CES 2019 Jadi Saksi Lahirnya Deretan Laptop Gaming Berteknologi Real-Time Ray Tracing dari MSI

Diumumkannya GeForce RTX 20 menandai fajar baru di ranah teknologi visual. Ketika hardware saat ini cukup canggih untuk menjalankan konten-konten hiburan berat, para perusahaan teknologi mulai mengekspolarsi cara lain untuk meningkatkan kualitas grafis, misalnya lewat dukungan real-time ray tracing. GPU-GPU anyar ini telah tersedia buat desktop, dan kita hanya tinggal menunggu waktu hingga ia tiba di platform lain.

Eksistensi varian ‘mobile‘ kartu grafis GeForce RTX sudah menjadi tema diskusi sejak berbulan-bulan silam. Meski saat itu sang perusahaan asal Santa Clara belum mengonfirmasi keberadaannya, banyak orang yakin ia akan mendarat dalam waktu dekat. Momen penyingkapan laptop ber-RTX ternyata dilakukan di CES 2019, dan MSI menjadi salah satu brand yang dengan cekatan mengusungnya.

Seperti pembahasan di artikel sebelumnya, upgrade ke GPU berteknologi real-time ray tracing Nvidia diterapkan pada tiga keluarga notebook andalan sang produsen hardware Taiwan, yakni seri GT, GS dan GE. Mereka tetap mengusung desain dan fitur serupa seperi varian sebelumnya, namun tentu saja MSI sudah menyiapkan satu model yang ditunjuk jadi bintang panggung di pameran teknologi terbesar di dunia ini: GS75 Stealth. Ia adalah versi 17-inci dari GS65 Stealth (dahulu punya nickname Stealth Thin).

MSI 2 11

 

Apa itu real time ray-tracing?

Sebelum mengulik lebih jauh, saya ingin menyegarkan ingatan kita soal real-time ray tracing. Di bidang grafis komputer, ray-tracing ialah metode render dengan mengikuti lintasan cahaya sebagai pixel, saat sebuah objek virtual berinteraksi dengan objek lain. Tekniknya tidak benar-benar baru, namun sangat membebani sistem. Di video game, ray tracing menuntut hardware berkecepatan tinggi.

MSI 2 4

Di dalam permainan, real-time ray tracing memengaruhi pencahayaan serta kualitas pantulan objek di benda-benda virtual. Misalnya, pantulan api di tubuh mobil atau bayangan orang pada genangan air di jalanan berbatu. Fitur grafis tersebut tentu saja berpeluang mendongrak level realisme sebuah game.

MSI 2 6

Ketersediaan ray tracing buat publik berpotensi mendorong kemajuan ranah visual game satu langkah lebih jauh. Buat saya, hal paling menarik dari laptop-laptop ber-GeForce RTX racikan MSI adalah, kehadiran GPU baru di sana tidak mengubah konsep form factor perangkat mereka. GS, khususnya, masih terlihat ramping seperti sebelumnya.

MSI 2 9

 

Tradisi baru

Seperti arahan baru yang telah dimulai oleh GS65 Stealth Thin, GS75 Stealth turut mengedepankan desain elegan dan minimalis. Konstruksi tubuhnya terbuat dari logam, dibentuk secara presisi, lalu MSI memberikan sentuhan sandblast di permukaannya dan membubuhkan lapisan rose gold di area potongan. Laptop memiliki dimensi 396,1×259,5×18,95mm dan bobot 2,29kg. Saya pribadi sangat menyukai bagian dalam grille heat sink berwarna emasnya.

MSI 2 2

Menurut MSI, ukuran tersebut membuatnya tampil lebih 60 persen lebih mungil dibanding rata-rata notebook gaming berlayar 17-inci. Laptop bertubuh tipis memang kadang menimbulkan kekhawatiran terkait daya tahannya. Untuk itu, produsen turut meng-upgrade bagian engsel. Komponen penyambung body dan layar di sana dibuat dari bahan aluminium berwarna emas, kini punya daya cengkeram yang lebih mantap.

MSI 2 2

Agar konsumen lebih mudah mengidentifikasi versi terkini, MSI mengganti bagian logo tameng naga laser engraved menjadi lapisan glossy emas-perunggu. Warna ini menggantikan merah yang digunakan oleh GS terdahulu dan seri gaming lain. Kombinasinya dengan hitam membuat GS75 (dan GS65) terlihat lebih serius serta netral, sehingga lebih besar peluang bagi kalangan non-gamer serta kaum Hawa untuk meliriknya.

MSI 2 7

Pembaruan juga MSI terapkan pada bagian input serta output. Dalam pemakaian sehari-hari, kadang kita memperlakukan touchpad sebagai pilihan terakhir – ketika kita lupa atau sedang malas membawa mouse. Di GS75, produsen memperlebar bagian touchpad, kemudian mempermulus permukaannya demi meningkatkan responsivitas dan akurasi.

MSI 2 3

Di aspek output, MSI memanfaatkan radiator pasif untuk meningkatkan kualitas suara. Metode ini merupakan jawaban atas keluhan pengguna terhadap kurang memuaskannya mutu audio laptop, terutama model-model berukuran tipis. Eksistensi radiator pasif berguna buat meningkatkan dentuman bass.

MSI 2 3

 

Hardware garang di tubuh tipis

Baik GS75 Stealth ataupun adik 15-incinya dipersenjatai oleh prosesor Intel Core generasi kedelapan (ada pilihan hingga i7) serta kartu grafis GeForce RTX dengan opsi paling high-end 2080 8GB Max-Q. Kedua model dibekali memori RAM DDR4-2666 berkapasitas maksimal di 32GB. GS75 Stealth sendiri punya kejutan buat kita: ia siap menunjang tiga buah SSD berkat volume tubuhnya yang lebih besar.

MSI 2 4

Satu hal perlu kita sadari adalah, hardware berperforma tinggi pasti akan menghasilkal panas tinggi pula. Nvidia memang sudah lama mengajukan rancangan Max-Q, tetapi penanggulangan panas secara optimal sangat bergantung pada solusi thermal buatan produsen sendiri. Kabar baiknya, MSI bukanlah pemula di bidang ini. GS75 Stealth dilengkapi bersama Cooler Boost Trinity+ yang mempunyai jumlah pipa pembuangan panas lebih banyak.

MSI 2 5

Perpaduan antara GeForce RTX dan Cooler Boost Trinity+ memperkenankan GS75 dan GS65 Stealth menjalankan game-game berfitur ray tracing dengan memuaskan. Saya merasakan sendiri bagaimana laptop ultra-thin ini sanggup menangani Battlefield V di opsi grafis ultra plus RTX aktif. Untuk bagian layarnya, MSI kembali mengandalkan panel IPS-level beresolusi 1920×1080 plus dukungan refresh rate 144Hz.

MSI 2 10

 

Ketersediaan

MSI berani mengklaim bahwa GS75 Stealth akan menjadi laptop berlayar 17-inci dengan GeForce RTX pertama yang tersedia di pasar, namun belum mengungkap waktunya secara spesifik. Penjelasan dari representasi MSI di CES 2019 mengindikasikan bahwa kita hanya perlu menunggu beberapa minggu hingga produk-produk baru ini bisa mulai dipinang.

MSI 2 1

Catatan: DailySocial adalah salah satu media yang mendapatkan undangan MSI Indonesia untuk mengikuti konferensi pers CES 2019 di The Venetian Las Vegas. 

 

Lenovo Luncurkan PC Desktop Monster Berteknologi Real-Time Ray Tracing di Indonesia

Sedang terjadi transisi menarik dalam perancangan perangkat gaming. Produsen mulai memahami bahwa siapa saja bisa jadi gamer, dan mereka tak perlu mensegmentasi produk lewat desain. PC laptop dan desktop gaming terbaru kini mempunyai penampilan yang lebih sederhana dari pendahulunya. Arahan tersebut membuatnya lebih fleksibel dan tidak terlalu mencuri perhatian seperti pohon Natal di bulan Juli.

Kita dapat melihat sendiri bagaimana pendekatan simpel dan elegan ini diadopsi beragam produsen, misalnya MSI dengan GS65 Stealth Thin-nya atau Asus melalui ROG Strix Hero dan Scar. Selain merek-merek Taiwan itu, satu perusahaan IT Tiongkok juga mengusung taktik serupa di lini gaming mereka. Lenovo Legion ‘generasi baru’ melakukan debutnya di Indonesia lewat Y530 pada bulan September silam, dan baru saja meluncurkan varian desktop-nya.

C730 13

Lenovo Legion C730 Cube diramu sebagai penerus IdeaCentre Y720 Cube. Ia merupakan PC desktop yang disiapkan agar mudah dibawa serta cukup ringkas untuk digunakan di acara-acara LAN party. Namun meski perangkat tetap mengedepankan konsep sang pendahulu, C730 memperoleh perombakan cukup signifikan di aspek desain. Dan menariknya lagi, ia adalah salah satu desktop built-up pertama yang mengusung kartu grafis baru Nvidia.

C730 11

 

Transformasi desain

Hilang sudah sudut-sudut tajam dan tema visor ala ‘helm legiun’ yang melekat pada IdeaCentre Y720 Cube. Wujud C730 jauh lebih rendah hati. Konstruksinya terbuat dari kombinasi logam dan plastik, kali ini penampilannya lebih menyerupai kubus, memiliki dimensi 231x332x242mm, berbobot 9kg, dengan tubuh berwarna abu-abu ala besi. Ia memang bukanlah desktop small-form factor yang gampang ditenteng, namun handle di bagian atas memang sengaja dibuat agar C730 Cube mudah diangkat.

C730 7

Simpel tidak berarti C730 tidak stylish. Sebaliknya, ia tampak lebih elegan dan serius dibanding Y720. Di bagian depan, Lenovo membubuhkan susunan lubang grille bundar. Selanjutnya, Anda dapat mengintip kartu grafis lewat jendela transparan di atas. Produsen tidak lupa menghias jendela tersebut dengan pencahayaan LED RGB yang bisa dikonfigurasi. Lalu untuk mengakses hardware, Anda tinggal membuka panel di sebelah kanan.

C730 8

C730 3

Jika mengomparasinya secara teliti, mungkin Anda penasaran mengapa Legion C730 punya volume lebih besar dari Y720 ketika perusahaan lain berlomba-lomba untuk menyusutkan ukuran produk. Produsen menjelaskan bahwa banyak pengguna Y720 yang meminta Lenovo memberikan lebih banyak keleluasaan bongkar-pasang komponen. Menurut Lenovo, bertambahnya volume demi memudahkan proses upgrade dapat dimaklumi.

C730 2

Lenovo memposisikan tombol power secara unik di pojok kanan atas. Kemudian, di area bawah, tersedia sepasang port audio 3,5mm dan USB 3.0. Anda dapat menemukan konektivitas fisik lebih lengkap di belakang. Di sana ada HDMI dan DVI (bergantung dari jenis kartu grafisnya), LAN, sebuah port audio lagi, dua buah USB 2.0 dan empat slot USB 3.1. Untuk sebuah desktop bergelar ‘VR Ready’, Lenovo tidak mencantumkan HDMI di bagian depan buat menyederhanakan koneksi.

C730 6

 

Hardware terbaru di dalam

Mendaratnya Legion C730 menandai dimulainya kiprah Lenovo dalam menyediakan mesin berteknologi real-time ray tracing di tanah air yang dihadirkan oleh kartu grafis Nvidia GeForce RTX. Ada langkah unik yang dilakukan produsen dalam melepas C730 di nusantara: mereka meluncurkan varian berspesifikasi paling canggih, namun malah tidak menyertakan model dengan GPU GTX 1060.

C730 4

Ada dua ‘SKU’ Legion C730 Cube yang Lenovo tawarkan di Indonesia, yaitu model bersenjata GeForce RTX 2070 dan prosesor Core i7-9700K, serta opsi spesifikasi monster berkartu grafis GeForce RTX 2080 dengan prosesor Core i9-9900K. C730 versi RTX 2070 dibekali RAM DDR4 16GB, SSD M.2 256GB dan hard drive 2TB; sedangkan tipe RTX 2080 dilengkapi RAM DDR4 32GB, SSD M.2 512GB serta hard disk 2TB.

C730 1

Satu hal yang saya sayangkan di peluncuran Legion C730 kemarin ialah absennya sesi demo. Media hanya bisa menyaksikan bagaimana sistem pencayahaan RGB-nya bekerja serta membuka panel samping untuk melihat susunan komponen di dalam. Padahal, GeForce RTX menyimpan banyak potensi. Selain spesialisasi pada fitur grafis real-time ray tracing, ia juga menyajikan Deep Learning Super-Sampling, yaitu kemampuan ala anti-aliasing buat melatih ‘GPU’ menghasilkan visual tajam dan mampu bekerja dua kali lebih cepat dibanding kartu grafis generasi sebelumnya.

C730 9

Lewat diskusi singkat bersama Lenovo Indonesia, tim mengungkap rencana buat menyertakan paket penjualan Legion C730 bersama keyboard, mouse dan bundel game dari Intel – tapi Lenovo belum memberikan detail penyajiannya lebih spesifik. Buat produk premium dengan harga yang tidak murah seperti ini, sangat mungkin konsumen mengharapkan adanya bonus.

C730 5

 

Harga, ketersediaan dan alternatif

Berdasarkan keterangan Lenovo, Legion C730 Cube telah mulai dipasarkan di Indonesia, saat dilangsungkannya final tingkat nasional acara League of Champions Series III tanggal 15 Desember kemarin (grand final diadakan di Bangkok bulan Januari nanti). Model dengan GeForce RTX 2070 dibanderol Rp 32 juta, dan versi ber-GPU RTX 2080 dipatok di harga Rp 50 juta ‘saja’.

Jika Anda penasaran mengapa Lenovo tidak memasukkan varian GTX seri 10, alasannya adalah mereka masih terus menyediakan IdeaCentre Y720 Cube.

C730 12

Selain itu, produsen turut memperluas konfigurasi laptop gaming Y530, mempersilakan konsumen memilih tipe berprosesor i5-8300H dengan kartu grafis GeForce GTX 1050 Ti. Desainnya serupa Y530 standar, dan juga ditopang oleh hard disk 1TB dan memori Intel Opane 16GB. Anda bisa memilikinya dengan mengeluarkan uang Rp 14,7 juta.

Nvidia Gunakan AI Untuk Ciptakan Versi Digital dari Dunia Nyata

Dukungan kecerdasan buatan ialah salah satu fitur yang Nvidia tawarkan di GeForce RTX. Di lini kartu grafis anyar itu, sang perusahaan memperkenalkan DLSS, yaiu sebuah fitur ala anti-aliasing yang memanfaatkan deep learning untuk ‘melatih’ GPU sehingga visual tampil lebih tajam serta bekerja dua kali lebih cepat dibanding produk-produk generasi sebelumnya.

Tapi jauh sebelum resmi memperkenalkan GeForce RTX, Nvidia sudah lama mengeksplorasi penerapan artificial intelligence di berbagai ranah. Dan di acara Neural Information Processing Conference di Montreal, sang produsen asal Santa Clara itu mendemonstrasikan kemampuan AI mereka dalam me-render lingkungan dan objek-objek sintetis secara realistis dan detail, cuma berbekal rekaman video.

Di presentasi, Bryan Catanzaro selaku vice president dari Nvidia Applied Deep Learning menjelaskan bahwa yang mereka perlihatkan ini adalah teknik baru rendering menggunakan neural networks (jaringan saraf). Lewat eksperimen tersebut, para peneliti Nvidia ingin mencari tahu bagaimana cara mengimplementasikan AI untuk membuat grafis komputer lebih baik, dan jalan keluarnya adalah memakai video sesungguhnya sebagai acuan.

nvidia-ai-scene-rendering-720x720

Dalam mengerjakan misi mereka, Nvidia membangun sistem yang bisa mentransformasi video menjadi ‘versi render digital’. Sistem mereka itu mampu memahami rincian informasi di dunia nyata, dan dari sana, ditambahkanlah detail tekstur dan pencahayaan. Nvidia memanfaatkan machine learning untuk menganalisis video serta teknik computer vision buat melabelkan objek-objek serta karakteristiknya.

Itu berarti, kecerdasan buatan dapat mengenal tata ruang perkotaan serta memahami bahwa objek-objek di sana terdiri dari pohon, mobil, serta bangunan. Teknologi ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari riset yang pernah dilangsungkan – misalnya oleh University of California di Berkeley.

Sebelumnya, para peneliti berhasil me-render grafis secara real-time dengan menggunakan GPU Tensor Core; namun dalam konferensi tersebut, Nvidia mencoba memperlihatkan kapabilitas dari kartu Titan V mereka.

Menurut Nvidia, metode ini berpotensi membantu pengembangan di bermacam-macam bidang, dari mulai gaming, otomotif, arsitektur, robotik sampai virtual reality. Neural network bisa menciptakan suatu pemandangan/adegan berdasarkan lokasi sesungguhnya, dan kemampuan ini dapat diterapkan di ranah hiburan ataupun produktif.

Contohnya di bidang pengembangan game. Berbekal teknologi tersebut, developer bisa mudah me-remaster pada judul-judul permainan lawas – cukup dengan melakukan rendering ulang, kemudian tinggal menambahkan tekstur high-definition. Selain itu, proses pembuatan atau penambahan level juga menjadi jauh lebih sederhana.

Via Digital Trends & Nvidia.

MSI Perkenalkan ‘PC Rasa Console’ Trident X Bersenjata GeForce RTX

Di antara banyak perangkat gaming racikan MSI, Trident merupakan salah satu lini paling menarik. Ia adalah titik temu antara konsep portable dengan komitmen produsen menghidangkan kemudahan upgrade, dihadirkan dalam form factor ala console. Perjalanan Trident dimulai di tahun 2016, dan elama dua tahun ini, ia telah mendapatkan beberapa kali pembaruan dan revisi.

Micro-Star International resmi meluncurkan Trident 3 di Indonesia pada bulan April kemarin, lalu di Computex 2018, mereka memperkenalkan Trident A yang menyimpan hardware lebih canggih serta memiliki desain lebih atraktif. Dan dalam memeriahkan peluncuran kartu grafis baru Nvidia, perusahaan PC asal Taiwan itu menyingkap varian yang lebih baru lagi, dinamai Trident X, kali ini dipersenjatai GeForce RTX 2080 Ti.

Berdasarkan gambar yang MSI publikasikan, Trident X mempunyai arahan desain serupa Trident A. PC desktop small form factor ini bisa diposisikan secara berbaring atau berdiri via stand, memiliki volume hanya 10-liter – 2-liter lebih kecil dari Trident A. Di sana, MSI membubuhkan sistem pencahayaan LED RGB asimetris di sisi depan serta fan di dalam. Lalu di bagian samping, Trident X mempunyai pintu kaca tempered yang dapat dibuka.

MSI menyampaikan bahwa Trident X merupakan PC desktop padat pertama berbekal power supply SFX serta kartu grafis RTX punya Nvidia. Berdasarkan keterangan produsen, Trident X ditargetkan pada gamer yang menginginkan PC berperforma paling tinggi. Hal tersebut dapat terpenuhi berkat kehadiran kartu grafis GeForce RTX yang dilengkapi ‘teknologi rendering terkini’.

Selain GPU, MSI memang belum mengungkap informasi mengenai spesifikasi Trident X lebih rinci, namun produsen telah mengonfirmasi merea memilih Intel Core seri K sebagai otaknya. Kita bisa menerka akan ada hardware high-end serta RAM berukuran raksasa di dalamnya. Di samping gaming, MSI juga menyiapkan Trident X sebagai perangkat pendukung streaming dan aktivitas produktif, serta siap menangani multi-tasking.

Untuk mendinginkan hardware-hardware yang ditempatkan cukup berdempetan di dalam, produsen mengimplementasikan sistem Silent Storm Cooling. Sdah digunakan di sejumlah produk PC desktop MSI, solusi pendingin ini memanfaatkan tiga ruang aliran udara berbeda yang difokuskan ke hardware-hardware penghasil panas utama. Jadi Anda tidak perlu cemas saat ‘perlu’ ber-gaming di waktu lama.

Trident X kabarnya sempat dipamerkan di IFA Berlin 2018 kemarin, tapi di sana MSI masih belum mengabarkan harga dan kapan produk akan tersedia. PC desktop small form ini baru akan meluncur resmi ‘beberapa bulan lagi’.

Sumber: MSI.

 

Tool Baru Nvidia Mempersilakan Kita Dongkrak Performa GPU via Sekali Klik

Berbeda dari proses overclocking beberapa tahun silam, produsen terus mengusahakan agar fitur ini tersaji sederhana dan dapat diakses oleh pengguna awam sekalipun. Kapabilitas ini mulai sering ditemukan di sejumlah desktop built-up dan laptop gaming, tapi masih belum merata. Tak semua brand menyajikannya, dan jika ada, overclocking ‘instan’ umumnya baru dapat dilakukan pada CPU dan memori.

Namun ada langkah menarik yang diambil oleh Nvidia. Untuk mengiringi peluncuran keluarga kartu grafis GeForce RTX seri 20, Nvidia turut menyiapkan tool yang memungkinkan pengguna – gamer dan kalangan antusias khususnya – mendorong lebih jauh kapabilitas GPU di sistem mereka secara lebih simpel. Perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu menamainya Nvidia Scanner.

Pada dasarnya, prosedur overclocking tradisional memang bukan untuk semua orang. Kegiatan ini menuntut kita buat mempunyai pengetahuan mendalam soal hardware, lalu prosesnya membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Salah sedikit, ada resiko Anda akan merusak komponen PC (yang tidak murah) secara permanen. Scanner membuat overclocking lebih sederhana dan tak memakan banyak waktu.

Berbeda dari AMD Overdrive atau MSI Afterburner, Nvidia Scanner bukanlah tool yang bisa pengguna unduh. Scanner sejatinya adalah API untuk developer, penyajiannya mirip seperti software development kit Nvidia NVAPI. Di waktu ke depan, seluruh program overclocking akan menggunakannya. Saat ini, perusahaan tengah menggodok Scanner bersama dengan nama-nama seperti MSI, Gigabyte, Asus, dan EVGA.

Scanner bekerja dengan mengandalkan sistem Nvidia buat mengetahui seberapa jauh performa GPU di PC kita dapat didongkrak. Dengannya, produsen mencoba menghilangkan prosedur ‘coba-coba’. Nantinya, pengguna hanya tinggal menekan tombol ‘tes’, kemudian software Scanner segera memindai voltase kartu grafis dan melakukan sejumlah pengujian.

Proses tersebut memakan waktu kurang lebih 20 menit, dan setelahnya, muncul-lah profil overclocking maksimal yang bisa diakses via satu atau dua kali klik tanpa membuat PC Anda crash atau menyebabkan kerusakan hardware.

Menariknya, Scanner tak cuma bisa dimanfaatkan oleh pemilik GPU GeForce RTX seri 20 saja. Nvidia juga punya rencana agar kemampuan ini dapat diakses oleh varian kartu grafis generasi sebelumnya, meski belum diketahui kapan produsen akan menyediakannya. Scanner sendiri dijadwalkan untuk meluncur bersama GeForce RTX seri 20 pada tanggal 20 September 2018 nanti.

Scanner merupakan sebuah pernyataan bahwa dalam menggarap GeForce RTX seri 20, Nvidia tidak hanya memfokuskan perhatiannya ke teknologi AI dan penerapan ray tracing di game, namun juga pada performa grafis ‘mentah’ GPU.

Via The Verge. Tambahan: PC World.

Teknologi Ray Tracing Belum Bisa Dinikmati Saat GeForce RTX Meluncur

Bisa kita lihat dari namanya, teknologi real-time ray tracing merupakan nilai jual utama Nvidia dalam menawarkan GeForce RTX seri 20. Ray tracing merupakan teknik render untuk mensimulasikan efek bayangan senyata aslinya dengan menggunakan resolusi penuh. Kendalanya adalah, teknik tersebut menuntut performa harware yang sangat tinggi.

Ketika mayoritas sistem gaming PC kini tak lagi kesulitan menyajikan permainan dengan detail tinggi, memang tak mengherankan jika aspek bayangan/pantulan jadi perhatian Nvidia berikutnya. Kurangnya pemahaman publik mengenai ray-tracing mungkin membuatnya kurang diapresiasi, namun dengan kemampuannya mereplika efek pantulan sesungguhnya, kualitas visual game meningkat jauh: Anda tak hanya bisa melihat bayangan musuh di mobil, tapi juga melihat jelas tekstur permukaan mobil.

Sudah ada 11 permainan siap mendukung real-time ray tracing, beberapa yang paling terkenal di antaranya ialah Shadow of the Tomb Raider, Battlefield V, Metro Exodus, serta Control – game terbaru garapan tim di belakang Max Payne. Namun ada kabar kurang menyenangkan bagi Anda yang tak sabar ingin menikmati fitur ini: ray tracing belum bisa diaktifkan ketika GeForce RTX meluncur nanti.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh vice president of content and technology Nvidia Tony Tamasi dalam acara presentasi RTX Editor’s Day pada PCWorld. Menariknya, penundaan tersebut ternyata bukan diakibatkan oleh belum siapnya pihak Nvidia ataupun developer game, melainkan belum adanya dukungan API DirectX Raytracing. Microsoft DirectX Raytracing diumumkan beberapa bulan silam, namun baru bisa diakses via versi preview Windows Insider.

Tamasi menyampaikan bahwa fitur real-time ray tracing baru dapat dinikmati kurang lebih satu bulan setelah lini GeForce RTX 2080 dan RTX 2080 Ti tersedia, tepatnya sesudah Microsoft melepas Windows 10 October 2018 Update. Ia merupakan update besar kedua untuk OS Windows 10 yang dirilis tahun ini – setelah pembaruan di bulan April kemarin.

Selain ray tracing, fitur bertajuk Deep Learning Super-Sampling juga menjadi andalan Nvidia di GeForce RTX. Perusahaan belum menjelaskan cara kerjanya secara rinci, hanya menyampaikan bahwa DLSS memanfaatkan kecerdasan buatan dan deep learning untuk ‘mengajarkan’ kartu grafis cara me-render visual permainan secara lebih tajam sembari mempersingkat waktu prosesnya hingga dua kali lipat dibanding metode anti-aliasing yang ada sekarang.

Saat ini, jumlah game yang mendukung DLSS lebih banyak dari ray tracing. Beberapa dari mereka adalah permainan online populer, sebagian sudah tersedia, dan tidak menutup kemungkinan game berfitur ray tracing juga memanfaatkan DLSS: PUBG, SCUM, Darksiders III, Hitman 2, Ark: Survival Evolved, Shadow of the Tomb Raider serta Final Fantasy XV.

Daftar Game yang Mendapatkan Dukungan Teknologi Baru Nvidia GeForce RTX

Salah satu kejutan besar di Gamescom 2018 adalah pengumuman versi konsumen dari kartu grafis Nvidia yang mengusung arsitektur Turing. Harganya memang tidak murah, namun GPU-GPU GeForce RTX tersebut menjanjikan lompatan performa berkali-kali lipat serta menghidangkan sejumlah teknologi canggih seperti dukungan AI dan ray tracing real-time.

Ray tracing ialah teknik rendering untuk menghasilkan gambar dengan cara menelusuri jalur cahaya sebagai pixel di permukaan objek virtual. Metode ini memungkinkan developer game menghidangkan visual lebih baik, tapi ia menuntut performa hardware yang lebih tinggi pula. Singkatnya, ray tracing membuat pencahayaan dan bayangan jadi terlihat lebih realistis, lalu pantulan efek visual di permukaan objek jadi tampak begitu nyata.

Nvidia 2

Namun segala teknologi canggih di sana tentu saja tidak berarti tanpa adanya dukungan konten. Kabar baiknya, Nvidia RTX telah menyediakan berbagai ‘peralatan’ yang dapat dimanfaatkan oleh developer untuk mengimplementasikan teknik shader programmable baru, kapabilitas deep learning serta ray tracing. Selain itu, keluarga GeForce RTX seri 20 telah ditunjang pula oleh API anyar Microsoft, DirectX Raytracing (DXR).

Nvidia 4

Melalui website-nya, Nvidia mengumumkan 11 permainan yang akan memanfaatkan fitur ray tracing real-time di GeForce RTX seri 20. Ini dia daftarnya:

  • Assetto Corsa Competizione (Kunos Simulazioni/505 Games)
  • Atomic  Heart (Mundfish)
  • Battlefield  V (EA/DICE)
  • Control (Remedy Entertainment/505 Games)
  • Enlisted (Gaijin Entertainment/Darkflow Software)
  • Justice (NetEase)
  • JX3 (Kingsoft)
  • MechWarrior  5: Mercenaries (Piranha Games)
  • Metro  Exodus (4A Games)
  • ProjectDH (Nexon devCAT Studio)
  • Shadow  of the Tomb Raider (Square Enix/Eidos-Montréal/Crystal Dynamics/Nixxes)

Nvidia 5

Nvidia juga mengungkap 16 game yang nantinya akan memperoleh dukungan Deep Learning Super-Sampling, yaitu teknologi yang memungkinkan penerapan deep learning dan AI dalam proses rendering.

  • Ark: Survival Evolved (Studio Wildcard)
  • Atomic Heart (Mundfish)
  • Dauntless (Phoenix Labs)
  • Final Fantasy XV (Square Enix)
  • Fractured Lands (Unbroken Studios)
  • Hitman 2 (IO Interactive/Warner Bros.)
  • Islands of Nyne (Define Human Studios)
  • Justice (NetEase)
  • JX3 (Kingsoft)
  • Mechwarrior 5: Mercenaries (Piranha Games)
  • PlayerUnknown’s  Battlegrounds (PUBG Corp.)
  • Remnant: From the Ashes (Arc Games)
  • Serious Sam 4: Planet Badass (Croteam/Devolver Digital)
  • Shadow of the Tomb Raider (Square Enix/Eidos-Montréal/Crystal Dynamics/Nixxes)
  • The Forge Arena (Freezing Raccoon Studios)
  • We Happy Few (Compulsion Games/Gearbox)

Nvidia 3

Nvidia tentu saja punya rencana untuk memperluas dukungan ray tracing real-time serta DLSS ke lebih banyak permainan. Melihat begitu menjanjikannya teknologi-teknologi tersebut, besar kemungkinan fitur seperti ray tracing dan Microsoft DXR akan diadopsi oleh judul-judul blockbuster dalam waktu dekat.

Sumber: Nvidia.