KitaBeli Announces 144 Billion Rupiah Series A Funding, to Focus on Rural Social Commerce

The social commerce platform KitaBeli today announced series A funding worth $10 million or equivalent to 144.3 billion Rupiah. This round was led by Gojek’s investment arm, Go-Ventures, and also supported by AC Ventures and East Ventures as the previous investors.

The fresh funds will be used to expand service coverage throughout Java, expand the logistics network, and develop its mobile applications. In addition, product diversification will be enhanced, starting with beauty products. Since launching in March 2020, KitaBeli claims to reach 80% business growth.

From our observation on the app, it is currently limited to a few areas in the provinces of Central Java, West Java, East Java, DKI Jakarta, and Banten. In seconds, it works like an e-commerce application, however, it focuses on serving daily needs; and capable to form purchasing groups (currently through a quick connection to form a WhatsApp group).

KitaBeli offers internal logistics for delivery options with D +1 maximum claim. The model runs through a network of partnerships that have been built in each area of ​​its operation. This concept is considered to be effective since daily needs do require a fast delivery process.

From the official statement, this application will be focused on users in rural areas, including those who have never done online shopping. The Co-Founder & CEO, Prateek Chaturvedi said, the social commerce business model that connects businesses with end-users makes it possible to form and maintain loyalty.

Not to rely on resellers

Tim pengembang aplikasi KitaBeli / KitaBeli
KitaBeli development team / KitaBeli

Social commerce services are mushrooming in Indonesia. The Super App also focuses on a similar concept in the rural areas. However, just like any other platform – including Woobiz, RateS, BorongBareng, or RateS – the partnership model is a reseller. In addition to being the end consumer, people are encouraged to become a bridge between business and customers using a commission system.

It’s quite different with KitaBeli, they don’t build a network of resellers or marketing agents. Each item is ordered directly through the app by end-users (direct-to-consumer), allowing them to participate in group purchases for more effective pricing. Prateek also said that this concept allows companies to minimize the risk of losing their customer base whether an agent/partner decides to quit.

KitaBeli was founded by Prateek Chaturvedi, Ivana Tjandra, Subhash Bishnoi, and Gopal Singh Rathore. Users invite their acquaintances or join to form groups based on regional proximity, then buy products together at a discounted price. Pinduoduo in China is a successful example of this business model.

“With the concept of sharing and inviting your friends to join the application, our users get more discounts. They can also see what their friends are buying, and join the group of friends, to get a cheaper price,” Prateek explained in a previous interview with DailySocial.

Go-Ventures investment

Regarding investment, Go-Ventures’ SVP Investment, Aditya Kumar said that e-commerce penetration in rural areas is quite low. There are some factors, including a lack of trust, product availability, and high logistics costs. KitaBeli’s business model is considered relevant to solve these challenges.

There is no further details on whether there will be an integration of KitaBeli with Gojek, considering that one of the VC’s missions is to form a consolidation of strengthening the ecosystem.

For local startups, Go-Ventures has invested in several other players. Also to lead the investment for eFishery’s series B funding, Pluang’s series A, as well as investing in the Kumparan and Narasi media.

Pluang alone is now integrated into the GoInvestasi feature, making it easy for Gojek users to invest gold online. In addition, Kumparan also provides news through the Gojek application.

Meanwhile, for startups outside Indonesia, some of the announced investments include funding to an Uganda-based ride-hailing platform called SafeBoda, the Mobile Premier League (MPL) esports platform from India, and cloud kitchen startup Rebel Foods from India.

Rebel Foods has arrived in Indonesia to form a new cloud kitchen business line under the Gojek Group. Meanwhile, MPL’s presence in Indonesia is also supported by Gopay payments as its initial payment platform.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

KitaBeli Umumkan Pendanaan Seri A 144 Miliar Rupiah, Garap “Social Commerce” di Daerah

Platform social commerce KitaBeli hari ini mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai $10 juta atau setara dengan 144,3 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin unit ventura milik Gojek, yakni Go-Ventures, serta didukung AC Ventures dan East Ventures selaku investor tahap awalnya.

Dana segar akan dimanfaatkan untuk memperluas cakupan layanan di seluruh Jawa, menumbuhkan jaringan logistik, dan mengembangkan aplikasi selulernya. Selain itu diversifikasi produk juga akan dilakukan, dimulai dengan menghadirkan produk kecantikan. Sejak diluncurkan pada Maret 2020, KitaBeli mengklaim telah berhasil menumbuhkan bisnis hingga 80%.

Dari uji coba kami dalam menggunakan aplikasi, saat ini baru terbatas melayani sedikit wilayah di provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Banten. Sekilas cara kerjanya seperti layaknya aplikasi e-commerce, hanya saja fokus menyajikan kebutuhan sehari-hari; dan dapat membentuk kelompok pembelian (saat ini melalui sambungan cepat untuk membentuk grup WhatsApp).

Opsi pengiriman yang diberikan juga dari logistik internal KitaBeli dengan klaim pengiriman maksimal H+1 hari. Modelnya melalui jaringan kemitraan yang telah di bangun di setiap wilayah operasinya. Konsep ini dinilai akan efektif, mengingat kebutuhan sehari-hari memang membutuhkan proses pengantaran sesegera mungkin.

Dilansir dari pernyataan resminya, aplikasi ini akan difokuskan untuk pengguna di luar kota-kota besar, termasuk orang yang belum pernah melakukan belanja online sebelumnya. Menurut Co-Founder & CEO Prateek Chaturvedi, model bisnis social commerce yang menghubungkan bisnis dengan pengguna akhir memungkinkan untuk membentuk dan menjaga loyalitas yang lebih besar.

Tidak mengandalkan basis reseller

Tim pengembang aplikasi KitaBeli / KitaBeli
Tim pengembang aplikasi KitaBeli / KitaBeli

Layanan social commerce cukup menjamur di Indonesia. Aplikasi Super juga memfokuskan konsep serupa di pedesaan. Namun sama seperti platform lain – termasuk Woobiz, RateS, BorongBareng, atau RateS – model kemitraan yang dijalin berbentuk reseller. Selain menjadi konsumen akhir, masyarakat didorong untuk menjadi jembatan antara bisnis dengan pelanggan dengan sistem komisi.

KitaBeli sedikit berbeda, mereka tidak membangun jaringan reseller atau agen pemasaran. Setiap barang dipesan langsung melalui aplikasi oleh pengguna akhir (direct-to-consumer), memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam pembelian berkelompok untuk mendapatkan harga yang lebih efektif. Prateek juga mengatakan, konsep ini memungkinkan perusahaan meminimalkan risiko kehilangan basis pelanggan jika ada agen/mitra yang  memutuskan berhenti.

KitaBeli didirikan oleh Prateek Chaturvedi, Ivana Tjandra, Subhash Bishnoi, dan Gopal Singh Rathore.  Pengguna aplikasi KitaBeli mengundang kenalannya atau bergabung untuk membentuk grup didasarkan pada kedekatan wilayah, kemudian membeli produk bersama dengan potongan harga. Pinduoduo di Tiongkok adalah contoh sukses dari model bisnis ini.

“Dengan konsep berbagi dan mengajak teman Anda untuk bergabung dengan aplikasi, pengguna kami mendapatkan lebih banyak diskon. Mereka juga bisa melihat apa yang dibeli temannya, dan bergabung dengan grup teman tersebut, untuk mendapatkan harga yang lebih murah,” jelas Prateek dalam wawancara sebelumnya dengan DailySocial.

Investasi Go-Ventures

Menanggapi investasinya, SVP Investment Go-Ventures Aditya Kumar mengatakan bahwa penetrasi e-commerce di luar perkotaan besar masih rendah. Ada beberapa faktor, di antaranya kurangnya kepercayaan, ketersediaan produk, dan biaya logistik yang tinggi. Model bisnis yang digarap KitaBeli dianggap relevan untuk menyelesaikan tantangan tersebut.

Belum diinfokan apakah selanjutnya akan ada integrasi KitaBeli dengan Gojek, mengingat salah satu misi venture arm tersebut membentuk konsolidasi penguatan ekosistem.

Untuk startup lokal, Go-Ventures telah berinvestasi ke beberapa pemain lainnya. Termasuk memimpin pendanaan seri B eFishery, memimpin pendanaan seri A Pluang, juga berinvestasi ke platform media Kumparan dan Narasi.

Pluang sendiri sekarang sudah terintegrasi membentuk fitur GoInvestasi, mudahkan pengguna Gojek berinvestasi emas secara online. Demikian pula pemberitaan kumparan yang sempat disuguhkan juga lewat aplikasi Gojek.

Sementara untuk startup di luar Indonesia, beberapa investasi yang diumumkan termasuk pendanaan ke platform ride-hailing Uganda bernama SafeBoda, platform esports Mobile Premier League (MPL) asal India, dan startup cloud kitchen Rebel Foods asal India.

Rebel Foods sudah diboyong ke Indonesia membentuk lini bisnis cloud kitchen baru di bawah Gojek Group. Sementara kehadiran MPL di Indonesia juga didukung pembayaran Gopay sebagai platform pembayaran tahap awalnya.

Application Information Will Show Up Here

PlayHawaii has been Acquired by CrowdSavings, Maiplay Changes into Perx

Last May, Aulia wrote about a group buying site from Hawaii named PlayHawaii that expands its business to Singapore and Indonesia by changing its name to Maiplay.

Now, when you access PlayHawaii, there is a different logo. This daily deals service has been acquired by CrowdSavings. CrowdSavings is a daily deals established since 2009 and based in Florida, US. Chad Jaquays (President and CEO of CrowdSavings) also informed this acquirement to PlayHawaii users.

Continue reading PlayHawaii has been Acquired by CrowdSavings, Maiplay Changes into Perx

PlayHawaii Diakuisisi CrowdSavings, Maiplay Tutup dan Menjadi Perx

Akhir bulan Mei yang lalu Aulia telah menuliskan sebuah situs group buying dari Hawaii yaitu PlayHawaii melakukan ekspansi ke Singapura dan Indonesia dengan mengubah namanya menjadi Maiplay.

Kini, ketika para pembaca DailySocial mengakses PlayHawaii, ada perubahan logo yang berbeda. Layanan daily deals ini telah diakuisisi oleh CrowdSavings. CrowdSavings adalah layanan daily deals yang berdiri sejak tahun 2009 dan berbasis di Florida, US. Chad Jaquays (Presiden dan CEO CrowdSavings) juga memberitahukan akuisisi ini kepada para pengguna PlayHawaii.

Continue reading PlayHawaii Diakuisisi CrowdSavings, Maiplay Tutup dan Menjadi Perx

Interview: MbakDiskon’s Strategy for The Future

On Wednesday I had the opportunity to meet  the founder of one local daily deals services in Yogyakarta, MbakDiskon.com. Her name is Anggit Tut Pinilih (@anggitut), S2 student who is completing her thesis at one of the top universities in Yogyakarta.

MbakDiskon is the first daily deals service in Jogjakarta and is still very new. The startup was launched in March and is still much to be repaired by MbakDiskon, both in terms of online and offline. For the payment system similar to other daily deals service is by using the account of BCA or Bank Mandiri, use the T-Cash service from Telkomsel and for offline payment can be done at Swaragama FM Radio’s office.

Continue reading Interview: MbakDiskon’s Strategy for The Future

Wawancara: Strategi MbakDiskon Ke Depan

Hari Rabu kemarin saya berkesempatan bertemu dengan Founder salah satu layanan daily deals lokal di Yogyakarta yaitu MbakDiskon.com. Beliau adalah Anggit Tut Pinilih (@anggitut), mahasiswa S2 yang sedang menyelesaikan tesisnya disalah satu universitas ternama di Yogyakarta. Kali ini saya berkesempatan berbincang-bincang tentang layanan daily deals miliknya tersebut.

MbakDiskon adalah layanan daily deals lokal pertama yang ada di kawasan Yogyakarta dan masih sangat baru. Bulan Maret yang lalu startup ini diluncurkan, dan masih banyak yang harus dibenahi dari MbakDiskon, baik segi online maupun offline nya. Untuk sistem pembayaran hampir sama dengan layanan daily deals lainnya yaitu melalui rekening Bank Mandiri/ Bank BCA, melalui layanan T-Cash dari Telkomsel, dan pembayaran offline dapat melalui kantor Radio Swaragama FM.

Continue reading Wawancara: Strategi MbakDiskon Ke Depan

Will Services Like Groupon Now and GrouponLive Arrive in Indonesia?

There are two news from Groupon appeared recently, the first is Groupon Now!. Although these services were featured since late April, but just they just went live a few days ago. Another one is news about joint venture between Groupon and LiveNation which will launch a service for online ticketing.

GrouponNow! gives a more niche offer, not only offering a discount coupon per day but also for certain time. It provides an opportunity for discount seekers to buy tickets when they are going to lunch or some other times. The user can view the offerings on the website or the mobile app. While GrouponLive, although the service is not yet available, it will provide concert tickets / local music events with a blend of facilities from Groupon and LiveNation (Ticketmaster).

Talking about Groupon now also means talking about Indonesia, because Groupon now has acquired Disdus which is coming to serve the Indonesian market. The question is whether these two services will also be implemented in Indonesia?

Continue reading Will Services Like Groupon Now and GrouponLive Arrive in Indonesia?

Apakah layanan seperti Groupon Now dan GrouponLive akan hadir di Indonesia?

Ada dua berita dari Groupon yang muncul dalam beberapa hari ini, yang pertama adalah Groupon Now!, meski layanan ini telah diberitakan setidaknya sejak akhir bulan April, namun baru live beberapa hari yang lalu, satu lagi adalah berita joint venture antara Groupon dan LiveNation yang akan meluncurkan layanan penawaran untuk online ticketing.

GrouponNow! memberikan penawaran yang lebih niche, bukan hanya penawaran kupon diskon perhari tetapi perjangka waktu tertentu, ini memberikan peluang bagi pencari diskon untuk membeli kupon ketika akan makan siang atau waktu-waktu tertentu lainnya, pengguna bisa melihat penawaran dari website atau mobile app. Sedangkan GrouponLive, meski belum tersedia layanannya akan menyediakan penawaran tiket konser / acara musik lokal dengan perpaduan fasilitas Groupon dan LiveNation (Ticketmaster).

Membicarakan Groupon kini berarti membicarakan juga Indonesia, karena Groupon kini telah mengakuisisi Disdus yang masuk untuk melayani pasar Indonesia. Pertanyaannya adalah, apakah dua layanan ini akan juga muncul di Indonesia?

Continue reading Apakah layanan seperti Groupon Now dan GrouponLive akan hadir di Indonesia?

Dskon.com Aggregates 6 Local Group Buying Websites

Not only group buying, daily deals or coupon providers that are growing up quickly, so does the aggregator service. SuperBestDeal is one of the players in this segment, and I heard similar services are under preparation by some friends.

Dskon.com is a service providing aggregation service for various groups or daily deals service in Indonesia. Dskon provides a list of 6 group buying / daily deals they aggregate.

In their website, users can see various offers from Disdus, DealKeren, OgahRugi, Lapar, eVoucher, Valadoo. There’s another one on the list called FashionPrivate, but they only serve their members, so there’s no offer available.

Continue reading Dskon.com Aggregates 6 Local Group Buying Websites

Dskon.com Mengagregasi 6 Situs Group Buying Lokal

Tidak hanya layanan group buying, daily deals atau penyedia kupon diskon yang bertumbuh pesat, layanan aggregatornya juga sepertinya mulai bertumbuh, SuperBestDeal adalah salah satu pemain di segmen ini, saya sendiri juga mendengar beberapa teman sedang mempersiapkan layanan serupa.

Dskon.com adalah juga layanan yang menyediakan fasilitas agregasi untuk berbagai layanan pembelian secara grup atau daily deals di Indonesia, Dskon menyediakan daftar dari 6 layanan group buying / daily deals yang mereka agregasi penawaran kupon diskonnya.

Continue reading Dskon.com Mengagregasi 6 Situs Group Buying Lokal