Upaya Layanan Transportasi On-Demand Masuk Ke Bandara Soekarno-Hatta

Keberadaan Grab dan Uber sebagai layanan transportasi on-demand yang menjadi favorit masyarakat urban ternyata masih kerap menghadapi sejumlah kendala. Mulai dari regulasi yang ketat, persaingan dengan taksi konvensional hingga peraturan yang terkadang menyulitkan Grab dan Uber untuk beroperasi di wilayah publik. Salah satu kendala yang saat ini masih kerap ditemui adalah dilarangnya Grab dan juga Uber untuk mengambil permintaan penumpang melalui aplikasi di kawasan bandara Soekarno-Hatta.

Sudah banyak berita yang beredar mengabarkan mitra pengemudi Grab dan Uber yang dihadang oleh sejumlah petugas keamanan saat akan mengambil penumpang di terminal 1, 2 hingga 3 di bandara Soekarno-Hatta. Hal tersebut ternyata juga ditegaskan oleh pihak pengelola bandara yaitu Angkasa Pura II.

“Sebenarnya kalau Uber sama Grab yang datang kita boleh, tapi kalau ngambil kasihan dengan taksi yang lain, ngatasinnya kita umumkan secara jelas kepada mereka kalian antar boleh tapi jangan ngambil, karena kami berbisnis dengan yang lain kan dan ini kan belum clear urusannya dengan pemerintah, nanti kalo sudah oke ya kita lakukan,” kata Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan yang waktu itu menjabat Direktur Utama Angkasa Pura II kepada Detik (18/5).

Menanggapi hal tersebut pihak Grab sebagai salah satu pemain layanan transportasi on-demand favorit di Jakarta telah melakukan beberapa pendekatan kepada pihak Angkasa Pura sebagai regulator yang bertanggung jawab mengeluarkan ijin layanan transportasi di bandara Soekarno-Hatta. Pendekatan yang telah dilakukan sejak bulan Mei 2016 lalu, hingga kini masih belum membuahkan hasil, seperti diungkapkan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata kepada DailySocial.

“Saat ini kami tengah berusaha untuk membuka pintu diskusi dengan pihak pengelola bandara untuk memastikan agar mitra pengemudi kami dapat mengambil pekerjaan dan beroperasi sesuai ketentuan yang berlaku di area bandara Soekarno-Hatta,” kata Ridzki.

Peraturan mestinya bisa lebih fleksibel

Makin banyaknya permintaan dari pengguna yang ingin menikmati kemudahan serta kepastian harga yang terjangkau dari Grab dan Uber diharapkan bisa menjadi salah satu jalan pembuka yang kemudian bisa diloloskan oleh pihak pengelola bandara Soekarno-Hatta.

Pada akhirnya apa yang menjadi pilihan dari masyarakat mestinya bisa menjadi acuan agar peraturan bisa segera disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan tren di kalangan masyarakat saat ini. Jangan karena terkesan ‘memihak’ kepada penyedia layanan transportasi yang sudah ada sejak dahulu, kemudian membatasi bahkan memberikan denda berupa uang kepada masyarakat yang menggunakan aplikasi Grab dan Uber, begitu juga kepada mitra pengemudi.

“Kami menyadari bahwa layanan transportasi alternatif, seperti GrabCar, merupakan layanan yang dibutuhkan oleh para pengunjung bandara, terlebih lagi ketika mitra koperasi penyelenggara layanan GrabCar, Koperasi Jasa PPRI (Perkumpulan Perusahaan Rental Indonesia), yang juga telah diakui legalitasnya oleh pemerintah,” kata Ridzki.

Kita lihat saja bagaimana upaya Grab, dan mungkin juga Uber, untuk bisa meyakinkan pihak pengelola bandara dan mengizinkan pengemudi Grab dan Uber bukan hanya mengantar penumpang, namun juga dengan leluasa (tanpa dikenakan denda) mengambil penumpang di semua terminal bandara Soekarno-Hatta.

Layanan Nebeng GrabHitch Siap Beroperasi di Indonesia

Diperkenalkan kedatangannya saat Echelon Indonesia 2016, fitur carpooling Grab, GrabHitch, siap beroperasi di Indonesia. Jika Anda saat ini melihat ke aplikasi, logo GrabHitch sudah tertera dan menunjukkan informasi coming soon dan mengajak mitra pengemudi untuk bergabung. Penambahan fitur ini adalah yang pertama pasca perolehan pendanaan Seri F senilai 9,8 triliun Rupiah yang dipimpin oleh SoftBank Jepang.

GrabHitch sendiri tak berbeda dengan Nebengers atau pesaingnya, UberPool. Intinya adalah mengurangi jumlah kendaraan yang melaju di jalanan dengan membolehkan hingga 4 orang, yang menuju arah tujuan yang searea, menggunakan kendaraan Grab yang sama. Tarif yang diberlakukan tentu lebih murah dibanding jika Anda sendirian.

Tampilan GrabHitch di dalam aplikasi Grab / DailySocial
Tampilan GrabHitch di dalam aplikasi Grab / DailySocial

Grab sendiri sudah menunjukkan komitmennya untuk memenangkan pasar Indonesia dengan pengumuman pendanaan baru tiga hari yang lalu. Kehadiran GrabHitch melengkapi jajaran layanan di Indonesia, yang sudah mengakomodasi pemesanan taksi, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, dan pemesanan makanan.

Berkaca pada pengalaman UberPool, sesungguhnya carpooling dengan tujuan berbeda-beda, meskipun mungkin dalam radius yang tidak terlalu jauh, tidak selalu nyaman. Hal ini berbeda dengan konsep Nebengers yang mengadopsi skema kendaraan umum, point-to-point atau setidaknya area-to-area.

Kita tunggu bagaimana implementasi GrabHitch nantinya.

Application Information Will Show Up Here

Fokus Perolehan Pendanaan Seri F Grab Sebesar 9,8 Triliun Rupiah Adalah Indonesia

Sempat dispekulasikan telah memperoleh pendanaan senilai $600 juta dari Softbank dan sejumlah investor di awal Agustus, tak jauh ketika Go-Jek juga mengumumkan pendanaan senilai 7,3 triliun Rupiah, akhirnya hari ini Grab mengumumkan perolehan pendanaan Seri F dari SoftBank Jepang dan sejumlah investor (di antaranya adalah Didi Chuxing Tiongkok) senilai $750 juta atau 9,8 triliun Rupiah. Angka ini menggenapkan kapitalisasi dana yang dimiliki Grab mencapai lebih dari $1 miliar dengan valuasi perusahaan sekitar $2,3 miliar. Fokus pendanaan ini adalah penguasaan pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Besarnya pengaruh Indonesia untuk Grab tercermin dari rangkaian kata-kata dalam rilis pers yang disampaikan. Co-Founder dan CEO Anthony Tan dalam sambutannya hanya menyebut satu negara, yaitu Indonesia. Ia mengatakan:

We are particularly excited about the growth opportunity in Indonesia, where we see an almost US$15 billion market for ride-hailing services alone, as well as the potential to extend GrabPay’s platform regionally.

Pasar senilai $15 miliar (atau hampir mencapai 200 triliun Rupiah) diperebutkan oleh Grab, Go-Jek, dan Uber yang sama-sama memberikan layanan transportasi berbasis roda 4 dan roda 2.

Grab mungkin menguasai sejumlah pasar Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia, tetapi semua itu kurang berarti jika tidak menguasai pasar Indonesia.

Di luar itu, Grab melihat potensi GrabPay yang begitu besar mengingat rendahnya penetrasi kartu kredit di kawasan, khususnya Indonesia. Saya sendiri sudah membahas bahwa Go-Pay berpotensi menjadi jawara mobile wallet dan kini tampaknya GrabPay mencoba mengambil posisi yang sama.

Meskipun mungkin tidak berbentuk dompet elektronik biasa, GrabPay mencoba memposisikan diri sebagai layanan digital yang lebih lengkap dengan menggandeng Lippo Group. Tak hanya untuk membayar layanan transportasi, dalam jangka panjang nantinya GrabPay bisa digunakan untuk bertransaksi di pasar swalayan, department store, bioskop, kedai kopi, dan platform e-commerce (MatahariMall) yang semua dimiliki Lippo.

Grab juga bermitra dengan Bank Mandiri untuk mengakomodasi pembayaran menggunakan dompet elektronik Mandiri E-Cash. Secara regional Grab bekerja sama dengan Citibank untuk pemanfaatan reward point sebagai alat pembayaran Grab.

Jika sukses, penerapan GrabPay di Indonesia akan menjadi role model untuk dikembangkan di negara-negara lain tempat Grab beroperasi.

Optimisme Grab didukung data bahwa layanannya diterima dengan baik di Indonesia. Disebutkan:

In Indonesia, our GrabCar and GrabBike services grew 250x in one year as of the end of 1H2016, and continue to grow exponentially.

Di Indonesia, Grab sudah beroperasi di Jakarta, Padang, Surabaya, Bandung, dan Bali dengan mengusung GrabBike, GrabCar, GrabTaxi, dan yang terbaru layanan pemesanan makanan GrabFood. Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk berekspansi ke lebih banyak kota. Go-Jek sendiri sudah tersedia di 10 kota besar.

Application Information Will Show Up Here

Kembali Gandeng Grup Lippo, Grab Hadirkan GrabStand dan GrabVenue

Setelah sebelumnya menggandeng Grup Lippo untuk alternatif pembayaran mobile non-tunai, Grab mencoba kembali berinovasi. Hari ini Grab mengumumkan kemitraannya dengan Lippo Malls. Pengguna yang sedang berbelanja di 21 pusat perbelanjaan Lippo Malls Jakarta bisa memanfaatkan fitur GrabStand, yaitu lokasi penjemputan dan penurunan penumpang yang khusus disediakan Grab di semua jaringan Lippo Malls.

Fitur lainnya yang dihadirkan Grab adalah GrabVenue yang menggandeng Bolt sebagai penyedia koneksi internet. Para pelanggan yang tidak memiliki akses internet dan memerlukan bantuan dalam memesan taksi, mobil, atau ojek dapat menggunakan GrabVenue, terminal pemesanan self-service yang ditenagai Bolt.

“Kemitraan strategis yang kami lakukan dengan Grab hari ini merupakan komitmen Lippo malls untuk lebih memahami kebutuhan pengunjung yang selalu dinamis dan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan juga sebagai bentuk peningkatan layanan Lippo Malls untuk memberikan kepuasan kepada setiap pengunjung Lippo Malls dengan memberikan kemudahan mendapatkan layanan transportasi,” kata Executive Director Lippo Malls Indonesia Marshall Martinus.

GrabStand dan GrabVenue akan tersedia di 21 pusat perbelanjaan Lippo Malls di area Jabodetabek pada kuartal ketiga 2016. GrabStand dan GrabVenue juga akan segera tersedia di Lippo Malls yang ada di kota-kota lain yang memiliki operasonal Grab, termasuk Bandung, Surabaya dan Bali.

“Kami sangat bangga dapat bermitra dengan Lippo Malls untuk dapat membuat layanan transportasi yang aman dan handal tersedia untuk semua orang, termasuk untuk mereka yang mungkin tidak memiliki akses internet saat membutuhkan,” kata Managing Director untuk Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Layanan lain yang saat ini juga mulai dikembangkan Grab adalah GrabFood, yang ke depannya diharapkan bisa menjadi pesaing tangguh Go-Food milik Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here

Armada Transportasi Berbasis Aplikasi Diperbolehkan Gunakan Pelat Hitam dan STNK Pribadi

Untuk memajukan industri startup perlu adanya peran serta pemerintah. Salah satu peranan pemerintah yang sangat ditunggu adalah produksi regulasi yang bisa mengatur industri dan melindunginya untuk berkembang, termasuk regulasi mengenai transportasi online atau yang berbasis aplikasi. Khusus untuk regulasi ini, tak hanya bisnis startup yang berharap aturan ini segera keluar, para pebisnis konvensional, dalam hal ini pengusaha taksi juga berharap aturan ini segera terbit.

Seperti diberitakan Kompas, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menegaskan bahwa angkutan berbasis aplikasi seperti Uber atau Grab diperbolehkan untuk memakai kendaraan berpelat nomor hitam atau pribadi, dengan syarat pengemudi harus tergabung dalam koperasi. Selain itu Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) juga tidak diwajibkan atas nama badan hukum.

Kabar tersebut bersumber pada pernyataan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram. Menurut Agus pernyataan mengenai STNK dan pelat hitam telah diterima sebagai kesimpulan rapat.

“Prinsip koperasi tegas menyebutkan pengguna adalah pemilik, dan pemilik adalah pengguna. Karena itu, pemilik taksi online yang tergabung dalam koperasi berarti juga pemilik koperasi, bukan pekerja,” jelas Agus seperti dikutip dari Kompas.

Agus lebih jauh menjelaskan bahwa aset yang dimiliki anggota koperasi yang digunakan sebagai alat produksi tidak beralih menjadi aset perusahaan. Berbeda dengan supir taksi konvensional yang merupakan pekerja dari perusahaan. Jadi jika taksi atau kendaraan yang digunakan adalah mobil milik anggota koperasi, maka harus tetap ber-STNK pribadi.

Alasan untuk memperbolehkan pelat hitam dan STNK pribadi ini adalah prinsip dasar dan model pengelolaan koperasi sebagai badan hukum. Koperasi punya tata cara yang berbeda dengan perseroan, sehingga perlakukan dalam kasus ini sedikit berbeda.

Kabar ini jelas berbeda dengan yang diutarakan Direktur Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto Iskandar beberapa waktu lalu. April silam, Pudji seperti diberitakan mengungkapkan bahwa selain izin operasional, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para perusahaan transportasi online, di antaranya adalah memiliki minimal lima kendaraan yang dibuktikan dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atas nama perusahaan, memiliki pool, adanya fasilitas perawatan, dan pengemudi dengan SIM umum.

Seharusnya pemerintah segera menerbitkan aturan pasti mengenai transportasi online ini. Kondisi ini, jika dibiarkan dalam ketidakjelasan, akan membuat pengusaha, mitra pengemudi, dan semua pihak yang terlibat dalam bisnis ini menjadi bingung dan membuat kondisi usaha tidak kondusif.

Grab Indonesia dan Mandiri E-Cash Jalin Kemitraan Strategis

Grab Indonesia dan PT Digital Artha Media, perusahaan pengembang Mandiri E-Cash, meresmikan kemitraan strategis. Kini pelanggan Grab sudah bisa menggunakan Mandiri E-Cash sebagai alternatif pembayaran elektronik. Sebelumnya Grab dan Lippo juga telah menjajaki pengembangan produk pembayaran mobile non-tunai.

Seperti diketahui, Mandiri E-Cash merupakan produk keuangan digital yang dikeluarkan oleh bank pelat merah Bank Mandiri dan menunjuk Digital Artha sebagai pihak pengembang. Digital Artha merupakan anak usaha dari perusahaan firma lokal PT Kresna Graha Investama Tbk.

Pelayanan terbaru ini, menurut Indra Suryawan, CEO Digital Artha, menjadi opsi terbaru pembayaran cashless yang dapat dipilih pengguna Grab Indonesia selain menggunakan kartu kredit atau debit. Sekaligus membantu pengemudi Grab dalam mengelola keuangannya secara elektronik.

“Kemitraan ini adalah bagian dari inisiatif kami untuk mewujudkan mimpi sebagai pemain infrastruktur pembayaran terkemuka di kawasan regional,” ujar Indra seperti dikutip dari Jakarta Globe.

[Baca juga: Grab dan Lippo Garap Pembayaran Mobile Non-Tunai]

Bagi Grab, kemitraan ini akan memberikan akses jaringan ke bank terbesar di Indonesia. Bank Mandiri memiliki jaringan ATM sebanyak 17 ribu dan kerja sama dengan lebih dari 25 ribu outlet Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi di seluruh Indonesia. Pengumudi Grab dapat mencairkan uangnya ke seluruh tempat tersebut.

Dari sisi pengguna kartu Mandiri E-Cash telah menembus angka sebesar 2 juta orang. Sepanjang tiga tahun terakhir, Mandiri E-Cash terus berekspansi menjalin kemitraan tidak hanya untuk pembayaran transportasi umum saja, tetapi sudah merambah minimarket, dan tol.

[Baca juga: Mandiri E-Cash Ditargetkan Miliki 100 Juta Pengguna di Tahun 2020]

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, mengatakan inisiatif ini didukung karena teknologi yang kuat dan luasnya jaringan perbankan. “Kami percaya dengan Mandiri E-Cash akan menjadi langkah baru bagi Grab dalam memberikan pelayanan yang lebih aman, nyaman, bagi pengguna maupun mitra pengemudi,” ujar dia.

Langkah ini, sambungnya, merupakan jawaban Grab atas ketatnya persaingan bisnis transportasi online antara Uber dan Go-Jek. Pada April lalu, Go-Jek mengumumkan Go-Pay sebuah platform digital yang memungkinkan pelanggannya untuk menyimpan uangnya di dalam aplikasi Go-Jek sebagai alat pembayarannya.

Go-Pay disebut-sebut sebagai ide yang cerdas, mengingat jumlah pengguna kartu kredit di Tanah Air baru mencapai sekitar 4% dari total penduduk.

Sementara ini, Mandiri E-Cash baru bisa digunakan oleh pengguna Grab yang menggunakan smartphone berplatform Android. Kehadiran solusi ini di platform iOS masih dalam tahap pengembangan.

Application Information Will Show Up Here

Google Maps Sempurnakan Fitur Offline dan Permudah Proses Pemesanan Transportasi Online

Dalam acara Google for Indonesia yang digelar di ibukota kemarin, raksasa teknologi tersebut membeberkan taktik-taktik jitunya dalam memberikan pengalaman terbaik untuk warga nusantara. Salah satu layanan yang mendapat perhatian khusus adalah Google Maps.

Tidak bisa dipungkiri, akses internet di negara kita sejauh ini masih belum bisa dikatakan memadai. Ada kalanya Maps tidak bisa dibuka akibat koneksi internet sedang lambat atau jaringan tidak stabil. Untuk itu, mode offline di Google Maps telah disempurnakan.

Pengguna kini bisa memilih opsi “Wi-Fi only” dalam menu pengaturan di Google Maps untuk menggunakan aplikasi tanpa mengonsumsi data internet sedikit pun – dengan catatan Anda sudah menyimpan peta offline untuk kawasan tersebut sebelumnya. Dalam mode ini, pengguna tetap mendapat pengalaman serupa dengan saat online, hanya saja tidak ada notifikasi titik macet secara real-time.

Bicara soal penyimpanan peta offline, pengguna sekarang akan diberi pilihan antara menyimpan data peta di memory internal atau di SD card. Fitur ini penting mengingat kapasitas penyimpanan internal mayoritas smartphone terbilang kecil.

Kiri: mode "Wi-Fi" only. Tengah: penyimpanan peta offline ke SD card. Kanan: integrasi layanan transportasi online / Google
Kiri: mode “Wi-Fi” only. Tengah: penyimpanan peta offline ke SD card. Kanan: integrasi layanan transportasi online / Google

Namun yang lebih menarik adalah taktik Google dalam mengoptimalkan Maps sesuai dengan kebiasaan pengguna yang berbeda-beda di setiap kawasan. Di Indonesia, kita semakin terbiasa memanfaatkan layanan transportasi online. Itulah mengapa versi terbaru Google Maps datang membawa integrasi GO-JEK dan Grab pada fitur Transit.

Jadi saat Anda memasukkan rute yang hendak dijalani, Anda bisa melihat perkiraan tarif masing-masing layanan – mulai dari GO-RIDE, GO-CAR, GrabBike, GrabTaxi, GrabCar sampai Uber – lengkap beserta estimasi waktu penjemputan. Pilih salah satu, maka Anda akan langsung dibawa ke aplikasinya untuk melakukan konfirmasi pemesanan.

Fitur ini sangatlah bermanfaat karena pengguna umumnya akan lebih dulu mengecek lokasi tujuan di Google Maps, baru setelahnya membuka salah satu aplikasi transportasi online untuk melakukan pemesanan. Berkat fitur ini, proses tersebut tentunya akan berjalan lebih efisien.

Sejauh ini integrasi GO-JEK sudah bisa dinikmati pengguna Android maupun iOS di tiga kota di Indonesia, serta akan menyusul ke 10 kota lain dalam waktu dekat. Untuk Grab, Google bilang ada 24 kota di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand yang didukung.

Sumber: Google Maps Blog. Gambar header: Google Maps via Pexel.

Grab dan Lippo Garap Pembayaran Mobile Non-Tunai

Grab salah satu layanan transportasi online yang beroperasi di Indonesia dikabarkan tengah berinovasi untuk menyuguhkan platform pembayaran e-money di Indonesia. Grab akan menjalin kemitraan dengan Lippo Group untuk memungkinkan lebih dari 50 juta pelanggan bersama dari kedua perusahaan melakukan pembayaran melalui perangkat mobile atau menggunakan aplikasi Grab untuk seluruh jajaran layanan lintas perusahaan ritel Lippo, termasuk departemen sore, bioskop, kedai kopi dan layanan e-commerce yang terafiliasi.

Kerja sama antara Grab dan Lippo Group kali ini merupakan perluasan kemitraan strategis antara kedua perusahaan tersebut yang ditandatangani pada bulan Maret silam. Melalui kerja sama ini Lippo Group akan mengembangkan platform pembayaran universal yang memungkinkan pelanggan di Indonesia untuk melakukan top-up akun e-money dan dapat digunakan untuk membayar layanan dan produk dari Lippo secara digital.

Grab juga akan mengintegrasikan platform pembayaran aplikasi Grab sebagai opsi mobile walet di dalam fitur GrabPay sehingga pengguna mobile dapat menggunakan aplikasi Grab tidak hanya untuk membayar kebutuhan transportasi tetapi juga layanan dan produk lainnya.

“Kami sangat menghargai upaya pemerintah untuk mendorong Indonesia menuju masyarakat non-tunai, dan kami menantikan untuk dapat berkontribusi guna mencapai tujuan ini. Kemitraan Grab dengan Lippo Group untuk mengembangkan platform pembayaran universal akan menjadi langkah maju untuk e-money di Indonesia. Dengan pertumbuhan pesat dari kelas menengah, masyarakat akan menginginkan opsi mobile wallet di dalam aplikasi Grab, yang dapat mereka gunakan untuk kehidupan sehari-hari, baik untuk transportasi atau pembayaran transaksi-transaksi mendasar lain,” ujar Co-Founder dan Group CEO Grab Anthony Tan.

Anthony juga menambahkan bahwa platform pembayaran mobile di Asia Tenggara memiliki potensi yang tidak terbatas. Masih banyak masyarakat Asia Tenggara yang belum menggunakan layanan perbankan namun memiliki perangkat mobile. Untuk itu perlu adanya solusi non tunai yang bisa membantu mereka mengelola uang, dan mobile walet merupakan salah satu solusinya.

“Kemitraan dengan Lippo Group ini merupakan satu langkah maju guna mencapai tujuan Grab untuk menyediakan solusi pembayaran mobile kepada jutaan orang di Asia Tenggara. Kami akan bekerja sama dengan mitra lokal untuk mewujudkan transaksi non-tunai bagi sebagian besar masyarakat Asia Tenggara,” imbuh Anthony.

Hal senada juga disampaikan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Menurutnya Indonesia sebagai pasar terbesar Grab, untuk itu Grab akan terus berupaya untuk berinvestasi pada layanan-layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, salah satunya pembayaran non tunai mobile.

Platform pembayaran universal ini rencananya akan diluncurkan untuk perusahaan-perusahaan dari Lippo Group dan diintegrasikan ke dalam aplikasi Grab secara bertahap mulai dari kuartal keempat tahun 2016.

Alfacart Gandeng Grab Luncurkan Program Grab Sahur Bareng Alfacart

Hari ini (21/6) Alfacart mengumumkan telah menjalin kerja sama dengan Grab untuk meluncurkan program Grab Sahur Bareng Alfacart. Melalui program ini, konsumen yang memesan di Alfacart dapat melakukan pembayaran di tempat ketika barang pesanan yang dikirim lewat GrabExpress diterima. Program ini berjalan sejak 16 Juni hingga 5 Juli 2016 untuk wilayah Jakarta, Tanggerang, dan Depok saja. Alfacart juga berkolaborasi dengan jaringan Alfamidi dalam program ini.

CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo menyampaikan, “Bagi pelanggan yang […] tidak sempat pergi berbelanja keperluan sahur, sementara asisten rumah tangga sudah berada di kampung halaman, kini kami sediakan solusinya melalui layanan Grab Sahur Bareng Alfacart. Pelanggan cukup mengakses [halaman] grabsahur alfacart dan mengikuti panduan untuk mengikuti layanannya.”

“Pemesanan kami layani hingga jam 02.00 WIB dan layanan pengiriman terakhir kami lakukan di jam 03.00 WIB. Program ini kami hadirkan hingga tanggal 5 Juli 2016,” lanjut Catherine.

Catherine menjelaskan lebih jauh bahwa digandengnya Alfamidi dalam program ini karena jaringan toko Alfamidi dinilai menyediakan produk-produk bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan saat sahur. Sementara itu jasa GrabExpress dipilih sebagai layanan pengiriman untuk memberikan kecepatan dan keamanan dalam pengantaran pesanan pelanggan.

“Inovasi layanan demi terpenuhinya kebutuhan, gaya hidup serta kepuasan pelanggan telah menjadi komitmen kami, Alfacart. [Program] Grab Sahur Bareng Alfacart adalah salah satu wujud dari kesungguhan kami tersebut,” ujar Catherine.

Alfacart berjanji akan membebaskan biaya pengiriman untuk pembelanjaan yang nilainya di atas Rp 50 ribu. Sedangkan pelanggan yang berbelanja dengan nilai Rp 100 ke atas dijanjikan untuk mendapat tambahan diskon sebesar 10 persen dalam program ini lewat kode voucher yang diberikan.

Alfacart sendiri adalah pemain baru dalam industri e-commerce Indonesia yang merupakan bentuk transfromasi dari Alfaonline. Di tahun pertamanya ini Alfacart memiliki niat untuk lebih agreasif dalam meningkatkan brand awareness dan memiliki target untuk bisa terintegrasi secara online dengan setidaknya 90 persen gerai Alfamart.

Application Information Will Show Up Here

Memasuki Usia ke-4, Grab Berkomitmen Menjadi Layanan Pemesanan Terkemuka di Asia Tenggara

Merayakan hari jadi yang ke-4, Grab memaparkan sejumlah data dan riset yang telah dilakukan oleh Universitas Cambridge Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa kehadiran Grab telah mendorong dampak positif bagi penumpang juga para mitranya. Studi riset tersebut juga menyebutkan berdasarkan survei estimasi waktu dan biaya yang lebih baik dan tidak adanya tarif yang ditetapkan secara sepihak, merupakan faktor yang dicari oleh pengguna.

“Studi tersebut menggarisbawahi kepercayaan mitra pengemudi dan penumpang Grab untuk keandalan aplikasi Grab dan nilai tambah yang diberikan dalam hal kualitas tumpangan dan pendapatan yang lebih baik untuk mitra pengemudi,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Saat ini Grab mengklaim telah memiliki lebih dari 300 ribu pengemudi, tersedia di 30 kota, 6 negara dan aplikasi Grab telah diunduh oleh 15 juta orang. Keberadaan ini membuktikan eksistensi Grab dalam hal memberikan layanan yang lebih kepada para pengguna.

Dalam kesempatan tersebut diperkenalkan juga salah satu jajaran manajemen Grab Indonesia yang baru bergabung dan menjabat sebagai Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar. Sebelumnya Mediko telah berpengalaman bekerja di beberapa perusahaan ternama di Indonesia.

Integrasi Grab dan Lyft

Setelah sebelumnya telah mengumumkan kerja sama strategis yang memperluas perjanjian global berbagi kendaraan (ridesharing) dengan Lyft, dalam acara tersebut juga diumumkan integrasi timbal balik Grab dan Lyft yang sudah bisa dinikmati dalam waktu beberapa minggu ke depan yang memungkinkan pengguna di Asia Tenggara dan Amerika Serikat untuk memesan kendaraan melalui melalui aplikasi serupa yang digunakan di negara asal.

Integrasi ini merupakan pertama kali dilakukan dan diterapkan dalam perjanjian kemitraan industri berbagi kendaraan berskala global dengan Didi Chuxing, Grab, Lyft dan Ola.

“Dengan integrasi ini tentunya memudahkan semua pengguna baik itu Grab dan aplikasi lainnya untuk memesan kendaraan di negara mana pun mereka berada lewat global roaming,” kata Ridzki.

Integrasi Grab-Lyft akan memberikan kenyamanan bagi para pengguna Lyft dalam mengakses pemesanan kendaraan di 30 kota di seluruh Asia Tenggara. Semua transaksi perjalanan dibayar melalui aplikasi Lyft (di kota Grab beroperasi). Semua transaksi perjalanan dibayar non-tunai melalui kartu kredit atau opsi pembayaran lain seperti PayPal.

Kampanye Ramadan Grab

Memasuki bulan suci Ramadan, Grab juga memiliki sejumlah promo istimewa khusus untuk para pengguna. Di antaranya adalah pemberian takjil gratis untuk semua pengemudi dan penumpang Grab. Kegiatan ini dilakukan melalui kerja sama dengan Alfamart.

“Nantinya dengan menunjukkan aplikasi Grab di beberapa lokasi tertentu semua pengemudi dan penumpang Grab bisa menikmati takjil gratis dari Grab,” kata Country Head of Marketing Kiki Rizki.

Promo lain yang disediakan oleh Grab adalah layanan Grab Service, yaitu fasilitas mobil khusus yang dilengkapi oleh koneksi wifi dan takjil gratis di dalam mobil. Dengan demikian bagi pengguna yang memesan Grab dan mendapatkan mobil khusus ini bisa menikmati semua layanan.

Selain itu Grab juga memberikan promo istimewa untuk pengguna yang melakukan pembayaran melalui Grab Pay. Pilihan pembayaran ‘cashless’ milik Grab ini hanya menerima kartu kredit dan kartu debit khusus untuk logo Visa dan Master Card. Tanpa menggunakan pilihan top up melalui virtual account, Grab menjamin keamanan saat melakukan transaksi pembayaran menggunakan Grab Pay.

“Kami menjamin semua transaksi aman dan tentunya memudahkan semua pengguna untuk menikmati transaksi cashless, selain itu kami juga akan memberikan promo istimewa dari Grab Pay yang akan kami umumkan hari Senin mendatang,” tuntas Kiki.