Xiaomi Piston Pro, Hasilkan Suara Jernih Alami Dalam Balutan Desain Mewah

Seperti halnya smartphone, di ranah aksesoris Xiaomi juga terbilang produktif. Sejumlah model headphone sudah pernah mereka lahirkan, salah satu yang paling populer adalah dari seri Piston.

Dan yang terbaru, pabrikan asal Tiongkok itu meluncurkan seri Piston terbaru dengan nama Piston 3 Pro. Piston 3 Pro dirancang dengan material istimewa berupa aluminium yang mempunyai bentuk diamond cut yang disempurnakan dengan finishing berkilau nan mewah.

Piston Pro

Tak hanya berpenampilan menarik, Piston Pro juga menawarkan kualitas suara yang jernih alami dan menghantarkan keseimbangan tiga band berkat kombinasi koil ganda dan piston bergerak. Agar tak mudah lepas ketika digunakan, Xiaomi memekuk bantalan telinga dengan sudut 45 derajat sehingga terpasang sempurna ketika dilekatkan di telinga.

Xiaomi Piston Pro_

Di sepanjang kabel yang menjuntai terdapat sebuah kontroler yang terdiri dari tiga buah tombol. Dari sana pengguna dapat mengontrol pilihan lagu, memutar atau mem-pause musik dengan tekanan ringan. Headphone kemudian terhubung dengan kabel bundar dengan material TPE yang tahan lama.

Xiaomi Piston Pro dilepas di Tiongkok terlebih dahulu dengan banderol di kisaran $21.99. Dalam paket penjualannya, Xiaomi menyertakan empat silikon lembur yang dapat difungsikan untuk mengurangi iritasi di telinga. Materialnya yang lembut juga memberikan rasa nyaman saat didengarkan.

Piston Pro juga dipastikan dapat bekerja dengan sangat baik di semua model smartphone berlabel Xiaomi. Sebagai tambahan, di beberapa model smartphone Xiaomi telah disematkan sejumlah opsi untuk mengoptimalkan pengalaman audio.

Sumber berita Xiaomi.

Xiaomi Luncurkan Mainan Robot, Headset Bluetooth dan Mouse Portable Baru

Sejak menapakkan kakinya pertama kali di Indonesia, Xiaomi berusaha menunjukkan bahwa mereka berbeda dari mayoritas produsen handset. Xiaomi lebih fokus pada komunitas dan tidak ragu memasarkan aksesori serta pernak-pernik pelengkap perangkat bergerak. Di Indonesia, tidak sulit bagi kita untuk menemukan action cam, smartband sampai power bank dengan brand Mi.

Melengkapi jajaran produk mereka, Xiaomi belum lama ini memperkenalkan sejumlah device unik baru: mainan robot ala Lego bernama Toy Block, headphone Bluetooth Mi Sports dan periferal PC Mi Portable Mouse.

Toy Block

Toy Block adalah titik temu antara aspek modular mainan Lego dengan kerennya desain robot Gundam. Ia dibekali konektivitas ke perangkat bergerak, sepertinya disiapkan sebagai medium belajar coding untuk anak-anak dan dewasa. Bundel Toy Block berisi komponen-komponen seperti roda, roga gigi dan rantai, memungkinkan Anda merakit robot yang bisa bergerak.

Salah satu aspek paling menarik dari Toy Block adalah kehadiran chip ARM Cortex-M3 dan sensor gyroscope. Berkatnya, sang robot ini bisa menjaga tubuhnya tetap berdiri, lalu strukturnya didesain supaya sanggup menopang bobot hingga tiga kilogram. Tentu saja Toy Block ditemani oleh aplikasi khusus. Dengannya, Anda dapat mengendalikan serta mengkonfigurasi gerakan robot.

Mainan ini rencananya akan dijual seharga ¥ 500 atau setara US$ 73, tersedia mulai tanggal 11 November di Tiongkok.

Mi Sports

Produksi headphone memang bukanlah hal baru bagi Xiaomi, namun Mi Sports merupakan headset Bluetooth pertama mereka. Xiaomi tetap berkiblat pada rancangan in-ear tradisional, menambahkan strukutur loop demi menjaganya agar tidak mudah jatuh. Mi Sports telah memperoleh sertifikasi PPX4, yang berarti tahan air dan keringat, dengan berat hanya 17,8-gram. Mirip Plantronics BackBeat Go, bagian in-ear kiri dan kanan tersambung oleh kabel.

Xiaomi Mi Sports

Headset terkoneksi ke smartphone via Bluetooth 4.1, proses pairing-nya diklaim hanya berlangsung tiga detik saja, dan user dapat menyambungkan Mi Sports ke dua perangkat sekaligus. Di dalam, ia ditenagai baterai 110mAh, menyajikan talk time selama tujuh jam dan standby 280 jam.

Produk dijajakan seharga ¥ 150 atau kira-kira US$ 22, baru bisa dibeli di China tanggal 11 November nanti.

Mi Portable Mouse

Seperti Mi Notebook yang menyerupai MacBook Air, rancangan Mi Portable Mouse juga tampaknya ‘terinspirasi’ dari Apple Magic Mouse 2, dapat Anda lihat dari tubuh melengkungnya. Bedanya, mouse Bluetooth ini mempunyai bagian tombol membundar dengan dimensi 110,2×57,2×23,6mm dan berat 77,5-gram. Aspek spesial dari Mi Portable Mouse adalah fitur dual-mode, di mana user bisa menyambungkannya ke dua PC berbeda.

Xiaomi Mi Portable Mouse

Mi Portable Mouse dapat bekerja secara wireless hingga jarak maksimal 10 meter dari PC, dan dijanjikan menyuguhkan keakuratan 95 persen berkat sistem ‘high-speed laser positioning‘. Periferal ini membutuhkan dua baterai AA sebagai sumber tenaganya, kompatibel ke sistem operasi Windows 7, 8 dan 10.

Harganya sangat murah, cuma ¥ 100 (kurang lebih US$ 15), lagi-lagi baru akan tersedia di Tiongkok pada tanggal 11 November.

Via BGR, Mashable, Mi.com, dan MIUI.com.

Master & Dynamic MW50 Adalah Wireless Headphone Berdesain Super-Premium

Di industri audio, Master & Dynamic boleh dibilang masih seumur jagung. Pun demikian, di usianya yang baru tiga tahun ini, reputasinya tergolong cukup baik di kalangan media maupun konsumen berkat sejumlah headphone dan earphone yang sama-sama berfokus pada keseimbangan desain, build quality dan tentu saja kualitas suaranya.

Tahun lalu, perusahaan yang bermarkas di kota New York ini memberanikan diri untuk terjun ke ranah wireless lewat model MW60 yang bertipe over-ear. Tahun ini, mereka sudah siap menawarkan opsi ekstra yaitu MW50 yang berjenis on-ear, yang tentu saja berdimensi lebih ringkas dan bobotnya cuma sepertiga MW60.

Bobot MW50 secara total cuma berkisar 240 gram. Gaya desainnya serupa dengan kakaknya yang berukuran lebih besar, demikian pula dengan pilihan material yang digunakan, yakni stainless steel, aluminium dan kulit asli. Tentu saja, karena bertipe on-ear, alias hanya menempel di telinga dan tidak membungkusnya, bentuk earcup-nya bisa lebih membulat ketimbang model over-ear.

Master & Dynamic MW50 tersedia dalam dua kombinasi warna: silver-coklat dan silver-hitam / Master & Dynamic
Master & Dynamic MW50 tersedia dalam dua kombinasi warna: silver-coklat dan silver-hitam / Master & Dynamic

Di balik masing-masing earcup-nya, bernaung driver 40 mm yang terbuat dari bahan beryllium, diklaim sanggup menyajikan suara yang warm (sedikit penekanan pada bass, tapi tidak serta-merta melupakan vokal dan treble). Tombol-tombol kontrolnya ditempatkan di earcup untuk memudahkan akses, sedangkan konektivitas Bluetooth 4.1 berarti ia bisa di-pair dengan dua perangkat sekaligus.

Master & Dynamic menyebut MW50 ideal untuk digunakan di saat bersantai, bekerja atau traveling. Baterainya diyakini bisa bertahan selama 16 jam nonstop dalam satu kali charge. Master & Dynamic tak lupa menyematkan mikrofon dual-array untuk sedikit membantu memblokir suara luar yang mengganggu.

Masuk dalam kategori headphone premium, Master & Dynamic MW50 dijajakan seharga $449. Di rentang harga ini, sebenarnya masih ada banyak alternatif yang tak kalah menarik dari nama-nama yang lebih terkenal, sebut saja Sennheiser, Bose atau Sony.

Sumber: Engadget dan Master & Dynamic.

Gaming Sampai Audiophile ‘Pemula’, Sennheiser Punya Headset yang Tepat Untuk Anda

Mampu memengaruhi manusia memaknai lingkungan di sekitarnya, bagi Sennheiser, suara memainkan peranan penting di berbagai konten hiburan. Sang spesialis audio asal Jerman itu tanpa lelah memperluas jajaran produk, menawarkannya ke lebih banyak segmen konsumen. Dan di triwulan terakhir tahun ini, Sennheiser membawa banyak sekali headphone baru ke Indonesia.

Sennheiser 2016 6

Hal paling menarik di event peluncuran pada tanggal 20 Oktober kemarin ialah, produk-produk di sana bukanlah hidangan eksklusif audiophile. Lalu siapa target pasarnya? Perangkat-perangkat ini ditujukan untuk pecinta musik casual, gamer, dan seperti kata marketing manager Wee Hong, konsumen yang ingin mencoba jadi audiophile tanpa perlu ‘membakar isi kantong’. Headphone-headphone tersebut terdiri atas varian HD 500 Series, HD 2 serta HD 4 yang stylish, headset gaming serta terdapat pula sepasang amplifier.

Sennheiser 2016 9

 

HD 2 Series

Sennheiser 2016 2

Terdiri dari tiga model, yaitu HD 2.10, HD 2.20s dan HD 2.30 i/G, penampilan anggota keluarga HD 2 Series memang berbeda, tapi masih mempunyai benang merah di sisi desain: stylish, ramping, dan foldable. Masing-masing punya karakteristik berbeda: HD 2.10 lebih all-rounder, menjanjikan proyeksi dan respons suara stereo dinamis; HD 2.20s fokus pada vokal dan soundstage tanpa mengorbankan bass; lalu HD 2.30 i/G merupakan varian paling seimbang dan mumpuni di antara ketiga HD 2 Series.

Sennheiser 2016 10

 

HD 4 Series

Masih tetap mengusung struktur foldable, HD 4.20s dan HD 4.30 i/G mempunyai earcup lebih besar, berperan sebagai pembaruan dari HD 461 dan HD 471. Di keluarga 4 Series, HD 4.20s memberikan Anda output seimbang, respons akustik detail serta bass bertenaga. Soundstage HD 4.30 i/G sendiri diklaim ‘lebih hidup’, suara akustiknya bersih dipadu bass ‘dinamis yang kaya’. Sennheiser meng-upgrade beberapa aspek seperti mengganti komposisi material sehingga lebih kuat, juga membubuhkan bantalan yang lebih empuk.

Sennheiser 2016 1

Wee Hong bilang, kehadiran HD 2 dan 4 Series membuat pengalaman mendengarkan musik di perjalanan berubah dari ‘good to go’ menjadi ‘great to go’.

Sennheiser 2016 5

 

HD 500 Series

Keluarga HD 500 Series menjadi primadona di acara kali ini, diramu untuk menghidangkan home entertainment jempolan dan terbaik di kelasnya. Sang marketing manager bilang, headphone-headphone ini sangat pas buat audiophile pemula. Penampilan mereka hampir serupa, perbedaanya hanya terletak pada komposisi warna.

Sennheiser 2016 11

HD 559

Diracik untuk ‘membuka potensi’ home audio, karakter suaranya hangat dengan nada menengah dan tinggi yang jernih. Kapabilitas bass-nya lebih kuat dibandingkan saudara-saudarinya, ditopang transducer 38mm 50-ohm, memanfaatkan desain open around ear. Earpad lembutnya dapat Anda ganti.

HD 569

Sennheiser 2016 16

Rupa dan pemilihan warnanya hampir mirip HD 559, termasuk kehadiran kabel dettachable sepanjang 3m (ada bonus kabel lebih pendek dengan colokan 3,5mm juga) dengan jack 6,3mm, bass ialah spesialisasi HD 569: jangkauannya tinggi, jernih, dentumannya menonjol, lalu headphone mampu memisahkan suara vokal dan bass secara optimal.

HD 579

Sennheiser 2016 15

Warna keperakan HD 579 mewakilkan sejumlah kapabilitas premium. Ditopang driver besutan Sennheiser sendiri, headphone mampu menghasilkan audio seimbang di mana nada mengenah dan tinggi terdengar sangat detail. Bass-nya juga tidak berlebihan, terasa halus karena sengaja dikontrol secara optimal. Oh, HD 579 juga sudah dibekali kemampuan soundstage 3D.

HD 599

Sennheiser 2016 14

Namun untuk menikmati musik-musik binaural recording secara memuaskan, saya pribadi sangat merekomendasikan HD 599. Performa open headset ini dalam menyajikan audio tiga dimensi tak kalah jempolan dari produk-produk yang lebih mahal. Kemampuannya mensimulasikan jarak antara telinga dengan sumber suara sangat luar biasa.

 

Gaming

Enggannya Sennheiser berkompromi pada mutu menjadi penghalang bagi gamer untuk meminang headset-headset terdahulu. Namun belakangan, mereka mulai mengubah strategi. GSP 300, sebuah headphone gaming terjangkau diperkenalkan bersama sepasang amplifier – GSX 1000 dan GSX 1200 Pro – di Gamescom 2016. Dan baru di bulan ini, GSP 350 menyusul, dipersenjatai audio surround 7.1. Anda tidak mau yang standar? Jangan cemas, Sennheiser turut membawa PC 373D ke tanah air.

GSP 300 & 350

Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, perbedaan penampilan pada kedua headphone ini hanya terletak pada warna bantalan. GSP 300 mempunyai padding biru, dan GSP 350 warna merah. Sennheiser menjelaskan bahwa GSP 300 lebih pas dipergunakan oleh penikmat game di console karena hanya di PC kemampuan channel 7.1 milik GSP 350 bisa diakses. Keduanya dibekali boom mic ber-noise cancelling, sudah lulus uji ketahanan, dan Sennheiser berani memberikan garansi internasional selama dua tahun.

Sennheiser 2016 18

Sennheiser 2016 19

PC 373D

Meski sama-sama menyimpan teknologi Dobly 7.1 Surround Sound seperti GSP 350, PC 373D berada beberapa tingkatan di atasnya. Rancangannya premium dengan bantalan beludru mewah, diklaim sangat nyaman dipakai di waktu lama. Output suara dapat Anda konfigurasi lewat software, lalu Sennheiser tidak lupa mencantumkan teknologi noise-cancelling level profesional di mic-nya.

Sennheiser 2016 17

Sennheiser 2016 12

GSX 1000 & 1200 Pro

Via kedua amplifier ini, Anda bisa merasakan audio binaural serta ditawarkan keleluasaan pengaturan equalizier. Tak cuma game, GSX 1000 dan 1200 Pro dapat pula digunakan untuk mendongkrak kualitas penyajian musik sampai film. Anda bahkan dipersilakan mengatur volume sidetone (memungkinkan kita mendengar suara sendiri).

Sennheiser 2016 21

Sennheiser 2016 20

Daftar harga masing-masing produk bisa Anda lihat di bawah:

  • HD 2.10 – Rp 900 ribu
  • HD 22.0s – Rp 1,33 juta
  • HD 2.30 i/G – Rp 1,66 juta
  • HD 4.20s – Rp 1,49 juta
  • HD 4.30 i/G – Rp 1,82 juta
  • HD 569 – Rp 3 juta
  • HD 579 – Rp 3,4 juta
  • HD 599 – Rp 4,2 juta
  • GSP 300 – Rp 1,66 juta
  • GSP 350 – Rp 2,3 juta
  • PC 373D – Rp 4,95 juta
  • GSX 1000 – Rp 3,78 juta
  • GSX 1200 Pro – Rp 4,2 juta

Sennheiser 2016 3

Sennheiser 2016 8

Sennheiser 2016 4

Plantronics BackBeat Pro 2 Suguhkan Active Noise-Cancelling Selama 24 Jam Nonstop

Dalam dunia teknologi, seringkali inovasi harus dibayar dengan konsekuensi tertentu. Yang paling gampang, smartphone tentu saja tidak bisa bersaing soal daya tahan baterai dengan feature phone. Beralih ke ranah audio, headphone Bluetooth yang menawarkan fitur noise-cancellation umumnya juga harus mengorbankan ketahanan baterai.

Akan tetapi dilema tersebut tidak berlaku untuk headphone terbaru Plantronics. Dijuluki BackBeat Pro 2, headphone wireless ini menawarkan keseimbangan antara fitur dan harga yang akan sangat memikat di mata (dan telinga) konsumen.

Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics
Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics

Yang paling utama adalah fitur active noise-cancelling bersifat on-demand. Sesuai makna harfiahnya, on-demand berarti pengguna bisa mengaktifkannya kapan saja dibutuhkan. Ketika sedang menunggu kereta di stasiun, aktifkan fitur tersebut untuk meredam hampir semua suara luar yang mengganggu; sebaliknya, ketika ada pengumuman, pengguna bisa mengaktifkan mode open-listening untuk mendengarkannya tanpa perlu melepas headphone.

Seandainya headphone benar-benar perlu dilepas, BackBeat Pro 2 akan otomatis menghentikan lagu yang diputar, lalu memutarnya kembali ketika headphone dikenakan. Jangkauan koneksi Bluetooth-nya sendiri diklaim bisa mencapai 100 meter, dan ia bisa dipakai untuk menerima panggilan telepon.

Tentu saja hal lain yang menjadi pembeda utama BackBeat Pro 2 dari headphone sekelas di pasaran adalah daya tahan baterai selama 24 jam nonstop dalam satu kali charge. Lupa mematikan headphone? Jangan khawatir, sebab Plantronics telah menyematkan sistem hibernasi yang akan aktif secara otomatis dan memperpanjang daya baterai sampai 6 bulan lamanya.

Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics
Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics

Semua ini dikemas dalam ukuran sepertiga lebih ringkas ketimbang generasi sebelumnya. Bobotnya bahkan menurun 15 persen, menjadikannya lebih nyaman dikenakan dalam durasi yang lama, apalagi mengingat headband-nya telah didesain supaya bisa mendistribusikan berat secara merata di sekujur kepala pengguna.

Plantronics BackBeat Pro 2 rencananya akan dipasarkan segera seharga $200 – banderol yang amat kompetitif jika mempertimbangkan semua fiturnya. Tersedia pula varian BackBeat Pro 2 SE yang punya tampilan lebih premium dan dibekali NFC seharga $250.

Sumber: Plantronics.

Simpan Teknologi Akustik High-End, Sennheiser GSP 350 Siap Jadi Teman Setia Gamer

Butuh lebih dari dua dekade bagi Sennheiser buat memperkenalkan open headphone pertama mereka sejak didirikan beberapa minggu seusai Perang Dunia kedua. Puluhan tahun setelahnya, perusahaan Jerman spesialis produk audio hi-fidelity ini terus beradaptasi mengikuti perkembangan tren di ranah itu. Dan belakangan, gaming menjadi salah satu perhatian mereka.

Di acara Gamescom 2016 bulan Agustus silam, Sennheiser menyingkap sebuah headphone dan dua amplifier baru yang mereka racik khusus buat para gamer profesional. Sepertinya ekspansi sang produsen di tahun ini tidak berhenti sampai di sana karena belum lama Sennheiser mengumumkan headset GSP 350, yaitu versi lebih premium dari GSP 300. Senjata andalan mereka kali ini adalah teknologi akustik high-end dan sistem surround sound 7.1.

Sennheiser GSP 350 1

Dari sisi penampilan, GSP 350 hampir identik dengan GSP 300 – desainnya terinspirasi dari headset penerbang. Perangkat tersebut mudah disesuaikan ke telinga, seperti apapun bentuk kepala Anda. Sennheiser mengerti gamer mudah terbawa suasana dan sering kali ’emosional’. Oleh karena itu, headphone dibuat dari bahan yang kuat serta telah lulus uji ekstensif. Sennheiser juga memberikan garansi internasional selama dua tahun. Perbedaan utama dari GSP 300 hanya penggunaan warna merah – bukan biru – di sisi dalam tubuh hitamnya.

Headphone dilengkapi bantalan telinga ergonomis dengan memory foam. Fungsi utamanya tentu saja adalah untuk memastikan Anda mendapatkan kenyamanan maksimal saat harus ber-gaming di waktu lama. Kegunaan kedua dari bahan ini ialah sebagai sistem noise cancelling pasif.

Sennheiser GSP 350 2

Selain itu, GSP 350 turut dibekali Surround Dongle, dan di dalamnya-lah Sennheiser menyematkan teknologi akustik. Dongle berperan sebagai ‘jembatan’ antara headphone dan PC, tersambung via colokan audio dan USB. Dengannya, Anda bisa mengkatifkan mode stereo atau Dolby 7.1 Surround Sound. GSP 350 turut ditopang software yang memungkinkan Anda mengustomisasi setting sesuai game dan memilih preset equalizer: netral/normal, gaming, eSport, dan mode premium untuk menikmati musik.

Buat fungsi komunikasi, Sennheiser membubuhkan microphone noice-cancelling, mampu menyingkirkan gangguan suara-suara eksternal. Kemudian, ‘lengan’ mic boom pendek di sana dimaksudkan untuk meminimalisir suara nafas, sehingga obrolan jarak jauh bersama kawan jadi lebih jelas. Fungsi mute bisa diaktifkan cukup dengan mengangkat microphone ke atas.

Sennheiser GSP 350 3

Perlu Anda ketahui, Sennheiser GSP 350 kompatibel ke platform gaming berbeda, namun fitur Dolby 7.1 Surround Sound hanya bisa diakses dari PC. Sang produsen belum memberi tahu kapan GSP 350 akan meluncur, tapi mereka sudah menginformasikan harganya, yaitu US$ 140.

Sumber: Sennheiser.

Rayakan Ultah ke-50, Bowers & Wilkins Luncurkan Headphone Terbaiknya, P9 Signature

50 tahun berkiprah di industri audio, nama Bowers & Wilkins begitu dipandang di kalangan audiophile. Sebagai bentuk apresiasi terhadap para fans loyalnya, pabrikan asal Inggris tersebut merilis sebuah headphone flagship bertajuk P9 Signature.

Gampangnya, ini merupakan headphone terbaik yang pernah B&W ciptakan. Desainnya terasa begitu mewah, dengan balutan material kulit asli di sekujur tubuhnya, dari headband hingga ke bantalan telinga yang tebal dan terlihat begitu empuk – bahkan carrying case-nya pun memakai material Alcantara asli buatan Itali.

P9 Signature bisa dilipat untuk disimpan ke dalam carrying case mewahnya / Bowers & Wilkins
P9 Signature bisa dilipat untuk disimpan ke dalam carrying case mewahnya / Bowers & Wilkins

Namun kemewahan dan kenyamanan tentunya baru sebagian cerita dari sebuah headphone. Kualitas suara tetap merupakan aspek utama yang patut dipertimbangkan. Well, dalam kasus P9 Signature, B&W telah menerapkan sejumlah inovasi untuk memastikan reproduksi suara seakurat dan sedetail mungkin.

Pertama, headband-nya merupakan komponen yang terpisah dari earcup. Hal ini berarti distorsi akibat getaran headband akan lebih diminimalkan sehingga suara bisa terdengar lebih jernih. Kedua, masing-masing earcup-nya dibentuk dengan desain akustik yang pas memakai material komposit dan aluminium sehingga kinerja driver bisa lebih efisien.

Bantalan telinga P9 Signature sangat tebal dan terlihat amat empuk / Bowers & Wilkins
Bantalan telinga P9 Signature sangat tebal dan terlihat amat empuk / Bowers & Wilkins

Bicara soal driver, sepasang unit berukuran 40 mm-nya diposisikan agak miring. Hal ini menimbulkan kesan bahwa suara datang dari depan pengguna ketimbang dari samping, seperti yang umum dijumpai pada headphone lain. Spesifikasinya sendiri cukup wah, dengan respon frekuensi 2 – 30.000 Hz.

Bowers & Wilkins P9 Signature akan dipasarkan segera dengan banderol $900. Awal tahun depan, paket penjualannya akan mencakup kabel Lightning untuk digunakan bersama iPhone 7, dan B&W berjanji untuk memberikannya secara cuma-cuma bagi yang sudah terlanjur membeli dalam waktu dekat ini.

Sumber: TechRadar dan Bowers & Wilkins.

Razer Siap Melepas Dua Headphone Kraken Baru

Mengusung nama monster laut, ada tiga aspek yang jadi fokus penyajian headphone Razer Kraken: dibuat agar nyaman dikenakan, menggunakan earcup foldable sehingga ringkas, serta dibekali driver neodymium berukuran besar demi menyuguhkan audio bertenaga. Dan di bulan September ini, Razer siap melepas dua ‘ekor’ Kraken baru untuk memperkuat lineup produknya.

Lewat situs mereka, sang spesialis gaming gear Amerika itu memperkenalkan Kraken 7.1 V2 dan Kraken Pro V2. Keduanya kembali menjanjikan kenyamanan pemakaian dan daya tahan tinggi seperti varian terdahulu, namun Razer tak lupa membubuhkan beragam penyempurnaan – baik pada desain maupun performa penyajian suara. Dan tak hanya mendukung user PC dan Mac, headphone juga diracik agar kompatibel ke console PlayStation 4 dan Xbox One.

Razer Kraken 7.1 V2 1

Dari perspektif penampilan, Razer Kraken 7.1 V2 dan Kraken Pro V2 mempunyai wujud hampir identik. Berdasarkan info spesifikasi dan gambar yang ditampilkan sang produsen, perbedaan paling mencolok adalah kehadiran sistem lighting Chroma pada logo Razer khusus di varian 7.1 V2.

Razer Kraken Pro V2 1

Kedua headphone memanfaatkan headband ber-frame bauxite aluminium unibody, dimaksudkan untuk mengurangi bobotnya. Bantalan dibuat lebih besar, lebih empuk, dan lebih efektif dalam menyegel suara dan memblokir bunyi-bunyian eksternal. Menariknya lagi, Razer mulai memerhatikan para gamer berkacamata: bantalan tersebut memiliki ‘special inmold channels‘, fungsinya ialah mengurangi tekanan di kepala akibat memakai kacamata.

Razer Kraken 7.1 V2 2

Kedua headphone memperoleh upgrade driver, kali ini berukuran 50-milimeter (Kraken Pro biasa ditenagai driver 40mm), diklaim telah diramu agar menyajikan keseimbangan terbaik antara kapabilitas output audio game serta fungsi komunikasi. Artinya, suara derap kaki lawan yang berusaha menyergap Anda terdengar sama jelasnya dengan jeritan minta bantuan dari rekan satu tim.

Razer Kraken Pro V2

Mengulik lebih jauh, tentu saja ada perbedaan signifikan antara Kraken 7.1 V2 dan Pro V2. Seperti namanya, Kraken 7.1 V2 ditopang audio surround virtual di channel 7.1, dengan satu syarat: Anda harus menginstal software Razer Synapse, cuma tersedia di PC dan Mac. Kraken 7.1 V2 tersambung via USB dan didukung teknologi active noise cancellation; sedangkan Pro V2 dibekali connector 3,5-milimeter, jenis audio stereo, dan sistem noise cancelling pasif. Razer menyematkan mic BOOM unidirectional ECM di kedua produk, mampu merespons suara dari 100Hz sampai 10kHz.

Razer Kraken Pro V2 sudah bisa Anda pesan sekarang, dibanderol seharga US$ 80, lalu Kraken 7.1 V2 sendiri dijajakan di harga US$ 100. Kedua produk akan mulai tersedia di bulan Oktober.

Sumber: RazerZone.

[Review] Sennheiser HD 451, Tampilan Menarik dengan Suara Khas Sennheiser

Sennheiser HD 451 bisa jadi bukan headphone yang bisa memenuhi semua minat penyuka audio, bukan pula tipe headphone closed over ear Sennheiser yang tercantik. Namun headphone ini memiliki beberapa keunggulan.

Saya berkesempatan untuk mencobanya untuk beberapa waktu dan artikel ini adalah kesan dari pengalaman penggunaan saya tersebut. Mari kita simak.*)

Sennheiser HD 451 hadir dengan desain pad ouval
Sennheiser HD 451 hadir dengan desain pad ouval

Desain

Yang terlintas pertama kali di benak saya ketika menerima perangkat ini adalah modelnya. Mengingatkan saya pada headphone Sennheiser kelas atas yang pernah saya coba di salah satu acara yang digelar sound forum yang digelar Sennheiser beberapa waktu lalu. Bentuk earcup yang ouval (tidak bulat) mengingatkan pada Sennheiser HD 600 atau HD 800 S, meski dari sisi tampilan luarnya berbeda dan detailnya pun berbeda.

Bagian desain lain yang tampak keren dari headphone ini adalah elemen garis serta warna biru yang menjadi pemanis dari warna utama, hitam, yang hadir di keseluruhan headphone.

Bagian samping earcup dengan elemen warna biru
Bagian samping earcup dengan elemen warna biru

Saat memegang HD 541, memang ada sedikit perasaan kecewa karena hampir semua bahan yang ada terbuat dari plastik, berbeda dengan Sennheiser HD 429 yang ada elemen seperti karet yang membalut bagian luar earpad.

Meski demikian, bahan all plastic ini sedikit terbayar dengan fasilitas earcup yang bisa menyesuaikan bentuk tulang bagian pinggir telinga Anda. Anda bisa ‘menggoyangkan’ untuk membuatnya pas di sekitar telinga Anda.

Anda bisa mengatur untuk membuat pas earcup saat digunakan
Earcup bisa menyesuaikan bentuk sekitar telinga Anda

Dari sisi desain memang tidak banyak yang bisa dibahas selain dari model dari HD 451 yang cukup modern dan menarik untuk dilihat. Satu kelebihan lain adalah busa earpad yang tidak menggunakan bahan serupa leather. Meski bisa jadi ini faktor selera, tetapi saya sendiri lebih menyukai yang bahan seperti ini karena lebih tidak mudah sobek, selain itu earcup tidak akan memiliki bekas keringat. Bahan busa/kain juga terasa lebih nyaman di kulit.

Busa penahan juga tersedia di gagang headphone untuk menahan kepala bagian atas agar tidak langsung bersinggungan dengan gagang headphone.

HD 451 adalah headphone closed over ear, yang artinya akan menutup telinga secara penuh. Suara, baik dari dalam dan luar, akan terisolasi.

Tampilan kabel dan jack HD 451
Tampilan kabel dan jack plug HD 451

Kebel yang ada tidak bisa dilepas (berbeda dengan beberapa jenis headphone lain, misalnya Goldring DR50). Kabel yang tersedia tidak terlalu panjang kurang lebih 1.2 m dengan ujung jack plug 35mm yang bisa Anda colokan langsung ke smartphone, laptop atau pemutar audio Anda.

Bentuk ujung jack plug yang tidak lurus memang berbeda dengan selera saya. Meski demikian untuk penggunaan tertentu, ujung seperti ini terkadang lebih praktis dari yang lurus. Namun, karena saya biasanya menggunakan iPod dan laptop untuk mendengarkan audio, maka ujung bengkok seperti ini terkadang agak kurang nyaman.

Pengalaman menggunakan

Dari situs resmi disebutkan bahwa headphone ini telah dioptimasi untuk perangkat portable audio seperti MP3 atau CD player serta perangkat iOS dan smartphone. Hal ini cukup pas dengan cara saya menggunakan karena saya mendengarkan musik dengan HD 451 dengan aplikasi Spotify (baik di iPod/smartphone dan laptop) dengan kualitas lagu yang paling tinggi yang disediakan Spotify.

Saya juga menggunakan amplifier portable FiiO Fujiyama untuk menambah power dari suara yang dihasilkan player.

Tampilan HD 541 serta amplifier portable dari Fiio
Tampilan HD 541 serta amplifier portable dari FiiO

Pengalaman yang paling saya ingat saat menggunakan headphone ini untuk mendengarkan musik favorit adalah suara bass yang cukup terasa (khas Sennheiser), setidaknya jauh lebih terasa dari HD 429 yang memang memiliki tagline smooth bass.

Untuk elemen hasil suara lain memang tidak ada yang istimewa, namun bukan berarti jelek. Cukup cocok untuk pemakaian sehari-hari bagi mereka yang suka dengan musik yang perlu menampilkan bass secara menonjol.

Hal lain selain bass yang cukup memberikan impresi baik dari HD 451 satu adalah noice cancelling yang dihadirkan. Saya menggunakan headphone di kantor jadi fitur ini cukup menyenangkan karena bisa fokus dan mengisolasi suara dari luar dengan cukup baik.

Tampilan logo di Sennheiser HD 451
Tampilan logo di Sennheiser HD 451

Untuk harga yang ditawarkan oleh headphone ini, meski tidak terlalu murah, masih cocok untuk entry level.

Kalimat saya di atas ini memang membuka diskusi yang lebih luas. Tentu saja dengan harga jual yang serupa dengan HD 451 masih ada beberapa pilihan headphone yang bisa jadi lebih bagus atau lebih sesuai dengan selera musik yang Anda cari. Misalnya saja Goldring DR50 (meski ini masuk kategori headphone jadul) yang saya sebut di atas lebih memberikan kepuasan bagi selera musik saya, meski bass-nya kurang namun clearness dari audio lebih baik dari HD 451, harga yang ditawarkan juga jauh lebih murah.

Headphone lain yang sempat saya miliki dari brand Audio-Technica (maaf saya lupa model persisnya karena sudah saya berikan ke rekan) juga menghasilkan suara yang tidak jauh berbeda dengan harga setengah dari HD 451.

Beberapa pilihan headphone dari Sennheiser sendiri juga bisa jadi lebih kompetitif dari segi harga dan kualitas suara. Namun, seperti yang saya ulas di atas, model atau desain tampilan luar dari headphone ini, kualitas suara yang cukup baik serta busa pad yang nyaman adalah beberapa kelebihan yang bisa Anda miliki saat menggunakan HD 451.

Bisa jadi headpohone ini juga diperuntukkan bagi mereka penggemar Sennheiser yang ingin memiliki headphone tertutup over the ear yang hadir dengan desain modern dengan busa pad yang bukan dari bahan kulit imitasi.

Tampilan earcup Sennheiser HD 451
Tampilan earcup Sennheiser HD 451

Untuk siapa HD 451?

Anda penggemar headphone Sennheiser yang telah paham karakter brand ini terutama dari sisi bass. Headphone ini juga cocok bagi Anda yang memiliki perhatian pada tampilan desain tampak luar (bukan bahan) atas headphone yang digunakan. Anda penikmat headphone yang lebih suka bantalan pad dari kain dan bukan bahan kulit (imitasi) juga bisa memilih headphone ini.

Sennheiser HD 451 dijual, salah satunya, lewat Blibli.com dengan harga RP948.000.

*) Tentu saja selain masalah selera, mencoba headphone akan berpengaruh pada banyak faktor. Tidak hanya alat pemutar lagu, lama burn in, dukungan impedance dari perangkat pemutar lagu, perangkat tambahan seperti DAC atau amplifier sampai dengan file lagu yang digunakan untuk melakukan uji. Saya sendiri, seperti yang dituliskan di artikel, menggunakan alat pemutar musik ipod dan perangkat laptop dengan musik yang didengarkan dari Spotify (premium) dengan pengaturan lagu paling maksimal. Beberapa kali juga saya menggunakan amplifier portable sebagai alat tambahan untuk mendengarkan musik.

Dibekali Integrasi Spotify, Headphone Muzik One Juga Bisa Mengontrol Perangkat Smart Home

Entah sampai kapan hal ini akan dibahas, tapi yang pasti absennya jack headphone pada iPhone 7 akan memicu kemunculan deretan headphone wireless ke depannya. Salah satu yang cukup layak disorot adalah Muzik One – ya, namanya memang aneh, tapi tunggu sampai Anda memahami semua fiturnya.

Sebelum itu, mari membahas soal desainnya. Sepintas Muzik One terlihat tak jauh berbeda dari headphone nirkabel lain. Kerangkanya terbuat dari aluminium, sedangkan bantalannya yang empuk dibalut oleh material kulit premium. Akan tetapi yang menarik, earcup-nya bisa dilepas-pasang dengan mudah secara magnetik dan diganti dengan ukuran yang berbeda. On-ear atau over-ear, Anda hanya perlu satu headphone saja.

Di dalamnya bernaung sepasang driver 40 mm dengan respon frekuensi 20 – 22.000 Hz, plus sepasang mikrofon untuk menerima panggilan telepon atau mengakses fitur perintah suara. Koneksinya mengandalkan Bluetooth, tapi pengguna juga bisa memasangkan kabel audio 3,5 mm standar apabila smartphone yang digunakan bukan iPhone 7 atau Moto Z.

Muzik One dilengkapi empat tombol kapasitif yang bisa diprogram sesuai kebutuhan / Muzik
Muzik One dilengkapi empat tombol kapasitif yang bisa diprogram sesuai kebutuhan / Muzik

Namun yang sangat menarik dari Muzik One adalah bagaimana pengembangnya telah mengintegrasikan layanan macam Spotify dan Twitter, serta menyematkan cara berinteraksi yang inovatif. Di satu sisi earcup-nya, terdapat empat tombol kapasitif yang bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan.

Saat tombol kapasitif dan integrasi Spotify tadi dipadukan, pengguna pada dasarnya bisa memutar playlist favoritnya di layanan streaming tersebut hanya dengan meletakkan jarinya di atas sebuah tombol. Asalkan headphone sudah tersambung dengan smartphone dan pengguna sudah menyesuaikan pengaturan di aplikasi pendampingnya, selanjutnya smartphone tinggal diselipkan ke dalam kantong dan tak perlu diutik lagi.

Paket penjualan Muzik One sangat lengkap, mencakup dua pasang bantalan earcup berbeda ukuran / Muzik
Paket penjualan Muzik One sangat lengkap, mencakup dua pasang bantalan earcup berbeda ukuran / Muzik

Sisa tiga tombol bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti misalnya membagikan lagu yang diputar ke Twitter dengan hashtag #NowPlaying. Tombol lainnya bisa dipakai untuk mengecek sisa baterai atau mengecek judul lagu yang tengah diputar. Dan yang paling menarik, sisa tombol terakhir bisa digunakan untuk mengontrol perangkat smart home dengan bantuan resep IFTTT.

Tertarik? Anda harus menunggu paling tidak sampai bulan Oktober dimana Muzik One akan dipasarkan seharga $300. Paket penjualannya tergolong cukup lengkap, sedangkan baterainya bisa bertahan selama 15 jam dalam satu kali charge.

Sumber: PR Newswire.