Grab Gelar Thinkubator Conference dan Startup Competition

Upaya Grab mencetak startup berkualitas di Indonesia ditunjukkan dengan peluncuran Thinkubator Conference dan Startup Competition. Didukung lima Kementerian dan Badan Pemerintahan (Kemenko Maritim, KSP, Kemkominfo, BKPM, dan Bekraf), Thinkubator berupaya meningkatkan inovasi dan pengembangan bakat teknologi informasi di Indonesia, termasuk di sektor logistik atau transportasi, pertanian atau lingkungan, pendidikan, dan kesehatan.

Sebanyak 1165 startup disebut telah mendaftar dalam program ini dengan tim yang tidak hanya berasal dari kota-kota besar, tetapi juga dari wilayah Timur Indonesia dan berbagai provinsi lainnya. Dari jumlah tersebut, 150 startup telah terpilih dan bergabung dalam konferensi, workshop, dan sesi networking. 75 finalis berasal dari luar Jabodetabek, 17 berasal dari luar Jawa, dan 35 tim memiliki co-founder perempuan.

Nantinya enam finalis akan dipilih untuk pitching ide bisnis mereka di depan panel yang terdiri dari William Tanuwijaya (Tokopedia), Friderica Widyasari Dewi (Direktur Eksekutif KSEI) dan Chairul Tanjung (Chairman CT Corp). Para finalis Thinkubator akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendanaan dengan total Rp3 miliar, termasuk akses ke Microsoft Azure untuk mengembangkan bisnis mereka.

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, “Kami sangat bangga untuk menghadirkan program Thinkubator yang pertama di Indonesia. Program ini menjadi bukti kolaborasi kuat kami dengan pemerintah Indonesia untuk mendorong perkembangan dan pertumbuhan startup dan teknologi di Indonesia.”

“Kami sangat senang dapat melihat banyak startup yang membawa misi sosial, yang sejalan dengan perjalanan Grab di Indonesia untuk juga membantu berbagai isu sosial. Kami berharap dapat menemukan startup Indonesia selanjutnya yang akan menyandang status decacorn,” lanjutnya.

Batch kedua Grab Ventures Velocity

Setelah mengumumkan lima startup terpilih batch pertama yang berhak mengikuti program selama 16 minggu dalam program Velocity — akselerator startup Asia Tenggara yang diinisiasi Grab Ventures — Grab Ventures Velocity (GVV) kembali membuka pendaftaran untuk batch kedua. GVV, program yang khusus bertujuan untuk mendukung startup yang sedang berkembang lebih lanjut (scale up) dan berstatus post seed, menawarkan platform untuk menguji dan mengomersialkan solusi peserta dengan basis pelanggan Grab.

Tiga dari lima alumnus batch pertama adalah startup Indonesia atau memiliki bisnis di Indonesia yaitu Sejasa, Minutes, dan BookMyShow. Dua startup lainnya adalah Tueetor dan Helpling dari Singapura. Lima startup terpilih akan mendapatkan mitra dan akses secara regional. Grab juga mendukung pertumbuhan startup terpilih dalam bentuk kegiatan pemasaran.

Application Information Will Show Up Here

Grab Improves the Fintech Service and “GrabClub” Subscription

Grab, through Grab Financial Group, getting deeper on fintech service followed by strategic partnership which has been announced since last year. However, most services are available in Singapore and to be distributed to other countries where Grab business run, including Indonesia.

The leading fintech service is included in a roadmap titled “Grow with Grab”. There’s also the latest online payment method called “Pay with GrabPay” for online merchants. The online website receiving this code are Qoo10 and 11Street, both are the biggest e-commerce players in Singapore and Malaysia.

Next, the integration of “Pay with GrabPay” with cashier machine (POS) of offline merchant without having to change their old devices. The Coffee Bean & Tea Leaf and Paris Baguette are to be the pilot project.

In terms of fintech lending, the result of JV with Credit Saison, Grab is now provide “Pay Later” with two main function. First, the service allows consumers to pay Grab at the end of the month without additional cost. Second, as the virtual credit card that allows consumers to have installments with certain tenor and 0% interest.

“Both products are given to Grab users who deserve the historical credit. Grab Financial Group set the credit risk based on a series of criteria, including the duration of using Grab, its frequency, and spending pattern,” Grab Financial Group’s Senior Managing Director, Reuben Lai in the official release.

In addition, Grab also presents micro insurance marketplace, a JV with Zhong An. Medical insurance is available for driver partners and personal accident insurance when partners demand for more cover. This service is accessible directly through Grab.

In the future, automotive insurance product will be available with the concept of “Pay-as-you-drive” premium payment. It allows driver partners to pay insurance only when they drive, as well as micro life insurance, and critical illness insurance.

Regarding the launching of this fintech service in Indonesia, there’s no official statement.

In Indonesia, Grab’s fintech services still related to the payment system. The new app provides payment options with a QR code scanner for Ovo at offline merchants.

Ovo Balance that already connected to Grab can pay for all services from transportation, food & package delivery, and grocery. It also used for electricity purchasing and payment, postpaid and credit bills.

GrabClub is still beta version

On the other hand, Grab hasn’t released the upgrade version of subscription package (formerly known as “GrabClub”). In December 2018, DailySocial had reported the presence of this feature in Indonesia. It is then disappeared and finally re-emerged since mid-March 2019.

Grab subscription feature
Grab subscription feature

Grab Indonesia’s representative said the subscription feature can be found in GrabRewards. Users can choose GrabFood promo package starts from Rp75 thousand and Rp125 thousand to subscribe for a month.

It was explained that this package contains voucher worth of Rp35 thousand valid for GrabFood purchases and a shipping fee of Rp5 thousand. If you choose a package that costs Rp 75 thousand, users will get a discount voucher for five transactions and 10 times for the shipping.

Then, there’s GrabExpress starts from Rp40 thousand valid for two weeks. In this package, users will get up to 50% discount of delivery and to be used for 20 transactions.

Previously, Grab said this subscription feature is a company’s weapon to overcome price wars with Gojek. The long-term strategy is believed to have a good retention rate in maintaining user loyalty.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Perlengkap Layanan Fintech dan Fitur Langganan “GrabClub”

Grab, lewat Grab Financial Group, makin memperdalam layanan fintech sebagai kelanjutan dengan berbagai kemitraan strategis yang sudah diumumkan sejak tahun lalu. Namun sebagian besar layanan ini baru tersedia di Singapura dan akan dilanjutkan ke negara lainnya di mana Grab beroperasi, termasuk Indonesia.

Layanan fintech teranyar yang dirilis ini terangkum dalam roadmap bertajuk “Grow with Grab”. Di dalamnya terdapat metode pembayaran online terbaru dengan “Pay with GrabPay” yang diperuntukkan pemilik toko online. Situs online yang telah menerima metode ini adalah Qoo10 dan 11Street, keduanya termasuk pemain e-commerce terbesar di Singapura dan Malaysia.

Berikutnya adalah terintegrasinya “Pay with GrabPay” dengan mesin kasir (POS) milik merchant offline, tanpa harus mengganti perangkat lama mereka. Gerai Coffee Bean & Tea Leaf dan Paris Baguette akan menjadi pilot perdananya.

Dari sisi fintech lending, hasil dari pembentukan JV dengan Credit Saison, Grab kini menyediakan “Pay Later” dengan dua fungsi. Pertama, layanan ini memungkinkan konsumen untuk membayar layanan Grab pada akhir bulan, tanpa biaya tambahan. Kedua, sebagai kartu kredit virtual yang memungkinkan konsumen untuk mencicil barang dengan tenor tertentu dan bunga 0%.

“Kedua produk ini hanya akan diberikan kepada pengguna Grab yang layak kredit historinya. Grab Financial Group menentukan risiko kredit berdasarkan serangkaian kriteria yang ketat, mencakup berapa lama memakai Grab, frekuensi penggunaannya, dan pola pengeluaran,” terang Senior Managing Director Grab Financial Group Reuben Lai dalam keterangan resmi.

Selain itu, Grab juga menyajikan marketplace asuransi mikro, hasil JV dengan Zhong An. Tersedia asuransi medis untuk mitra pengemudi dan asuransi kecelakaan pribadi apabila mitra ingin mendapat cakupan perlindungan lebih banyak. Secara langsung layanan ini bisa diakses lewat aplikasi Grab.

Ke depannya, akan tersedia produk asuransi otomotif dengan konsep pembayaran premi “Pay-as-you-Drive”. Memungkinkan mitra pengemudi hanya membayar asuransi saat mereka mengemudi, serta asuransi jiwa mikro, dan asuransi penyakit kritis.

Terkait kapan layanan fintech ini hadir di Indonesia, belum ada keterangan resmi yang diberikan pihak Grab.

Di Indonesia, layanan fintech Grab masih menyangkut seputar sistem pembayaran. Aplikasi Grab baru menyediakan opsi pembayaran dengan pemindai kode QR untuk pembayaran Ovo di merchant offline.

Saldo Ovo yang terhubung dengan Grab, bisa untuk membayar seluruh layanan Grab mulai dari transportasi, kurir makanan, pengiriman paket, dan grocery. Juga digunakan untuk pembelian dan pembayaran tagihan listrik, pasca bayar, dan pulsa.

Belum lepas GrabClub versi beta

Di satu sisi, hingga kini Grab belum melepas paket langganan (sebelumnya bernama “GrabClub”) dari versi beta. Pada Desember 2018, DailySocial sempat memberitakan soal kehadiran fitur ini di Indonesia. Kemudian sempat menghilang dan akhirnya kembali muncul sejak pertengahan Maret 2019.

Juru bicara Grab Indonesia mengatakan fitur berlangganan tersebut masih dalam tahap uji coba. Sehingga besar kemungkinan apabila di-take out hanya bersifat sementara demi penyempurnaan layanan.

“Ketersediaan fitur ini nantinya akan diperuntukkan ke seluruh pengguna Grab, untuk itu secara lebih lanjut akan diumumkan lebih lanjut,” terangnya kepada DailySocial.

Fitur berlangganan dari Grab
Fitur berlangganan dari Grab

Fitur berlangganan saat ini dapat ditemukan dalam GrabRewards. Pengguna bisa memilih paket promo GrabFood mulai dari Rp75 ribu dan Rp125 ribu untuk berlangganan selama sebulan.

Dijelaskan bahwa paket ini berisi voucher potongan belanja senilai Rp35 ribu ini berlaku untuk pembelian GrabFood dan ongkos kirim Rp5 ribu. Apabila memilih paket seharga Rp75 ribu, pengguna akan mendapat voucher potongan untuk lima kali transaksi dan 10 kali potongan ongkos kirim.

Lalu, ada paket promo GrabExpress mulai dari Rp40 ribu berlaku selama dua minggu. Dalam paket ini pengguna mendapat potongan hingga 50% dari ongkos dan bisa dipakai hingga 20 kali transaksi.

Sebelumnya pihak Grab menyebut fitur berlangganan ini adalah senjata perusahaan dalam mengatasi perang harga dengan Gojek. Strategi jangka panjang panjang ini dipercaya memiliki tingkat retensi yang baik dalam menjaga loyalitas pengguna.

Application Information Will Show Up Here

Grab Introduces “Grab Defence” for Partners to Prevent Fraud

Grab announces the latest technology to detect and prevent fraud for Grab partners in Grab Defence series. Grab’s Head of User Trust, Wui Ngiap Foo explained, Grab’s machine learning technology analyzed millions of data everyday in real time to detect fraud, both old and the current pattern. Grab Defence is developed as a place to share skills with partners.

“Fraud will always evolve, therefore, we create algorithm that also capable to evolve and learn the pattern to be one step ahead of the con man. Fraud exists not only in ride-hailing industry. It is the main general issue among digital economy players. We want to share some techniques with partners having the same difficulty. We have to work in team in order to solve this problem and make it into better technology ecosystem, stronger and trusted in Southeast Asia,” Wui Ngiap Foo added.

Grab representative claims to make a large investment for better system with machine learning and artificial intelligence technology support to identify and prevent fraud in Grab’s platform.

Grab Defence’s three main features, such as Event Risk Management Suite, a feature that allows business players to value risk of an event or transaction through a series of API, to evaluate risks, supported by machine learning. This feature can be used in real time, set some fraud standards according to the business model and requirement, and diagnose suspicious acts.

Next, there’s Entity Intelligence Services, a service using Grab’s database to identify criminal entity, such as phone number, email, and others for requirements to predict risk potential to all users making interaction on the platform.

As an example, business players using this service to get the risk value from the new users, if the number is low, they can choose to permit users to enter the app.

The last main feature in Grab Defence is Device & Network Intelligence Services, a service that can detect con man using data from user’s devices. Another benefit is to help business player take care of themselves from fake account, as a result of lost devices, including cyber detection.

“Every business using online transaction will get benefit from Grab Defence. A unique technology we’ve built with infographic, can be an additional value to the previous anti-fraud system. We all have important roles in reducing fraud in Southeast Asia. The collaboration that involves parties which helps us to reach the target,” Wui Ngiap Foo explained.

However, Grab Indonesia’s President, Ridzki Kramadibrata said, there’s a syndicate in Indonesia that benefits illegaly through fake GPS app. Grab Indonesia has issued anti-fraud campaign called Grab Lawan Opik!.

“We’re proud with what we’ve done and will do to reduce fraud in our platform. We’re glad to deliver Grab Defence to our strategic partner to develop a healthy technology ecosystem in Indonesia,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Luncurkan “Grab Defence”, Bantu Mitra Atasi Tindak Kecurangan

Grab mengumumkan peluncuran teknologi deteksi dan pencegahan kecurangan terbaru untuk mitra Grab melalui serangkaian perangkat Grab Defence. Head of User Trust Grab Wui Ngiap Foo menjelaskan, setiap hari teknologi machine learning Grab menganalisis jutaan data secara real time untuk mendeteksi pola kecurangan, baik yang telah ada maupun yang baru. Untuk itu Grab Defence dikembangkan sebagai bentuk berbagi keahlian yang dimiliki dengan para mitra.

“Tindak kecurangan akan terus berevolusi, oleh karena itu kami membangun algoritma yang juga dapat berevolusi dan mempelajari polanya sehingga kita bisa selangkah lebih maju dari pelaku kejahatan. Kecurangan tidak hanya terjadi di industri ride-hailing. Tapi sudah menjadi masalah besar bagi pemain ekonomi digital secara keseluruhan. Melalui peluncuran Grab Defence, kami ngin berbagi keahlian yang kami miliki dengan para mitra yang mungkin menghadapi masalah yang sama. Kita harus bahu-membahu mengatasi masalah ini demi tercapainya ekosistem teknologi yang lebih kuat dan terpercaya di Asia Tenggara,” imbuh Wui Ngiap Foo.

Sejauh ini pihak Grab mengklaim telah berinvestasi besar untuk pengembangan sistem yang lebih kuat dengan dukungan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan mencegah kecurangan pada platform Grab.

Tiga fitur utama yang ada di layanan Grab Defence antara lain, fitur Event Risk Management Suite, sebuah fitur yang memungkinkan pelaku bisnis untuk menilai risiko dari suatu peristiwa atau transaksi dari serangkaian API untuk mengevaluasi risiko yang didukung oleh machine learning. Fitur ini bisa digunakan secara real time, menetapkan sejumlah tolok ukur kecurangan sesuai dengan model bisnis dan kebutuhan, hingga menyelidiki perilaku-perilaku mencurigakan.

Selanjutnya ada Entity Intelligence Services, sebuah layanan yang menggunakan database Grab untuk mengidentifikasi entitas pelaku kejahatan, seperti nomor telepon, email, dan lainnya untuk keperluan memprediksi potensi risiko kepada semua pengguna yang berinteraksi dengan platform tersebut.

Sebagai contohnya, pelaku bisnis yang menggunakan layanan ini untuk mendapatkan nilai risiko dari pegguna baru, jika angkanya rendah mereka bisa memilih untuk mengizinkan pengguna masuk ke aplikasi.

Fitur utama terakhir yang ada di Grab Defence ini adalah Device & Network Intelligence Services, sebuah layanan yang bisa mendeteksi pelaku kejahatan dengan menggunakan data dari perangkat pengguna. Manfaat lainnya adalah layanan ini bisa membantu pelaku bisnis menjaga diri mereka dari pembuatan akun palsu akibat perangkat berpindah tangan, termasuk mendeteksi serangan siber.

“Setiap bisnis yang melakukan transaksi online akan diuntungkan dengan adanya Grab Defence. Teknologi unik yang kami bangun, berikut grafik informasi yang kami miliki, dapat mejadi tambahan berharga meskipun telah ada sistem anti-fraud/anti kecurangan sebelumnya. Kita semua memiliki peran penting dalam menurunkan tingkat kecurangan di Asia Tenggara. Kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak akan membantu kita mencapai hal tersebut,” terang Wui Ngiap Foo.

Sementara itu, President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyebutkan bahwa di Indonesia telah ditemui sindikat kejahatan yang mendapatkan keuntungan secara ilegal melalui aplikasi GPS palsu. Grab Indonesia juga telah mengeluarkan kampanye anti penipuan Grab Lawan Opik!.

“Kami bangga dengan apa yang telah dan berbagai upaya yang tengah kami lakukan untuk mengurangi tingkat kecurangan di platform kami. Kami senang dapat menghadirkan layanan Grab Defence bagi para mitra strategis kami demi menciptakan perkembangan ekosistem teknologi yang sehat di Indonesia,” jelas Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Grab Partners with Kalbe to Enter Digital Health Service Sector

Grab announces strategic partnership with PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe). Both are committed to develop better services through the MoU signing by Kalbe’s President Director, Vidjongtius and Grab Indonesia’s President, Ridzki Kramadibrata.

The partnership between both companies is a synergy between online and offline based services as a digital health ecosystem. Currently, Kalbe has some digital initiatives, such as Klikdokter and Kalbestore.

“The MoU with Grab is in a form of a synergy between online and offline based services in development to be a health ecosystem through Kalbe,” Vidjongtius said.

Grab is now named as a Decacorn or a startup with over $10 billion valuation. Aside from Kalbe, Grab also expands to the health industry in Southeast Asia through partnership with Ping An.

As part of the partnership, Grab will support Kalbe’s operational with its services. GrabExpress will provide Kalbe’s product delivery for consumers can get the medical product faster at an affordable cost.

GrabReward, a loyalty program for Grab users will offer Kalbe’s health products promotion. In addition, GrabAds is to support Kalbe’s integrated campaign through its platform. GrabFresh will serve Kalbe’s products online, and Grab for Business will support the automation of Kalbe’s operational to be more efficient.

Representing Grab, Kramadibrata said the team is very welcome with the partnership which is expected to provide high quality of medical access at an affordable price through technology.

They said, “Grab was created upon a principal to give access and services at an affordable prices for public in Southeast Asia in terms of transport, food delivery, and grocery.”

“We believe that all classes deserve high quality medical access at an affordable price through technology, also potential to make a significant life changes for public and communities,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Bermitra dengan Kalbe, Masuki Sektor Kesehatan Digital

Grab mengumumkan kemitraan strategis dengan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe). Keduanya berkomitmen meningkatkan layanan dengan nota kesepahaman yang ditandatangani Presiden Direktur Kalbe Vidjongtius dan President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Kerja sama yang dibangun keduanya berbentuk sinergi layanan berbasis online dan offline untuk menjadi sebuah ekosistem kesehatan digital. Kalbe sendiri kini memiliki sejumlah inisiatif digital, seperti Klikdokter dan Kalbestore.

“Nota kesepahaman dengan Grab ini merupakan sinergi layanan berbasis online dan offline yang sedang dikembangkan menjadi ekosistem kesehatan oleh Kalbe,” terang Vidjongtius.

Saat ini Grab sudah menyandang status Decacorn atau startup dengan valuasi lebih dari $10 miliar. Selain dengan Kalbe, Grab juga menjajaki ekspansi di industri kesehatan Asia Tenggara melalui kerja sama dengan Ping An.

Sebagai bagian kerja sama ini, Grab akan mendukung kegiatan operasional Kalbe melalui berbagai layanan. GrabExpress akan memberikan layanan pengataran produk Kalbe kepada konsumen, sehingga konsumen bisa mendapatkan obat lebih cepat dengan harga yang terjangkau.

GrabReward, layanan loyalitas pengguna Grab, akan menawarkan promosi produk kesehatan Kalbe. Selain itu ada juga GrabAds yang mendukung Kalbe dalam melakukan kampanye terintegrasi melalui platform Grab. GrabFresh yang akan melayani penjualan produk Kalbe secara online, dan Grab for Business akan mendukung otomasi kegiatan operasional Kalbe untuk menjadi lebih efisien.

Mewakili Grab, Ridzki menyampaikan pihaknya menyambut baik kerja sama yang diharapkan bisa memberikan akses kesehatan yang berkualitas dan terjangkau melalui teknologi.

Grab mengatakan, “Grab dibentuk dengan prinsip memberikan akses dan pelayanan dengan biaya terjangkau kepada masyarakat di Asia Tenggara dalam hal transportasi, jasa antar makanan dan inaman atau bahan-bahan baku makanan.”

“Kami percaya seluruh lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan akses kesehatan yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau melalui teknologi yang berpotensi untuk memberikan perubahan signifikan hidup masyarakat dan seluruh komunitas,” terang Ridzki.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Announces Investment Over 20 Trillion Rupiah from SoftBank Vision Fund

Grab announces funding worth of US$1.46 billion (equivalent to 20.65 trillion rupiah) from SoftBank Vision Fund. It’s claimed to be their biggest in Southeast Asia.

This funding is included in the ongoing series H round and open for interested investors. In total, Grab has received funding more than US$4.5 billion (around 63.65 trillion rupiah).

The other investors involved in this round are Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, and Yamaha Motor. In fact, Grab has named Decacorn in the series G round.

“SoftBank and The Vision Fund are the long-term strategic investors for Grab, and we’re glad for the advanced support for Grab’s development,” Grab’s Co-Founder and CEO, Anthony Tan said, Wed (3/6).

He said this investment ready to support Grab’s vision as the super app in Southeast Asia. It offers more daily services, bigger accessibility, and convenience for all customers.

In addition, service expansion in terms of financial, food and product delivery, content and digital payment, also the latest service announced last year.

Some services that have and soon to available in Grab’s open platform are on demand video service with Hooq, digital health service, insurance, and hotel reservation with Booking Holdings.

He also specifically said most funding will be invested in Indonesia. Compared to other countries, Tan named Indonesia as the biggest with the most significant growth than other country bases.

“Compared to Thailand or Vietnam, both countries have not really significant impact for Grab.”

He also specifically has no interest to involve in exchange, in any country. He said, the support of strategic investors for Grab are more than enough, therefore, exchange is not on the bucket list.

Business plan in Indonesia

President Director for Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata claims Grab as the leading on-demand transportation that covers 60% of two-wheeler and 70% of four-wheeler in Indonesia. The business is going well in Indonesia and income has increased by two times last year. There’s no specific number to describe the claim.

He mentioned this funding is to be used for micro entrepreneur through GrabFood and GrabExpress, empowering tech talents, and developing local startup through Grab Ventures, and new service in Indonesia.

As part of this focus, Grab plans to introduce electric ride and Personal Mobility Device (PMD) in BSD City. Only, he hasn’t shared the bigger picture regarding the plan, it’s still an initial stage.

Either Tan or Kramadibrata confirmed that the company will look for the right solution for electric vehicle in Indonesia. Therefore, it can be just a copy paste from Singapore. What’s Grab decision on this issue in Indonesia will not be the same with what happened in Singapore.

“Currently, Grab owns the largest number of electric vehicles. There are hundreds in Singapore. We partnered up with everyone, including the government, to create the ecosystem. We invest a lot to build healthier environment in Southeast Asia.”

In group, Grab’s profit has increased by two times from March 2018 to December 2018. GrabFood’s increased by 45 times in the same period. The service has been available in 199 cities in 6 countries.

Grab Financial Group is claimed to be the only platform with access to e-money license in 6 SEA countries. Since established in March 2018, Grab has set the monthly transaction increase for almost 5 times up.

Instant delivery and same day delivery volume for GrabExpress is claimed to increase by three times regionally, and available in 150 cities.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Banyak Fitur Tambahan, Apakah Grab Makin Asyik Digunakan?

Ketika mendengar tentang Grab, apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita? Sebagian besar orang tentu akan membayangkan sebuah aplikasi yang menyediakan layanan transportasi online menggunakan mobil dan sepeda motor, pemesanan makanan, serta pengantaran barang. Ternyata selain layanan tersebut, banyak fitur lain yang tersedia, namun mungkin tidak kita sadari.

Fitur-fitur tersebut dapat kita lihat di bagian bawah halaman utama aplikasi. Scroll ke bawah setelah menu utama aplikasi, kita akan menemukan beberapa fitur tambahan yang dimiliki Grab. Beberapa bagian masih berkaitan erat dengan layanan Grab. Seperti “Tea Places” dan “Foodie Swipe” yang menawarkan rekomendasi makanan terdekat, “Places to Go” sebagai rekomendasi tempat menarik, atau “Penawaran Spesial” yang berisi informasi mengenai promo terbaru.

Sejak akhir tahun 2018 lalu, Grab telah meningkatkan statusnya dari Unicorn menjadi Decacorn pertama di Asia Tenggara. Decacorn sendiri merupakan istilah yang diberikan kepada perusahaan startup yang valuasinya mencapai $10 miliar. Setelah mendapatkan pendanaan seri H, valuasi Grab saat ini mencapai nilai sekitar $11 miliar. Ketersediaan dana yang besar tentu menjadi salah satu pendorong berbagai inovasi layanan dapat dilakukan oleh Grab.

grab decacorn

Beberapa fitur lain seperti Stories by Grab dan Grab TV, serta UGC (User Generated Content) bertajuk “Jadi Foodie Sejati” tampaknya diniatkan sebagai strategi untuk meningkatkan user engagement. Konten-konten di dalamnya masih sangat lekat dengan layanan Grab dan pengalaman para pengguna dalam menggunakan layanan tersebut. Namun, ada beberapa fitur lain pula yang mulai disematkan Grab dalam aplikasinya dengan konten-konten yang tidak berhubungan dengan layanan Grab, seperti transportasi, pemesanan makanan, pengantaran barang, atau pembayaran tagihan yang juga mereka miliki.

Yang pertama adalah “Games For You” yang menyajikan lima permainan yang dapat dimainkan secara gratis atau menggunakan poin. Ada pula “Horoskopnya Grab” yang menyajikan ramalan zodiak, serta “Personality Quiz” untuk melihat kepribadian pengguna. Ketiga fitur tersebut cukup menyenangkan untuk digunakan pada waktu senggang atau untuk sekedar seru-seruan.

Dengan filosofi platform terbuka mereka, Grab juga menjalin kerja sama dengan beberapa pihak untuk fitur-fitur lain yang dimiliki. Antara lain dengan Yahoo, Detik, dan CNN Indonesia untuk fitur Daily News sebagai aggregator berita, dengan OVO untuk pembayaran, serta yang terbaru dengan HOOQ untuk berbagai konten video yang dapat dinikmati secara langsung bagi pengguna level Platinum di aplikasi Grab. Berbagai fitur ini telah menjadikan Grab sebagai “Super App“. Nah, menurut Anda, dengan berbagai fitur tersebut apakah membuat aplikasi Grab makin asyik digunakan?

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Grab.

Grab Umumkan Investasi Lebih dari 20 Triliun Rupiah dari SoftBank Vision Fund

Grab mengumumkan perolehan pendanaan senilai US$1,46 miliar (setara dengan 20,65 triliun Rupiah) dari SoftBank Vision Fund. Diklaim ini adalah pendanaan terbesar SoftBank di Asia Tenggara.

Pendanaan ini termasuk dalam putaran seri H yang masih berlangsung dan terbuka untuk investor yang berminat. Secara total, Grab telah menerima pendanaan lebih dari US$4,5 miliar (senilai 63,65 triliun Rupiah).

Investor lainnya yang termasuk dalam putaran H adalah Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, dan Yamaha Motor. Perlu diketahui, Grab menyabet status Decacorn pada putaran pendanaan seri G.

“SoftBank dan The Vision Fund adalah investor strategis jangka panjang bagi Grab dan kami berterima kasih atas dukungan berkelanjutan mereka bagi pertumbuhan Grab,” ucap Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan, Rabu (6/3).

Dia menjelaskan investasi ini akan membantu Grab untuk mengembangkan visi perusahaan sebagai super app di Asia Tenggara. Menghadirkan lebih banyak layanan harian, aksesibilitas yang lebih besar dan kenyamanan untuk para penggunanya.

Di samping itu perluasan layanan di bidang keuangan, pengiriman makanan dan barang, konten dan pembayaran digital, serta layanan baru yang telah diumumkan pada tahun lalu.

Beberapa layanan yang telah dan akan segera tersedia di open platform Grab adalah layanan video on demand bersama Hooq, layanan kesehatan digital, penyedia jasa asuransi, dan layanan reservasi hotel bersama Booking Holdings.

Anthony juga menuturkan secara khusus pihaknya akan menginvestasikan sebagian besar pendanaan untuk Indonesia. Dibandingkan dengan negara lainnya, Anthony mengaku Indonesia adalah pasar terbesar dan memiliki pertumbuhan yang paling signifikan dibandingkan negara lainnya di mana Grab beroperasi.

“Kalau dibandingkan dengan Thailand ataupun Vietnam, dua negara ini kurang memiliki dampak yang signifikan bagi Grab.”

Dia juga secara spesifik kurang memiliki ketertarikan untuk rencana melantai di bursa, di manapun negaranya. Anthony memandang, dengan dukungan dari berbagai investor strategis yang sudah didapat Grab sudah lebih dari cukup, sehingga opsi untuk melantai di bursa bukan jadi sesuatu yang dibutuhkan.

Rencana untuk Indonesia

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengklaim saat ini Grab menjadi pemimpin dalam layanan transportasi on-demand yang menguasai 60% pangsa pasar roda dua dan 70% pangsa pasar roda empat di Indonesia. Bisnis Grab di Indonesia tumbuh pesat, dengan pendapatan naik dua kali lipat pada tahun lalu. Tidak angka angka spesifik yang menjelaskan klaim tersebut.

Ridzki mengatakan pendanaan ini akan dipakai untuk penambahan micro entrepreneur lewat GrabFood dan GrabExpress, memberdayakan talenta teknologi, dan pengembangan startup lokal lewat Grab Ventures, serta layanan baru di Indonesia.

“Grab ingin men-double-kan pengusaha mikro agar bisa mendapatkan hasil lebih setelah bergabung dengan kami. Contohnya di GrabFood, rata-rata merchant-nya mendapat pendapatan naik 88%. Mitra Grab pun mendapat pendapatan di atas UMR.”

Sebagai bagian dari fokus di atas, Grab berencana untuk menghadirkan kendaraan elektrik dan Personal Mobility Device (PMD) di BSD City. Hanya saja, dia belum bersedia memberikan gambaran lebih jauh terkait hal tersebut, sebab masih dalam tahap awal.

Baik Anthony maupun Ridzki memastikan perusahaan akan tetap melihat bagaimana solusi yang tepat untuk kendaraan elektrik di Indonesia. Sehingga tidak bisa langsung copy paste dengan Singapura. Apa yang bakal dilakukan Grab untuk hal ini di Indonesia, belum tentu akan sama dengan apa yang sudah terjadi di Singapura.

“Saat ini Grab menjadi pemilik armada kendaraan listrik terbesar. Ada ratusan di Singapura. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintahnya untuk membentuk ekosistem. Kami investasi banyak untuk membangun lingkungan yang lebih sehat di Asia Tenggara.”

Secara grup, pendapatan dari bisnis transportasi Grab naik hampir dua kali lipat dari Maret 2018 sampai Desember 2018. Pendapatan GrabFood tumbuh 45 kali lipat pada periode yang sama. Layanan ini hadir di 199 kota di enam negara.

Untuk Grab Financial Group, diklaim menjadi satu-satunya platform yang memiliki akses ke lisensi e-money di enam negara di Asia Tenggara. Sejak diluncurkan di Maret 2018, Grab telah mencatat pertumbuhan transaksi bulanan hampir lima kali lipat.

Volume instant delivery dan same day delivery untuk GrabExpress diklaim meningkat lebih dari tiga kali lipat di tingkat regional, dan tersedia di 150 kota.

Application Information Will Show Up Here