menghidangkan high dynamic range, diklaim pertama kali ada di smartphone. Note 7 juga dilengkapi always-on display, di mana Anda bisa menampilkan jam, kalender, gambar-gambar atau app third-party, serta menggunakannya buat menulis catatan (via Screen-off Memo).

Samsung Galaxy Note 7 5

Samsung Galaxy Note 7 20

Samsung Galaxy Note 7 19

Kemampuan lain yang ditonjolkan Samsung di Galaxy Note 7 adalah iris scanner. Fitur ini memungkinkan pengguna log-in cukup dengan ‘melihat’ sisi depan device. Sewaktu menjajal di experience  booth, prosedur setup-nya berlangsung sederhana dan sensor mampu membaca input dalam waktu singkat – kurang dari satu detik. Saat membuat profile, Note 7 akan meminta Anda melepas kacamata, tetapi tetap dapat mengidentifikasi Anda ketika log-in memakai kacamata, meski sedikit lebih lama.

Samsung Galaxy Note 7 23

Tentu saja kemampuan favorit saya – dan alasan konsumen memilih Galaxy Note 7 – ialah dukungan S Pen. Samsung membubuhkan beragam update di Air Command, kini bisa dipakai membuat GIF via Smart Select; kemudian Anda dapat memanfaatkan fungsi Magnify (kaca pembesar) sampai Translate – mampu mengenali 38 bahasa dan menerjemahkannya ke 71 bahasa.

Samsung Galaxy Note 7 13

Di sisi hardware, S Pen diracik agar bekerja lebih mulus dan presisi. Ujungnya kini lebih tipis dari sebelumnya, hanya 0,7mm, dengan sensitivitas tekanan dua kali lebih besar. Walaupun ukurannya lebih kecil dari pulpen (untuk gambar, pensil berukuran besar lebih nyaman buat saya), S Pen menyajikan sensasi menggambar/menulis yang sangat natural. Saya kagum pada keakuratan stylus dan bagaimana Note 7 merespons goresan dan tekanan. Dan hebatnya lagi, app  sketch memperbolehkan user memadukan warna ala cat minyak sungguhan.

Samsung Galaxy Note 7 8

Sangat istimewa memang, tapi Anda belum mengetahui bagian terbaiknya: Note 7 sudah memperoleh sertifikasi IP68, sama seperti Galaxy S7. Artinya ia betul-betul anti-debu dan tetap bekerja normal seandainya terkena air secara tidak sengaja. Batasan maksimalnya adalah air sedalam 1,5 meter selama 30 menit. Dan di dalam air, phablet tetap bisa digunakan buat menggambar atau menulis.

Samsung Galaxy Note 7 10

Galaxy Note 7 membawa teknologi fotografi seri S7, yaitu sensor Dual Pixel 12-megapixel di kamera utama, kini berlensa f/1.7 OIS (kamera depannya bersensor 5-Mp f/1.7). Tanpa perlu banyak membahas masalah teknis, Anda cukup perlu tahu bahwa ia mampu mengunci objek dengan sangat cepat serta menyuguhkan keleluasaan setting manual ala DSLR. Performanya di kondisi temaram juga luar biasa – berdasarkan uji langsung di booth low-light photography.

Samsung Galaxy Note 7 11

Samsung Galaxy Note 7 12

Varian Samsung Galaxy Note 7 yang masuk ke Indonesia ini ditenagai system-on-chip Exynos 8890, berisi prosesor octa-core M1 plus Cortex-A53 dan GPU Mali T880. Handset menyimpan RAM sebesar 4GB, dan memori internal 64GB yang bisa ditambah hingga 256GB, ditopang konektivitas NFC serta USB type-C, dan ditenagai baterai 3.500mAh. Tersedia tiga pilihan warna, yaitu hitam, perak dan emas.

Galaxy Note 7 sudah pasti bukanlah produk murah. Di tanah air, ia dijajakan seharga Rp 10,8 juta.

Samsung Galaxy Note 7 18

Menilik Peran Virtual Reality dan Perangkat Wearable di Dunia Pendidikan

Perangkat seperti Samsung Gear VR, Apple Watch atau fitness tracker lain sepintas terkesan terlahir dari perkembangan tren gaya hidup. Padahal, kalau ditinjau dari sudut pandang lain, perangkat-perangkat yang masuk dalam kategori wearable ini punya peran besar di bidang pendidikan, seperti yang dilaporkan oleh lembaga riset pasar Technavio.

Di tahun 2020 nanti, diperkirakan pasar perangkat wearable di lingkup pendidikan Amerika Serikat akan meningkat sebesar 46 persen. Alasannya sederhana: semakin banyak universitas atau institusi pendidikan lain yang memanfaatkan perangkat seperti VR headset, smartwatch dan fitness tracker untuk meningkatkan partisipasi siswa, dan sebaliknya para siswa menggunakan perangkat wearable sebagai media pengumpul dan analisis informasi.

Mengapa institusi pendidikan bisa begitu tertarik dengan teknologi virtual reality? Well, VR headset terbukti mampu memberikan pengalaman berinteraksi dengan konten secara immersive. Sebagai contoh, menggunakan aplikasi Labster, siswa dapat melangsungkan eksperimen secara virtual maupun simulasi kompleks yang sebelumnya hanya bisa dipraktekkan di fasilitas khusus dengan perlengkapan berharga mahal.

Aplikasi-aplikasi lain, seperti yang direkomendasikan oleh Unimersiv terus menjunjung konsep ini. Aplikasi InCell misalnya, dimana siswa diajak untuk mengeksplorasi sel tubuh manusia. Tentu saja, hal ini hampir mustahil dilakukan di dunia nyata, dan itulah yang membuat citra VR sangat positif di mata institusi pendidikan.

Penerapan menarik lain terkait VR di dunia pendidikan melibatkan universitas-universitas ternama seperti Harvard dan Yale. Mereka memanfaatkan aplikasi YouVisit untuk memberikan tur kampus virtual pada calon-calon mahasiswanya.

Di sisi lain, sejumlah universitas di Amerika Serikat seperti Oral Roberts University menganjurkan para mahasiswa baru untuk menggunakan fitness tracker. Sederhananya, kalau tubuh terasa bugar, konsentrasi belajar pun bisa ditingkatkan, dan inilah yang dituju oleh universitas-universitas tersebut.

Semua ini turut didukung oleh perkembangan pesat ekosistem aplikasi dan konten untuk VR headset maupun perangkat wearable lainnya. Selagi popularitas perangkat wearable terus meningkat, pastinya akan ditemukan cara-cara baru untuk memaksimalkan potensi teknologi tersebut di ranah pendidikan.

Sumber: Technavio dan Samsung. Gambar header: Oculus.

Samsung Gear VR 2016 Hadir Mengusung USB-C dan Desain Baru yang Lebih Apik Sekaligus Fungsional

Samsung Galaxy Note 7 telah resmi diperkenalkan. Kalau melihat infografis perbandingan antara Note 5 dan Note 7, terpampang jelas bahwa phablet terbaru Samsung tersebut hadir mengusung port USB-C ketimbang micro USB. Hal ini pun menjadikannya sebagai perangkat pertama Samsung yang mengemas port USB-C, tapi kemudian apa artinya ini buat Gear VR?

Well, mengingat Gear VR mengandalkan konektor micro USB, maka diperlukan model baru untuk bisa mengakomodasi Note 7. Dan persis seperti itulah yang Samsung lakukan; Note 7 datang didampingi oleh headset Gear VR versi baru yang mengemas konektor USB-C.

Namun tentu saja Gear VR 2016 tidak sekadar mengemas konektor baru saja. Desainnya telah disempurnakan, dimana warna gelapnya kini dapat membantu mencegah pantulan cahaya sehingga pengalaman sinematik yang disuguhkan bisa lebih terasa ketimbang versi sebelumnya.

Touchpad milik Gear VR 2016 kini mulus tanpa garis-garis pembatas model D-pad / Samsung
Touchpad milik Gear VR 2016 kini mulus tanpa garis-garis pembatas model D-pad / Samsung

Di atas touchpad, kini terdapat tombol Home untuk memberikan akses cepat kembali ke Oculus Home. Sebelumnya, pengguna harus menahan tombol Back untuk kembali ke menu utama ini. Desain touchpad-nya sendiri pun juga diperbarui, dimana tidak ada lagi garis pembatas yang membuatnya menyerupai D-pad pada controller milik console.

Kembali ke konektor, Samsung telah melakukan inovasi menarik dimana konektornya bisa dilepas-pasang. Paket penjualan Gear VR 2016 mencakup konektor USB-C dan micro USB, membuatnya tidak cuma kompatibel dengan Note 7 saja, tetapi juga handset lawas macam Note 5, seri Galaxy S6 maupun S7.

Samsung tidak lupa menyematkan port USB eksternal yang memungkinkan perangkat untuk di-charge selagi digunakan. Di samping itu, port ini juga membuka potensi Gear VR untuk disambungkan dengan beragam sensor eksternal, motion controller, memory USB OTG serta “4D experience tool“.

Konektor Gear VR 2016 bisa dilepas-pasang, baik USB-C maupun micro USB / Samsung
Konektor Gear VR 2016 bisa dilepas-pasang, baik USB-C maupun micro USB / Samsung

Gear VR 2016 turut mengusung sepasang lensa baru yang berukuran lebih besar, tepatnya berdiameter 42 milimeter. Sudut pandangnya juga ikut meluas menjadi 101 derajat sehingga display bisa terasa lebih alami di pandangan pengguna.

Gear VR versi baru ini rencananya juga akan mulai dipasarkan bersamaan dengan Note 7, yakni pada tanggal 19 Agustus mendatang. Berdasarkan laporan CNET, banderol harganya tidak berubah dari pendahulunya, masih di angka $99.

Sumber: Samsung dan CNET.

Samsung Kabarnya Sedang Membuat Headset VR Standalone

Kolaborasi bersama Oculus VR adalah langkah cerdas yang Samsung ambil untuk mengamankan nama mereka di arena VR. Dari sisi teknis, Gear VR masih diakui sebagai headset virtual reality berbasis smartphone terbaik. Penyingkapan Gear 360 Februari silam menandai keinginan sang produsen Korea dalam menyeriusi bidang virtual reality.

Ternyata tak hanya mau mempermudah kreasi konten, ada kemungkinan Samsung berniat bersaing di tingkatan yang lebih tinggi, berkompetisi dengan nama-nama papan atas seperti HTC, Sony dan Oculus. Berdasarkan penuturan head of R&D Software and Services Injong Rhee di acara konferensi developer via Variety, Samsung kabarnya sedang membuat head-mounted display virtual reality standalone sekelas Vive dan Rift.

Rhee menyampaikan, produk baru tersebut merupakan device dedicated berkonektivitas wireless, dan ‘tak harus terhubung ke smartphone Samsung’. Beberapa teknolgi yang lagi Samsung eksplorasi meliputi kemampuan melacak tangan dan gerakan. Upaya ini tidak mengejutkan, mengingat mereka tak ragu mengucurkan banyak uang di bidang riset serta pengembangan, dan VR tampaknya menjadi fokus produsen consumer electronics raksasa itu selanjutnya.

Namun sebelum Anda terlalu bersemangat, Injong Rhee mengingatkan bahwa kita masih perlu menunggu beberapa tahun lagi sampai fitur tersebut hadir di perangkat mereka. Untuk sekarang, Gear VR masih jadi andalan Samsung. Samsung memang mengakui bahwa 2016 merupakan tahunnya virtual reality, tetapi buat sekarang industri masih berada di awal kelahirannya.

Di ranah pembuatan konten, Andrew Dickerson selaku direktur pengembangan software Samsung berencana mempermudah user memublikasikan video yang diambil dari Gear 360 dan kamera VR lain. Secara resmi ia mengumumkan SDK VR Upload, diramu demi mempermudah proses upload rekaman ke layanan Milk VR Samsung, bagi siapapun (kreator konten maupun produsen kamera third-party).

Awalnya diperkenalkan sebagai metode mudah menikmati video lewat headset Gear VR, Samsung memutuskan buat membawa Milk VR ke desktop dan handset Android lain, memungkinkan konsumen menonton video-video itu tanpa mengenakan head-mounted display. Strategi ini memperlihatkan ambisi Samsung mengubah Milk VR menjadi sebuah hub virtual reality serta video 360.

Kembali ke headset VR standalone Samsung, jika nanti device tersebut akhirnya dirilis, saya penasaran bagaimana kelanjutan kerjasama mereka dengan Oculus. Probablitas lain: Facebook/Oculus VR malah berperan sebagai operator platform, dan membiarkan perusahaan lain menggarap device-nya.

Via PCMag.

Surround 360 Ialah Kamera 360 Berwujud Seperti Piring Terbang Ciptaan Facebook

Disebut-sebut sebagai tahunnya virtual reality, 2016 membawa sejumlah tantangan nyata bagi para produsen perangkat VR: memenuhi ekspektasi konsumen terutama dari sisi teknis serta ketersediaan konten. Dengan memiliki Oculus VR, Facebook menjadi salah satu pemain besar di ranah itu. Dan kini sang raksasa sosial media ingin memastikan investasi mereka tidak sia-sia.

Dalam konferensi developer tahunan F8 di kota San Francisco, Facebook memperkenalkan Facebook Surround 360, sebuah kamera untuk merekam video 360 derajat berkemampuan me-render otomatis. Melaluinya, Facebook mengikuti jejak Google (Odyssey) dan Samsung (Gear 360). Namun langkah mereka tak sekedar ikut-ikutan, Surround 360 katanya memberikan solusi atas kendala teknis yang ada di device sejenis.

Facebook Surround 360 02

Surround 360 berpenampilan seperti piring terbang. Ia memiliki 17 buah kamera – 14 mengelilingi sisi sampingnya, satu fish-eye di atas dan sepasang lagi di bawah. Desain tersebut tentu saja ada maksudnya: dengan penempatan kamera seperti ini, Surround 360 dapat mengabadikan video secara utuh, tanpa memperlihatkan tiang/mount. Tiap kamera dibekali shutter global sehingga objek-objek cepat tidak menimbulkan efek artefak.

Kamera ini diramu agar tangguh serta kuat, dan produsen juga menemukan cara supaya Surround 360 tidak overheat dalam penggunaan di waktu lama. Rangkaian kamera itu dipasangkan ke chassis aluminium secara kokoh, sehingga rig dan unit kamera tidak bergerak saat dipakai. Di bagian luarnya, Facebook memanfaatkan shell dari baja power-coated untuk memproteksi komponen internal.

Facebook Surround 360 03

Facebook Surround mampu menyajikan output video 4K, 6K, sampai 8K. Khususnya buat 6K dan 8K, produsen menggunakan codec Dynamic Streaming, hasilnya bisa dilihat dari Oculus Rift serta Gear VR. Menariknya, output tersebut tidak eksklusif cuma untuk headset virtual reality saja. Rekaman dapat di-share ke News Feed Facebook (monoscopic), dan teman-teman Anda dipersilakan mengunduh video stereonya.

Device turut ditopang software stitching jempolan supaya bekerja selaras dengan hardware. Exposure, shutter speed, dan sensor, semuanya diatur di sana. Buat mengendalikan kamera-kameranya, Facebook memilih PC berbasis Linux agar sistem mudah dimodifikasi.

Facebook Surround 360 04

Facebook tidak berniat mengerjakannya sendiri. Mereka berencana buat merilis Surround 360 sebagai proyek open-source (baik unit kamera serta software) di GitHub pada pertengahan tahun ini. Developer bisa mengutak-atik desain dan kodenya, sedangkan pencipta konten dapat memakainya untuk produksi video 360. Versi awal Surround 360 tersusun atas komponen-komponen kustom, membutuhkan modal yang sangat banyak: US$ 30.000.

Via The Verge. Sumber: Facebook.

Cardboard Enabler Permudah Pengguna Gear VR Nikmati Konten Milik Google Cardboard

Meski secara teori Gear VR bisa menjalankan konten-konten yang diciptakan untuk Google Cardboard, pada prakteknya tidak semudah itu. Pasalnya, Gear VR akan selalu membawa Anda ke portal aplikasi yang berasal dari Oculus Store. Kalau Anda ingin membuka aplikasi Cardboard selagi di dalam Gear VR, selama ini solusinya harus mengandalkan rooting atau dengan tidak mencolokkan ponsel ke sambungan USB milik Gear VR.

Namun sekarang ada alternatif lain yang jauh lebih mudah. Bernama Cardboard Enabler for Gear VR, aplikasi ini memungkinkan ponsel Anda untuk menjalankan konten-konten milik Google Cardboard selama berada di dalam Gear VR tanpa memerlukan rooting ponsel sama sekali.

Cara kerjanya sederhana: buka aplikasi Cardboard Enabler, lalu pilih icon Google Cardboard dan aplikasi akan mematikan Gear VR Service. Selanjutnya, Anda tinggal membuka aplikasi Cardboard dan menyelipkan ponsel ke dalam Gear VR. Kalau ingin kembali mengakses aplikasi-aplikasi milik Gear VR, tinggal pilih icon-nya dalam Cardboard Enabler.

Cardboard Enabler for Gear VR

Hampir semua konten yang dirancang untuk Google Cardboard kompatibel dengan touchpad milik Gear VR, sehingga Anda pun punya input kontrol tambahan. Cardboard Enabler juga menawarkan opsi untuk mematikan fitur motion blur bagi yang sering merasa mual setelah menikmati konten VR terlalu lama.

Cardboard Enabler ini sangat ideal bagi pengguna Gear VR yang sudah merasa bosan dengan konten-konten yang tersedia, serta ingin menikmati keragaman konten milik Google Cardboard tanpa harus membeli headset yang terpisah. Aplikasinya bisa didapat langsung dari Google Play seharga kurang dari Rp 10 ribu.

Sumber: Road to VR. Gambar header: Oculus.

Application Information Will Show Up Here

vTime Ibarat The Sims Versi Virtual Reality, Tersedia untuk Gear VR dan Google Cardboard

Tidak selamanya virtual reality berarti Anda akan terisolasi dari dunia luar dan asyik sendiri di dalam dunia virtual. Sebuah studio digital asal Inggris, Starship Group, ingin membuktikannya lewat aplikasi VR bernama vTime yang kini sudah tersedia untuk Gear VR dan Google Cardboard.

Oleh pengembangnya, vTime dilihat sebagai suatu “sociable network” yang memungkinkan empat pengguna untuk saling terhubung dan berkomunikasi di satu lokasi virtual dengan detail yang menakjubkan. Pengguna bebas merancang avatar-nya masing-masing sesuka hati, dan pengguna lain dapat merasakan ‘kehadiran’ lawan bicaranya secara langsung.

vTime bisa dianggap sebagai The Sims-nya virtual reality, minus fitur membangun tempat tinggal. Pengguna bisa memilih lokasi berbincang yang bervariasi, mulai dari kemah api unggun, tepi danau dan tebing, sampai di orbit bumi sekalipun.

vTime

vTime bisa dioperasikan secara hands-free, yang berarti pengguna hanya perlu mengarahkan pandangannya untuk mengakses menu interaksi. Kalaupun tak ada headset Cardboard atau Gear VR, pengguna masih bisa menjalankan vTime langsung pada handset yang kompatibel sebagai berikut: Nexus 4, Nexus 5, Nexus 6, Nexus 6P, LG G3, HTC One M9, Samsung S3, Samsung Note 4, Samsung Note 5, Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge+, Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge.

Pihak pengembangnya punya alasan tersendiri mengapa sejauh ini vTime hanya kompatibel dengan perangkat-perangkat di atas. Mengingat detail lokasi virtual yang ditawarkan amat mendalam, perangkat harus punya spesifikasi yang cukup mumpuni agar semuanya bisa berjalan dengan mulus.

vTime

Selagi bercakap-cakap lewat vTime, pengguna bisa mengambil selfie atau wefie melalui menu interaksi. Dari situ pengguna bisa mengakses foto-foto yang diambil dengan login di situs vTime dan membuka timeline-nya masing-masing. Yup, vTime juga dilengkapi sejumlah elemen media sosial, termasuk halnya daftar teman maupun mode untuk bertemu dengan pengguna lain secara acak.

vTime sudah lebih dulu dirilis di Gear VR pada bulan Desember kemarin, namun kini pengguna handset non-Samsung juga bisa menikmati pengalaman sosial virtual reality ini lewat Google Cardboard.

Sumber: Road to VR dan vTime.

Application Information Will Show Up Here

Sinema Virtual Reality Pertama di Dunia Dibuka di Kota Amsterdam

Mungkinkah virtual reality menjadi mainstream? Itulah pertanyaan utama mengenai VR. Gaming mungkin merupakan faktor pendorong perkembangan teknologi terbesar, namun VR juga bisa dimanfaatkan dalam bermacam-macam ranah hiburan. Anda boleh jadi sudah tak asing dengan video 360, tapi apa jadinya jika virtual reality dipadukan bersama konsep bioskop?

Di awal bulan Maret 2016, dibukalah sinema virtual reality pertama di dunia, berlokasi di kota Amsterdam. Bioskop digarap oleh Samhoud Media sebagai tempat di mana tiap orang bisa semakin familier dengan VR. Tim tersebut sebelumnya pernah bertanggung jawab dalam pengerjaan sinema VR ‘pop-up‘, namun proyek baru ini lebih ambisius serta berskala lebih besar.

The Virtual Reality Cinema menyuguhkan satu ruang teater yang sanggup menampung kurang lebih 50 orang. Samhoud Media memanfaatkan empat komponen utama dalam sinema tersebut: headset Samsung Gear VR, smartphone Galaxy S6, headphone Sennheiser HD 201, serta kursi swivel sehingga Anda dapat berputar bebas sambil duduk.

Virtual Reality Cinema 01

Lewat kombinasi dari elemen-elemen di atas, The VR Cinema menyingkirkan masalah yang biasanya Anda temui di bioskop biasa; contohnya suara-suara notifikasi (bahkan panggilan) smartphone, bunyi orang mengunyah makanan, serta bisik-bisik obrolan penonton lain. Berkat perangkat virtual reality, tak ada lagi gangguan-gangguan menyebalkan, hanya ada Anda dan konten.

Gear VR memang merupakan pilihan terbaik di level portable VR. Ia tidak menuntut dukungan hardware high-end seperti Rift dan Vive, hanya memerlukan handset Samsung yang kompatibel. Perangkat bisa tersambung secara wireless, sehingga pengguna dapat mudah mengenakan (atau melepas) headset serta menyesuaikan fokus dan ukuran strap. Berbeda dari sejumlah device lain, Gear VR juga pas bagi para pemakai kacamata.

Virtual Reality Cinema

Setelah sisi visual terpenuhi, Samhoud Media memilih Sennheiser HD 201 untuk menopang segi penyajian audio. Headphone dynamic stereo ini mungkin bukanlah sistem audio 3D, namun ia sanggup mereproduksi suara secara akurat (bass sampai ambient), memastikan Anda terbawa ke alam virtual. Dan yang terpenting lagi, headphone ini ringan dan nyaman dikenakan, tidak menambah beban kepala Anda.

Developer memang belum menyampaikan konten-konten The VR Cinema secara lebih spesifik, namun ia tak sulit diakses. Kita bisa memperolehnya dari YouTube, Facebook (ada eksklusif Star Wars: The Force Awakens) sampai Oculus Store. Tiket ditawarkan seharga kisaran US$ 14 (€ 12,50) dengan durasi setengah jam. Jadwal lengkap dapat Anda lihat di website.

Via Ubergizmo. Sumber: TheVRCinema.com.